KIMIA DASAR 1
DISUSUN OLEH
NIM : G1B014039
PRODI FISIKA
2014
ACARA IV
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum : a. Untuk mempelajari cara penentuan tetapan gas dan volume
molar oksigen.
B. LANDASAN TEORI
Didalam suatu unsure dapat memiliki lebih dari satu macam atom yang
berbeda nomor massanya. Maksudnya, unsur-unsur dapat memiliki atom-atom yang
nomor atomnya sama, tetapi nomor massanya berbeda. Atom-atom itu disebut isotop.
Pengetahuan mengenai massa atom sangat penting sekali, namun karena atom adalah
partikel yang sangat kecil maka kita tidak dapat menimbang sebuah atom. Untuk itu
kita perlu menentukan harga terhadap sebuah atom dari unsur tertentu yang dipakai
sebagai standar. Melalui konvensi internasional, atom karbon memiliki 6 proton dan 6
neutron ditentukan mempunyai massa tetap 12 satuan massa atom (sma). Atom
karbon-12 dipakai sebagai standar, sehingga 1 sma didefinisikan sebagai massa yang
tetap sama dengan ⁄ massa 1 atom karbon – 12 (Purwoko, 2006 : 6).
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ditimbang satu tabung reaksi yang bersih dan kosong.
2. Ditimbang dengan teliti 1,2 gram campuran KClO3 / MnO2.
3. Dimasukkan air setengah penuh ke dalam labu alas datar.
4. Dirangkai alat penentuan tetapan gas, ujung selang di dekat labu alas datar ditiup
untuk menghilangkan gelembung udara di dalam selang.
5. Diputar klem untuk menutup aliran air.
6. Dipasang tabung reaksi KClO3 / MnO2, kemudian dipanaskan sampai uap di dalam
labu alas datar menghilang atau sampai air di dalam selang berhenti mengalir.
7. Dipindahkan pembakar setelah air berhenti menetes.
8. Di ukur suhu gas dalam labu alas datar dengan menggunakan thermometer.
9. Dilepaskan rangkaian alat penentuan tetapan gas.
10. Di ukur volume air dalam Erlenmeyer.
11. Di catat semua hasil pengamatan.
E. HASIL PENGAMATAN
F. ANALISIS DATA
1. Gambar Alat
10. Termometer
Berfungsi untuk mengukur suhu.
1. Persamaan reaksi
2. Perhitungan
a. Massa tabung reaksi kosong = 12,45 gr
b. Massa (KClO3 + MnO2) = 1,2 gr
c. Massa tabung reaksi + massa (KClO3 + MnO2) = 12,45 + 1,2
= 13,65 gr
d. Massa tabung reaksi + massa (KClO3 + MnO2) setelah pemanasan = 13,65 gr
e. Massa O2 =c–d
= 13,65 – 13,43
= 0.22 gr
f. Mol O2 = Massa O2
Mr O2
= 0,22
32
= 0,0068 mol
-4
= 68 x 10 mol
h. Suhu O2 = 33 C
= 33 + 273
= 306 K
–
R =
( )
[ ] ( )
( )
R=
[ ]( )
R=
=
1
= 0,00325 x 10 atm L / mol K
= 0,0325 atm L / mol K
j. Penentuan volume molar oksigen
P x Vm = n R T
Vm =
V=
-4
= 676,26 x 10 L
= 0,067626 L
k. Persentase O2 dalam KClO3
a. Mol KClO3 =
-4
= x 68 x 10 mol
-4
= 0,6667 x 68 x 10 mol
-4
= 45,3 x 10 mol
l. % O2 = x 100%
= x 100%
= 0,3963 x 100%
= 39,63 %
G. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini bertujuan untuk mempelajari penentuan tetapan gas dan
volume molar oksigen, juga untuk mempelajari hokum-hukum tetapan gas lainnya
seperti hokum Boyle, Charles, Gay Lussac, Dalton tentang tekanan parsial dan hokum
Avogadro. Persamaan reaksi pada percobaan ini
→
Dapat diketahui bahwa oksigen dihasilkan dari persamaan MnO2 dan KClO3. MnO2 pada
percobaan ini bertindak sebagai katalisator, yaitu zat yang berfungsi untuk mempercepat
laju reaksi tetapi tidak ikut bereaksi. Katalis mempercepat laju reaksi dengan jalan
memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi baru.
Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat
berlangsung lebih cepat. Prinsi kerja katalis adalah bahwa katalis tersebut tetap ikut dalam
jalannya reaksi tetapi pada kondisi akhir, katalis akan keluar lagi dalam bentuk yang sama.
Sifat-sifat kimia katalis akan sama sebelum dan sesudah mengkatalis suatu reaksi. Setelah
terjadi proses pembakaran antara KClO3 dan MnO2 zat pada tabung reaksi menjadi berwarna
hitam.
Sebelum proses pembakaran campuran KClO3 dan MnO2, selang penghubung yang
digunakan ditiup dahulu agar gelembung-gelembung udara didalam selang tersebut hilang
dan bertujuan agar oksigen yang diperoleh tidak terkontaminasi oleh CO2. Oksigen yang
terbentuk akan mendesak air pada labu alas datar sehingga mengakibatkan air mengalir ke
Erlenmeyer. Volume air yang keluar sama dengan volume O2 yang terbentuk. Oksigen yang
dihasilkan mendorong air yang berada dalam labu alas datar yang tekanan udaranya sudah
disamakan dengan tekanan udara luar. Hal ini disebabkan karena sifat dasar materi yang
selalu menempati ruang, sehingga oksigen yang terurai tadi mencari ruang untuk ditempati.
Dari sifat dasar materi inilah dapat diketahui bahwa volume ruang ditempati oleh air
terdorong keluar sebelumnya adalah sama dengan volume ruang yang ditempati oleh
oksigen atau dengan kata lain volume oksigen yang terurai sama dengan volume air yang
didorong keluar labu alas datar oleh oksigen. Setelah diadakan pengukuran, volume air di
dalam Erlenmeyer yang diperoleh adalah 67 ml.
Volume molar O2 sesuai perhitungan yang diperoleh yaitu 0,067 L, sedangkan apada
standar STP adalah 22,4 L. Perbedaan ini adalah disebabkan oleh adanya kekeliruan pada
saat praktikum ataupun perhitungan yang lainnya sehingga data yang dihasilkan tidak begitu
mendekati nilai standar, disebabkan juga oleh penggunaan waktu karena percobaan sempat
mengalami pengulangan disebabkan karena air lama menetes sehingga waktunya berkurang,
H. KESIMPULAN
–
R =
Petrucci. 2008. Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta : Erlangga.
Purwoko, Agus Abhi. 2006. Kimia Dasar 1. Mataram : Mataram University Press.
Yazid, Estein. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta : Penerbit Andi.