Anda di halaman 1dari 18

Tanggal : 28 Juni 2017

PERCOBAAN I

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

1. PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU RAKSI


I. Judul :
Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi.
II. Tujuan :
Menentukan pengaruh suhu reaksi terhadap laju reaksi.
III. Dasar teori :
Reaksi kimia dapat berlangsung tanpa menaikan suhu pereaksi
terlebih dahulu. Hal ini mungkin disebabkan campuran reaksi itu telah
memiliki energy yang cukup untuk mengaatasipenghalang pada suhu
rendah atau zat-zat itu memiliki kemampuan untuk mengatasi hambatan
itu. Meskipun demikian, reaksi akan berlangsung lebih cepat jika diberikan
energi dari luar dengan menaikan suhu. Hal ini disebabkan semakin tinggi
suhu, kecepatan gerak partikel semakin bertambah sehingga tumbukan-
tumbukan yang terjadi lebih efektif untuk menghasilkan reaksi. Pada
umumnya laju reaksi bertambah menjadi dua kali setiap kenaikan suhu
10°C.
IV. Alat :

1. Erlenmeyer. 5. Kaki tiga dan kasa.


2. Termometer. 6. Stopwatch.
3. Pembakar Bunsen. 7. Kertas putih dan Spidol.
4. Tabung Reaksi.

Bahan :
1. Larutan Natrium Tiosulfat

1
2. Larutan HCl 1 ml
V. Prosedur kerja :
1. Siapkan 4 buah labu Erlenmeyer kemudian isi masing-masing labu
Erlenmeyer dengan larutan Na2S2O3 sebanyak 10 ml.
2. Siapkan 4 buah tabung reaksi dan isi masing-masing dengan larutan
HCl sebanyak 5 ml.
3. Siapkan kertas putih dan buat tanda silang diatasnya dengan
menggunakan spidol.
4. Ambil sebuah labu Erlenmeyer yang telah berisi larutan Na 2S2O3 dan
ukur suhu larutannya.
5. Letakan labu Erlenmeyer diatas tanda silang, setelah itu tambahkan 5
ml HCl kemudian catat waktu yang diperlukan sampai tanda silang
hilang.
6. Ambil labu Erlenmeyer kedua, setelah itu panaskan sampai suhu 35°C.
7. Letakan labu Erlenmeyer diatas tanda silang kemudian, tambahkan 5
ml HCl. Catat waktu yang diperlukan sampai tanda silang hilang.
8. Lakukan langkah ke 5 untuk tabung Erlenmeyer 3 dan 4 dengan selisih
suhu 10°C.
9. Lakukan kegiatan tersebut secara berkelompok.

VI. Hasil Pengamatan

Erlenmeye Suhu (°C) Na2S2O3 HCl Waktu (Detik)


r
1 27 °C 10 ml 1 ml 1 menit 47 detik
2 35 °C 10 ml 1 ml 1 menit 21 detik
3 45 °C 10 ml 1 ml 1 menit 10 detik
4 55 °C 10 ml 1 ml 1 menit 6 detik

2
VII. Analisis hasil pengamatan
Laju reaksi adalah cepat lambatnya suatu reaksi yang berlangsung.
Pada percobaan kali ini dapat dilihat semakin tinggi suhu suatu larutan
maka semakin cepat pula laju reaksinya. Hal ini dikarenakan dengan suhu
tinggi, lebih mudah menaikan energi aktivasi dan zat menjadi lebih mudah
bergerak sehingga lebih mudah terjadi tumbukan dan laju reaksi akan
menjadi lebih cepat. Dengan laju reaksi yang cepat maka perubahan yang
terjadi pada zat juga cepat
Hal ini dilihat dari waktu hingga tanda silang (X) pada kertas
tertutupi/hilang. Tanda silang (X) tertutupi karena terbentuknya produk
berupa senyawa sulfur yang berwarna putih buram. Senyawa sulfur inilah
yang menyebabkan tanda silang (X) pada kertas tidak terlihat/ tertutupi jika
dilihat dari atas.

VIII. Kesimpulan
Suhu berpengaruh terhadap laju reaksi karena laju reaksi pada suhu rendah
dan suhu tinggi berbeda Dari data diatas dapat disimpulakan pengaruh
konsentrasi dan suhu adalah jika konsentrasi dan suhu dinaikkan maka laju
reaksi akan meningkat. Sedangkan bila konsentrasi dan suhu diturunkan
maka laju reaksi akan berkurang (turun).

IX. Pertanyaan :
1. Bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi?
Jawab :
Suhu sangat berpengaruh terhadap laju reaksi karena apabila semakin
tinggi suhu/temperaturnya, maka semakin cepat laju reaksinya.

3
Sebaliknya, apabila semakin rendah suhunya maka semakin lambat
laju reaksinya.

2. Tuliskan reaksi yang terjadi!


Jawab :
Na2S2O3 + 6/3HCl → 2 NaSCl + 3H2O

3. Peningkatan suhu tidak selalu peningkatan laju reaksi!


Jawab :
Setiap terjadi peningkatan suhu maka laju reaksi yang terjadi akan
semakin cepat. Seperti pada percobaan diatas hubungan antara
peningkatan suhu dengan laju reaksi berbanding lurus yang ditandai
dengan semakin tinggi kenaikan suhu maka tumbukan yang terjadi
semaikin banyak sehingga mempercepat laju reaksi

X. DAFTAR PUSTAKA
Nur, werdi. 2010. Laporan Kimia Dasar Mengamati Pengaruh Suhu
terhadap laju reaksi.
(https://www.academia.edu/12097436/
Laporan_Kimia_Dasar_Mengamati_Pengaruh_Suhu_terhadap_Laju_Reaks
i?auto=download)

PRAKTIKAN

NAMA : KARMELITA A. PERTIWI

NIM : 154111013

Kupang, 9 Agustus 2017

Tanda tangan asisten

4
( Desi Apriana Tagi, S.pd )

2. PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA LAJU REAKSI


I. Judul :
Pengaruh Konsentrasi dan Suhu pada Laju Reaksi.
II. Tujuan :
1. Mempelajari pengaruh perubahan konsentrasi pada laju reaksi.
2. Mempelajari pengaruh suhu pada laju reaksi.
III. Dasar Teori :
Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi zat-zat bereaksi, meskipun
pengaruh itu tidak selalu sama untuk setiap zat dan untuk setiap reaksi.
Pada umumnya, kenaikan konsentrasi akan menaikan laju reaksi misalnya
reaksi antara CaCO3 dan larutan HCl.

CaCO3 (s) +2 HCl (l) → CaCl2 (aq) + CO2 (g)

Laju reaksi tersebut akan menjadi dua kali lipat lebih besar jika
konsentrasi larutan HCl dijadikan dua kali semula. Akan tetapi, dalam
reaksi antara larutan Na2S2O3 dan larutan HCl, peruban konsentrasi HCl
tidak dipengaruhi laju reaksi. Pada reaksi itu, laju reaksi hanya dipengaruhi
oleh konsentrasi larutan Na2S2O3. Bertambahnya laju reaksi karena
pembesaran konsentrasi zat-zat yang bereaksi dapat dipahami karena
semakin besarnya konsentrasi dan kemungkinan terjadinya tumbukan antar
partikel-partikel zat yang bereaksi semakin besar.
Reaksi kimia dapat berlangsung tanpa menaikan suhu pereaksi terlebih
dahulu. Hal ini mungkin disebabkan campuran reaksi itu telah memiliki
energy yang cukup untuk mengatasi penghalang pada suhu rendah atau zat-

5
zat itu memiliki kemampuan untuk mengatasi hambatan itu. Meskipun
demikian reaksi akan berlangsung lebih cepat jika diberikan energi dari
luar dengan menaikan suhu. Hal ini disebabkan semmakin tinggi suhu,
kecepatan gerak partikel semakin bertambah sehingga tumbukan-tumbukan
yang terjadi lebih efektif untuk menghasilkan reaksi. Pada umumnya laju
reaksi bertambah menjadi dua kali setiap kenaikan suhu 10°C.
IV. Alat :

1. Gelas ukur. 5. Bunsen, kaki tiga dan


2. Stopwatch. kasa.
3. Erlenmeyer. 6. Pipet Volum.
4. Termometer.

Bahan :
1. Na2S2O3
2. HCl

V. Prosedur kerja :
Bagian A
1. Tempatkan 5 ml Natrium Tiosufat 0,25 ml dalam gelas ukur yang
mempunyai alas rata.
2. Tempatkan gelas ukur tadi diatas sehelai kertas putih tepat diatas tanda
silang hitam yang dibuat pada kertas putih tsb, sehingga ketika dilihat
dari atas melalui larutan tiosulfat tanda silang itu jelas terlihat.
3. Tambahkan 1 ml HCl 1 M dan tepat ketika penambahan dilakukan
nyalakan stopwatch.
Larutan diaduk agar pencampuran menjadi merata, sementara
pengamatan dari atas tetap dilakukan.

6
4. Catat waktu yang diperlukan sampai tanda silang hitam tidak dapat
diamati dari atas.
5. Suhu larutan diukur dan di catat.
6. Ulangi langkah-langkah diatas dengan volume larutan tiosulfat dan
asam yang berbeda-beda.

Bagian B

1. Masukan 10 ml larutan Na-tiosulfat 0,5 M kedalam gelas ukur, lalu


encerkan hingga volumenya mencapai 50 ml.
2. Ambil 2 ml HCl 1 M, masukan kedalam tabung reaksi, tempatkan gelas
ukur dan tabung reaksi tersebut pada penangas air yang suhunya ±35°C.
Biarkan kedua larutan tersebut beberapa lama sampai mencapai suhu
kesetimbangan. Ukur suhu dengan menggunakan termometer dan catat.
3. Tambahkan asam kedalam larutan tiosulfat dan pada saat yang
bersamaan nyalakan stopwatch. Larutan diaduk lalu tempatkan gelas
ukur diatas tanda silang hitam. Catat waktu yang dibutuhkan sampai
tanda silang tidak terlihat lagi bila dilihat dari atas. Ulangi langkah
diatas untuk berbagai suhu sampai 60°C (lakukan untuk 4 suhu yang
berbeda).

VI. Hasil Pengamatan

Bagian A Suhu Waktu


5 ml Na2S2O3 + 1 ml HCl 27 °C 1 menit 18 detik
Larutan Tiosulfat 10 ml + asam 27 °C 13 detik
klorida 2 ml

7
Bagian B Suhu Waktu
(10 ml Na-tiosulfat 0,5 M dan 2 ml 35 °C 11 detik
HCl 1 M) 45 °C 7 detik
60 °C 3 detik

VII. Analisis Hasil Pengamatan


Bagian A
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
terhadap laju reaksi. Percobaan ini dilakukan dengan variasi konsentrasi
Na2S2O3,, Larutan Tiosulfat dan konsentrasi HCl. Hasil yang diperoleh pada
percobaan ini adalah 1 menit 18 detik untuk 5 ml Na2S2O3 + 1 ml HCl dan
13 detik untuk Larutan Tiosulfat 10 ml + asam klorida 2 ml.
Dari hasil diatas semakin besar konsentrasi maka semakin cepat laju
reaksinya. Hal ini dikarenakan jumlah partikel lebih banyak, sehingga
tumbukan antar partikel lebih sering terjadi.

Bagian B
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu
terhadap laju reaksi. Variasi suhu yang diberikan pada percobaan ini adalah
35, 45 dan 60°C. Hasil yang diperoleh pada percobaan bagian B ini yaitu,
pada suhu 35, 45 dan 60oC waktu yang dibutuhkan unutk bereaksi adalah
11 detik.
Dari hasil yang didapat tersebut bahwa semakin tinggi suhu, maka
semakin cepat laju reaksinya. Karena molekul pada larutan akan semakin
besar dengan bertambahnya suhu, maka tumbukan akan sering terjadi.

8
VIII. Kesimpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh suhu sangat besar pada
laju reaksi, semakin tinggi suhu pada suatu larutan maka semakin cepat
tanda silang dikertas tersebut tidak terlihat.

IX. Pertanyaan
1. Faktor apa yang mempengaruhi kecepatan reaksi?
Jawab :
 Konsentrasi
Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju
reaksi, sebab semakin besar konsentrasi pereaksi, maka
tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga
menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila
semakin kecil konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil
tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun
semakin kecil.
 Luas permukaan sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting
dalam laju reaksi, sebab semakin besar luas permukaan bidang
sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin
banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat.
Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang
sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar
partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.
 Suhu

9
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi.
Apabila suhu pada suatu rekasi yang berlangusng dinaikkan,
maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga
tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju
reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan,
maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin
kecil.

 Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia
pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai
oleh reaksi itu sendiri. Katalis memungkinkan reaksi
berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu
lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap
pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan
energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi
yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

2. Apa yang dimaksud dengan konstanta kecepatan reaksi?


Jawab :
Konstanta kecepatan reaksi adalah banyaknya reaksi yang berlangsung
per satuan waktu.

X. DAFTAR PUSTAKA
Nur, werdi. 2010. Laporan Kimia Dasar Mengamati Pengaruh Suhu dan
konsentrasi terhadap laju reaksi.

10
(https://www.academia.edu/12173198/
Laporan_Praktikum_Kimia_Fisika_Pengaruh_Suhu_dan_Konsentrasi_Ter
hadap_Kecepatan_Reaksi?auto=download)

PRAKTIKAN

NAMA : KARMELITA A. PERTIWI

NIM : 154111013

Kupang, 9 Agustus 2017

Tanda tangan asisten

( Desi Apriana Tagi, S.pd )

11
Tanggal : 28 Juni 2017

PERCOBAAN II

HUKUM TERMODINAMIKA I

1. Bagian A
I. Judul :
Hukum Termodinamika I
II. Tujuan :
Mempelajari Hukum Termodinamika I dengan percobaan sederhana.
III. Dasar Teori :
Balon adalah bahan yang terbuat dari karet dan bersifat elastis.
Karet daari balon yang tanpa air sangat lemah menahan tekanan udara
dalam balon dan menyebabkan balon akan meletus. Ketika api
didekatkan pada balon yang berisi air, maka air tersebut akan menyerap
sebagian besar dari panas api. Karet balon tersebut tidak terlalu panas
sehingga karet masih bisa menahan tekanan udara dari dalam balon
sehingga balon tidak meletus. Percobaan tersebut berhubungan dengan
hokum Termodinamika I yaitu kenaikan energi internal dari suatu sitem

12
termodinamika sebanding dengan jumlah panas yang ditambahkan
kedalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem
terhadap lingkungannya.
IV. Alat dan Bahan :
1. Balon
2. Lilin
3. Gelas
4. Air
5. Korek api/pemantik

V. Prosedur kerja :
1. Masukan lilin kedalam gelas lalu hidupkan lilin menggunakan
korek api/mancik.
2. Tiup balon kemudian taruh balon diatas lilin yang telah dihidupkan
apinya.
3. Hidupkan lilin dan tiup balon lagi. Setelah ditiup masukan air
kedalam balon tersebut dan diikat.
4. Letakan balon yang berisi air kedalam gelas yang berisi lilin. Lihat
apa yang terjadi.

VI. Hasil Pengamatan :

Balon Perlakuan Hasil Pengamatan


Balon 1 Diletakan diatas lilin Dari pengamatan balon yang
tidak berisi air jika dipanaskan
akan meletus.
Balon 2 Diletakan diatas lilin Dari pengamatan balon yang
(ditambah air) berisi air jika dipanaskan tidak

13
akan meletus.

VII. Analisis Hasil Pengamatan


Balon adalah bahan yang terbuat dari karet dan bersifat elastis. Karet
dari balon yang tanpa air sangat lemah menahan tekanan udara dalam
balon dan menyebabkan balon akan meletus. Ketika api didekatkan pada
balon yang berisi air, maka air tersebut akan menyerap sebagian besar
dari panas dari api. Karet balon tersebut menjadi tidak terlalu panas
sehingga karet masih bisa menahan tekanan udara dari dalam balon
sehingga balon tidak meletus.
Praktikum ini menggunakan benda yaitu balon yang tidak diisi air dan
balon yang diisi air. Pada saat sebuah balon yang tidak berisi air
dipanaskan akan meletus, karena didalam balon tidak ada energi yg
dapat mencegah balon itu tidak meletus . Pada balon kedua yang berisi
air ketika dipanaskan tidak akan meletus karena air yang berada didalam
balon akan menyerap sebagian besar panas dari air yang mengakibatkan
karet balon menjadi tidak terlalu panas sehingga karet masih bisa
menahan tekanan udara dari dalam balon dan tidak meletus.

VIII. Kesimpulan
Pada saat balon yang yang tidak berisi air dipanaskan maka balon
tersebut akan meletus karena didalam balon tersebut tidak ada energi
yang dapat mencegah balon tersebut untuk tidak meletus. Sedangkan
pada balon yang berisi air ketika dipanaskan tidak akan meletus karena
air yang berada didalam balon akan menyerap sebagian besar panas dari
air yang mengakibatkan karet balon menjadi tidak terlalu panas
sehingga karet masih bisa menahan tekanan udara dari dalam balon dan
tidak meletus.

14
IX. DAFTAR PUSTAKA
Indah, hana. 2015. Praktikum hukum termodinamika 1.
(http://hanalestaritermodinamika.blogspot.co.id/2015/03/praktikum-
hukum-termodinamika-i-a.html)

PRAKTIKAN

NAMA : KARMELITA A. PERTIWI

NIM : 154111013

Kupang, 9 Agustus 2017

Tanda tangan asisten

( Desi Apriana Tagi, S.pd )

15
2. Bagian B
I. Judul :
Hukum Termodinamika I
II. Tujuan :
Untuk membuktikan bahwa energi panas dapat berubah menjadi energy
gerak.
III. Dasar Teori :
Hukum Termodinamika I menyatakan bahwa untuk setiap proses
apbila kalor ditambahkan kedalam sistem dan sistem melakukan usaha
maka akan terjadi perubahan energi. Jadi dapat dikatakan bahwa hukum
Termodinamika I menyatakan adanya hokum kekekalan energi.
IV. Alat dan Bahan :
1. Kompor/pembakar spiritus.
2. Tungku dan kasa.
3. Jagung.
4. Wajan/Tacu/Cawan Penguap.
5. Mentega.
V. Prosedur Kerja ;

16
1. Nyalakan kompor.
2. Letakan wajan diatas kompor yang telah menyala.
3. Masukan mentega kedalam wajan yang telah diletakan diatas
kompor yang menyala.
4. Ketika mentega yang telah diamasukan kedalam wajan yang
diletakan diatas kompor yang menyala, maka mentega akan mencair
dan kita masukan biji jagung kedalam wajan yang berisi mentega
yang telah meleleh kemudian ditutup. Kemudian setelah beberapa
saat amati perubahan yang terjadi.

VI. Hasil Pengamatan :

Bahan perlakuan Hasil pengamatan


Mentega dengan pemanasan Ketika dipanaskan mencair.
Biji jagung + mentega dengan Biji jagung akan mengembang karena
pemanasan. adanya perubahan suhu.

VII. Analisis Hasil Pengamatan


Biji jagung yang di campur dengan mentega cair dengan adanya panas,
biji jagung tersebut mengembang karena adanya perubahan suhu.

VIII. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum diatas adalah biji jagung akan mengembang
karena adanya perubahan suhu sedangkan tekanannya tetap.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Indah, hana. 2015. Praktikum hukum termodinamika 1.
(http://hanalestaritermodinamika.blogspot.co.id/2015/03/praktikum-

17
hukum-termodinamika-i-a.html)

PRAKTIKAN

NAMA : KARMELITA A. PERTIWI

NIM : 154111013

Kupang, 9 Agustus 2017

Tanda tangan asisten

( Desi Apriana Tagi, S.pd )

18

Anda mungkin juga menyukai