NAMA : LIANA
NIM : 190406005
ASISTEN :
UNIVERSITAS SAMUDRA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmatnya,
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulisan makalah mengenai Kinetika
Kimia ini di buat dimaksudkan untuk melengkapi tugas mata kuliah kimia dasar. Yang mana
isi makalah ini di ambil dari beberapa buku dengan sumber yang ada dan di anggap relevan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena masih banyak
kekurangan baik dari isi maupun dari segi penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
mengarah pada perbaikan makalah ini sangat saya harapkan. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. untuk menyelidiki pengaruh suhu terhadap laju pada reaksi larutan natrium tiosulfat
dengan asam klorida.
b. untuk menyelidiki pengaruh luas permukaan sentuhan terhadap laju pada reaksi antara
kalsium karbonat dengan asam klorida.
c. untuk menyelidiki pengaruh katalis pada reaksi penguraian hidrogen peroksida.
BAB II
PEMBAHASAN
Perbandingan dua hasil percobaan dalam reaksi antara natrium tiosulfat (Na 2S2O3) dengan
asam klorida (HCl) yang dilakukan pada suhu kamar dan suhu di atas suhu kamar dapat
menghasilkan belerang dalam periode waktu yang berbeda satu sama lain. Persamaan reaksi
yang terjadi dalam percobaan ini adalah
A.
Na2S2O3 (aq) + 2 HCl (aq) 2 NaCl (aq) + H2O (I) + S (s) + SO2 (g)
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan
bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan semakin sedikit, sedangkan produk
semakin banyak. Maka laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau
laju terbentuknya produk.
Laju reakasi dapat dipengaruhi oleh konsentrasi, luas permukaan, temperatur, dan katalis.
Berdasarkan teori tumbukan, laju reaksi akan lebih cepat jika tumbukan antar partikel zat yang
bereaksi lebih banyak.
Pada umumnya, laju reaksi menjadi 2 kali lebih besar jika temperatur dinaikkan 10 ℃ .
Jika laju reaksi pada t1 ℃= v1 dan pada t2 ℃= v2 maka dapat dirumuskan: v2 =(2∆t/10 ).v1
Mengapa demikian? Setiap partikel selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur, energi
gerak atau energi kinetik molekul akan bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi.
Itulah sebabnya reaksi kimia berlangsung lebih cepat pada temperatur yang lebih tinggi.
Disamping itu, temperatur juga memperbesar energi potensial dari suatu zat. Zat yang
energi potensialnya kecil jika bertumbukan sukar menghasilkan reaksi karena sukar melampaui
energi pengaktifan. Dengan naiknya temperatur, energi potensial zat akan menjadi lebih besar
sehingga jika bertumbukan akan menghasilkan reaksi.
Ada pula faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi : Luas permukaan,
konsentrasi Pereaksi, suhu, dan katalis. Namun, pada percobaan kali ini kita akan membahas
tentang pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
Ada kecenderungan bahwa pada suhu yang lebih tinggi, reaksi kimia berlangsung lebih
cepat. Dengan menggunakan teori tumbukan daoat dijelaskan bahwa semakin tinggi suhu,
maka molekul-molekul yang mencapai energi aktivasi makin banyak. Energi aktivasi
bergantung pada jenis reaksi. Reaksi yang dapat berlangsung pada suhu rendah memiliki
energi aktivasi rendah. Demikian sebaliknya.
Suatu gas yang berada pada suhu rendah, molekul-molekulnya memiliki energi kinetik
lebih kecil daripada energi aktivasi. Sedangkan gas yang berada dalam suhu lebih tinggi,
molekul-molekulnya memiliki energi kinetik lebih besar daripada energi aktivasi. Jadi, pada
suhu yang tinggi, laju reaksi akan menjadi lebih besar.
Banyak reaksi berlangsung dua kali lebih cepat jika suhu dinaikkan 10 oC. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah molekul pereaksi yang mempunyai energi aktivasi menjadi dua
kali lebih banyak pada kenaikan suhu 10oC.
Suhu adalah bentuk energy yang dapat diserap oleh masing masing molekul perekasi. Ketika
suhu zat zat yang akan bereaksi ditingkatkan, maka energy partikel akan semakin besar.
Energy ini digunakan oleh molekul molekul pereaksi untuk bergerak lebih cepat. Jadi adanya
kenaikan suhu akan mengakibatkan gerakan molekul pereaksi menjadi lebih cepat. Bayangkan
saja dua mobil yang melaju cepat pada kondisi lalu lintas yang ramai, maka resiko tabrakan
yang terjadi akan semakin besar. Tabarkan yang terjadi juga akan menghancurkan kedua mobil
karena laju mereka yang cepat.
Hal ini juga berlaku pada molekul pereaksi. Peningkatan suhu akan mengakibatkan energy
kinetic kinetic partikel meningkat, akibatnya pergerakan molekul akan semakin cepat. Gerakan
molekul yang semakin cepat juga akan meningkatkan jumlah tumbukan yang terjadi antar
partikel. Jika terjadi tumbukan, maka energy tumbukan akan cukup besar untuk
memungkinkan terjadinya reaksi antara kedua molekul. Artinya tumbukan efektif akan
semakin banyak terjadi. Hal ini tentu akan mengakibatkan reaksi akan berlangsung lebih cepat.
“Suhu tinggi = energy kinetic partikel meningkat = semakin banyak tumbukan efektif
yang terjadi antar partikel = laju reaksi meningkat”
Pada umumnya, setiap kenaikan suhu 100C, maka laju reaksi akan menjadi dua kali lebih
cepat. Dengan menggunakan hubungan ini, jika laju awal reaksi pada suhu tertentu diketahui,
maka kita dapat meramalkan berapa besar laju reaksi lain jika suhunya ditingkatkan.
Rumusan :
Atau jika yang diketahui adalah waktu tempuh reaksi, kita dapat menggunakan rumus :
Keterangan :
V1 = laju reaksi awal (pada duhu T1)
V2 = laju reaksi akhir (pada suhu T2)
t1 = waktu reaksi awal (pada suhu T1)
t2 = waktu reaksi akhir (pada suhu T2)
n = kenaikan laju reaksi
∆T = Perubahan suhu = T2 – T1
Harga n terantung berapa kali kenaikan laju reaksinya. Jika pada soal tertulis dua kali semula,
maka harga n = 2, jika tiga kali semula maka harga n = 3, dan begitu seterusnya.
Angka 10 pada pembagi perubahan suhu juga tergantung pada soal. Misalnya jika setiap
kenaikan 10 derajat, maka angka 10 kita pakai. Tetapi jika dalam soal tertulis setiap kenaikan
20 derajat, maka angka 20 yang kita pakai. Dan begitu seterusnya.
2. Bahan-bahan:
Larutan Na2S2O3 0,2 M 100 mL
Larutan HCl 2 M 10 mL
PROSEDUR KERJA
1. Buatlah tanda silang pada sehelai kertas lalu tempatkan di bawah gelas kimia 250
mL.
2. Masukkan 50 mL larutan Na2S2O3 0,2 M ke dalam gelas kimia 250 mL. Letakkan
gelas kimia tersebut di atas kertas yang diberi tanda silang. Ukur suhu larutan dan
28
catat. Tambahkan 5 mL larutan HCl 2 M. Ukur dan catat waktu yang dibutuhkan
sejak penambahan larutan HCl sampai tanda silang tidak terlihat lagi.
o o
Panaskan hingga mencapai 10 C di atas suhu kamar (10 C di atas suhu percobaan
pertama). Catat suhunya, letakkan gelas kimia ini di atas kertas bertanda silang,
Data Pengamatan
Percobaan Waktu (detik)
Penambahan langsung
Na2S2O3 dengan HCI
Pemanasan Na2S2O3 + HCI
2. Ada banyak reaksi yang berlangsung dua kali lebih cepat jika suhu dinaikkan
o
10 C. Apakah hal tersebut berlaku untuk larutan natrium tiosulfat dengan larutan
HCl ?
CaCO3 (s) + 2 HCl (aq) CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)