Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
LABORATORIUM DASAR PANGAN
Jalan Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294 Telp. (031) 8782179
email : ft@upnjatim.ac.id faximile (031) 8782257 Laman : www.upnjatim.ac.id

LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA MAHASISWA: Ahmad Wahfi Nuris JUDUL MATERI PRAKTIKUM: Penetapan
Eko Prasojo Massa Molar Berdasarkan Penurunan Titik
NPM : 20033010085 Beku
TANGGAL PRAKT.: 23/11/2020 PEMBIMBING PRAKTIKUM :
Fesdila Putri N., S.TP, M.Sc

DASAR TEORI :
Peralihan wujud suatu zat di tentukan oleh suhu dan tekanan contohnya air pada tekanan 1atm
mempunyai titik didih 100 oC dan titik beku 0oC. jika air mengandung zat terlarut yang sukar menguap,
maka titik didihnya akan lebih besar dari 100oC dan titik bekunya lebih kecil dari 0oC. perbedaan itu
di sebut kenaikan titik didih (∆Tb) dan dapat menurutkan titik beku (∆Tf). Kejadian tersebut dapat di
terangkan menggunakan bantuan diafragma fase air, kita ingat bahwa suatu cairan akan mendidih bila
tekanan berasal dari tekanan luar, yaitu 1 atm. Akan tetapi jika ada zat terlarut, maka tekanan uapnya
turun sebesar ∆p atau cc0. Akibatnya untuk mendidih diperlukan suhu lebih yaitu sampai titik D.
perbedaan suhu itu, sebesar CD. Disebut kenaikan titik didih (∆Tb).
Penurunan tekanan uap larutan tidak hanya pada suhu 100oC, tetapi juga pada suhu yang lebih
rendah sampai ketitik tripel. Hal itu menyebabkan garis kesetimbangan cair-gas CO bergeser
manjadi DO1. Penggeseran itu menyebabkan titik tripel pindah O ke O1. Sejalan dengan itu, garis
kesetimbangan padat-cair (BO), juga bergeser ke kiri yaitu ke B1O1. Hal ini mempunyai pengaruh
pada titik beku larutan yaitu lebih rendahan dari titik beku air murni. Perbedaan itu di sebabkan
penurunan titik beku (∆Tf) (Syukri.1999:271).
Apabila suatu zat dilarutkan dengan zat pelarut, maka sifat larutan itu dibedakan dari sifat
pelarut murni. Contohnya , larutan gula yang berbeda sifat dengan air murni biasa. Sifat-sifat larutan
yang ada seperti rasa, warna ph dan kekentalan tergantung pada jenis dan konsentrasi zat yang
terlarut. Pengaruh jenis zaat yang terlarut kecil sekali sejauh zat yang terlarut itu tergolong non
elektrolit dan tidak mengandung uap, sedangkan sifat tidak tergantung pada jenis zat yang terlarut
tetapi hanya pada konsentrasi partikelnya disebut dengan sifat-sifat koligatif suatu
larutan (Susanto.2007:128).
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
LABORATORIUM DASAR PANGAN
Jalan Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294 Telp. (031) 8782179
email : ft@upnjatim.ac.id faximile (031) 8782257 Laman : www.upnjatim.ac.id

Larutan akan terjadi apabila terjadinya kesetimbangan antara pelarut dengan zat yang terlarut .
pelarut merupakan zat yang mendiskripsikan zat tersebut dan mempunyai masa molekul relative lebih
besar dari zat lain/ zat yang di campurkan. Zat terlarut merupakan zat yang terdispersi (tersebut secara
merata di dalam pelarut). Adapun yang termasuk kedalam sifat-sifat koligatif suatu larutan adalah
penurunan titik beku (∆Tf), kenaikan titik didi(∆Tb), penurunan titik uap(∆p) dan tekanan osmotic(n
= m x RT).
Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang hanya tergantung pada jumlah partikel zat
terbentuk dan tidak tergantung dari jenis zat tersebut (Purba.200:331).
Titik beku larutan adalah suhu pada saat mulai terbentuk padataan (membeku) selisih antara titik beku
dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (∆ Tf).
∆Tf = titik beku pelarut – titik beku larutan.
Rumus penurunan titik beku:
∆Tf = Kf . m
= Kf . gram/Mr . 1000/kg(pelarut)
Keterangan :
∆Tf = penurunan titik beku larutan dalam 0C
Kf = tetapan penurunan titik beku molal dalam 0C/m
M = molalitas larutan dalam mol/kg(pelarut)
g = masssa zat terlarut dalam satuan gram
p = massa pelarut dalam gram (sitorus,dkk.2004:14).

Titik beku larutan lebih rendah dari pada titik beku pelarut murni larutan gula misalnya,
membeku di bawah suhu 0 0C. selisih antara titik beku larutan dengan titik beku pelarut disebut
penurunan titik beku larutan (Tf).
Penurunan titik beku larutan ini juga sebanding dengan konsentrasi yang terlarut. Dan
hubungan ini dapat dinyatakan dengan rumus:
∆Tf = m . Kf
Seperti halnya kenaikan tititk didih, maka penurunan titik beku larutan ini juga dapat dipakai untuk
menentukan berat molekul zat yang dilarutkan, yaitu ;
∆Tf = Kf . wb/Mb . 1000/wa
Jadi, mb = Kf . wb . 1000/∆ Tf . wa (sastrawijaya.1994:84).
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
LABORATORIUM DASAR PANGAN
Jalan Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294 Telp. (031) 8782179
email : ft@upnjatim.ac.id faximile (031) 8782257 Laman : www.upnjatim.ac.id

Akibat dari penurunan uap larutan ialah turunya titik beku. Dengan mengukur besarnya ∆Tf, dapat di
tentukan berat molekul dari zat terlarut. Cara ini disebut krioskropis. Cara krioskopis lebih baik dari
pada cara ebulioskopis. Karena pada cara ebulioskopis zat zat kimia dapat berubah pada titik didih zat
pelarut (sukardjo.1990:76).
Suatu cairan murni mendingin suhuu terus turun sampai cairan membeku suhu akan tetap. Jika
semua bahan telah membeku, suhu akan turun lagi jika anda membuat plot suhu terhadap waktu
pembekuan, maka titik beku adalah yang ditunjukkan oleh garis datar pada grafik.
Larutan akan memperlihatkan prilaku pendinginan yang berbeda dengan cairan murni. Suhu larutan
akan turun lebih rendah tetapi belum membeku, kemudian suhu turun lagi perlahan lahan sewaktu
pembekuan berlangsung berlangsung. “Lewat dingin” artinya suhu turun dibawah titik beku lalu naik
lagi (Epinur,dkk.2011:52-53).
Perubahan wujud zat ditentukan oleh suhu dan tekanan. Contohnya air pada tekanan 1 atm
mempunyai titik didih 100 0C dantitik beku 0 0C. jika air mengandung zat terlarut dan sukar yang
sukar menguap (missal gula), maka titik didihnya akan lebih besar dari 100 0C dan titik bekunya lebih
kecil dari 0 0C. perbedaan itu disebut penurunan titik beku (∆Tf). Suatu cairan akan mendidih bila
tekanan uapnya sama dengan tekanan luar, yaitu 1 atm. Akan tetapi jika ada zat trlarut, maka tekanan
uapnya turun sebesar sigma p atau CC1. Akibatnya, untuk mendidih diperlukan suhu lebih.
(Syukri.1999:371),
Larutan akan memperlihatkan pendinginan yang berbeda dengan cairan murni, temperatur
larutan akan turun lebih rendah tetapi larutan itu sendiri belum membeku. Ketika larutan
membeku yang membeku adalah pelarutnya, contoh es yang terbentuk di permukaaan lainnya yang
terdapat dibawahnya tidak akan membeku. Larutan akan menjadi pekat dan titik bekunya akan makin
rendah, jadi suatu larutan itu tidak akan membeku pada suhu yang sama, suhu tergantung pada tekanan
uapnya (Basgot.1994:228).
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
LABORATORIUM DASAR PANGAN
Jalan Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294 Telp. (031) 8782179
email : ft@upnjatim.ac.id faximile (031) 8782257 Laman : www.upnjatim.ac.id

TUJUAN :
- Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
- Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi, suhu, dan katalis terhadap laju reaksi
- Untuk menentukan persamaan laju reaksi kimia
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
LABORATORIUM DASAR PANGAN
Jalan Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294 Telp. (031) 8782179
email : ft@upnjatim.ac.id faximile (031) 8782257 Laman : www.upnjatim.ac.id

CARA KERJA

2.1 Alat dan Bahan


Alat
1. Jam/ timer
2. Tabung reaksi
3. Penganduk
4. Thermometer
5. Gugus sumbat dengan dua lubang
6. Gelas piala

Bahan
1. Es batu
2. Naftalein
3. CH3COOH
4. Zat X
5. Aquadest

2.2 Cara Kerja


A. Menentukan titik beku pelarut

Memasukkan 20 mL pelarut ke dalam tabung reaksi

Memasukkan es batu di dalam gelas piala

Tinggi es batu harus lebih tinggi dari pelarut di dalam tabung

Memasukkan termometer pada gelas piala

Menngaduk es batu dalam gelas piala


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
LABORATORIUM DASAR PANGAN
Jalan Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294 Telp. (031) 8782179
email : ft@upnjatim.ac.id faximile (031) 8782257 Laman : www.upnjatim.ac.id

Mencatat suhu setiap 15 detik selama 6-8 menit

B. Menentukan berat molekul senyawa

Mengambil masing-masing 10 mL larutan senyawa A dan B

Memasukkan larutan A dan B ke dalam tabung reaksi besar

Mencatat perubahan shu masing-masing larutan

Menghitung berat molekul masing masing larutan


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
LABORATORIUM DASAR PANGAN
Jalan Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294 Telp. (031) 8782179
email : ft@upnjatim.ac.id faximile (031) 8782257 Laman : www.upnjatim.ac.id

HASIL PENGAMATAN

Larutan Waktu Suhu Berat tabung reaksi Berat tabung reaksi +


(menit) (oC) kosong pelarut

Zat X 5 6
(2,0012 gram) 6 6 48,0225 gram 67,5800 gram
7 6
Naftalein 7 9
(2,0006 gram) 8 9 48,2629 gram 68,8192 gram
9 9
8 11
CH3COOH 9 11 48,0929 gram 68,2848 gram
10 11

1. Mencari massa jenis pelarut (asam asetat)


𝑚 20,1919
p= = = 1,0009 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙
𝑣 20

2. Mencari T, asam asetat dengan naftalein


Tf = titik beku pelarut – titik beku larutan
Tf = 11oC – 9oC
Tf = 2oC

3. Mencari Kf
Tf = m . Kf
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 1000
Tf = 𝑀𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑋 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
2,0006 1000
2oC = 𝑋 . Kf
128 20,1919

Kf = 2,58 gram/mol K
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
LABORATORIUM DASAR PANGAN
Jalan Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294 Telp. (031) 8782179
email : ft@upnjatim.ac.id faximile (031) 8782257 Laman : www.upnjatim.ac.id

4. Mencari Tf asam asetat dengan zat X


Tf = titik beku pelarut – titik beku larutan
Tf = 11oC – 6oC
Tf = 5oC

5. Mencari Mr zat X
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 1000
Tf = 𝑀𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑋 . Kf
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
2,0012 1000
Tf = 𝑀𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑋 .2,58
20,1919

Mr = 51,14

PEMBAHASAN :
Titik beku adalah temperatur tetap dimana suatu zat tepat mengalami perubahan wujud dari cair ke
padat. Setiap zat yang mengalami pembekuan memiliki tekanan 1 atm. Keberadaan partikel-partikel zat
pelarut mengalami proses pengaturan molekul-molekul dalam pembentukan susunan kristal padat,
sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah untuk mencapai susunan kristal padat dari fasa cairnya. Hal
ini lah yang menyebabkan terjadinya penurunan titik beku suatu larutan yang keadaannya ditambahkan zat
terlarut.faktor - faktor yang mempengaruhi kelarutan diantaranya tekanan, temperatur, dan luas
penampang. Semakin tinggi tekanan dan temperatur maka semakin cepat suatu larutan untuk bereaksi. Hal
ini sebanding dengan penyataan Basgot(1994) yang menyatakan bahwa larutan akan memperlihatkan
pendinginan yang berbeda dengan cairan murni, temperatur larutan akan turun lebih rendah tetapi larutan
itu sendiri belum membeku. Ketika larutan membeku yang membeku adalah pelarutnya, contoh es yang
terbentuk di permukaaan lainnya yang terdapat dibawahnya tidak akan membeku. Larutan akan menjadi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
LABORATORIUM DASAR PANGAN
Jalan Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294 Telp. (031) 8782179
email : ft@upnjatim.ac.id faximile (031) 8782257 Laman : www.upnjatim.ac.id

pekat dan titik bekunya akan makin rendah, jadi suatu larutan itu tidak akan membeku pada suhu yang
sama, suhu tergantung pada tekanan uapnya
Praktikum kali ini adalah Penentuan Titik Beku larutan yang mempunyai tujuan untuk menghitung
tetapan penurunan titik beku molal pelarut serta menghitung berat molekul zat X yang tidak diketahui
dengan menggunakan data-data titik beku yang diperoleh. Hal pertama yang dilakukan adalah menyusun
rangkaian alat yang berupa gelas beaker dengan ukuran terbesar dibagian terluar, gelas beaker tersebut
ditambah dengan air, es dan garam. Garam disini berfungsi untuk membuat es yang terdapat dalam beaker
tidak cepat mencair. Didalam beaker tersebut ditambahkan beaker yang ukurannya lebih kecil. Beaker
tersebut diisi dengan air secukupnya. Didalam gelas beaker yang diisi air dimasukkan satu lagi gelas beaker
dengan CH3COOH didalamnya. CH3COOH disini berfungsi sebagai pelarut. CH3COOH yang telah
dimasukkan didalam gelas beaker kemudian diukur titik bekunya dengan menggunakan termometer untuk
mengukur titik bekunya setiap 15 detik. Titik beku CH3COOH ini adalah titik beku pelarut murni (Tf).
Titik beku pada monitor diamati, jika sudah mulai konstan dilihat keadaan dari asam asetat apakah sudah
membeku atau belum. Ketika suhu larutan membeku maka dicatat titik bekunya, kemudian diambil rata-
ratanya. Titik beku pelarut murni yang diperoleh pada percobaan ini adalah 11oC.
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah menambahkan naftalen sebagai zat terlarut dalam asam asetat.
Naftalen adalah zat non volatil yang berfungsi menurunkan energi bebas dari pelarut sehingga kemampuan
pelarut untuk berubah menjadi fase uapnya akan menurun pula, oleh karena itu tekanan uap pelarut dalam
larutan akan lebih rendah bila dibandingkan dengan tekanan uap pelarut yang sama dalam keadaan murni.
Penurunan tekanan uap sebanding dengan penurunan titik beku. Sehingga jika tekanan uapnya turunmaka
perubahan titik beku juga akan turun, begitu pun sebaliknya. Titik beku mengalami penurunan setelah
ditambahkan naftalen dapat dibuktikan melalui data yang diperoleh darihasil percobaan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
LABORATORIUM DASAR PANGAN
Jalan Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294 Telp. (031) 8782179
email : ft@upnjatim.ac.id faximile (031) 8782257 Laman : www.upnjatim.ac.id

KESIMPULAN
1. Titik beku cairan murni dan larutan dapat ditentukan dari penurunan suhu zat, keadaan stasioner
menunjukkan titik beku yang dimaksud.
2. Menentukan titik beku pelarut juga dapat ditentukan dengan persamaan:
∆Tf = Kf x m
∆Tf = Tf pelarut – Tf larutan
3. Penetapan titik beku senyawa dapat di gunakan untuk menetapkan massa molar dari suatu senyawa.

DAFTAR PUSTAKA :
Basgot, dkk. 1994. Kimia Universitas. Jakarta: Erlangga
Petruci. 1992. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Purba.2000.kimia Dasar Jilid 1. Surakarta: Erlangga
Susanto.2008. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Syukri,S.1999. kimia Dasar 1. Bantung: Institute Teknologi Bandung

Anda mungkin juga menyukai