Nim : 202110220311035
Nama Instruktur :
Nama Asisten:
Fakultas Pertanian-Peternakan
2021/2022
BAB 6
PERHITUNGAN JUMLAH SEL MIKROBA DENGAN
HEMOSITOMETER
6.1 Pendahuluan
Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung jumlah
colony bakteri yang tumbuh pada suatu media pembiakan. Secara mendasar ada dua
cara penghitungan bakteri, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada
berbagai cara untuk mengukur jumlah mikroorganisme, yaitu dengan hitung cawan
(plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct microscopic count), atau dengan
bantuan alat yang disebut colony counter.
Beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan membuat
preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak
langsung hanya mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih
hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu perhitungan
pada cawan, perhitungan melalui pegenceran, perhitungan jumlah terkecil atau
terdekat (MPN methode), cara kekeruhan atau turbidimetri (Hadietomo,1990).
Hemositimeter
Hemosimeter adalah suatu ruang kaca dengan sisi yang menjulang dan kaca penutup
yang akan menahan cairan tepat 0.1 mm dari atas lantai ruang kaca. Ruang hitung
memiliki total luas permukaan 9 mm2 .Ada berbagai macam cara untuk mengukur
jumlah sel, antara lain dengan hitungan cawan (plate count), hitungan mikroskopis
langsung (direct microscopic count) yang menggunakan mikroskop serta ruang hitung
(haemositometer) atau secara elektonis dengan bantuan alat yang disebut penghitung
coulter (coulter counter).
Gambar 1. Hemositometer
Cara menghitung sel individu didalam volume sangat kecil biasanya
dilakukan dengan Counting Chamber. Counting Chamber diatur sedemikian rupa
sehingga kotak-kotak dengan luas tertentu dengan lapisan cairan dengan kedalaman
yang diketahui dapat dimasukkan diantara gelas objek dengan gelas tutup.
Akibatnnya volume cairan yang menutupi setiap kotak diketahui dengan tepat.
Perhitungan langsung ini dikenal dengan jumlah sel total (Stainer, 2007). Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk menentukan jumlah mikroba pada setiap seri
pengenceran, dan menentukan pengaruh pengenceran terhadap jumlah sel mikroba.
Seri Pengenceran
Teknik biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan beberapa cara, yaitu, cara
pengenceran, cara penuangan, cara penggoresan. Cara pengenceran, cara ini pertama
dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Lister berhasil memelihara murni
Streptococcus lactis yang diisolasi dari susu yang sudah masam. Caranya adalah
dengan mengencerkan suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam
spesies kemudian diencerkan dalam suatu tabung tersindiri. Dari pengenceran ini
kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut (Waluyo, 2007).
Pada proses dilusi dapat dilakukan teknik pengenceran bertingkat. Tujuan dari
pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang
tersuspensi dalam cairan.Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran
tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan
1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran
berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.
7.1 Pendahuluan
Sanitasi pangan merupakan hal terpenting dari semua ilmu sanitasi karena
sedemikian banyak lingkungan kita yang baik secara langsung maupun tidak
langsung berhubungan dengan suplai makanan manusia. Hal ini sudah disadari sejak
awal sejarah kehidupan manusia dimana usaha-usaha pengawetan makanan telah
dilakukan seperti penggaraman, pengasinan, dan lain-lain. Sanitasi pangan
berhubungan erat dengan sanitasi obat-obatan dan kosmetik, karena penggunaan
ketiga komoditi tersebut yang memerlukan kontak baik secara internal maupun
eksternal dengan tubuh manusia.
Demikian pula halnya sanitasi pangan tidak dapat dipisahkan dengan sanitasi
lingkungan dimana produk makanan disimpan, ditangani, diproduksi atau
dipersiapkan, dan dari praktek saniter serta higiene personalia yang harus menangani
makanan. Dalam industri pangan, sanitasi meliputi kegiatan-kegiatan secara aseptik
dalam persiapan, pengolahan dan pengkemasan produk makanan; pembersihan dan
sanitasi pabrik serta ingkungan pabrik dan kesehatan pekerja. Kegiatan yang
berhubungan dengan produk makanan meliputi pengawasan mutu bahan mentah,
penyimpanan bahan mentah, perlengkapan suplai air yang baik, pencegahan
kontaminasi makanan pada semua tahap-tahap selama pengolahan dari peralatan
personalia, dan terhadap hama, serta pengkemasan dan penggudangan produk akhir.
Ruang lingkup sanitasi meliputi beberapa hal diantaranya :
1. Menjamin lingkungan serta tempat kerja yang bersih dan baik.
2. Melindungi setiap orang dari faktor-faktor lingkungan yang dapat menimbulkan
gangguan terhadap kesehatan fisik maupun mental.
3. Mencegah timbulnya berbagai macam penyakit menular.
4. Mencegah terjadinya kecelakaan dan menjamin keselamatan kerja.
Diperkirakan proses pembersihan dan pencucian untuk menghilangkan tanah dan
untuk mengurangi jumlah mikroba pada bahan mentah. Penghilangan tanah
dianggap amat penting karena tanah mengandung mikroba khususnya dalam bentuk
spora. Mikroorganisme yang tedapat diudara biasanya melekat pada bahan padat
mikro, misalnya debu atau terdapat didalam droplet atau tetesan air.Spora kapang
banyak terdapat di udara karena berukuran kecil dan ringan serta tahan pada keadaan
kering.Sedangkan untuk bakteri, biasanya bakteri dengan membentuk kokus yang
lebih sering ditemukan diudara daripada bakteri berbentuk batang, khamir terutama
yang membentuk warna dan tidak membentuk spora hampir selalu ditemukan di
udara. Udara tidak mengandung mikroorganisme secara alami, tetapi kontaminasi
dari lingkungan sekitarnya mengakibatkan udara 24 mengandung berbagai
mikroorganisme misalnya debu, air, proses acrasi dan penderita saluran infeksi dan
lain-lain (Widyastuti, 2015).
Tujuan
Untuk menguji sanitasi pada suatu ruangan dan pada wadah atau alat pengolahan
seta agar dapat mengetahui tingkat kehigenitas udara dalam ruangan.
7.2 Alat dan Bahan
Alat : Cawan petri, Incubator, Meja, Lantai, dan Alat yang ingin diuji sanitasi.
Bahan : Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini
diantaranya, medium Plate Count Agar (PCA), Nutrient Agar(NA), dan Potato
Dextrose Agar (PDA
Prosedur Pratikum :
Uji sanitasi ruang pengolahan
Uji kontaminasi udara
7.4 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat di tarik
beberapakesimpulan antara lain:
1. Sanitasi ruang pengolahan merupakan tempat tindakan yang di lakukan agar
ruang pengolahan hasil pertanian bersih dan higenis
2. Sumber utama kontaminasi ruang pengolahan adalah udara, karena
udaramembawa berbagai macam mikroba. jenis mikroba yang terbawa pada
umumnya
3. Faktor - faktor yang mempengaruhi atau penyebab tingginya kontaminasi
udaraadalah sanitasi ruangan karena jika ruang pengolahan tidak bersih maka
akan mudah terkontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA