Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Sejarah dan Filsafat Matematika


(Pengenalan dan Filsafat Matematika
dan Pendidikan Matematika)

DOSEN PENGAMPU : RONY PRIYANDA, M.Pd

Di Susun Oleh:
MEDI YARFAN (190406007)
NADYA BALQIS ARIDI (190406013)
MARGANDA NOVERIA GRAKSI G (190406026)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
KOTA LANGSA
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya
penyusun dapat menyelesaikan tugas ini, yang berjudul “Pengenalan dan Filsafat
Matematika dan Pendidikan Matematika”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan
waktu, pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.
Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Langsa 24 februari 2021


Hormat kami,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Matematika dan Peradaban Manusia ....................................................... 6
2.1 Awal Mulanya Muncul Matematika .................................................. 6
2.2 Perkembangan Matematika ............................................................... 7
2.3 Matematika di Masa Sekarang ............................................................ 7
B. Filsafat Matematika ................................................................................... 8
C.Filsafat Pendidikan Matematika ................................................................ 10
a.Definisi Filsafat Pendidikan Matematika ............................................. 10
b.Filsafat Ilmu Pendidikan Matematika ................................................. 11
c.Hubungan Filsafat Dengan Pendidikan Matematika ........................... 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Secara harafiah filsafat yaitu philosophy, adapun istilah filsafat berasal
dari bahasa Yunani, philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta)
atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan,
pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara
etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Plato menyebut
Socrates sebagai philosophos (filosof) dalam pengertian pencinta kebijaksanaan.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan
segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan.  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan
hukumnya.
Matematika adalah sebuah cabang dari ilmu pengetahuan yang sudah
muncul dari berabad abad tahun yang lalu, permasalahan matematika muncul
berbeda beda pada tiap tiap jaman tertentu baik pada jaman Negara Mesopotamia,
Babilonia, Mesir, dan Yunani. Dari negara negara itulah mereka berusaha untuk
mempelajarai dan mengkaji lebih lanjut mengenai permasalahan matematika.
Mereka melakukannya dengan cara abstraksi dan cara idealis. Mereka berusaha
untuk mencari fakta bahwa ilmu itu bersifat tetap atau berubah ubah, seperti tokoh
yang menganut bahwa ilmu itu tetap adalah Permenides dan tokokh yang
menganut bahwa ilmu itu bersifat berubah ubah adalah Heraclitos.
Dari hal tersebut munculah berbagai intuisi-intuisi sehingga muncul
filsafat pendidikan matematika, hal ini juga didasari bahwa menemukan filsafat
matematika itu dengan berpikir secara ekstensi yaitu berpikir secara seluas
luasnya dan berpikir secara intensi yaitu berpikir secara sedalam dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah

1Bagaimana awal mula filsafat matematika pada peradaban manusia?


2Apa itu filsafat matematika?
3.Apa hubungan filsafat dengan matematika?

4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian filsafat matematika.
2.Untuk mengetahui bagaimana awal mula filsafat matematika pada peradaban
manusia.
3.Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan matematika.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Matematika dan Peradaban Manusia


2.1.Awal mulanya muncul matematika
Ilmu matematika sudah ada dan munculnya itu bersamaan dengan
diturunkannya manusia yang pertama ke dunia ini. Pada masa itu matematika
muncul namun masih bersifat matematika sederhana dan terapan yang belum ada
teorema-teorema yang mengaturnya serta belum dapat dituliskan dalam bentuk
formula. Mengikuti perkembangan dan perubahan masa maka matematika pun
ikut berkembang mengikuti perkembangan waktu, matematika terus dan terus
mengalami perkembangan sampai menghasilkan ilmu matematika yang kita kenal
sekarang.
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan tertua yang terbentuk
dari penelitian bilangan dan ruang. Sejak dahulu kala matematika berkembang
sebagai pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik
berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi berdasarkan kaidah-kaidah tertentu
melalui deduksi.
Sebelum zaman modern dan pengetahuan yang tersebar global, contoh-
contoh tertulis dari pembangunan matematika yang baru telah mencapai
kemilaunya hanya di beberapa tempat. Tulisan matematika terkuno yang pernah
ditemukan adalah Plimpton 322 (Matematika Babilonia yang berangka tahun
1900 SM), Lembaran Matematika Moskow (Matematika Mesir yang berangka
tahun 1850 SM), Lembaran Matematika Rhind (Matematika Mesir yang berangka
tahun 1650 SM), dan Shulba Sutra (Matematika India yang berangka tahun 800
SM).
Ilmu-ilmu yang terkandung didalamnya itu tidak langsung muncul begitu
saja dan muncul secara bersamaan, tapi melalui berbagai tahapan seperti
pengemukaan pendapat dari para tokoh matematika dan ada beberapa pendapat
tokoh matematika yang sudah diterima namun kemudian dijungkalkan oleh
pendapat tokoh lain hingga muncul formula yang belum apat dibantahkan
kebenarannya seperti ilmu-ilmu matematika yang kita kenal sekarang.
Matematika sebagai ilmu yang lahir dari pemikiran manusia adalah sangat
tergantung dari pondamen pikir seseorang. Seseorang yang memulai segala
sesuatu dengan mempercayai adanya awal, maka ia disebut kaum
foundamentalist, sedangkan orang yang hanya menggunakan dasar intuisi sebagai
awal aktifitas pikirnya disebut sebagai kaum intuisionist. Matematika juga akan
terus berkembang mengikuti perubahan waktu, dan perkembangannya itu tidak
dapat dipastikan sampai kapan, mungkin tidak dapat diperhitungkan sampai
kapanpun juga.

6
2.2 Perkembangan matematika
Ilmu matematika berkembang sesuai dengan zamannya. Sebagai contoh, pada
tahun 2000 SM sampai dengan 300 M, telah muncul Ilmu Hitung, Geometri, dan
Logika. Pada 300 M sampai dengan 1400 M telah berkembang teori bilangan,
Geometri Analitik, Aljabar, dan Trigonometri. Sampai abad ke-20, lahirlah
cabang Logika matematika, Geometri non Euclid, dan lain-lain.
Melalui penggunaan abstraksi dan penalaran logika, ilmu matematika
dikembangkan dari pencacahan, penghitungan, pengukuran, dan pengkajian
sistematik terhadap bentuk dan gerak objek-objek fisika. Pengetahuan dan
penggunaan matematika dasar selalu menjadi sifat melekat dan bagian utuh dari
kehidupan individual dan kelompok. Pemurnian gagasan-gagasan dasar dapat
diketahui di dalam naskah-naskah matematika yang bermula di dunia Mesir kuno,
Mesopotamia, India, Cina, Yunani, dan Islam.
Argumentasi kaku pertama muncul di dalam matematika Yunani, terutama di
dalam buku Euclid, Unsur-Unsur. Pengembangan berlanjut di dalam ledakan yang
tidak menenteramkan hingga periode Renaisans pada abad ke-16, ketika
pembaharuan matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru, mengarah
pada percepatan penelitian yang menerus hingga saat ini.
Perkembangan matematika juga tak lepas dari menggeliatnya perkembangan
matematika paa era keemasan islam. Salah satu tokoh matematika islam yang
sangat terkenal adalah al khwarizmi yuang mengemuka dengan gagasan tentang
aljabarnya.
2.3 Matematika di masa sekarang
Pada saat ini hampir seluruh bidang-bidang Matematika telah berkembang
dengan pesat baik teori maupun penerapannya dengan wawasan yang luas dan
penggunaannya di berbagai sektor. Sebagian besar pengembangan dilakukan di
perguruan tinggi terutama yang menyangkut aspek teoritis, sedangkan
perkembangan matematika terapan banyak dilakukan di bidang industri. Karena
itu Perguruan Tinggi disamping melaksanakan pendidikan dan pengajaran
matematika, juga berperan dalam mengembangkan matematika baik secara teoritis
maupun aplikasinya.
Matematika dalam aplikasinya digunakan dalam segala bidang, baik dalam
lingkup formal maupun non formal. Di Indonesia, pada pendidikan formal, ilmu
matematika mulai diajarkan pada jenjang pendidikan yang paling rendah yaitu
PAUD, kemudian berlanjut ke tingkat TK, SD, SMP, SMA, hingga Perguruan
Tinggi.
Di lingkungan masyarakat pun secara tidak langsung orang sudah
menggunakan matematika. Seperti ketika orang menghitung penghasilan, hasil

7
panen, jumlah belanja, luas tanah, luas rumah, ongkos, hak waris, dan masih
banyak yang lainnya. Jelas bahwa matematika sangat berperan dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga dalam dunia pendidikan, apabila ada siswa yang mengatakan
ingin menghindari matematika sebenarnya itu tidak dapat dilakukan. Karena mau
tidak mau matematika digunakan dalam aktivitas sehari-harinya.
Kini, ilmu matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di
berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan alam, rekayasa, medis, dan ilmu
pengetahuan sosial seperti ekonomi, dan psikologi. ilmu matematika juga
dimanfaatkan dalam bidang industri, ekonomi, kesehatan, sosial dan kebudayaan,
ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan hingga bidang poltik, dan masih banyak
digunakan pada bidang-bidang kehidupan yang lainnya. Bahkan dapat dikatakan
tak ada satu bidang kehidupan pun yang tidak menerapkan dan memanfaatkan
ilmu matematika.
Matematika terapan mengilhami dan membuat penggunaan temuan-
temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan
disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru.
Kemajuan penerapan matematika pada saat ini banyak ditentukan oleh
bagaimana pesatnya pembuatan model-model matematika. Dengan majunya
kemampuan komputer digital dewasa ini, pemrograman-pemrograman dengan
berbagai bahasa komputer disertai logika yang memadai juga berkembang dengan
pesat. Akibatnya pembuatan model-model matematika juga berkembang tanpa
harus mencari solusi analitiknya karena solusi numerik/pendekatan dapat
diperoleh melalui bantuan komputer.
Disamping sebagai alat yang handal dalam penggunaannya, matematika
mempunyai karakteristik yang unik dalam hal kemurniannya, kesempurnaan dan
ketepatannya. Dengan matematika dapat dikembangkan cara berpikir logis dan
sistematik yang dapat melibatkan konsep-konsep abstrak. Oleh karenanya, selain
dalam terapan, matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni, atau
matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan
didalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi latar munculnya
matematika murni ternyata seringkali ditemukan terkemudian.

B.Filsafat Matematika
Filsafat matematika adalah cabang ilmu filsafat yang bertujuan untuk
merefleksikan, dan menjelaskan hakikat matematika. Hal ini merupakan kasus
khas dari kegunaan epistemologi yang bertujuan menjelaskan pengetahuan
manusia secara umum.

8
Filsafat matematika pada dasarnya adalah pemikiran reflektif terhadap
matematika. Matematika menjadi ilmu pokok soal yang dipertimbangkan secara
cermat dan penuh perhatian. Pemikiran filsafati juga bersifat reflektif dalam arti
menengok sendiri untuk memahami bekerjannya budi itu sendiri. Ciri relektif
yang denikian itu ditekankan oleh para filsuf Inggris R.G. Collingwood yang
menyatakan “Philosophy is reflective”. The philosophizing mind never simply
thinks about an object; it always, while thinking about any object, think also about
its own thought about than object.” (Filsafat bersifat reflektif. Budi yang
berfilsafat tidaklah semata – mata berpikir tentang suatu obyek, budi itu
senantiasa berpikir juga berpikir tentang pemikirannya sendiri tentang obyek itu).
Jadi budi manusia yang diarahkan untuk menelaah obyek – obyek tertentu
sehingga melahirkan matematika kemudian juga memantul berpikir tentang
matematika sehingga membutuhkan filsafat matematika agar memperoleh
pemahaman apa dan bagaimana sesungguhnya matematika itu.
Di antara ahli – ahli matematika dan para filosofis tidak tampak kesatuan
pendapat mengenai apa filsafat matematika itu. Sebagai sekedar contoh dapatlah
dikutipkan dari perumusan – perumusan dari 2 buku matematika dan 2 buku
filsafat yang berikut:
1) Suatu filsafat matematika dapatlah dilukiskan sebagai suatu sudut pandangan
yang dari situ pelbagai bagian dan kepingan matematika dapat disusun dan
dipersatuja berdasarkan beberapa asas dasar.
2) Secara khusus suatu filsafat matematika pada dasarnya sama dengan suatu
percobaan penyusunan kembali yang dengannya kumpulan pengetahuan
matematika yang kacau – balau yang terhimpun selama berabad – abad diberi
suatu makna atau ketertiban tertentu.
3) Penelaah tentang konsep – konsep dari pembenaran terhadap asas – asas yang
dipergunakan dalam matematika
4) Penelaah tentang konsep – konsep dan sistem – sistem yang terdapat dalam
matematika, dan mengenai pembenaran terhadap pernyataan – pernyataan berikut.
Dua pendapat yang pertama dari ahli – ahli matematika menitik beratkan
filsafat matematika, sebagai usaha menyusun dan menertibkan bagian – bagian
dari pengetahuan matematika yang selama ini terus berkembang biak. Sedang 2
definisi berikutnya dari ahli filsafat merumuskan filsafat matematika sebagai studi
tentang konsep – konsep dalam matematika dan pembenaran terhadap asas atau
pembenaran matematika.
Menurut pendapat filsuf Belanda Evert Beth di sampingnya matematika
sendiri dan filsafat umum harus pula dibedakan adanya 2 bidang pemikiran lainya,
yakni filsafat matematika dalam arti yang lebih luas (philosophy of mathematics
in a broader sense) dan penelitian mengenai landasan matematika (foundation

9
mathematics). Landasan matematika kadang – kadang disamakan pengertiannya
dengan filsafat matematika. Tetapi sesungguhnya landasan matematika
merupakan bidang pengetahuan yang palling sempit dari bidang filsafat
matematika. Foundation of mathematics khususnya bersangkut paut dengan
konsep – konsep asas foundamental (fundamental concepts and principles) yang
mempergunakan dalam matematika. Dengan demikian kedua definisi philosophy
of mathematics dari kamus – kamus filsafat tersebut diatas lebih merupakan
batasan pengertian matematika. Charles Parsons dalam The Encyclopedia of
Philosophy menegaskan:
Penelitian landasan senantiasa bersangkutan dengan masalah tentang
pembenaran terhadap pernyataan – pernyataan dan asas – asas matematika,
dengan pemahaman mengapa proporsisi – proporsisi tertentu yang jelas
sendirinya adalah demikian, dengan pemberian pembenaran terhadap asas – asas
yang telah diterima tampaknya tidak sendirinya begitu jelas, dan dengan
penemuan dan penanggalan asas – asas yang tak terbebankan.)
Peran filsafat matematika adalah untuk menunjukkan dasar yang sistematis
dan benar-benar aman untuk pengetahuan matematika, diperuntukkan untuk
kebenaran matematika.
Asumsi ini adalah dasar dari foundationism, doktrin bahwa fungsi dari
filsafat matematika adalah untuk menunjukkan dasar pengetahuan matematika.
Foundationism terikat dengan pandangan absolutis pengetahuan matematika,
karena menganggap tugas pembenaran pandangan ini menjadi tujuan utama
filsafat matematika.

C.Filsafat Pendidikan Matematika


a.Definisi Filsafat Pendidikan Matematika
Filsafat Ilmu Pendidikan Matematika adalah filsafat yang menelusuri dan
menyelidiki (hakekat pelaksanaan pendidikan matematika yang bersangkut paut
dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya. Serta hakekat ilmu pendidikan
matematika yang berkaitan dengan analisis kritis terhadap struktur dan
kegunaannya.) sedalam dan seluas mungkin segala sesuatu mengenai semua ilmu
Pendidikan Matematika, terutama hakekatnya, tanpa melupakan metodenya.
Kerapkali kita lihat ilmu filsafat dipandang sebagai ilmu yang abstrak dan berada
di awang-awang saja, padahal ilmu filsafat itu dekat dan berada dalam kehidupan
kita sehari. Benar, filsafat bersifat tidak konkrit, karena menggunakan metode
berpikir sebagai cara pergulatannya dengan realitas hidup kita.

10
b.Filsafat Ilmu Pendidikan Matematika
Filsafat ilmu pendidikan matematika dapat dibedakan dalam tiga macam yaitu :
1. Ontologi Ilmu Pendidikan Matematika
Ontologi adalah teori mengenai apa yang ada, dan membahas tentang yang
ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Eksistensi dari entitas-
entitas matematika juga menjadi bahan pemikiran filsafat. Adapun metode-metode
yang digunakan antara lain adalah:abstraksi fisik yang dimana berpusat pada suatu
obyek, Abstrksi bentuk adalah sekumpulan obyek yang sejenis, Abstraksi
metafisik adalah sifat obyek yang general. Jadi, matematika ditinjau dari aspek
ontologi, dimana aspek ontologi telah berpandangan untuk mengkaji bagaimana
mencari inti yang yang cermat dari setiap kenyataan yang ditemukan, membahas
apa yang kita ingin ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, menyelidiki sifat dasar
dari apa yang nyata secara fundamental.
2.Epistemologi Matematika
Epistemologi merupakan salah satu bagian dari filsafat dimana pemikiran
reflektif terhadap segi dari pengetahuan seperti kemungkinan, asal-mula, sifat
alami, batas-batas, asumsi dan landasan, validitas dan reliabilitas sampai
kebenaran pengetahuan.
Jadi, matematika jika ditinjau dari aspek epistemologi, matematika
mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan
pengukuran secara kuantitatif. Dengan konsep-konsep yang kongkrit, kontektual,
dan terukur matematika dapat memberikan jawaban secara akurat. Perkembangan
struktur mental seseorang bergantung pada pengetahuan yang diperoleh siswa
melalui proses asimilasi dan akomodasi.
3.Aksiologi Matematika
Aksiologi yaitu nilai-nilai, ukuran-ukuran mana yang akan dipergunakan
dalam seseorang mengembangkan ilmu. Aksiologi : Filsafat nilai, menguak baik
buruk, benar-salah dalam perspektif nilai Aksiologi matematika sendiri terdiri dari
etika yang membahas aspek kebenaran, tanggungjawab dan peran matematika
dalam kehidupan, dan estetika yang membahas mengenai keindahan matematika
dan implikasinya pada kehidupan yang bisa mempengaruhi aspek-aspek lain
terutama seni dan budaya dalam kehidupan. Jadi, jika ditinjau dari aspek
aksiologi, matematika seperti ilmu-ilmu yang lain, yang sangat banyak
memberikan kontribusi perubahan bagi kehidupan umat manusia di jagat raya nan
fana ini. Segala sesuatu ilmu di dunia ini tidak bisa lepas dari pengaruh
matematika.
Filsafat Ilmu Pendidikan dalam arti luas menurut Mudyahardjo (2004;5) dapat
dibedakan menjadi dua macam yakni:

11
a.Filsafat praktek pendidikan yaitu analisis kritis dan komperhensif tentang
babgaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dan dilaksanakan dalam
kehidupan manusia.
b. Filsafat Ilmu Pendidikan yaitu analisis kritis dan komperhensif tentang
pendidikan dan konsep-konsep psikologi pendidikan yang berkaitan dengan teori-
teori belajar, pengukuran pendidikan, prosedur-prosedur sistematis tentang
penyusunan kurikulum, dan sebagainya yang akhirnya dapat menjadi teori
pendidikan.
Dalam hal ini sama saja dengan semua pendidikan salah satunya Filsafat
Ilmu Pendidikan Matematika. Filsafat Ilmu Pendidikan Matematika berkembang
sesuai dengan peranannya, merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruh
kebijaksanaan dan pelaksanaan pendidikan Matematika. Filsafat Pendidikan
Matematika adalah sebagai ilmu Pengetahuan normative dalam bidang pendidikan
matematika, merumuskan kaidah-kaidah , norma-norma atau ukuran yang
sebenarnya dilaksanakan manusia dalam hidup dan kehidupannya.

c.Hubungan Filsafat Dengan Pendidikan Matematika


Lemahnya pendidikan matematika di Indonesia merupakan akibat tidak
diajarkannya filsafat atau latar belakang ilmu matematika. Dampaknya, siswa,
bahkan mahasiswa, pandai mengerjakan soal, tetapi tidak bisa memberikan makna
dari soal itu. Matematika hanya diartikan sebagai sebuah persoalan hitung-
hitungan yang siap untuk diselesaikan atau dicari jawabannya.Demikian
diungkapkan Prof Dr Maman A Djauhari guru besar dari ITB dalam acara
pembukaann Konferensi Matematika dan Statistika antara Indonesia-Malaysia,
yang digelar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Kamis
(11/1) siang. Konferensi untuk kedua kalinya ini digelar selama dua hari,11-12
Januari, diikuti para pakar matematika dan statistika dari Malaysia dan Indonesia
dengan pemaparan hasil kajian oleh lima orang doktor dan profesor dari Malaysia.
Pengguna Ilmu Dikatakan Maman, karena tidak menyampaikan tentang
filsafat matematika, ke depan Indonesia masih tetap sebagai bangsa yang hanya
sebagai pengguna ilmu, bukan penemu ilmu. ”Kondisi ini sangat memprihatinkan,
karena memang pola pendidikan kita mulai dari sekolah dasar hingga perguruan
tinggi, tidak diposisikan sebagai orang yang disiapkan untuk menjadi penemu
ilmu. Siswa dan mahasiswa lebih diposisikan sebagai pengguna ilmu. Fakta ini
sangat memprihatinkan dibanding dengan kita dicap hanya sebagai bangsa
pengguna teknologi,” katanya. Akibat dari semua itu kata dia, sering ditemui
siswa atau mahasiswa tidak mampu memberikan penjelasan atau interpretasi
terhadap sebuah soal dalam matematika.Misalnya, Maman menyodorkan sebuah
contoh, betapa para siswa SMA dan mahasiswa akan dengan mudah dan

12
dipastikan benar, manakala diminta untuk mengerjakan soal determinan dari
sebuah materik.
Tapi ketika ditanya lebih lanjut apa makna dan pengertian dari determinan
yang telah dikerjakannya itu, hampir dapat di-pastikan, tidak ada yang mengerti.
Inilah problem dasar pada pendidikan matematika kita di Indonesia. Siswa atau
mahasiswa tidak dibiasakan untuk menginterpretasikan sebuah persoalan.
Padahal, kita tahu, matematika itu adalah interpretasi manusia terhadap fenomena
alam,” katanya. Terhadap kelemahan itu, kata Maman memang tidak ingin
kemudian melakukan perubahan terhadap kurikulum matematika yang sudah ada,
tapi ia hanya berharap ada perubahan paradigma dan cara pandang baru tentang
bagaimana unsur-unsur filsafat itu bisa diberikan kepada siswa dan mahasiswa.
“Tentu ini ditujukan kepada para guru dan dosen agar apa yang diberikan kepada
para peserta didiknya harus dilengkapi dengan berbagai penjelasan dan latar
belakang terhadap sebuah rumus yang telah diyakininya itu, sebagai sebuah
pengetahuan filsafat,”
Ada keterkaitan yang sangat erat antara filsafat dengan pendidikan
matematika. Filsafat Ilmu Pendidikan Matematika berkembang sesuai dengan
peranannya, merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan
dan pelaksanaan pendidikan Matematika.

13
BAB III

Penutup
3.1 Kesimpulan
1. filsafat matematika adalah cabang dari filsafat yang mengkaji anggapan-
anggapan filsafat, dasar-dasar, dan dampak-dampak matematika. Yang
bertujuan untuk memberikan rekaman sifat dan metodologi matematika
dan untuk memahami kedudukan matematika di dalam kehidupan
manusia.
2. filsafat pendidikan matematika adalah filsafat yang membicarakan proses
pendidikan matematika. Pendidikan matematika mengacu pada masalah
belajar dan mengajar. Filsafat matematika membentuk filsafat pendidikan
matematika, artinya bahwa filsafat pendidikan matematika didukung oleh
filsafat matematika
3. Filsafat tidak bisa lepas dari lingkup kehidupan, termasuk di dalam
mempelajari bidang pendidikan matematika. Filsafat dibutuhkan manusia
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam berebagai
lapangan kehidupan manusia. Jawaban itu merupakan hasil pemikiran
yang sistematis, integral, menyeluruh, dan mendasar.
4. Filsafat pendidikan matematika mencakup tiga hal yaitu: tujuan dan nilai
pendidikan matematika, teori belajar, teori mengajar. Tujuan pendidikan
matematika hendaknya mencakup keadilan sosial melalui pengembangan
demokrasi pemikiran kritis dalam matematika. Siswa seharusnya
mengembangkan kemampuan yang mereka miliki untuk menganalisis
masalah matematika.
5. Pendidikan matematika diharapkan mampu memberikan penguatan kepada
siswa, hal ini berarti siswa berfikir matematika dalam kehidupan sehari-
hari serta mampu menggunakannya sebagai praktik penerapan
matematika.
6. Penguatan kepada siswa dalam pendidikan matematika memiliki tiga
dimensi, yaitu (1) siswa memiliki kemampuan matematika, (2) siswa
memiliki kemampuan untuk menggunakan matematika dalam kehidupan
sehari-hari, dan (3) siswa percaya akan kemampuan mereka.
7. Ilmu matematika telah menggiring dan berperan signifikan dalam
membentuk peradaban manusia. Ilmu metematika yang mengedepankan
pemikiran logis senantiasa berjalan searah dengan logika yang dimiliki
akal pikiran manusia. Matematika selalu berkembang sesusai dengan
perkembangan akal pikiran manusia. Dari masa ke masa, ilmu matematika
menjadi semakin luas cakupannya.

14
8. Konsep-konsep matematika banyak diterapkan dalam ilmu pengetahuan
lain, hal ini sesuai dengan istilah matematika sebagai induknya ilmu
pengetahuan.
9. Ada keterkaitan yang sangat erat antara filsafat dengan pendidikan
matematika. Filsafat Ilmu Pendidikan Matematika berkembang sesuai
dengan peranannya, merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruh
kebijaksanaan dan pelaksanaan pendidikan Matematika.

15
DAFTAR PUSTAKA

The liang Gei.1985.Filasafat Matematika.Yogyakarta:Supertoteles


Djumransjah. 2006. Filsafat Pendidikan. Malang: Bayumedia.
Jalaluddin & Abdullah Idi. 2007. Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan
Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Sadulloh, Uyoh. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.
Suhartono, Suparlan. 2007. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

16

Anda mungkin juga menyukai