Anda di halaman 1dari 34

STOIKHIOMETRI

KELOMPOK 5
A. TUJUAN
• Menguji kembali kebenaran hukum
1 kekekalan massa (Hukum Lavoisier).

• Mencari hubungan massa dari unsur-


2 unsur yang bersenyawa.

• Menentukan perbandingan jumlah


3 mol antara zat-zat yang bereaksi.
B. DASAR TEORI
Stoikhiometri dapat diartikan sebagai aspek kimia yang menyangkut
hubungan berbagai komponen dalam reaksi kimia dan hubungan
kuantitatif diantara komponen tersebut.
Hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia meliputi : massa pereaksi
dan hasil reaksi, energi pereaksi dan hasil reaksi, serta volume
pereaksi dan hasil reaksi.
Ada tiga konsep yang mendasari stoikhiometri, yakni : kekekalan
massa, massa atom relatif, dan konsep mol. Stoikhiometri komposisi
meliputi perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa,
sedang stoikhiometri reaksi menyangkut perbandingan mol unsur-
unsur dalam senyawa pereaksi maupun hasil reaksi (Supardi 2018:2).
Massa atom relatif (Ar) adalah massa atom yang ditetapkan dengan
membandingkannya terhadap standar tertentu. Massa atom relatif suatu
unsur adalah massa rata-rata suatu atom unsur berdasarkan kelimpahan
nuklidanya relatif terhadap massa nuklida karbon -12 yang ditetapkan 12,00
satuan massa ato (sma). Persamaan reaksi kimia, setelah diketahui zat-zat
yang ambil bagian dalam reaksi kimia, selanjutnya dapat ditulis suatu
pernyataan perubahan dalam bentuk persamaan reaksi kimia. Dalam reaksi
tersebut berlaku hukum kekekalan zat (Sukarna 2003:18-21).
Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa massa zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah tetap. Perbandingan unsur-unsur yang bereaksi dalam
membentuk adalah tertentu dan merupakan bilangan bulat dan mudah.
Perbandingan mol zat-zat yang bereaksi sesuai dengan koefisien reaksinya,
begitu pula zat-zat hasil reaksi. Perubahan kalor juga dapat digunakan untuk
menentukan stoikhiometri asam basa yang direaksikan (Tim Dosen Kimia
Dasar 2018:8).
Percobaan stoikhiometri ini berdasarkan pada metode Job atau metode
variasi kontinyu. Dalam metode ini, jumlah tiap pereaksi diubah-ubah, tetapi
jumlah totalnya tetap (Tim Dosen Kimia Dasar Universitas Negeri Malang
2003:16).
C. ALAT DAN BAHAN

Tabung reaksi Spatula


Labu erlenmeyer Neraca timbang (digital)

Silinder ukur Gelas kimia Termometer Pipet


KI 0,5 M
Pb0,5 M

NaOH 1 M
1M
D. LANGKAH KERJA
a. Ketetapan massa zat pada reaksi kimia

Masukan 2,5 mL KI ke dalam labu erlenmeyer dan 1,5 mL larutan Pb ke


dalam tabung reaksi kecil.

Masukkan tabung ke dalam labu erlenmeyer dan tutuplah labu tersebut.


Timbang labu erlenmeyer beserta isinya. Catat massanya.

Miringkan labu sehingga kedua lartan bercampur. Catat perubahan yang


terjadi.

Timbang lagi labu beserta isinya. Catat massanya.

Saring larutan dalam labu. Catat hasilnya.


b. Penentuan perbandingan jumlah mol pereaksi

Masukkan larutan Pb
0,2 M dan larutan KI Tabung A B C D E F
0,2 M ke dalam 6 Volume Pb(mL) 1 2 3 5 7 9
buah tabung reaksi Volume KI (mL) 9 8 7 5 3 1
yang berukuran sama.

Aduk masing-masing Buat grafik antara tinggi


campuran. Biarkan endapan endapan terhadap susuan
turun ± jam. Ukur tinggi campuran.
endapan.
c. Stoikhiometri asam basa
Masukkan ke dalam 5 tabung reaksi berturut-turut 2,5; 5; 7,5; 10;
dan 12,5 mL larutan NaOH 1 M dan ke dalam 5 buah tabung reaksi
lainnya masukkan berturut-turut 2,5; 5; 7,5; 10; dan 12,5 mL larutan
1 M.

Ukur temperatur tiap larutan dan catat. Hitung harga rata-ratanya


(sebagai temperatur mula-mula ).

Campurkan kedua macam larutan. Volume campuran larutan asam


dan basa selalu tetap 15 mL.
Amati perubahan temperatur selama pencampuran. Catat sebagai
temperatur akhit . Hitung selisih ∆T=

Buat grafik antara ∆T (sumbu y) dan komposisi volume asam basa


(sumbu x).
E. DATA PERCOBAAN
a. Ketetapan massa zat pada reaksi kimia
Reaksi antara larutan KI dengan larutan Pb
Massa labu beserta isinya sebelum reaksi : 114,56 gram
Massa labu beserta isinya sesudah reaksi : 114,56 gram

Perubahan keadaan zat setelah dilakukan penyaringan :


Sebelum reaksi Setelah reaksi

KI + Pb →
(aq) (aq) (aq) (s)
b. Penentuan perbandingan jumlah mol pereaksi
Nomor Tabung 1 2 3 4 5 6
Vol Pb(mL) 1 2 3 5 7 9
Vol KI (mL) 9 8 7 5 3 1
Tinggi endapan (mm) 5 11,5 19 0,9 0,5 0,5

Hubungan antara Tinggi Endapan dengan Komposisi


Volume Pereaksi
20
19
Tinggi endapan (mm)

15
11.5
10
9

5 5 5 5

0
Volume Pb(NO3)2 (mL) 1 2 3 5 7 9

Volume KI (mL) 9 7 5 3 2 1
c. Stoikhiometri Asam Basa

Volume NaOH Volume (mL) (˚C) (˚C) ∆T


(mL)
0 15 31 31 0

2,5 12,5 31,5 32 0,5

5 10 30,75 32,25 2,5

7,5 7,5 30,5 34 3,5

10 5 30,5 33 2,5

12,5 2,5 30,75 32 1,25

15 0 29,5 29,5 0
Hubungan ∆T terhadap Komposisi Volume
Asam Basa
4
3.5 3.5
3
2.5 2.5 2.5
2
∆T

1.5
1.25
1
0.5 0.5
0 0 0
Vol NaOH (mL) 0 2.5 5 7.5 10 12.5 15
Vol (mL) 15 12,5 10 7,5 5 2,5 0
F. PEMBAHASAN
a. Ketetapan massa zat pada reaksi kimia
Hukum Lavoisier = massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama atau tetap

→ 2KN

M : 2,5 x 10 -4 mol 1,5 x 10 -4 mol - -

R : 2,5 x 10 -4 mol 1,25 x 10 -4 mol 2,5 x 10 -4 mol 1,25 x 10 -4 mol

S: 0 0,25 x 10 -4 mol 2,5 x 10 -4 mol 1,25 x 10 -4 mol

 
Mr = 461
Massa = x mol
= 461 x 1,25 . 10-4 mol
= 0,057 gram
KI +

Sebelum reaksi Sesudah reaksi Larutan bening = KN


Disaring
Kuning
Bening
pucat
Ada endapan
Endapan kuning =

114,56 gram 114,56 gram

Terbukti kebenaran Hukum Lavoisier atau


hukum kekekalan massa.
b. Penentuan Perbandingan Jumlah Mol Pereaksi

Perbandingan mol berpengaruh pada tinggi endapan yang dihasilkan


Endapan tertinggi → + KI 3:7 Pada sampel 3

Sampel 1
KI = 1 : 9

→ 2KN
M : 0,9 mmol 0,1 mmol - -
R : 0,2 mmol 0,1 mmol 0,2 mmol 0,1 mmol
S : 0,7 mmol 0 0,2 mmol 0,1 mmol

Massa = 10-4 x 461


= 0,046 gram
Sampel 2
KI = 2 : 8

→ 2KN
M : 0,8 mmol 0,2 mmol - -
R : 0,4 mmol 0,2 mmol 0,4 mmol 0,2 mmol
S : 0,4 mmol 0 0,4 mmol 0,2 mmol

Massa = 0,2 . 10-3 x 461


= 0,092 gram
Sampel 3
KI = 3 : 7

→ 2KN
M : 0,7 mmol 0,3 mmol - -
R : 0,6 mmol 0,3 mmol 0,6 mmol 0,3 mmol
S : 0,1 mmol 0 0,6 mmol 0,3 mmol

Massa = 0,3 . 10-3 x 461


= 0,138 gram
Sampel 4
KI = 5 : 5

→ 2KN
M : 0,5 mmol 0,5 mmol - -
R : 0,5 mmol 0,25 mmol 0,5 mmol 0,25 mmol
S: 0 0,25 mmol 0,5 mmol 0,25 mmol

Massa = 0,25 . 10-3 x 461


= 0,115 gram
Sampel 5
KI = 7 : 3

→ 2KN
M : 0,3 mmol 0,7 mmol - -
R : 0,3 mmol 0,15 mmol 0,3 mmol 0,15 mmol
S: 0 0,55 mmol 0,3 mmol 0,15 mmol

Massa = 0,15 . 10-3 x 461


= 0,069 gram
Sampel 6
KI = 9 : 1

→ 2KN
M : 0,1 mmol 0,9 mmol - -
R : 0,1 mmol 0,05 mmol 0,1 mmol 0,05 mmol
S: 0 0,85 mmol 0,1 mmol 0,05 mmol

Massa = 0,05 . 10-3 x 461


= 0,023 gram
Dalam perhitungan manual
membuktikan bahwa tinggi endapan
tertinggi dimiliki oleh sampel 3 dengan
tinggi 1,9 cm atau 19 mm.

7 : 1
Perbandingan Koefisien KI : = 2 : 1

Kemungkinan :
Endapan tertinggi berada pada
saat perbandingan volume KI
dan adalah 6 : 3
c. Stoikhiometri Asam Basa

Adanya reaksi eksoterm pada percampuran NaOH dan


Membuktikan Adanya hubungan antara koefisien reaksi dengan tingginya suhu
akhir campuran.
Sampel 1

NaOH : = 2,5 : 12,5


TM = 28˚C

TA = 31˚C

2NaOH(aq) + (aq) → (aq) + 2(aq)


M : 2,5 mmol 12,5 mmol - -
R : 2,5 mmol 1,25 mmol 1,25 mmol 2,5 mmol
S : 0 11,25 mmol 1,25 mmol 2,5 mmol
Sampel 2

NaOH : = 5 : 10
TM = 28˚C

TA = 33˚C

2NaOH(aq) + (aq) → (aq) + 2(aq)


M : 5 mmol 10 mmol - -
R : 5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 5 mmol
S : 0 7,5 mmol 2,5 mmol 5 mmol
Sampel 3

NaOH : = 7,5 : 7,5


TM = 30,5˚C

TA = 34˚C

2NaOH(aq) + (aq) → (aq) + 2(aq)


M : 7,5 mmol 7,5 mmol - -
R : 7,5 mmol 3,25mmol 3,25 mmol 7,5 mmol
S : 0 3,75 mmol 3,25 mmol 7,5 mmol
Sampel 4

NaOH : = 10 : 5
TM = 30,5˚C

TA = 33˚C

2NaOH(aq) + (aq) → (aq) + 2(aq)


M : 10 mmol 5 mmol - -
R : 10 mmol 5 mmol 5 mmol 10 mmol
S : 0 0 5 mmol 10 mmol
Sampel 5

NaOH : = 12,5 :2, 5


TM = 30,75˚C

TA = 32˚C

2NaOH(aq) + (aq) → (aq) + 2(aq)


M : 12,5 mmol 2,5 mmol - -
R : 5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 5 mmol
S : 7,5 mmol 0 2,5 mmol 5 mmol
Semakin banyak mol sisa

Suhu akhir campuran tertinggi Sampel 4 Mol sisa = 5 mmol


33˚C

Sampel 4
2NaOH(aq) + (aq) → (aq) + 2(aq)
M : 10 mmol 5 mmol - -
R : 10 mmol 5 mmol 5 mmol 10 mmol
S : 0 0 5 mmol 10 mmol

Volume NaOH dan adalah 10 mL dan 5


mL, sesuai dengan perbandingan koefisien
Reaktan habis bereaksi
yaitu 2 : 1.
G. KESIMPULAN

Hukum Lavoisier terbukti benar pada percobaan ini, yaitu


massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.

Perbandingan mol reaksi dapat berpengaruh pada tinggi


endapan dan temperatur campuran.

Semakin banyak mol sisa semakin besar suhu akhir


campuran.
H. DAFTAR PUSTAKA

Sukarna, I Made.2003.Kimia Dasar 1.Jakarta:IMSTEP


Supardi, Kasmadi Imam, Gatot Luhbandjono.2018.Kimia
Dasar 1.Semarang:UNNES
Tim Dosen Kimia Dasar.2018.Buku Petunjuk Praktikum Kimia
Dasar untuk Jurusan Fisika.Semarang:Sublab Kimia Fisika
Laboratorium Kimia FMIPA UNNES

Anda mungkin juga menyukai