Laju reaksi kimia adalah laju berkurangnya kosentrasi pereaksi ( reaktan ) atau
laju bertambahnya konsentrasi hasil reaksi ( produk ) setiap satuan waktu (Sucipto,
2020). Laju reaksi ini memiliki satuan M/s atau molar per detik. Reaksi kimia yang
berlangsung terjadi dari arah reaktan menuju produk, setiap reaksi kimia tidak
semuanya memilki kecepatan reaksi yang sama, kecepatan reaksi ini bergantung dari
konsentrasi zat zat yang bereaksi. Kecepatan reaksi hampir selalu berbanding lurus
terhadap konsentrasi reaktan dalam pangkat tertentu yang merupakan orde reaksi.
(Suarsa, 2017)
Terdapat teori yang menjelaskan tentang proses terjadinya reaksi, yaitu teori
tumbukan, teori ini dikemukakan oleh Max Trautz pada tahun 1916 dan William Lewis
pada tahun 1918. Teori ini mengatakan bahwa reaksi kimia yang terjadi itu bisa terjadi
karena partikel-partikel yang saling bertumbukan (Madrasah & Pelajaran, 2021).
Tumbukan antar partikel akan menghasilkan reaksi apabila memiliki energi yang cukup
serta arah tumbukan yang tepat ( tumbukan efektif ). Semakin banyak tumbukan efektif
maka semakin cepat laju reaksinya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju
reaksi yaitu, luas permukaan bidang sentuh, konsentrasi, suhu dan katalis.
mA + nB pC + Qd
maka persamaan lajunya dapat ditulis sebagai berikut :
r = k [A]x [B]y
keterangan:
kebanyakan orde reaksi bernilai 0,1 dan 2. Jika orde reaksi tersebut bernilai
0 artinya suatu konsentrasi dari reaktan tidak mempengaruhi orde reaksi sehingga laju
reaksinya akan sama dengan konstanta laju reaksi. Jika orde reaksi bernilai 1 maka laju
reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi reaktan. Dan apabila orde reaksi bernilai 2
kenaikan laju reaksi akan sebanding dengan kenaikan konsentrasi pereaksi pangkat 2
(Lestari, 2020).
Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu, Jika suhu dinaikkan,
maka kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga
pergerakan partikel-partikel pereaksi makin cepat, makin cepat pergerakan partikel
akan menyebabkan terjadinya tumbukan antar zat pereaksi makin banyak, sehingga
reaksi makin cepat.
Ketiga, suhu. ketika suhu dinaikkan, maka kalor yang diberikan akan
menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga pergerakan partikel-partikel
pereaksi makin cepat, makin cepat pergerakan partikel akan menyebabkan terjadinya
tumbukan antar zat pereaksi makin banyak, sehingga reaksi makin cepat. Umumnya
kenaikan suhu sebesar 10 C menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua sampai tiga
kali dari laju reaksi awal(Reaksi, 2012)
Alat Jumlah
1. Labu Erlenmeyer 250 ml 2 buah
2. Stopwatch 1 buah
3. Gelas ukur 100 ml 2 buah
4. Penjepit 1 buah
5. Pipet tetes secukupnya
6. Gelas kimia 100 ml 3 buah
7. Mortar + alu 1 buah
8. Balon 2 buah
9. Tabung reaksi + rak 5 buah
10. Pengaduk gelas 2 buah
11. Thermometer 1 buah
Bahan : Jumlah
1. Na2S2O3 0,05M 20 ml
2. HCl 3 M 20 ml
3. HCl 1 M 20 ml
4. Padatan CaCO3 secukupnya
5. Serbuk CaCO3 secukupnya
6. KMnO4 0,1 M 12 tetes
7. H2C2O4 0,1 M 14 tetes
8. H2SO4 0,5 M 14 tetes
9. MnSO4 0,5M 1 tetes
10. Aquades secukupnya
VII. Alur Percobaan
1. Pengaruh konsentrasi pada laju reaksi antara natrium tilosulfat dan asam klorida
Na2S2O3
A B C D
2. Pengaruh luas permukaan sentuhan pada laju reaksi antara kalsium karbonat dan
asam klorida.
CaCo3
A B
3. Pengaruh temperature pada laju reaksi antara kalium permanganat dan asam oksalat.
KMnO4
A B C D E
2 Tetes larutan 2 Tetes larutan 2 Tetes larutan 2 Tetes larutan 2 Tetes larutan
A A A A A
2 Tetes asam 2 Tetes asam 2 Tetes asam 2 Tetes asam 2 Tetes asam
sulfat sulfat sulfat sulfat sulfat
Larutan A : Asam Oksalat 10 tetes + air yang diencerkan hingga volume 5 ml.
Larutan B : Kalium Permanganat 10 tetes + air yang diencerkan hingga volume 5 ml.
KMnO4
A B
Tuangkan : Tuangkan :
Nyalakan Stopwatch saat ditambahkan KMnO4 encer sampai warna larutan hilang .
VIII. Hasil Pengamatan
Pada percobaan yang berjudul Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang
bertujuan untuk Menguji faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu konsentrasi zat
pereaksi, luas permukaan sentuhan, temperature dan katalis. Alat yang digunakan. Labu
Erlenmeyer 250 ml, Stopwatch, Gelas ukur 100 ml, Penjepit, Pipet tetes, Gelas kimia 100 ml,
Mortar + alu, Balon, Tabung reaksi + rak, Pengaduk gelas, dan Thermometer. Bahan-bahan
yang diperlukan Na2S2O3 0,05M 20 ml, HCl 3 M 20 ml, HCl 1 M 20 ml , Padatan CaCO3,
Serbuk CaCO3, KMnO4 0,1 M 12 tetes, H2C2O4 0,1 M 14 tetes, H2SO4 0,5 M 14 tetes,
MnSO4 0,5M 1 tetes dan Aquades
Pada praktikum kali ini, telah dilakukan empat percobaan yaitu pengaruh konsentrasi
terhadap laju reaksi, pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi, percobaan pengaruh suhu
terhadap laju reaksi dan pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
Percobaan ke 1
Pada percobaan yang pertama, yaitu percobaan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi,
dimana yang pertama dilakukan adalah dengan menyiapkan gelas kimia yang di bawahnya
diletakkan kertas yang telah diberi tanda silang dan menyiapkan gelas kimia masing masing
diberi tanda A, B, C, D.
Pada percobaan A yaitu pada gelas kimia A dicampurkan 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 M dan
5 ml larutan HCl 3M. Kemudian diaduk dan dihitung dengan stopwatch waktu reaksinya
yang dapat dilihat dari larutan yang akan menjadi keruh dan tanda silang di bawah gelas
kimia sudah tak terlihat lagi. Pada percobaan A ini didapat waktu 4.59 menit.
Pada percobaan B yaitu pada gelas kimia B dicampurkan 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 M, 5
ml larutan HCl 3M dan10 ml air. Kemudian diaduk dan dihitung dengan stopwatch waktu
reaksinya yang dapat dilihat dari larutan yang akan menjadi keruh dan tanda silang di
bawah gelas kimia sudah tak terlihat lagi. Pada percobaan B ini didapat waktu 12.05 menit.
Pada percobaan D yaitu pada gelas kimia D dicampurkan 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 M, 5
ml larutan HCl 3M dan 25 ml air. Kemudian diaduk dan dihitung dengan stopwatch waktu
reaksinya yang dapat dilihat dari larutan yang akan menjadi keruh dan tanda silang di
bawah gelas kimia sudah tak terlihat lagi. Pada percobaan D ini didapat waktu 22.55 menit.
Dari percobaan pada tabung reaksi A, B, C, D bisa disimpulkan bahwa konsentrasi suatu
zat mempengaruhi laju reaksi, semakin tinggi konsentrasi suatu zat maka semakin cepat pula
laju reaksinya. Pada percobaan kosentrasi terhadap laju reaksi ini juga dari pencampuran HCL,
Na2S2O3 dan air akan berakhir menjadi air keruh. Hal ini disebabkan karena campuran
tersebut menghasilkan suatu endapan sulfur atau belerang.
Reaksi : Na2S2O3 (aq) + 2HCL (aq) → SO3 (g) + S (s) +H2O (l) + 2NaCl (aq)
Percobaan ke 2
Pada percobaan yang kedua, yaitu percobaan pengaruh luas permukaan terhadap laju
reaksi, dimana yang pertama dilakukan adalah dengan menyiapkan 2 buah balon dan 2 buah
labu elenmeyer dimana masing masing diberi label A dan B.
Pada percobaan A yaitu dengan mengisi 10ml HCL 1M kedalam elenmeyer lalu menutup
ujungnya dengan balon berisi butiran marmer (padatan CaCO3) lalu mencampurkannya dan
hitung waktunya menggunakan stopwatch hingga balon berdiri, pada percobaan A
didapatkan hasil yaitu 58,61 detik.
Pada percobaan B yaitu dengan mengisi 10ml HCL 1M kedalam elenmeyer lalu menutup
ujungnya dengan balon berisi butiran marmer yang dihaluskan atau serbuk marmer
(padatan CaCO3) lalu mencampurkannya dan hitung waktunya menggunakan stopwatch
hingga balon berdiri, pada percobaan B didapatkan hasil yaitu 10,76 detik.
Reaksi : CaCO3 (aq) + 2HCl (aq) → CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
Pada percobaan luas permukaan terhadap laju reaksi ini, pencampuran antara hcl dengan
padatan caco3 atau butiran marmer maupun serbuk marmer, akan menghasilkan co2. Dan ini
dapat diamati dengan munculnya gelembung gelembung didalam elenmeyer dan nantinya
balon akan berdiri mengembang.
Percobaan ke 3
Pada praktikum ketiga ini mengenai pengaruh suhu/temperatur terhadap laju reaksi
antara KMnO4 dengan 2 tetes larutan asam sulfat. Pada percobaan kali ini yang pertama kali
dilakukan adalah menyiapkan 2 larutan yakni larutan A dan larutan B. Dengan ketentuan
sebagai berikut :
Larutan A : H2C2O4 10 tetes + H2O yang diencerkan hingga volume 5 ml (tidak berwarna)
Larutan B : KMnO4 10 tetes + H2O yang diencerkan hingga volume 5 ml (ungu - )
Setelahnya menyiapkan 5 tabung reaksi yang kemudian melakukan percobaan dengan
hanya memanipulasi suhu/temperaturnya.
Tabung reaksi A diisi dengan 2 tetes larutan A, 2 tetes larutan H2SO4 dengan suhu awal
30,2℃, kemudian menyalakan stopwatch saat larutan B ditambahkan sebanyak 1 tetes
hingga larutan yang awalnya berwarna merah muda +++ itu menjadi kembali tidak
berwarna seperti sebelum ditambahkan larutan B. Dari pengukuran waktu tersebut
didapatkan data laju reaksi sampai warna larutan hilang yakni sebesar 30,48 detik.
Tabung reaksi B diisi dengan 2 tetes larutan A, 2 tetes larutan H2SO4 dengan suhu setelah
di panaskan 35℃, kemudian menyalakan stopwatch saat larutan B ditambahkan sebanyak 1
tetes hingga larutan yang awalnya berwarna merah muda +++ itu menjadi kembali tidak
berwarna seperti sebelum ditambahkan larutan B. Dari pengukuran waktu tersebut
didapatkan data laju reaksi sampai warna larutan hilang yakni sebesar 29,74 detik.
Tabung reaksi C diisi dengan 2 tetes larutan A, 2 tetes larutan H2SO4 dengan suhu setelah
di panaskan 40℃, kemudian menyalakan stopwatch saat larutan B ditambahkan sebanyak 1
tetes hingga larutan yang awalnya berwarna merah muda +++ itu menjadi kembali tidak
berwarna seperti sebelum ditambahkan larutan B. Dari pengukuran waktu tersebut
didapatkan data laju reaksi sampai warna larutan hilang yakni sebesar 17,53 detik.
Tabung reaksi D diisi dengan 2 tetes larutan A, 2 tetes larutan H2SO4 dengan suhu setelah
di panaskan 45℃, kemudian menyalakan stopwatch saat larutan B ditambahkan sebanyak 1
tetes hingga larutan yang awalnya berwarna merah muda +++ itu menjadi kembali tidak
berwarna seperti sebelum ditambahkan larutan B. Dari pengukuran waktu tersebut
didapatkan data laju reaksi sampai warna larutan hilang yakni sebesar 15,83 detik.
Tabung reaksi 5 diisi dengan 2 tetes larutan A, 2 tetes larutan H2SO4 dengan suhu setelah
di panaskan 50℃, kemudian menyalakan stopwatch saat larutan B ditambahkan sebanyak 1
tetes hingga larutan yang awalnya berwarna merah muda +++ itu menjadi kembali tidak
berwarna seperti sebelum ditambahkan larutan B. Dari pengukuran waktu tersebut
didapatkan data laju reaksi sampai warna larutan hilang yakni sebesar 3,07 detik.
Percobaan ke 4
Pada praktikum ketiga ini mengenai pengaruh katalisator terhadap laju reaksi antara
KMnO4 dengan 2 tetes larutan asam sulfat. Pada percobaan kali ini yang pertama kali
dilakukan adalah menyiapkan
Larutan KMnO4 encer : KMnO4 10 tetes + H2O yang diencerkan hingga volume 5 ml (ungu
-)
Setelahnya menyiapkan 2 tabung reaksi dengan masing-masing ditetesi 2 tetes asam oksalat
(H2C2O4) dan 2 tetes asam sulfat (H2SO4), namun pada tabung reaksi B ditambahkan
katalisator berupa 1 tetes mangan (II) sulfat. Kemudian menyalakan stopwatch saat KMnO4
encer ditambahkan dan diukur laju reaksinya. Di dapat Tabung Reaksi A dengan waktu 58,87
detik sedangkan Tabung Reaksi B yang telah ditambahkan katalisator memiliki waktu 8,40
detik.
Reaksi : 2KMnO4 (aq) + 5H2C2O4 (aq) + 3H2SO4 (aq) → K2SO4 + 2MnSO4 + 10CO2
+8H2O
Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan jika penambahan katalisator mempercepat
laju reaksi. sebagaimana proses kerja katalis sendiri adalah zat yg ditambahkan ke dalam suatu
reaksi kimia dengan tujuan memperbesar kecepatan reaksi . katalis ini mempercepat laju reaksi
dengan cara menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yg lebih rnudah, dengan
kata lain penambahan katalis memberikan jalan baru bagi reaksi yang memiliki energi aktivaasi
lebih rendah sehingga akibatnya lebih banyak pula molekul yang bertumbukkan pada suhu
normal dan laju reaksi semakin cepat. Disamping itu meskipun kita tidak menambahkan
katalisator mangan (II) sulfat akan tetapi hanya memperbanyak KMnO4, hal tersebut juga
dapat memperepat laju reaksi hal ini dikarenakan senyawa KMnO4 sendiri sudah merupakan
katalisator.
X. Kesimpulan
1. Pada percobaan kosentrasi terhadap laju reaksi, percobaan A memiliki waktu lebih
cepat dari percobaan yang lain hal ini karena semakin tinggi konsentrasi suatu zat maka
semakin cepat pula laju reaksinya.
2. Pada percobaan luas permukaan terhadap laju reaksi, percobaan B (menggunakan
serbuk marmer dengan waktu 10,76 detik.) lebih cepat daripada butiran marmer hal ini
karena semakin luar permukaan bidang sentuh maka semakin cepat juga laju reaksimya.
3. Suhu/temperature berpengaruh pada laju reaksi, semakin tinggi suhu maka laju reaksi
akan semakin cepat.
4. Penambahan katalisator mempercepat laju reaksi. sebagaimana proses kerja katalis
sendiri adalah zat yg ditambahkan ke dalam suatu reaksi kimia dengan tujuan
memperbesar kecepatan reaksi . katalis ini mempercepat laju reaksi dengan cara
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yg lebih rnudah, dengan kata
lain penambahan katalis memberikan jalan baru bagi reaksi yang memiliki energi
aktivaasi lebih rendah sehingga akibatnya lebih banyak pula molekul yang
bertumbukkan pada suhu normal dan laju reaksi semakin cepat.
Daftar Pustaka
Suarsa, I. W. (2017). Teori Tumbukan Pada Laju Reaksi Kimia. Pengembangan Bahan Ajar, 12–
23.
Wendi, Valentinoh Cuaca, & Taslim. (2015). PENGARUH SUHU REAKSI DAN JUMLAH
KATALIS PADA PEMBUATAN BIODIESEL DARI LIMBAH LEMAK SAPI DENGAN
MENGGUNAKAN KATALIS HETEROGEN CaO DARI KULIT TELUR AYAM. Jurnal
Teknik Kimia USU, 4(1), 35–41. https://doi.org/10.32734/jtk.v4i1.1458
Lampiran
2.
Mengukur Na2S2O 5 ml
3.
Menambahkan 5 ml HCL 3M
4.
Menuangkan larutan Na2S2O
5 ml dan air ke dalam gelas
kimia sesuai alur percobaan
5.
Menuangkan HCl
8. Butiran marmer
9. Serbuk marmer