Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

EKSPERIMEN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Disusun oleh:

Nama : Dere Raizan


Kelas : XII MIPA 5
No. Absen : 06

SMA NEGERI 10 GARUT


JL. Raya Leuwigoong No. 21
Februari 2023
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan praktikum ini sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh zat terlarut terhadap titik didih.
2. Mengetahui pengaruh zat terlarut terhadap titik beku.
3. Mengetahui titik didih dan titik beku beberapa larutan.
ALAT DAN BAHAN
 Alat
1. 6 buah gelas beaker 400 ml
2. Thermometer digital
3. Pembakar Bunsen
4. Spatula
 Bahan
1. Spirtus
2. Es batu
3. Air
4. Gula
5. Garam (NaCl)
CARA KERJA
 Kenaikan titik didih
1. Mengambil 3 buah gelas beaker.
2. Masing-masing gelas beaker di isi dengan 100 ml air.
3. Gelas beaker pertama di masukkan gula dengan konsentrasi 1 M, di aduk.
4. Memanaskan masing-masing gelas beaker sampai mendidih dan mengukur
suhunya.

 Penurunan titik beku


Percobaan 1
1. Memasukan 100 ml es batu yang telah di hancurkan ke tiga mangkok yang diberi
label A, B dan C.
2. Mangkok A yang hanya berisi es batu suhunya di ukur.
3. Menambahkan 5 sendok spatula gula ke dalam mangkok B, di aduk dan di ukur
suhunya.
4. Menambahkan 10 sendok gula ke dalam mangkok C, di aduk dan di ukur
suhunya.
Percobaan 2
1. Memasukan 100 ml es batu yang telah di hancurkan ke tiga mangkok yang di beri
label A, B dan C.
2. Mangkok A yang hanya berisi es batu suhunya di ukur.
3. Menambahkan 5 sendok spatula NaCl ke mangkok B, di aduk dan di ukur
suhunya.
4. Menambahkan 10 sendok spatula NaCl ke mangkok C, di aduk dan di ukur
suhunya.

PEMBAHASAN
1. Pada praktikum kenaikan titik didih urutkan larutan dari yang memiliki titik didih
terendah sampai titik didih tertinggi? Jelaskan mengapa demikian!
 Titik didih dari yang terendah hingga tertinggi yaitu air murni, larutan gula
lalu larutan garam. Seperti telah dijelaskan, sifat koligatif larutan ditentukan
oleh jumlah partikel (ion, molekul) dalam larutan. Oleh karena itu, untuk
konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit akan berbeda dengan
dengan sifat koligatif larutan non-elektrolit. Hal ini dikarenakan jumlah
partikel dalam larutan elektrolit akan lebih banyak karena adanya proses
disosiasi/ionisasi zat terlarut. Untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit
memiliki sifat koligatif larutan lebih besar dibandingkan larutan non-elektrolit.

2. Pada praktikum kenaikan titik beku urutkan larutan dari yang memiliki titik beku
tertinggi sampai terendah! Jelaskan mengapa demikian!
 Titik beku tertinggi hingga terendah yaitu, air murni, gula lalu garam.
Penurunan titik beku sebanding dengan konsentrasi zat terlarut. Bila
konsentrasi zat terlarut semakin besar, maka penurunan titik beku juga
semakin besar, dan sebaliknya. Jadi, dengan adanya zat terlarut di dalam air,
maka titik beku air menjadi lebih rendah dari 0ºC pada tekanan 1 atm. Hal ini
disebabkan adanya partikel-partikel zat terlarut di antara moleku-molekul
pelarut, yang akan mengurangi kemampuan molekul-molekul pelarut berubah
dari fase cair ke fase padat.

3. Mengapa terdapat perbedaan dalam perhitungan praktikum dan perhitungan teori!


 Perbedaan pengukuran titik beku menurut teori dan berdasarkan pengamatan
sendiri kemungkinan disebabkan oleh proses pembekuan masing-masing
larutan tidak sama, sehingga dalam pengukuran titik beku ini tidak diperoleh
data yang akurat.
Selain itu, kekurang telitian dalam menimbang bahan, membersihkan alat
kerja. Lalu, kemungkinan thermometer yang digunakan belum dalam keadaan
yang stabil, dan ketika mengukur suhu larutan besar kemungkinan terjadi
penambahan suhu dari dimana ketika tabung reaksi dikeluarkan dari es lalu
terkena suhu luar atau suhu tangan kita sendiri serta terjadi kekurang telitian
dalam pembacaan skala thermometer. Kemungkinan lainnya adalah es batu
yang digunakan kemungkinan telah mencair, sehingga memperlambat proses
pembekuan larutan.
Perbedaan pengukuran titik didih menurut teori dan berdasarkan pengamatan
sendiri kemungkinan disebabkan oleh proses mendidihnya masing-masing
larutan tidak sama, sehingga dalam pengukuran titik didih ini tidak diperoleh
data yang akurat.
Juga, kurang telitinya dalam menimbang bahan, kebersihan alat kerja,
kemungkinan thermometer yang digunakan belum dalam keadaan stabil dan
ketika mengukur suhu larutan besar kemungkinan terjadi penambahan dari
dimana ketika tabung reaksi dikeluarkan dan terkena suhu luar atau suhu
tangan kita sendiri serta terjadi kekurang telitian dalam pembacaan skala
thermometer.

Hitungan secara teoritis :


Kenaikan titik didih
mGula = g/Mr . 1000/v mNaCl = g/Mr . 1000/v
= 18/180. 1000/100 =5,85/58,5 . 1000/100
= 1 molal = 1 molal
∆Tb Gula = Kb x m ∆Tb NaCl = Kb x m x n
= 1,86ºC/molal x 1 m = 0,52ºC/molal x 1 m x n
= 1,86ºC = 1,04ºC

TABEL HASIL PENGAMATAN


 Tabel hasil pengukuran titik didih dan titik beku
Larutan Titik beku Larutan Titik beku Larutan Titik didih
Air murni 0°C Air murni 0°C Air murni 94°C
Gula 5 -0,8°C Garam 5 -7°C Gula 1 M = 96°C
sendok sendok 100 ml
spatula spatula
Gula 10 -1°C Garam 10 -12°C Garam 1 M 97°C
sendok sendok = 100 ml
spatula spatula

KESIMPULAN
Semakin banyak waktu yang diberikan maka semakin rendah titik beku yang dihasilkan. Dari
percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih tidak tergantung pada komposisi kimia
dari zat tersebut tetapi tergantung pada jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan,
kemolalan larutan, massa zat terlarut dan massa pelarutnya.
2. Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan elektrolit lebih besar dari larutan
nonelektrolit disebabkan adanya faktor Van’t Hoff.
3. Perbedaan hasil pengukuran menurut teori dengan pengamatan langsung disebabkan
oleh ketidaktelitian dalam mengamati skala thermometer serta pengaruh suhu luar.

Anda mungkin juga menyukai