( ) ( Aisya Nadhila )
I. PENDAHULUAN
4.2 Pembahasan
Titik didih adalah temperatur pada saat cairan berubah menjadi uap pada
tekanan atmosfer atau temperatur pada saat tekanan uap dari cairan tersebut sama
dengan tekanan gas atau uap yang berada di sekitarnya (Wartini, 2009). Suatu zat
cair akan mendidih jika tekanan uap jenuh zat cair tersebut sama dengan tekanan
udara yang ada disekitarnya. Misalnya, pada air murni jika dipanaskan pada
tekanan 1 atm (760 mmHg) maka air akan mendidih pada tempertatur 100oC, hal
ini terjadi karena pada tekanan uap jenuh zat cair yang sama dengan 1 atm itu
disebut sebagai titik didih normal zat cair tersebut. Jadi, yang dimaksud dengan
titik didih adalah temperatur atau suhu pada saat tekanan uap jenuh larutan sama
dengan tekanan udara luar. Jika suatu pelarut murni atau air ditambahkan zat
terlarut lain misalnya gula pasir, maka tekanan uap air akan turun. Semakin
banyak zat terlarut yang ditambahkan ke dalam pelarut murni maka akan semakin
banyak penurunan tekanan uapnya. Dengan demikian akan menyebabkakn larutan
gula belum mendidih pada suhu 100oC. D.ibutuhkan suhu yang cukup tinggi agar
larutan gula cepat mendidih, sehingga tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan
uap disekitarnya. Dengan ditambahkannya zat terlarut lain ke dalam pelarut murni
maka akan mengakibatkan terhalangnya penguapan partiker pelarut. Sehingga,
penguapan partikel-partikel pelarut membutuhkan energy yang lebih besar. Selisih
antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut dengan kenaikan
titik didih (ΔTb).
Faktor yang mempengaruhi kenaikan titik didih adalah tekanan di atas
permukaan zat cair, dimana semakin besar tekanan di atas permukaan zat cair,
maka titik didihnya akan semakin besar pula, dan sebaliknya. Kemudian faktor
ketidakmurnian zat cair, dimana ketidakmurnian zat menaikkan titik didihnya
(Arif, 2009). Titik didih dari pelarut murni (air) adalah 100 OC, titik didih KCI
adalah 1.420 OC, titik didih glukosa adalah 146 OC dan titik didih NaCl adalah
1.465 OC.
Setiap saat, tekanan uap larutan selalu lebih kecil daripada tekanan uap
pelarut murni. Karena hal tersebut, grafik tekanan uap larutan selalu ada di bawah
pelarut dan titik didih larutuan akan lebih tinggi dari pelarut murni. Kenaikan titik
didih yang disebabkan karena 1 mol zat yang dilarutkan dalam 1000 gram zat
pelarut memiliki harga yang tetap yang disebut dengan tetapan kenaikan titik
didih.
Titik beku merupakan saat dimana suhu yang dicapai suatu zat cair yang
menjadi padat atau membeku. Zat cair menjadi beku ketika suhunya diturunkan
secara terus-menerus, contohnya seperti air yang kita masukkan kedalam kulkas
dan setelah beberapa saat akan membeku, pada saat itulah air mencapai titik
bekunya dan suhunya akan stabil pada titik beku tersebut. Pada umumnya titik
beku yang dimiliki air adalah 0oC. Penambahan zat terlarut non volatil dapat
menyebabkan penurunan titik beku. Hubungan antara titik didih dan titik beku
yaitu apabila suatu pelarut murni ditambahkan dengan zat terlarut lain maka titik
didih akan bertambah tinggi, sedangkan apabila ditambahkan zat terlarut pada
suatu pelarut murni maka titik beku akan semakin rendah.
Pada praktikum ini, dilakukan percobaan dengan menggunakan 4 bahan
yaitu aquadest, NaCl, KCl dan glukosa. Pertama dibuat larutan NaCl, KCl dan
glukosa. Kemudian dilarutkan 3,7 gr NaCl dalam 100 ml air, 3,7 gr KCl dalam
100 ml air dan 9 gr glukosa dalam 100 ml air. Kemudian masing-masing bahan
yang sudah larut dipanaskan diatas penangas air. Setelah beberapa saat suhu
masing-masing bahan diukur dengan menggunakan termometer dan diperoleh titik
didih aquadest yaitu 89oC, titik didih NaCl 91oC, titik didih KCl 91oC dan titik
didih glukosa 90oC. Setelah itu, nilai kenaikan titik didih diperoleh dari selisih
antara suhu larutan demgan suhu pelarut yaitu aquadest. Untuk aquadest, kenaikan
titik didihnya adalah 0, kenaikan titik didih NaCl adalah 2, kenaikan titik didih
KCl adalah 2 dan kenaikan titik didih untuk glukosa yaitu 1. Selanjutnya, dicari
nilai ketetapan titik didih (Kb) dengan cara membandingkan kenaikan titik didih
dengan 1000. Maka diperoleh ketetapan titik didih untuk aquadest yaitu 0,
ketetapan titik didih NaCl 0,002, ketetapan titik didih KCl 0,002 dan ketetapan
titik didih untuk glukosa yaitu 0,001.
V. KESIMPULAN
Arif. 2009. Bahas Tuntas 1001 Soal Fisika. Pustaka Widyatama, Yogyakarta.
Muhlisin, A. Y. Hendrawan dan R. Yulianingsih. 2015. Uji Performansi dan
Keseimbangan Massa Evaporator Vakum Double Jacket Water Jet dalam
Proses Pengolahan Gula Merah Tebu. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis
dan Biosistem, Vol. 3, No. 1, Hal: 24-36.
Kuncoro. 2008. Kimia. Grasindo, Jakarta.
Petrucci. 2000. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga, Jakarta.
Walangare, K. B. A., A. Lumenta, J. O. Wulung dan B. A. Sugiarjo. 2013.
Rancang Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum dengan
Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas Elektrik. Jurnal Teknik
Elektro dan Komputer, Vol. 2, No. 2, Hal: 1-11.
Wartini, N. M. 2009. Senyawa Penyusun Ekstra Flavor Daun Salam Hasil
Distilasi Uap Menggunakan Pelarut N-Heksana dan Tanpa N-Heksana.
Jurnal Agrotekno, Vol. 15, No. 2, Hal: 72-77.
LAMPIRAN
Diagram Alir
Bahan
Dikeringkan
300 ml
Diisi gelas piala air
Hasil
Olahan Data
1. NaCl
Dik: M = 0,5 N
V = 100 ml
Mr = 74,5
Dit: gr = …… ?
Penyelesaian:
𝑔𝑟 1000
M = 𝑀𝑟 x 𝑉
𝑔𝑟 1000
0,5 = x
74,5 100
10 gr = 37,25
gr = 3,725 gr
2. KCl
Dik: M = 0,5 N
V = 100 ml
Mr = 74,5
Dit: gr = …… ?
Penyelesaian:
𝑔𝑟 1000
M= x
𝑀𝑟 𝑉
gr 1000
0,5 = 74,5 x 100
10 gr = 37,25
gr = 3,725 gr
3. Glukosa
Dik: M = 0,5 N
V = 100 ml
Mr = 108,16
Dit: gr = …… ?
Penyelesaian:
𝑔𝑟 1000
M = 108,16 x 100
𝑔𝑟 1000
0,5 = 108,16 x 100
10 gr = 90,08
gr = 9,008 gr
a. Aquadest
∆T = Tlarutan – Tpelarut
∆T = 89oC-89oC = 0oC
0
Kb = 1000 = 0oC
b. NaCl
∆T = Tlarutan – Tpelarut
∆T = 91oC-89oC = 2oC
2
Kb = 1000 = 0,002oC
c. KCl
∆T = Tlarutan – Tpelarut
∆T = 91oC-89oC = 2oC
2
Kb = 1000 = 0,002oC
d. Glukosa
∆T = Tlarutan – Tpelarut
∆T = 91oC-90oC = 1oC
1
Kb = 1000 = 0,001oC