Anda di halaman 1dari 21

I.

Judul Percobaan : Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi


II. Tanggal Percobaan : Senin, 3 Oktober 2022 Pukul 07.00 WIB
III. Selesai Percobaan : Senin, 3 Oktober 2022 Pukul 09.30 WIB
IV. Tujuan Percobaan : Menguji faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi
yaitu konsentrasi zat pereaksi, luas permukaan sentuhan,
temperature dan katalis
V. Dasar Teori

Laju reaksi kimia adalah laju berkurangnya kosentrasi pereaksi ( reaktan ) atau
laju bertambahnya konsentrasi hasil reaksi ( produk ) setiap satuan waktu (Sucipto,
2020). Laju reaksi ini memiliki satuan M/s atau molar per detik. Reaksi kimia yang
berlangsung terjadi dari arah reaktan menuju produk, setiap reaksi kimia tidak
semuanya memilki kecepatan reaksi yang sama, kecepatan reaksi ini bergantung dari
konsentrasi zat zat yang bereaksi. Kecepatan reaksi hampir selalu berbanding lurus
terhadap konsentrasi reaktan dalam pangkat tertentu yang merupakan orde reaksi.
(Suarsa, 2017)

Terdapat teori yang menjelaskan tentang proses terjadinya reaksi, yaitu teori
tumbukan, teori ini dikemukakan oleh Max Trautz pada tahun 1916 dan William Lewis
pada tahun 1918. Teori ini mengatakan bahwa  reaksi kimia yang terjadi itu bisa terjadi
karena partikel-partikel yang saling bertumbukan (Madrasah & Pelajaran, 2021).
Tumbukan antar partikel akan menghasilkan reaksi apabila memiliki energi yang cukup
serta arah tumbukan yang tepat ( tumbukan efektif ). Semakin banyak tumbukan efektif
maka semakin cepat laju reaksinya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju
reaksi yaitu, luas permukaan bidang sentuh, konsentrasi, suhu dan katalis.

Konsentrasi dapat mempengaruhi laju reaksi karna dengan semakin tingginya


konsentrasi maka jumlah partikelnya akan memungkinkan terjadinya tumbukan,
peluang untuk tumbukan efektif pun akan semakin banyak. Konsentrasi ini akan
mempengaruhi orde reaksi,orde reaksi adalah tingkat reaksi suatu zat, Jika nilai orde
reaksi terhadap suatu reaktan semakin besar, maka semakin besar pula pengaruh
konsentrasi reaktan tersebut terhadap laju reaksi (Suwardi, Soebiyanto, dan Widiasih,
2009)

Persamaan reaksi secara umum sebagai berikut:

mA + nB pC + Qd
maka persamaan lajunya dapat ditulis sebagai berikut :

r = k [A]x [B]y
keterangan:

r = laju reaksi k = Tetapan laju reaksi

x = Orde reaksi terhadap A [A] = konsentrasi zat A


y = Orde reaksi terhadap B [B] = konsentrasi zat B

kebanyakan orde reaksi bernilai 0,1 dan 2. Jika orde reaksi tersebut bernilai
0 artinya suatu konsentrasi dari reaktan tidak mempengaruhi orde reaksi sehingga laju
reaksinya akan sama dengan konstanta laju reaksi. Jika orde reaksi bernilai 1 maka laju
reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi reaktan. Dan apabila orde reaksi bernilai 2
kenaikan laju reaksi akan sebanding dengan kenaikan konsentrasi pereaksi pangkat 2
(Lestari, 2020).

Luas permukaan sentuh juga mempengaruhi laju reaksi, biasanya tumbukan


yang dipengaruhi oleh luas permukaan sentuhan memiliki 2 fasa berbeda. Padatan yang
bentuknya serbuk halus, punya luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar kalau
dibandingkan dengan padatan yang berbentuk lempeng atau butiran. Maka, berlaku
bahwa semakin besar luas permukaan partikelnya, maka frekuensi tumbukan bisa jadi
semakin tinggi. Inilah yang menyebabkan reaksi berlangsung lebih cepat (Reaksi,
2012)

Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu, Jika suhu dinaikkan,
maka kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga
pergerakan partikel-partikel pereaksi makin cepat, makin cepat pergerakan partikel
akan menyebabkan terjadinya tumbukan antar zat pereaksi makin banyak, sehingga
reaksi makin cepat.

Ketiga, suhu. ketika suhu dinaikkan, maka kalor yang diberikan akan
menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga pergerakan partikel-partikel
pereaksi makin cepat, makin cepat pergerakan partikel akan menyebabkan terjadinya
tumbukan antar zat pereaksi makin banyak, sehingga reaksi makin cepat. Umumnya
kenaikan suhu sebesar 10 C menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua sampai tiga
kali dari laju reaksi awal(Reaksi, 2012)

Dan terakhir faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu penambahan


katalis. Katalis sendiri merupakan suatu zat yang digunakan untuk mempercepat laju
reaksi, cara kerja katalis ini dengan menurunkan energy aktivasi suatu reaksi tanpa
mempengaruhi perubahan reaksi kimia secara permanen. Katalis ini terdiri atas 2
macam yaitu katalis negative ( inhibitor ) dan katalis positif ( katalisator ) katalis
katalisator dibagi menjadi 2 jenis yaitu katalisator homogen yang memiliki fasa yang
sama dengan zat yang dikatalisis dan katalisator heterogen yang memiliki fasa berbeda
dengan zat yang dikatalisis contohnya CaO, MgO, SrO, Zeolit, Al2O3, ZnO, TiO2, dan
ZrO. (Wendi et al., 2015)
VI. Alat dan Bahan

Alat Jumlah
1. Labu Erlenmeyer 250 ml 2 buah
2. Stopwatch 1 buah
3. Gelas ukur 100 ml 2 buah
4. Penjepit 1 buah
5. Pipet tetes secukupnya
6. Gelas kimia 100 ml 3 buah
7. Mortar + alu 1 buah
8. Balon 2 buah
9. Tabung reaksi + rak 5 buah
10. Pengaduk gelas 2 buah
11. Thermometer 1 buah

Bahan : Jumlah

1. Na2S2O3 0,05M 20 ml
2. HCl 3 M 20 ml
3. HCl 1 M 20 ml
4. Padatan CaCO3 secukupnya
5. Serbuk CaCO3 secukupnya
6. KMnO4 0,1 M 12 tetes
7. H2C2O4 0,1 M 14 tetes
8. H2SO4 0,5 M 14 tetes
9. MnSO4 0,5M 1 tetes
10. Aquades secukupnya
VII. Alur Percobaan

1. Pengaruh konsentrasi pada laju reaksi antara natrium tilosulfat dan asam klorida

Na2S2O3

A B C D

Tuangkan : Tuangkan : Tuangkan : Tuangkan :

5 ml Na2S203 5 ml Na2S203 5 ml Na2S203 5 ml Na2S203

5 ml HCl 3M 10 ml air 15 ml air 25 ml air

5 ml HCl 3M 5 ml HCl 3M 5 ml HCl 3M

Nyalakan stopwatch saat sudah ditambahkan HCl, hingga terjadi kekeruhan.

2. Pengaruh luas permukaan sentuhan pada laju reaksi antara kalsium karbonat dan
asam klorida.
CaCo3

A B

Isi balon dengan Isi balon dengan


butiran marmer serbuk marmer

Pasang pada labu Pasang pada labu


berisi 10 ml HCl 1 M berisi 10 ml HCl 1 M

3. Pengaruh temperature pada laju reaksi antara kalium permanganat dan asam oksalat.

KMnO4

A B C D E

2 Tetes larutan 2 Tetes larutan 2 Tetes larutan 2 Tetes larutan 2 Tetes larutan
A A A A A

2 Tetes asam 2 Tetes asam 2 Tetes asam 2 Tetes asam 2 Tetes asam
sulfat sulfat sulfat sulfat sulfat

1 tetes larutan Panaskan 35 ‘ Panaskan 40 ‘ Panaskan 45 ‘ Panaskan 50 ‘


B
1 tetes larutan 1 tetes larutan 1 tetes larutan 1 tetes larutan
B B B B
Nyalakan stopwatch saat sudah ditambahkan larutan B hingga warna larutan hilang.

Larutan A : Asam Oksalat 10 tetes + air yang diencerkan hingga volume 5 ml.

Larutan B : Kalium Permanganat 10 tetes + air yang diencerkan hingga volume 5 ml.

4. Pengaruh katalis pada laju reaksi

KMnO4

A B

Tuangkan : Tuangkan :

2 tetes Asam Oksalat 2 tetes Asam Oksalat

2 tetes Asam Sulfat 2 tetes Asam Sulfat

1 tetes KMnO4 encer 1 tetes Mangan (II) Sulfat

1 tetes KMnO4 encer

Nyalakan Stopwatch saat ditambahkan KMnO4 encer sampai warna larutan hilang .
VIII. Hasil Pengamatan

No. Sebelum Sesudah Dugaan / Reaksi Kesimpulan


Perc.
1. 1. Larutan a. Larutan Larutan yang Konsentrasi zat
Na2S2O3 Na2S2O3+ HCl memiliki pelarut
tidak = keruh konsentrasi yang mempengaruhi
bewarna ( 4,59 menit ) lebih tinggi maka kecepatan laju
2. Larutan b. Larutan laju reaksinya akan reaksi, hal ini
HCl Na2S2O3 + semakin cepat. dibuktikan pada
tidak HCl+ Air 10 percobaan A yang
bewarna ml = keruh Reaksi : memiliki
( 12,05 menit ) konsentrasi paling
c. Larutan Na2S2O3 (aq) + tinggi dan
Na2S2O3 + HCl (aq) mengalami
HCl+ Air 15 2NaCl(aq) kecepatan reaksi
ml = keruh + SO2 (g) + S (s) paling cepat yaitu
( 15,04 menit ) H2O (l) hanya sekitar 4.59
d. Larutan menit.
Na2S2O3 +
HCl+ Air 25
ml = keruh
( 22,55 menit )

2. 1. Serbuk a. Marmer Larutan HCl yang Luas permukaan


dan butiran + HCl ditambahkan sentuhan
butiran 10 ml = 58,61 marmer serbuk laju mempengaruhi
CaCO3 detik reaksinya lebih kecepatan laju
bewarna b. Marmer serbuk cepat dari marmer reaksi, hal ini
putih + HCl 10 ml = butiran. dibuktikan pada
2. Larutan 10,76 detik percobaan B
HCl Reaksi : yang memiliki
tidak luas permukaan
bewarna CaCO3 (s) + 2HCl sentuhan lebih
(aq) luas daripada
percobaan A
CaCl2 (aq)+ CO2 memiliki
(g) + H2O(l) kecepatan reaksi
paling cepat
yaitu hanya
sekitar 10,76
detik.
3. 1. Larutan 1. Larutan A = Pada suhu/ Suhu atau
KMnO4 H2C2O4 temperature temperature
bewarna +H2O tidak yang tinggi,laju mempengaruhi
ungu bewarna reaksi akan kecepatan laju
2. Larutan 2. Larutan B = semakin cepat. reaksi, hal ini
asam sulfat KMnO4 dibuktikan
tidak +H2O Reaksi : pada percobaan
bewarna merah muda 2KMnO4 (aq) E yang
3. Larutan +++ +5H2C2O4 (aq) dipanaskan
asam +3H2SO4 (aq) dalam suhu
oksalat a. Lar. paling tinggi
tidak A + H2SO4+ memiliki
bewarna Lar.B,suhu K2SO4(aq) kecepatan
30,2’ C (30,48 +2MnSO4(aq) + reaksi paling
detik) 10 CO2 (g) +
b. Lar.
cepat yaitu
8H2O (l)
A + H2SO4+ hanya sekitar
Lar. B, suhu 3,07 detik.
35’ C (29,74
detik)
c. Lar.
A + H2SO4+
Lar. B, suhu
40’ C (17,53
detik)
d. Lar.
A + H2SO4 +
Lar. B, suhu
45’ C (15,83
detik)
e. Lar.
A + H2SO4+
Lar. B, suhu
50 ’ C (3,07
detik)

4. 1. Larutan 1. 10 tetes Penambahan Penambahan


KMnO4 KMnO4 katalis pada katalis pada
bewarna +H2O = reaksi reaksi
ungu Merah muda mempercepat mempengaruhi
2. Larutan + laju reaksi kecepatan laju
asam sulfat A. C2H2O4 + reaksi, hal ini
tidak H2SO4 + Reaksi : dibuktikan
bewarna KMnO4 pada percobaan
3. Larutan encer = 2KMnO4 (aq) B yang
asam tidak +5H2C2O4 (aq) memiliki
oksalat bewarna, +3H2SO4 (aq) kecepatan
tidak 58,87 detik reaksi paling
bewarna B. C2H2O4 + MnSO4 cepat yaitu
4. Mangan H2SO4 + hanya sekitar
K2SO4(aq)
(II) sulfat KMnO4 +2MnSO4(aq) + 8,40 detik.
tidak encer + 10 CO2 (g) +
bewarna Mangan (II) 8H2O (l)
Sulfat =
Tidak
bewarna,
8,40 detik
IX. Analisis dan Pembahasan

Pada percobaan yang berjudul Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang
bertujuan untuk Menguji faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu konsentrasi zat
pereaksi, luas permukaan sentuhan, temperature dan katalis. Alat yang digunakan. Labu
Erlenmeyer 250 ml, Stopwatch, Gelas ukur 100 ml, Penjepit, Pipet tetes, Gelas kimia 100 ml,
Mortar + alu, Balon, Tabung reaksi + rak, Pengaduk gelas, dan Thermometer. Bahan-bahan
yang diperlukan Na2S2O3 0,05M 20 ml, HCl 3 M 20 ml, HCl 1 M 20 ml , Padatan CaCO3,
Serbuk CaCO3, KMnO4 0,1 M 12 tetes, H2C2O4 0,1 M 14 tetes, H2SO4 0,5 M 14 tetes,
MnSO4 0,5M 1 tetes dan Aquades
Pada praktikum kali ini, telah dilakukan empat percobaan yaitu pengaruh konsentrasi
terhadap laju reaksi, pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi, percobaan pengaruh suhu
terhadap laju reaksi dan pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
Percobaan ke 1
Pada percobaan yang pertama, yaitu percobaan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi,
dimana yang pertama dilakukan adalah dengan menyiapkan gelas kimia yang di bawahnya
diletakkan kertas yang telah diberi tanda silang dan menyiapkan gelas kimia masing masing
diberi tanda A, B, C, D.
 Pada percobaan A yaitu pada gelas kimia A dicampurkan 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 M dan
5 ml larutan HCl 3M. Kemudian diaduk dan dihitung dengan stopwatch waktu reaksinya
yang dapat dilihat dari larutan yang akan menjadi keruh dan tanda silang di bawah gelas
kimia sudah tak terlihat lagi. Pada percobaan A ini didapat waktu 4.59 menit.
 Pada percobaan B yaitu pada gelas kimia B dicampurkan 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 M, 5
ml larutan HCl 3M dan10 ml air. Kemudian diaduk dan dihitung dengan stopwatch waktu
reaksinya yang dapat dilihat dari larutan yang akan menjadi keruh dan tanda silang di
bawah gelas kimia sudah tak terlihat lagi. Pada percobaan B ini didapat waktu 12.05 menit.
 Pada percobaan D yaitu pada gelas kimia D dicampurkan 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 M, 5
ml larutan HCl 3M dan 25 ml air. Kemudian diaduk dan dihitung dengan stopwatch waktu
reaksinya yang dapat dilihat dari larutan yang akan menjadi keruh dan tanda silang di
bawah gelas kimia sudah tak terlihat lagi. Pada percobaan D ini didapat waktu 22.55 menit.
Dari percobaan pada tabung reaksi A, B, C, D bisa disimpulkan bahwa konsentrasi suatu
zat mempengaruhi laju reaksi, semakin tinggi konsentrasi suatu zat maka semakin cepat pula
laju reaksinya. Pada percobaan kosentrasi terhadap laju reaksi ini juga dari pencampuran HCL,
Na2S2O3 dan air akan berakhir menjadi air keruh. Hal ini disebabkan karena campuran
tersebut menghasilkan suatu endapan sulfur atau belerang.
Reaksi : Na2S2O3 (aq) + 2HCL (aq) → SO3 (g) + S (s) +H2O (l) + 2NaCl (aq)

Percobaan ke 2
Pada percobaan yang kedua, yaitu percobaan pengaruh luas permukaan terhadap laju
reaksi, dimana yang pertama dilakukan adalah dengan menyiapkan 2 buah balon dan 2 buah
labu elenmeyer dimana masing masing diberi label A dan B.
 Pada percobaan A yaitu dengan mengisi 10ml HCL 1M kedalam elenmeyer lalu menutup
ujungnya dengan balon berisi butiran marmer (padatan CaCO3) lalu mencampurkannya dan
hitung waktunya menggunakan stopwatch hingga balon berdiri, pada percobaan A
didapatkan hasil yaitu 58,61 detik.
 Pada percobaan B yaitu dengan mengisi 10ml HCL 1M kedalam elenmeyer lalu menutup
ujungnya dengan balon berisi butiran marmer yang dihaluskan atau serbuk marmer
(padatan CaCO3) lalu mencampurkannya dan hitung waktunya menggunakan stopwatch
hingga balon berdiri, pada percobaan B didapatkan hasil yaitu 10,76 detik.
Reaksi : CaCO3 (aq) + 2HCl (aq) → CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
Pada percobaan luas permukaan terhadap laju reaksi ini, pencampuran antara hcl dengan
padatan caco3 atau butiran marmer maupun serbuk marmer, akan menghasilkan co2. Dan ini
dapat diamati dengan munculnya gelembung gelembung didalam elenmeyer dan nantinya
balon akan berdiri mengembang.

Percobaan ke 3
Pada praktikum ketiga ini mengenai pengaruh suhu/temperatur terhadap laju reaksi
antara KMnO4 dengan 2 tetes larutan asam sulfat. Pada percobaan kali ini yang pertama kali
dilakukan adalah menyiapkan 2 larutan yakni larutan A dan larutan B. Dengan ketentuan
sebagai berikut :
Larutan A : H2C2O4 10 tetes + H2O yang diencerkan hingga volume 5 ml (tidak berwarna)
Larutan B : KMnO4 10 tetes + H2O yang diencerkan hingga volume 5 ml (ungu - )
Setelahnya menyiapkan 5 tabung reaksi yang kemudian melakukan percobaan dengan
hanya memanipulasi suhu/temperaturnya.
 Tabung reaksi A diisi dengan 2 tetes larutan A, 2 tetes larutan H2SO4 dengan suhu awal
30,2℃, kemudian menyalakan stopwatch saat larutan B ditambahkan sebanyak 1 tetes
hingga larutan yang awalnya berwarna merah muda +++ itu menjadi kembali tidak
berwarna seperti sebelum ditambahkan larutan B. Dari pengukuran waktu tersebut
didapatkan data laju reaksi sampai warna larutan hilang yakni sebesar 30,48 detik.
 Tabung reaksi B diisi dengan 2 tetes larutan A, 2 tetes larutan H2SO4 dengan suhu setelah
di panaskan 35℃, kemudian menyalakan stopwatch saat larutan B ditambahkan sebanyak 1
tetes hingga larutan yang awalnya berwarna merah muda +++ itu menjadi kembali tidak
berwarna seperti sebelum ditambahkan larutan B. Dari pengukuran waktu tersebut
didapatkan data laju reaksi sampai warna larutan hilang yakni sebesar 29,74 detik.
 Tabung reaksi C diisi dengan 2 tetes larutan A, 2 tetes larutan H2SO4 dengan suhu setelah
di panaskan 40℃, kemudian menyalakan stopwatch saat larutan B ditambahkan sebanyak 1
tetes hingga larutan yang awalnya berwarna merah muda +++ itu menjadi kembali tidak
berwarna seperti sebelum ditambahkan larutan B. Dari pengukuran waktu tersebut
didapatkan data laju reaksi sampai warna larutan hilang yakni sebesar 17,53 detik.
 Tabung reaksi D diisi dengan 2 tetes larutan A, 2 tetes larutan H2SO4 dengan suhu setelah
di panaskan 45℃, kemudian menyalakan stopwatch saat larutan B ditambahkan sebanyak 1
tetes hingga larutan yang awalnya berwarna merah muda +++ itu menjadi kembali tidak
berwarna seperti sebelum ditambahkan larutan B. Dari pengukuran waktu tersebut
didapatkan data laju reaksi sampai warna larutan hilang yakni sebesar 15,83 detik.
 Tabung reaksi 5 diisi dengan 2 tetes larutan A, 2 tetes larutan H2SO4 dengan suhu setelah
di panaskan 50℃, kemudian menyalakan stopwatch saat larutan B ditambahkan sebanyak 1
tetes hingga larutan yang awalnya berwarna merah muda +++ itu menjadi kembali tidak
berwarna seperti sebelum ditambahkan larutan B. Dari pengukuran waktu tersebut
didapatkan data laju reaksi sampai warna larutan hilang yakni sebesar 3,07 detik.

Dari kelima percobaan pada tabung reaksi A, B, C, D, E bisa disimpulkan bahwa


suhu/temperature berpengaruh pada laju reaksi, semakin tinggi suhu maka laju reaksi akan
semakin cepat. Sebagai bukti pada percobaan A dengan suhu 30,2℃ dengan waktu 30,48 detik
dan yang tercepat laju reaksinya adalah tabung reaksi E yakni sebesar 3,07 detik pada suhu
50℃.
Ditinjau dari percobaan tersebut menghasilkan reaksi sebagai berikut :
2KMnO4 (aq) + 5H2C2O4 (aq) + 3H2SO4 (aq) → K2SO4 + 2MnSO4 + 10CO2 +8H2O
Pada percobaa tersebut larutan A yang sudah ditambah 2 tetes asam sulfat tidak
memiliki warna namun ketika direaksikan dengan 1 larutan B maka akan berubah menjadi
warna merah muda +++, namun pada waktu tertentu warnanya memudar kemudian
menghilang. Hal ini dikarenakan terjadi reaksi redoks dimana produk dari ion Mn pada
KMnO4 akan ter-reduksi sedangkan produk ion C pada H2C2O4 akan ter-oksidasi. Sehingga
terjadi perubahan warna yang semulanya berwarna merah muda +++ menjadi tidak berwarna.

Percobaan ke 4
Pada praktikum ketiga ini mengenai pengaruh katalisator terhadap laju reaksi antara
KMnO4 dengan 2 tetes larutan asam sulfat. Pada percobaan kali ini yang pertama kali
dilakukan adalah menyiapkan
Larutan KMnO4 encer : KMnO4 10 tetes + H2O yang diencerkan hingga volume 5 ml (ungu
-)
Setelahnya menyiapkan 2 tabung reaksi dengan masing-masing ditetesi 2 tetes asam oksalat
(H2C2O4) dan 2 tetes asam sulfat (H2SO4), namun pada tabung reaksi B ditambahkan
katalisator berupa 1 tetes mangan (II) sulfat. Kemudian menyalakan stopwatch saat KMnO4
encer ditambahkan dan diukur laju reaksinya. Di dapat Tabung Reaksi A dengan waktu 58,87
detik sedangkan Tabung Reaksi B yang telah ditambahkan katalisator memiliki waktu 8,40
detik.
Reaksi : 2KMnO4 (aq) + 5H2C2O4 (aq) + 3H2SO4 (aq) → K2SO4 + 2MnSO4 + 10CO2
+8H2O
Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan jika penambahan katalisator mempercepat
laju reaksi. sebagaimana proses kerja katalis sendiri adalah zat yg ditambahkan ke dalam suatu
reaksi kimia dengan tujuan memperbesar kecepatan reaksi . katalis ini mempercepat laju reaksi
dengan cara menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yg lebih rnudah, dengan
kata lain penambahan katalis memberikan jalan baru bagi reaksi yang memiliki energi aktivaasi
lebih rendah sehingga akibatnya lebih banyak pula molekul yang bertumbukkan pada suhu
normal dan laju reaksi semakin cepat. Disamping itu meskipun kita tidak menambahkan
katalisator mangan (II) sulfat akan tetapi hanya memperbanyak KMnO4, hal tersebut juga
dapat memperepat laju reaksi hal ini dikarenakan senyawa KMnO4 sendiri sudah merupakan
katalisator.
X. Kesimpulan
1. Pada percobaan kosentrasi terhadap laju reaksi, percobaan A memiliki waktu lebih
cepat dari percobaan yang lain hal ini karena semakin tinggi konsentrasi suatu zat maka
semakin cepat pula laju reaksinya.
2. Pada percobaan luas permukaan terhadap laju reaksi, percobaan B (menggunakan
serbuk marmer dengan waktu 10,76 detik.) lebih cepat daripada butiran marmer hal ini
karena semakin luar permukaan bidang sentuh maka semakin cepat juga laju reaksimya.
3. Suhu/temperature berpengaruh pada laju reaksi, semakin tinggi suhu maka laju reaksi
akan semakin cepat.
4. Penambahan katalisator mempercepat laju reaksi. sebagaimana proses kerja katalis
sendiri adalah zat yg ditambahkan ke dalam suatu reaksi kimia dengan tujuan
memperbesar kecepatan reaksi . katalis ini mempercepat laju reaksi dengan cara
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yg lebih rnudah, dengan kata
lain penambahan katalis memberikan jalan baru bagi reaksi yang memiliki energi
aktivaasi lebih rendah sehingga akibatnya lebih banyak pula molekul yang
bertumbukkan pada suhu normal dan laju reaksi semakin cepat.
Daftar Pustaka

Lestari, E. P. Y. (2020). Bahan Ajar : Laju Reaksi. Mkb 7056, 2–5.

Madrasah, N., & Pelajaran, M. (2021). ( Rpp Daring ). 2020.

Reaksi, L. (2012). Laju reaksi Laju reaksi. 1–4.

Suarsa, I. W. (2017). Teori Tumbukan Pada Laju Reaksi Kimia. Pengembangan Bahan Ajar, 12–
23.

Sucipto. (2020). e-Modul Kimia Kemendikbud 2019. 1, 7–8.

Wendi, Valentinoh Cuaca, & Taslim. (2015). PENGARUH SUHU REAKSI DAN JUMLAH
KATALIS PADA PEMBUATAN BIODIESEL DARI LIMBAH LEMAK SAPI DENGAN
MENGGUNAKAN KATALIS HETEROGEN CaO DARI KULIT TELUR AYAM. Jurnal
Teknik Kimia USU, 4(1), 35–41. https://doi.org/10.32734/jtk.v4i1.1458
Lampiran

NO. Gambar Keterangan


1.
Menyiapkan 4 gelas kimia,
dan ditandai dengan A, B, C,
D

2.
Mengukur Na2S2O 5 ml

3.
Menambahkan 5 ml HCL 3M

4.
Menuangkan larutan Na2S2O
5 ml dan air ke dalam gelas
kimia sesuai alur percobaan
5.

Menuangkan HCl

6. Hasil kekeruhan air tampak


atas

7. Hasil kekeruhan air tampak


samping

8. Butiran marmer
9. Serbuk marmer

10. Labu Erlenmeyer denga 10 ml


HCl 1M

11. Isi serbuk marmer ke dalam


balon

12. Pasang balon

13. Balon pada labu serbuk


terangkat naik
14. Balon pada kedua labu
terangkat naik

15. KMnO4 5 tetes

16. KMnO4 5 tetes diencerkan


dengan air hingga 10 ml
17. Larutan A dan Larutan B

18. Memanaskan air untuk


mendapatkan suhu yang
diinginkan

19. Suhu 30,2℃

20. Suhu 40℃


21. Suhu 45℃

22. Suhu 50℃

23. Penambahan KMnO4 encer


pada tabung reaksi A
24. Penambahan KMnO4 encer
dan katalis mangan (II) Sulfat
pada tabung reaksi B

25. Hasil Akhir

Anda mungkin juga menyukai