Anda di halaman 1dari 10

RESUME

INSTRUMENTASI TEHNIK AV- SHUNT


PADA TN.S DENGAN CKD STADIUM V
DI OK 14 (PAVILIUN)
(BEDAH TKV)

OLEH:
ZULIANAH, A.Md.Kep
( PELATIHAN INSTRUMENTATOR 2014 )

INSTALASI BEDAH SENTRAL


RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG
2014
RESUME
INSTRUMENTASI TEHNIK AV- SHUNT
PADA TN.S DENGAN CKD STADIUM V
DI OK 14 (PAVILIUN)
(BEDAH TKV)

1. PENGERTIAN :
CKD (Chronic Kidney Disease) merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan irreversible di mana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit
sehingga menyebabkan uremia yaitu retensi urea dan sampah nitrogen lainnya
dalam darah (Brunner & Suddarth, 2001: 1448). Sedangkan yang dimaksud
dengan CKD Stadium V merupakan gangguan fungsi renal tahap terakhir
(Barbara C. Long, 1996: 368).
AV Shunt adalah proses penyambungan (anastomosis) pembuluh darah
vena dan arteri supaya dapat digunakan untuk keperluan hemodialisis (Ronco,
2004).
AV shunt adalah suatu cara untuk membuat akses yang permanen pada
pembuluh darah yaitu dengan membuat anastomosis antara arteri dan vena
yang biasa disebut cimino- broschia fistula atau dengan menghubungkan arteri
dan vena lewat pembuluh darah tambahan (graft), daerah yang dipilih biasanya
pembuluh darah di lengan bawah (http://wikiblog.com).
Tehnik Instrumentasi AV Shunt adalah suatu tata cara atau tehnik yang
menunjang tindakan pembedahan dimulai dari proses persiapan alat, mengatur
penataan alat secara sistematis dan penggunaan alat/ instrument selama
tindakan operasi AV Shunt berlangsung.

2. Indikasi
Dilakukan pada pasien dengan kasus gangguan fungsi renal stadium V/
tahap terakhir.
3. Kontra Indikasi:
Pada pemeriksaan fisik pasien secara palpasi tidak teraba arteri radialis
atau ulnaris dan tidak ditemukan dengan alat pendeteksi (dopler) (Ronco, 2004;
Sumer D.S., 1987; Suzane C., 2002).

4. Persiapan
1. Persiapan Pasien
1) Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian
khusus masuk kamar operasi.
2) Pasien telah menandatangani persetujuan tindakan kedokteran.
3) Lepas gigi palsu dan semua perhiasan bila ada.
4) Vital sign dalam batas normal.
5) Pasien dibaringkan di meja operasi dengan posisi supine di meja
operasi.
6) Memasang plat diatermi pada betis kaki kanan.
7) Pasien dilakukan pembiusan dengan local anastesia.
8) Mencuci area operasi dengan disinfektan

2. Persiapan Lingkungan
1) Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, mesin couter, lampu
operasi, meja mayo dan meja instrument.
2) Memasang U- Pad dan doek pada meja operasi.
3) Mempersiapkan linen dan instrument steril yang akan dipergunakan.
4) Mempersiapkan dan menempatkan tempat sampah medis agar mudah
dijangkau.

3. Persiapan Alat
4.3.1. Instrument Operasi
a. Instrument steril di meja mayo
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Towel klem 5
2 Desinfeksi klem 1
3 Pincet anatomis bebek 2
4 Pincet chirurgis bebek 2
5 Pincet anatomis vaskuler 2
6 Gunting jaringan kasar 1
7 Gunting metzenboum 1
8 Hanvard mess no 3 dan no 7 1/ 1
9 Mosquito klem bengkok 4
10 Klem pean bengkok 1
11 Klem pean lurus 1
12 Klem sepatu/ rober short 1
13 Klem 90 1
14 Hak kombinasi 2
15 Gunting vaskuler 1
16 Nald voeder kecil 1
17 Nald voeder vaskuler 1
18 Klem vaskuler/ stinsky 1
19 Buldog klem 1
20 Tegel nelaton/NGT no.5 2/1

b. Instrument Penunjang
1) Instrument Penunjang Steril
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Kom besar 1
2 Bengkok 2
3 Kom kecil berisi NS/ NS+heparin 1/1
4 Cucing 1
5 Handpiece Couter dan kabel (monopolar) 1 set

2) Instrumen Penunjang On Steril


NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Mesin Couter 1
2 Lampu Operasi 1
3 Meja Operasi 2
4 Meja Instrument 1
5 Meja Mayo 1
6 Standar Infus 1
7 Troli Waskom 1
8 Tempat Sampah 2
9 Gunting verban 1
4.3.2. Set Linen
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Duk Besar 4
2 Duk Sedang 4
3 Duk Kecil 4
4 Sarung Meja Mayo 1
5 Handuk Tangan 5
6 Scort/ Gaun Operasi 6

4.3.3. Bahan Habis Pakai

NO NAMA ALAT JUMLAH

1 Handscoon 6.5/ 7/ 7.5 sesuai


kebutuhan
2 Underpad steril/ on steril 1/ 1
3 Mess no. 15 dan no 11 1/ 1
4 Spuit 10cc 2
5 Deppers 5
6 Kasa 20 lembar
7 Povidon Iodine 10% 50 cc
8 Cairan NS 0,9% 1 liter
9 Sofratule 1
10 Prolene 7-0 1
11 Prolene 4-0 1
12 Pehacain 2 amp
13 Silk 2-0 1
14 Markaine 0,5% 4 cc
15 heparin 0,5 cc
16 Hepavix Secukupnya

5. Instrumentasi Tehnik
Sign In
1) Pasien datang, melakukan sign in yang meliputi:
a. Identitas pasien.
b. Apakah pasien sudah tahu dengan tindakan yang akan
dilakukan.
c. Persetujuan tindakan.
d. Penandaan area operasi.
e. Riwayat alergi.
2) Menulis identitas pasien di buku register dan
buku kegiatan.
3) Bantu memindahkan pasien ke meja operasi.
4) Pasang arde di betis sebelah kanan.
5) Mengatur posisi tangan yang akan dilakukan tindakan dan di cuci
denganhibiscrub kemudian ditutup duk kecil steril.
5) Perawat instrumen melakukan scrubing, gowning dan gloving.
6) Perawat instrumen membantu operator dan asisten untuk gowning
dan gloving.
7) Perawat instrumen memberikan bengkok berisi cucing dengan
cairan povidon iodin 10 %, klem desinfeksi dan deppers kepada
operator untuk desinfeksi area operasi meliputi daerah siku sampai
jari-jari.
8) Perawat instrumen menyiapkan untuk anastesi local dengan
mengoplos pehacain 4cc + marcain 4cc + Ns 0,9 % 4cc dalam spuit
10 cc. Dan menyiapkan untuk dilatasi vena dengan mengoplos
heparin 0,5cc + Ns 0,9 % 50cc , dan ditempatkan di kom.
9) Perawat instrumen dengan dibantu asisten operator melakukan
drapping area operasi meliputi:
(a) Memasang duk besar di bawah lengan sebelah kiri.
(b) Memasang duk kecil berbentuk segitiga untuk dilingkarkan
pada siku kemudian fiksasi dengan duk klem.
(c) Memasang duk kecil untuk membungkus jari- jari tangan
sebelah kiri.
(d) Memasang duk sedang untuk bagian tubuh atas.
(e) Memasang duk besar untuk menutupi bagian atas sampai mata
kaki.
10) Pasang kabel couter difiksasi dengan duk klem, pastikan alat
berfungsi dengan baik. Meja mayo dan meja instrumen didekatkan
pasien.
Time out
11) Berikan kasa basah pada operator untuk membersihkan sisa dari
povidon iodin kemudian berikan pinset cirurrgis dan betadin untuk
marking daerah yang akan di insisi
12) Berikan spuit 10cc yang berisi (pehacain+marcain+Ns 0,9%)
kepada operator, untuk dilakukan local anathesi.
13) Berikan pinset cirurrgis pada operator untuk mengecek kerja obat
anastesi lokal
14) Berikan handle mess no.15 pada operator untuk dilakukan insisi
kulit, berikan dobel pinset cirurrgis pada operator dan asisten,dan
berikan mosquito+kasa pada asisten untuk merawat perdarahan.
15) Berikan haak kombinasi pada asisten untuk memperluas lapangan
operasi.
16) Setelah kelihatan vena, berikan klem 90 dan tegel nelaton pada
operator untuk memisahkan vena dengan jaringan disekitarnya.
Kemudian vena di tegel dengan menggunakan nelaton catheter.
17) Berikan klem mosquito pada operator untuk menjepit vena bagian
distal dan berikan mess 11 untuk memotong vena distal.
18) Berikan benang ziede 2.0 dengan dijepit klem mosquito klem lurus
pada operator untuk ligasi vena bagian distal.
19) Memberikan pinset vaskuler dan gunting vaskuler untuk membelah
vena (membuat sepatu)
20) Setelah vena terpotong berikan cairan heparin yang telah di oplos
dengan Ns 0,9% (0,5:50cc) pada operator dalam spuit 10cc dan
disambung dengan selang NGT no 5 untuk dilakukan dilatasi pada
vena proximal untuk mengecek apakah ada sumbatan atau tidak,
setelah itu berikan buldog kembali untuk klem vena proximal.
21) Berikan klem 90 pada operator dan haak kombinasi pada asisten
untuk mencari & membebaskan arteri.
22) Berikan kasa dan pinset serta couter untuk merawat perdarahan.
23) Setelah arteri ditemukan berikan nelaton untuk dilakukan tegel dan
dijepit dengan klem pean.
24) Setelah arteri dibebaskan kemudian di klem dengan klem satinsky,
lalu berikan handle mess no 11 pada operator untuk insisi arteri,
insisi diperluas dengan memberikan pinset vaskular dan gunting
vaskular agar sesuai dengan lubang pada vena.
25) Berikan nald foder vasculer dan benang prolene no 7-0 dengan 2
jarum pada operator untuk dilakukan penyambungan antara vena
proximal dengan arteri.
26) Identifikasi apakah sudah tersambung dengan baik dengan meraba
apakah berdenyut, didapatkan penyambunganya baik, kemudian
dokter memutuskan untuk menutup luka operasi.
27) Rawat perdarahan bila ada. Bila tidak ada perdarahan dijahit
kulitnya dengan prolene no 4-0.
Sign Out:
28) Bersihkan area operasi dengan kasa basah, keringkan dengan
dengan kasa dan ditutup dengan sufratul, kasa dan hepavix.
29) Operasi selesai, pasien dibersihkan, instrumen dibereskan, kasa dan
instrumen di inventaris, kabel couter dilepas.
30) Rapikan pasien, bersihkan bagian tubuh pasien dari bekas betadin
yang masih menempel dengan menggunakan kassa basah dan
keringkan.
31) Pasien diberikan motivasi untuk tidak melakukan aktivitas yang
berat pada tangan kiri (yang dilakukan tindakan operasi), termasuk
tidak boleh menekuk tangan sebelah kiri.
32) Pindahkan pasien ke brankart, dorong ke ruang recovery.
33) Semua instrument didekontaminasi menggunakan larutan presep
2.5 gram (9 buah) dalam 5 liter air. Rendam selama 10 - 15 menit
lalu cuci, bersihkan dan keringkan, kemudian alat diinventaris dan
diset kembali bungkus dengan kain siap untuk disterilkan.
34) Bersihkan ruangan dan lingkungan kamar operasi, rapikan dan
kembalikan alat- alat yang dipakai pada tempatnya.
35) Inventaris bahan habis pakai pada depo farmasi.
Pembimbing OK 14 (Paviliun)
(Bedah TKV)

Siti Kayatun Amd.Kep

DAFTAR PUSTAKA

Andy Santosa Augustinus, (1994). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia.


Jakarta : Akademi Perawatan Sint Carolus.
Brunner and Suddarth (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC.
Donna. D. Ignatavicius, Marylinn V.B. (1991). Medical Surgical Nursing. A
Nursing Proses Approach. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
John Luckman, RN. M.A. Karen C. Sorensen, R.N. M.N (1997). Medical
Surgical Nursing: A Psychophysiological Approach. Philadelphia, N.B.:
Saunders Company.
Marilynn E. Doengoes, Mary F. Moorhouse (1994). Rencana Asuhan
Keperawatan, Edisi 3: Penerbit Buku Kedokteran: EGC.

Anda mungkin juga menyukai