Anda di halaman 1dari 28

PRAKTIKUM

BIOLOGI
LAPORAN RESMI
MELIHAT SEL DAN KOMPONENNYA

AHMAD WAHFI NURIS EKO PRASOJO


20033010085
F/B

PROGAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM
SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Panca indera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas.
oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati
hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat bantu. Salah satu
alat bantu yang sering dipakai dalam pengamatan, terutama dalam bidang biologi
adalah Mikroskop.
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat
untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang
mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata
mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Dalam perkembanganya mikroskopik mampu mempelajari organisme hidup
yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,
sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme
dan perkembangan sejarah mikrobiologi.
Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah Antonie
Van Leeuwenhock (1632-1723). Tahun 1675 Antonie membuat mikroskop dengan
kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia bisa
mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang oleh
karena itu maka dilakukan praktikum melihat sel dan komponennya

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk sel-sel pada mahluk hidup
2. Untuk mengetahui komponen-komponen sel pada mahluk hidup

1.3 Manfaat
1. Mengetahui bentuk sel-sel mahluk hidup dan komponen-komponennya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikroskop
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari kata micros yang berarti
kecil dan scopein yang berarti melihat. Jadi, secara definisi mikroskop adalah alat untuk
melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Mikroskop juga bisa
didefenisikan sebagai alat yang bisa digunakan untuk melihat benda-benda yang
ukurannya sangat kecil yang tak bisa diamati oleh mata telanjang (Anneahira, 2013).
Mikroskop ada banyak jenisnya, tetapi pada umumnya mikroskop terdiri dari
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Miksroskop cahaya sendiri sangat
membutuhkan bantuan cahaya dalam penggunaannya, baik cahaya matahari maupun
cahaya lampu. Mikroskop cahaya dibagi menjadi dua, yaitu mikroskop okuler dan
mikroskop binokuler. Mikroskop monokuler hanya memiliki satu lensa okuler, sedangkan
mikroskop binokuler memiliki dua lensa okuler yang dapat digunakan oleh kedua mata
secara bersamaan. Adapun mikroskop elektron adalah jenis mikroskop yang bekerja
dengan energi dari elektron untuk memperbesar bayangan benda dengan perbesaran
sangat baik.

Gambar Mikroskop

Menggunakan mikroskop berarti harus paham bagaimana cara kerjanya. Oleh


karena itu, perlu diketahui pula bagian-bagian dari mikroskop beserta fungsinya. Berikut
dijelaskan apa saja bagian-bagian mikroskop beserta fungsi penggunaannya.
a. Lensa objektif; lensa yang letaknya dekat dengan objek yang diamati. Lensa ini dapat
memperbesar objek yang bervariasi antara 10x sampai 100x.
b. Lensa okuler; Lensa okuler dapat memperbesar objek antara 5x sampai 10x,
bergantung jenis mikroskopnya. Karena mikroskop ini menggunakan dua buah lensa
maka bayangan benda yang diamati dengan mikroskop pada dasarnya mengalami
dua kali perbesaran.
c. Cermin; Pada mikroskop yang baik, biasanya terdapat dua macam cermin, yaitu
cermin datar dan cermin cekung. Cermin datar digunakan apabila sumber cahaya
yang tersedia cukup, sedangkan cermin cekung digunakan apabila sumber cahaya
yang tersedia kurang memadai.
d. Kondensor dan diafragma; Pada mikroskop terdapat kondensor dan diafragma yang
berfungsi mengatur kekuatan cahaya. Dengan mengatur kondensor dan diafragma,
kamu dapat melihat objek yang kamu amati dengan baik.
e. Revolver; merupakan bagian yang dapat diputar untuk memilih lensa objektif yang
akan digunakan. Pada revolver melekat beberapa lensa objektif.
f. Tubus; bagian yang menghubungkan lensa objektif dengan lensa okuler.
g. Meja objek dan penjepit objek; meja objek digunakan untuk menyimpan objek yang
akan diamati, sedangkan penjepit objek untuk menjepit tempat objek yang diamati.
h. Lengan; digunakan untuk memegang dan memindahkan mikroskop, selain itu
merupakan penyangga bagian optik.
i. Makrometer dan mikrometer; berfungsi utnutk menaikkan atau menurunkan tubus
secara kasar dan halus.

2.2 Vegetatif Tumbuhan


A. Daun Ficus elastica
Menurut Kuete et al (2011), dari beberapa penelitian tanaman obat yang telah
diselidiki keluarga Moraceae yang diwakili oleh genus Ficus. Banyak spesies Ficus yang
dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional beberapa penyakit. Bagian daun, batang,
biji, dan getah dimanfaatkan dalam pengobatan rematik, diare, kembung, diabetes,
hipertensi, dan bisul. Pada tanaman spesies Ficus diketahui mengandung glikosida
flavonoid, asam fenolat, alkaloid, steroid, saponin, kumarin, tannin, dan triterpenoid.
Gambar 1.1 Kuete (2011) Gambar hasil pengamatan

Pada pengamatan daun Ficus elastica terdapat bagian-bagian jaringan penyusun


yaitu: jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan pengangkut, stomata,kutikula dan
lapisan lilin. Jaringan epidermis (jaringan pelindung) , merupakan lapisan terluar daun
yang terdapat epidermis atas dan bawah dalam
mencegah penguapan yang terlalu besar. Lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutik
ula.Kutikula pada daun adalah sistem pelindung pada seluruh sistem tajuk (bagian
tumbuhan yang berada diatas tanah). Kutikula pada daun merupakan lapisan yang
mengandung zat lilin yang diproduksi oleh lapisan epidermis daun. Kutin dan zat
lilinadalah komponen utama yang menyusun kutikula juga memiliki struktur yang
rumitdan memiliki beberapa lapisan. Pada epidermis bawah terdapat stomata/mulut
daun, stomata berfungsi untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dan keluar tubuh
tumbuhan. Jaringan parenkim terdiri dari dua lapisan sel yaitu palisade (jaringan pagar)
dan spons (jaringan bunga karang) yang keduanya terdapat kloroplas.
Jaringan palisade sel-selnya rapat sedangkan jaringan spons sel-
selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel fotosintesis lebih
aktif pada jaringan pagar karena kloroplas lebih banyak daripada jaringan bunga
karang. Pada parenkim mesofil untuk membantu proses fotosintesis.
Hasil fotosintesis akan disebarkan
oleh jaringan pengangkut yaitu floem dan xylem. Jaringan pengangkut terdiri atas dua
xylem dan floem. Xylem pada daun Ficus elastica berwarna putih yang berfungsiuntuk
menyalurkan air dan unsur hara dari akar kedaun sedangkan floem berwarna coklat
keunguan yang berfungsi menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis daridaun
keseluruh tubuh tumbuhan. Lapisan lilin atau kutikula pada daun tumbuhan yang
berfungsi untuk mencegah penguapan yang berlebihan dari sel-sel daun.
Dari ketiga gambar diatas dapat dilihat secara anatomi, penampang melintang ketiga
jenis daun beringin terdiri dari tiga jaringan yaitu yaitu sistem jaringan dermal (epidermis
atas dan epidermis bawah), sistem jaringan mesofil (yang terdiferensiasi menjadi
jaringan palisade yang tersusun rapat seperti tiang dan spons yang memiliki rongga),
dan sistem jaringan pembuluh angkut (xylem dan floem). Pada pengamatan sayatan
melintang ini, peneliti menggunakan perbesaran mikroskop 10x.
Pada gambar 1.1 yaitu sayatan melintang daun Ficus elastica memperlihatkan
adanya kutikula yang terletak pada bagian paling luar daun. Ketebalan kutikula pada tiap
jenis tanaman ini berbeda. Pada daun Ficus elastica lapisan kutikula cukup tebal dan
terlihat jelas. Menurut Hidayat (2015), tebal kutikula beragam dan perkembangannya
tergantung dengan keadaan lingkungan. Ficus elastica dipengaruhi oleh lingkungannya
yang dapat tumbuh liar di hutan dan juga ditanam ditepi jalan sehingga mendapat sinar
matahari yang cukup. Kutikula biasanya ditutupi oleh bahan bersifat lilin yang merupakan
lapisan datar lapisan lilin ini juga berfungsi mengurangi penguapan air. Sedangkan
menurut Fahn (2011), pada lapisan kutikula dijumpai adanya lilin yang dapat
membiaskan cahaya. Adanya lapisan lilin menyebabkan banyak daun dan buah menjadi
berkilat dan penting untuk menjaga kelembaban permukaan. Pada jaringan dermal
ketiga jenis tanaman beringin dapat dilihat epidermis atas dan epidermis bawah dengan
jelas. Karet kebo yang termasuk dalam suku Moraceae ini memiliki epidermis ganda
pada epidermis bagian atasnya.
Pada gambar daun Ficus sp. diatas terlihat sel-sel yang tersebar. Sel-sel tersebut
adalah mesofil. Beringin banyak ditemukan di tepi jalan, pinggiran kota atau tumbuh di
tepi jurang. Pohon besar, tinggi 20 – 25 m, berakar tunggang. Batang tegak, bulat,
permukaan kasar, cokelat kehitaman, percabangan simpodial, pada batang keluar akar
gantung (akar udara). Daun tunggal, bertangkai pendek, letak bersilang berhadapan,
bentuknya lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal turnpul, panjang 3 – 6 cm, lebar 2 –
4 cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak
bentuk corong, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan. Buah buni, bulat, panjang 0,5 –
1 cm, masih muda hijau, setelah tua merah. Biji bulat, keras, putih. Letak jaringan
tersususn rapi atau teratur karena termasuk tanaman dikotil.

B. Kecambah
Kecambah kedelai mengandung vitamin E yang tidak ditemukan pada kacang tanah
dan kedelai. Bahkan nilai gizi kecambah kacang hijau lebih baik daripada nilai gizi biji
kedelai. Hal ini disebabkan kecambah telah mengalami proses perombakan
makromolekul menjadi mikromolekul. Selain itu dengah proses perkecambahan terjadi
pembentukan senyawa tokoferol (vitamin E) (Purwono dan Hartono, 2015). Kandungan
zat gizi pada biji sebelum dikecambahkan, berada dalam bentuk tidak aktif (terikat).
Setelah perkecambahan, bentuk tersebut diaktifkan sehingga meningkatkan daya cerna
bagi manusia. Peningkatan zat-zat gizi pada kecambah mulai tampak sekitar 24-48 jam
saat perkecambahan (Astawan, 2018). Sedangkan peningkatan vitamin E (atokoferol)
terjadi setelah proses perkecambahan selama 48 jam (Anggrahini, 2019). Selain itu,
pada saat perkecambahan terjadi hidrolisis karbohidrat, protein dan lemak menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Selama
perkecambahan, terjadi peningkatan jumlah protein, sedangkan kadar lemaknya
mengalami penurunan. Peningkatan pada vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B3
(niasin), piridoksin, dan biotin, juga terjadi selama proses perkecambahan (Astawan,
2015).

Gambar 1.2 Astawan (2015) Gambar hasil pengamatan

2.2 Sel Tumbuhan


A. Daun Hydrilla
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Hydrilla verticillata dengan
perbesaran 10×10 terlihat beberapa organel sel tumbuhan, yaitu kloroplas, dinding sel
dengan ruang antar sel yang terlihat jelas, sitoplasma, dan nukleus. Hal yang paling
mencolok pada sel tumbuhan ini adalah adanya kloroplas (plastida pigmen berwarna
hijau), yang berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis yang memiliki peran utama
yaitu untuk memproduksi makanan yang digunakan untuk bertahan hidup. Kloroplas
pada tumbuhan ini berbentuk lensa.
Sel pada daun Hydrilla verticillata merupakan sel tumbuhan yang hidup, karena
memiliki pergerakan aliran sitoplasma. Hal ini menandakan bahwa sifat sel tersebut
adalah hidup. Akan tetapi pada sel daun Hydrilla verticilla yang kami amati tidak
ditemukan adanya pergerakan sitoplasma. Hal ini dikarenakan kemungkinan sel
tersebut sudah mati.
Daun Hydrillla verticillata adalah daun majemuk berukuran kecil yang memiliki tepi
bergerigi. Daun Hydrillla verticillata berwarna hijau dengan pangkal daun berwarna
kemerahan jika pada keadaan segar.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dengan mengamati daun Hydrillla
verticillata diketahui bahwa sel daun Hydrilla verticillata ini tersusun atas dinding
sel yang tebal, inti sel, kloroplas yang berbentuk lensa, klorofil dan sitoplasma.
Sel daun Hydrilla verticillata berbentuk segiempat beraturan yang tersusun seperti
batu bata. Pada juga sel daun Hydrilla verticillata terdapat trikoma yang berfungsi untuk
mencegah penguapan yang berlebih.Sel daun Hydrilla verticillata ini merupakan sel
hidup karena terdapatnya sel protoplasma yaitu dinding sel, kloroplas dan vakuola
serta inti sel. Astawan (2015)

Gambar 1.3 Astawan (2015) Gambar hasil pengamatan

Berdasarkan pengamatan pada daun Hydrilla verticillata terlihat beberapa organel sel
tumbuhan. Diantaranya adalah dinding sel dengan ruang antar sel yang terlihat jelas,
selain itu juga terdapat plastid yang berupa kloroplas dan nucleus serta sitoplasma. Sel
pada daun pada Hydrilla verticillata merupakan sel tumbuhan yang hidup selain karena
mempunyai bagian-bagian sel di atas, juga didukung oleh adanya gerakan aliran
sitoplasma yang searah dengan jarum jam. Pergerakan ini menandakan adanya sifat-
sifat hidup. Pengaruh daya hidup dari plasma ini disebut visvitalis. Gerakan kloroplast
secara rotasi merupakan gerakan yang berarah melingkar secara tetap. Pada sel
Hydrilla yang kami amati ditemukan adanya gerakan sitoplasma dikarenakan sel dari
Hydrilla terebut hidup. Gerakan ini terjadi dalam sel-sel yang bervakuola besar dan
terlihat jika Hydrilla verticillata di rendam dalam air sehingga sel yang diamati sel hidup.

B. Kentang
Anatomi mengenai struktur tumbuhan melibatkan satuan fungsi organik terkecil
dalam tumbuhan itu sendiri yaitu sel. Sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel yang
didalamnya terdapat tempat berlangsungnya reaksi kimia yang diperlukan untuk
kehidupan sel. Pengamatan tentang sel hanya dapat terlihat menggunakan mikroskop.
Dalam hal ini, mempelajari ukuran dan bentuk sel merupakan hal penting, namun tanpa
memahami isi dari sel (unit sel) serta hubungannya dengan sel-sel lain yang melapisinya
tidak akan didapat pengetahuan yang mendalam tentang sel itu sendiri (Hidayat, 2015).

Gambar 1.4 Hidayat (2015) Gambar hasil pengamatan

Pada preparat umbi kentang yang kami amati, ditemukan butir pati yang bersifat
tunggal denggan beberapa lapis lamela yang membentuk satu hilum dipinggiran selnya.
Hal ini sesuai dengan (Hidayat, 1995) yang menyatakan bahwa pada beberapa tempat,
kloroplas dapat membentuk butir pati yang besar sebagai cadangan makanan.
Cadangan makanan ini paling banyak ditemukan pada leukoplast umbi akar, umbi
batang, rizoma dan biji. Amilum dapat diamati dengan mudah karena memiliki warna
biru kehitaman bila diberi pewarna iodium. Butir yang besar menunjukan lapisan yng
mengelilingi sebuah titik ditengah yaitu hilum. Hilum ini bisa berada ditengah butir pati
atau agak ke tepi. Retakan yng sering terlihat memiliki arah radial dari hilum terjadi akibat
dehidrasi butir pati yang dianggap sebagai stratifikasi kadar air yang ada pada butir pati
tersebut. Posisi, bentuk dan ukuran butir pati ditentukan oleh jenis tumbuhan yang
bersangkutan.

C. Bawang merah
Sel epidermis bawang merah yang sudah kami teliti mempunyai bentuk yang rapi
kotak kotak, meskipun tidak kotak sempurna. Ini dikarenakan bawang merah adalah
tumbuhan. Mengapa demikian karena sel tumbuhan meiliki dinding sel di luar
membrannya. Sehingga terlihat rapi saat kita melihat melalui mikroskop. Sekarang kalau
kita melihat warna dari sel epidermis bawang merah yang sudah kami teliti. Sel
tersebut berwarna keungu-unguan karena mengandung kloroplas meski tak
selalu mengandung klorofil.
Bawang merah (Allium cepa) memiliki umbi yang dikenal dengan nama umbi lapis
(bulb). Umbi ini merupakan pelepah daun yang berdaging saling bertumpukan. Setiap
lapisan umbi memiliki dua sisi yaitu sisi dalam dan sisi luar. Sisi luar memiliki warna lebih
terang dengan struktur yang lebih kasar dibandingkan sisi luar. Untuk mengamati sel
bawang dapat dilakukan dengan membuat sayatan membujur sisi bagian dalam. Sisi
bagian dalam lebih mudah di sayat dibandingkan sisi bagian luar. Kemudaian sayatan
diletakkan di atas objek gelas dan ditutup dengan cover gelas. Amatilah struktur sel yang
terdapat pada sel bawang. Gambar hasil pengamatan kamu dan jelaskan bagian-
bagiannya (Marina Silalahi dan Fajar Adinugraha, 2019).

Gambar 1.6 Marina (2019) Gambar hasil pengamatan

Bentuk sel epidermis bawang merah seperti balok yang disusun miring. Sel epidermis
bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang merah mempunyai inti sel,
memliki cairan di dalamnya dan ada aktivitas yang terjadi di dalamnya seperti pertukaran
zat dalam sel. cairan yang ada di dalam sel epidermis bawang merah
disebut nukleoplasma. Fungsi cairan nukleoplasma adalah untuk melindungi vakuola.
Bawang merah memiliki struktur yang jauh lengkap dari pada sel mati, yaitu memiliki, inti
sel,dinding sel,kloroplas,membran sel, dan sitoplasma. Sel pada bawang merah
berwarna merah mudah, hal ini di sebabkan karena bawang merah mengandung plastid
yang menghasilkan kloroplas. Adapun epitel pada bawang merah mempunyai tiga
bagian yaitu membran plasma, inti sel, dan sitoplasma. Sel pada bawang merah dan
epitel mempunyai peran yang cukup penting bagi kelangsungan hidup.

D. Beras
Jaringan penyimpan cadangan makanan Pada biji ada beberapa struktur yang dapat
berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, yaitu :Kotoledon, misalnya
pada kacang-kacangan, semangka dan labu. Endosperm,misal pada jagung, gandum,
dan golonganserelia lainnya. Pada kelapa bagiandalamnya yang berwarna putih dan
dapatdimakan merupakan endospermnya. Perisperm, misal pada famili
Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae, Gametophytic betina yang haploid
misal pada kelas Gymnospermae yaitu pinus. Cadangan makanan yang tersimpan
dalam biji umumnya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi
dan presentasenya berbeda-beda tergantung pada jenis biji, misal biji bunga matahari
kaya akan lemak, biji kacang-kacangan kaya akan protein, biji padi mengandung banyak
karbohidrat.
Pelindung biji dapat terdiri darikulit biji, sisa-sisa nucleus dan endosperm dan kadang-
kadang bagian buah. Tetapi umumnya kulit biji (testa) berasal dari integument ovule
yang mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung.
Biasanya kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecokelatan sedangkan bagian
dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan,
kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan insekta. Dalam
hal penggunaan cadangan makanan terdapat beberapa perbedaan diantara sub kelas
monokotiledon dan dikotiledon dimana pada :Sub kelas monokotiledon : cadangan
makanandalam endosperm baru akan dicerna setelah bijimasak dan dikecambahakan
serta telah menyerap air. Contoh jagung, padi, gandum.Sub kelas dikotiledon : cadangan
makanan yang terdapat dalam kotileodon atau perisperm sudah mulai dicerna dan
diserap oleh embrio sebelum biji masak. Contoh kacang-kacangan, bunga matahari dan
labu (Sutopo, 2012).
Gambar 1.7 Sutopo (2012) Gambar hasil pengamatan

Selanjutnya pada percobaan


biji padi dengan mikroskopis yang dilakukan, pertama biji dipotong melintang
membentuk lonjong dan kedua membujur. Pada potongan melintang ini dapat diketahui
bahwa terdapat bulu padi, kulit padi serta endosperm. Sedangkan
pada biji padi dengan sampel lain dipotong dengan membujur dan potongan tersebut
membentuk lingkaran pada bekas potonganya dan diketahui pula terdapat endosperm,
jaringan buah serta embrio pada biji padi.
Pada biji padi yang termasuk dalam kategori monokotil menurut Jati, W. (2017)
terdapat sebuah radikula, skutellum, plumula, kulit biji dan endosperm, yang memiliki
masing-masing fungsi yaitu : 1. Radikula yaitu berfungsi sebagai calonakar. 2.
Skutellum, berfungsi sebagai cadangan makanan yang digunakan saat perkecambahan.
3. Plumula, berfungsi sebagai calon daun atau pucuk. 4. Kulit biji, berfungsi melindungi
biji dari kerusakan mekanis, serangan penyakit dan kekeringan. 5. Endosperma,
berfungsi sebagai cadangan makanan. Pada biji padi, kulit biji tebal dan terdiri dari dua
bagian yang dapat saling menutup dan terhubung dibagian
pangkal biji. Biji padi tidak dapat dipisah, hal tersebut menunjukkan bahwa biji padi
termasuk dalam golongan biji monokotil.

2.3 Sel Hewan


Jaringan otot (muscle tissue) terdiri atas sel-sel yang disebut serabut otot,yang
mampu berkontraksi ketika dirangsang oleh implus saraf. Tersusun dalam susunan
parallel didalam sitoplasma, serabut otot adalah sejumlah besar mikrofilamen yang
terbuat dari protein kontraktil aktin dan myosin. Otot
adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan, dan kontrak
siotot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energi dalam suatu
hewan yang aktif (Campbell, 2014: 265).
Jaringan otot atau biasa disebut otot telah dijumpai mulai dari invertebrata sampai
vertebrata. Otot merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Hampirsetengah dari
keseluruan berat tubuh manusia disumbang oleh otot. Jaringat otot seperti jaringan yang
lain memiliki sifat pekah terhadap rangsangan (sifatiritabilitas), mampu merambatkan
impuls (sifat konduktivitas), mampu melaksanakan metabolism dan mampu membelah
diri. Sifat jaringan otot yangkhas adalah kemampuannya untuk berkontraksi (sifat
kontraktilitas) yang tinggi.Sifat kontraktilitas disebabkan sel-sel otot memiliki protein
kontraktil, yaitu aktin dan myosin (Yunadi, 2013: 33).
Menurut (Yusminah Hala, 2017: 78) Pada mamalia dapat dibedakan atastiga jenis
dari jaringan otot berdasarkan sifat-sifat morfologis dan fungsional yaitusebagai berikut:
A. Otot polos
Otot polos terdiri dari kumpulan sel fusiformis, yang di dalammikroskop cahaya tidak
memperlihatkan garis melintang sebagai bentu bundarkecil (5-10 µm). proses
kontraksinya lambat dan tidak di bawah pengendalian kemauan sadar. Setiap sel
memiliki suatu nukleus pipih yang khas terletak dibagian sentral. Pada sel yang sedang
berkontraksi nukleus tersebut sering terlipat. Otot polos biasanya mempunyai kegiatan
spontan bila tidak ada perangsangan saraf. Oleh karena itu, suplai sarafnya berfungsi
untuk mengubah kegiatan tersebut dan tidak memulainya.

Gambar 1.8 Yunaidi(2013)

Pada pengamatan pertama yaitu pada preparat otot polos (non sriatedteased
muscle) terlihat adanya inti sel (nukleus) yang berfungsi untuk mengatur kerja dari sel
otot polos dan serabut otot yang berfungsi untuk menghubungkan sel otot jantung yang
satu dengan yang lain dan membungkus atau melapisi seluruh permukaan sel.Untuk
mengamati struktur histology Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril)
yang homogen sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak
bergaris-garis. Sel otot polos berbentuk gelendong dan memilki ujung yang agak lancip.
terdapat satu inti yang berbentuk lonjong. Pada pengamatan ini terlihat sarkolema yang
merupakan membran yang melapisi selnya disebut, pada bagian dalamnya terdap
cairanyang disebut sarkoplasma. dinamakan otot polos karena miofibrilnya homogeny,
hal inilah yang sangat membedakannya dengan otot lurik dan jantung. Otot polos dapat
kita temukan pada berbagai organ dalam manusia,seperti, saluran pencernaan, saluran
pernapasan, dan saluran lainnya.
B. Otot rangka
Otot rangka bergaris melintang terdiri atas berkas-berkas sel silindris sangat panjang
(sampai 4 cm) yang berinti banyak yang memperlihatkan garis-garis melintang dengan
diameter 10-100 µm dan disebut serabut otot. Intibanyak tersebut disebabkan oleh
persatuan mioblas embrionik berinti tunggal.Nukleus bujur telur biasanya ditemukan di
bagain perifer sel, yaitu di bawah membran sel. Lokasi inti yang khas ini berguna dalam
membedakan otot rangka dari otot jantung, dengan inti yang terletak di tengah.
Kontraksinya cepat, kuat dan biasanya di bawah pengendalian kemauan yang
disadari.(Yunaiidi, 2013)

Gambar 1.9 Yunaidi(2013)


Preparat otot lurik/rangka (striated teased muscle). Pada pengamatan kedua yaitu
pada preparat otot lurik (striatedteased muscle) terlihat adanya nukleus (inti sel)
fungsinya sama saja dengan inti-inti sel yang ada pada otot yang lain yakni inti sel ini
berfungsi sebagaipengkoordinir seluruh kegiatan sel, atau berfungsi untuk mengatur
semua kegiatan sel dan menjadi pusat semua kegiatan sel. Endomesium merupakan
serabut-serabut yang berfungsi untuk menghubungkan sel otot jantung yang
satu dengan yang lain dan membungkus atau melapisi seluruhpermukaan sel. bagian
dari sel otot lurik ini terlihat pada gambar beradadibagian atas sehingga
secara umumnya endomisium ini sebagaipembungkus seluruh permukaan jaringan jadi
intinya endomisium ituberfungsi untuk melindungi jaringan yang ada dibawahnya, dan
miofibrilyang berfungsi menyebabkan serabut otot memiliki kemampuan
untukberkontraksi dan menanggapi rangsangan.Untuk mengamati struktur histology otot
lurik. Otot ini tampakberlurik-lurik sehingga disebut otot lurik. otot ini melekat pada
rangkasehinnga juga disebut sebagai otot rangka, seperti otot pada lengan manusia.
Struktur histology otot lurik berbentuk memanjang dan agak selindris,ototini bekerja
dibawa kesadaran manusia atau dalam kata lain aktifitasnyadapat dikontrol sehingga
memiliki banyak inti di bagian tepi, intinyaberbentuk agak lonjong. pada sepanjang
otot lurik ini terdapar daerah terang dan daerah gelap.
C. Otot jantung
Otot jantung juga memperlihatkan garis-garis melintang dan terdiri dari sel-sel
individual yang panjang atau bercabang-cabang yang berjalan sejajar satu sama lain.
Pada tempat perhubungan ujung ke ujung terdapat diskusinterkalaris, struktur yang
hanya ditemukan di dalam otot jantung inti. Inti terletak ditengah. Kontraksi otot jantung
tidak di bawah pengaruh kemauan secara sadar, kuat dan berirama.(Yunaidi, 2013)

Gambar 2.1 Yunaidi(2013)


Pada pengamatan ketiga yaitu pada preparat otot jantung (cardiacmuscle) terlihat
adanya nukleus (inti sel) fungsinya sama saja dengan inti-inti sel yang ada pada otot
yang lain yakni inti sel ini berfungsi sebagai pengkoordinir seluruh kegiatan sel, atau
berfungsi untuk mengatur semua kegiatan sel dan menjadi pusat semua kegiatan sel,
serabut otot yang berfungsi untuk menghubungkan sel otot jantung yang satu dengan
yanglain dan membungkus atau melapisi seluruh permukaan sel, dan terdapat Discus
Interkalaris (cakram berinterkalar), ini jugalah yang membedakan antara otot jantung
dengan yang lainnya, Discus Interkalaris pada otot jantung berbentuk
seperti tangga yang merupakan batas sel yang berbentuk gerigi-gerigi antara sel otot
jantung yang berdekatan yang berfungsi untuk memperkuat perlekatan otot dan
memungkinkan terjadinya komunikasi listrik antar sel yang berdekatan.Sesuai namanya,
otot jantung adalah otot yang membentuk
dinding jantung. Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung.
Jaringan otot jantung berbentuk silindris memanjang serta bercabang memiliki
percabangan yang membedakannya dengan otot-otot yang lain. terdapat discus
intercalaris yang merupakan batas sel yang berbentuk gerigi-gerigi antara sel otot
jantung yang berdekatan. dengan intiselnya terletak di bagian tengah, Otot jantung
bekerja secara tidak sadar (involunter) sehingga lambat terhadap rangsang serta namun
memilki keistimewaan yaitu tidak mudah lelah. Fungsi otot jantung adalah untuk
memompa darah ke luar jantung.

2.4 Mikroorganisme
A. Kapang (Rhizopus oryzae)
Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik, berbentuk
benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin atau
selulosa atau keduanya, heterotrof, absortif dan sebagian besar tubuhnya terdiri dari
bagian vegetatif berupa hifa dan generatif yaitu spora. Jamur merupakan kelompok
organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada
umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme
lainnya dalam hal caramakan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.Tubuh
jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa.
Gambar 2.2 Pelczar(2018) Gambar hasil pengamatan

Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan- jalinan
semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur yang menyerupai
benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa (Pelczar and Reid, 2018). Dinding
ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik.Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau
septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria,
dankadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula
hifa yang tidak bersepta atau hifasenositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh
pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.Hifa
pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang
merupakan organ penyerap makanan dari substrat;haustoria dapat menembus jaringan
substrat.
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya,
jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk memperoleh makanan,
jamurmenyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya,kemudian
menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka
jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan
senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe.
Jamur ini aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan
asam laktat. Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks
menjadi trigliserida dan asam amino. Selain
itu jamur ini juga mampu menghasilkan protease. Rhizopus bereproduksi secara
aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah dengan spora non motil yang
dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi seksualnya dengan konjugasi.
Menurut Sorenson dan Hesseltine (2016), Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran
pH 3,4-6.Pada penelitian, semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin
meningkat sampai pH 8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang
sesuai untuk pertumbuhan jamur. Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk
pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air untuk jamur lebih sedikit dibandingkan dengan
bakteri. Selain pH dan kadar air, jumlah nutrien dalam bahan juga dibutuhkan oleh
jamur.
Jamur pada tempe yang kami temukan adalah berwarna hitam, terdapat cabang-
cabang yang berupa hifa-hifa yang banyak, dan di ujung hifa ada sporangium yaitu
sebagai kotak spora.
B. Khamir (Saccharomyces cerevisea)
Khamir atau yeast adalah kategori non-takson yang mencakup semua fungsi
uniseluler yang berasal dari kingdom Zygomcota, Askomycota dan Basidiomycota.
Khamir umumnya berkembang biak secara aseksual maupun seksual. Cara aseksual,
yaitu dengan bertunas dan membelah diri. Cara seksual, yaitu, dengan fusi
(penggaungan) dua sel dengan methylene blue (tipe perkawinan) yang berbeda, zigot
hasil fusi ini kemudian akan membentuk empat hingga delapan spora yang kemudian
menyerap (Waluyo, 2017).
Saccharomyces cerevisiae adalah salah satu jenis fungi yang paling dikenal dan
sering digunakan oleh manusia. Karena kemampuannya memetabolisme gula menjadi
etanol dan gas CO2. Spesies ini sejak dulu telah digunakan dalam proses pembuatan
roti. Dalam biologi molekukar Saccharomyces cerevisea adalah organisme contoh bagi
eukariota, yang peta genetiknya sudah dipahami dengan lengkap .
Saccharomyces termasuk dalam filum Ascomycota (Imam, 2011).
Saccharomyces cerevisea dapat dilihat dengan mikroskop tanpa pewarnaan dan
akan terlihat sebagai bintik-bintik transparan. Pewarnaan dengan methylene blue bukan
bertujuan agar Saccharomyces cerevisiae terlihat, tetapi bertujuan diffrensial, yaitu agar
sel yang mati dan hidup memiliki warna yang berbeda. methylene blue merupakan
indikator berbentuk kristla yang bisa larut dalam air akan membentuk cawan berwarna
biru. Methylene blue menjadi tidak berwarna dengan kehadiran enzim alifatik dan
karena itu, sel khamir yang hidup akan tampak transparan. Sebaliknya, dengan
ketiadaan enzim methylene blue akan tetap berwarna biru, oleh karena itu, sel yang mati
akan berwarna biru (Buckle, 2018).
Pengamatan sel khamir dapat dilakukan dengan cara pengecatan sederhana, yaitu
pemberian warna pada khamir dengan menggunakan larutan tunggal suatu warna suatu
warna pada lapisan tipis atau olesan yang sudah difiksasi. Pewarnaan sederhana, yaitu
pewarnaan menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat
bentuk sel khamir dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya serta
membedakan sel yang mati dan sel yang hidup (Balley, 2017).
Dinding sel khamir terdiri atas kitin. Sel yang masih muda dinding selnya tipis dan
lentur, sedangkan yang tua dinding selnya tebal dan kaku. Dibawah dinding sel terdapat
membran berfsifat permiabel selektif. Tipe sel khamir adalah eukariotik. Untuk
identifikasi dan determinasi khamir, perlu dipelajari sifat-sifat morfologi dan fisiologisnya.
Sifat-sifat morfologi yang perlu dipelajari meliputi bentuk, struktur sel dan jumlah spora,
cara-cara perkembangbiakan, pembentukkan Psedemycellium, ordian, giant
colony, klamidospora, blastosporsa, dan sebagainya. Sifat-sifat fisiologis meliputi
pengujian amilasi C dan N, fermentasi karbohidrat, kemampuan mencairkan gelatin,
reduksi netral dan sebagainya (Dwijoseputro, 2010).

Gambar 2.3 Waluyo(2017) Gambar hasil pengamatan

Khamir merupakan salah satu mikroorganisme yang termasuk ke dalam fungi


mikroskopis. Khamir terdapat sebagai sel bebas yang sederhana. Khamir yang
ditemukan memiliki berbagai bentuk sepeti bulat, lonjong, tingular dan sebagainya.
Khamir tidak bergerak karena tidak memiliki flagela. Khamir dapat tumbuh dalam medim
cair dan padat dengan cara seperti bakteri, yaitu prmbrlahan sel. Jenis khamir yang
paling sering digunakan oleh manusia adalah Saccharomycess cerevisiae (Natsir, 2013)
Khamir merupakan salah satu organisme yang termasuk dalam fungi mikroskopik.
Khamir terdapat sebagai fungi mikroskopik. Khamir terdapat sebagai sel bebas yang
sederhana, khamir yang terdapat di alam memiliki berbagai bentuk bulat, lonjong,
triangular dan sebagainya. Khamir tidak bergerak karena tidak memiliki flagella, khamir
dapat tumbuh pada media cair dan padat dengan cara seperti bakteri yaitu pembelahan
sel. Di alam terdapat berbagai bentuk khamir, namun khamir dalam pengamatan
berbentuk bulat. Tujuan dari pengamatan morfologi khamir yaitu untuk mengamati
berbagai macam bentuk sel, membedakan sel yang mati dan sel yang hidup dan
menghitung presentase kematian khamir (Anshar, 2010).
Khamir yang digunakan dalam praktikum ini adalah jenis Saccharomyces
cerevisiae yang merupakan jenis fungi yang paling sering dimanfaatkan oleh manusia,
karena kemampuannya dalam memetabolisme gula menjadi CO 2. Faktor- faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan khamir adalah kandungan nutrisi atau substrat, pH, suhu,
tersedianya oksigen dan ada tidaknya senyawa penghambat, penyinaran lampu
mikroskop dan lain-lain. Kebanyakan khamir dapat tumbuh pada pH 4,0-4,5. Suhu
optimum khamir yaitu 250C-350C dan suhu maksimum yaitu 350C – 470C.
C. Bakteri (Lactobacilus casei)
Lactobacillus merupakan bakteri Gram positif, tidak menghasilkan spora, biasanya
tidak bergerak, anaerob fakultatif, katalase negatif, koloninya dalam media agar
berukuran 2-5 mm, konfeks, opak, sedikit transparan, tidak berpigmen dan metabolit
utamanya adalah asam laktat. Tumbuh baik pada suhu 25-40°C dan tersebar luas
di lingkungan terutama dalam produk-produk pangan asal hewan dan sayuran. Bakteri
ini menetap dalam saluran pencernaan unggas dan mamalia (Ray dan Bhunia, 2018).
Yang membedakan masing-masing produk susu fermentasi adalah jenis bakterinya.
Sebagai contoh, dalam yogurt terdapat dua jenis bakteri asam laktat yang hidup
berdampingan dan bekerja sama: Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus. Keduanya menghasilkan asam laktat yang menggumpalkan susu menjadi
yogurt. Kegiatan bakteri inilah yang menjadi sumber sebagian besar manfaat yogurt
(Widodo, 2012).
Yakult (Yakuruto) adalah minuman probiotik mirip yogurt yang dibuat dari
fermentasi skimmed milk dan gula dengan bakteri Lactobacillus casei. Karena L. casei
Shirota dapat ditemui dalam sistem pencernaan, Yakult dipromosikan sebagai minuman
yang baik untuk kesehatan. Minuman yang mengandung bakteri yang bermanfaat untuk
menekan pertumbuhan bakteri jahat. Namanya berasal dari jahurto,
bahasa Esperanto untuk "yoghurt" (Suyitno, 2010).
Gambar 2.4 Widodo(2012) Gambar hasil pengamatan

Bakteri Lactobacillus casei berbentuk batang tunggal dan termasuk golongan bakteri
heterofermentatif, fakultatif, mesofilik, dan berukuran lebih kecil dari pada Lactobacillus
bulgaricus, Lactobacillus acidophillus, dan Lactobacillus helveticus.
Bakteri Lactobacillus casei akan merubah ribosa menjadi asam laktat dan asam
asetat. Pembuatan yakult adalah dengan cara disterilisasi terlebih dahulu pada suhu 140
selama 3 sampai 4 detik, kemudian ditanamkan Lactobacillus casei C selama dua hari.
Nilai gizi (Strain shirota) diinkubasi pada suhu 37°C yakult yaitu protein 1,2%; lemak
0,1%; mineral 0,3%; karbohidrat 16,5%; air 81,9%; dan nilai kalori tiap 100 gram.
Menurut Legowo dan Mahananni (2018), Lactobacilllus casei adalah galur unggul yang
mudah dan cocok untuk dikembangbiakkan dalam minuman dasar susu. Selain bakteri
ini mampu bertahan dari pengaruh asam lambung, juga mampu bertahan dalam cairan
empedu sehingga mampu bertahan hidup hingga usus halus.
Lactobacillus casei ditemukan dalam susu fermentasi dan memiliki sifat bermanfaat
bagi kesehatan manusia. Saluran pencernaan manusia terdiri dari Lactobacillus casei;
flora alami yang mencegah berlebihnya suatu bakteri asam laktat yang tidak sengaja
tertelan dan tinggal di salura pencernaan. Lactobacillus casei dapat mengurangi diare
dan membantu memodifikasi mikroflora dalam tubuh. Lactobacillus casei menghasilkan
DL-asam laktat dan amilase yang melengkapi pertumbuhan Lactobacillus acidophilus.
Sebagian besar Lactobacillus casei strain dapat memfermentasi galaktosa, glukosa,
fruktosa, manosa, manitol, N-asetilglukosamin, dan tagatose. Kemampuan untuk
memfermentasi laktosa kurang umum pada strain yang diisolasi dari bahan nabati
dibandingkan pada yang berasal dari keju dan saluran pencernaan manusia.
Lactobacillus casei adalah spesies yang mudah beradaptasi, dan bisa diisolasi dari
produk ternak segar dan fermentasi, produk pangan segar dan fermentasi. Dari segi
industrial, Lactobacillus casei mempunyai peran dalam probiotik manusia, kultur starter
pemroduksi asam untuk fermentasi susu, dan kultur khas untuk intensifikasi dan
akselerasi perkembangan rasa dalam varietas keju yang dibubuhi bakteri. Lactobacillus
casei diduga dapat mengontrol organisme yang dapat menimbulkan efek toksik di dalam
saluran pencernaan manusia, diantaranya yaitu Escherichia coli.
Lactobacillus casei adalah suatu jasad renik jenis temporer penghasil asam
laktat, Lactobacillus casei dapat ditemukan di mulut dan di usus manusia. Selain itu
bakteri Lactobacillus casei dapat menghalangi pertumbuhan H. pylori, dan membantu
microflora di usus besar. (Krisno, 2011).
Bakteri ini berukuran 0,7-1,1 x 2,0-4,0 µm dan merupakan bakteri yang penting dalam
pembentukan asam laktat. Seperti bakteri asam laktat lain, Lactobacillus casei toleran
terhadap asam, tidak bisa mensintesis perfirin, dan melakukan fermentasi dengan asam
laktat sebagai metabolit akhir yang utama. Bakteri ini membentuk gerombolan dan
merupakan bagian dari spesies heterofermentatif fakultatif, dimana bakteri ini
memproduksi asam laktat dari gula heksosa dengan jalur Embden-Meyerlhof dan dari
pentose dengan jalur 6-fosfoglukonat, fosfoketolase. pertumbuhan Lactobacillus
casei pada suhu 15oC, dan membutuhkan riboflavin, asam folat, kalsium pantotenat, dan
faktor pertumbuhan lain. Lactobacillus casei adalah spesies yang mudah beradaptasi,
dan bisa diisolasi dari produk ternak segar dan fermentasi, produk pangan segar dan
fermentasi. Dari segi industrial, Lactobacillus casei mempunyai peran dalam probiotik
manusia, kultur starter pemroduksi asam untuk fermentasi susu, dan kultur khas untuk
intensifikasi dan akselerasi perkembangan rasa dalam varietas keju yang dibubuhi
bakteri.

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Tanaman jagung termasuk tumbuhan monokotil atau dikotil? Mengapa?
Tanaman jagung termasuk tumbuhan monokotil. Hal ini karena tanaman jagung
bijinya berkeping satu atau tidak membelah ketika proses perkecambahan,
memiliki akar serabut, dan tulang daun sejajar.
2. Bagaimana sistem pertulangan daun dan perakaran tanaman jagung?
Bentuk tulang daun pada tanaman jagung adalah sejajar. Artinya tulang daun
berada dalam satu baris di setiap helai daunnya. Karena tulang daun
sejajar berada dalam satu baris, maka tulang daun sejajar akan terlihat seperti
garis-garis lurus. Adapun tipe perakaran tanaman jagung adalah serabut.
Akar ini terdiri dari sejumlah akar kecil, ramping, dan berukuran
sama. Perakaran serabut terbentuk pada waktu akar primer membentuk cabang
sebanyak-banyaknya.
3. Bagaimana penyebaran ikatan pembuluh pada batang jagung?
Jagung termasuk tumbuhan monokotil maka ikatan pembuluhnya bersifat
kolateral tertutup, letaknya tersebar dan ukuran ikatan pembuluh bervariasi.
Pada ikatan pembuluh tertutup xylem berada di sisi dalam dan floem berada di
arah sisi luar. Di sela-sela xylem dan floem ini, tidak ada kambium.
4. Tanaman kedelai termasuk tumbuhan monokotil atau dikotil? Mengapa?
Tanaman kedelai termasuk tanaman dikotil. Hal ini karena kedelai memiliki biji
yang akan membelah ketika berkecambah, perakaran tunggang, memiliki
cambium, dan bentuk tulang daun menyirip.
5. Bagaimana sistem pertulangan daun dan perakaran tanaman kedelai?
Sistem pertulangan daun pada tanaman kedelai adalah menyirip. Daun
menyirip atau penninervis merupakan salah satu jenis daun yang memiliki tulang
daun yang tersusun seperti sirip ikan. Daun ini hanya mempunyai satu ibu tulang
daun yang memanjang dari pangkal hingga ke ujung daun. Adapun perakaran
tanaman kedelai adalah akar tunggang. Sistem perakaran tunggang, terdiri atas
beberapa cabang, sebuah akar besar dan ranting akar. Akar yang dimiliki
berasal dari perkembangan akar-akar primer biji yang berkecambah.
6. Bagaimana penyebaran ikatan pembuluh pada batang kedelai?
Kedelai termasuk tumbuhan dikotil maka ikatan pembuluhnya bersifat kolateral
terbuka, terletak teratur dan ukuranya seragam. Pada ikatan pembuluh terbuka,
xylem berada di sisi dalam dan floem di arah sisi luar. Di antara xylem dan
phloem, terdapat kambium.
7. Pada penampang daun Ficus elastica, di sisi manakah stomata banyak
dijumpai dan adakah kloroplas pada lapisan epidermis?
Stomata pada daun banyak ditemukan di sisi bawah daun. Stomata merupakan
derivat epidermis yang memiliki peranan sangat penting dalam kelangsungan
hidup tumbuhan, khususnya proses fotosintesis. Berdasarkan pernyataan
tersebut maka dapat disimpulkan pula terdapat kloroplas pada epidermis
mengingat kloroplas mengandung zat hijau daun yang sangat berperan dalam
fotosintesis.
8. Pada jaringan apakah kloroplas banyak dijumpai dan apa fungsi utama
jaringan parenkim?
Kloroplas banyak dijumpai pada jaringan parenkim. Fungsi dari jaringan
parenkim sendiri adalah sebagai dasar untuk jaringan penghasil dan juga
penyimpan cadangan makanan. Parenkim merupakan penghasil makanan
berupa parenkim yang digunakan sebagai tempat fotosintesis, contohnya pada
mesofil daun. Hasil fotosintesis akan disimpan di dalam parenkim.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Mikroskop adalah alat pembesar objek yang digunakan untuk mengamati benda-
benda tidak kasat mata atau terlalu kecil untuk diamati. Mikroskop berbagai macam
jenisnya dan memiliki bagian-bagian penting dengan fungsinya masing-masing.
2. Sel tumbuhan memiliki ciri khas tersendiri yaitu memiliki dinding sel dan kloroplas.
Diamati empat buah objek dalam praktikum ini, yaitu pati beras, pati kentang,
hydrilla, dan bawang merah. Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan
mikroskop didapatkan bagian pati beras terdiri dari dinding sel, lamel-lamel, hilum,
dan amilum. Adapun pati kentang terdiri dari bagian bersifat non-protoplasmik, yaitu
dinding sel ,lamel-lamel, hilum dan amilum. Selanjutnya, pengamatan pada hydrilla
menunjukkan adanya dinding sel yang tebal, aliran sitoplasma pada tulang daun,
dan trikoma. Terakhir, pengamatan dilakukan pada bawang merah yang
menunjukkan susunan dinding sel yang rapat. Pada bawang merah sel epidermis
bagian dalam berwarna putih dan epidermis bagian dalam berwana merah.
3. Jaringan otot (muscle tissue) terdiri atas sel-sel yang disebut serabut otot, yang
mampu berkontraksi ketika dirangsang oleh implus saraf. Praktikum ini akan diamati
tiga jenis otot yag telah diawetkan, yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Otot
polos terdiri dari kumpulan sel fusiformis, yang di dalam mikroskop cahaya tidak
memperlihatkan garis melintang sebagai bentu bundar kecil, dan bekerja secara
spontan. Selanjutnya, otot lurik bergaris melintang terdiri atas berkas-berkas sel
silindris sangat panjang yang berinti banyak yang memperlihatkan garis-garis
melintang dengan diameter 10-100 µm, dan bekerja secara sadar. Terakhir, otot
jantung memperlihatkan garis-garis melintang dan terdiri dari sel-sel individual yang
panjang atau bercabang-cabang yang berjalan sejajar satu sama lain. Otot jantung
bekerja secara spontan.
4. Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil
(biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat
bantuan. Praktikum kali ini diamati kapang tempe (Rhizopus oryzae), bakteri
Lactobacillus casei, dan khamir Saccharomyces cerevisiae. Pada Rhizopus oryzae
pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat bahwa
misellium dari jamur tempe ini tidak bersekat. Jamur tempe terdiri dari beberapa
bagian utama yaitu misellium atau yang sering disebut stolon jamur,
sporongiophore,sporangium, dan spora yang mennjadi organ
perkembangbiakannya. Kemudian, Lactobacillus casei adalah bakteri Gram-positif,
anaerob, tidak memiliki alat gerak, tidak menghasilkan spora, berbentuk batang dan
menjadi salah satu bakteri yang berperan penting dalam pencernaan. Terakhir,
Saccharomyces cerevisiae apabila diamati dengan mikroskop akan terlihat sebagai
bintik-bintik kecil transparan dan memiliki dinding sel (apabila tua bersifat tebal dan
kaku, sedangkan muda bersifat tipis dan lentur). Di bawah dinding sel terdapat
membran permeable selektif.
5. Angiospermae merupakan tumbuhan berpembuluh berbiji tertutup. Organ vegetatif
tumbuhan ini terdiri dari akar, batang, dan daun. Namun, di sini hanya akan diamati
daun (Ficus elastica) dan akar (kecambah kedelai) saja. Ketika diamati, susunan
daun Ficus elastica terdiri dari epidermis, stomata, jaringan pengangkut (xilem dan
floem), jaringan palisade, jaringan kutikula, rambut dan kelenjar, mesofil, dan urat
daun. Adapun irisan melintang kecambah kedelai ketika diamati terlihat kotiledon,
radikula, hipokotil, rambut akar, dan tudung akar (kaliptra).

3.2 Saran
1. Sebaiknya menggunakan banyak litelatur yang dapat diperoleh dari berbagai
sumber.
2. Sebaiknya memilih litelatur dengan sumber yang jelas dan materi yang lengkap
sesuai bahasan praktikum.
3. Sebaiknya teliti dalam membaca sumber litelatur karena bab bahasan yang ada di
praktikum ini cukup banyak.
4. Sebaiknya dalam menyusun laporan kali ini dibuat konsep materinya terlebih dahulu
baru setelah itu mencari sitasi yang dapat dikembangkan.
5. Sebaiknya memilih gambar yang cukup relevan dan jelas untuk dimasukkan pada
laporan.
DAFTAR PUSTAKA

Aditia, Lasinrang. 2013. Mikroba (Morfologi Mikroorganisme). {Laporan Praktikum}.


Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Aditia, Lasinrang. 2013. Struktur Hewan (Jaringan Otot). {Laporan Praktikum}.
Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Liran, Indra Jatmika. 2016. Pengenalan Mikroskop dan Sel Tumbuhan. {Laporan
Praktikum}. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.
Lubis, Maju. 2013. Mikroskop. {Laporan Praktikum}. Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Ni’mah, Khoirun. 2014. Anatomi Tumbuhan “Struktur Tumbuhan pada Tingkat Sel”.
{Laporan Praktikum}. Semarang: Universitas PGRI Semarang.
Novalinda, Chrismis. 2020. Daun Karet Manfaat Bagi Kesehatan. Medan: Universitas
Prima Indonesia Press.
Noviyanti, Deby. 2013. Mengenal Organ Vegetatif pada Kecambah. {Laporan
Praktikum}. Palembang. Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah.
Silalahi, Marina. 2019. Penuntun Praktikum Anatomi, Fisiologi, dan Perkembangan
Tumbuhan I. Jakarta Timur: Universitas Kristen Indonesia Press.
Tampung, Alfonsus Rodriques. 2012. Sel Tumbuhan. {Laporan Praktikum}. Malang:
Universitas Katolik Widya Karya.
Wahyudi, Claudia Christina. 2017. Pengenalan Mikroskop. {Laporan Praktikum}.
Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.
Yanti, Aulia Fuji. 2017. Sel Tumbuhan. {Laporan Praktikum}. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai