Anda di halaman 1dari 76

LARUTAN I

S
KLASIFIKASI MATERI
Perbandingan sifat antara larutan, koloid, dan
suspensi
Sifat Sistem Larutan Koloid Suspensi
Bentuk Campuran homogen Homogen, tetapi heterogen
bersifat heterogen
dengan ultramikroskop
Bentuk Dispersi Dispersi Dispersi padatan Dispersi kasar
molekular (dispersi koloid)
Ukuran diameter < 10-7 cm 10-7 – 10-5 cm > 10-5 cm
partikel
Pengamatan fase Tak tampak Tampak pada Mikroskop
terdispersi dan medium dengan ultramikroskop biasa
pendispersi ultramikroskop
Cara pemisahan Tidak dapat Tidak dapat disaring, Dapat
disaring kecuali dengan disaring
penyaring ultra
contoh Larutan gula Tinta, susu Campuran
tepung dan
air
PENGERTIAN LARUTAN

S Larutan adalah suatu campuran dari dua


atau lebih komponen yang membentuk suatu
dispersi molekuler yang homogen, yaitu
sistem satu fase.

S Zat terlarut (solut) terbagi dalam dua


kelompok utama yaitu elektrolit dan
nonelektrolit.

24 March 2021 4
S Contoh Soal

S Tentukan molalitas larutan yang dibuat dengan melarutkan


3,45 gram urea (Mr=46) dalam 250 gram air?
S Larutan air ferro sulfat eksikatus dibuat dengan
menambahkan 50 gram FeSO4 dalam air secukupnya
sampai terbentuk larutan 1000 ml pada temperature 18 0C.
Kerapatan larutan adalah 1,0375 dan berat molekul FeSO4
adalah 151,9. Berat molekul air = 18,02

S Hitung :

- Molaritas

- Molalitas

- Fraksi Mol FeSO4 dan Fraksi mol air, dan persen mol kedua konstituen?

- Persen berat FeSO4?


SIFAT KOLIGATIF

S Sifat koligatif larutan bergantung pada jumlah partikel


dalam larutan dan bukan pada sifat konstituen.

S Sifat koligatif larutan:


S tekanan osmosis
S penurunan tekanan uap
S penurunan titik beku
S kenaikan titik didih

24 March 2021 17
Penurunan
Tekanan Uap (Δр)
S Pada setiap suhu, zat cair selal
u mempunyai tekanan tertentu.

S Penambahan suatu zat ke dalam


zat cair menyebabkan penurunan
tekanan uapnya.

S Hal ini disebabkan karena zat


terlarut itu mengurangi bagian
atau fraksi dari pelarut, sehingga
kecepatan penguapan berkurang.

24 March 2021 18
Penurunan Tekanan Uap (Δр)

S Prinsipnya mengikuti Hukum Raoult.

tekanan uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan uap


pelarut dan fraksi mol zat terlarut yang terkandung dalam
larutan tersebut”

Plarutan=Xterlarut.Ppelarut

Dimana

Plarutan = tekanan uap larutan

Xterlarut = fraksi mol zat terlarut

Ppelarut = tekanan uap pelarut murni


24 March 2021 19
Penurunan Tekanan Uap (Δр)

Zat terlarut dianggap tidak menguap, sehingga tekanan uap


pelarut (P1) sama dengan tekanan total larutan (P)
P = P1 X1
X1 + X 2 = 1
P = P1 (1 – X2)
X1 = 1 – X 2
P = P1 - P1 X2
P1 – P = P1 X2
X1 = fraksi mol pelarut
X2 = fraksi mol zat terlarut

ΔP = penurunan tekanan uap


ΔP/P1 = penurunan tekanan uap
relatif
Contoh Perhitungan

S Hitunglah penurunan tekanan uap relatif dan tekanan uap


total akhir pada suhu 20oC untuk suatu larutan yang
mengandung sukrosa 171,2 g dalam 1000 g air!

Diketahui:

* berat molekul sukrosa : 342,3

* berat molekul air : 18,02

* p⁰ air pada suhu 20oC : 17,54 mmHg

24 March 2021 21
n sukrosa  w sukrosa
M sukrosa  171,2
342,3  0,500

n air  w air
M air  1000
18,02  55,5

p o
Dp
= 0,500
55,5 + 0,500
= 0,0089
solven

24 March 2021 22
S Δ p = p⁰ air . X

= 17,54 x 0,0089
= 0,16 mmHg

S Tekanan uap akhir = 17,54 mmHg – 0,16


mmHg
= 17,38 mmHg

24 March 2021 23
Kenaikan Titik Didih (ΔTb)

S Titik didih normal  suhu


dimana tekanan uap cairan
= tekanan luar (760 mm
Hg).

S Titik didih larutan yang


mengandung zat terlarut
yang tidak menguap (T) >
titik didih pelarut
murninya(T0).

24 March 2021 24
S Kenaikan titik didih (ΔTb)

ΔTb = T - T0

S Perbandingan ΔTb terhadap Δp⁰ pada 100⁰C adalah tetap


.  Tb '
  k 
 p 
S Menurut Hukum Raoult  ΔTb = k . Xsolut
m
S Dalam larutan encer Xsolut =
1000 
 M solven 

S Sehingga:

k . Msolven
DTb = .m atau DTb = K b . m
1000
Kb = tetapan ebulioskopi (tetapan kenaikan molal)
24 March 2021 25
Tetapan Ebulioskopi Beberapa Pelarut
No. Nama Zat Titik Didih (°C) Kb (°C kg/mol)
1 Air 100,0 0,51
2 Asam asetat 118,0 2,93
3 Aseton 56,0 1,71
4 Benzen 80,1 2,53
5 Etanol 78,4 1,22
6 Etil eter 34,6 2,02
7 Fenol 181,4 3,56
8 Kamfor 208,3 5,95
9 Kloroform 61,2 3,63

24 March 2021 26
Contoh Perhitungan

S Hitunglah tetapan kenaikan molal suatu pelarut apabila


dalam larutan obat 0,200 molal memberikan kenaikan titik
didih 0,244oC!

Tb 0,244
Kb    1,22 C kg/mol
m 0,200

24 March 2021 27
Penurunan Titik Beku (ΔTf)

S Titik beku atau titik leleh 


suhu dimana fase padat dan
fase cair berada dalam
kesetimbangan pada
tekanan 1 atm.

S Titik triple  zat cair, zat


padat dan uap berada dalam
keseimbangan  pada 4,58
mm Hg dan 0,0098°C.

24 March 2021 28
S Penurunan titik beku (ΔTf )

ΔTf = Kf . m

atau
1000 . w solut
Tf  K f .
w solven . Mrsolut

dimana:

Kf = tetapan krioskopi (tetapan penurunan molal)


24 March 2021 29
Tetapan Krioskopi Beberapa Pelarut
No. Nama Zat Titik Beku (°C) Kf (°C kg/mol)
1 Air 0,00 1,86
2 Asam asetat 16,7 3,9
3 Aseton - 94,82 2,40
4 Benzen 5,5 5,12
5 Etanol - 114,49 3
6 Etil eter - 116,3 1,79
7 Fenol 42,0 7,27
8 Kamfor 178,4 37,7

24 March 2021 30
Contoh Perhitungan

S Hitunglah titik beku larutan yang mengandung 3,42 g


sukrosa dalam 500 g air?

Diketahui:

* berat molekul sukrosa : 342

24 March 2021 31
1000 . w solut
Tf  K f .
w solven . Mrsolut

1000 x 3,42
Tf  1,86 x
500 x 342
 0,037 0 C
Sehingga titik beku larutan adalah – 0,037°C

24 March 2021 32
Tekanan Osmosis (π)

S Osmosis  proses
perpindahan solven dari
larutan encer ke larutan
yang lebih pekat melalui
membran semi permeabel
 mencapai keseimbangan
kadar.

24 March 2021 33
Persamaan van’t Hoff

π.V=n.R.T

π = tekanan osmosis (atm)

V = volume larutan (liter)

n = jumlah mol zat terlarut

R = tetapan gas (0,082 liter atm/der mol)

T = suhu absolut (kelvin)


24 March 2021 34
Contoh Perhitungan

S Sebuah larutan terbuat dari 1,14 g sukrosa (C12H22O11)


dengan massa molekul relatif 342 yang dilarutkan ke dalam
larutan yang volumenya 500 mL pada suhu 27 Celcius.

S Tentukan berapa tekanan osmotik dari larutan tersebut?

24 March 2021 35
S Mol sukrosa : 1.14/342 = 0.0033

S π . 0.5 = 0.0033 x 0.082 x 300

S π = 0.163 atm
KOLOID

S
Koloid
Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan
ukuran tertentu dengan medium pendispersi. Zat yang
didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan
medium yang digunakan untuk mendispersi disebut
medium pendispersi.

Koloid juga dinamakan dispersi koloid atau suspensi


koloid, adalah campuran pertengahan antara larutan
sejati dan suspensi.

Contoh koloid : susu segar, yang terdiri dari butiran


lemak sangat kecil yang tersebar dalam fase berair
yang juga mengandung kasein (suatu protein) dan
beberapa bahan lain.
Jenis Koloid
Medium Fase Jenis koloid Contoh
Pendispersi terdispersi

Padatan Padatan Sol padat Paduan logam

Padatan Cairan Emulsi Padat Keju, mentega

Padatan Gas Busa Padat Batu apung

Cairan Padatan Sol, gel Cat, tinta

Cairan Cairan Emulsi Susu, santan

Cairan Gas Buih atau busa Buih detergen

Gas Padatan Aerosol Padat Debu, asap

Gas Cairan Aerosol Cairan Awan, kabut


a. Emulsi

Emulsi adalah sistem koloid yang terbentuk dari fase


cair yang terdispersi dalam zat padat atau cair. Emulsi
digolongkan menjadi dispersi partikel minyak dalam air
dan sebaliknya air dalam minyak yang distabilkan oleh
bahan pengemulsi.

Pengemulsi adalah zat yang digunakan untuk


memudahkan pembuatan emulsi dan selanjutnya akan
menstabilkan emulsi tersebut. Kebanyakan pengemulsi
berupa bahan aditif, misalnya sabun.
b. Aerosol

 Aerosol adalah butiran zat cair atau zat padat yang sangat
ringan, sehingga dapat mengambang di udara atau gas lain.

 Contoh aerosol adalah kabut, asap, awan, dan kabut semprotan


pembasmi serangga.
c. Gel

S Gel merupakan fase padat suatu larutan koloid yang


dapat di ubah kembali menjadi cair dengan cara
pemanasan.

S Contoh gel : gelatin, agar-agar, selai.


d. Buih atau busa

S Buih adalah sistem koloid dengan fase


terdispersi gas dalam zat cair yang cukup
stabil.

S Buih atau busa dapat dihasilkan oleh


kocokan atau dengan bantuan zat kimia.
B. Sifat Koloid

 Koloid mempunyai sifat berbeda dengan larutan dan suspensi.


Sifat fisika koloid yang akan dibahas antara lain
1. Efek Tyndall
2. Gerak Brown
3. Adsorpsi
4. Elektroforesis
5. Koagulasi
6. Dialisis, dan
7. Koloid pelindung
a. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah gejala penghamburan berkas


cahaya oleh partikel koloid. Efek Tyndall digunakan
untuk membedakan larutan sejati dengan koloid.

Penerapan Efek Tyndall dalam kehidupan sehari-


hari sebagai berikut.

1. Sorot cahaya mobil tampak jelas pada daerah


yang berkabut.

2. Berkas cahaya matahari terlihat jelas di sela-sela


pohon yang sekitarnya berkabut.

3. Berkas cahaya proyektor tampak jelas di gedung


bioskop yang berasap.
b. Gerak Brown

S Gerak partikel koloid yang bergerak


secara acak (zig-zag) dan berlangsung
terus-menerus ini disebut Gerak Brown.

S Gerak Brown merupakan faktor


penyebab stabilnya partikel koloid
dalam medium pendispersinya dan
partikel koloid dapat terhindar dari
pengendapan karena adannya
gerakan acak yang berlangsung terus-
menerus dapat mengimbangi gaya
gravitasi.
2. Muatan Listrik Partikel
Koloid

 Partikel sol bersifat menyerap ion-ion yang terdapat


dipermukaannya. Partikel koloid dapat bermuatan
listrik yang disebabkan oleh sifat-sifat partikel koloid
berikut:

a. Adsorpsi

b. Elektroforesis

c. Koagulasi
a. Adsorbsi

S Partikel koloid mempunyai


kemampuan menyerap ion
pada permukaannya
sehingga partikel koloid
menjadi bermuatan listrik.
Peristiwa penyerapan pada
permukaan disebut
adsorpsi. Misalnya sol As2S3
mengadsorpsi ion S2-
sehingga bermuatan
negatif.
b. Elektroforesis

S Elektroforesis adalah suatu proses


berpindahnya partikel sol karena
pengaruh medan listrik. Pada
elektroforesis, terjadi partikel-
partikel koloid bermuatan sehingga
jika dalam sistem koloid
dimasukkan dua elektrode yang
dihubungkan dengan sumber arus
listrik, maka partikel koloid yang
bermuatan positif bergerak ke
katode (elektrode negatif) dan
partikel koloid negatif bergerak ke
anode (elektrode positif).
c. Koagulasi

 Koagulasi merupakan proses yang dapat menyebabkan partikel halus


bergabung untuk menghasilkan partikel yang dapat mengendap.
Biasanya digunakan koagulan, yakni bahan yang menyebabkan
penggumpalan sol.

 Koagulasi disebabkan oleh terlepasnya muatan listrik dari partikel-


partikel koloid, sehingga antarpartikel koloid akan mudah bergabung.
3. Dialisis

S Dialisis merupakan proses pemisahan


makromolekul dari ion-ion dan senyawa yang
mempunyai berat molekul rendah dengan
menggunakan selaput (membran)
semipermeabel yang tidak dapat ditembus
oleh makromolekul itu tetapi dapat ditembus
oleh molekul air atau ion-ion. Makromolekul
tersebut dapat berupa partikel koloid.

S Proses pemisahan hasil metabolisme dari darah


oleh ginjal merupakan proses dialisis.
4. Koloid Pelindung

 Koloid pelindung adalah koloid yang berfungsi untuk


menstabilkan koloid lain. Cara kerja koloid pelindung dengan
menyelubungi partikel-partikel koloid lain sehingga mencegah
bergabungnya partikel-partikel ini.

 Contoh:

1. Sabun sebagai koloid pelindung air dan minyak

2. Kasein sebagai koloid pelindung pada susu

3. Koloid pelindung juga dgunakan dalam pembuatan bahan-bahan


seperti cat, tinta, dan krim rambut agar dapat bertahan lama.
c. Koloid Liofil dan Koloid
Liofob
 Koloid dalam medium sol dibedakan menjadi
koloid liofil dan koloid liofob.

a. Koloid Liofil adalah koloid yang partikel


terdispersinya menyukai mediumnya sehingga
gaya tarik-menarik antara zat terdispersi dan
emdiumnya besar. Jika mediumnya cair disebut
koloid hidrofil. Koloid hidrofil adalah koloid
dengan air sebagai medium penyebar
(pendispersi), sedangkan zat yang tersebar
cenderung menarik molekul air sehingga
diperoleh sistem koloid yang kental, bahkan
kadang-kadang setengah padat. Koloid hidrofil
juga bisa disebut sebagai sol hidrofil.

Contoh : protein, sabun, detergen, dan agar-agar.


KOLOID LIOFOB

b. Koloid liofob adalah koloid yang partikel


terdispersinya tidak disukai mediumnya karena gaya
tarik-menariknya sangat lemah atau tidk ada. Jika
mediumnya air disebut koloid hidrofob, yaitu koloid
dengan medium terdispersi berupa air, sedangkan zat-zat
yang tersebar cenderung menolak molekul-molekul air
sehingga diperoleh sistem koloid yang encer. Koloid
hidrofof juga bisa disebut sebagai sol hidrofob.

Contoh : susu, mayonaise, dan sol-sol logam.


Perbedaan sifat sol hidrofil dengan sol hidrofob
No. Sol Hidrofil Sol Hidrofob
1. Mengadsorpsi mediumnya Tidak mengadsorpsi mediumnya

2. Dapat dibuat dengan konsentrasi Hanya stabil pada konsentrasi


besar rendah
3. Tidak mudah digumpalkan dengan Mudah digumpalkan dengan
penambahan elektrolit penambahan elektrolit
4. Lebih kental dari mediumnya Kekentalannya hampir sama
dengan mediumnya
5. Efek Tyndall lemah Efek Tyndall jelas
6. Reversibel Irreversibel
7. Kurang menunjukkan gerak Brown Gerak Brown sangat jelas

8. Dapat dibuat gel Hanya sebagian yang dapat dibuat


gel
9. Umumya dibuat dengan cara dispersi Hanya dibuat dengan cara
kondensasi
D. Pembuatan Koloid

1. Cara kondensasi
a. Reaksi Redoks
b. Reaksi hidrolisis
c. Dekomposisi rangkap
d. Penggantian pelarut

2. Cara dispersi
a. Disintegrasi mekanis
b. Disintegrasi listrik
c. Peptisasi
Cara kondensasi, dengan cara ini,
ion-ion atau molekul-molekul
digabungkan menjadi partikel
dengan ukuran koloid.
Redoks

a. Reaksi Redoks, merupakan reaksi yang melibatkan


perubahan bilangan oksidasi.

Contoh : reduksi SO2 terlarut dalam air dialiri gas H2S


dapat menghasilkan sol belerang.

Reaksi : 2 H2S(g) + SO2(aq) 3 S(s) + 2 H2O(l)

koloid
Hidrolisis

b. Reaksi hidrolisis, adalah reaksi kimia


antara air dengan zat lain yang
menghasilkan zat baru.
 Contoh : hidrolisis larutan FeCl3 dengan air yang mendidih akan
dihasilkansol Fe(OH)3.

 Reaksi : FeCl3(aq) + 3 H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)

koloid
Dekomposisi rangkap

Dekomposisi rangkap, adalah proses terurainya zat


menjadi penyusunnya

S Contoh : Gas H2S dialirkan pada larutan arsen (III)


oksida akan terbentuk sol As2O3.

S Reaksi:

2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(g) As2S3(s) + 6 H2O(l)


Penggantian pelarut

Cara ini dilakukan dengan mengganti medium


pendispersi sehingga fase terdispersi yang semula larut
setelah diganti pelarutnya menjadi partikel yang
berukuran koloid.

Contoh :

Larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkhohol


akan terjadi kondensasi dan terbentuk koloid kalsium
asetat yang berupa gel.
2. Cara Dispersi, dengan cara dispersi,
partikel-partikel dipecah menjadi
ukuran koloid.

a. Desintegrasi mekanis merupakan


cara dimana zat ditumbuk dan
dihaluskan dengan penumbuk
koloid.
Misalnya : pembuatan semen,
pigmen cat.
b. Desintegrasi listrik, merupakan cara
yang menggunakan sel-sel elektrolit yang
dielektrolisis.
Misalnya: elektrolisis larutan NaOH
dengan katoda logam yang akan dibuat
koloid dan dialiri arus yang rapatnya
besar. Akibatnya, Na diendapkan di
katoda dan membentuk aliase dengan
logam yang ada. Aliase ini bereaksi
dengan air sehingga terjadi koloid.
c. Peptisasi, disini endapan yang
terjadi dilarutkan kembali sehingga
terjadi koloid, dengan
menambahkan elektrolit tertentu.
Misalnya: endapan Fe(OH)3 akan
larut dalam bentuk koloid bila
ditambahkan larutan HCl encer.
E. Manfaat Sistem
Koloid
Jenis industri Contoh aplikasi
Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad
Industri kosmetika dan perawatan Krim, pasta gigi, sabun
tubuh

Industri cat Cat


Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen

Industri pertanian Peptisida dan insektisida


Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan
Penjelasan mengenai aplikasi
koloid
1. Pemutihan Gula

Gula tebu yang masih berwarna


dapat diputihkan. Dengan
melarutkan gula ke dalam air,
kemudian larutan dialirkan melalui
sistem koloid tanah diatomae atau
karbon. Partikel koloid akan
mengadsorpsi zat warna tersebut.
Partikel-partikel koloid tersebut
mengadsorpsi zat warna dari gula
tebu sehingga gula dapat berwarna
putih.
Penggumpalan Darah

Darah mengandung sejumlah koloid protein yang


bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut
dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang
mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut
membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral
sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih
mudah dilakukan.
Penjernihan Air

Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-


partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya
yang bermuatan negatif.

Untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan


beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat
dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas
(Al2SO4)3.
F. Pencemaran Lingkungan
Oleh Koloid
S Pencemaran Udara, partikulat yang ada di udara
dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Partikulat adalah zat yang mempunyai fase terdispersi
berupa padat atau cair dengan medium
pendispersinya gas. Partikulat yang berbahaya untuk
kesehatan manusia, misalnya timbal akibat
pembakaran kendaraan bermotor yang berasal dari
TEL. Jika uapnya terhirup dalam jumlah cukup akan
menimbulkan keracunan dan gejala kejang, sesak
napas, batuk, pendarahanpada sumsum tulang bahkan
kematian.
S Pencemaran Air

Sabun dan detergen larut dalam air tetapi tidak


membentuk larutan melainkan koloid. Buih sabun atau
detergen merupakan jenis koloid dengan fase terdispers
gas dalam medium pendispersi cair sehingga disebut
buih. Limbah akibat detergen sulit diuraikan oleh
mikroorganisme. Buih detergen yang berasal dari rumah
tangga biasanya menutupi permukaan air dan
merangsang pertumbuhan ganggang maupun enceng
gondok sehingga dapat mengganggu ekosistem air.
SUSPENSI

S
c. Suspensi

 Suspensi adalah sistem yang sekurang-


kurangnya terdapat satu komponen partikel
yang relatif besar tersebut merata dalam
komponen lainnya.

 Contoh suspensi : jika kita mencampurkan


tepung terigu dengan air maka tepung terigu
tersebut tidak bisa larut. Tepung terigu akan
memisah (mengendap) jika didiamkan
beberapa saat. Partikel tepung dalam suspensi
akan mengendap akibat pengaruh gravitasi.
Sekian...
TERIMA KASIH..........

Anda mungkin juga menyukai