GARIS LURUS
DOSEN PEMBIMBING
NISHBAH FADHELINA, S.Pd.I, M.pd
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
LIANA (190406005)
M.IQBAL OTSA (190406018)
WULAN ARDINA (190406022)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Penulisan makalah mengenai garis lurus ini kami buat
dimaksudkan untuk melengkapi tugas mata kuliah Geometri analitik. Yang
mana isi makalah ini kami ambil dari beberapa buku dengan sumber yang
ada dan kami anggap relevan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena masih
banyak kekurangan baik dari isi maupun dari segi penulisannya. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang mengarah pada perbaikan makalah ini sangat kami
harapkan. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Langsa,februari 2020
LIANA
II
DAFTAR ISI
BUKTI DISKUSI............................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang...........................................................................................4
1.2Rumusan Masalah......................................................................................4
1.3Tujuan........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A.Gradien atau kemiringan suatu garis..........................................................5
B.Persamaan Garis dibidang Dan diruang......................................................6
C.Kedudukan antara dua buah Garis Lurus Dibidang Dan Diruang............15
D.Jarak titik Ke garis di bidang dan di ruang...............................................22
E.Jarak antara Dua buah Garis lurus yang sejajar dibidang dan diruang.....25
LATIHAN SOAL.........................................................................................27
BAB III PENUTUP
1.Kesimpulan....................................................................................................
2.Hasil diskusi...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Garis adalah salah satu objek elementer dalam matematika,khususnya
geometri. Karena merupakan objek elementer , garis biasanya tidak
didefenisikan. Garis lurus adalah garis yang menghubungkan dua titik
dengan jarak yang terdekat. Persamaan garis lurus merupakan persamaan
dimana variabel x dan y memiliki pangkat tertinggi yaitu satu. Adapun
bentuk umum persamaan garis lurus yaitu ax+by+c = 0. Dalam sebuah
sistem koordinat jika terdapat dua buah garis , maka terdapat tiga
kemungkinan yaitu garis tersebut sejajar, berimpit ataupun berpotongan.
Dimana masing-masing dari ketiga hal tersebut memiliki ciri-ciri
tersendiri.
1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk dapat Mengetahui defenisi tentang gradien
1.3.2 Untuk dapat Menentukan persamaan garis pada bidang dan ruang
1.3.3 Untuk dapat Menentukan kedudukan antara dua buah garis lurus
dibidang dan diruang
1.3.4 Untuk dapat Menentukan jarak titik ke garis dibidang dan diruang.
1.3.5 Untuk dapat Menentukan jarak antara da buah garis lurus yang sejajar
dibidang dan diruang.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Kemiringan garis AB dengan A(x1,y1) dan B(x2,y2) ditentukan oleh
tangen sudut BAC yaitu BC dibagi oleh AC, atau kemiringan Ab dapat
BC
ditulis dengan dengan m . Karena panjang BC = y2 – y1
AC
dan panjang Ac = x2 – x1, sehingga kemiringan garis AB adalah
sebagai berikut.
6
persamaan y=mx +b mempunyai kemiringan m.\
Contoh 4.1:
Tentukan persamaan garis dengan gradien 2 dan
melalui titik (4,5)!
Penyelesaian:
y y1 m ( x x1 )
y 5 2 ( x 4)
y 5 2x 8
y 2x 8 5
y 2x 3
y= ( y 2− y 1
x 2−x 1 )x+ y 1−x 1 (
y 2− y 1
x 2−x 1 )
y− y1 = ( ) (
y 2− y 1
x 2−x 1
x−x 1
y2− y1
x2 −x1 )
y− y1 =
( ) y 2− y 1
x 2−x 1
( x−x 1 )
y− y 1 y 2− y 1
=
x−x 1 x 2−x1
y− y1 x−x 1
=
y 2− y 1 x 2−x 1
Jadi persamaan garis lurus yang melalui dua buah titik adalah:
y− y1 x−x 1
=
y 2− y 1 x 2−x 1
8
Contoh 4.2:
Tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik (1,-2)
dan (3,5)!
Penyelesaian:
9
Setiap garis memiliki kemiringan yang biasa dilambangkan
dengan m. Karena l sejajar dengan g maka kemiringan l
sama dengan g atau m1 = m2. Sehingga persamaan l adalah
y – y1 = ml (x – x1). Kemiringan l sama dengan g atau m1 =
m2, sehingga rumus persamaan garis l yang melalui titik
A(x1,y1) dan sejajar garis g adalah,
y – y1 = mg(x – x1)
Contoh 4.3:
Tentukan persamaan garis p yang melalui titik (3,-6) dan
sejajar dengan garis q dengan persamaan y = 2x + 3!
Penyelesaian:
Kemiringan garis p sama dengan garis q sehingga berlaku
mp = mq
mp = 2
Jadi, persamaan garis p yang melalui titik (3,-6) dan
sejajar dengan garis q dengan persamaan y = 2x + 3
adalah
y – (-6) = 2 (x – 3)
y + 6 = 2x – 6
y – 2x = -12
10
Garis a memotong sumbu x sebesar α sedangkan garis b memotong
sumbu x sebesar β, sehingga diperoleh tg β = tg (90 + α). Menurut
rumus trigonometri didapat bahwa
11
B.Persamaan Garis Lurus pada Ruang
Suatu garis lurus akan tertentu bila diketahui dua titik pada
garis tersebut. Misalkan, Titik P(x1,y1,z1) dan Q(x2,y2,z2)
terletak pada garis lurus g.
P(x1,y1,
z1)
Q(x2,y2,z2)
X(x,y,
z)
12
Gambar 4.6 Titik sebarang X (x,y,z) berada pada garis g
Vektor PQ (atau vektor lain ≠ 0 yang terletak pada garis g) disebut vektor
arah garis lurus. Jadi apabila garis lurus melalui satu titik P(x1,y1,z1) dan
mempunyai vektor arah a = [a,b,c], maka diperoleh persamaan sebagai
berikut.
Contoh soal:
Tentukan persamaan garis g yg melalui (1,2,3) dan (3,5,4)
Jawaban:
OB = OA + AB →AB = OB – OA
=(3, 5, 4)- (1,2,3)= (2,3,1)
OA + AT = OT → OT = OA + t (AB)
1. Garis
Garis adalah himpunan titik-titik yang anggotanya adalah dua titik atau
lebih. Titik-titik tersebut berderet ke kedua arah yang berlawanan sampai
jauh tak terhingga. Model atau representasi suatu garis misalnya seutas
benang kecil lurus yang dapat diperpanjang kedua arah yang berlawanan
sampai jauh tak terhingga. Garis hanya mempunyai ukuran panjang. Garis
diberi nama dengan menggunakan huruf kecil seperti g, h, k, dan
seterusnya, atau AB, AC, BC, dan seterusnya. Pada Gambar 4.7
diperlihatkan dua buah garis, yaitu garis g dan garis AB
15
tersebut juga terletak pada bidang. Perhatikan Gambar 4.8 berikut
Bidang DCGH sebagai bidang u, sebutkan rusuk kubus yang terletak pada
bidang u!
Jawaban:
Rusuk yang terletak pada bidang u adalah DC, CG, GH, dan D
16
Contoh soal
Perhatikan kubus ABCD.EFGH pada gambar di bawah ini.
17
Sebuah garis dikatakan memotong (menembus) bidang, jika garis dan
bidang mempunyai satu titik persekutuan yang dinamakan titik potong
atau titik tembus. Perhatikan Gambar 4.10
Contoh soal
Perhatikan kubus ABCD.EFGH pada gambar di bawah ini.
rusuk kubus yang menembus atau memotong bidang u adalah AD, BC, FG
dan EH.
18
b. Kedudukan Antara Dua Buah Garis Lurus di Bidang
1. Dua Garis Sejajar
Dua buah garis dikatakan sejajar, jika dua buah garis tersebut
sebidang dan tidak mempunyai titik persekutuan. Perhatikan
Gambar 4.11
19
c.Kedudukan Antara Dua Buah Garis Lurus Di Ruang
Pada ruang, kedudukan dua buah garis lurus terbagi menjadi
beberapa kedudukan, yaitu:
1) Dua garis sejajar
Dua garis sejajar pada ruang memiliki jarak yang selalu
sama. Apabila kedua garis tersebut diperpanjang, maka
kedua garis tersebut tidak akan berpotongan
20
Pada Gambar 4.15, dua garis dengan kedudukan sejajar
ditunjukkan oleh ruas garis AB dan EF, AE dan BF,
FG dan BC, BF dan CG, DC dan HG, CG dan DH, AD dan
EH, AE dan DH, dll.
21
Pada Gambar 4.16, dua garis dengan kedudukan tegak lurus
ditunjukkan oleh ruas garis AE dan AB,EH dan HG, BF
dan FG, FG dan CG, dll.
22
Pada Gambar 4.17, dua garis dengan kedudukan
bersilangan ditunjukkan oleh ruas garis AE dan HG,
AB dan CG, AE dan DC, BC dan DH, dll.
23
Segitiga ABC tersebut merupakan segitiga sembarang yang
diketahui panjang sisi-sisinya. Perhatikan bahwa segitiga ABA’
merupakan segitiga siku-siku. Panjang AA’ bisa diperoleh dengan
menggunakan teorema Pythagoras sebagai berikut.
AA' 2
AB A' B
2
24
Panjang A’B belum diketahui, berarti tugas tugas kita
adalah mencari panjang A’B tersebut. Pada segitiga ABC berlaku
aturan cosinus sebagai berikut.
A' B
CosB =
AB
Dari kedua persamaan tersebut,apabila disubtitusikan akan diperoleh bentuk
sebgai berikut:
AB 2 + BC 2− AC 2 A ' B
=
2 X ABXBC AB
' AB 2 + BC 2− AC 2
A B=
2 X BC
Jadi panjang AA’ adalah AA’=√ AB 2 −A ' B2
AB 2 + BC 2− AC 2
Dengan A' B=
2 X BC
25
3. Garis PQ adalah suatu garis yang tegak lurus terhadap garis g dan
melalui titik P sehingga panjang PQ adalah jarak titik P ke Garis g
Contoh 4.2.1:
Tentukan Jarak titik P(1.0.2) ke garis g dengan persamaan
x = y = z!
Penyelesaian:
Bidang W yang melalui P(1,0,2) dan tegak lurus garis x = y = z
adalah:
1( x 1) 1( y 0) 1( z 2) 0
x yz30
Titik tembus garis g pada bidang W diperoleh dengan
mensubstitusikan x = y = z = ke persamaan di atas sehingga
diperoleh =1 atau titik tembus Q(1,1,1). Jadi, jarak antara titik P
dengan garis g adalah:
26
3) Tentukan titik Q sebagai titik tembus pada garis h di bidang W.
4) Panjang PQ adalah jarak garis g dan garis h.
Penyelesaian:
Dari persamaan g dan h pada soal, teridentifikasi bahawa garis
g // garis h. Untuk menghitung jarak dari kedua garis tersebut, dapat
dilakukan langkah sebagai berikut.
1) Ambil suatu titik P pada garis g, yaitu P(2,0,2)
2) Buat persamaan bidang W yang melalui P(2,0,2) dan tegak
lurus garis g
W 2x 2 3 y 0 z 2 0
W 2x 3y z 6 0
27
28
LATIHAN SOAL
Jawab :
a. Untuk titik A (3, 3) maka x1 = 3 dan y1 = 3.
Untuk titik B (2, 1) maka x2 = 2 dan y2 =1.
–1 (y – 3) = –2 (x – 3)
–y + 3 = –2x + 6
2x – y + 3 – 6 = 0
2x – y – 3 = 0
Jadi, persamaan garisnya adalah 2x – y – 3 = 0.
29
b. Persamaan garis 4x + 5y = 9 diubah terlebih dahulu menjadi y = mx + c
sehingga
30
garis lurus yang melalui titik- titik (2, 3, 4) dan (1, 5, -
6)
Jawaban:
Persamaan simetrik
x−x 1 y − y 1 z−z 1
= =
x2 −x1 y 2− y 1 z 2−z 1
x−2 y −3 z−4
= =
1−2 5−3 −6−4
x−2 y −3 z−4
= =
−1 2 −10
Dari persamaan simetrik diatas diperoleh:
x−2
=t
−1
X – 2 = -t
X= 2-t
y−3
=t
2
Y - 3 = 2t
Y = 3 + 2t
z−4
=t
−10
Z – 4 = -10t
Z = 4- 10t
X= 2- t
Y=3+2t
Z= 4-10t
31
5. Carilah persamaan simetrik garis yang melalui titik (1,2,3)
dan tegak lurus pada bidang 2x-3y+4z=7
Jawaban:
n⃗ =¿ 2 ,−3 , 4 >, titik ( 1,2,3 )
m =⃗
Vektor arah garis ⃗ kn=k <2 ,−3,4≥¿ 2 k ,−3 k , 4 k >¿
Persamaan simetrik:
x−1 y −2 z−3
= =
2 k −3 k 4 k
32
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN
33
DAFTAR PUSTAKA
34
35
36
37
38
39
40
1