Anda di halaman 1dari 3

Titik leleh suatu zat padat adalah suatu temperatur dimana terjadinya keadaan setimbang antara

fasa padat dan fasa cair pada tekanan satu atmosfer, prinsipnya suatu zat bisa meleleh karena
ikatan antarmolekul terputus dimana putusnya molekul itu yang memerlukan suhu berbeda-beda
tergantung pada kekuatan ikatan tersebut, semakin kuat ikatannya maka semakin tinggi suhu
yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan tersebut.
Dengan adanya zat pengotor, ikatan yang terputus akan lebih banyak atau dapat dikatakan titik
leleh bergantung tergantung pada zat pengotornya. Titik leleh juga bisa untuk mengukur gaya
intermolekul antar senyawa dimana makin tinggi titik leleh maka makin besar gaya
intermolekulernya, beberapa molekul dengan berat molekul sama, maka molekul yang lebih
polar dan struktur molekul yang lebih simetris akan memiliki titik leleh yang lebih tinggi. Angka
titik leleh dan kisarannya tergantung pada kecepatan pemanasan, keakuratan pada thermometer
yang digunakan dan sifat padatan senyawa yang terdapat pada suatu padatan yang telah diisolasi,
rentang lelehannya harus ditentukan untuk memastikan identitas dan kemurniannya.

Pada penentuan titik leleh menggunakan melting point, zat yang akan ditentukan titik lelehnya
digerus terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar zat yang akan ditentukan titik lelehnya
memiliki ukuran serbuk yang kecil, hal ini dikarenakan untuk menentukan titik leleh haruslah
menggunakan pipa kapiler dan diameter pipa kapiler ini sangatlah kecil. Sehingga zat yang akan
ditentukan titik lelehnya haruslah berukuran sangat halus/kecil. Setelah zat yang akan ditentukan
sudah masuk dalam pipa kapiler, pipa kapiler tersebut dimasukkan dalam alat melting point.
Suhu mulainya untuk menentukkan titik leleh suatu zat yang akan ditentukan adalah suhu yang
rendah terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengamatan dalam menetukan
suhu titik lelehnya karena kita belum mengetahui titik leleh suatu zat yang akan ditentukan titik
lelehnya, maka suhu awal penentuan titik leleh haruslah suhu yang rendah. Apabila
menggunakan suhu awal yang terlalu tinggi dan kita memasukkan sampel untuk ditentukan titik
lelehnya, terdapat kemungkinan bahwa suhu yang terlalu tinggi menyebabkan sampel langsung
meleleh, karena suhu tersebut melebihi dari suhu titik leleh sampel yang sebenarnya dan kita
menganggap bahwa suhu awal tersebut adalah titik leleh dari suatu sampel. Hal ini tentulah

tidak benar, sehingga hal yang harus diperhatikan ialah suhu awal harus rendah, kemudian lamakelamaan suhu dinaikkan dan pada suatu titik suhu, zat tersebut akan meleleh menjadi cairan.
Suhu tersebut merupakan suhu titik leleh dari sampel. Pada penentuan titik leleh dari suatu
sampel, dilihat dari pertama kali sampel tersebut mencair berada pada suhu berapa, bukan pada
saat suhu semua sampel mencair.
zat yang akan ditentukan titik lelehnya memiliki ukuran serbuk yang kecil sehingga dapat
dimasukkan kedalam pipa kapiler yang bberukuran sangat kecil.

Dari hasil percobaan didapat bahwa titik leleh murni asam benzoat adalah 125,4oC sedangkan
titik leleh kristal asam benzoat hasil percobaan adalah sebesar 121,7oC, sedangkan menurut teori
titik leleh asam benzoat adalah sebesar 122,40C. Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa titik
leleh kristal asam benzoat hasil percobaan tidak jauh berbeda dengan titik leleh asam benzoat
murni. Akan tetapi titik leleh asam benzoat murni lebih tinggi dibanding titik leleh asam benzoat
hasil percobaan. Hal ini dikarenakan pada asam benzoat murni terdapat kemungkinan adanya
pengotor, sehingga titik lelehnya lebih tinggi dibanding titik leleh asam benzoat hasil
rekristalisasi. Ketidakakuratan hasil penentuan titik lelehpun dipengaruhi adanya kemungkinan
kesalahan pembacaan suhu dimana seharusnya suhu tersebut dilihat dari pertama kali sampel
mencair, akan tetapi ada kemungkinan suhu yang terbaca saat semua sampel mencair.

Titik leleh dari asam phtalat dari hasil percobaan adalah sebesar 122,7, sedangkan secara teori
titik leleh asam phtalat sebesar 191-230C, sedangkan titik leleh campuran sebesar 105oC.

Dalam menentukan titik leleh suatu zat, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi cepat atau
lambatnya zat tersebut meleleh adalah :
1. Ukuran Kristal
Ukuran Kristal sangat berpengaruh dalam menentukan titik leleh suatu zat. Apabila semakin
besar ukuran partikel yang digunakan, maka semakin sulit terjadinya pelelehan.

2. Banyaknya Sampel.
Banyaknya sampel suatu zat juga dapat mempengaruhi cepat lambatnya proses pelelehan. Hal ini
dikarenakan, apabila semakin sedikit sampel yang digunakan maka semakin cepat proses
pelelehannya, begitu pula sebaliknya jika semakin banyak sampel yang digunakan maka semakin
lama proses pelelehannya.
3. Pengemasan Dalam Kapiler.
Pemanasan dalam suatu pemanas harus menggunakan bara api atau panas yang bertahan.
Adanya senyawa lain yang dapat mempengaruhi range titik leleh.

Titik leleh :

Temperatur minimal yang dimiliki oleh suatu bahan untuk


berubah dari fase padat menjadi cair.

at pengotor akan mengganggu struktur Kristal yang akibatnya titik leleh senyawa akan lebih
rendah dari senyawa murninya dan trayek lelehnya makin rendah.
Titik leleh adalah tsaat fase padat dan fase cair dalam keadaan setimbang di bawah
tekanan 1atm.

https://himka1polban.wordpress.com/laporan/kimia-anorganik/laporan-rekristalisasi-dan-titikleleh/

Anda mungkin juga menyukai