Dosen :
Abdullah Saimima, S.PI., M.Si
Di Susun Oleh :
KELOMPOK 6
- KARINA LAMAIDI
- FAUZIAH IDRIS
- SITI HASANA IBRAHIM
- WANA ADJIS
- HAIRUNNISA BURHAN
- RISKA
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………... 2
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mikroorganisame atau Mikroba ……………………………………………. 3
2.2 Mikroorganisme dalam Makanan …………………………………………... 3
2.3 Jenis – Jenis Mikroorganisme ……………………………….……………… 7
2.4 Peran Mikroorganisme dalam Makanan ……………………………….…… 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat
kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme
disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel
tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler) . Namun, beberapa
protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa
spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga termasuk ke dalam
mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler. Ilmu yang mempelajari
mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang bekerja di bidang ini
disebut mikrobiolog. Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua
prokariota, protista, dan alga renik. Fungi, terutama yang berukuran kecil dan
tidak membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya, meskipun
banyak yang tidak menyepakatinya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa
yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme sangat kecil
yang dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium
dan mampu memperbanyak diri secara mitosis. Mikroorganisme berbeda
dengan sel makrooganisme.
Pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi maupun
bahan jadi bertujuan selain untuk memperpanjang umur simpan juga
menambah nilai ekonomis bahan serta menjaga kandungan nutrisi yang
terkandung didalamnya. Terdapat banyak jenis teknik pengolahan pangan
yang dapat diterapkan, misalnya pengolahan pada suhu lingkungan,
pengolahan dengan menggunakan panas dan pengolahan dengan
penghilangan panas. Mikroorganisme memiliki peran penting dalam
prosesnya, baik yang sifatnya dapat menambah mutu produk pangan
hingga yang bersifat patogen. Terdapat beberapa jenis mikroorganisme
khususnya dalam produk olahan suhu tinggi, olahan suhu rendah dan olahan
fermentasi. Secara garis besar, mikroorganisme ini dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu bakteri dan spora. Spora memiliki ketahanan yang lebih besar
daripada bakteri. Clostridium botulinum dan Bacillus cereus merupakan
1
mikroorganisme yang dijumpai pada ketiga jenis pengolahan yang dipilih.
Melalui prosedur cara pengolahan yang baik sesuai standar HACCP akan
dapat mengurangi terjadinya cemaran mikroorganisme patogen dan
tercapainya keamanan pangan.
Kata Kunci: mikroorganisme, fermentasi, suhu tinggi, suhu rendah.
1.3 Tujuan
Unutk mengetahui pengertian Microorganisame, jenis – jenis Mikroorganisme
dalam Makanan, serta peran Mikroorganisme dalam makanan ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Keamanan pangan merupakan fokus utama di dalam mikrobiologi
pangan. Bakteri, virus, dan mikroorganisme lainya menghasilkan toksin yang
mengkontaminasi makanan. Namun beberapa mikroorganisme
(seperti bacteriocin) juga dipakai untuk meningkatkan keamanan pangan
dengan melawan toksin tersebut. Bacteriocin yang telah dimurnikan
seperti nisin bisa diaplikasikan secara langsung ke produk
pangan. Bakteriofag juga dipakai dalam bidang keamanan pangan karena
virus ini mampu membunuh bakteri patogen. Beberapa tahap penyiapan
bahan pangan, seperti mengukus, merebus, dan menggoreng dapat
mengeliminasi sebagian besar bakteri dan virus. Namun toksin yang telah
dihasilkan mungkin tidak bisa diurai dengan panas sehingga beberapa tetap
tertinggal di dalam bahan pangan.
Fermentasi
Fermentasi merupakan sebuah proses dimana mikroorganisme digunakan
untuk mengubah sumber nutrisi pada bahan pangan sehingga memiliki
karakterisitik yang berbeda dengan bahan asalnya.
Ragi telah digunakan sejak lama untuk mengembangkan roti, membuat bir,
dan membuat minuman anggur. Bakteri asam laktat digunakan untuk
membuat yoghurt, keju, dan acar.
Fermentasi menghasilkan karakteristik bahan pangan yang tidak mudah
dihinggapi oleh mikroorganisme yang mampu merusak bahan pangan atau
disebut bakteri patogen. Hal tersebut karena proses fermentasi menghasilkan
kondisi makanan yang tidak sesuai untuk pertumbuhan bakteri patogen,
seperti perubahan tingkat keasaman, kadar gula, kadar garam, dan
sebagainya. Fermentasi juga membuat beberapa bahan pangan menjadi lebih
mudah dicerna manusia, seperti tempe.
Biopolimer mikrobial
Alginat
4
Alginat digunakan sebagai bahan pengental (thickening agent). Alginat
diproduksi dari alga coklat seperti Laminaria hyperborea dan Laminaria
japonica. Disebut biopolimer mikrobial karena alga merupakan eukariot yang
tidak termasuk ke dalam kingdom animalia maupun plantae.
Selulosa
Selulosa merupakan polisakarida sederhana yang terdiri dari satu jenis gula,
yaitu glukosa, dan tersusun secara linear dihubungkan dengan sambungan ß-
1,4. Meski tersusun dari satu jenis gula, tetapi mekanisme biosintesisnya oleh
makhluk hidup cukup kompleks. Tumbuhan bukanlah satu-satunya makhluk
hidup yang bisa menghasilkan selulosa. Nata de Coco merupakan salah satu
contoh selulosa yang bisa dimakan, yang dihasilkan dari proses mikrob.
Patogen makanan
Virus perut
Parasit protozoa
Mycotoksin
5
dikontaminasi jamur penghasil mycotoksin yaitu serealia
(barley, gandum, jagung, rye), kopi, produk susu, buah-buahan, kacang-
kacangan, dan rempah-rempah.
Vibrio
Staphylococcus aureus
Campylobacter
Listeria monocytogenes
Salmonella
Shigella
Escherichia coli
Clostridium botulinum
Bacillus cereus
6
Reaksi berantai polimerase (PCR) adalah metode cepat dan murah untuk
menghasilkan jumlah salinan fragmen DNA pada pita tertentu. Atas alasan
itu, para ilmuwan menggunakan tes PCR untuk mendeteksi berbagai jenis
virus atau bakteri, seperti HIV dan antraks berdasarkan pada pola DNA.
Berbagai perangkat tersedia secara komersial untuk membantu ekstraksi asam
nukleat patogen makanan,[9] deteksi PCR, dan diferensiasi. Deteksi untai
bakteri dalam produk makanan sangat penting bagi semua orang di dunia,
karena membantu pencegahan terjadinya penyakit yang ditularkan melalui
makanan. Oleh karena itu, tes PCR diakui sebagai detektor DNA untuk
memperkuat dan melacak keberedaan untaian patogen dalam makanan olahan
yang berbeda.
7
Streptococcus thermophilus adalah bakteri yang disebut sebagai
bakteri asam laktat. Streptococcus thermophilus digunakan untuk
pembuatan keju, yoghurt, dan produk olahan susu lainnya.
Acetobacter
Acetobacter adalah bakteri gram negatif yang dikenal sebagai asam
asetat atau cuka. Acetobacter digunakan dalam berbagai jenis makanan
dari mulai pembuatan berbagai cuka, pengasaman dan pengawetan
makanan, hingga pembuatan nata de coco.
Aspergillus
Selain bakteri, ada pula jamur (fungi) yang termasuk dalam
mikroorganisme. Spesies Aspergillus oryzae dikenal juga sebagai koji
mold, digunakan dalam proses hidrolisis (saccarify) beras, ubi, dan
barley. Jamur ini juga digunakan dalam pembuatan minuman
beralkohol seperti sake dan shochu.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Mikrobiologi pangan adalah studi terhadap mikroorganisme yang mendiami,
membuat, hingga yang merusak makanan. Probiotik yang merupakan bakteri
yang baik, menjadi sub-bidang pembahasan yang penting dalam mikrobiologi
pangan. Mikroorganisme juga merupakan bagian penting dalam berbagai
jenis bahan pangan seperti keju, yoghurt, roti, bir, tempe, dan oncom.
Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel
banyak (multiseluler) . Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat
oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata
telanjang. Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak
bersifat seluler. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi.
Orang yang bekerja di bidang ini disebut mikrobiolog. Mikroorganisme
biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista, dan alga renik.
Fungi, terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula
dianggap sebagai bagiannya, meskipun banyak yang tidak menyepakatinya.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme
adalah semua organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam cawan petri
atau inkubator di dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara
mitosis. Mikroorganisme berbeda dengan sel makrooganisme.
3.2 SARAN
Untuk lebih mengetahui jenis jenis Mikroorganisme dalam makanan dan
peran penting dalam makanan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10