Anda di halaman 1dari 22

REVISI MAKALAH ALJABAR LINEAR

PANJANG DAN SUDUT DI RUANG HASIL KALI DALAM,


BASIS ORTONORMAL PROSES GRAM-SCHMIDT,
KOORDINAT PERUBAHAN BASIS

DI SUSUN OLEH :
NAMA : ROBI NATAMA SITUMORANG (190406014)
: WULAN ARDINA (190406022)
: ADE PUSPITA SARI BR GINTING (190406010)
:NADYA BALQIS ARIDI (190406013)
: PUTRI BALQIS (190406004)
PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA
KELOMPOK : 1 (SATU)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SAMUDRA
Tahun 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah yang berjudul PANJANG DAN SUDUT DI RUANG HASIL
KALI DALAM,BASIS ORTONORMAL PROSES GRAM-SCHMIDT dan
KOORDINAT PERUBAHAN BASIS ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Langsa, 21 November 2019

Hormat kami

Tim penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................4
1.3 TUJUAN.................................................................................................................4
BAB 2................................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 PANJANG DAN SUDUT DIRUANG HASIL KALI DALAM...........................5
2.1.1 Ketaksamaan cauchy-schwarz........................................................................7
2.1.2 Sudut di ruang hasil kali dalam.....................................................................8
2.2 BASIS ORTONORMAL.....................................................................................10
2.2.1. Himpunan vektor ortogonal:.......................................................................10
2.2.2 Ortonormal....................................................................................................10
2.2.3 Normalisasi....................................................................................................11
2.3.Proses gram-schmidt............................................................................................11
2.3.1 prose rumus gram-schmidt...........................................................................12
2.3.2 Langkah langkah proses gram-schmidt.......................................................12
2.4 KOORDINAT PERUBAHAN BASIS................................................................14
2.5 Matriks Koordinat...............................................................................................15
2.5.1 perubahan basis.............................................................................................16
2.6 matriks transisi.....................................................................................................17
2.6.1 Perubahan basis ortonormal..........................................................................18
BAB 3..............................................................................................................................20
PENUTUP.......................................................................................................................20
3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Banyak orang yang beranggapan bahwa Matematika itu rumit, karena alasan
itulah banyak orang yang menghindari Matematika. Padahal Matematika dapat
kita jumpai di dalam kehidupan sehari-hari, dan mau tidak mau kita pasti
menggunakan Matematika. Oleh karena itu kami membuat makalah ini
dengan maksud membantu pemahaman para pembaca agar mereka tidak
menilai Matematika adalah sesuatu yang buruk.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Bagaimana cara mengerjakan soal panjang dan ruang hasil kali dalam
dalam?
2) Bagaimana cara mengerjakan soal basis ortonormal proses gram-schmidt ?
3) Bagaimana cara mengerjakan soal koordinan perubahan basis ?

1.3 TUJUAN
1) Untuk dapat mengerjakan soal mengenai panjang dan ruang hasil kali
dalam
2) Untuk dapat mengerjakan soal mengenai basis otonormal proses gram-
schmidt
3) Untuk dapat mengerjakan soal mengenai koordinat perubahan basis

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PANJANG DAN SUDUT DIRUANG HASIL KALI DALAM


Ketika kita membahas tentang panjang vektor, maka kita harus
menghilangkan rumusan yang selama ini kita gunakan mengenai panjang vektor
dalan ruang –n Euclides berdasarkan operasi hasil kali titik . Kita akan
menghitung panjang suatu berdasarkan hasil kali dalam yang telah diberikan, dan
sudah dibuktikan bersama – sama bahwa hasil kali titik dalan ruang – n Euclides
juga merupakan hasil kali dalam jadi konsep yang digunakan ini akan lebih luas
daripada konsep sebelumnya.

Jika V adalah sebuah ruang hasil kali dalam, maka norma (panjang)
vektor u dinyatakan oleh ‖u‖ didefinisikan oleh
2 2 2
‖u‖ =¿ u , v >¿1 /2 ¿= √ u +u +…+u
1 2 n

Yang dapat kita tulis dalam ruas ruas hasil kali dalam titik sebagai

‖u‖ =√ u .u =(u.u¿1 /2

Dan jarak antara vektor u dan v dinyatakan oleh d(u,v) didefinisikan oleh

d(u,v)=‖u−v‖=√ ¿ ¿
jika θ adalah sudut antara u dan v maka :
¿
cosθ =¿ u , v > ‖u‖‖v‖ ¿ ,0≤ θ ≤ π

definisi: jika v sebuah ruang hasil kali dalam ,maka norma (panjang) vektor u
dinyatakan oleh

‖u‖ =<u,u¿1 /2

5
Pentingnya mengingat bahwa norma dan jarak bergantung pada hasil kali dalam
yang digunakan. Jika hasil kali dalam tersebut kita ubah,maka norma dan jarak
antara vektor juga akan berubah.

Contoh:

1. Jika u=(u1 ,u 2 , u3 , … un) dan v=( v1 , v 2 , v 3 , … v n) adalah vektor pada Rn dengan


hasil kali dalam euclidis,maka

‖u‖ =¿ u , v >¿1 /2 ¿= √ u21 +u22 +…+u 2n

Dan

d(u,v)= ‖u−v‖= ¿ u−v ,u−v> ¿1/ 2 ¿

= √¿ ¿

2. Tentukan panjang (norma) dari vector u = (2,4) dan v= (0,3) dengan hasil
kali dalam euclidis

jawab:

‖u‖=¿ √ 22+ 4 2 =√ 20 =2√ 5

‖v‖=√ 02 +32 √ 9 =3

2.Tentukan panjang vektor pada matriks A [ 13 23] B[−16 72]


Carilah a. ‖ A‖ b.‖B‖
1
a. ‖ A‖ = <A,A¿ 2 =√ 12+ 22+3 2+3 2

=√ 1+4 +9+9

=√ 23

b. b.‖B‖ = <B,B =√ −12+ 72 +62 +22

=√ 1+49+36+ 4

=√ 90=3√ 10

6
2.1.1 Ketaksamaan cauchy-schwarz
Jika u dan v adalah faktor tak nol di R3, maka u.v =‖u‖‖v‖ cosθ,dimanaθ
adalah sudut diantara u dan v.jika kita kuadratkan baik ruias ruas dari
2 2
ketaksamaan ini maupun prnggunaan hubungan hubungan ‖u‖ = u.u,‖v‖ =
v.v,dan cos 2 ≤ 1,kita peroleh ketaksamaan

(u . v )2 ≤ (u.u) (v.v)

Teorema berikut menunjukan bahwa ketaksamaa ini dapat dibentuk


terhadap sebarang ruang hasil kali dalam dengan menghasilkan ketaksamaan yang
kita namakan ketaksamaan cauchy-schwarz ,akan memungkinkan kita untuk
mendefinisikan sudut sudut pada ruang hasil kali dalam yang lebih umum.

Teorema 20. (ketaksamaan cauchy-schwarz).jika u dan v adalah vektor pada


sebuah ruang hasil kali dalam,maka
(u . v )2 ≤ (u.u) (v.v)

Jika u = 0 maka <u,v> = <u,u> = 0,sehingga kesamaan sebelumnya


akan terpenuhi.kini kita akan menganggap bahwa u≠ 0.misalkan a = <u,u>,b =
<u,v>,dan misalkan t sembarang bilangan riil.dengan menggunakan aksioma
kepositifan ,hasil kali dalam sembarang vektor itu sendiri akan selalu tak negatif
sehingga,

0≤ <(tu+v) (tu+v)> = <u,u> t 2 + 2 <u,v>t + <u,v>

= at 2+ bt + c

Ketaksamaan ini menyatakan bahwa polinom kuadrat at 2+ bt + c tidak


akan mempunyai baik akar ril maupin akar ril iterasi.sehingga dengan demikian
diskriminannya harus memenuhi b 2 - 4ac ≤ 0 dengan menggunakan koefisien
a,b,c pada ruas udan vmemberikan 4<u,v¿2 -4<u,u> <v,v> ≤ 0 atau secara
ekivalen

<u,v¿2 ≤ <u,u> <v,v>.


Kita perhatikan bahwa ketaksamaan cauchy-schwarz dapat kita tulis dalam
2 2
dua bentuk alternatif yang berguna.karena ‖u‖ = <u,u> dan ‖v‖ =
<v,v>,berikutnya bahwa

7
<u,v¿2 ≤ ‖u‖2 ‖v‖2
Atau dengan mengambil akar kuadrat bahwa

¿ ≤ ‖u‖‖v‖

Contoh

Buktikan bahwa ketaksmaa cauchy-schwarz pada masing masing bagian berikut


memenuhi vektor yang diberikan dengan menggunakan hasil kali dalam euclidis

a.U=(2,1) ,V=(1,-3)

<u,v¿2 =(2.1 + 1.(-3)¿2 =1

<u,u>.<v,v> = (22 +12)(12 +(−3)2)=50

sehingga1 ≤ 50,dengan demikian¿ ≤ ‖u‖‖v‖

sifat sifat dari panjang dan jarang euclidis di R2 R 3

Sifat sifat dasar


panjang
1.‖u‖ ≥ 0
2.‖u‖ = 0 jika dan hanya jika u=0
3.‖ku‖ =|k|‖u‖
4.‖u+ v‖ ≤ ‖u‖+‖v‖

2.1.2 Sudut di ruang hasil kali dalam


Teorema 2

Jika v adalah ruang hasil kali dalam,maka norma ‖v‖=<u,u¿1 /2 memenuhi semua
sifat yang didaftarkan

Ketaksamaan cauchy-schwarz dapat digunakan untuk mendefinisikan sudut sudut


pada ruang hasil kali dalam yang lebih umum.

<u,v¿2 ≤ <u,u>. <v,v>


≤ ‖u‖2 ‖u‖2

8
Karena u dan v merupakan vektor vektor tak nol maka pertidaksamaan di atas
dapat menjadi :
2 2
¿ u , v> ¿2 ‖u‖ ‖v‖
2 2
¿≤ 2 2
‖u‖ ‖v‖ ‖u‖ ‖v‖

¿¿ 1

¿
Ekivalen dengan -1≤ ¿ u , v > ‖u‖‖u‖ ¿ ≤ 1

Contoh

Carilah cosinus sudut θ diantara vektor vektor

u=(4,-1,3,1) dan v=(3,5,-1,2)

yang ruang vektornya adalah R4 dengan hasil kali dalam euclidis, solusi:

‖u‖ = ⟨ u1 u ⟩1/2
=
( 16 + 1 + 9 + 1 )1/2
=
√ 27
= 3 √3

‖v‖ = <v1 v>


= ( 9 + 25 + 1 = 4 )

= √ 39

= 3√ 13

< u1 v> = ( 4 ×3 ¿+ (−1× 5 )+ ( 3×−1 )+(1 ×2)

= 12 - 5 – 3 + 2

=7

Sehingga dapat demikian

cos θ =
⟨ u1 v ⟩
‖u‖‖v‖

9
7
=
3 √ 3 ×3 √ 3

7
=
9 √39

2.2 BASIS ORTONORMAL


Dua vector u dan v adalah orthogonal jika hasilnya sama dengan nol. Dua vector
di katakana otonormal jika hasilnya sama dengan satu. Vector dikatakan
normalisasi ika hasilnya tak nol.

2.2.1. Himpunan vektor ortogonal:


Basis di katakan orthogonal jika hasilnya sama dengan nol.Misalkan
himpunan nya S ={V 1 ,V 2 , V 3} bias di katakana ortogonal jika memenuhi syarat :

(V 1 .V 2 ¿=( V 1 . V 3 )=(V 2 .V 3 ) = 0

Contoh :

Di ketahui himpunan U = (1,0,3) dan himpunan V = (0,7,0). Tentukan apakah


himpunan tersebut orthogonal ?

Penyelesaian :

(u.v) = ((1,0,3) (0,7,0)) = 0 +0 +0 = 0 (orthogonal )

2.2.2 Ortonormal
Basis di katakana ortonormal jika hasil akhirnya sama dengan satu.
Dengan syarat basis tersebut orthogonal. Misalkan :

‖V 1‖=‖V 2‖=‖V 3‖ = 1
Contoh :

1 1 1 1
Di ketahui himpunan U = ( , - ¿ dan v=( , ). Tentukan apakah
√2 √2 √2 √ 2
himpunan tersebut orthogonal ?

Penyelesaian :

1 1 12 1 2 1 1
‖U‖=
‖,−
√2 √2
=
‖√ √2
+(−
√2
)=
2 2 √
+ = 1 ( orthogonal )

1 1 1 2 12 1 1
‖V ‖=
‖ ,
√ 2 √2
=
‖√ +
√2 √2
=
2 2 √
+ = 1 (orthogonal )

10
2.2.3 Normalisasi
Jika hasil dari vector tak nol pada ruang hasil kali dalam maka perlu di
normalisasikan sehingga hasil nya menjadi orthogonal.sehingga kita memperoleh
rumus sebagai berikut :

1
‖V ‖ = 1
‖V ‖
Normalisasi: proses perkalian vektor tak-nol dengan kebalikan dari panjang vector
tersebut.

Contoh :

Diketahui himpunan U = 0,1 dan himpunan V = 0,2. Jika hasil akhir nya tidak
orthogonal maka normalisasikan lah himpunan tersebut menjadi orthogonal ?

Penyelesaian :

‖U‖=‖(0,1)‖=√ 02+ 12 = √ 1= 1 ( orthogonal )

‖V ‖=‖(0,2)‖=√ 02+ 22 = √ 4 = 2 ( tidak orthogonal )

Jika v adalah vector tak nol pada ruang hasil kali dalam maka perlu
menormalisasikan vector v terlebih dahulu.

1
‖V ‖=1
‖V ‖
Maka :

‖V ‖=‖(0,2)‖=√ 02+ 22 = √ 4 =2

Masukkan ke dakam rumus yang tadi

1 2
2= = 1
2 2

Jadi vector U dan vector V merupakan proses normalisasi.

2.3.Proses gram-schmidt
Gram- Schmidt merupakan proses mengkonversikan suatu basis
sembarang di V menjadi intergonal (kebalikan ).

2.3.1 prose rumus gram-schmidt


Misal w merupakan sembarang dimensi terbatas dari ruang hasil kali dalam v

11
1) jika S={v1,v2,...,vr} adalah basis ortonormal untuk w,dan u adalah
sebarang vektor dalam v,maka

V = U maka W = U. Sehingga di peroleh :

Proj w u = <u,v2> v2 +...+ <u,vr> vr

Karna proses gram-schmidt kebalikan dari ortonormal maka di peroleh rumus


seperti di atas dimana rumus awal dari ortonormal ialah : (
V 1 .V 2 ¿=( V 1 . V 3 )=( V 2 . V 3 )=0

2) jika Jika S = {v1, v2, ∙∙∙, vr} adalah basis ortogonal untuk W, dan u adalah
sebarang vektor dalam V, maka V = U maka W = U. Sehingga di peroleh :
¿ ¿ ¿
Projw u =¿ u , v 1> ‖v 1‖ ¿ v1 + ¿ u , v 2>‖v 2‖ ¿ v2 +...+¿ u , vr > ‖vr‖ ¿

Karna proses gram-schmidt kebalikan dari ortonormal maka di peroleh rumus


seperti di atas dimana rumus awal dari ortonormal ialah : ‖V 1‖=‖V 2‖=‖V 3‖ = 1

2.3.2 Langkah langkah proses gram-schmidt


Langkah 1 : V 1=U 2

Langkah 2 : Dapatkan vektor v2 ortogonal terhadap v1 hitung komponen u2


ortogonal pada w1

V 2=U 2−proj w1 U 2=U 2 −¿U 2 V 1 > ¿ 2 ¿


‖V 1‖
Langkah 3 : Bentuk vector V 3 ortogonal terhadap V 1 danV 2

V 3 ¿ U 3− proj w 1 U 3=U 3−¿ U 2 V 1> ¿ V 1−¿ U 3 V 2 > ¿ 2 V 2 ¿ ¿


‖V 1‖ ‖V 1‖
Dalam proses gram-schmidt langkah-langkah nya bias saja sampai V n , semua
tergantung soal berapa V yang diminta.

Contoh :

Diketahui S= {(2,1),(1,1) adalah sebuah basis di R,ubahlah basis tersebut menjadi


basis ortonormal dengan menggunakan langkah langkah proses gram –
schmidt.untuk perhitungannya hasil kali dalam berikut :
2
<( x ¿ ¿ 1 , y 1 ), ( x 2 , y 2 ) ≥ 2 x 1 y 1 +3 x 2 y 2 ∀ ( x 1 , y 1) ,( x 2 , y 2)∈ R ¿

Penyelesaian :

12
S= {(2,1), (1,-1)}
Misal
u1=(2,1) S' =( v1 , v 2 ¿
u2=¿-1) basis ortonormal

Langkah 1
u1
v1 =
‖u1‖

‖u1‖ = <u1 , u1 ¿1 /2
(2,1)
=
√11
Langkah di bawah ini untuk mendapatkan √ 11

=<(2,1),(2,1)¿1 /2

=(2.2.2 + 3.1.1¿1 /2

u1 2 1
= (
, =
‖u1‖ √ 11 √11 √ 11 )
Langkah 2

u2 pro y u
v 2= w1 2
: w 1 ruang yang direntang oleh v1
‖u 2−pro y u ‖ w1 2

pro y w1 w 2 = <u2 , u1> v1

=<(1,-1), ( √211 , √111 ) > ( √211 , √111 )


2 1
(
= 2.1 .
√ 11
+3. (−1 ) .
√ 11
∙) ( √211 , √111 )
= ( √411 − √311 ) ( √211 , √111 )
1 2 1
=
√ 11 ( ,
√ 11 √ 11 )

13
( 112 , 111 )
=

u2− pro y w1 u2 =(1,-1) - ( 112 , 111 )


2 1
= 1−( 11
,−1−
11 )
= ( 119 , −12
11 )

‖u 2−pro y u ‖ = <
w1 2 ( 119 , −12
11 )
¿ 1/ 2

9 9 −12 −12
(
= 2 ∙ 11 ∙ 11 + 3∙ 11 ∙ 11 )
162 432 1 /2
(
= 121 + 121 . )
594
=
√ 121

3 66
= √
11
Sehingga:

u2 pro y u
v 2= w1 2

‖u 2−pro y u ‖ w1 2

9 −12
,
=
( )
11 11
3 √ 66
11

(9
= 11 ∙ , ∙
3 √ 66 11 3 √66
11 −12 11
)
= ( √366 , √−466 )
14
3
(2 1)(
S’={ 11 , 11 , ,
−4
√ 66 √ 66
} )
2.4 KOORDINAT PERUBAHAN BASIS

Terdapat hubungan erat di antara pemahaman basis dengan system


kordinat. Dalam ilmu ukur analitik bidang, lita asosiasikan sepasang koordinat
(a,b) dengan titik P pada bidang dengan menggunakan dua sumbu koordinat tegak
lurus. Akan tetapi, koordinat tersebut dapat juga kita kenal tanpa acuan terhadap
sumbu koordinat dengan menggunakan vector-vektor. Misalnya, sebagai ganti
pengenalan sumbu koordinat seperti pada gambar dibawah, dimana dua vector
tegak lurus v 1dan v 2, masing-masing panjangnya 1, dan mempunyai titik awal o
yang sama.( vector-vektor ini membentuk basis untuk R 2). Dengan menarik garis
tegak lurus dari titik P terhadap garis-garis yang ditentukan oleh v1 dan v2, maka
kita peroleh vektor vektor av 1 dan bv 2 sehingga

Pada gambar (b). Jelaslah, bilangan a dan b yang baru kita peroleh adalah
seperti koordinat P yang reltif terhadap system koordinat pada gambar (a) jadi,
kita dapat meminjam koordinat P sebagai bilangan yang diperlukan untuk
mengungkapkan vector dalam vector basis v1 dan v2 Pada gambar (b). Jelaslah,
bilangan a dan b yang baru kita peroleh adalah seperti koordinat P yang reltif
terhadap system koordinat pada gambar (a) jadi, kita dapat meminjam koordinat P
sebagai bilangan yang diperlukan untuk mengungkapkan vector dalam vector
basis v1 dan v2

2.5 Matriks Koordinat


Matriks koordinat adalah matriks di mana mengubah vector basis lama
terhadap basis baru atau dengan kata lain membuat matriks lama menjadi matriks
yang baru.

15
Jika S= { v́1 , v́ 2 , … , v´n }merupakan suatu baris bagi ruang vektor V yang
berdemensi berhingga dan v́ =c 1 + v´1 c 2 v́ 2+ …+c n v́ n adalah pernyataan untuk dalam
basis S,maka scalar c 1 , c2 , … c n dinamakan koordinat V relative terhadap basisi S.
vector koordinat dari v relative terhadap S dinyatakan oleh (V)s dan merupakan
vector Rn yang didefinisikan oleh (V)s = (c 1 , c2 , … , c n)
Matriks koordinat v relative terhadap S yang dinyatakan oleh [ v́ ¿ ssedangkan
matriks n x 1 di

c1
defiisikan oleh c 2 ⌋

cn

2.5.1 perubahan basis

Mengubah basis dari suatu ruang vektor v yang semula B menjadi


B’.akibatnya matriks koordinat dari suatu v́ yaitu[ v́ ]B brubah menjadi [ v́ ]B '

Misalkan

B={ú1 , u´2} basis lama dan


B’={u´1 ' , ú2 '} basis baru
Misalkan matriks koordinat untuk vektor vektor basis baru terhadap basis lama
sebagai berikut
[ ú1 ' ]B = ab
[]
[ ú ' ] =[ dc ]
2 B

Atau
u´1 '=a ú1+ ú2 , … , 1 )

u´2 '=a ú1+ ú2 ,… , 2 )

Misalkan pula v́ suatu vektor di V dan misalkan


k
[]
[ ú ] B ' = 1 matriks koordinat v́ relatif terhadap basis baru B’
k2
Atau

v́=k 1 ú1 ' + k 2 ú2 ' ...3)

Matriks koordinat v́ relatif terhadap basis lama B diperoleh dengan subsitusi ...1)
dan ...2) ke dalam persamaaan ...3)

16
v́=k 1 ú1 ' + k 2 ú2 '

= k 1(a ú1 +b u´2 )+k 2(c ú1+ d u´2)

=¿ ¿ +k 2 c )ú1 +(¿ ¿ +k 2 d )ú2

[ v́1 ] B=¿
Atau

[ a cd ][ kk ]
[ v́1 ] B= b 1

Atau

[ v́1 ] B= ab
[ cd ] [ v́ ] ’ B

a c
Selanjutnya [
b d]
disebut matriks transisi

2.6 matriks transisi


[ v́ ]B =P [ v́ ] B '

P merupakan matriks transisi dari basis baru B’ ke basis lama B.

Kolom kolom matriks P adalah matriks matriks koordinat dari vektor vektor basis
baru relatif terhadap basis lama yaitu

[ ú1 ' ]B ,[ ú2 ' ]B ,...,[ ún ' ] B

[
Sehingga P = [ u´1 ' ] B|[ ú2 ' ] B||…|[u´n ' ] B ]
Contoh :

Basis B ={u´1 , u´2 } dan B’={u´1 ' , u2´ ' } dengan

ú1=[ 10] dan ú =[ 01] 2

1 2
u´ '=[ ] dan u´ ' =[ ]
1 2
1 1

a)Tentukan matriks transisi P dari B’ ke B

17
b)[ v́ ]B jika [ ú1 ' ]B , =[−35]
JAWAB

a) u´1 '=a ú1 +b u´2

[ 11]= a[ 01] +b[ 01] → a=1 dan b=1


1 0
Di mana ⌈ ⌉ di kali a ⌈ ⌉ sehingga di peroleh a = 1
1 1
1 o
Dan juga ⌈ ⌉ di kali b ⌈ ⌉ sehingga di peroleh b = 1
1 1
Maka kita memperoleh matriks a dan b adalah sebagai berikut :
a 1
[ u´1 ] = =[][]
b 1
Dan kita mencari matriks c dan d, dengan menggunakan rumus
u´2 '=c ú1+ d u´2

[ 21]= c[ 10]+ d [01 ]→ c=2 dan d =1


2 1
Di mana ⌈ ⌉ di kalikan dengan c ⌈ ⌉ sehingga di peroleh c = 2
1 0
2 0
Di mana ⌈ ⌉ di kalikan dengan d ⌈ ⌉ sehingga di peroleh d =1
1 1
Maka di peroleh matriks c dan d adalah sebagai berikut :
c 2
[u´2 ¿= =
d 1 [ ][]
Matriks transisi P dari B’ ke B yaitu
a c⌋ 1 2⌉
Di mana matriks baru nya ⌊ dan di peroleh matriks lama ⌈
b d 1 1
1 2
[ [ ] ]
P = [ u´1 ' ]B|[ ú2 ' ]B| =
1 1
di mana matriks a = 1,b = 1,c = 2 dan d = 1.

1 2 −3 7
b)[ v́ ] = P[ v́ ] ’=[
B B ][ ] =[ ]
1 1 5 2

18
2.6.1 Perubahan basis ortonormal
Jika P matriks transisi dari suatu basis ortonormal ke basis ortonormal lainnya
pada RHKD, maka P merupakan sebuah matriks ortogonal dengan

P−1= PT

Contoh:

1 1

| |
0
√2 √2
Tinjaulah matriks basis A 0 0 1
1 −1
0
√2 √2
Pemecahan:

Misalkan :Vektor vektor baris A adalah

1 1 1 1
r1 = ( ,
√2 √2
,0 ) r 2=(0,0,1) r3 = ( ,− , 0
√2 √2 )
Relatif terhadap hasil kali dalam euclidis,sehingga diperoleh

‖r 1‖=‖r 2‖=‖r 3‖=1


Dan

¿ r 1 , r 2≥¿ r 1, r 3≥¿ r 2 , r 3> ¿ =0

Sehingga vektor vektor baris A membentuk himpunan ortonormal pada R3 .jadi A


ortogonal dan kita transforkan dimana baris jadi kolam sehingga di peroleh :

1 1

[ ]
0
√2 √2
A−1=A t = 1 −1
0
√2 √2
0 1 0

19
BAB 3

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
 Panjang dan sudut di ruang hasil kali dalam dengan vektor u dan v kita
dapat memperoleh rumus sebagai berikut :
2 2 2
‖u‖ =¿ u , v >¿1 /2 ¿= √ u +u +…+u
1 2 n

 Basis dikatakan otonormal jika hasil akhirnya sama dengan satu. Dengan
rumus sebagai berikut :

‖V 1‖=‖V 2‖=‖V 3‖ = 1
Basis di katakan orthogonal jika akhirnya sama dengan nol. Dengan rumus
sebagai berikut :

(V 1 .V 2 ¿=( V 1 . V 3 )=(V 2 .V 3 ) = 0

Basis dapat dinormalisasikan jika hasilnya tak nol. Dengan rumus sebagai
berikut :

1
‖V ‖=1
‖V ‖
 Proses gram-schmidt adalah proses mengkonversikan basis sembarang v
menjadi intergonal (kebalikan). Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1 : V 1=U 2

Langkah 2 : Dapatkan vektor v2 ortogonal terhadap v1 hitung komponen u2


ortogonal pada w1

V 2=U 2−proj w1 U 2=U 2 −¿U 2 V 1 > ¿ 2 ¿


‖V 1‖
Langkah 3 : Bentuk vector V 3 ortogonal terhadap V 1 danV 2

V 3 ¿ U 3− proj w 1 U 3=U 3−¿ U 2 V 1> ¿ V 1−¿ U 3 V 2 > ¿ 2 V 2 ¿ ¿


‖V 1‖ ‖V 1‖

20
Dalam proses gram-schmidt langkah-langkah nya bias saja sampai V n , semua
tergantung soal berapa V yang diminta.

 Matriks koordinat merupakan Matriks koordinat adalah matriks di mana


mengubah vector basis lama terhadap basis baru atau dengan kata lain
membuat matriks lama menjadi matriks yang baru.
 Matriks koordinat adalah matriks di mana mengubah vector basis lama
terhadap basis baru atau dengan kata lain membuat matriks lama menjadi
matriks yang bar
 Perubahaan basis ortonormal dimana rumus nya sebagai berikut :
P−1= PT

21
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Saefudin 2015 Modul Aljabal Linier. Yogyakarta : Universitas


Yogyakarta

Andrili Stephen and David Hecke.2010 Elementery Linier Algebra Fourth


Edition,Canada: Elsevier

Anton Howard and Chris rores, 2004. Elementary Linier Algebra Applications
Version.Jakarta:Erlangga

Santoso Gunawan R. 2009. Aljabar Linier Dasar .Yogyakarta :Andi Offset

22

Anda mungkin juga menyukai