RACHMADINA
2310246498
5. Media pereduksi
Media pereduksi mengandung zat (asam tioglikolat atau sistin) yang menyerap
oksigen atau memperlambat penetrasi oksigen dalam media, sehingga mengurangi
keberadaan oksigen di dalam media. Media pereduksi penting untuk menumbuhkan
bakteri yang tidak memerlukan oksigen (anaerobik) atau untuk menentukan
kebutuhan oksigen pada isolat. (1,2).
6. Media transport
Media transportasi digunakan untuk memelihara dan mengawetkan spesimen yang
harus disimpan selama jangka waktu tertentu sebelum analisis klinis atau untuk
mempertahankan spesies halus yang mati dengan cepat jika tidak disimpan dalam
kondisi stabil (1,2).
7. Assay media (media penguji)
Media pengujian digunakan oleh para ahli teknologi untuk menguji efektivitas obat
antimikroba dan oleh produsen obat untuk menilai pengaruh disinfektan, antiseptik,
kosmetik, dan pengawet terhadap pertumbuhan mikroorganisme (2).
8. Media enumerasi
Media enumerasi digunakan oleh ahli mikrobiologi industri dan lingkungan untuk
menghitung (mencacah) jumlah organisme dalam susu, air, makanan, tanah, dan
sampel lainnya (2).
ISOLASI BAKTERI
Isolasi yang tepat memerlukan sejumlah kecil sel yang diinokulasi ke dalam volume
yang relatif besar atau pada area media yang luas dan dipilih untuk mendorong pertumbuhan
mikroba yang diinginkan. Umumnya memerlukan bahan-bahan berikut: media yang
permukaannya relatif kokoh (seperti agar-agar), cawan Petri (cawan datar bening dengan
penutup), dan alat inokulasi. Ada tiga cara utama dalam melakukan isolasi, yaitu:
1. Teknik streak plate
Dalam metode streak plate, tetesan kecil kultur atau sampel disebarkan ke permukaan
medium dengan menggunakan inoculation loop (jarum ose) dalam pola yang secara
bertahap menipiskan sampel dan memisahkan sel secara spasial pada beberapa bagian
pelat. Seiring dengan berlanjutnya coretan (streaking), semakin sedikit sel yang tersisa
pada loop (ose), dan akhirnya loop(ose) tersebut dapat menyimpan sel tunggal pada agar
(1–3).
BAHAN
1. Media agar instan : Agar Darah, TSIA, Mueller Hinton Agar, Mac Conkey Agar,
Nutrient Agar, Lactobacillus MRS Agar
2. Bahan kaldu (broth) Thioglycolate, Lactose broth
3. Aquadest
4. Darah domba
5. Isolat bakteri Salmonella typhi
6. Isolat bakteri Proteus spp
7. Isolat bakteri Klebsiella spp
8. Isolat bakteri Eschericia colli
9. Isolat bakteri Pseudomonas aeuriginosa
C. PROSEDUR KERJA
PEMBUATAN MEDIUM
1. Campurkan 4 gr bubuk agar darah dan 93 mL aquadest di dalam tabung Erlenmeyer,
tutup tabung dengan sumbat kapas+alumunium foil;
2. Campurkan 6,5 gr bubuk agar TSIA dan 100 mL aquadest di dalam tabung
Erlenmeyer, tutup tabung dengan sumbat kapas+alumunium foil;
3. Campurkan 3,8 gr bubuk agar Mueller Hinton dan 100 mL aquadest di dalam tabung
Erlenmeyer, tutup tabung dengan sumbat kapas+alumunium foil;
4. Campurkan 5,15 gr bubuk agar Mac Conkey dan 100 mL aquadest di dalam tabung
Erlenmeyer, tutup tabung dengan sumbat kapas+alumunium foil;
5. Campurkan 2,8 gr bubuk agar Nutrient dan 100 mL aquadest di dalam tabung
Erlenmeyer, tutup tabung dengan sumbat kapas+alumunium foil;
6. Campurkan 6,715 gr bubuk agar Lactobacillus MRS Agar dan 100 mL aquadest di
dalam tabung Erlenmeyer, tutup tabung dengan sumbat kapas+alumunium foil;
7. Campurkan 1,3 gr bubuk Lactose Broth dan 100 mL aquadest di dalam tabung
Erlenmeyer. Pindahkan campuran larutan ke dalam tabung reaksi, masing-masing
tabung berisi 7mL, tutup tabung reaksi dengan sumbat kapas+alumunium foil;
8. Campurkan 2,975 gr bubuk Thioglicolate broth dan 100 mL aquadest di dalam
tabung Erlenmeyer. Pindahkan campuran larutan ke dalam tabung reaksi, masing-
masing tabung berisi 7mL, tutup tabung reaksi dengan sumbat kapas+alumunium
foil;
9. Sterilkan seluruh tabung berisi medium di dalam autoclave pada suhu 121 oC selama
15 menit;
10. Keluarkan seluruh tabung dari autoclave biarkan dingin hingga suhu 50oC;
11. Untuk agar darah, tambahkan 7 mL darah domba, aduk hingga homogen;
12. Di dalam biosafety cabinet, tuangkan masing-masing larutan medium ke dalam
cawan petri dengan volume 15ml, hingga terbentuk ketebalan agar 3 mm
(didapatkan 6 cawan petri untuk setiap jenis medium);
13. Tunggu hingga agar mengeras dan simpan di dalam lemari pendingin.
14. Setelah mengeras, simpan 1 medium yang dibuat di dalam inkubator sebagai
kontrol.
D. HASIL
PEMBUATAN MEDIA
Setelah media dibuat, diambil sebanyak satu cawan petri masing-masing jenis media
disimpan di dalam inkubator sebagai kontrol. Dalam praktikum ini media yang digunakan
sebagai kontrol setelah diamati selama 24 jam tidak menunjukkan adanya pertumbuhan
mikroorganisme, yang artinya pembuatan media tidak terkontaminasi mikroorganisme lain.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MORFOLOGI BAKTERI
1. Eschericia coli
Jenis media: Agar Endo
Ciri-ciri: Ukuran 2mm, bentuk bulat menonjol, pinggiran rata, warna kekuningan seperti
logam, permukaan rata dan mengkilat, sifat mengubah warna medium (agar endo)
menjadi merah (lactose fermented).
4. Pseudomonas aeruginosa
Jenis media: Agar MH
Ciri-ciri: Ukuran 1mm, bentuk bulat tepi rata, warna kehijauan, permukaan rata
mengkilat
Gambar 9. Koloni Pseudomonas aeruginosa Pada Agar MH
5. Staphylococcus aureus
Jenis media: Agar Darah
Ciri-ciri: Ukuran 2mm, bentuk bulat tepi rata, warna keabuan, permukaan rata mengkilat,
sifat hemolitik sempurna pada agar darah (beta hemolotikus)
6. Klebsiella sp
Jenis media: Agar Mac Conkey
Ciri-ciri: Ukuran 2mm, bentuk bulat tepi rata, warna putih merah muda, permukaan
menonjol dan mucoid, sifat mengubah warna medium (lactose fermented).
E. PEMBAHASAN
Hasil inokulasi Escherichia coli pada agar endo yang dilakukan pada praktikum ini
menunjukkan bentuk koloni dengan warna kekuningan seperti logam dan mengubah warna
medium (agar endo) menjadi merah (lactose fermented). Sementara hasil inokulasi
Salmonella thypi pada agar endo menunjukkan ciri khas tidak ada nya perubahan warna pada
medium menjadi warna merah yang artinya bakteri ini adalah non lactose fermented. Endo
Agar adalah media lama yang awalnya dirancang untuk isolasi basil tifoid. Media yang lebih
dapat diandalkan untuk tujuan ini telah dikembangkan, dan media tersebut sekarang
digunakan untuk membedakan organisme usus yang memfermentasi laktosa dan organisme
yang tidak memfermentasi laktosa, khususnya selama konfirmasi uji dugaan koliform. Agen
selektif yang terkandung dalam medium, natrium deoksikolat dan natrium lauril sulfat
membantu menghambat non-coliform (seperti Salmonella thypi) untuk memetabolisme
laktosa dan memproduksi aldehida dan asam. Produksi asam dan aldehida oleh organisme
yang memfermentasi laktosa, seperti Escherichia coli, menimbulkan karakteristik warna
merah pada koloni dan media sekitarnya. Koliform yang memfermentasi laktosa (misalnya
Escherichia coli) menghasilkan koloni berwarna merah tua yang mewarnai media di
sekitarnya dan memiliki kilau logam keemasan (4,5).
Pada praktikum ini, bakteri Proteus spp diinokulasikan pada medium agar darah dan
TSIA. Pada agar darah tampak ciri khas hasil inokulasi yaitu menyebar ke seluruh medium
(swarming) dan pada agar TSI koloni tampak berwarna hitam dan mengeluarkan bau khas
seperti coklat dibakar. Karakteristik diferensial utama yang dimiliki Proteus spp adalah
Proteus spp merupakan gram negative, bersifat motil, dan memproduksi H2S pada agar TSI.
Pada agar darah proteus akan tumbuh berkerumun dan menyebar (swarming) (6). Bakteri
penghasil H2S dapat memecah natrium tiosulfat yang terdapat pada media agar TSI dan
menyebabkannya berkurang sehingga menghasilkan gas H2S. Gas H2S yang dihasilkan
selanjutnya berinteraksi dengan ion besi menghasilkan besi sulfida yang tidak larut dalam air,
berwarna hitam. Adanya H2S ditunjukkan dengan molekul berwarna hitam yang tidak larut
yang mengubah media kultur menjadi hitam (7).
Hasil inokulasi bakter Pseudomonas aeruginosa pada agar MH menunjukkan ciri khas
pigmen berwarna kehijauan (biru kehijauan). Hal ini disebabkan karena Pseudomonas
aeruginosa memproduksi pigmen dua pigmen primer, biru (pyocyanin) dan kuning
(fuorescein), yang menyebabkan warna hijau pada pelat kultur. Ekspresi faktor virulensi pada
P. aeruginosa ditingkatkan dengan sintesis pigmen ini, terutama pyoscyanin. Selain itu, strain
yang memproduksi piosianin lebih virulen dan lebih resisten terhadap banyak obat
dibandingkan strain yang tidak memproduksi pyocyanin (8).
Pada praktikum ini, hasil kultur Staphylococcus aureus menunjukkan ciri khas pada agar
darah adalah terjadi hemolosis sempurna. Hal ini disebabkan karena bakteri ini menghasilkan
toksin hemolysin yang merupakan exotoxin yang efek nya adalah merusak membrane sel
darah merah. Pada Staphylococcus aureus jenis toksin hemolysin adalah α dan β toksin (2).
Pada agar MH, hasil kultur Staphylococcus aureus menunjukkan ciri khas warna kuning
keemasan. Hal ini disebabkan karena bakteri ini memproduksi pigmen kuning yaitu
staphyloxanthin (9).
Hasil kultur bakteri Klebsiella spp pada agar MacConkey menunjukkan ciri khas
mengubah warna medium (lactose fermented). Agar MacConkey adalah agar selektif dan
pembeda yang hanya menumbuhkan spesies bakteri gram negatif; ini selanjutnya dapat
membedakan organisme gram negatif berdasarkan metabolisme laktosanya. Fermentasi
laktosa menghasilkan asam organik, khususnya asam laktat, yang menurunkan pH agar.
MAC mengandung indikator pH yang berubah warna menjadi merah muda dalam kondisi
asam. Oleh karena itu, bakteri gram negatif yang memfermentasi laktosa (lactose fermented)
akan membentuk koloni berwarna merah muda, sedangkan bakteri yang tidak memfermentasi
laktosa akan membentuk koloni buram berwarna putih. Klebsiella spp merupakan salah satu
jenis bakteri yang memfermetasi laktosa (10).
F. DAFTAR PUSTAKA
1. Bauman RW. Microbiology With Disease by Body System. 4th ed. Pearson; 2015.
2. Cowan MK, Smith H. Microbiology A Systems Approach. 7th ed. Mc Graw Hill; 2024.
3. Riedel S, Morse SA, Mietzner T, Miller S. Jawetz, Melnick & Adelberg’s Medical
Microbiology. 28th ed. Mc Graw Hill; 2019.
4. Thermo Scientific Fisher. Endo Agar Base [Internet]. [cited 2024 Feb 20]. Available from:
http://www.oxoid.com/uk/blue/prod_detail/prod_detail.asp?
pr=CM0479&org=64&c=uk&lang=EN
5. Basavaraju M, Gunashree BS. Escherichia coli : An Overview of Main Characteristics . In:
Escherichia coli - Old and New Insights. IntechOpen; 2023.
6. Pearson MM. Culture Methods for Proteus mirabilis. In: Methods in Molecular Biology.
Humana Press Inc.; 2019. p. 5–13.
7. Dahal P. TSIA Test: Principle, Media, Procedure, Results, Uses [Internet]. [cited 2024 Feb
20]. Available from: https://microbenotes.com/triple-sugar-iron-agar-tsia-test/
8. Abdelaziz AA, Kamer AMA, Al-Monofy KB, Al-Madboly LA. Pseudomonas aeruginosa’s
greenish-blue pigment pyocyanin: its production and biological activities. Vol. 22, Microbial
Cell Factories. BioMed Central Ltd; 2023.
9. Missiakas DM, Schneewind O. Growth and laboratory maintenance of Staphylococcus
aureus. Curr Protoc Microbiol. 2013;(SUPPL.28).
10. Jung B, Hoilat GJ. MacConkey Medium. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2024 [cited 2024 Feb 20]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557394/