Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

NAMA KELOMPOK 1:
Muh. Hasyim Labobar
Nurul Fauziah
Nur Hudayah
Nurlina Dwi Arianti
Syahrul Huda

SMA NEGERI 3 MAROS


TAHUN PELAJARAAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan keehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-
nya serta memberikan kami kemampuan dan kemudahan dalam menyusun laporan ini.
Didalam laporan ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa kami berikan
dan sajikan, sebagai salah satu pelengkap dalam melengkapi nilai kami di SMA Negeri 3 Maros,
yaitu dengan judul “Laporan Praktikum Penurunan Titik Beku Larutan”. Dimana dalam
penulisan laporan percobaan ini bertujuan untuk menemukan perbandingan titik beku antara
lauran urea dan larutan NaCl juga air murni. Serta dalam percobaan ini berbagai hambatan telah
kami alami. Oleh karena itu, terselesaikanya laporan ini tentu saja bukan karena kemampuan
kami semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak tertentu.
Kami juga berterimah kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu yang telah membantu menyelesaikan laporan percobaan ini.
Dalam penyusunan laporan percobaan ini, kami menyadari pengetahuan dan
pengalaman kami masih terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran membangun dari berbagai pihak agar laporan ini lebih baik dan bermanfaat.
Serta akhir kata kami mengucapkan semoga tuhan yang maha esa selalu membalas
kebaikan anda semua…. Aamiin.

Maros, 31 Agustus 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………
a. Latar Belakang…………………………………………………………………………….
b. Tujuan Praktikum………………………………………………………………………….
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………………………..
a. Sifat Koligatif Larutan…………………………………………………………………….
b. Penurunan Titik Beku Larutan…………………………………………………………….
c. Air Murni………………………………………………………………………………….
d. Larutan NaCl………………………………………………………………………………
e. Larutan Urea……………………………………………………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………………………...
a. Alat dan Bahan…………………………………………………………………………….
b. Langkah Kerja……………………………………………………………………………..
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………………………………
a. Tabel Pengamatan…………………………………………………………………………
b. Pembahasan……………………………………………………………………………..…
c. Pertanyaan…………………………………………………………………………………
BAB V KESIMPULAN…………………………………………………………………………...
a. Saran……………………………………………………………………………………….
b. Penutup…………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatannya. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini
disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi
larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku
yang berbeda.

Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan
oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni,
maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).

Seperti yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0°C, tapi
dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka
titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0°C lagi, melainkan akan turun menjadi
dibawah 0°C, dan inilah yang dimaksud sebagai "penurunan titik beku".

Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut murni yang
telah ditambahkan zat terlarut lain kedalamnya dan mencoba pembuktian bahwa titik
beku larutanya akan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya.

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi
partikel zat terlarut, tetapi tidak bergantung pada jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif
larutan meliputi empat sifat, yaitu: penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.

Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair
ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan
uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku
larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pengaruh zat
terlarut nonelektrolit yang tidak mudah menguap adalah menurunkan tekanan uap,
menaikkan titik didih, dan menurunkan titik beku. Sebaliknya pada titik beku normal
karena tekanan uap larutan juga lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni.
Sehingga agar larutanmembeku, harus didinginkan akibatnya titik beku larutan lebih
rendah dari titik beku pelarut murni. Perubahan temperatur titik beku ini disebut
penurunan titik beku larutan.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan
dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni
seperti yang kita tahu adalah 0°C dengan adanya zat terlarut ditambahkan ke dalam air
maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0°C melainkan akan menjadi lebih
rendah di bawah 0°C itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh
masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni,
maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang). Jika suatu pelarut
ditambah zat terlarut, maka titik beku larutan akan turun sesuai dengan jumlah partikel
zat terlarut.

b. Tujuan Praktikum
1. Mengamati penurunan titik beku larutan akibat adanya zat terlarut
2. Menentukan penurunan titik beku aquades ( Air Murni ), Urea 1 M, Urea 2 M,
NaCl 1 M dan NaCl 2 M.

c. Air Murni
Aquadest merupakan air yang dihasilkan dari proses destilasi dan penyulingan, seperti
halnya H2O atau dikenal dengan air murni karena memang air murni nyaris tidak
mengandung unsur mineral di dalamnya. Sementara air mineral adalah jenis pelarut yang
universal.
Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor sehingga
bersifat murni dalam laboratorium. Akuades berwarna bening, tidak berbau, dan tidak
memiliki rasa. Akuades biasa digunakan untuk membersihkan alat- alat laboratorium dari
zat pengotor.

d. Larutan NaCl
Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit, adalah senyawa kimia
dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling memengaruhi
salinitas laut dan cairan ekstraselular pada banyak organisme multiselular. Sebagai
komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu
dan pengawet makanan.

e. Larutan Urea
Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan
nitrogen dengan rumus CON₂H, atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan nama
carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering
dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine.
Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa
anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme. Urea ditemukan pertama kali
oleh Hilaire Roulle pada tahun 1773. Senyawa ini merupakan senyawa organik pertama
yang berhasil disintesis dari senyawa anorganik.
BAB II LANDASAN TEORI
a. Alat dan Bahan

No. Alat dan Bahan Satuan Jumlah


1 Timba Gayung - 1 Buah
2 Tabung Reaksi dan Rak Biasa 5/1
3 Termometer -10 s.d 110 1
4 Es Batu - 2 ltr
5 Aquades - 5 ml
6 Larutan Urea 1M dan 2 M 5 ml
7 Larutran NaCl 1 M dan 2 M 5 ml
8 Pengaduk - 1
9 Garam Dapur - 10 sendok

b. Cara Kerja
1. Isi timba gayung dengan es batu, kemudian tambahkan garam dapur, aduk merata
2. Masukkan aquades ke dalam tabung reaksi kira-kira 4-5 ml
3. Sebelum tabung reaksi di benamkan ke dalam timba gayung, terlebih dahulu masukkan
pelan-pelan batang pengaduk ke dalam tabung reaksi tersebut
4. Sesekali sentuh ujung batang pengaduk untuk mengetahui terjadinya pembekuan
larutan dalam tabung reaksi. Angkat tabung, kemudian keluarkan batang pengaduk dan
ganti dengan termometer. Catat suhu terendah.
5. Ulangi langkah-langkah di atas dengan larutan urea Im, 2m, NaCl Im, 2m.
BAB IV
PEMBAHASAN

a. Tabel Pengamatan
 Titik beku air = 0 °C
 Air murni = 0 °C

No Larutan Konsentrasi Titik Beku ∆Tf =


(°C)
1 Urea 1M -4 4 °C
2 Urea 2M -6 6 °C
3 NaCl 1M -4 4 °C
4 NaCl 2M -4 4°C

b. Pembahasan
Dari data di atas dapat diketahui bahwa air memiliki titik beku terbesar dari semua
larutan. Ini diakibatkan karena sebagian partikel air dan sebagian partikel partikel
terlarut membentuk ikatan baru. Sehingga ketika membeku yang memiliki titik beku
paling tinggi yaitu air akan membeku terlebih dahulu kemudian diikuti oleh molekul
larutan. Penambahan zat terlarut dalam pelarut akan mengakibatkan peningkatan
konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya.
Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada
jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena
itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Hal yang menyebabkan perbedaan adalah jenis larutannya (elektrolit atau non
elektrolit) ;
Pada larutan elektrolit, yaitu larutan NaCl mempunyai titik beku larutan lebih
rendah daripada larutan non elektrolit (urea) karena pada NaCl dapat dionisasikan
(terdiri atas 2 ion) sedangkan non elektrolit tidak dapat dionisasikan.
Begitu pula halnya dengan penurunan titik beku. Larutan elektrolit (NaCl)
mempunyai i=2 sehingga ΔTf = m x Kf x i sedangkan larutan non elektrolit (urea)
tidak memiliki i sehingga ΔTf = m x Kf. Jadi penurunan titik beku NaCl lebih besar
daripada urea.
Perbedaan titik beku kedua larutan tersebut dikarenakan jumlah partikel yang
berbeda. Larutan (NaCl) akan mengion atau terurai menjadi ion-ion, sehingga jumlah
partikelnya lebih banyak, tetapi nonelektrolit (Urea) tidak akan mengion, sehingga
jumlah partikelnya tidak akan berubah, setelah dilarutkan atau jumlahnya lebih
sedikit. Jumlah partikel yang lebih banyak, akan membuat larutan elektrolit lebih
sukar membeku, sehingga memutuhkan suhu yang lebih rendah, dan waktu yang
lebih lama. Hal inilah yang membuat titik beku larutan elektrolit lebih rendah. Dan
Pada konsentrasi sama, kedua larutan memiliki titik didih yang berbeda hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan jumlah partikel antara larutan zat elektrolit
dengan larutan zat non-elektrolit.

 Dokumentasi hasil pengamatan :


BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah kami laksanakan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
1. Titik beku larutan (yang dalam hal ini digunakan larutan urea dan NaCl) memiliki titik
beku yang lebih rendah dibandingkan dengan titik beku air (pelarut murni) karena di
dalam larutan urea dan NaCl terkandung zat terlarut berupa molekul-molekul urea dan
molekul-molekul NaCl yang menyebabkan terhalangnya molekul-molekul air untuk
membeku sehingga dibutuhkan suhu yang lebih rendah untuk membekukan larutan urea
dan NaCl tersebut.
2. Makin besar molalitas larutan, makin tinggi penurunan titik beku larutan
3. Penurunan titik beku larutan (ATF) berbanding lurus dengan molalitas larutan
4. Titik beku larutan elektrolit lebih rendah daripada larutan nonelektrolit pada kemolalan
yang sama, dikarenakan larutan elektrolit terurai sehingga jumlah partikelnya lebih
banyak dibandingkan larutan nonelektrolit
5. Pada konsentrasi yang sama penurunan titik beku (ATF) larutan elektrolit akan lebih
besar dibandingkan larutan nonelektrolit, karena penurunan titik beku (ATF) larutan
elektrolit dipengaruhi oleh faktor Van't Hoff

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi
partikel zat terlarut, tetapi tidak bergantung pada jenis zat terlarutnya. titik beku larutan
merupakan sifat koligatif dan di pengaruhi oleh jumlah partikel dan konsentrasi. Titik
beku merupakan sifat koligatif dan dipengaruhi oleh konsentrasi, jumlah partikel dan
keektrolitan zat terlarut.
Perbedaan titik beku antara larutan elektrolit (NaCl) dan non elektrolit (urea).
Perbedaan kedua larutan tersebut dikarenakan jumlah partikel yang berbeda. Larutan
elektrolit akan mengion atau terurai menjadi ion-ion, sehingga jumlah partikelnya lebih
banyak, tetapi larutan non elektrolit tidak akan mengion, sehingga jumlah partikelnya
tidak akan berubah. Setelah dilarutkan/ jumlahnya lebih sedikit. Jumlah partikel yang
lebih banyak , akan membuat larutan elektrolit lebih sukar membeku sehingga
membutuhkan suhu yang lebih rendah, dan waktu yang lama. Hal inilah yang membuat
titik beku larutan elektrolit lebih rendah.
Semakin besar konsentrasi konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan, maka semakin
rendah konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan maka titik beku larutan akan semakin
tinggi.
a. Saran
Lakukanlah percobaan dengan benar. Perhatikan kebersihan peralatan pratikum
agar mendapatkan hasil yang akurat.
b. Penutup
Berikutlah sajian ilmu mengenai pembelajaran dalam penurunan titik beku
larutan. Semoga dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap anda sebagai
pembaca.

Terimakasih kami ucapkan. Kritik serta saran anda sangat saya butuhkan untuk
pembelajaran selanjutnya agar perdalaman terhadap materi ini dapat ditekankan
kembali demi tercapainya pemahaman diri. Semoga laporan ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya, terimah kasih atas
perhatianya.

Anda mungkin juga menyukai