Disusun oleh:
PEMBAHASAN
1. Pada praktikum kenaikan titik didih urutkan larutan dari yang memiliki titik didih
terendah sampai titik didih tertinggi? Jelaskan mengapa demikian!
Titik didih dari yang terendah hingga tertinggi yaitu air murni, larutan gula
lalu larutan garam. Seperti telah dijelaskan, sifat koligatif larutan ditentukan
oleh jumlah partikel (ion, molekul) dalam larutan. Oleh karena itu, untuk
konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit akan berbeda dengan
dengan sifat koligatif larutan non-elektrolit. Hal ini dikarenakan jumlah
partikel dalam larutan elektrolit akan lebih banyak karena adanya proses
disosiasi/ionisasi zat terlarut. Untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit
memiliki sifat koligatif larutan lebih besar dibandingkan larutan non-elektrolit.
2. Pada praktikum kenaikan titik beku urutkan larutan dari yang memiliki titik beku
tertinggi sampai terendah! Jelaskan mengapa demikian!
Titik beku tertinggi hingga terendah yaitu, air murni, gula lalu garam.
Penurunan titik beku sebanding dengan konsentrasi zat terlarut. Bila
konsentrasi zat terlarut semakin besar, maka penurunan titik beku juga
semakin besar, dan sebaliknya. Jadi, dengan adanya zat terlarut di dalam air,
maka titik beku air menjadi lebih rendah dari 0ºC pada tekanan 1 atm. Hal ini
disebabkan adanya partikel-partikel zat terlarut di antara moleku-molekul
pelarut, yang akan mengurangi kemampuan molekul-molekul pelarut berubah
dari fase cair ke fase padat.
KESIMPULAN
Semakin banyak waktu yang diberikan maka semakin rendah titik beku yang dihasilkan. Dari
percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih tidak tergantung pada komposisi kimia
dari zat tersebut tetapi tergantung pada jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan,
kemolalan larutan, massa zat terlarut dan massa pelarutnya.
2. Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan elektrolit lebih besar dari larutan
nonelektrolit disebabkan adanya faktor Van’t Hoff.
3. Perbedaan hasil pengukuran menurut teori dengan pengamatan langsung disebabkan
oleh ketidaktelitian dalam mengamati skala thermometer serta pengaruh suhu luar.