PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sifat-sifat koligatif larutan ialah sifat-sifat larutan yang hanya ditentukan oleh jumlah
partikel dalam larutan dan tidak tergantung jenis partikelnya. Dalam bagian ini dibicarakan
sifat koligatif larutan yang berisi zat terlarut yang sukar menguap atau non-volatif. Termasuk
didalamnya ialah :
a. Penurunan tekanan uap pelarut
b. Penurunan titik beku larutan
c. Kenaikan titik didih larutan
d. Tekanan osmosis larutan
Hukum Roult merupakan dasar dari sifat koligatif larutan Sifat koligatif larutan terbagi
menjadi dua bagian, yaitu sifat larutan elektrolit dan sifat non elektrolit. Hal itu disebabkan
zat terlarut pada larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion,
sedangkan zat terlarut pada larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai
menjadi ion-ion, sesuai dengan hal tersebut maka sifat koligatif larutan non elektrolit lebih
rendah dari sifat koligatif larutan elektrolit. Pada makalah ini, kami akan menjelaskan
mengenai sifat koligatif larutan.
Jadi disini terjadi penurunan tekanan uap dari pelarut. Besarnya penurunan tekanan
uap ΔP.
ΔP = Po – P total = Po – P
= Po – Po . N1
= Po – ( 1 – N1)
N2 + N1 = 1
N2 = fraksi mole zat terlarut
Jadi penurunan tekanan uap pelarut hanya tergantung jenis pelarut dan banyaknya zat
terlarut tidak tergantung banyaknya pelarut.
Penurunan tekanan uap relatif:
ΔP = Po – P N2
Po Po
Hanya tergantung kepada banyaknya zat terlarut tidak tergantung jenis pelarut dan zat
terlarut.
Sifat selanjutnya adalah kenaikan titik didih larutan. Titik didih larutan selalu
lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut. Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya,
maka semakin banyak zat cair yang menguap. Pada suhu tertentu jumlah uap diatas
permukaan zat cair akan menimbulkan tekanan uap yang sama dengan tekanan udara
luar. Keadaan saat tekanan uap zat cair diatas permukaan zar cair tersebut sama
dengan tekanan udara sekitarnya disebut mendidih dan suhu ketika tekanan uap
diatas permukaan cairan sama dengan tekanan uap luar disebut titik didih.
Suatu larutan mendidih pada temperature lebih tinggi dari pelarutnya, selisihnya
disebut kenaikan titik didih larutan.Hal ini dapat dilihat jelas dalam diagram P - T
Dimana :
Pada tiap P < Po, hingga grafik tekanan uap larutan selalu ada dibawah pelarut.
To = tekanan didih pelarut. Pada tekanan Po, larutan baru mendidih pada T.
ΔTb = T - To
ΔTb hanya tergantung jenis pelarut dan konsentrasi larutan, tidak tergantung jenis zat
terlarut. Hubungan ΔTb dengan konsentrasi larutan dapat dicari dengan persamaan
Clausius-Clapeyron dan Hukum Roult. Menurut hukum Roult, besarnya kenaikan
titik didih larutan sebanding dengan hasil kali dari Molalitas larutan (m) dengan
kenaikan titik didih molal (Kb)
Oleh karena itu, kenaikan titik didih dapat dirumuskan sebagai berikut :
g 1000
∆Tb = Kb.m dan m = x
Mr P
Maka :
g 1000
ΔTb = Kb . .
Mr P
m : molalitas larutan
P : massa pelarut
Pelarut Titik didih Kb (percobaan) Kb (hitungan)
Aseton 56,5 1,72 1,73
CCl4 76,8 5,0 5,02
Benzena 80,1 2,57 2,61
CHCl3 61,2 3,88 3,85
C2H5OH 78,4 1,20 1,19
Etil Eter 34,6 2,11 2,16
Metil Alkohol 64,7 0,80 0,83
Air 100 0,52 0,51
Tabel 1. Kb untuk beberapa pelarut
Pada setiap saat tekanan uap larutan selalu lebih rendah daripada pelarut
murni.
To titik beku pelarut murni
T titik beku larutan
P2 tekanan uap pelarut padat dan cair pada To, Po tekanan uap pelarut murni
yang membeku terlambat; P = tekanan uap larutan pada temperature T.
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa tekanan uap larutan lebih
rendah dibandingkan dengan tekanan uap pelarut murni. Hal ini menyebabkan
titik beku larutan lebih rendah dibandingkan dengan titik beku pelarut murni.
Selisih temperature titik beku pelarut murni dengan titik beku larutan disebut
penurunan titik beku (ΔTf)
∆Tf = Kf.m
g 1000
m= x
Mr p
Maka :
g 1000
∆Tf = Kf. x
Mr p
Dimana :
m = molalitas larutan
P = massa pelarut
Pelarut Titik Beku (oC ) Kf
Asam Asetat 16,7 3,9
Benzena 5,5 5,12
Bromoform 7,8 14,4
Kamper 178,4 37,7
Sikloheksana 6,5 20,0
1,4 dioksana 10,5 4,9
Nafthalena 80,2 6,9
Fenol 42 7,27
Tibromofenol 96 20,4
Trifenilfosfat 49,9 11,76
Air 0,00 1,86
Tabel 2. Kf beberapa larutan
d. Tekanan Osmosis
Sifat koligatif keempat terutama penting dalam biologi sel, sebab
peranannya penting dalam transfor molekul melalui membran sel. Membran
ini disebut semipermiabel, yang membiarkan molekul kecil lewat tetapi
menahan molekul besar seperti protein dan karbohidrat. Membran semi
permiabel dapat memisahkan molekul pelarut kecil dari molekul zat terlarut
yang besar. Peristiwa bergeraknya partikel (molekul atau ion) melalui dinding
semipermeabel disebut osmotik. Tekanan yang ditimbulkan akibat dari
tekanan osmotik disebut tekanan osmotik.
Osmosis atau tekanan osmotik adalah proses berpindahnya zat cair dari
larutan hipotonis ke larutan hipertonis melalui membran semipermiabel.
Osmosis dapat dihentikan jika diberi tekanan, tekanan yang diberikan inilah
yang disebut tekanan osmotik. Tekanan osmotik dapat dirumuskan sebagai
berikut :
π = nRT
π = M R T
π = tekanan osmotik
M = konsentrasi molar
i = 1 + (n-1)α
BAB III
CONTOH SOAL
1. Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit
a. Penurunan tekanan uap
Fraksi mol urea dalam air adalah 0,5. Tekanan uap air pada 20°C adalah 17,5 mmHg.
Berapakah tekanan uap jenuh larutantersebut pada suhu tersebut
Penyelesaian:
Po = 17,5 mmHg
Ditanya : P ...?
Jawab :
ΔP = Xt.Po
= 8,75 mmHg
P = Po – ΔP
= 8,75 mmHg
2. Tekanan uap air pada 100oC adalah 760 mmHg. Berapakah tekanan uap larutan glukosa
18% pada 100oC? (Ar H= 1 ; C=12 ; O=16)
Jawab :
18
Jumlah mol glukosa = =0,1 mol
180
82
n pelarut
Jumlah
Xp = mol air = =4 , 55 mol
n pelarut + n18
terlarut
4,55
X pel= =0 , 978
( 4,55+0,1)
Jadi tekanan uap glukosa :
P = Xp. Po
P = 0,978 x 76
= 743,28 mmHg
1. Natrium hidroksida 1,6 gram dilarutkan dalam 500 gram air. Hitung titik didih larutan
tersebut! (Kb air = 0,52 °Cm-1, Ar Na = 23, Ar O = 16, Ar H = 1)
Penyelesaian:
p = 500 gram
Kb = 0,52 °Cm-1
Ditanya : Tb ...?
m 1000
= x xKb
MrNaOH p
1,6 gr 1000
= x x 0,52° C m-1
40 500 gr
= 0,0416 °C
Tb = 100 °C + ΔTb
= 100 °C + 0,0416 °C
= 100,0416 °C
c. Tekanan Osmotik
1. Seorang pasien memerlukan larutan infus glukosa. Bila kemolaran cairan tersebut 0,3 molar
pada suhu tubuh 37 °C, tentukan tekanan osmotiknya! (R = 0,082 L atm mol-1K-1)
Penyelesaian:
Diketahui : M = 0,3 mol L–1
T = 37 °C + 273 = 310 K
R = 0,082 L atm mol-1K-1
Ditanya : π ...?
Jawab :
π = 0,3 mol L-1 × 0,082 L atm mol-1K-1 × 310 K
= 7,626 atm
2. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
1. Pada suhu 37 °C ke dalam air dilarutkan 1,71 gram Ba(OH) 2 hingga volume 100 mL (Mr
Ba(OH)2 = 171). Hitung besar tekanan osmotiknya! (R = 0,082 L atm mol-1K-1)
Penyelesaian:
Diketahui : m = 1,71 gram
V = 100 mL = 0,1 L
Mr Ba(OH)2 = 171
R = 0,082 L atm mol-1K-1
T = 37 °C = 310 K
Ditanya : π ...?
Jawab : Ba(OH)2 merupakan elektrolit.
Ba(OH)2→ Ba2+ + 2 OH¯, n = 3
1,71 gr
mol Ba(OH)2 = = 0,01 mol
171 gr /mol
n
M=
V
0,01 mol
= = 0,1 mol L-1
0,1 L
π=M×R×T×I
= 0,1 mol L-1 × 0,082 L atm mol-1K-1 × 310 K × (1 + (3 –1)1)
= 7,626 atm
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Satuan konsentrasi yang digunakan dalam penentuan sifat koligatif larutan antara lain
molalitas, molaritas, dan fraksi mol. Sifat koligatif adalah sifat-sifat larutan yang
tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada jumlah zat
terlarut dalam larutan.
Sifat koligatif larutan meliputi penurunan tekanan uap ( ΔP ), kenaikan titik didih
(ΔTb ), penurunan titik beku ( ΔT f ), dan tekanan osmotik (π ).
Sifat koligatif larutan nonelektrolit dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. ΔP = xAX P0
2. ΔTb = m X Kb
3. ΔTf = m X Kf
4. π =M x R xT
Besarnya sifat koligatif larutan elektrolit sama dengan larutan nonelektrolit dikalikan
dengan faktor Van't Hoff (i).
Harga faktor Van't Hoff adalah 1 + (n – 1)α .
DAFTAR PUSTAKA
Sukardjo. 2004. Kimia Fisika. Jakarta : Rineka Cipta
http://www.academia.edu/32260625/MAKALAH_KIMIA_FISIKA_SIFAT_KOLIGATIF_DAN
_LARUTAN