Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Disusun oleh:

1. Ana Nur Latifah (05)


2. Annisa Istika Rahayu (06)
3. Ivana Krisdanti (12)
4. Lintangsari Hermadana (14)
5. Meilani Wahyu Pangestika (18)
6. Mukti Lestari (19)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 WATES

KULON PROGO

2013 / 2014
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

A. Tujuan
1. Mengetahui titk didih dan titik beku suatu larutan
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap titik didih dan titik beku suatu
larutan

B. Dasar Teori
1. Kenaikan Titik Didih

Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih. Pada
suhu ini, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal
ini menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih
zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil penelitian, ternyata titik
didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini
disebabkan adanya partikel - partikel zat terlarut dalam suatu larutan
menghalangi peristiwa penguapan partikel - partikel pelarut. Oleh karena itu,
penguapan partikel - partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar.
Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni di sebut
kenaikan titik didih yang dinyatakan dengan ( ). Persamaannya dapat
ditulis:

Keterangan :

Tb = kenaikan titik didih

kb = tetapan kenaikan titik didih molal


m = massa zat terlarut

Mr = massa molekul relatif

2. Penurunan Titik Beku

Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku


larutan lebih kecil daripada titik beku pelarutnya. Persamaannya dapat
ditulis :

Keterangan :

Tf = penurunan titik beku

kf = penurunan titik beku molal

m = molal larutan

Mr = massa molekul relatif

C. Alat dan bahan


- Gelas kimia - Air 60 ml
- 4 tabung reaksi - Es batu
- Rak - Larutan glukosa 1M
- Pembakar spiritus - Larutan glukosa 2M
- Termometer 2 buah - Larutan NaCl 1M
- Gelas kimia plastik - Larutan NaCl 2M
- Batang pengaduk - Garam 8 sendok
- Kompor dan korek api
- Kawat kasa

D. Cara kerja
1. Memasukkan larutan glukosa 1 M, glukosa 2 M, NaCl 1 M, NaCl 2 M ke
dalam tabung reaksi masing masing setinggi kurang lebih 2 cm
2. Mengambil air ke dalam gelas kimia sebanyak 60 ml
3. Memanaskan air yang telah dimasukkan ke dalam gelas kimia sampai
mendidih
4. Memasukkan tabung reaksi berisi NaCl ke dalam gelas kimia
5. Memasukkan kristal kristal es ke dalam gelas kimia kira kira sampai tiga
perempatnya
6. Menambahkan garam dapur di atas kristal kristal es, aduk garam dan es
7. Memasukkan tabung reaksi berisi glukosa ke dalam gelas kimia berisi
pendingin
8. Tunggu hingga larutan mendidih dan membeku
9. Mengukur titik didih dan titik beku larutan menggunakan termometer
10. Mencatat hasilnya
11. Larutan NaCl yang telah diukur diangkat,masukkan ke dalam larutan
pendingin
12. Larutan glukosa yang telah memebeku diangkat, lelehkan dengan
memasukkannya ke dalam air yang telah dipanaskan.
13. Tunggu hingga larutan mendidih dan membeku
14. Mengukur titik didih dan titik beku larutan menggunakan termometer
15. Mencatat temperatur ke dalam tabel.
E. Hasil pengamatan
No Nama Larutan Titik Didih (oC) Titik Beku (oC)
1. NaCl 1M 98 -1,1
2. NaCl 2M 97 -1,1
3. Glukosa 1M 99 -1,1
4. Glukosa 2M 95 -0,8

F. Analisa Data
Pada percobaan kami, volume pelarut sama dengan volume air ( P = V ),
maka molalitas bernilai sama dengan molaritas ( m = M ). Senyawa NaCl
merupakan senyawa elektrolit maka dalam menghitung kenaikan titik didih
dan penurunan titik beku dikalikan dengan 𝑖 = 1 + (𝑛 − 1) ∝. Sedangkan
senyawa glukosa ( C6H12O6 ) bukan merupakan senyawa elektrolit sehingga
tidak dikalikan dengan i.

1. NaCl 1M
∆𝑇𝑏 = 𝑚. 𝑘𝑏. 𝑖 𝑇𝑏 = 100 + 1,04
= 1.0,52.2 = 101,04oC
= 1,04oC

∆𝑇𝑓 = 𝑚. 𝑘𝑓. 𝑖 𝑇𝑓 = 0 − 3,72


= 1.1,86.2 = -3,72oC
= 3,72oC
2. NaCl 2M
∆𝑇𝑏 = 𝑚. 𝑘𝑏. 𝑖 𝑇𝑏 = 100 + 2,08
= 2.0,52.2 = 102,08oC
= 2,08oC

∆𝑇𝑓 = 𝑚. 𝑘𝑓. 𝑖 𝑇𝑓 = 0 − 7,44


= 2.1,86.2 = -7,44oC
= 7,44oC

3. Glukosa 1M
∆𝑇𝑏 = 𝑚. 𝑘𝑏 𝑇𝑏 = 100 + 0,52
= 1.0,52 = 100,52oC
= 0,52oC

∆𝑇𝑓 = 𝑚. 𝑘𝑓 𝑇𝑓 = 0 − 0,52
= 1.0,52 = -0,52oC
= 0,52oC

4. Glukosa 2M
∆𝑇𝑏 = 𝑚. 𝑘𝑏 𝑇𝑏 = 100 + 1,04
= 2.0,52 = 101,04oC
= 1,04oC

∆𝑇𝑓 = 𝑚. 𝑘𝑓 𝑇𝑏 = 0 − 3,72
= 2.1,86 = -3,72oC
= 3,72oC
G. Pembahasan
Titik didih dan titik beku suatu larutan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain volume larutan, jenis larutan, dan konsentrasi larutan. Jenis
larutan mempengaruhi ada dan tidaknya penambahan partikel [1 + ( n – 1 )α]
kali. Volume larutan mempengaruhi besarnya kenaikan titik didih dan
penurunan titik beku. Sedangkan konsentrasi larutan mempengaruhi besarnya
molaritas larutan.
Pada percobaan kami, data dari hasil pengamatan dan analisis data
kelompok kami ditemukan beberapa perbedaan yaitu dalam suhu titik didih
dan suhu titik beku larutan. Berdasarkan perbedaan tersebut, dapat dikatakan
bahwa dalam percobaan kami terdapat beberapa kesalahan, antara lain
kesalahan dalam mengukur volume larutan, kasalahan dalam membaca
termometer, dan penggunaan waktu yang kurang maksimal. Hal tersebut
mengakibatkan hasil pengukuran suhu yang tidak sesuai dengan hasil analisis
data.

H. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa titik
didih dan titik beku suatu larutan dipengaruhi oleh jenis larutan dan
konsentrasi larutan. Jenis larutan yang termasuk elektrolit akan memiliki titik
didih dan titik beku yang lebih tinggi dibandingkan dengan larutan non-
elektrolit. Sedangkan konsentrasi larutan yang lebih banyak akan memiliki
titik didih dan titik beku yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai