Anda di halaman 1dari 23

A.

JUDUL PERCOBAAN : Faktor-Faktor yang mempengaruhi laju


reaksi

B. TANGGAL PERCOBAAN : 5 Maret 2019, 07.00- 09.30 WIB

C. TUJUAN PERCOBAAN : Menguji faktor-faktor yangmempengaruhi


laju reaksi yaitu konsentrasi zat pereaksi,
luas permukaan sentuhan, temperatur dan
katalis
D. DASAR TEORI

Laju reaksi dapat digambarkan seberapa cepat reaktan terpakai dan


produk itu terbentuk. Laju reaksi dapat disebabkan dari beberapa faktor
diantaranya ; suhu konsentrasi, luas permukaan, dan katalis.kenaikan suhu
dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu energi kinetik
partikel zat-zat meningkat sehingga memungkinkan semakin bayaknya
tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan. (Petrucci,1992)

Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas


permukaan zat, semakin banyak bagian zat yanyg saling bertumbukan dan
semakin besar peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan
semakin luas permukaan za, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi semakin
kecil ukuran suatu partikel zat, maka reaksi yang akan terjadi semakin cepat.
(Petrucci,1992)

Percobaan ini ada hubungannya dengan tumbukan setiap molekul


yang terdapat dalam suatu zat yang memiliki energi kinetik yang membantu
untuk bergerak kearah yang tidak teratur. Dari gerakan ini, terjadilah
tumbukan antara molekul dalam zat tersebut. (Suwardi, 2009)

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi :

1. Faktor suhu : semakin tinggi suhu reaksi, semakin cepat laju reaksi
yang berlangsung. Umumnya, kenaikan suhu 10 dapat meningkatkan
laju reaksi dua sampai tiga kali lipat. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
dapat kita amati dalam kehidupan sehari-hari.Sebagai contoh, makana
seperti kentang akan lebih cepat masak jika di goreng dalam minyak
panas dibandingkan jika direbus dalam air.Hal ini karena suhu minyak
panas lebih tinggi daripada suhu air mendidih.Sebagian  besar reaksi
kimia akan berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi.
2. Faktor konsentrasi.: semakin tinggi reaktan maka laju reaksi semakin
cepat. Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi awal dari
pereaksi.Pengaruh konsentrasi awal terhadap laju reaksi adalah khas
untuk setiap reaksi.Laju reaksi umumnya naik dengan bertambahnya
konsentrasi pereaksi, dan turun dengan berkurangnya konsentrasi
pereaksi.Karena terdapat reaksi dimana peningkatan konsentrasi
pereaksi tidak berpengaruh pada laju reaksi.Hal ini terutama terjadi
pada reaksi kimia di dalam tubuh yang melibatkan katalis enzim
3. Faktor luas permukaan : semakin besar bidang sentuh maka semakin
cepat berlangsungnya laju reaksi. Untuk reaksi heterogen, yakni reaksi yang
melibatkan zat-zat pereaksi dengan wujud  berbeda, laju reaksi dipengaruhi
oleh permukaan sentuh.Semakin besar luas  permukaan, semakin besar
partikel bereaksi.Semakin kecil luas permukaan,semakin kecil partikel
bereaksi.Sebagai contoh, jika kita membuat api unggun, diantara balok
kayu bakar yang terbelah-belah akan lebih mudah terbakar dari pada
balok kayu  bakar yang utuh.Hal ini dikarenakan kayu balok yang telah
dibelah-belah mempunyai total luas permukaan yang lebih besar
daripada kayu balok utuh.Contoh kedua, laju reaksi serbuk pualam dengan
asam klorida berlangsung lebih cepat daripada kepingan  pualam yang
direaksikan dengan asam klorida.Hal ini terjadi karena pualam yang
bereaksi mempunyai luas permukaan yang berbeda.Dalam jumlah yang
sama, serbuk  pualam mempunyai permukaan yang lebih luas daripada
pualam yang berbentuk kepingan.Semakin luas permukaan, mengakibatkan
semakin banyak permukaan yang  bersentuhan dengan pereaksi, sehingga
pada saat yang sama, semakin partikel- partikel yang bereaksi.Pada
kepingan pualam, partikel-partikel pualam yang  bersentuhan langsunng
dengan asam klorida lebih sedikit daripada serbuk  pualam.Partikel-
partikel pualam yang bersentuhan hanya partikel yang ada di
permukaan kepingan pualam.Jika kepingan pualam tersebut dipecah
menjadi kepingan-kepingan yang lebih kecil atau menjadi serbuk,
partikel-partikel  pualam yang semula di dalam akan berada di
permukaan dan terdapat lebih banyak partikel pualam yang secara
bersamaan bereaksi dengan asam klorida.
4. Faktor katalis : katalis berperan untuk menurunkan energi aktivasi,
mengubah langkah reaksi dari yang tinggi menuju kearah reaksi dengan
energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis adalah suatu zat yang dapat
mengubah laju reaksi kimia tanpa mengalami perubahan secara kimiawi
di akhir reaksi.Katalis dibedakan menjadi dua, yaitu katalis positif dan
katalis negatif.Katalis positif atau biasa disebut katalis saja adalah
katalis yang mempercepat laju reaksi.Katalis negatif atau disebut
inhibitor adalah katalis yang memperlambat laju reaksi.

AB

Laju reaksi atau laju reaksi


Keterangan :
Tanda (-) negatif menunjukkan pengurangan konsentrasi reaktan
Tanda (+) positif menunjukkan peningkatan konsentrasi produk
Pada reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi dan
konsentrasi pereaksi dan konstanta laju yang disimbolkan dengan (K)
pada persamaan laju reaksi menunjukkan hubungan antara laju reaksi
(r) dengan konstanta laju (K) secara umum persamaan reaksinya :
aA + bB  cC + dD

Untuk lebih memahami cara menentukan orde reaksi dan rumus


laju reaksi Orde reaksi dapat juga ditentukan melalui kecenderungan
dari data suatu percobaan yang digambarkan dengan grafik. Berikut ini
dijelaskan penentuan orde reaksi melalui grafik.

1. Grafik Orde Nol

Laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi.


Persamaan laju reaksinya ditulis:

Bilangan dipangkatkan nol sama dengan satu


sehingga persamaan laju reaksi menjadi: r » k. Jadi, reaksi dengan laju
tetap mempunyai orde reaksi nol. Grafiknya digambarkan seperti Grafik
diatas.

2. Grafik Orde Satu


Untuk orde satu, persamaan laju reaksi adalah :

Persamaan reaksi orde satu merupakan persamaan linier berarti laju


reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasinya pereaksinya. Jika
konsentrasi pereaksinya dinaikkan misalnya 4 kali, maka laju reaksi
akan menjadi 41 atau 4 kali lebih besar.

3. Grafik Orde Dua

Persamaan laju reaksi untuk reaksi orde dua adalah:

Apabila suatu reaksi berorde dua terhadap suatu pereaksi


berarti laju reaksi itu berubah secara kuadrat terhadap perubahan
konsentrasinya. Apabila konsentrasi zat A dinaikkan misalnya 2 kali,
maka laju reaksi akan menjadi 22 atau 4 kali lebih besar. (Atkins,
P.W,1996)
E. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Labu ukur 250ml 2 buah
2. Stopwatch 1 buah
3. Gelas ukur 100ml 1 buah
4. Penjepit 1 buah
5. Pipet tetes 8 buah
6. Gelas kimia 100ml 4 buah
7. Mortar + alu 1 buah
8. Tabung reaksi 5 buah
9. Rak tabung reaksi 1 buah

Bahan :

1. HCl 1M 5 ml; 10 ml
2. 5 ml

3. Padatan 8 butir

4. 0,01M 10 tetes

5. 0,05M 10 tetes

6. 0,01M 8 tetes
7. Balon 2 buah
8. Pengaduk gelas 1 buah

F. ALUR PERCOBAAN
G. ALUR PERCOBAAN
1. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi

5 ml larutan 1M 5 ml larutan 1M

Dimasukkan dalam gelas B


Dimasukkan dalam gelas A

Ditambahkan 5 ml HCl 1M Ditambahkan 10 ml 5 ml


HCl 1M
Dikocok sampai homogen
Dikocok sampai homogen
Jalankan stopwatch tepat
Jalankan stopwatch tepat
saat HCl ditambahkan
saat HCl ditambahkan

Dihentikan stopwatch tepat


Dihentikan stopwatch tepat
saat terjadi kekeruhan
saat terjadi kekeruhan

Waktu Waktu
5 ml larutan 1M 5 ml larutan 1M

Dimasukkan dalam gelas Dimasukkan dalam gelas D


C
Ditambahkan 15 ml 5 Ditambahkan 20 ml 5 ml
ml HCl 1M HCl 1M

Dikocok sampai Dikocok sampai homogen


homogen
Jalankan stopwatch tepat Jalankan stopwatch tepat
saat HCl ditambahkan saat HCl ditambahkan

Dihentikan stopwatch Dihentikan stopwatch tepat


tepat saat terjadi saat terjadi kekeruhan
kekeruhan

Waktu Waktu

2. Pengaruh luas permukaan sentuhan terhadap laju reaksi

4 butir marmer () 4 butir marmer ()


dihaluskan
Ditimbang
Ditimbang
Diisikan ke balon
Diisikan ke balon
Pasangkan balon pada labu
berisi 10 ml HCl 1M Pasangkan balon pada labu
berisi 10 ml HCl 1M
Dituangkan butiran marmer
ke dalam HCl Dituangkan butiran marmer
ke dalam HCl
Diukur waktu yang
diperlukan balon berisi Diukur waktu yang
diperlukan balon berisi

Waktu
Waktu
3. Pengaruh temperatur pada laju reaksi

10 tetes 0,5M 10 tetes


Diencerkan dengan air Diencerkan dengan air
hingga volume 5 ml hingga volume 5 ml

Larutan A Larutan B

Larutan A

Diletakkan pada rak

Dimasukkan 2 tetes
larutan A

Dimasukkan 0,5M

Tabung Tabung Tabung Tabung Tabung


1 2 3 4 5
Dicatat Dipanask Dipanask Dipanask Dipanask
suhu an pada an pada an pada an pada
awal suhu suhu suhu suhu
35oC 40oC 45oC 50oC

Dipanaskan masing-masing tabung


dan ditambahkan 1 tetes larutan B

Dijalankan stopwatch saat


ditambahkan larutan B dan berhenti
saat warna larutan hilang

T1 T2 T3 T4 T5

Dibuat tabel dan kurva hubungan 1/T


terhadap suhu pereaksi

Kesimpulan

4. Pengaruh katalis terhadap laju


reaksi
10 tetes 10 tetes

Diencerkan Dimasukkan tabung reaksi


dengan air hingga
volume 10 ml
Ditambah 2 tetes +1

Larutan encer tetes encer


Dicatat waktu sampai warna

hilang
Diteruskan penambahan

larutan encer

sampai warna permanganat


menghilang segera
Suhu
2 tetes + 2 tetes

Dimasukkan tabung reaksi

Dimasukkan 1 tetes

+ 1 tetes larutan

Dicatat waktu sampai

warna hilang
Diteruskan penambahan

larutan encer

sampai warna
permanganat hilang
Suhu
H. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Percobaan 1

Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi produk atau reaktan per


satuan waktu. Laju termasuk besaran skalar karena hanya mempunyai nilai
tapi tidak mempunyai arah. Laju biasanya disimbolkan dengan “r” yaitu
rate, sedangkan kecepatan disimbolkan dengan “v” yaitu velocity. Adapun
beberapa faktor yang memepengaruhi laju reaksi seperti pengaruh
konsentrasi, luas permukaan sentuh, temperature, dan katalis.

Pada percobaan pertama yaitu pengaruuh konsentrasi pada laju


reaksi. Pada percobaan kali ini kita menguji pengaruh konsentrasi pada laju
reaksi dengan mereaksikan natrium tiosulfat dan asam klorida. 5 mL
Na2S2O3 0,5 M dimasukkan ke dalam gelas A, B, C dan D. Untuk gelas B,
C, dan D ditambahkan aquades berturut-turut 10 mL, 15 mL, 25 mL.
Setelah ditambah dengan aquades larutan digoyangkan agar terjadi
percampuran yang sempurna. Setelah itu tambahkan 5 mL HCl 1 M pada
masing-masing gelas kimia. Stopwatch dinyalakan saat mulai dilakukan
penambahan HCl. Saat mulai terjadi kekeruhan pada larutan stopwatch
dihentikan. Mula – mula pada gelas A larutan tidak berwarna . Ketika
penambahan 5 mL HCl larutan menjadi putih kekuningan keruh, waktu
yang dibutuhkan sampai larutan berubah warna yaitu 7,25 detik. Tabung B
membutuhkan waktu b9,15 detik. Tabung C membuthkan waktu sekitar
11,6 detik. Sedangkan tabung D membutuhkan waktu sekitar 17,9 detik
untuk berubah menjadi keruh. Reaksi yang terjadi ialah :

Na2S2O3 (aq) + 2 HCl (aq) 2 NaCl (aq) + H2O (l) + SO2 (g) + S
(s)

Pada percobaan ini konsentrasi Na2S2O3 pada gelas A tidak sama


dengan gelas lainnya karena terjadi pengenceran pada gelas B, C, dan D
untuk memanipulsasi konsentrasinya (agar konsentrasi dari setiap gelas
kimia berbeda), sedangkan yang dibuat tetap adalah HCl baik konsentrasi
ataupun volumenya dan responnya adalah waktu yang dibutuhkan untuk
larutan menjadi keruh. Ketika masing-masing gelas kimia ditambahkan
dengan 5 mL HCl 1 M terjadi kekeruhan. . Kekeruhan pada reaksi ini
disebabkan oleh pembebasan belerang (S) atau adanya endapan belerang (S)
dan gas yang dihasilkan adalah SO2. Untuk menghitung konsentrasinya dapat
digunakan rumus mol sebelum pengenceran sama dengan mol sesudah
pengenceran. Dari percobaan ini diperoleh data berikut :

[Na2S2O3]
Gelas [HCl] M t (s) r 1/t
M

A 1 1 7 0,142 0,142

B 0,33 1 9 0,111 0,111

C 0,25 1 11 0,09 0,09

D 0,167 1 17,9 0,055 0,055

Dengan data tersebut dapat dihitung r. Sehingga diperoleh grafik untuk


percobaan pertama.

Dari grafik pengaruh konsentrasi larutan Na2S2O3 terhadap laju


reaksi tersebut dapat diketahui bahwa ada pengaruh konsentrasi terhadap
laju reaksi yang di tandai dengan waktu yang dibutuhkan oleh larutan untuk
berubah menjadi keruh. Jika konsentrasi suatu pereaksi kecil, maka laju
reaksi juga berlangsung lebih lambat. Sebaliknya, jika konsentrasi besar
maka laju reaksinya akan semakin cepat. Sesuai dengan teori bahwa laju
reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaktan, dimana semakin
besar konsentrasi maka partikel di dalam suatu larutan akan semakin
banyak, dan tumbukan yang terjadi semakin efektif atau sering terjadi
sehingga laju reaksinya akan semakin cepat. Pada percobaan ini juga dapat
diperoleh orde reaksinya yaitu 1. Perhitungan orde reaksi dapat diperoleh
dari rumus umum kecepatan laju reaksi. Maka dapat disimpulkan bahwa
semakin besar konsentrasi maka laju reaksinya semakin besar.

Percobaan 2

Pada percobaan kedua yaitu pengaruh luas permukaan sentuh pada laju
reaksi. menguji pengaruh luas permukaan pada laju reaksi dengan
mereaksikan kalsium karbonat dan asam klorida. 4 butiran marmer
dimasukkan ke dalam balon A dan 4 butir marmer dihaluskan terlebih
dahulu untuk dimasukkan ke dalam balon B. Pada labu Erlenmeyer A
dimasukkan 10 ml HCl 1 M. Lalu balon yang berisi butiran marmer
dipasangkan dengan labu tersebut. Waktu yang dibutuhkan hingga balon
berdiri tegak (saat terisi dengan gas karbon dioksida) adalah 186 detik.
Langkah tersebut juga digunakan untuk marmer yang telah dihaluskan yakni
4 butir marmer yang telah dihaluskan terlebih dahulu dimasukkan ke dalam
balon, kemudian pada labu Erlenmeyer B dimasukkan 10 mL HCl 1 M.
Balon yang berisi marmer yang dihaluskan dipasangkan pada labu
erlenmeyer B. Pada marmer yang telah dihaluskan membutuhkan waktu
10,6 detik hingga balon dapat berdiri tegak.
Serta didapatkan dat sebagai berikut :

Percobaan Bentuk
r
Ke CaCO3 t (s)

1 Butiran 186 0,0053

2 Serbuk 10,6 0,0943


Pada percobaan ini ada perbedaan pada ukuran partikel dari
marmer, Terlebih dahulu diambil 8 butir marmer. Sebagian langsung
dimasukkan ke dalam balon dan sebagian lagi dihaluskan terlebih dahulu
kemudian dimasukkan ke dalam balon. . Pada saat pemasangan balon pada
labu erlenmeyer dalam beberapa waktu balon dapat beridiri tegak pada
saat marmer dalam balaon jatuh kedalam labu elenmeyer yang telah berisi
larutan HCl. Balon dapat berdiri tegak karena terisi oleh gas CO2. Karbon
dioksida (CO2) yang mengisi balon merupakan hasil reaksi dari marmer
dengan HCl. Berikut reaksi yang diperoleh :
2 HCl (aq) + CaCO3 (s) CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
Sebelum bereaksi larutan tidak berwarna, dibandingkan dengan saat reaksi
berlangsung, larutan menjadi agak keruh dan timbul gelembung-gelembung
kecil yang merupakan gas CO2. Hal Ini dikarenakan adanya pencampuran
marmer dan HCl. Pada serbuk marmer meskipun memiliki ukuran partikel
yang kecil daripada butiran marmer akan tetapi serbuk memiliki luas bidang
sentuh yang besar, yang berarti daerah untuk tumbukannya semakin besar
sehingga kemungkinan untuk bersentuhan dengan ion lainnya atau senyawa
yang dicampurkan semakin besar (kemungkinan terjadinya tumbukan
semakin besar) sehingga laju reaksinya akan semakin cepat yang mana
dalam percobaan ini balon akan cepat terisi oleh gas CO 2. Yang
berpengaruh dalam percobaan ini adalah energi aktivasi dan energi kinetik.
Dengan kondisi bila energi kinetik berada diatas energi aktivasi dapat
menyebabkan pergerakan dari partikel semakin cepat sehingga laju
reaksinya menjadi semakin cepat. Dan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dan dapat ditarik kesimpulan dimana semakin besar luas permukaan bidang
sentuh maka semakin cepat laju reaksinya.
Percobaan 3
Percobaan ketiga yaitu pengaruh temperatur terhadap laju reaksi. Mula-mula
dibuat larutan A dan larutan B. larutan A dibuat dari 10 tetes asam oksalat
yang tidak berwarna diencerkan dengan air sampai volumenya 5 ml dalam
gelas ukur. Sedangkan larutan B dibuat dari 10 tetes KMnO 4 berwarna ungu
pekat diencerkan dengan air sampai volumenya 5 ml dalam gelas ukur.
Kemudian diambil 2 tetes larutan A, dimasukkan dalam 5 tabung reaksi
yang berbeda, lalu diberi 2 tetes asam sulfat 0,5 M. Pada tabung reaksi 1
dicatat suhu awalnya, dimana suhu awal yaitu 30 ºC lalu ditambah 1 tetes
larutan B. Dijalankan stopwatch tepat pada saat ditambahkan larutan B dan
berhenti saat warna larutan hilang. Penambahan asam sulfat untuk memberi
suasana asam. Mn2+ bereaksi dengan anion sulfat membentuk MnSO4 yang
tidak berwarna sehingga laju reaksi yang terjadi dapat terdeteksi. Warna
KMnO4 tidak nampak seiring bertambahnya waktu akibat penambahan asam
sulfat yang membentuk garam sulfat dengan ion MnO 4- dan garam tersebut
tidak berwarna, sehingga warna KMnO4 yang berwarna ungu semakin lama
menjadi pudar dan akhirnya hilang. Perlakuan tersebut dilakukan untuk 4
tabung yang masing-masing suhunya 35 oC, 40 oC, 45 oC dan 50oC. Reaksi

yang terjadi adalah: 2KMnO4(aq) + 5H2C2O4(aq) +3H2SO4(aq)

2MnSO4(aq) + 10CO2(g) + 8H2O(l) + K2SO4(aq)

Reaksi diatas merupakan reaksi reduksi dan oksidasi. Pada reaksi ini
5H2C2O4(aq) sebagai reduktor. 2MnSO sebagai oksidator.

Tabel Hasil Pengamatan


No Suhu ( ) Waktu (menit)

1 300C 6
2 350C 6
3 400C 5
4 450C 4
5 500C 3
dari grafik dan data diatas diketahui bahwa kenaikan suhu dapat
menyebabkan reaksi berlangsung dalam waktu yang semakin sedikit dan
laju reaksi semakin cepat. Sehingga dengan menaikkan suhu maka energi
kinetik ppartikel zat bertambah sehingga molekul memiliki energi aktivasi
lebih sedikit Partikel-partikel zat yang bergerak lebih cepat ini membuat
frekuensi tumbukan semakin besar, dan akhirnya laju reaksi pun berjalan
semakin cepat. Dari grafik yang telah dibuat juga terbukti bahwa kenaikan
temperatur mempercepat laju reaksi.

Percobaan 4

Percobaan keempat yaitu pengaruh katalis pada laju reaksi. awalnya dibuat
larutan KMnO4 encer dengan cara mengencerkan 10 tetes KMnO 4 bersama
air sampai volumenya 10 ml dalam gelas ukur. Lalu disiapkan 2 tabung
reaksi yang masing-masing diisi dengan 2 tetes asam oksalat, 2 tetes asam
sulfat dan 1 tetes KMnO4 encer. Fungsi penambahan asam sulfat pada
reaksi antara asam oksalat dengan kalium permanganat yakni untuk
mengasamkan larutan. Tetapi untuk tabung reaksi 2, ditambahkan juga 1
tetes MnSO4. Fungsi penambahan MnSO4 ialah sebagai autokatalisator
atau MnSO4 sebagai katalis . MnSO4 dapat mempercepat laju reaksi namun
tidak ikut bereaksi, sehingga pada akhir reaksi tetap dihasilkan larutan
MnSO4. Stopwatch dijalankan tepat pada saat larutan KMnO 4 encer
ditambahkandan berhenti saat warna larutan hilang. Percobaan diulang 3
kali pada kedua tabung reaksi dengan penambahan 1 tetes KMnO 4 encer
kemudian diukur waktunya. Pada tabung penggunaan katalis diulang
sebanyak 3 kali, setelah tetesan pertama waktu yang dibutuhkan lebih
cepat, hal ini disebabkan karena katalis yang digunakan jumlahnya lebih
banyak dari pada pengulangan pertama sehingga akhir reasksinya yaitu
larutan MnSO4. Reaksi yang terjadi adalah

5H2C2O4(aq) + 3H2SO4(aq) + 2KMnO4(aq) MnSO4 2MnSO4(aq) +


KSO4(aq) +
10CO2(g) + 8H2O(l)

Tabel Hasil Pengamatan


Tetesan ke- waktu pada tabung waktu pada tabung
A/Tanpa Katalis B/Dengan Katalis
(s) (s)

1 101 9
2 63 4
3 50 3
Dapat diketahui bahwa reaksi dengan katalis akan terjadi lebih cepat
dibandingkan dengan tanpa katalis. Katalis memang mempercepat laju reaksi
tetapi tidak mengalami perubahan kimia secara permanen, sehingga pada
akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali. Katalis dapat mempercepat
laju reaksi karena katalis bekerja dengan mencari cara agar bisa mempercepat
terjadinya reaksi, otomatis energi aktivasi pun menurun. Kehadiran katalis
dapat mempercepat laju reaksi. Hal ini dapat dibuktikan deggan tabung 2
memiliki laju reaksi yang lebih cepat dikarenakan penambahan MnSO4.
I. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi zat berpengaruh terhadap laju reaksi, semakin besar
konsentrasi zat maka semakin cepat laju reaksi tersebut. Luas permukaan
juga mempengaruhi laju reaksi, semakin besar luas permukaan maka
semakin cepat laju reaksi.selain itu suhu (temperature) juga
mempengaruhi laju reaksi, semakin tinggi suhu semakin cepat laju reaksi.
Lalu pemberian katalis juga mempercepat laju reaksi.
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W.1996. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta: Rineka Cipta

Petrucci, Ralph H. 1992. Kimia Dasar Prinsip terapam Kimia Modern


Terjemahan Suminar. Jakarta : Erlangga

Suwardi, dkk. 2009. Panduan Pembelajaran Kimia X Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta : PDMN, 56-68

Tim Kimia Dasar.2018. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Surabaya : Unesa
University Press.
DOKUMENTASI

No. Gambar Keterangan

1. Empat gelas kimi yang berisi larutan Na2S2O3

2. Mengukur larutan HCl sebanyak 5 ml

3. Memasukan larutan HCl 5 ml kedalam gelas


kimia yang berisi larutan Na2S2O3

4. Setelah larutan HCl kedalam gelas kimia

5. Setelah ditambahakan larutan HCl larutan


berubah menjadi keruh

6. Balon dan labu elenmeyer yang telah diisi dengan


larutan HCl
7. Balon menjadi berdiri setelah larutan HCl dan
marmer bereaksi dan menghasilkan gas CO2

8. Pengenceran larutan KMnO4 dengan air

9. Tabung reaksi yang berisi lrutan H2C2O4 yang


telah diencerkan dengan air

10. Memenaskan air untuk media pemanaskan larutan


dalam tabung reaksi

11. Saat larutan ditetesi oleh larutan KMnO4 yang


telah diencerkan dengan air

12. Warna larutan menghilang setelah ditetesi oleh


larutan KMnO4 yang telah diencerkan dengan air
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan di atas!


Jawab :
 Na2S2O3 (aq) + 2HCl (aq)  2NaCl (aq) + S(s) + SO2 (g) + H2O (l)
 CaCO3 (s) + 2HCl (aq)  CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
 2KMnO4 (aq) + 5H2C2O4 (aq) + 3H2SO4 (aq)  2MnSO4 (aq) +
10CO2 (g) + K2SO4 (aq)
 5H2C2O4(aq) + 3H2SO4(aq) + 2KMnO4(aq) MnSO4 2MnSO4(aq) +KSO4(aq)
+ 10CO2(g) + 8H2O(l)
2. Tulislah persamaan laju untuk reaksi berorde satu dan dua jika konsentrasi
masing-masing zat berbeda dan jika kedua zat memiliki konsentrasi sama!
Jawab :
Reaksi berorde satu

Reaksi berorde dua


Konsentrasi masing masing zat sama

Konsentrasi masing masing zat berbeda

3. Gas apa yang terbentuk pada percobaan reaksi antara kalsium karbonat
dan asam klorida tuliskan persamaan reaksinya?
Jawab :
Gas yang terbentuk adalahkarbon dioksida.
Reaksi : CaCO3 (s) + 2HCl (aq)  CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)

4. Apakah fungsi penambahan asam sulfat pada reaksi antara asam oksalat
dengan kalium permanganat ?
Jawab : memberi suasana asam
5. Jelaskan mengapa pada percobaan pengaruh temperatur pada laju reaksi
warna larutan KMNO4 tidak Nampak seiring bertambahnya waktu!
Jawab :
Warna KMnO4 tidak nampak seiring bertambahnya waktu akibat
penambahan asam sulfat yang membentuk garam sulfat dengan ion MnO4-
dan garam tersebut tidak berwarna, sehingga warna KMnO 4 yang
berwarna ungu semakin lama semakin hilang.

Anda mungkin juga menyukai