A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan kelarutan asam borat dalam air pada suhu kamar, 35°C, dan 45°C
2. Menentukan panas pelarutan asam borat
B. Dasar Teori
Pelarutan merupakan proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi
terlarut dalam suatu pelarut (Shargel dkk., 2005). Proses pelarutan suatu bahan dapat
digambarkan terjadi dalam 3 tahap (Martin dkk, 1993), tahap-tahap tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Tahap pertama menyangkut pemindahan suatu molekul zat dari zat terlarut atau
pelepasan satu molekul dari kristal solut pada temperatur tertentu.
2. Tahap kedua menyangkut pembentukan lubang dalam pelarut yang cukup besar untuk
menerima molekul zat terlarut
3. Tahap ketiga molekul zat terlarut akhirnya ditempatkan dalam lubang pelarut .
Dalam percobaan ini juga digunakan metode titrasi untuk menentukan konsentrasi zat
asam borat. Titrasi adalah suatu teknik analisis kuantitatif dalam penentuan konsentrasi
atau kadar suatu zat dengan menggunakan larutan standar.
Asam Borat merupakan senyawa kimia yang berbentuk serbuk putih yang dapat larut di
dalam air (34) dan hadir dalam bentuk padatan kristal yang tidak bewarna. Asam ini dikenal
sebagai sasolit ketika berbentuk mineral. (35) Keberadaannya di alam sangat berlimpah,
beberapa dari senyawa ini ditemukan dalam keadaan bebas pada beberapa distrik vulkanik.
Dalam termodinamika kalor pelarutan disebut entalpi pelarutan dan diberi larnbang
AHs. BesarnYa AHs tergantung dari jenis zat padat dan umumnya dinyatakan dalam satuan
kkaUmol atau kJ/mol. Kelarutan zal Padat umumnYa akan bertambah dengan naiknya
temperatur dan akan terhenti dengan sendirinya pada saat keseimbangan antara tekanan
uap dan tekanan uap larutannYa tercapai (Salempa, 2005).
Bahan :
a. Akuades
b. Kristal asam borat
c. Larutan standar NaOH 1M
d. Indikator phenolphtalien (pp)
D. Cara Kerja
1. Ke dalam gelas beker, larutkan 5 gram asam borat dalam 30 mL akuades pada suhu 25°C
dan lakukan pengadukan. Sesudah tidak dapat larut lagi, diamkan selama 15 menit,
asumsikan telah terjadi keseimbangan.
2. Timbanglah sebuah Erlenmeyer (w1)
3. Ambil secara perlahan-lahan 5 mL larutan tersebut di atas, jangan sampai terikut
kristalnya dan masukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah ditimbang (w1).
4. Timbanglah Erlenmeyer dan larutan (w2), sehingga berat larutan dapat diketahui yakni
w2-w1.
5. Tambahkan akuades melalui dinding Erlenmeyer sebanyak 15 mL dan lakukan
pengocokan. Tambahkan 2-3 tetes indicator phenol-ptalien (pp) dan lakukan titrasi
dengan larutan NaOH 1M hingga terjadi perubahan warna
6. Ulangi Langkah 2 sampai 5 sebanyak 2 kali
7. Ulangi Langkah 1 sampai 6 untuk suhu 35°C
E. Data Pengamatan
Adapun bahan yang diperlukan pada percobaan ini antara lain kristal asam borat
sebagai bahan utama, akuades yang berfungsi melarutka n kristal asam borat, larutan
standar NaOH 1 M dan indicator phenol-phtalien yang nantinya akan digunakan untuk
mentitrasi asam borat yang telah dilarutkan. Titrasi dalam percobaan ini berfungsi untuk
menentukan konsentrasi asam borat.
Pada praktikum kali ini, praktikan berhasil mendapatkan kelarutan rata-rata asam
borat pada suhu 25 C, 35 C, dan 45 C yaitu secara berurutan 0,1023 molal, 0,0949 molal
0,0615 molal. Kelarutan tersebut didapat dengan menghitung mol asam borat dibagi dengan
volumenya atau ditulis dengan persamaan
S = 1000xmol/V molal
Teori van't Hoff menyatakan bahwa kelarutan suatu zat padat dalam pelarut cair
meningkat seiring dengan kenaikan suhu. Konsep ini dikenal dengan hukum perubahan
kelarutan van't Hoff.
di mana Ksp1 dan Ksp2 adalah konstanta kesetimbangan kelarutan pada suhu T1
dan T2 masing-masing, ΔH adalah perubahan entalpi dalam proses pelarutan, R adalah
konstanta gas, dan T1 dan T2 adalah suhu dalam satuan K elvin.
Dari persamaan ini, dapat dilihat bahwa perubahan suhu berpengaruh pada nilai Ksp
(konstanta kesetimbangan kelarutan) dan perbandingan antara Ksp1 dan Ksp2. Artinya, suhu
dapat memengaruhi tingkat kelarutan zat padat dalam pelarut cair. Semakin tinggi suhu,
semakin tinggi pula kelarutan zat padat tersebut dalam pelarut cair.