Adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh banyaknya partikel zat terlarut, tidak dipengaruhi oleh jenis partikelnya. Sifat koligatif larutan meliputi : 1. Penurunan tekanan uap jenuh 2. Kenaikkan titik didih 3. Penurunan titik beku 4. Tekanan osmosis Karena perilaku zat non elektrolit dan elektrolit dalam larutan berbeda, maka dalam larutan elektrolit jumlah partikelnya akan selalu lebih banyak dari jumlah partikel dalam larutan zat non elektrolit dengan konsentrasi sama.
Standar Kompetensi:
Menjelaskan sifat-sifat koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit.
Kompetensi Dasar :
Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik termasuk sifat koligatif larutan.
1.Penurunan tekanan uap jenuh larutan : P = Po - P atau P = Po - Po Xp maka P = Po . Xt Contoh soal: Kedalam 900 gram air yang suhunya 25o C dilarutkan 18 gram zat non elektrolit. Tekanan uap jenuh larutan yang terjadi adalah 25 mmHg. Bila tekanan uap jenuh air pada 25o C adalah 25,1 mmHg. Tentukan Mr zat non elektrolit yang dilarutkan ! Penyelesaian : mol air = 900 gr x 1 mol/18 gr = 50 mol P = Po . Xp misal mol zat yang dilarutkan = x mol 25 = 25,1 . 50/ (50+x) 50 + x = 50,2 x = 0,2 maka, Mr zat = gr/mol = 18/0,2 = 90.
Kenaikkan titik didih larutan berbanding lurus dengan molalitas larutan dikalikan dengan tetapan kenaikkan titik didih molalnya. Dirumuskan: Tb = m . Kb Keterangan : Tb = kenaikkan titik didih m = molalitas larutan Kb = tetapan kenaikkan titik didih molal pelarut
Diagram PT menggambarkan keadaan setimbang 2 phase zat pada berbagai suhu dan tekanan.
1 atm A ABB
cair padat T C T gas
temperatur
4. TEKANAN OSMOTIK () Tekanan osmotik adalah besarnya tekanan yang harus diberikan agar perpindahan molekul-molekul pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat melalui membran dapat dihentikan.
Menurut Vant Hoff: Besarnya tekanan osmotik sama dengan besarnya tekanan gas bila zat yang ada dalam larutan dianggap sebagai gas.
Hubungan tekanan, volume dan jumlah mol gas dinyatakan dalam rumus : P . V = n . R . T atau dapat diubah menjadi : P = M . R . T Untuk tekanan osmotik : = M . R . T Keterangan : = tekanan osmotik (atm) M = molaritas larutan R = tetapan gas (0,082 L atm / mol K) T = temperatur larutan (K)
Beberapa istilah pada pengukuran tekanan osmotik : 1. Isotonik : digunakan untuk menyatakan beberapa larutan yang tekanan osmotiknya sama. 2. Hipotonik : digunakan untuk menyatakan larutan yang tekanan osmotiknya lebih rendah dari tekanan osmotik larutan lain. 3. Hipertinik : digunakan untuk menyatakan larutan yang tekanan osmotiknya lebih tinggi dari tekanan osmotik larutan lain.
Contoh soal: Kedalam air yang suhunya 27 C dilarutkan 24 gr urea sampai volume larutan menjadi 800 mL. Tentukan tekanan osmotik larutan yang terjadi! Penyelesaian: = M . R . T = 0,5 . 0,082 . 300 = 1,23 atm
Dengan demikian rumus-rumus sifat koligatif untuk larutan elektrolit menjadi : 1. Penurunan tekanan uap jenuh larutan ; P = Po . Xt
Contoh soal: Ke dalam 400 gr air dilarutkan 2,4 gr magnesium sulfat. Larutan ini mendidih pada suhu 100,0468 C. Bila diketahui Kb air = 0,52 C/m dan Kf air = 1,86 C/m tentukan a. derajat ionisasi MgSO4 b. titik beku larutan
Penyelesaian: Tb = Tb larutan Tb air = 100,0468 100 = 0,0468 Reaksi ionisasi: Tb = m . Kb . { 1 + (n 1) } 0,0468 = 0,05 . 0,52 . { 1 + (2-1) } = 0,8 atau 80%