Anda di halaman 1dari 25

I.

Judul Percobaan : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

II. Tanggal Percobaan : Selasa, 31 Oktober 2023 Pukul 07.00 WIB

III. Selesai Percobaan : Selasa, 31 Oktober 2023 Pukul 09.30 WIB

IV. Tujuan Percobaan : Menguji faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi,


yaitu konsentrasi zat pereaksi, luas permukaan sentuhan, temperatur, dan katalis.

V. Dasar Teori
1. Laju Reaksi
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah konsentrasi reaktan
untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi untuk setiap
waktu. Konsentrasi menyatakan kepekatan dari suatu larutan. (Tim Konsultan Kimia
FPTK). Laju reaksi dinyatakan dengan satuan molaritas per detik (M/detik atau
mol/L.detik), dimana molaritas adalah jumlah zat terlarut dari tiap liter larutan atau gas.
Jika diketahui persamaan reaksi :
P Q
Zat P sebagai reaktan dengan konsentrasi [P] dan zat Q sebagai hasil reaksi
dengan konsentrasi [Q], pada awal reaksi zat Q belum terbentuk. Setelah reaksi berjalan,
zat Q mulai terbentuk. Semakin lam konsentrasi [Q] semakin bertambah, sedangkan P
semakin berkurang. Dapat disimpulkan bahwa jumlah konsentrasi [P] semakin
berkurang, maka laju reaksinya adalah berkurangnya jumlah konsentrasi [P] per satuan
waktu, sedangkan untuk jumlah konsentrasi hasil reaksi [Q] semakin bertambah, maka
laju reaksinya adalah bertambahnya jumlah konsentrasi [Q] per satuan waktu. (Syukri,
1999). Maka reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut. :
∆𝑃 ∆[𝑄]
v[P] = − ∆𝑡 dan v[Q] = + ∆𝑡

Keterangan :
P = reaktan
Q = hasil reaksi
v = laju reaksi
∆[𝑃] = perubahan konsentrasi molar reaktan
∆[𝑄] = perubahan konsentrasi molar hasil reaktan
∆ = perubahan waktu
∆𝑃
− = laju pengurangan konsentrasi molar salah satu reaktan dalam satuan waktu
∆𝑡
∆[𝑄]
+ = laju penambahan konsentrasi molar salah satu hasil reaksi dalan satuan waktu
∆𝑡

2. Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi


Reaksi terjasi karena adanya tumbukan antara partikel-partikel (atom) zat
bereaksi. Laju reaksi akan lebih cepat jika tumbukan antara partikel zat yang bereaksi
lebih banyak. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi banyaknya tumbukan dan
sekaligus mempengaruhi banyaknya cepat lambatnya laju reaksi meliputi konsentrasi,
temperatur, dan katalis. (Azizah, 2004).
2.1 Konsentrasi
Faktor pertama yang memungkinkan memberikan pengaruh terhadap laju reaksi
adalah konsentrasi. Secara mudahnya ketika semakin besar konsentrasi reaktan maka laju
reaksi yang diberikan juga semakin besar. Hal tersebut bisa terjadi ketika adanya
konsentrasi yang besar. Selain itu kondisi ini juga bisa menjadi tanda jika molekul-
molekul dalam suatu zat juga semakin banyak. Banyaknya molekul inilah yang
menjadikan adanya peluang tumbukan.
2.2 Temperatur
Faktor kedua adalah temperature yang juga mampu mempengaruhi keberadaan
laju reaksi. Ketika temperature dalam kondisi lebih tinggi akan menyebabkan adanya
molekul yang lebih cepat dalam bergerak. Hal ini memungkinkan terjadinya tumbukan
yang lebih sering pada beberapa molekul. Adanya energi yang lebih tinggi menjadikan
reaksi kimia lebih mudah terjadi. Sehingga termperatur yang lebih tinggi dapat kita
asumsikan akan menyebabkan kondisi laju reaksi yang semakin besar.
2.3 Luas Permukaan
Luas permukaan juga akan mempengaruhi laju reaksi. Jika suatu zat dengan fase
pada bereaksi, maka hanya molekul yang ada pada permukaan zat tersebutlah yang
mampu bereaksi. Sedangkan untuk partikel yang ada pada bagian dalam serta tertutup
oleh partikel permukaan tidak akan melakukan suatu reaksi. Luas permukaan zat padat
yang melakukan kontak bisa disebut sebagai laju reaksi. Ketoka luas permukaan kontak
semakin tinggi, maka peluang suatu zat untuk melakukan proses reaksi juga akan semakin
tinggi sehingga laju reaksi yang ia miliki juga akan berubah menjadi lebih cepat.
2.4 Katalis
Katalis merupakan suatu zat yang dapat membantu suatu reaksi dapat berlangsung
secara lebih cepat. Dengan kondisi penurunan energi aktivasi reaksi atau bahkan dengan
mencari jalan lain reaktan akan bereaksi pada energi aktivasi sebagai energy yang
menghalangi terjadinya proses reaksi.
Ketika adanya proses penambahan katalis ke dalam suatu reaksi, maka energi
penghalang akan berubah menjadi semakin kecil hingga membutuhkan energi yang lebih
sedikit dengan suhu reaksi yang lebih rendah pula. Proses ini juga akan menjadikan
terjadinya reaksi yang semakin cepat. Penambahan katalis pada reaksi tidak akan
memberikan pengaruh terhadap reaksi. Hal tersebut bisa terjadi karena akan membentuk
katalis kembali pada produk reaksi yang ditambahkan katalis sebelumnya.
3. Orde Reaksi
Orde reaksi dapat didefinisikan sebagai jumlah satu eksponen yang menyatakan
hubungan antara konsentrasi dengan kecepatan reaksi. Orde reaksi dikenal dengan tingkat
reaksi. Untuk reaksi umum A+B → C. Maka kecepatan reaksi ditentukan oleh konsentrasi
A dan B. Orde reaksi total yang perlu diperhatikan :
1. Data eksperimen harus pada suhu konstan agar harga V tetap.
2. Metode mencari orde reaksi :

a) Metode Logika
Metode logika menggunakan rumus bahwa
a=b dengan a = perbesaran konsentrasi
a=b b = perbesaran laju reaksi
Metode ini memiliki kelemahan, yaitu hanya bisa digunakan jika ada data yang sama.

b) Metode Komparatif (Perbandingan)


Metode ini membandingkan persamaan kecepatan reaksi
(Rumus )
Harga K dan K₂ (tetapan laju reaksi) pada suhu konstan adalah sama, sehingga
dapat dihilangkan. Dengan demikian perbandingan konsentrasi zat yang berubah
dipangkatkan orde reaksinya masing- masing sama dengan perbandingan kecepatan
reaksinya.
c) Metode Grafik
Bila berupa garis lurus (linear) merupakan orde reaksi satu garis lengkung
(parabola) merupakan orde reaksi dua. Jika berupa garis lengkung, tetapi bukan bentuk
kuadrat orde reaksinya 3,4 dan seterusnya.
VI. Alat dan Bahan
Alat :
- Nama alat jumlah
- Labu ukur 100 ml 2
- Stopwatch 3
- Gelas ukur 25 ml 1
- Gelas ukur 10 ml 1
- Gelas kimia 100 ml 3
- Gelas kimia 400 ml 1
- Penjepit 1
- Pipet tetes 10
- Mortar 1
- Alu 1
- Tabung reaksi 6
- Rak 1
- Pengaduk gelas 1
- Spirtus 1
- Termometer 1
- Kasa 1
- Kaki tiga 1
- Korek api 1
- Balon 2
Bahan :
- HCl (aq) 1M
- Larutan HCl (aq) Pekat 3M
- Na2 S2 O3 (𝑎𝑞) 0,05 M
- Padatan CaCO3 (s)
- KMnO4 (aq) 0,1 M
- H2 C2 O4 (aq) 0,1 M
- H2 SO4 (aq) 0,5 M
-
- 𝑀𝑛𝑆𝑂4 (aq) 0,5 M
VII. Alur Percobaan
1. Pengaruh Konsentrasi pada Laju Reaksi
Reaksi antara natrium triosulfat dan asam klorida

Na2 S2 O3 (𝑎𝑞) 0,05 M


- Dimasukkan ke dalam gelas kimia
A, B, C, D sebanyak 5ml

Gelas A Gelas B Gelas C Gelas D


- Ditambahkan 5 - Ditambahkan10 - Ditambahkan 15 - Ditambahkan 25
ml HCl 3 M ml aquades, ml aquades, dan ml aquades, dan
- Dikocok sampai kocok hingga kocok hingga kocok hingga
homogen homogen homogen homogen
- Dinyalakan - Ditambahkan 5 - Ditambahkan 5 - Ditambahkan 5
stopwatch saa ml HCl 3 M ml HCl 3 M ml HCl 3 M
larutan menjadi - Dikocok sampai - Dikocok sampai - Dikocok sampai
keruh homogen homogen homogen
- Dibuat tabel - Dinyalakan - Dinyalakan - Dinyalakan
data hasil stopwatch saa stopwatch saa stopwatch saa
pengamatan larutan menjadi larutan menjadi larutan menjadi
- Dibuat kurva keruh keruh keruh
1/tcc - Dibuat tabel - Dibuat tabel - Dibuat tabel
Hasil data hasil data hasil data hasil
pengamatan pengamatan pengamatan
- Dibuat kurva 1/t - Dibuat kurva 1/t - Dibuat kurva 1/t

Hasil Hasil Hasil

Reaksi pengenceran : Na2 S2 O3 (𝑎𝑞) + H2 O (l) Na2 S2 O3 (𝑎𝑞)


Reaksi : Na2 S2 O3 (𝑎𝑞) + 2HCL (aq) 2NaCl (aq) + S(s) + SO2 (g) + H2 O (l)

2. Pengaruh Luas Permukaan Sentuhan pada Laju Reaksi

CaCO3

Padatan CaCO3 Serbuk CaCO3

- Dipasang balon pada labu yang telah diisi - Dipasang balon pada labu yang telah
10 ml HCl 1 M diisi 10 ml HCl 1 M
- Dinyalakan stopwatch saat CaCO3 jatuh - Dinyalakan stopwatch saat CaCO3 jatuh
- Diukur waktu yang diperlukan saat balon - Diukur waktu yang diperlukan saat
terisi dengan gas CO2 balon terisi dengan gas CO2
Hasil Hasil
Reaksi : 𝐶𝑎𝐶O3 (𝑠)+ 2HCL (aq) CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2 O (l)
3. Pengaruh Temperatur pada Laju Reaksi
Reaksi antara kalium permanganat dan asam oksalat
H2C2O4 0,1M H2C2O4 0,1M

- Diencerkan 10 tetes H2 C2 O4 0,1 𝑀 dengan


aquades hingga volumenya 5 ml (larutan A).
- Diencerkan 10 tetes KMnO4 0,1 M dengan
aquades hingga volumenya 5 ml (larutan B).

Suhu ruang 35° 40° 45° 50°


- ruang
Diteteskan 2 - Diteteskan 2 - Diteteskan 2 - Diteteskan 2 - Diteteskan 2
tetes larutan A tetes larutan A tetes larutan A tetes larutan A tetes larutan A
- Diteteskan 2 - Diteteskan 2 - Diteteskan 2 - Diteteskan 2 - Diteteskan 2
tetes H2 SO4 tetes H2 SO4 tetes H2 SO4 tetes H2 SO4 tetes H2 SO4
- Dinyalakan - Dinyalakan - Dinyalakan - Dinyalakan - Dinyalakan
stopwatch stopwatch stopwatch stopwatch stopwatch
ketika tetes ketika tetes ketika tetes ketika tetes ketika tetes
terakhir terakhir terakhir terakhir terakhir
ditambahkan. ditambahkan. ditambahkan. ditambahkan. ditambahkan.
- Ditambahkan - Ditambahkan - Ditambahkan - Ditambahkan - Ditambahkan
1 tetes larutan 1 tetes larutan 1 tetes larutan 1 tetes larutan 1 tetes larutan
B B B B B
- Dicatat waktu - Dicatat waktu - Dicatat waktu - Dicatat waktu - Dicatat waktu
yang yang yang yang yang
diperlukan diperlukan diperlukan diperlukan diperlukan
sampai warna sampai warna sampai warna sampai warna sampai warna
hilang. hilang. hilang. hilang. hilang.
- Dibuat tabel - Dibuat tabel - Dibuat tabel - Dibuat tabel - Dibuat tabel
data hasil data hasil data hasil data hasil data hasil
pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan
dan kurva dan kurva dan kurva dan kurva dan kurva
hubungan hubungan hubungan hubungan hubungan
antara 1/t antara 1/t antara 1/t antara 1/t antara 1/t
Hasil Hasil Hasil Hasil
Hasil

Reaksi : 1) H2 C2 O4 (aq) + H2O (l) H2 C2 O4 (aq)


2) KMnO4(aq) + H2O (l) KMnO4 (aq)
3) 2KMnO4 (aq) + 5H2 C2 O4 (aq) + 3H2 SO4 (aq) 2MnSO4 (aq) +
K 2 SO4 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
4. Pengaruh Katalis pada Laju Reaksi

KMnO4 0,1M
- Di encerkan dengan H2O (l) hingga
volumenya 10 ml (KMnO4 0,1M 10
tetes =10ml) kemudian di teteskan ke
tabung reaksi

Tabung Reaksi 1 Tabung Reaksi 2


- Dimasukkan 2 tetes H2 C2 O4 0,1 M
- Dimasukkan 2 tetes H2 C2 O4 0,1 M
- Ditambahkan 2 tetes H2 SO4 0,5 M dan 1
- Ditambahkan 2 tetes H2 SO4 0,5 M dan 1
tetes larutan encer KMnO4 0,1M +
tetes larutan encer KMnO4 0,1M
MnSO4 0,5 M.
- Dihitung menggunakan stopwatch
- Dihitung menggunakan stopwatch
hingga warna permanganat hilang
hingga warna permanganat hilang
- Dibuat grafik hubungan antara jumlah
- Dibuat grafik hubungan antara jumlah
tetesan permanganat terhadap waktu
tetesan permanganat terhadap waktu

Hasil Hasil

Reaksi : 1) KMnO4 (aq) + H2O (l) KMnO4(aq)


2) 2KMnO4 (aq) + 5H2 C2 O4 (aq) + 3H2 SO4 (aq) 2MnSO4 (aq) +
K 2 SO4 (aq) + 8H2O (l) + 10CO2 (g)
No Hasil Pengamatan
Per Prosedur Percoba Sebelum Sesudah Dugaan/ Reaksi Kesimpulan
c. yawwan

1 Pengaruh Larutan tidak - larutan keruh Na2S2O3(aq) + Berdasarkan


konsentrasi berwarna - Bau H2O (L) hasil percobaan
terhadap laju reaksi menyengat →NaS2O3 (aq) yang telak kami
Reaksi antara - Pada gelas A laukan gelas A
natrium tiosulfat membutuhkan Na2S2O3 (aq)+ menadi keruh
dan asam klorida. waktu 74s untuk 2HCL(aq)→ dalam waktu
5 ml larutan berubah menjadi 2NaCI(aq)+ 74s sedangkan
Na2SO3 keruh. S(s)+ SO2(g)+ pada gelas
H2O(L) B,C,D yang
sudah
ditambahkan
aquades waktu
keruhnya
menjadi
semakin lama
yaitu pada
waktu
215s,281s,dan
Larutan tidak - larutan keruh Na2S2O3(aq) + 335s. Hal ini
berwarna - Bau H2O (L) dikarenakan
Menyengat →NaS2O3 (aq) pengaruh
-Pada gelas B aquades yang
membutuhkan Na2S2O3 (aq)+ ditambahkan
waktu 215s 2HCL(aq)→ dan pengaruh
untuk berubah 2NaCI(aq)+ mol HCL.
menjadi keruh. S(s)+ SO2(g)+ Pada percobaan
H2O(L) kedua kami
mendapatkan
kesimpulan
bahwa semakin
besar atau luas
permukaan
suatu zat maka
Larutan tidak - Larutan keruh Na2S2O3(aq) + semakin cepat
berwarna - Bau H2O (L) reaksi yang
menyengat →NaS2O3 (aq) terjadi
- Pada gelas C dibuktikan
membutuhkan Na2S2O3 (aq)+ dengan
waktu 281s 2HCL(aq)→ percobaan
untuk berubah 2NaCI(aq)+ ini,jika marmer
menjadi keruh. S(s)+ SO2(g)+ itu butiran maka
H2O(L) balon akan
mengembang
dengan waktu
yang lama yaitu
146s
- Larutan tidak - Larutan keruh dibandingkan
berwarna - Bau dengan marmer
menyengat serbuk yang
- Pada Gelas D mengembang
membutuhkan sangat cepat
335s untuk yaitu pada
berubah menjadi waktu 8s
keruh. Berdasarkan
hasil percobaan
yang ketiga
dapat
disimpulkan
bahwa suhu itu
mempengaruhi
perubahan
warna pada
cairan,semakin
panas atau
tinggi suhu
cairan maka
semakin cepat
warna berubah
dan waktunya
juga akan
semakin cepat
,pada
temperature
suhu ruangan,
warna
2 Pengaruh luas - Balon belum - Balon CaCO3+2HCL berubah pada
permukaan mengembang menggembang  CaCl2 + waktu 121s,
sentuhan pada laju - Pada H2O+CO2 35derajat warna
reaksi. Reaksi erlenmeyer 1 berubah pada
antara kalsium membutuhkan waktu 96s,
karbonat dan Asam waktu 146s 40derajat warna
Klorida. untuk Balon berubah pada
menggembung. waktu 45s,
45derajat warna
- Balon belum - Balon berubah pada
mengembang menggembang waktu 34s,
- Pada 50derajat warna
erlenmeyer 2 berubah pada
membutuhkan waktu 10s
waktu 8s untuk Pada percobaan
Balon keempat yang
menggembung. kami lakukan
3 Pengaruh - Larutan - Larutan tidak H2C2O4+H2O pada tabung A
Temperatur pada berwarna ungu berwarna H2 C2O4 warna KMnO4
laju reaksi . Reaksi - Pada tabung KMnO4+H2O hilang atau
antara kalium reaksi dengan KMnO4 menjadi bening
permanganat dan suhu 30℃ KMnSO4+5H2 pada waktu 18s
asam oksalat. membutuhkan C2O42MnSO pada gelas B
waktu 121s 4+K2SO4+8H2 warna KMnO4
untuk berubah 0+10CO2 hilang atau
warna. menjadi bening
pada waktu 104s
- Larutan tidak hal ini terjadi
berwarna karen reaksi
- Pada tabung yang melibatkan
reaksi dengan katalis dapat
suhu 35℃ mempercepat
membutuhkan laju reaki suatu
waktu 96s untuk campuran
berubah warna. dibandingkan
- Larutan tidak reaksi yang
berwarna tanpa
- Pada tabung melibatkan
reaksi dengan katalis.
suhu 40℃
membutuhkan
waktu 45s untuk
berubah warna.
- Larutan tidak
berwarna
- Pada tabung
reaksi dengan
suhu 45℃
membutuhkan
waktu 34s untuk
berubah warna
- Larutan tidak
berwarna
- Pada tabung
reaksi dengan
suhu 50℃
membutuhkan
waktu 10s untuk
berubah warna.

4. Pengaruh Katalis - Larutan - Larutan tidak KMnO4+H2O


Pada laju reaksi berwarna berwarna KMnO4
- Pada tabung 2KMnO4+5H2C
reaksi 1 2O4+3H2SO4
membutuhkan 2MnSO4+K2SO
18s untuk 4+8H2O+10C02
berubah warna.

- Larutan tidak
- Larutan berwarna
berwarna ungu - Pada tabung
reaksi 2
membutuhkan
waktu 104s
untuk berubah
warna.
VII. Analisis dan Pembahasan
- Pada percobaan yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi”
bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu
konsentrasi zat pereaksi, luas permukaann sentuhan, temperatur, dan katalis. Alat
yang digunakan adalah 2 buah labu ukur 100 ml, 3 buah stopwatch, 1 gelas ukur
25 ml, 1 gelas ukur 10 ml, 1 penjepit, 10 pipet tetes, 3 gelas kimia 100 ml, 1 gelas
kimia 400 ml, 1 mortar, 1 alu, 6 buah tabung reaksi, 1 rak, 1 pengaduk gelas, 1
spirtus, 1 termometer, 1 buah kasa, 1 buah kaki tiga, korek api, 2 buah balon.
Bahan-bahan yang diperlukan adalah :
- HCl (aq) 1M
- Larutan HCl (aq) Pekat 3M
- Na2 S2 O3 (𝑎𝑞) 0,05 M
- Padatan CaCO3 (s)
- KMnO4 (aq) 0,1 M
- H2 C2 O4 (aq) 0,1 M
- H2 SO4 (aq) 0,5 M
- 𝑀𝑛𝑆𝑂4 (aq) 0,5 M

Percobaan pertama
Pada percobaan pertama mencari pengaruh konsentrasi pada laju reaksi antara
larutan natrium tiosulfat (𝑁𝑎2𝑆203) 0,05 M dan asam klorida (𝐻𝐶𝑙) 3M. untuk itu,
hal yang pertama dilakukan adalah dengan menuangkan sebanyak 5 ml Natrium
tiosulfat ( 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 ) tidak berwarna pada masing-masing gelas kimia yaitu gelas
A, gelas B, gelas C, dan gelas D. Masing-masing diukur menggunakan tabung ukur
dan pipet tetes.
Pada gelas A ditambahkan 5 ml 𝐻𝐶𝑙 3M tidak berwarna dan kemudian dikocok
hingga homogen. Kemudian dinyalakan stopwatch tepat saat 𝐻𝐶𝑙 ditambahkan dan
dihentikan pada saat terjadi kekeruhan. Awalnya larutan yang berisi 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 dan
𝐻𝐶𝑙 tidak berwarna, namun setelah tercampur terjadi perubahan warna larutan
menjadi putih pekat dan menghasilkan endapan putih pada detik ke 74 s.
Pada gelas B dituangkan larutan 5 ml Natrium tiosulfat (𝑁𝑎2𝑆2𝑂3) ke dalam gelas
kimia, dengan ditambahkan 10 ml aquades dan ditambahkan 5 ml 𝐻𝐶𝑙 3M lalu
dikocok sampai homogen. Menyalakan stopwatch tepat saat 𝐻𝐶𝑙 ditambahkan dan
dihentikan pada saat terjadi kekeruhan. Awalnya larutan 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 + 𝐻𝐶𝑙 + 10 ml
𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 tidak berwarna, tapi setelah tercampur larutan berubah menjadi warna
putih keruh pada detik ke 215 s.
Pada gelas C 5 ml larutan Natrium tiosulfat ( 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 ) 0,05 M dituangkan pada
gelas kimia dengan menambahkan 15 ml aquades dan ditambahkan 5 ml 𝐻𝐶𝑙 3M
lalu dikocok sampai homogen. Kemudian menyalakan stopwatch tepat saat 𝐻𝐶𝑙
ditambahkan dan dihentikan pada saat terjadi kekeruhan. Awalnya larutan
𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 + 𝐻𝐶𝑙 + 15 ml 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 tidak berwarna, namun setelah tercampur terjadi
perubahan warna larutan yakni menjadi putih keruh pada detik ke 281 s.
Pada gelas D 5 ml larutan (𝑁𝑎2𝑆2𝑂3) 0,05 M dituangkan pada gelas kimia,
dengan menambahkan 25 ml aquades dan ditambahkan 5 ml 𝐻𝐶𝑙 3M lalu dikocok
sampai homogen. Kemudian menyalakan stopwatch tepat saat 𝐻𝐶𝑙 ditambahkan
dan dihentikan pada saat terjadi kekeruhan. Awalnya larutan 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 + 𝐻𝐶𝑙 + 25
𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 tidak berwarna, namun setelah tercampur warna larutan berubah menjadi
putih keruh pada detik ke 335 s.
Penambahan air atau 𝐻2𝑂 memiliki tujuan untuk membedakan konsentrasi
dengan mengencerkannya sehingga pada setiap gelas akan berbeda konsentrasi dan
supaya terjadi pencampuran secara sempurna. Sedangkan Penambahan 5 ml 𝐻𝐶𝑙
3M jernih tidak berwarna pada masing-masing gelas memiliki tujuan yaitu untuk
mengetahui setiap reaksi yang berada dalam setiap masing-masing gelas dan
didapatkan hasil reaksi antara 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3dan 𝐻𝐶𝑙 adalah larutan putih keruh
kekuningan. Perubahan yang terjadi ini memiliki sebab yaitu dikarenakan
pembebasan belerang (S) atau adanya endapan belerang (S). Sehingga terjadi reaksi
berikut ini :
• 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3(𝑎𝑞) + 𝐻2𝑂(l) → 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3(𝑎𝑞)
• 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3(𝑎𝑞) + 2 𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) → 2 𝑁𝑎𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝑆(𝑠) + 𝑆𝑂2(𝑔) + 𝐻2𝑂(𝑙)
Berikut tabel mengenai hasil percobaan dari percobaan 1:
Dari tabel maupun kurva diatas diperoleh data sebagai berikut :
• Gelas A 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3+ 5 ml 𝐻𝐶𝑙 3M menghasilkan endapan putih pada detik ke 74
sekon.
• Gelas B 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3+ 10 ml 𝐻2𝑂+ 5 ml 𝐻𝐶𝑙 3M menghasilkan endapan putih
pada detik ke 215 sekon.
• Gelas C 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3+ 15 ml 𝐻2𝑂+ 5 ml 𝐻𝐶𝑙 3M menghasilkan endapan putih
pada detik ke 281 sekon.
• Gelas D 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3+ 25 ml 𝐻2𝑂+ 5 ml 𝐻𝐶𝑙 3M menghasilkan endapan putih
pada detik ke 335 sekon

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, terdapat pengaruh antar besar
konsentrasi terhadap kecepatan reaksi. Waktu yang dibutuhkan oleh larutan untuk
berubah menjadi endapan putih terlihat pada grafik diatas. Apabila semakin kecil
konsentrasi suatu pereaksi, maka kecepatan yang dihasilkan akan semakin kecil
atau lambat pula dan begitu pula sebaliknya. Hubungan tersebut berbanding lurus.
Untuk konsentrasi pereaksi akan lebih besar apabila konsentrasinya juga besar dan
apabila semakin kecil laju reaksi karena kecilnya konsentrasi yang dimiliki.
Kemudian hubungan antara volume air dengan laju reaksi berbanding terbalik
karena apabila semakin banyak air yang ditambahkan maka semakin lambat laju
reaksinya begitupula sebaliknya. Pada percobaan ini diperoleh orde reaksinya
adalah 1,5060. Hasil ini diperoleh dari rumus berikut : V = k [A]x [B]y

Percobaan kedua
Pada percobaan kedua mencari pengaruh luas permukaan sentuhan dengan
menggunakan dua labu, kedua labu tersebut digunakan untuk butiran marmer dan
marmer yang telah dihaluskan (serbuk). Pada tabung pertama diisi 10 ml 𝐻𝐶𝑙 1M.
Kemudian dimasukkan butiran marmer (𝐶𝑎𝐶𝑂3) sebanyak 4 butir dan langsung
ditutup mulut labu dengan balon. Setelah itu dinyalakan stopwatch untuk
mengetahui berapa lama balon dapat mengembang. Mulanya larutan yang ada di
dalam labu tidak berwarna dan balon jatuh kebawah, namun setelah marmer
dijatuhkan warna larutan berubah menjadi putih keruh dan balon berdiri keatas
(mengembang) pada detiik ke 146 s. Sedangkan pada labu yang kedua, dimasukkan
larutan 𝐻𝐶𝑙 1M sebanyak 10 ml dan memasukkan marmer (𝐶𝑎𝐶𝑂3) yang telah
dihaluskan menggunakan mortal dan alu sebanyak 4 butir (sudah menjadi serbuk)
dimasukkan ke dalam labu serta menyalakan stopwatch agar dapat diketahui berapa
lama waktu yang dibutuhkan balon untuk mengembang. Awalnya larutan yang ada
di dalam labu tidak berwarna dan balon jatuh ke bawah, namun setelah serbuk
marmer dijatuhkan warna larutan berubah menjadi putih keruh dan balon dapat
mengembang pada detik ke 8 s. Sehingga terjadi reaksi berikut ini :
• 𝐶𝑎𝐶𝑂3 (s) + 2HCl (aq) → 𝐶𝑎𝐶𝑙2(s) + 𝐶𝑂2(g) + 2 𝐻2𝑂(l)
Berikut tabel hasil percobaan 2 Tabel 2.A
Dari tabel diatas diperoleh data sebagai berikut :
• Padatan 𝐶𝑎𝐶𝑂3 + 10 ml 𝐻𝐶𝑙 menghasilkan balon yang mengembang pada detik
ke 146 sekon.
• 𝐶𝑎𝐶𝑂3 (dihaluskan) + 10 ml 𝐻𝐶𝑙 menghasilkan balon yang mengembang pada
detik ke 8 sekon.
Berikut tabel hasil percobaan 2 :
Percobaan ke- Gelas Marmer Waktu V

1 A Butiran 146 s 0,0068 m/s

2 B Serbuk 8s 0,125 m/s

Dari tabel diatas maka dapat dikatakan bahwa luas permukaan memengaruhi laju
reaksi pada balon. Hal ini dikarenakan semakin tinggi luas partikel suatu zat maka
semakin banyak tumbukan antar partikel yang berlangsung. Sehingga dapat disebut
bahwa balon yang berisi butiran marmer lebih lambat mengembang daripada balon
yang berisi butiran marmer yang dihaluskan. Begitupula dengan luas permukaan
bidang sentuh pada serbuk yang semakin banyak tumbukan maka semakin cepat
laju reaksi.

Percobaan ketiga
Pada percobaan ketiga mencari pengaruh beberapa temperatur pada laju
reaksi. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat larutan A yaitu 10 tetes
𝐻2𝐶2𝑂4 0,1M dan ditambahkan aquades hingga volumenya 5 ml diambil dengan
menggunakan pipet tetes, yang tidak terdapat perubahan warna pada reaksi ini.
Kemudian pada larutan B ditambahkan 10 tetes 𝐾𝑀𝑁𝑂4 0,1M berwarna ungu
dengan menggunakan pipet tetes, kemudian diencerkan dengan menambahkan
aquades tidak berwarna hingga volumenya 5 ml, pada percobaan ini terjadi
perubahan warna yang awalnya tidak berwarna menjadi ungu dikarenakan adanya
larutan 𝐾𝑀𝑁𝑂4. Pada 4 tabung reaksi yang suhunya berbeda, ditambahkan 2 tetes
larutan A dan 2 tetes 𝐻2𝑆𝑂4 (nyalakan stopwatch dan dicatat suhu awalnya),
kemudian dipanaskan sampai warna pada larutan menghilang, lalu ditambahkan 1
tetes larutan B. Dimulai dari suhu ruang agar warna hilang dibutuhkan waktu 121 s
, kemudian pada suhu yang tertinggi pada percobaan kali ini yaitu 50℃, agar warna
hilang dibutuhkan waktu selama 10 detik, pada suhu 45℃ dibutuhkan waktu 34
detik, lalu pada suhu 40℃ dibutuhkan waktu selama 45 detik, dan pada suhu 35℃
dibutuhkan waktu 96 detik. Jika suhunya tinggi maka akan menyebabkan laju reaksi
semakin cepat, hal tersebut dikarenakan partikel bergerak lebih cepat.
Pada tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa dengan suhu yang meningkat
akan membuat laju reaksi semakin cepat. Hal ini disebabkan karena kenaikan suhu
menyebabkan gerakan partikel semakin cepat. Reaksinya dapat dirumuskan sebagai
berikut :
• 𝐶2𝐻2𝑂4 + 𝐻2𝑂 (l) → 𝐶2𝐻2𝑂4(𝑎𝑞)
• 𝐾𝑀𝑁𝑂4(𝑎𝑞) + 𝐻2𝑂(l) → 𝐾𝑀𝑁𝑂4(𝑎𝑞)
• 2 𝐾𝑀𝑁𝑂4(𝑎𝑞) + 5 𝐻2𝐶2𝑂4(𝑎𝑞) + 3 𝐻2𝑆𝑂4(𝑎𝑞) → 2 𝑀𝑛𝑆𝑂4(𝑎𝑞) + 10
𝐶02(𝑔) + 𝐾2𝑆𝑂4(𝑎𝑞) + 8 𝐻2𝑂(𝑙)
Adanya penambahan 𝐻2𝑆𝑂4 memiliki tujuan sebagai pembawa suasana asam
karena apabila telah diberi 𝐾𝑀𝑁𝑂4 lama-lama larutan menjadi tidak berwarna
karena 𝐻2𝑆𝑂4 sebagai pembawa suasana asam dan menjadi 𝑀𝑛𝑆𝑂4 . Penambahan
asam pada reaksi tersebut agar terbentuk katalis yang dapat mempercepat laju
reaksinya,Berikut tabel hasil percobaan 3
Percobaan ke- Suhu Waktu V

1 30°C 121 s 0,0082 m/s

2 35°C 96 s 0,0104 m/s

3 40°C 45 s 0,0222 m/s

4 45°C 34 s 0,0294 m/s

5 50°C 10 s 0,1 m/s

Pada grafik tersebut didapat bahwa dengan suhu yang meningkat maka akan
semakin cepat laju reaksi yang terjadi. Hal ini disebabkan karena kenaikan suhu
menyebabkan gerakan partikel semakin cepat. Reaksinya dapat dirumuskan sebagai
berikut :
• 𝐶2𝐻2𝑂4 + 𝐻2𝑂 (l) → 𝐶2𝐻2𝑂4(𝑎𝑞)
• 𝐾𝑀𝑁𝑂4(𝑎𝑞) + 𝐻2𝑂(l) → 𝐾𝑀𝑁𝑂4(𝑎𝑞)
• 2 𝐾𝑀𝑁𝑂4(𝑎𝑞) + 5 𝐻2𝐶2𝑂4(𝑎𝑞) + 3 𝐻2𝑆𝑂4(𝑎𝑞) → 2 𝑀𝑛𝑆𝑂4(𝑎𝑞) + 10
𝐶02(𝑔) + 𝐾2𝑆𝑂4(𝑎𝑞) + 8 𝐻2𝑂(𝑙)
Adanya penambahan 𝐻2𝑆𝑂4 memiliki tujuan sebagai pembawa suasana asam
karena apabila telah diberi 𝐾𝑀𝑁𝑂4 lama-lama larutan menjadi tidak berwarna
karena 𝐻2𝑆𝑂4 sebagai pembawa suasana asam dan menjadi 𝑀𝑛𝑆𝑂4 . Penambahan
asam pada reaksi tersebut agar terbentuk katalis ( 𝑛2 +) yang dapat mengkatalis
reaksi tersebut sehingga reaksi dapat berjalan dengan cepat.
Percobaan keempat
Pada percobaan keempat mencari pengaruh katalis pada laju reaksi dengan
menggunakan dua tabung reaksi,. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan
membuat larutan encer 𝐾𝑀𝑁𝑂4 dengan cara meneteskan 10 tetes larutan 𝐾𝑀𝑁𝑂4
0,1M pada gelas ukur kemudian diencerkan dengan aquades sampai volumenya
menjadi 10 ml.
Pada tabung reaksi pertama, ditambahkan 2 tetes 𝐻2𝐶2𝑂4 0,1M dan 2 tetes 𝐻2𝑆𝑂4
larutan tidak berwarna, lalu ditambahkan 1 tetes larutan encer 𝐾𝑀𝑁𝑂4berwarna
ungu. Stopwatch dijalankan sampai warna pada larutan hilang menjadi tidak
berwarna. Sebelum ditetesi larutan 𝐾𝑀𝑁𝑂4 cairan tidak berwarna, tetapi setelah
ditetesi larutan 𝐾𝑀𝑁𝑂4 cairan berubah menjadi warna ungu namun perlahan
memudar pada detik ke 18 s.
Pada tabung reaksi kedua, ditambahkan 2 tetes 𝐻2𝐶2𝑂4 , 2 tetes 𝐻2𝑆𝑂4 0,5M, 1
tetes 𝑀𝑛𝑆𝑂4 0,5M dan 1 tetes larutan 𝐾𝑀𝑁𝑂4 yang sebelumnya sudah diencerkan.
Kemudian dijalankan stopwatch sampai larutan yang memiliki warna ungu menjadi
pudar atau hilang. Sebelum ditetesi larutan 𝐾𝑀𝑁𝑂4 larutan masih tidak berwarna,
namun setelah ditetesi larutan 𝐾𝑀𝑁𝑂4 dan 𝑀𝑛𝑆𝑂4 warna cairan berubah menjadi
ungu dan perlahan memudar pada detik ke 30 s.
Tabel 4.A perbedaan larutan yang diberi katalis dengan yang tidak diberi katalis
Percobaan ke- Katalis Waktu V

1 Tanpa katalis 18 s 0,0555 m/s


2 Dengan katalis 104 s 0,0096 m/s

Berdasarkan tabel dan kurva tersebut dapat dilihat bahwa larutan yang diberi katalis
(mangan sulfat) lebih cepat mengalami pemudaran warna. Hal ini sesuai dengan
teori dari fungsi katalis adalah mencari jalan lain dengan menurunkan energi
aktivasi dengan cara mengubah mekanisme reaksi sehingga reaksi berjalan lebih
cepat walaupun suhunya sama. Dengan adanya penurunan energi aktivasi maka
energi kinetik minimum dapat terlampaui dan reaksinya dapat terjadi.
VIII. Kesimpulan
1. Semakin banyak konsentrasi pereaksi, maka laju reaksinya akan semakin cepat.
Hal ini dibuktikan pada tabung A yang bereasi cepat menghasilkan larutan keruh
pada detik ke 316 s
2. Semakin tinggi luas partikel sebuah zat, maka akan semakin cepat laju reaksi.
Hal ini dibuktikan pada serbuk yang dapat membuat balon mengembang lebih
cepat pada detik ke 7 s
3. Semakin tinggi suhu atau temperatur sebuah larutan, maka akan semakin cepat
laju reaksi yang terjadi. Hal ini dibuktikan pada suhu tertinggi yaitu 50° C,
dimana warna permanganat cepat hilang pada detik ke 5 s.
4. Adanya katalis dapat mempercepat laju reaksi. Hal ini dibuktikan pada tabung 2
yang megalami reaksi lebih cepat pada detik ke 30 s.
Daftar Pustaka
Azizah, Utiya. 2004. Laju Reaksi. Sukarmin (Ed.). Jakarta : DIKTI.

Tim Konsultan Kimia FPTK UPI. 2004. Kinetika Kimia. Jakarta : DEPDIKNAS.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB.

Restu, N. 2021. Laju Reaksi : Faktor dan Orde Reaksi. Google Chrome. Diakses pada
tanggal 2 November melalui https://www.gramedia.com/literasi/laju-reaksi-faktor-dan-
orde-reaksi/

Triia, Athe. 2013. Teori Dasar Orde Reaksi. Scribd. Diakses pada tanggal 2 November
melalui https://www.scribd.com/doc/190733758/Teori-Dasar-Orde-Reaksi
LAMPIRAN

menaikan suhu Bentuk dari padatan Perubahan suhu dapat


menggunakan spirtus Ca CO2 dilihat dari termometer

hasil dari 4 percobaan menghaluskan padatan tempat padatan

zat yang berubah Ca CO2 agar menjadi Ca CO 2

warna serbuk

menuangkan HCl pengambilan zat tuang zat kedalam

kedalam Na2 S2 O3 dilakukan gelas ukur untuk

menggunakan pipet mengukur seberapa


banyak yg dibutuhkan

hasil dari reaksi padapadatan dan serbuk ambil HCl sebanyak


masing-masing padatan Ca CO2 dimasukan 5 ml
kedalam tabung reaksi
dan serbuk Ca CO2
melalui balon

Anda mungkin juga menyukai