I. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan berat molekul suatu zat dengan metode kenaikan titik didih.
Suatu zat cair akan mendidih jika tekanan uap jenuh zat cair itu sama dengan
tekanan udara disekitarnya. Apabila air murni dipanaskan pada tekanan 1 atm
(760mmHg) maka air akan mendidih pada temperatur 100 °C, karena pada tekanan
uap jenuh zat cair yang sama dengan 1 atm disebut titik didih normal zat cair itu. Jadi
yang dimaksud dengan titik didih adalah temperatur pada saat tekanan uap jenuh
larutan sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan larutan).
C. Kenaikan Titik Didih Larutan
Jika pada suhu tertentu, suatu pelarut murni (air) ditambahkan zat terlarut
misalnya gula pasir, maka tekanan uap air akan turun. Jika semakin banyak zat
terlarut yang dilarutkan, maka makin banyak penurunan tekanan uapnya. Hal ini
mengakibatkan larutan gula belum mendidih pada suhu 100 °C. Agar larutan gula
cepat mendidih, diperlukan suhu yang cukup tinggi, sehingga tekanan uap jenuhnya
sama dengan tekanan uap di sekitarnya. Adanya penambahan zat terlarut ini dapat
menghalangi penguapan partikel pelarut. Sehingga, penguapan partikel-partikel
pelarut membutuhkan energi yang besar. Selisih antara titik didih larutan dengan titik
didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih (ATd).
Td larutan – Td pelarut
∆Td
∆Td = Td- Td°
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa pada setiap saat tekanan uap
larutan (P) selalu lebih kecil dari tekanan uap pelarut murni (P°). Sehingga grafik
tekanan uap larutan selalu ada di bawah pelarut dan titik didih larutan akan lebih
tinggi dari pelarut murninya. Kenaikan titik didih yang disebabkan oleh 1 mol zat
yang dilarutkan dalam 1000 gram zat pelarut mempunyai harga yang tetap disebut
tetapan kenaikan titik didih (Kd). Perhatikan grafik berikut ini :
Menurut hukum Roult, kenaikan titik didih (ATd = boiling point elevation)
sebanding dengan hasil kali kemolalan larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal
(Kd). Kenaikan titik didih dapat dirumuskan sebagai berikut :
ATd = m x Kd
Berikut ini adalah nilai harga Kd dari beberapa pelarut :
Pelarut Titik Didih (˚C) Kd (Cmolal-1)
Air 100 0,52
Aseton 56,5 1,75
Etanol 78,4 1,20
Benzena 80,1 2,52
Etil Eter 34,6 2,11
Asam Asetat 118,3 3,07
kloroform 61,2 3,63
Sifat koligatif larutan ditentukan oleh jumlah partikel (ion, molekul) dalam
larutan. Oleh karena itu, untuk konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit
akan berbeda dengan sifat koligatif larutan non-elektrolit. Hal ini dikarenakan jumlah
partikel dalam larutan elektrolit akan lebih banyak karena adanya proses ionisasi zat
terlarut.
Zat elektrolit jika dilarutkan akan terionisasi menjadi ion-ion yang merupakan
partikel-partikel di dalam larutan. Hal ini menyebabkan jumlah partikel pada satu mol
larutan elektrolit lebih banyak daripada larutan nonelektrolit. Misalnya, larutan
nonelektrolit C6H12O6, jika dimasukkan ke dalam air menghasilkan 1 mol partikel,
sehingga larutan C6H12O6. 1 M akan membeku pada suhu 1,86 °C di bawak titik beku
air murni.
Sedangkan 1 mol larutan elektrolit NaCl mengandung 2 mol partikel, yaitu 1
mol Na+ dan 1 mol CI-. Larutan NaCl 1 M sebenarnya mengandung 1 mol partikel per
1.000 gram air, jadi secara teoretis akan menurunkan titik beku 2 x 1,86 °C = 3,72 °C.
Banyaknya ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat
ionisasinya (α ). Larutan.elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi lebih besar.
daripada larutan elektrolit lemah, yaitu mendekati satu untuk larutan elektrolit kuat
dan mendekati nol untuk larutan elektrolit lemah.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa: “untuk konsentrasi yang sama,
larutan elektrolit memiliki sifat koligatif larutan yang lebih besar dibandingkan
larutan non elektrolit”.
Untuk menghitung nilai sifat-sifat koligatif larutan elektrolit, persamaan yang
diberikan sebelumnya untuk larutan non-elektrolit dapat digunakan dengan
menambahkan faktor i, seperti diusulkan van’t Hoff (1880). Nilai faktor van’t Hoff
merupakan perbandingan antara efek koligatif larutan elektrolit dengan larutan non-
elektrolit pada konsentrasi yang sama. Derajat ionisasi dirumuskan sebagai berikut :
i = 1 + (n-l)α
dimana, i = jumlah partikel yang diukur / jumlah partikel yangdiperkirakan
α =¿ jumlah molekul zat yang terurai / jumlah molekul mula-mula yang sama.
Untuk menentukan kenaikan titik didihnya dapat dinyatakan sebagai berikut :
∆Td = m x Kd x i
Apabila zat padat yang tidak mudah menguap dilarutkan dalam pelarut, maka tekanan
uap akhirnya akan turun sehingga titik didih larutan akan naik dan titik bekunyaakan
turun dibandingkan dengan pelarut murni.Untuk larutan ideal, menurut Raoult
kenaikan titik didih sebanding dengan jumlah zat terlarut dan dapat ditunjukkan
dengan hubungan :
∆T = Kd.m atau Kd = MAWA∆ T/(1000 WB)-dimana
∆T : Kenaikan titik didih
Kd : Tetapan kenaikan titik didih molal
m : Molalitas zat terlarut
WA : Massa pelarut (gram)
WB : Massa zat terlarut (gram)
MB : Berat molekul zat terlarut
Harga Kd dapat diketahui jika massa m zat terlarut diketahui. Jadi dari penentuan titik
didih pelarut murni, dan kenaikan titik didih larutan yang diketahui konsentrasinya,
dapat ditentukan berat molekul zat terlarut.
V. PROSEDUR PERCOBAAN :
1. Timbang 5,5 g glukosa dan 5,5 B zat X
2. Panaskan 50 mi aguadest dalam erlenmeyer dan ukur titik didihnya
3. Larutkan glukosa ke dalam S0 mi Aguadest lalu panaskan dan ukur titik didihnya
4. Lakukan no. 3 terhadap zat X
5. Ulangi langkah di atas sekali lagi
M 1 x ∆ Tb x massa air
Kd =
1000 x massa glukosa
gr
180 x ( 9 8−99 ) ℃ x 50 gr
Kd = mol
1000 x 5 , 4941 gr
Kd = -1,6381 ℃ /molal
T −P
Kesalahan = x 100
T
174,259−179,998
= x 100
174,259
=3,29 %
VIII. PERTANYAAN
1. Mengapa tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarutmurni?
2. Mengapa titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni?
3. Bagaimana persamaan untuk menentukan kenaikan titik didih pada teori jika
larutannya adalah larutan elektrolit (gunakan persamaan ini untuk gunakan larutan
elektrolit).
Jawaban :
1. Karena meningkatnya ketidakteraturan, akibat posisi fisika dan proses kimia,
semakin tidak teratur semakin besar kecenderungan berlangsung menguap
2. Karena adanya zat pertikel terlarut pada larutan yang menghalangi partikel
partikel dari pelarut dalam proses perubahan fase dari cair ke gas
3. Untuk larutan elektrolit kenaikan titik didih dapat dirumuskan sebagai berikut :
∆Tb = kb x M x i
i = 1 + (n-1) ∝
dimana, ∆Tb = kenaikan titik didih
kb = Tetapan kenaikan titik didih
m = molaritas larutan
i = faktor vant’t hoff
n = derajat ionisasi
∝ = derajat disosiasi
Larutan elektrolit memiliki derajat ionisasi :
- Elektrolit kuat = ∝ = 1
- Elektrolit lemah = 0 < ∝ < 1
X. KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Nilai kd = -1,6381 g.C/mol dengan %kesalahan = 3,29%
Nilai BM K2SO4 dari teoru 174,259 g/mol dan praktikum 179,998 g/mol.