1. TUJUAN PERCOBAAN
- Dapat mengenal prinsip – prinsip hasil kali kelarutan.
- Menghitung kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit larut.
- Menghitung panas pelarutan (ΔH°) PbCl2, dengan menggunakan sifatketergantungan ksp
pada suhu.
2. DASAR TEORI
Hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion – ion suatu elektrolit (Ksp) dalam
larutan yang tepat jenuh. Timbal klorida (PbCl2) jenuh dapat ditulis sebagai berikut.
PbCl2 (s) → Pb2-(aq) + 2Cl-(aq)
Konstanta keseimbangan termodinamika untuk persamaan reaksi di atas adalah
Ka = ( aPb−2 ) ¿ ¿ ¿
Karena aktivitas padatan murni = 1, maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi :
Ksp = (aPb-2)(aCl-)2
Dalam larutan encer, aktivitas dapat dianggap sama dengan konsentrasi dalam satuan molar.
Nilai ksp di atas sebagai konsentrasi hasil kali kelarutan PbCl2 secara matematika dapat
ditulis :
[Pb2-] [Cl-] < ksp PbCl2 → berbentuk larutan (belum terlihat endapan PbCl2)
[Pb2-] [Cl-] > ksp PbCl2 → terjadi endapan
[Pb2-] [Cl-] = ksp PbCl2 → tepat jenuh
5. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan larutan Pb(NO3)2 0,075 M dan KCl 1 M lalu menempatkan KCl pada buret
50 ml.
2. Menyiapkan larutan seperti table di bawah ini dengan cara pertama – tama menambahkan
10 ml Pb(NO3)2 0,075 M ke dalam tiap tabung reaksi, baru menambahkan KCl sebanyak
yang dicantumkan. Pada saat pencampuran dan setelah pencampuran tabung reaksi harus
dikocok. Membiarkan selama 5 menit dan mengamati apakah sudah terbentuk endapan atau
belum. Mengisikan hasil pengamatan pada table di bawah ini :
Table 1 :
No. Volume 0,075 Volume 1,0 Pembentukan Suhu (°C)
Campuran M Pb(NO3)2 KCl (ml) endapan
(ml) (belum/mengendap
)
1 10 0,5 Tidak mengendap 29
2 10 1,0 Tidak mengendap 29
3 10 1,2 Tidak mengendap 29
4 10 1,4 Mengendap 28
5 10 1,5 Mengendap 28
6 10 2,0 Mengendap 28
3. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pada table 1 pada tabung yang sudah terbentuk endapan
dan tabung yang belum termasuk endapan, mengulangi langkah di atas untuk menentukan
banyaknya volume KCl 1,0 M yang dapat menyebablan terbentuknya endapan sampai
ketelitian 0,1 M. mencatat hasil pengamatan pada table 1, mencatat pula volume KCl 1,0 M
yang dapat menyebabkan terjadinya pengendapan suhu.
4. Pada tabung reaksi yang lain, menyiapkan larutan berikut
Table 2
Pembentukan
Volume 0,075
No. Volume 1,0 M endapan
M Pb(NO3)2 Suhu (°C)
Campuran KCl (ml) (belum/mengendap
(ml)
)
1 10 1,5 - -
2 10 2,0 - -
3 10 2,5 Mengendap 29
4 10 3,0 Mengendap 29
5 10 3,5 Mengendap 29
5. Menempatkan campuran yang terbentuk endapa pada penangas atau labu erlenmeyer yang
dipanaskan seperti terlihat pada gambar, ketika penangas dipanaskan menggunakan
thermometer untuk mengaduk larutan secara perlahan – lahan (kecepatan pemanasan
penangas kira – kira 1°C per menit) mencatat suhu ketika endapan tepat larut. Melakukan hal
yang sama untuk campuran – campuran lain, mencatat semua hasil yang diperoleh pada table
2.
6. DATA PENGAMATAN
Volume 0,075
Volume 1,0 M Pembentukan
No. Campuran M Pb(NO3)2 Suhu (°C)
KCl (ml) endapan
(ml)
Tidak
1 10 0,5 29
mengendap
Tidak
2 10 1,0 29
mengendap
Tidak
3 10 1,2 29
mengendap
4 10 1,4 Mengendap 28
5 10 1,5 Mengendap 28
6 10 2,0 Mengendap 28
7 10 2,5 Mengendap 29
8 10 3,0 Mengendap 29
9 10 3,5 Mengendap 29
7. DATA PERHITUNGAN
a) Pembuatan larutan Pb(NO3)2 0,075 M 100 ml
Diketahui :V = 100 ml = 0,1 liter
:M = 0,075 gram/liter
: BM = 331,2 g/mol
Gr = BM × M ×V
= 331,2 gram/mol × 0,075 gram/liter ×0,1 liter
Gr = 2,4825 gram
8. ANALISA PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan nilai hasil kelarutan dan panas pelarutan
(∆H°). Dalam percobaan ini digunakan dua jenis larutan yaitu larutan Pb(NO3)2 dan KCl.
Di awal percobaan, setiap tabung diisi larutan Pb(NO3)2 masing masing 10 ml dan
ditambahkan larutan KCl dengan volume berbeda beda. Volume KCl yang berbeda beda
digunakan untuk perbandingan cepat lambatnya pembentukan endapan dan dibuat alur grafik
nantinya. Kemudian tabung dikocok dan didiamkan hingga 5 menit. Apabila terbentuk
endapan, diukur suhunya dan melakukan pemanasan tabung reaksi yang terbentuk endapan.
Pada proses pemanasan larutan harus terus diaduk agar endapan yang terbentuk cepat
melarut. Fungsi dari pengadukan adalah agar endapan larut dan dapat diketahui konsentrasi
yang mana endapannya paling cepat larut pada pemanasan. Setelah endapan larut, suhu nya
diukur. Proses pembentukan endapan sesuai dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
Pb(NO3)2 (aq) + 2KCl (aq) → PbCl2 (s) + 2KNO3 (aq)
PbCl2 (s) ⇌ Pb2+ (aq) + 2Cl- (aq)
Nilai hasil kali kelarutan yang dihasilkan praktikum yaitu pada penambahan 1,5 ml
KCl Ksp PbCl2 nya 1,11 × 10-3, pada penambahan 2,0 ml KCl Ksp PbCl2 nya 1,74 × 10-3,
pada penambahan 2,5 ml KCl Ksp PbCl2 nya 2,4 × 10-3, pada penambahan 3,0 ml KCl Ksp
PbCl2 nya 3,06 × 10-3, dan pada penambahan 3,5 ml KCl Ksp PbCl2 nya 3,73 × 10-3. Dari data
yang diperoleh, menunjukkan bahwa semakin kecil kelarutan, maka semakin banyak endapan
yang terbentuk dan suhu yang dibutuhkan untuk melarutkan kembali endapan semakin besar
atau tinggi.
Dari kurva log Ksp terhadap suhu didapat nilai bahwa nilai Ksp semakin kecil apabila
suhu nya semakin besar. Dari kurva, didapat persamaan garisnya y = -9.239,8x + 24,713
sehingga diketahui slope= -9.239,8 dan mendapat hasil panas pelarutan sebesar 20.485,5430
Joule/mol. Notasi positif menandakan reaksi berlangsung secara endoterm, yakni reaksi kimia
yang diiringi dengan adanya penyerapan kalor oleh sistem, sehingga suhu sistem meningkat.
9. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu :
- Semakin kecil kelarutan, maka semakin banyak endapan yang terbentuk dan suhu yang
dibutuhkan untuk melarutkan kembali endapan semakin besar.
- Hasil kali kelarutan yang diperoleh :
Penambahan 1,5 ml KCl Ksp PbCl2 nya 1,11 × 10-3
Penambahan 2,0 ml KCl Ksp PbCl2 nya 1,74 × 10-3
Penambahan 2,5 ml KCl Ksp PbCl2 nya 2,4 × 10-3
Penambahan 3,0 ml KCl Ksp PbCl2 nya 3,06 × 10-3
Penambahan 3,5 ml KCl Ksp PbCl2 nya 3,73 × 10-3
- Panas pelarutan (∆H°) yang dihasilkan sebesar 20.485,5430 Joule/mol yang berlangsung
secara endoterm.
y (log
x (1/T)
ksp)
-2,9546 0,00299
-2,7594 0,00298
-2,6197 0,00295
-2,5142 0,00295
-2,4282 0,00294
-1
-1.5
-2
-2.5
f(x) = − 9239.78723404253 x + 24.713029787234
R² = 0.926858693431526
-3
-3.5
LAMPIRAN GAMBAR ALAT