Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ALJABAR LINEAR ELEMENTER

RUANG HASILKALI DALAM

Dosen Pengampu :

Ulfa Masamah, M.Pd

Oleh :

Kelompok 4 :

1. Masudatus Sania (220108110001)


2. Charirotul Lathifa (220108110011)
3. Attharika Kamila Utomo (220108110020)

Jurusan Tadris Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam proses pembuatan makalah ini, terutama kepada Ibu
Ulfa Masamah, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Aljabar Linear Elementer.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan memberi manfaat
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan dan penulisan makalah ini masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya
kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Malang, 14 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Makalah.....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................5
A. Definisi Hasilkali Dalam................................................................................................5

B. Panjang dan Jarak di dalam Ruang Hasilkali Dalam.......................................................11

C. Hasilkali Dalam yang Dihasilkan oleh Matriks.................................................................12

D. Sifat-sifat Hasilkali Dalam..................................................................................................13

E. Ketidaksamaan Cauchy Schwarz, Sifat Panjang dan Jarak............................................12

F. Sudut Diantara Vektor-vektor.............................................................................................11

G. Basis Ortonormal................................................................................................................11

BAB III PENUTUP........................................................................................................17

A. Kesimpulan..........................................................................................................................17

B. Saran............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam materi sebelumnya, kita telah medefinisikan hasilkali dalam Euclidean pada ruang R2
dan ruang R3 dan telah memperluas konsep tersebut ke dalam uang Rn dan digunakan untuk
mendefinisikan maksud yang terkandung dari panjang, jarak, dan sudut pada Rn. pada materi ini
kita akan memperluas konsep hasilkali dalam dengan cara mengekstrasi sifat-sifat terpenting dari
hasilkali Euclidean pada ruang Rn dan setelah itu mengolahnya menjadi aksioma-aksioma yang
dapat diterapkan pada ruang vektor umum.
Oleh karena itu, apabila aksioma-aksioma dapat terpenuhi, maka aksioma-aksioma tersebut
akan menghasilkan suatu konsep umum mengenai hasilkali dalam yang secara otomatis memiliki
sifat-sifat terpenting dari hasilkali dalam Euclidean. Dengan demikian, kita dapat menggunakan
generalisasi hasilkali dalam ini untuk mendefinisikan konsep-konsep panjang, jarak, dan sudut di
dalam ruang vektor umum.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
a) Apa definisi ruang hasilkali dalam?
b) Bagaimana panjang dan jarak di dalam ruang hasilkali dalam?
c) Bagaimana bentuk ketidaksamaan Cauchy-schwarz?
d) Bagaimana sifat-sifat panjang dan jarak?
e) Bagaimana bentuk hasilkali dalam yang dihasilkan oleh matriks?
f) Bagaimana bentuk basis ortonormal?
g) Bagaimana sifat-sifat hasilkali dalam?
h) Bagaimana bentuk sudut diantara vektor-vektor?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitiannya sebagai berikut:
a) Mengetahui pengertian ruang hasilkali dalam
b) Mengetahui sifat-sifat pada ruang hasilkali dalam
c) Mengetahui bentuk ketidaksamaan Cauchy-schwarz
d) Mengetahui sifat-sifat panjang dan jarak
e) Mengetahui bentuk hasilkali dalam yang dihasilkan oleh matriks
f) Mengetahui bentuk basis ortonormal
g) Mengetahui bentuk sifat-sifat pada ruang hasilkali dalam
h) Mengetahui bentuk sudut diantara vektor-vektor
BAB II
PEMBAHASAN
6.1. Hasilkali Dalam
Definisi
Hasilkali dalam (inner product) pada sebuah ruang vektor real V adalah sebuah fungsi yang
mengasosiasikan sebuah bilangan real (u, v) dengan sepasang vektor u dan v di dalam V sedemikian rupa
sehingga aksioma-aksioma berikut ini terpenuhi bagi semua vektor u, v, dan w di dalam V dan semua
bilangan skalar k.
(1) (u, v) = (v, u)
(2) (u + v, w) = (u, w) + (v, w)
(3) (ku, v) = x(u, v)
(4) (v, v) ≥ 0
dan (v, v) = 0
jika dan hanya jika v = 0
Sebuah ruang vektor real yang memiliki sebuah hasilkali dalam disebut ruang
hasilkali dalam real (real inner product space).
CONTOH
Jika u = (U₁, U₂,…, Un) dan v = (v1,v2,…,vn) adalah vektor-vektor pada Rn, maka rumus
(u, v) = u • v = u₁v₁ + u₂ v₂ +... + unvn
mendefinisikan (u, v) sebagai hasilkali dalam Euclidean pada R". Keempat aksioma hasilkali dalam
terpenuhi oleh Teorema 4.1.2. Hasilkali dalam Euclidean adalah hasilkali dalam terpenting pada R'.Akan
tetapi.terdapat beragam aplikasi yang menghendaki untuk memodifikasi ruang hasikali dalam Enclidean
dengan cara memberi nilai bobot yang berbeda pada suku-sukunya.Lebih jelasnya.jika
w1,w2,...,wn

adalah bilangan-bilangan real positif,yang sebut sebagai nilai bobot (weight),dan jika u = ( u 1, u2,..., un )
dan v= ( v1,v2,…,vn) adalah vektor-vektor pada Rn maka dapat diperlihatkan (Latihan 26) bahwa rumus
(u,v)=w1,u1,v1+w2,u2,v2+...+wn,un,vn
mendefinisikan sebuah hasilkali dalam pada Rn. hasilkali dalam ini disebut sebagai hasilkali dalam
Euclidean berbobot dengan nilai-nilai bobot (weighied Euclidean inner product with weights) w1,w2,…,wn
Untuk mengilustrasikan bagnimana hasilkali dalam Euclidean berbobot dapat terbentuk, misalkan suatu
percobaan fisika akan menghasilkan salah satu di antara nilai.nilai numerik n yang mungkin x1,x2,...,xn
dan bahwa pengulangan percobaan tersebut sebanyak m kali akan menghasilkan nilai.nilal ini dengan
frekuensi yang beragam: yaitu, x 1, terjadi sebanyak f1, kali, x2, terjadi sebanyak f2 kali, dan seterusnya.
Karena seluruhnya terdapat sebanyak m kalni pengulangan percobaan,
f1+f2+...+fn=m
Sehingga,nilal rata-rata aritmatika (arithmetic average) atau mean dari kumpulan nilai numerik yang
diamati (dinotasikan dengan X ) adalah
f 1 x1 + f 2 x 2 +…+ f n xn 1
x= = ( f + f +…+ f n)
f 1 +f 2+ …+f n m 1 2
Jika dimisalkan f= f1,f2,...,fn
x= x1,x2,...,xn
w1=w2=...=wn=1/m
maka (2) dapat dinyatakan sebagai hasilkali dalam berbobot
x=(f,x)=w1,f1,x1+w2,f2,x2+....+wn,fn,xn
CONTOH
Misalkan u=(u1,u2)dan v=(v1,v2) adalah vektor-vektor pada R2. Buktikan bahwa hasilkali dalam Éuclidean
berbobot ⟨ u , v ⟩ =3u1v1+2u2v2
memenuhi keempat aksioma hasilkali dalam.
Penyelesaian
Pertama tama perhatikan bahwa jika u dan v. dipertukarkan letaknya di dalam persamaan,sisi sebelah
kanan persamaan akan tetap sama.Oleh karena itu,

⟨ u , v ⟩ =⟨ v ,u ⟩

Jika w=(w1,w2), maka

⟨ u +v , w ⟩=3(u1+v2,)w1+2(u2+v2)w2
=(3u,w1+2u2w2)+(3v,W1+2V2W2)

=⟨ u , w ⟩ + ⟨ v , w ⟩

yang membuktikan terpenuhinya aksioma kedua.


Selanjutnya,

⟨ ku , v ⟩ =3(ku1)v1+2(ku2)v2=k(3u1v1+2u2v2)=k⟨ u , v ⟩
yang membuktikan terpenuhinya aksioma ketiga.
Akhirnya,

⟨ v , v ⟩ =3v1v1+2v2v2=3v12+2v22
Jelaslah, ⟨ v , v ⟩ = 3v12+2v22 ≥0.Lebib jauh lagi ⟨ v , v ⟩ =3v2+2v2=0. Jika dan hanya jika v=(v1,v2)=0.
dan hanya,yaitu,jika dan hanya. Dengan demikian,aksioma keempat terpenuhi.
Panjang dan Jarak di dalam Ruang Hasilkali Dalam Sebelum membahaslebih banyak lagi contoh-
contoh hasilkali dalam,kita akan berhenti sejenak unrukmenjelaskan bagaimana hasilkali dalam
digunakan untuk memperkenalkan konsep-konseppanjang dan jarak di dalam ruang hasilkali dalam.Ingat
kembali bahwa pada ruang berdimensi n Euclidean,panjang Euclidean sebuah vektor u=(u1 ,u 2 , … , un ¿
dinyatakan dalam konteks hasilkali dalam Euclidean sebagai
1/ 2
||u|| = ⟨ u ,u ⟩

dan jarak Euclidean antara dua titik sebarang u = (u 1,u2,...,un) dan v=(v1,v2,...,vn)dapat dinyatakan sebagai
d(u,v)=||u-v||=[(u-v)·(u-v)]1\2
[lihat Rumus(1) dan Rumus(2) Subbab 4.1]. Berdasarkan kedua rumus ini,kita dapat menyusun definisi
berikut ini.
DEFINISI
Jika V adalah sebuah ruang hasilkali dalam,maka norma(norm) atau panjang(length) sebuah vekior u di
dalam V dinotasikan dengan ||u|| dan didefinisikan sebagai
1/ 2
||u||= ⟨ u ,u ⟩

Jarak(distance) antara dua buah titik (vektor) u dan v dinotasikan dengan d(u,v) dan didefinisikan sebagai
d(u,v)=||u-v||
Contoh
Jika u = (u1,u2...un) dan v=(v1,v2,..v3) adalah vektor-vektor Rn yang memiliki hasilkali dalam Euclidean,
maka
1/ 2

||u|| = ⟨ u ,u ⟩ = (u. u)1\2= u12+ u22+ …+un2

Dan

d(u, v) = ||u – v|| = ⟨ u−v , u−v ⟩ 1/2 =[ (u−v) .(u – v) ] 1\2

√ 2 2
= ( u1−v 1 ) + ( u2−v 2 ) + …+ ( un −v n )
2

Hasilkali Dalam yang Dihasilkan oleh Matriks Hasilkali dalamEuclidea dan hasilkali dalam Euclidean
berbobot merupakan kasus-kasus khusus dari sekelompok umum hasil kali dalam pada R n, yang akan kita

[] []
u1 v1
uraikan sekarang. Misalkan u¿ u 2 dan v¿ v 2
un vn
adalah vektor-vektor pada Rn (yang dinyatakan sebagai matriks (n X 1), dan jika A adalah sebuah matriks
n x n yang dapat dibalik (invertible). Dapat diperlihatkan seperti pada Latihan 30 bahwa jika u X v
adalah sebuah hasilkali dalam Euclidean pada Rn, maka rumus

⟨ u . v ⟩ =Au.Av
mendefinisikan sebuah hasilkali dalam rumus di atas disebut sebagai hasilkali dalam pada R n yang
dihasilkan oleh A (inner product on Rn generated by A). Ingat kembali bahwa hasilkali dalam Euclidean
u.v dapat dituliskan sebagai hasilkali matriks v Tu [lihat Persamaan (7) pada Subbab 4.1], sehingga (3)
dapat dituliskan dalam bentuk alternatifnya

⟨ u , v ⟩ = (Av)T Au
CONTOH
Hasilkali dalam pada Rn yang dihasilkan oleh matriks identitas n x n adalah hasil kali dalam
euclidean ,karena dengan mensubstitusikan A =I pada (3) menghasilkan

⟨ u , v ⟩ = Iu . Iv = u . v
Hasilkali dalam Euclidean berbobot ⟨ u , v ⟩ 3u1v1 + 2u2v2 yang telah didiskusikan pd contoh 2 adalah sebuah
hasilkali dalam pada R2 yang dihasilkan oleh

A= [√0
3 0
√2 ]
Dengan menggunakan matriks ini pada (4) akan menghasilkan

Secara umum hasilkali dalam Euclidean berbobot

⟨ u , v ⟩ = W1U1V1+ W2U2V2+ ... + WnUnVn

[ ]
√ w1 0 0 ⋯ 0
0 √ w1 0 ⋯ 0
Adalah hasil kali dalam pada Rn yang dihasilkan oleh
⋮ ⋮ ⋮ ⋯ ⋮
0 0 0 ⋯ √wn

Didalam contoh-conth berikut ini kita akan menguraikan beberapa hasilkali dalam pada ruang vektor
selain Rn.
Contoh

Jika U=[ uu 13 uu24 ] dan V = [ vv 13 vv 24]


adalah dua matriks 2 x 2 sebarang, maka rumus berikut ini mendefinisikan sebuah hasilkali dalam pada
M22 (buktikan):

⟨ U ,V ⟩= tr(U T V )=tr(V T U )+U 1 V 1+U 2 V 2 +U 3 V 3+ U 4 V 4


Sebagai contoh, jika

U= [ 13 24] dan V= [−13 02]


Maka

⟨ U ,V ⟩= 1(-1) + 2(0) + 3(3) + 4(2) = 16


Noma dari matriks U relatif terhadap hasilkali dalam ini adalah

||u||= ⟨ U ,U ⟩
1/ 2

= u12+ u22+u 32+u 42

dan bola satuan di dalam ruang ini terdiri dari semua matriks U, 2 x 2 yang entrinya memenuhi persamaan
||U|| = 1, dan apabila dikuadratkan Akan menghasilkan
u12+ u22 +u32 +u42=1
contoh
jika
p=a0+a1x1+a2x2 dan q=b0+b1x+b2x
adalah dua vektor sebarang didalam p2 maka rumus berikut mendefinisikan sebuah hasil kalidalam pada
p2 (buktikan)
(p,q)=a0b0+a1b1+a2b2
Norma dari polonomial p relatif terhadap hasil kali dala ini adalah


||p||= 〈 p , p 〉 1 /2= a02 +a 12 + a32

Dan bola satuan dala ruang ini terdiri dari semua polinoial p dan p 2 ang koefisiennya memenuhi
persamaan ||p||=1 dan apabila dikuadrankan akan menghasilkan
a02+a01+a22=1
Teorema berikut ini mencantumkan sejumlah sifat aljabar dasar mengenai hasil kali dalam

Sifat-sifat hasil kali dalam


Jika u,v,dan w adalah vektor-vektor di dalam
sebuah ruang hasilkali dalam dan k adalah skalar
sebarang, maka:
a. (u,v)=(v,0)=0
b. (u,v+w)=( u,v)+(u,w)
c. (u,kv)=k(u,v)
d. (u-v,w)=(u,v)-(v,w)
e. (u,v-w)=(u,v)-(u,w)
CONTOH

⟨ u−2 v , 3u +4 v ⟩ = ⟨ 1 , 3 u+4 v ⟩ - ⟨ 2 v , 3 u+ 4 v ⟩
= ⟨ u ,3 u ⟩ + ⟨ u , 4 v ⟩ - ⟨ 2 v , 3 u ⟩ - ⟨ 2 v , 4 v ⟩

= 3⟨ u ,u ⟩ + 4⟨ u , v ⟩ - 6⟨ v ,u ⟩ - 8⟨ v , v ⟩

= 3||u||2 + 4⟨ u , v ⟩ - 6⟨ u , v ⟩ – 8||v||2

= 3||u||2 - 2⟨ u , v ⟩ – 8||v||2

Karena Teorema 6.1.1 merupakan sebuah hasil umum, teorema ini dapat dipastikan akan berlaku bagi
semua ruang hasilkali dalam real. Hal inilah yang merupakan landasan utama pengembangan aksioma-
aksioma ruang vektor dan hasilkali dalam-sebuah teorema tunggal dapat membuktikan secara sekaligus
sejumlah besar hasil. Sebagai contoh, kita dapat memastikan tanpa memerlukan pembuktian lebih lanjut
apapun bahwa kelima sifat yang diberikan di dalam Teorema 6.1.1 adalah benar bagi hasilkali dalam pada
R' yang dihasilkan oleh matriks A sebarang [Rumus (3)]. Sebagai contoh, marilah kita menelaah bagian
(b) dari Teorema 6.1.1 untuk hasilkali dalam ini:

⟨ u , v+ w ⟩ = (v + w)TATAu
= (vT + wT)ATAu [ Sifat transpos ]
= (vTATAu) + (wTATAu) [ SIfat perkalian matriks ]

= ⟨u , v ⟩ + ⟨u , w⟩

Anda akan menyadari ini bahwa hasil kali dala bermanfaat bagi pemahaman.

6.2. Sudut dan Ortogonalitas di dalam Ruang Hasilkali Dalam


Ketidaksamaan Cauchy-Schwar Ingat kembali di Rumus (1) Subbab 3.3 bahwa jika u dan v adalah
vektor-vektor taknol di dalam R2 atau R3 dan 0 adalah sudut di antara keduanya, maka
u.v=||u|| ||v|| cos 0
atau alternatifnya,
u. v
cos 0=
||u||∨|v|∨¿ ¿
Tujuan awal vektor di dalam subbab ini adalah mendefinisikan konsep tentang sudut diantara dua vektor
didalam ruang hasilkali dalam umum. Agar definisi semacam itu dapat diterima, kita menghendakinya
untuk tetap dalam konsisten umum. dengan Rumus (2) apabila diterapkan pada kasus khusus R 2 dan R3
yang memiliki hasilkali dalam Euclidean. Oleh karena itu, kita menghendaki agar definisi kita mengenai
sudut 0 di antara dua vektor taknol di dalam sebuah ruang hasilkali dalam memenuhi hubungan
[u . v]
Cos 0=
||u||∨|v|∨¿ ¿

Akan tetapi, karena |cos 0|≤1, definisi kita tidak akan pernah dapat memenuhi Rumus (3) kecuali apabila
kita dapat memastikan bahwa setiap pasangan vektor taknol di dalam sebuah ruang hasilkali dalam
memenuhi ketidaksamaan
[u . v]
| |≤1
||u||∨|v|∨¿ ¿
Teorema 6.2.1 ketidaksamaan
cauchy schwars
Jika u dan v adalah vektor-vektor
didalam sebuah ruang hasil kali
dalam real, maka
(u.v)|≤||u||. ||v||

Contoh
Ketidaksamaan Cauchy-Schwarz untuk R n (Teorema 4.1.3) merupakan kasus khusus dari Teorema 6.2.1
yang didapatkan dengan menganggap [u.v] sebagai euclidean u.v
Dua teorema berikutnya menunjukkan bahwa sifat-sifat dasar dari panjang dan jarak yang telah diuraikan
di dalam Teorema 4.1.4 dan Teorema 4.1.5 untuk vektorvektor ruang berdimensi n Euclidean tetap
berlaku pada ruang hasil kali dalam umum. Hal ini merupakan bukti kuat bahwa definisi mengenai
hasilkali dalam,panjang,dan jarak tepat.

Teorema 6.2.2 Sifat-sifat Panjang


Jika u dan v adalahvektor-vekior di dalam sebuah ruang hasilkali dalam V, dan jika k adalah
skalar sebarang maka:
a. ||u||≥0
b. ||u||=0 jika dan hanya jika u=0
c. ||ku||=|k| ||u||
d. ||u+v||≤||u||+||v|| (Ketidaksamaan segitiga)

Teorema 6.2.3 sifat-sifat jarak


Jika u,v,dan w adalah vekior-vekior di dalam sebuah ruang hasilkali dalam v.dan jika k adalah
skalar sebarang, maka:
(a)d(u,v)≥0
(b) d(u,v)=0 jika0 jika dan hanya jika u=v
(c)d(u,v)=d(v,u)
(d) d(u,v)≤ d(u,w)+d(w,v)(Ketidaksamaan segitiga)
Sudut di antara Vektor-vektor akan menunjukkan bagaimana ketidaksamaan Cauchy-Schwarz dapat
digunakan untuk mendefinisikan sudur-sudut didalam ruang hasilkali dalam umum. Misalkan u dan v
adalah vektor-vektor taknol didalam sebuah ruang hasilkali dalam V. Apabila kita membagi kedua sisi
Rumus (6)dengan||u||2 ||v||2,kita akan memperoleh
2
(u . v )
2 ≤1
||u||.∨|v|∨¿ ¿
Selarang,jika 0 adalah sebuah sudut yang ukuran radiannya bervariasi dari 0 sampai π maka cos 0 akan
memiliki nilai yang terletak diantara -1 dan 1 dimana nilai nilai tersebut muncul tepat satu kali(Gambar
6.2.1).

CONTOH
Misalkan R4 memiliki hasilkali dalam Euclidean. Tentukan cosinus dari sudut 0 diantara vektor-vektor
u=(4,3,1,-2)dan v= (-2,1,2,3).
Penyelesaian:

||u||=√ 30=,||v||=√ 18 , dan ⟨ u , v ⟩ =−9

Sehingga diperoleh

(u , v) 9 3
cos 0= ¿= =
||u||∨|v|∨¿ √ 30 √ 18 2 √ 15

6.3. Basis Ortonormal


Definisi
Suatu himpunan vektor-vektor dalam sebuah ruang hasilkali dalam disebut sebagai himpunan
orthogonal (ortoghonal set) jika setiap pasangan vektor yang berbeda dalam himpunan tersebut
adalah orthogonal sebuah himpunan orthogonal yang vektor-vektornya memiliki 1 norma disebut
ortonormal orthonormal.

CONTOH (himpunan ruang orthogonal pada R3


Misalkan, u1=(0,1,0), u2=(1,0,1), u3=(1,0,-1) dan asumsikan bahwa R3 memiliki hasilkali dalam
Euclidean. Berdasarkan hal ini maka himpunan vektor S = { u 1 ,u 2 , u3 } adalah ortoghonal karena
⟨ u 1 , u 2 ⟩ = ⟨ u 1 , u 3 ⟩ =⟨ u 2 , u 3 ⟩ =0
Jika v adalah sebuah vektor taknol pada sebuah ruang hasilkali dalam, maka berdasarkan teorema
6.2.2 bagian c vektor
1 1 1
.v memiliki norma 1, karena . v= ∨¿ v∨¿=1
v v ¿∨v∨¿
Proses mengalikan sebuah vektor taknol v dengan nilai resiprok (kebalikan) dari panjangnya untuk
memperoleh sebuah vektor dengan norma 1 disebut sebagai menormalisasikan v (normalizing v).
sebuah himpunan orthogonal yang terdiri dari vektor-vektor taknol akan selalu dapat
dikonversikan menjadi sebuah himpunan ortonormal dengan cara menormaliksasikan setiap
vektornya.

CONTOH (membentuk sebuah himpunan Ortonormal)


Norma-norma Euclidean dari vektor-vektor dalam contoh 1 adalah
||u1||=1 ||u2||=2 ||u3||=2
Sebagai konsekuensinya, normalisasi, u1, u21, dan u3 akan menghasilkan
u3
v1=
u1
¿|u 1|∨¿=(0 ,1 , 0)¿
v2 =
u2
||u 2||
=
√(
1
2
,0,

1
2 ) ( )
v3= ¿|u 3|∨¿= −1 , 0 ,− 1 ¿
√2 √2

Kami menyerahkan kepada anda untuk membuktikan bahwa himpunan S= {v1, v2, v3} adalah
ortonormal dengan cara menunjukkan bahwa
[v1, v2 ] = [v1,v3]=[v2, v3]= 0 dan ||v1||=||v2||=||v3||=1
Di dalam sebuah ruang hasil kali dalam, sebuah basis yang terdiri dari faktor vektor ortonormal
disebut sebagai basis ortonormal, dan sebuah basis yang terdiri dari vektor- vektor disebut
sebagai basis Ortogonal. Sebuah contoh basis ortonormal yang cukup kita kenal adalah basis
standar untuk R3 yang memiliki hasil kali dalam Euclidean:
i = (1, 0, 0) j = (0, 1, 0) k = (0, 0, 1)
Basis ini adalah basis yang di asosiasi kan dengan sistem koordinat siku-siku (lihat gambar 5.4.4)
Secara umum pada, Rn yang memiliki hasil kali dalam Euclidean, basis standar
e1 = (1, 0, 0, ….0) e2 = (0, 1, 0, ….0) e1 = (0, 0, 0, ….1)
adalah basis ortonormal.
Teorema 6.3.2
Jika S adalah sebuah basis ortonormal untuk sebuah ruang hasilkali dalam ber-
dimensi n, dan jika
(u)s = (u1, u2, …, un) dan (v)s = ( v1, v2, …, vn)
maka:
(a) ||u|| = √ u 12+u 2 2+ …+u n 2

(b) d(u, v) = √ (u 1−v 1)2 +(u 2−v 2) ²+ …+(u n−v n)2

(c) ⟨ u , v ⟩ = u1 v1 + u2 v2 + … + un vn
CONTOH (Menghitung Norma dengan Menggunakan Basis Ortonormal)
Jika R3 memiliki hasilkali dalam Euclidean, maka norma dari vektor u = (1, 1, 1) adalah

||u|| = (u . u)1/2 = √ 12+ 12+11= √ 3

Akan tetapi, jika kita misalkan R³ memiliki basis ortonormal S seperti yang diberikan
di dalam contoh sebelum ini, maka kita dapat mengetahui dari contoh itu bahwa vektor
koordinat dari u relatif terhadap S adalah
1 7
(u)s = (1, - , )
5 5
Norma u juga dapat dihitung dari vektor ini dengan menggunakan bagian (a) Teorema
6.3.2 Perhitungan ini menghasilkan

√ √
2 2
75
||u|| = 12+( −1 ) +( 7 ) = = √3
5 5 25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
a. Sifat-sifat hasilkali dalam Euclidean sebagai aksioma-aksioma dapat mendefinisikan
konsep umum sebuah hasilkali dalam
b. Hasilkali dalam dapat digunakan untuk mendefinisikan konsep-konsep panjang dan jarak
di dalam ruang-ruang vektor selain Rn
c. Dapat mendefinisikan konsep tentang sudut diantara dua vektor di dalam ruang hasilkali
dalam umum dengan menggunakan ketidaksamaan Cauchy-Schwarz
d. Sejumlah soal yang melibatkan ruang vektor, salah satunya dapat diselesaikan dengan
memilih basis ortonormal
B. Saran
Demikianlah makalah tentang ruang hasilkali dalam ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca. Perlu kami ingatkan dalam membaca dan memahami makalah ini, agar dengan penuh
konsentrasi dan fokus. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan dalam penjelasan,
penulisan, dan terbatasnya pengetahuan. saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah kami ini
LATIHAN SOAL
1. Misalkan u, v, dan w adalah vektor-vektor sedemikian rupa sehingga
⟨ u , v ⟩=−4 , ⟨ v , w ⟩=1, ⟨ u , w ⟩ =2, ‖u‖=5 , ‖v‖=6, ‖w‖=1
Hitunglah setiap bagian di bawah ini
a. ⟨ u +v , v +w ⟩
b. ⟨ u−v−2 w , 4 u+ v ⟩
2. Buktikan menggunakan hasilkali dalam Euclidean bahwa ketidaksamaan Cauchy-
Schwarz
a. u=( 1,−2 ), v=( 3,2 )
b. u=(0,4,2), v=(1 ,−3,5)
3. Misalkan R2 dan R3 memiliki hasilkali dalam Euclidean. Tentukan cosinus θ diantara
vektor-vektor
a. u=( 4,3 ) , v=(−5 ,−2)
b. u=( 4,0,1 ) , v=(2 ,−3,0)
4. (u)S =( 1 ,−1,2 ) ,(v )S =( 3,4,1 ) , dan(w)S =(0,1,0).
a. Hitunglah ‖u‖ , d ( u , v ) , dan ⟨ u , v ⟩
b. Hitunglah ‖v‖, d ( u , w ) ,dan ⟨ v , w ⟩
c.
5. Misalkan ⟨ u , v ⟩ adalah hasilkali dalam Euclidean pada R2, dan misalkan u = (4, -2),
v = (-10 ,5), w = (-1, 5) dan k = -3. Buktikan bahwa
a. ⟨ u , v+ w ⟩ = ⟨ u , v ⟩ + ⟨ u , w ⟩
b. ⟨ k u , v ⟩ =k ⟨ u , v ⟩= ⟨ u , k v ⟩
6. Buktikan bagian teorema 6.2.2 berikut ini:
a. Bagian (a)
b. Bagian (b)
7. Manakah diantara himpunan-himpunan vektor berikut ini yang merupakan himpunan
ortonormal, merujuk pada hasilkali dalam Euclidean pada R2 ?
a. (0, 1), (2, 0)
1 1 1 1
b. (- , ), ( , )
√2 √2 √2 √2
1 1 1 1
c. (- , - ), ( , )
√2 √2 √2 √2
d. (0, 0), (0, 1)
8. Misalkan (u, v) adalah hasilkali dalam Euclidean pada R2 dan misalkan u = (3, -2),
v = (4, 5), w = (-1, 6) dan k (-4)
buktikan:
a. (u .v) = (v. u)
b. k(u .v) = (ku .v)
9. Buktikan dengan menggunakan teorema 6.2.3
a. d(u .v) > 0
b. d(u .v) = d(v .u)

10. hitunglah (u,v) dengan menggunakan hasil kali dalam yang dihasilkan oleh matriks
3 0
u=
0 2

Anda mungkin juga menyukai