Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Disusun oleh :
Nama : Praditya Hafiz Zatnika
NPM : E1C018039
Prodi : Peternakan
Judul Acara : MENGUKUR DAN MENGHITUNG SEL
Hari/ Tanggal : Kamis/ 18 April 2019
Dosen Pembimbing : Dr. Sempurna Br. Ginting, M.SC
Ko-Ass : Nurfitri Wulandari (E1J014014)

LABORATORIUM PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa Dapat Menghitung Spora Dengan Menggunakan Haemocytometer.
2. Mahasiswa Dapat Menghitung Jumlah Spora Dan Sel Menggunakan Skala
Micrometer Okuler (SMOK) Dan Skala Mikrometer Obyektif.

B. Dasar Teori
1. Menghitung jumlah spora atau sel

Menurut Gunawan hemasitometer adalah suatu ruang kaca dengan sisi yang
menjulang dan kaca penutup yang akan menahan cairan tepat 0.1 mm dari atas lantai
ruang kaca. Ruang hitung memiliki total luas permukaan 9 mm2. (Gunawan, 2009).
Hemasitometer adalah suatu alat yang dalpat digunakan untuk melakukan perhitungan
sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah. Hemasitometer
pada mulanya diperuntukkan untuk menghitung sel darah, yang ditemukan oleh Louis-
Charles Malassez. Bentuknya terdiri dari 2 counting chamber dan tiap chamber-nya
memiliki garis-garis mikroskopis pada permukaan kaca. Luas total dari chamber adalah 9
mm2. Chamber tersebut nantinya akan ditutup dengan coverslip dengan ketinggian 0.1
mm di atas chamber floor.
Penghitungan secara langsung dapat dilakukan secara mikroskopis yaitu dengan
menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Alat yang digunakan
adalah Petroff-Hauser Chamber atau Haemocytometer. Jumlah cairan yang terdapat
antara coverglass dan alat ini mempunyai volume tertentu sehingga satuan isi yang
terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu (Yustiah, 2005).
Penghitungan konsentrasi sel pada hemasitometer ini bergantung pada volume
dibawah coverslip. Pada chamber terdapat 9 kotak besar berukuran 1 mm2 dan kotak-
kotak kecil, di mana satu kotak besar sama dengan 25 kotak kecil sehingga satu kotak
besar tersebut memiliki volume sebesar 0.0001 ml. Adapaun kotak yang paling kecil
berfungsi untuk mempermudah perhitungan sel. Kelebihan perhitungan sel dengan
menggunakan hemasitometer adalah dapat menghitung jumlah sel yang hidup maupun
yang mati, tergantung dari pewarna yang digunakan. Misalnya, bila pewarna trypan blue
dicampukan ke dalam larutan sel maka sel yang hidup tidak akan berwarna dan sel yang
mati akan berwarna biru. Kelebihan lainnya adalah morfologi sel dapat diamati, dapat
mengevaluasi homogenitas dan data mendeteksi kontaminasi. Pengukuran kuantitatif
populasi mikroba seringkali amat diperlukan di dalam berbagai macam pelaahan
mikrobiologi. Ada berbagai macam cara untuk mengukur jumlah sel, antar lain dengan
hitungan cawan (plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct microscopic count)
yang menggunakan mikroskop serta ruang hitung (haemositometer) atau secara elektonis
dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter (coulter counter) (Hutagaol, 2011).
Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikrobia yaitu dengan
perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan pendugaan massa sel
secara tak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu
dengan hitungan mikroskopik, MPN (Most Probable Number), dan hitungan cawan. Dari
ketiga metode tersebut metode hitungan cawan paling banyak dan mudah digunakan
(Dhanzbobz, 2011).
2. Mengukur Mikroorganisme
Untuk pengukuran yang lebih teliti, dipakai alat bantu pengukuran yang disebut
dengan mikrometer. Mikrometer merupakan kaca berskala dimana dalam penggunaannya
ada 2 jenis mikrometer yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif.. Mikrometer
okuler dipasang pada lensa okuler mikroskop, sedangkan mikrometer objektif berbentuk
slide yang ditempatkan pada meja preparat mikroskop. Pada prinsipnya skala okuler
adalah skala yang terdiri dari 1-100 dimana jarak antara garis sama tetapi tidak diketahui
nilainya. Sedangkan pada skala objektif adalah skala yang terdiri dari 1-100 dimana jarak
antara garis memiliki nilai 0,01 mm atau10 μm. Skala okuler tidak berubah ukurannya
walaupun pembesaran diubah sedangkan skala objektif akan berubah ukurannya apabila
pembesaran diubah. Oleh karena itu, kalibrasi dilakukan agar skala okuler memiliki nilai
dari perbandingan skala objektif dengan skala okuler di setiap pembesaran. Mikrometer
okuler sekarang dikalibrasi dengan standar dan dapat dipakai untuk mengukur secara teliti
sebuah spesimen daripada sekedar perkiraan.
Ada berbagai macam cara untuk mengukur jumlah sel, antara lain dengan hitungan
cawan (plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct microscopic count) yang
menggunakan mikroskop serta ruang hitung (haemositometer) atau secara elektonis
dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter (coulter counter) (Hutagaol, 2011).

C. Bahan dan Alat


1. Menghitung jumlah spora atau sel
 Bahan : 1 Cawan Biakan Saccharomyces Sp.
 Alat : 1 Unit Haemocytometer,1 Buah Jarum Ent,1 Buah Gelas Penutup, 1 Buah
Pipet Tetes,1 Unit Mikroskop.
2. Mengukur mikroorganisme
 Bahan : 1 cawan biakan khamir. 10 ml aquades. 100ml alcohol 70%.
 Alat : 1 set micrometer (objektif dan okuler ). 1 buah pipet tetes. 1 buah jarum
ent, 1 buah gelas objek, 1 buah gelas penutup, 1 unit mikroskop.

D. Cara Kerja
1. Mengitung jumlah spora atau sel
1. Sel dipanen dari biakan dengan cara menuang 5ml aquades ke dalam cawan
biakan sambil menggosokan batang gelas bentuk L kemudian suspense spora
dipipet dan dimasukkan dalam gelas Erlenmeyer 50ml. pemanenan diulangi lagi
sampai mendapatkan 20 ml suspense atau sampai sesuai yang dibutuhkan.
2. Haemocitometer dibersihkan dengan menggunakan alcohol sampai benar-benar
bersih, kemudian dikeringkan. Perlu diingat bahwa kotak pada haemocitometer
ukurannya sangat kecil sehingga kemasukan satu butir debu saja sudah cukup
menyumbat kotak.
3. Suspense sel dikocok kemudian dipipet dan diteteskan pada haemocitometer tepat
pada ruang hitungnya m ( gb.11 tengah),sebanyak satu tetes
4. Tetesan suspense ditutup menggunakan gelas penutup dan dijaga agar tidak
menjadi gelembung udara dalam kotak-kotak haemocitometer.
5. Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop dan dihitung jumlah sel dalam
setiap kotak. Jika antar kotak jumlahnya tidak seragam, ulangi dari langkah ke 3
di (dikocok lagi).
6. Pada praktikum dihitung dari 3-9 kotak (ruang hitung), kemudian dirata-rata dan
dihitung jumlah selnya setiap koloni.

2. Mengukur mikroorganisme
1. Gelas objek dibersihkan menggunakan alcohol 70% sampai bebasdebu dan
lemak, kemudian ditetesi aquades.
2. Massa sporangium diamnil menggunakan jarum ent kemudian diletakkan didalam
tetesan air di atas gelas obyek kemudian ditutup dengan gelas penuup dan dijaga
agar tidak timbul gelembung udara.
3. Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop pada pembesaran dimana
obyek terlihat paling jelas.
4. Micrometer okuler diasang dalam lensa okuler untuk mengukur obyek dengan
menggunakan skala yang ada dalam micrometer okuler, dengan cara menggeser-
geser meja benda pada mikroskop dam memutas lensa okuler sampai tepat pada
obyek yang di ukur. Pada praktikan dilakukan pengukuran panjang dan lebar 5
sporangium dan 5 sporangiofor kemudian ukuran sekala dicatat pada table
pengamatat.
5. Setelah selesai mengukur obyek denga sekala okuler, preparat diambil dari menja
benda kemudian diganti dengan micrometer obyektif untuk kalibrasi skala
micrometer. Harus diingat bahwa pembesaran lensa mikroskop yang digunakan
hars sama antara pengukuran selnya.
6. Skala micrometer okuler (SMOK) diatur supaya berimpit dengan skala
micrometer obyektif (SMOB), dengan cara menggeser-geser mejabenda pada
mikroskop dan memutar lensa okuler.
7. Setelah garis skala masing-msing ada yang saling berimpit, dilakukan kalibrasi
dengan cara membandingkan kesetaraan SMOK danSMOB, yaitu
denganmenghitung jumlah SMOK dan jumlah SMOB.
8. Dalam praktikum kalibrasi atau penyetaraan dilakukan sebanyak 5 kali, kemudian
dihitung ukuran sel menurut ukuran micrometer obyektif.
9. Hitng ukuran sel menurut kuran micrometer obyektif (1 SMOB = 10 m )

E. Data Hasil Praktikum


Kotak 1 = 10
Kotak 2 = 18
Kotak 3 = 9
Kotak 4 = 12
Kotak 5 = 6_______+
55:5 = 11
0,05 mm x 0,05 mm x 0,1 mm =25 x 10⁵ mm⁶
1 mmᶟ = 11x10⁵ = 44.000
25
1 cmᶟ = 1 cc: 1 m = 1.000x44.000
= 44x10⁶
10 ml suspensi = 44x10⁶x10 ml
= 44x10⁷ sel

Panjang sel lebar sel


Se1 1 5 3
Sel 2 6 4
Sel 3 7 3
Sel 4 7 4
Sel 5 6 4
Rata-rata : 6,2 3,6

= 6,2x0,5 = 3,6x0,5
=3,1 = 1,8

F. Pembahasan
Praktikum yang dilakukan kali ini adalah menghitung jumlah spora atau sel
dan juga mengukur migro organisme, pengukuran mikroorganisme ini bertjuan agar
mengetahui metode yang akan digunakan dalam mengukur pertumbuhan mikroorganisme,
dan mengerti maksud dengan pertumbuhan dan agar diketahui jumlah mikroba /ml. dan juga
untuk menghitung jumlah sel dalam suspensi yang telah ditentukan.

Pada praktikum penghitungan jumlah sel bahan yang digunakan adalah bitit nata.
Karena pada praktikum sebelumnya telah dilakukan praktikum pembuatan nata dan juga
membuat biakan untuk nata, dan disini kita memanfaatkan biakkan tersebut untuk melihat
jumlah mikroorganisme yang ada didalamnya. Penghitungan ini dilakukan dengan
menggunakan alat yang bernama haemocytometer yang merupakan suatu ruang kaca dengan
sisi yang menjulang dan kaca penutup yang akan menahan cairan tepat 0.1 mm dari atas
lantai ruang kaca. Ruang hitung memiliki total luas permukaan 9 mm2.

Cara praktikumnya adalah kita harus membersihkan haemocytometer sari butiran


debu, karena satu butiran debu saja sudah dapat menyumbat kotak ruang hitung
mikroskopinya. Selanjutnya suspensi atau bibit nata diteteskan ke haemocytometer dan
kemudian ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dibawah mikroskop, kita harus melihat
berapa jumlah mikroorganisme/ sel disetiap kotak kecil agar lebih mudah menghitungnya.

Dan kami mendapatkan hasil : Kotak 1= 2 sel, Kotak 2= 3 sel, Kotak 3= 6 sel, Kotak
4= 5 sel, Kotak 5= 3 sel, Kotak 6= 4 sel, Kotak 7= 4 sel, Kotak 8= 5 sel, Kotak 9= 4 sel. Dan
rata-rata sel pada kotak kecil berisi sel. Dan didapatkan hasil jika1 mm3 sama dengan16.000
sel. Jadijika kita ingin mengetahui jumlah sel dalam 1 ml suspense sama dengan 1 cm3 x 16.
000 sel yang hasilnya didapatkan 16.000.000 sel.
Selanjutnya dilakukan pengukuran pada biakan saccahromyces yaitu dengan cara
gelas objek harus dibersihkan terlebih dulu, kemudian suspensi biakan dimasukkan kedalam
gelas objek dan kemudian ditutup dengan gelas penutup. Kemudian preparat diamante, lalu
dicatat panjang dan lebar masing masing tiga sel.

Dan kami mendapatkan hasil dengan data SMOK sel 39, 29, 20. Dengan SMOB 5-
44=39, 0-29=29, 0-20=20. Dengan SMOB yang sama yaitu 11, 8, 6. Dan dilakukan
perhitungan ukuran rata-rata panjang sel yang hasilnya 28,6 SMOK~ 29 SMOK, dan ukuran
rata-rata lebar selnya 7,33 SMOK ~ 8 SMOK. 1 SMOK sama dengan 2,8409 µm. sehingga
jika dihitung ukuran rata-rata panjang sel = 29 x 2,8409 µm = 82,3861 µm ~ 82,4 µm dan
ukuran rata-rata lebar sel = 5 x 2,8409 µm = 14,3 µm. Jadi ukuran rata-rata sel = 82,4 µm x
14,3 µm.

G. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa
1. Untuk menghitung sel maka kita menbutuhkan Haemocytometer sebagai alat bantu
menghitung jumlah sel. Hemositometer ditemukan oleh Louis-Charles Malassez
sebagai alat penghitung sel.
2. Untuk mengukur sel yang berukuran sangat kecil dan untuk mengetahuinya
digunakan mikrometer. mikrometer merupakan kaca berskala dan dikenal 2 jenis
micrometer yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif.

H. Daftar Bacaan
Gunawan farel. 2009. Hemasitometer. http://artikelteknikkimia.blogspot.com. Diakses
tanggal 25 April 2013.

Yustiah , Adila. 2005. A Laboratory manual For Botany. Saunders collage publishing :
New York.

Hutagaol. 2011. Pemeriksaan angka kuman. http://hutahaol.blogspot.com. Diakses


tanggal 25 April 2013.

Dhanzbobz. 2011. Perhitungn bakteri dengan metode. http://dhanaboobyperkasa.


blogspot.com. Diakses tanggal 29 April 2013.

Anda mungkin juga menyukai