Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Kimia Fisika

KENAIKAN TITIK DIDIH


Oleh :

Nama : Aisya Nadhila


NIM : 1705105010007
Kelas : Kamis, 14.00 WIB
Kelompok : I (Satu)
Tanggal Praktikum : 5 April 2018

Mengetahui Darussalam, 12 April 2018


Asisten, Praktikan,

( ) ( Aisya Nadhila )
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Titik didih adalah suhu (temperatur) dimana tekanan uap sebuah zat cair
sama dengan tekanan eksternal yang dialami oleh cairan. Berdasarkan nilai titik
didih zat terlarut, larutan dapat dibagi dua yaitu titik didih zat terlarut lebih kecil
daripada pelarutnya dan jika dipanaskan pelarut yang lebih dulu menguap.
Kenaikan titik didih larutan bergantung pada jenis zat terlarutnya. Untuk larutan
yang sangat encer, tekanan uap zat terlarut dapat diabaikan, sehingga
mempengaruhi titik didih larutan hanya pelarutnya.
Adanya zat pelarut di dalam pelarut menyebabkan perubahan sifat fisik
pelarut dan larutan tersebut. Sifat fisik yang mengalami perubahan misalnya,
penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan
osmosis. Keempat sifat tersebut merupakan bagian dari sifat koligatif larutan. Dari
sini kita akan melakukan percobaan tentang kenaikan titik didih yang merupakan
bagian dari sifat koligatif larutan.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan berat molekul
suatu zat dengan metode kenaikan titik didih.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pendidihan merupakan hal yang sangat khusus dari penguapan. Pendidihan


adalah pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fase uap. Suatu cairan dapat
dikatan mendidih pada titik didihnya, yaitu bila suhu dimana tekanan uap cairan
sama dengan tekanan atmosfer sekitarnaya. Pada titik didih, tekanan uap cairan
cukup besar sehingga atmosfer dapat diatasi hingga gelembung uap dapat
terbentuk dipermukaan cairan yang diikuti penguapan yang terjadi di setiap titik
dalam cairan (Petrucci, 2000).
Semakin tinggi suhu maka semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk
mengentalkan nira. Hal ini disebabkan karena laju perpindahan kalor semmakin
cepat sehingga kenaikan titik didih bahan semakin cepat pula. Dengan demikian,
kenaikan titik didih mmbuat laju penguapan bahan semakin cepat sehingga proses
pengentalan nira membutuhkan waktu yang lebih singkat. Semakin rendah
tekanan maka akan semakin cepat diperoleh titik didih cairan sehingga uap yang
dihasilkan juga akan semakin banyak (Muhlisin, dkk, 2015).
Titik didih sangat berperan penting dalam proses destilasi. Pada destilasi
sederhana, teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen
yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Senyawa yang terdapat dalam
campuran akan menguap saat mencapai titik didih masing-masing. Pada destilasi
uap, air yang dialirkan dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa
tersebut, karena titik didih suatu campuran lebih rendah daripada titik didih
komponen-komponennya (Walangare, dkk, 2013).
Jika tekanan udara sekitar berubah maka titik didih air juga akan berubah.
Semakin tinggi tekanan udara, semakin besar titik didihnya. Dari konvensi yang
telah disepakati, titik normal suatu zat ialah titik didih zat tersebut yang diukur
pada tekanan 760 mmHg. Jika dalam air yang sedang mendidih ditambahkan zat
terlarut maka tekanan uap jenuh larutan yang terbentuk akan lebih rendah dari
pada tekanan uap jenuh pelarut murninya (Kuncoro, 2008).
III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum kenaikan titik didih adalah
gelas piala, termometer, tabung reaksi, bunsen, dan pengaduk. Sedangkan bahan
yang digunakan pada praktikum kenaikan titik didih adalah NaCl, KCl, aquades,
sukrosa, dan CaCl2.

3.2 Cara Kerja


Dikeringkan alat-alat yang akan digunakan. Diisi gelas piala kira-kira
dengan 300 ml air dan dipanaskan menggunakan bunsen. Diukur titik didih
pelarut murni. Diukur titik didih larutan yang diketahui berat molekulnya, massa
zat terlarut, dan massa pelarut (3 kali). Diulangi langkah 4 untuk zat terlarut yang
diberikan oleh asisten (3 kali).
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


No Bahan Suhu mendidih ∆T Kb
1 Aquadest 89OC 0 0
2 NaCl 91OC 2 0,002
3 KCl 91OC 2 0,002
4 Glukosa 90OC 1 0,001

4.2 Pembahasan
Titik didih adalah temperatur pada saat cairan berubah menjadi uap pada
tekanan atmosfer atau temperatur pada saat tekanan uap dari cairan tersebut sama
dengan tekanan gas atau uap yang berada di sekitarnya (Wartini, 2009). Suatu zat
cair akan mendidih jika tekanan uap jenuh zat cair tersebut sama dengan tekanan
udara yang ada disekitarnya. Misalnya, pada air murni jika dipanaskan pada
tekanan 1 atm (760 mmHg) maka air akan mendidih pada tempertatur 100oC, hal
ini terjadi karena pada tekanan uap jenuh zat cair yang sama dengan 1 atm itu
disebut sebagai titik didih normal zat cair tersebut. Jadi, yang dimaksud dengan
titik didih adalah temperatur atau suhu pada saat tekanan uap jenuh larutan sama
dengan tekanan udara luar. Jika suatu pelarut murni atau air ditambahkan zat
terlarut lain misalnya gula pasir, maka tekanan uap air akan turun. Semakin
banyak zat terlarut yang ditambahkan ke dalam pelarut murni maka akan semakin
banyak penurunan tekanan uapnya. Dengan demikian akan menyebabkakn larutan
gula belum mendidih pada suhu 100oC. D.ibutuhkan suhu yang cukup tinggi agar
larutan gula cepat mendidih, sehingga tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan
uap disekitarnya. Dengan ditambahkannya zat terlarut lain ke dalam pelarut murni
maka akan mengakibatkan terhalangnya penguapan partiker pelarut. Sehingga,
penguapan partikel-partikel pelarut membutuhkan energy yang lebih besar. Selisih
antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut dengan kenaikan
titik didih (ΔTb).
Faktor yang mempengaruhi kenaikan titik didih adalah tekanan di atas
permukaan zat cair, dimana semakin besar tekanan di atas permukaan zat cair,
maka titik didihnya akan semakin besar pula, dan sebaliknya. Kemudian faktor
ketidakmurnian zat cair, dimana ketidakmurnian zat menaikkan titik didihnya
(Arif, 2009). Titik didih dari pelarut murni (air) adalah 100 OC, titik didih KCI
adalah 1.420 OC, titik didih glukosa adalah 146 OC dan titik didih NaCl adalah
1.465 OC.
Setiap saat, tekanan uap larutan selalu lebih kecil daripada tekanan uap
pelarut murni. Karena hal tersebut, grafik tekanan uap larutan selalu ada di bawah
pelarut dan titik didih larutuan akan lebih tinggi dari pelarut murni. Kenaikan titik
didih yang disebabkan karena 1 mol zat yang dilarutkan dalam 1000 gram zat
pelarut memiliki harga yang tetap yang disebut dengan tetapan kenaikan titik
didih.
Titik beku merupakan saat dimana suhu yang dicapai suatu zat cair yang
menjadi padat atau membeku. Zat cair menjadi beku ketika suhunya diturunkan
secara terus-menerus, contohnya seperti air yang kita masukkan kedalam kulkas
dan setelah beberapa saat akan membeku, pada saat itulah air mencapai titik
bekunya dan suhunya akan stabil pada titik beku tersebut. Pada umumnya titik
beku yang dimiliki air adalah 0oC. Penambahan zat terlarut non volatil dapat
menyebabkan penurunan titik beku. Hubungan antara titik didih dan titik beku
yaitu apabila suatu pelarut murni ditambahkan dengan zat terlarut lain maka titik
didih akan bertambah tinggi, sedangkan apabila ditambahkan zat terlarut pada
suatu pelarut murni maka titik beku akan semakin rendah.
Pada praktikum ini, dilakukan percobaan dengan menggunakan 4 bahan
yaitu aquadest, NaCl, KCl dan glukosa. Pertama dibuat larutan NaCl, KCl dan
glukosa. Kemudian dilarutkan 3,7 gr NaCl dalam 100 ml air, 3,7 gr KCl dalam
100 ml air dan 9 gr glukosa dalam 100 ml air. Kemudian masing-masing bahan
yang sudah larut dipanaskan diatas penangas air. Setelah beberapa saat suhu
masing-masing bahan diukur dengan menggunakan termometer dan diperoleh titik
didih aquadest yaitu 89oC, titik didih NaCl 91oC, titik didih KCl 91oC dan titik
didih glukosa 90oC. Setelah itu, nilai kenaikan titik didih diperoleh dari selisih
antara suhu larutan demgan suhu pelarut yaitu aquadest. Untuk aquadest, kenaikan
titik didihnya adalah 0, kenaikan titik didih NaCl adalah 2, kenaikan titik didih
KCl adalah 2 dan kenaikan titik didih untuk glukosa yaitu 1. Selanjutnya, dicari
nilai ketetapan titik didih (Kb) dengan cara membandingkan kenaikan titik didih
dengan 1000. Maka diperoleh ketetapan titik didih untuk aquadest yaitu 0,
ketetapan titik didih NaCl 0,002, ketetapan titik didih KCl 0,002 dan ketetapan
titik didih untuk glukosa yaitu 0,001.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Pada larutan NaCl titik didihnya adalah 91oC.
2. Kenaikan titik didih larutan KCl adalah 2.
3. Tetapan kenaikan titik didih pada glukosa adalah 0,001.
4. Pada larutan NaCl kenaikan titik didihnya adalah 2.
5. Titik didih yang dimiliki glukosa adalah 90oC.
DAFTAR PUSTAKA

Arif. 2009. Bahas Tuntas 1001 Soal Fisika. Pustaka Widyatama, Yogyakarta.
Muhlisin, A. Y. Hendrawan dan R. Yulianingsih. 2015. Uji Performansi dan
Keseimbangan Massa Evaporator Vakum Double Jacket Water Jet dalam
Proses Pengolahan Gula Merah Tebu. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis
dan Biosistem, Vol. 3, No. 1, Hal: 24-36.
Kuncoro. 2008. Kimia. Grasindo, Jakarta.
Petrucci. 2000. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga, Jakarta.
Walangare, K. B. A., A. Lumenta, J. O. Wulung dan B. A. Sugiarjo. 2013.
Rancang Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum dengan
Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas Elektrik. Jurnal Teknik
Elektro dan Komputer, Vol. 2, No. 2, Hal: 1-11.
Wartini, N. M. 2009. Senyawa Penyusun Ekstra Flavor Daun Salam Hasil
Distilasi Uap Menggunakan Pelarut N-Heksana dan Tanpa N-Heksana.
Jurnal Agrotekno, Vol. 15, No. 2, Hal: 72-77.
LAMPIRAN

Diagram Alir

Bahan

Dikeringkan

300 ml
Diisi gelas piala air

Diukur titik didih pelarut murni

Diukur titik didih larutan sebanyak 3 kali

Diulangi pengulangan titik didih untuk zat


terlarut lain sebanyak 3 kali

Hasil
Olahan Data

1. NaCl
Dik: M = 0,5 N
V = 100 ml
Mr = 74,5
Dit: gr = …… ?
Penyelesaian:
𝑔𝑟 1000
M = 𝑀𝑟 x 𝑉

𝑔𝑟 1000
0,5 = x
74,5 100

10 gr = 37,25
gr = 3,725 gr

2. KCl
Dik: M = 0,5 N
V = 100 ml
Mr = 74,5
Dit: gr = …… ?
Penyelesaian:
𝑔𝑟 1000
M= x
𝑀𝑟 𝑉

gr 1000
0,5 = 74,5 x 100

10 gr = 37,25
gr = 3,725 gr

3. Glukosa
Dik: M = 0,5 N
V = 100 ml
Mr = 108,16
Dit: gr = …… ?
Penyelesaian:
𝑔𝑟 1000
M = 108,16 x 100

𝑔𝑟 1000
0,5 = 108,16 x 100

10 gr = 90,08
gr = 9,008 gr
a. Aquadest
∆T = Tlarutan – Tpelarut
∆T = 89oC-89oC = 0oC
0
Kb = 1000 = 0oC

b. NaCl
∆T = Tlarutan – Tpelarut
∆T = 91oC-89oC = 2oC
2
Kb = 1000 = 0,002oC

c. KCl

∆T = Tlarutan – Tpelarut
∆T = 91oC-89oC = 2oC
2
Kb = 1000 = 0,002oC

d. Glukosa
∆T = Tlarutan – Tpelarut
∆T = 91oC-90oC = 1oC
1
Kb = 1000 = 0,001oC

Anda mungkin juga menyukai