Anda di halaman 1dari 21

LAJU REAKSI

Dasar Teori
Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau
konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah
terus menerus seiring dengan perubahan konsentrasi.

Laju (atau kecepatan) menunjukkan sesuatu yang terjadi persatuan waktu. Laju
reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan
katalis.
Konsentrasi adalah banyaknya zat terlarut di dalam sejumlah pelarut. Semakin
banyak zat terlarut, maka akan semakin besar pula konsentrasi larutan. suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi mengandung partikel yang lebih banyak, jika dibandingkan
dengan larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah. Pada konsentrasi tinggi,
memungkinkan tumbukan yang terjadi akan lebih banyak, sehingga membuka peluang
semakin banyak tumbukan efektif yang menyebabkan laju reaksi menjadi lebih cepat.
Akibatnya, hasil reaksi akan lebih cepat terbentuk.
Suhu. Peningkatan suhu meningkatkan fraksi molekul yang memiliki energi
melebihi energi aktivasi. Frekuensi tumbukan meningkat dengan meningkatnya suhu,
dan diharapkan hal tersebut sebagai faktor untuk mempercepat suatu reaksi kimia.

Luas permukaan memiliki peranan yang penting dalam laju reaksi. Apabila
semakin kecil luas permukaan, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar
partikel, sehingga laju reaksi semakin lambat. Begitupun sebaliknya. Karakteristik
kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu,
maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dan
mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang permanen.
Jadi, katalis tidak muncul dalam persamaan kimia secara keseluruhan, tetapi
kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju, memodifikasi, dan mempercepat
lintasan yang ada, atau lazimnya, membuat lintasan yang sama sekali baru bagi
kelangsungan reaksi. Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun
dengan jumlah yang sangat sedkit.



Bahan:
Pita magnesium 4 buah
HCl 0,5M; 1M; 2M; DAN 3M
HCl 0,1 M 60ml
Na2S2O3 0,1M 60ml
H2O2 15ml
NaCl 4 tetes
FeCl3 4 tetes
Batu pualam (padat dan serbuk) 2 gram

Prosedur dan Pengamatan
Prosedur Pengamatan
1. Pengaruh Konsentrasi
Menyediakan 4 buah tabung reaksi, lalu
mengisi masing-masing tabung dengan
pita magnesium. Memasukkan HCl 0,5 M
pada tabung pertama, HCl 1 M pada tabung
kedua, HCl 2 M pada tabung ketiga, dan
HCl 3 M pada tabung keempat. Mengamati
keempatnya, mencatat waktu yang
dibutuhkan sampai reaksi berhenti.
Pita magnesium yang digunakan masing-
masing berukuran 3x3 mm. Pada tabung
pertama, reaksi berjalan lambat dengan
waktu 6342 detik. Pada tabung kedua,
reaksi berjalan agak lambat dengan waktu
397 detik. Pada tabung ketiga, reaksi
berlangsung sedang dengan waktu 183
detik. Sedangkan, pada tabung keempat,
reaksi berlangsung cepat yaitu dalamw
aktu 51 detik.
2. Pengaruh Suhu
Memasukkan larutan 15ml Na2S2O3 0,1
M ke dalam 15ml larutan HCl 0,1 M yang
ditaruh di atas kertas bertanda X.
Mengamati sampai tanda X tidak terlihat
dari atas. Kemudian, menaikkan suhu
larutan Na2S2O3 menjadi 40
0
C, 50
0
C, dan
60
0
C lalu mempraktikkan sama seperti
Na2S2O3yang tidak dipanaskan. Mengamati
juga, sampai tanda X menghilang. Mencatat
suhu awal dan akhir.
Pada percobaan pertama, didapatkan suhu
campuran sebesar 29
0
C. laju reaksi
berlangsung sangat lambat dengan waktu
888 detik. Pada suhu 40
0
C, laju reaksi
berlangsung lebih cepat dengan waktu 103
detik. Pada suhu 50
0
C, laju reaksi tidak
jauh dengan percobaan sebelumnya yaitu
dalam waktu 96 detik. Pada suhu 60
0
C,
laju reaksi berlangsung paling cepat
dengan waktu 66 detik. Warna akhir
larutan yaitu putih pucat.
3. Pengaruh Luas Permukaan
Menyiapkan 2 buah tabung reaksi. Mengisi
tabung pertama dengan bongkahan batu
pualam sebanyak 2 gram, lalu
menambahkan 1ml HCl 2M. Mengisi
tabung kedua dengan gerusan batu pualam
sebanyak 2 gram, lalu menambahkan pula
1ml HCl 2M. Mengamati laju reaksi
keduanya.
Tabung pertama, membutuhkan waktu
sampai laju reaksi berhenti selama 1020
detik. Sedangkan, tabung kedua
membutuhkan waktu 600 detik sampai
laju reaksi berhenti.
4. Pengaruh Katalis
Menyiapkan 3 buah tabung reaksi,
kemudian mengisi ketiganya dengan 5ml
larutan H2O2. Tabung pertama sebagai
pembanding. Menambahkan tabung kedua
dengan NaCl 0,1 M 2 tetes. Menambahkan
tabung ketiga dengan FeCl3 0,1 M 4 tetes.
Mengamati ketiganya.
Laju reaksi pada tabung pertama
berlangsung selama 2 jam, 1 menit, 3
detik. Pada tabung kedua selama 1 jam, 39
menit, 22 detik. Pada tabung ketiga selama
7 menit, 54 detik.


Pembahasan
Pada praktikum kali ini, telah dilakukan percobaan mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi. Faktor-faktor tersebut yaitu konsentrasi, suhu, luas
permukaan, dan katalis.
Pada percobaan pertama dilakukan pengamatan faktor laju reaksi, yaitu
konsentrasi, yang dilakukan dengan mereaksikan pita magnesium bersama HCl yang
konsentrasinya berbeda-beda. Pada konsentrasi yang rendah, yaitu 0,5 M, laju reaksi
berjalan sangat lambat. Semakin ditingkatkan konsentrasi HCl, laju reaksi semakin
berjalan cepat, yaitu saat konsentrasi dinaikkan menjadi 1 M, 2 M, dan 3 M. Hal ini
membuktikan bahwa konsentrasi mempengaruhi laju reaksi. Jika konsentrasi suatu zat
semakin besar maka laju reaksinya semakin cepat pula, begitu juga sebaliknya. Suatu
larutan dengan konsentrasi pekat mengandung partikel yang lebih rapat, jika
dibandingkan dengan larutan yang berkonsentrasi kecil (encer), sehingga lebih mudah
dan lebih sering bertumbukan. Itulah sebabnya, makin besar konsentrasi suatu larutan,
maka semakin cepat pula laju reaksinya.
Pada percobaan kedua, dilakukan pengamatan terhadap suhu. Pencampuran
antara HCl dengan Na2S2O3, sebanyak masing-masing 15 ml; 0,1 M, diperlukan wakt
selama 14 menit 40 detik. Tetapi, saat suhu Na2S2O3 dinaikkan menjadi 40
0
C, 50
0
C, dan
60
0
C ternyata memerlukan waktu lebih sedikit saat pencampuran HCl. Hal ini
disebabkan karena suhu turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu
pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin
aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju
reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak
aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
Pada percobaan ketiga, dilakukan pengamatan pengaruh luas permukaan
terhadap laju reaksi. Berdasarkan percobaan, bongkahan batu pualam sebanyak 2 gram
yang direaksikan degan HCl 2 M bereaksi lebih lambat dibandingkan dengan batu
pualam yang dihaluskan terlebih dahulu kemudian direaksikan dengan HCl.
Berdasarkan teori, bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih cepat
dibandingkan sebuah bongkahan zat padat dengan massa yang sama, karena bubuk zat
padat memiliki luas permukaan yang lebih besar. Suatu zat akan bereaksi hanya jika zat
tersebut bercampur dan terjadi tumbukan. Tumbukan tersebut terjadi antara luas
permukaan bidang sentuh dari masing-masing molekul. Semakin luas permukaan suatu
zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi, semakin kecil ukuran partikel zat, reaksipun
akan berlangsung cepat.
Pada percobaan terakhir, dilakukan pengamatan katalis dalam laju reaksi.
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi pada suhu tertentu, tanpa
mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan
dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan
reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah
akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Dalam percobaan digunakan
katalis H2O2, dimana tabung pertama dijadikan standar yang tidak diperlakukan apa-
apa lalu mulai terbentuk gelembung. Namun, setelah tabung H2O2 ditambahkan NaCl 0,1
M atau FeCl3 0,1 M, waktu reaksi berlangsung sangat kontras. Pada penambahan
FeCl3 reaksi berhenti pada menit ke 7, detik ke 54. Namun, saat penambahan NaCl,
reaksi berhenti pada jam ke 1, menit ke 39, detik ke 22. Hal ini mungkin disebabkan
karena sifat katalis yang spesifik, yaitu hanya cocok pada substansi tertentu.


Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi laju rekasi yaitu:
Konsentrasi. Semakin tinggi konsentrasi, maka laju rekasi semakin cepat. Semakin
rendah konsentrasi, maka laju reaksi semakin lambat.
Suhu. Peningkatan suhu akan mempercepat laju reaksi.
Luas permukaan. Semakin luas permukaan, maka laju reaksi akan semakin cepat.
Katalis. Katalis yang ditambahkan akan mempercepat laju reaksi.
DAFTAR PUSTAKA http://laporanwoylaporan.blogspot.com/2012/07/laju-reaksi.html



























I. Tujuan
Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

II. DasarTeori
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produknya per satuan waktu,
yang dinyatakan dengan persamaan reaksi:
Peraksi (reaktan) --> hasilreaksi (produk)
Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi molar atau
molaritas (M). Dengan demikian maka laju reaksi menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi
atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi setiap satu satuan waktu (detik). Satuan laju reaksi
umumnya dinyatakan dalam satuan mol (mol/liter detik). Laju reaksi ada yang berlangsung sangat
lambat, sangat cepat berada diantaranya. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi:

1. Suhu
Pada umumnya semakin tinggi suhu suatu sistem, semakincepat reaksi kimia berlangsung.
2. Keberadaan katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat atau memperlambat reaksi kimia tanpa zat itu sendiri
mengalami perubahan komposisi secara permanen.
3. Konsentrasi reaktan
Semakin tinggi konsentrasi semakincepat reaksi.
4. Tekanan reaktan berupa gas
Pada umumnya semakin tinggi tekanan reaktan berupa gas semakin cepat reaksi.
5. Luas partikel
Semakin kecil ukuran reaktan padat semakin cepat reaksi. Contohnya : Tatal kayu terbakar lebih
cepat dibandingkan kayu utuh.

TeoriTumbukan ( Collison theory)
Teori ini disajikan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.Teori ini meninjau
molekul yang menjalani reaksi untuk menjelaskan gejala yang diamati.Teori ini mempostulatkan agar
suatu reaksi dapat terjadi, molekul harus bertumbukan satu sama lain dengan energi yang cukup
untuk memutus ikatan kimia dalam reaktan.
- Komplek steraktifkan (Activated complex)
Spesies yang sangat energetik dansangat tidak stabil akan terbentuk. Meskipun energinya cukup,
tidak semua tumbukan diantara molekul yang bereaksi akan menghasilkan produk. Karena molekul
terori entasi kearah yang salah.
- Energi aktivasi Ea (Activatonenergi)
Merupakan energi minimum yang dapat menyebabkan laju reaksi. Jika tumbukan molekul tidak
cukup energetik, molekul hanya akan kembali ke dalam keadaan awal meskipun sejenak molekul
tersebut berubah bentuk.



III. Alat Dan Bahan
Alat


1) LabuReaksi
2) GelasUkur
3) BekerGelas
4) Stopwatch
5) Pipet
6) Corong
7) Botol
8) Timbangan
9) AlatTulis
10) Termometer
11) Balon
12) Spritus
13) Kaki 3
14) Korek
15) Kasa
16) Penggerus
17) Tabung reaksi



Bahan
1) HCL 3 M, 1.5 M, 0.75 M
2) Pualam 0.5gr x 15
3) Na
2
S
2
O
3
0,2 M
4) H
2
O
2

5) NaCl 0,1 M
6) FeCl
3




VI. Faktor Laju Reaksi
A. Faktor R
B. Faktor S
1. Langkah Kerja
Ambil masing-masing 3mL HCl 3M, masukkan ke dalam tabung reaksi.
Timbang 0.5gr pualam dalam bentuk bongkahan sebanyak 3 kali.
Masukkan 0.5gr pualam tersebut ke dalam tabung reaksi, amati banyaknya gelembung yang
dihasilkan dan catat waktu yang diperlukan agar balon dapat berdiri tegak.
Ulangi percobaan tersebut sampai 3 kali.
Lakukan langkah yang sama dengan menggunakan pualam yang telah digerus halus.
Bandingkan apa yang terjadi.
2. Data Pengamatan
No. HCl (M) Massa
pualam
(bongkahan)
Waktu (detik) Massa pualam
(serbuk)
Waktu (detik)
1 3M 0.5gr 25.28 0.5gr 2.74
2 3M 0.5gr 1.10.52 0.5gr 2.01
3 3M 0.5gr 34.73 0.5gr 1.86
Waktu rata-rata 43.51 waktu rata-
rata
2.20



3. Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi yang terjadi!
2. Faktor apakah yang berpengaruh terhadap reaksi pada eksperimen diatas?
3. Reaksi mana yang berlangsung lebih cepat? Jelaskan jawaban anda!
4. Jawaban
1. HCl (aq) + CaCO
3
(s) CaCl
2
(s) + H
2
O

(l) + CO
2
(g)
2. Faktor yang mempengaruhi reaksi pada eksperimen diatas adalah faktor luas permukaan.
Semakin luas luas permukaan sentuhnya, semakin mempercepat tumbukan efektif antar partikel
yang akan menghasilkan reaksi. Sehingga waktu yang dibutuhkan juga singkat. Serbuk memiliki luas
permukaan lebih luas dibandingkan bongkahan, sehingga pualam serbuk lebih cepat bereaksi
dengan HCl.
3. Reaksi yang berlangsung lebih cepat adalah dengan penambahan pualam berwujud
serbuk.Karena semakin besar luas luas permukaan, maka akan mempercepat proses tumbukkan
antar partikel.







C. Faktor T
1. Langkah Kerja
Buatlah tanda silang pada sehelai kertas.

Butiran yang lebih halus bereaksi lebih cepat.
Kepingan yang kasar bereaksi lebih lambat.


Masukkan 25 mL Na
2
S
2
O
3
0.2 M ke dalam bekker gelas. Letakkan gelas tersebut diatas kertas
yang bertanda silang. Ukur suhunya dan catat.
Tambahkan 5 mL HCl 1,5 M. Ukur suhunya dan catat waktu yang diperlukan sejak penambahan
HCl sampai tanda silang tidak terlihat lagi (amati dari atas bekke rgelas).
Ulangi langkah kerja di atas sampai 3 kali.
Masukkan 25 mL Na
2
S
2
O
3
0,2 M kedalam bekker gelas lain. Panaskan hingga suhu 10
0
C di atas
suhu percobaan pertama. Catat suhunya.
Letakkan bekker tersebut di atas kertas yang bertanda silang. Tambahkan 5 mL HCl 1.5 M dan
catat waktu yang dibutuhkan mulai dari penambahan HCl sampai tanda silang tidak terlihat lagi.
Ulangi langkah 5 dan 6 sebanyak 2 kali lagi.


2. Data Pengamatan
NO SuhuNa
2
S
2
O
3
Waktu (detik) Suhu Na
2
S
2
O
3
Waktu
(detik)
1 t
1
:31 t
2
:31 21.06 t
1
:30 t
2
:40 11.35
2 t
1
:31 t
2
:31 20.09 t
1
:31 t
2
:41 10.59
3 t
1
:30 t
2:
30 21,22 t
1
:31 t
2
:41 10.12
Waktu Rata-rata 20.79 Waktu Rata-rata 10.68

3. Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi yang terjadi!
2. Faktor apakah yang berpengaruh terhadap reaksi pada eksperimen diatas?
3. Reaksi mana yang berlangsung lebih cepat ? Jelaskan jawaban anda!
4. Jawaban Pertanyaan
1. Reaksi yang terjadi
Na
2
S
2
O
3
(aq)+ 2HCl (aq) S0
2
(g) + S (s) + H
2
O (l) + 2NaCl (aq)
2. Faktor yang mempengaruhi reaksi tersebut adalah suhu
3. Reaksi yang lebih cepat adalah reaksi yang kedua (25 mL Na
2
S
2
O
3
0.2 M yang dipanaskan 10
0
C di
atas suhu awal).
Karena pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi antara Na
2
S
2
O
3
dengan HCl adalah semakin tinggi
suhu suatu larutan, maka akan semakin cepat laju reaksi yang akan terjadi. Apabila suatu suhu
reaksi di naikkan, maka energi kinetik dari partikel-pertikel zat reaktan yang bertumbukkan akan
semakin cepat, sehingga zat produk yang diperoleh makin besar.
D. Faktor U
1. Langkah Kerja
Masukkan 20mL larutan H
2
O
2
5% kedalam dua gelas kimia. Amati kecepatan gelembung pada
kedua gelas tersebut dan catat.
Tambahkan 20 tetes NaCl 0,1M ke dalam bekker glass 1 dan 20 tetes FeCl
3
0,1M (yang anda buat
dalam percobaan selanjutnya) ke dalam bekker glass 2. Bagaimana kecepatan timbulnya gelembung
gas pada kedua glas kimia tersebut ? Amati dan catat.
2. Data Pengamatan
No Larutan Pengamatan
1 H
2
O
2
Cepat
2 H
2
O
2
+ NaCl Lambat
3 H
2
O
2
+ FeCl
3
Sangat Cepat
3. Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi yang terjadi!
2. Faktor apakah yang berpengaruh terhadap reaksi pada eksperimen diatas?
3. Reaksi mana yang berlangsung lebih cepat? Jelaskan jawaban anda!
4. Jawaban
1. FeCl
3
H
2
O
2
(aq) H
2
O(l) + O
2
(g)
H
2
O
2
+ FeCl
3
2FeCl
2
(aq) + 2HCl + O
2

2. Yang mempengaruhi reaksi pada eksperimen diatas adalah faktor katalis. Katalis merupakan
suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi , tetapi saat itu sendiri tidak mengalami perubahan
yang kekal (zat yang ditambahkan ikut bereaksi dan setelah bereaksi akan kluar dalam bentuk
semula)
3. Reaksi yang berlangsug lebih cepat adalah yang ditambahkan dengan

besi (III) klorida FeCl
3
, aksi
larutan besi (III) klorida (FeCl
3
) terhadap peruraian larutan hidrogen peroksida (H
2
O
2
) dapat terurai
menjadi air dan gas oksigen menurut persamaan :
2H
2
O
2
(aq) 2H
2
O(l) + O
2
(g)
Pada suhu kamar reaksi berlangsung sangat lambat, sehingga praktis tidak teramati. Namun
reaksi akan brlangsung berlangsung hebat jika larutan FeCl
3
ditambahkan. Larutan FeCl
3
(berwarna
kuning jingga) mula-mula menubah warna campuran menjadi coklat, tetapi pada akhir
reaksi kembali berwarna kuning jingga, jadi menunjukka bahwa FeCl
3
tidak dikonsumsi dalam reaksi
tersebut dan reaksi ini termasuk dalam reaksi katalis homogen.

V. PEMBAHASAN
A. Faktor R
Pada percobaan pertama faktor yang mempengaruhi adalah konsentrasi. Hal ini dilihat dari
penentuan faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan HCl dengan konsentrasi 3M, 1.5M,
O.75M yang direaksikan dengan batu pualam (CaCO
3
). Tiap konsentrasi dilakukan sebanyak 3 kali.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
menaikan balon pada tiap konsentrasi yang digunakan. Konsentrasi HCl 3M butuh waktu 35.02 detik
untuk menaikan balon. Sedangkan konsentrasi HCl 1.5M dan 0.75M memerlukan waktu lebih dari 5
menit untuk dapat menaikkan balon.
Berdasarkan ketiga variasi konsentrasi HCl yang digunakan, larutan HCl dengan konsentrasi 3M
memerlukan waktu yang paling cepat untuk menaikkan balon. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi HCl berpengaruh terhadap lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan batu
pualam. Hal itu dikarenakan jumlah partikel zat pelarut dalam larutan HCl 3M lebih besar
dibandingkan dengan yang 1.5M dan 0.75M mengakibatkan makin banyak tumbukan efektif antara
partikel HCl dengan partikel CaCO
3
.

B. Faktor S
Percobaan kedua faktor yang mempengaruhi adalah luas permukaan. Hal ini dibuktikan berdasarkan
penentuan faktor yang mempengaruhi faktor laju reaksi menggunakan HCl 3M dan CaCO
3
serbuk
dan bongkahan sebanyak 0.5gr dan dilakukan sebanyak masing-masing 3 kali.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
menaikkan balon pada tiap jenis CaCO
3
yang digunakan.
Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menaikan balon menggunakan CaCO
3
serbuk adalah 2.20
detik. Sedangkan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menaikan balon menggunakan
CaCO
3
bongkahan adalah 43.51 detik. Dapat dilihat bahwa CaCO
3
serbuk membutuhkan waktu yang
singkat untuk menaikkan balon.
CaCO
3
serbuk memiliki luas permukaan yang lebih besar dibanding CaCO
3
bongkahan sehingga
tumbukan yang terjadi makin besar. Makin besar tumbukan energi aktivasi makin cepat di capai dan
makin mempercepat reaksiantara HCl dengan CaCO
3
.

C. Faktor T
Percobaan ketiga menggunakan faktor suhu. Dibuktikan dengan penentuan faktor laju reaksi yang
menggunakan Na
2
S
2
O
3
0.2M dan HCl 1.5M. Dalam percobaan ini larutan Na
2
S
2
O
3
diberi 2 perlakuan
yang berbeda. Perlakuan pertama larutan tidak dipanaskan dan yang kedua dengan dipanaskan
hingga suhunya naik 10
0
C dari suhu awal. Kedua larutan tersebut kemudian di reaksikan dengan
larutan HCl sampai tanda silang pada kertas tak terlihat.
Tiap larutan Na
2
S
2
O
3
(tidak dipanaskan dan dipanaskan) dialkukan 3 kali pengulangan. Suhu awal
Na
2
S
2
O
3
(tidak dipanaskan) adalah 30.67
0
C dan membutuhkan waktu rata-rata 20.79 detik untuk
menghilangkan tanda silang. Sedangkan yang dipanaskan suhu awalnya 40.67
O
C Dengan waktu rata-
rata 10.69 detik untuk menghilangkan tanda silang. Berdasarkan percobaan tersebut diketahui
bahwa suhu larutan dapat mempengaruhi lama waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan tanda
silang atau mengeruhkan larutan. Makin tinggi suhu energi kinetik partikel makin besar
mengakibatkan makin banyak terjadi tumbukan efektif sehingga laju reaksi makin besar.

D. Faktor U
Percobaan keempat menggunakan faktor katalis. Dengan penentuan faktor laju reaksi menggunakan
H
2
O
2
, NaCl, dan FeCl
3
. Keadaan awal H
2
O
2
tampak banyak gelembung di sekitar tabung. Larutan
H
2
O
2
tersebut diberi 2 perlakuan bebeda. Pertama H
2
O
2
direaksikan dengan NaCl dan keadaan
gelembung pada bekker glass hampir tidak mengalami pertambahan gelembung. Kedua
H
2
O
2
direaksi dengan FeCl
3
dan mengahasilkan kecepatan pertambahan gelembung sangat cepat.
Larutan H
2
O
2
terdekomposisi menjadi air dan gas O
2
berdasarkan reaksi berikut :
2H
2
O
(aq)
2H
2
O
(l)
+O
2(g)

Penambahan NaCl mengakibatkan O
2
berkurang. Sehingga NaCl menghambat pembentukan gas O
2
.
Sedangkan FeCl3 dapat mempercepat pembentukan gas O
2
sehingga memperbanyak gelembung gas
O
2
. Zat yang menghambat reaksi disebut inhibitor, sedangkan zat yang mempercepat reaksi disebut
katalisator.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang diakukan, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain:
1. Faktor R= Faktor konsentrasi pereaksi
2. Faktor S= Faktor luas permukaan
3. Faktor T= Faktor suhu
4. Faktor U= Faktor katalis

http://nabiladventure.blogspot.com/2012/10/laporan-praktikum-kimia-laju-reaksi.html























PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan ini terdapat beberapa reaksi kimia. Reaksi reaksi kimia ini
dapat berlangsung dengan cepat ataupun lambat. Reaksi kimia yang berlangsung lambat
contohnya pembentukan fosil, proses pelapukan kayu, pembentuan minyak bumi dan batu
bara. Sementara itu reaksi yang berlangsung dengan cepat contohnya proses pembakaran
kayu, proses terbakarnya gas peristiwa peristiwa yang meledak. Adanya perbedaan tingkat
kecepatan reaksi dari berbagai jenis reaksi. Reaksi merupakan hal yang mendasari konsep
laju reaksi.
Untuk dapat mengetahui lebih jelas lagi mengenai konsep laju reaksi yaitu dengan
cara membakar kertas. Pada peristiwa ini terjadi reaksi pengurangan jumlah kertas akibat
pembakaran dan menjadi penambahan abu yang merupakan hasil pembakaran kertas. Dalam
proses industri yang melibatkan adanya reaksi kimia memerlukan peranan ilmu kimia yang
memberi dasar untuk mengetahui agar sesuatu proses industri dapat menghasilkan bahan
industri yang sebanyak banyaknya dalam waktu yang singkat. Disisi lain terdapat reaksi
kimia yang dikehendaki berjalan dengan lambat, misalnya bagaimana agar buah tidak cepat
membusuk, bagaimana memperlambat perkaratan besi.

Oleh sebab itu dalam percobaan kali ini, akan mengetahui bagaimana suatu reaksi
dapat berlangsung dengan cepat dan faktor faktor apa saja yang dapat mempercepat suatu
reaksi.

1.2 Tujuan Percobaan
- Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi
- Mengetahui makna dari laju reaksi
- Mengetahui persamaan dari laju reaksi


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil
reaksi terhadap perubahan waktu. Laju reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut :

Laju reaksi terukur, seringkali sebanding dengan konsentrasi reaktan suatu perangkat.
Contohanya, mungkin saja laju reaksi itu sebanding dengnan konsentrasi dua reaktan A dan
B, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = K [ A ]
x
. [ B ]
y

Koefisien K disebut konstanta laju, yang tidak bergantung pada konsentrasi tetapi bergantung
pada temperatur. Persamaan sejenis ini ditentukan secara eksperimen disebut hukum laju
reaksi. Secara formal hukum laju adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi dan sebagai
fungsi dari semua spesies yang ada termasuk produknya.
Hukum laju reaksi mempunyai dua penerapan yang utama. Penerapan
praktisnya setelah kita mengetahui hukum laju reaksi dan konstanta laju reaksi, kita dapat
meramalkan laju reaksi dari komposisi campuran. Penerapan teoritis pada laju ini adalah :
hukum laju merupakan pemandu untuk mekanisme reaksi. Setiap mekanisme yang diajukan
harus konsisten dengan hukum laju yang diamati.
Pada kelajuan reaksi ternyata suhu juga berpengaruh, suhu juga hampir
menaikkan kelajuan dari setiap reaksi. Sebaliknya penurunan dalam suhu akan menurunkan
kelajuan, dan ini tidak bergantung apakah reaksi eksotermis dan endotermis. Perubahan
kelajuan terhadap suhu dinyatakan oleh suatu perubahan dalam tetapan kelajuan yang
spesifik K.
Untuk setiap reaksi, K naik dengan kenaikkan suhu, besarnya kenaikkan
berbeda- beda dari sutau reaksi dengan reaksi yang lain. Bila suatu reaksi terjadi dalam
beberapa langkah reaksi kemungkinan spesien perantara dibentuk, dan mereka mungkin tidak
dapat dideteksi karena mereka akan segera digunakan dalam langkah reaksi berikutnya.
Meskipun demikian dengan mengetahui faktor faktor yang mempengaruhinya kadang
kadang dapat diketahui seberapa jauh faktor faktor tersebut berperan dalam mekanisme
reaksi.
Faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi :
Dalam berbagai reaksi kimia kita sering dapati reaksi berjalan sangat cepat dan
adapula yang berjalan sangat lambat. Keadaan demikian dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor faktor, yaitu :
1. Konsentrasi
Jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar pula, dan
sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya semakin kecil pula. Untuk
beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal
dengan hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi.
Pangkat pangkat dalam persamaan laju reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan
orde reaksi dalam suatu reaksi kimia pada prinsipnya menetukan pengaruh seberapa besar
perubahaan konsentrasi laju reaksi terhadap konsentrasi pereaksi.
2. Luas Permukaan
Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda dengan reaksi yang
berlangsung dengan heterogen. Pada reaksi homogen campuran zatnya bercampur
seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat berlangsungnya reaksi kimia, karena molekul
molekul ini dapat bersentuhan satu sama yang lainnya. Dalam sistem heterogen, reaksi hanya
berlangsung pada bidang bidang yang bersentuhan dari kedua fasenya. Reaksi kimia
berlangsung pada kedua molekul molekul atom atom atau ion ion dari zat zat yang
bereaksi telebih dahulu bertumbukkan. Maka semakin luas permukaan suatu reaksi mak
semakin cepat reaksi itu berlangsung.
3. Suhu / Temperatur
Pada suhu yang tinggi, energi molekul molekul bertambah. Laju reaksi meningkat
dengan naiknya suhu, biasanya kenaikan suhu sebesar 10
o
C akan menyebabkan kenaikkan
laju reaksi sebesar dua atau tiga kalinya. Kenaikkan laju reaksi ini disebabkan dengan
kenaikkan suhu atau menyebabkan makin cepatnya molekul molekul pereaksi bergerak,
sehingga memperbesar kemungkinan terjadi tabrakan yang efektif. Energi tumbukan
bertambah yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehingga suatu reaksi dapat berlangsung
disebut energi pengaktifan.
4. Katalis / Katalisator
Berbagai reaksi berlangsung lambat dapat di percepat dengan menambahkan zat lain
yang disebut katalis. Konsep yang menerapkan pengaruh terhadap laju reaksi diantaranya
katalis menurunkan energy-energi pengaktifan suatu reaksi dengan jalan menbentuk tahap-
tahap reaksi yang baru.
Ada dua jenis katalis, yaitu :
- Katalis homogen adalah ktalis yang satu fase dengan zat yang dikatalis. Jenis katalis ini
umumnya ikut breaksi, tetapi pada akhir reaksi akn kembali lagi kebentuk semula.
- Katalis heterogen adalah katalis yang tidak satu fase dengan zat-zat yang bereaksi. Jenis
katali ini umumnya logam-logam dan reaksi yang dipercepat umumnya gas-gas.
Orde satu reaksi
Orde satu reaksi adalah jumlah semua eksponen dari konsentrasidalam persamaan laju
reaksi, atau bilangan pangkat yang menyatakan hubungan konsentrasi zat dengan kecepatan
reaksi. Jika laju suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari
hanya satu pereaksi, maka reaksi itu dinyatakan sebagai orde pertama. Persamaan laju orde
pertama dari tipe laju reaksi K=k [A]
1
Jika suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan
pangkat dua suatu pereaksi maka reaksi itu disebut orde ke dua atau k [A]
2
.
Suatu reaksi tidak dapat bergantung pada konsentrasisuatu pereaksi, perhatikan
pereaksi umum A + B menghasilkan AB yang ternyata orde pertama adalah A. jika kenaikan
konsntrasi B tidak mungkin menaikan laju reaksi maka reaksi itu disebut orde nol.
Penentuan laju reaksi disederhanakan dengan metode isolasi. Dalam hal ini, konsentrasi
semua kecuali suatu reksi dibuat berlebihan.contohnya jika B dibuat berlebihan mak
dianggap konsentrasinya akan konsentrasinya selama reaksi. Maka walaupun hokum lajun
reaksi sesungguhnya berorde kedua secara keseluruhan : V = k [A]
x
[B]
y
, Kita dapat
menyamakan [B]dengan [B
0
] dan menuliskan V = k A dan V = k B yang mempunyai hokum
orde pertama, karena hukumlaju yang sebenarnya di paksakan menjadi bentuk orde pertama
dan mengasumsikan konsentrasi B konstan, jika hokum laju lebih rumit seperti :

Maka teknik isolasi berlebihan akan menghasilkan :

Ini merupakan hukumlaju reaksi pseudo ke dua yang lebih mudah untuk di analisa dan di
kenali pada hokum lengkapnya. Ketergantunga laju pada semua reaktan dapat di cari dengan
mengosilasisecara bergantung sehungga tersusunlah gambar tentang hukum laju keseluruhan
konsentrasi dan kecepatan konsentrasi.
Kecepata reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi zat-zat yang breaksi, berarti
semakin besar kercepatan reaksi maka konsentrasi akan semaki besar pula dan sebaliknya
bila semakin kecil kecepatan konsentrasi maka konsentrasi akan semakin kecil
pula.misalnya , bila [A] diperbesar dua kali maka , cara mencari
kecepatan orde reaksi :
1. Jika , maka
Ini berlaku bila kecepatan di ketahui.
2. Bial yang diktahui bukan keceptannya tapi waktunya maka , V = k
[A]
x
[B]
y

Orde suatu reaksi ditentukan dari suatu data eksperiment dengan menghitung tetapan laju
denga suatu grafik atau dengan mentukan denga waktu penuh reaksi. Dengan mengetahui
orde reaksi mekanisme reaksi yang mungkin dapat dikesampingkan. Factor utama adalah
tahapan laju reaksi, karena tahapan ini membatsi laju reaksi keseluruhan mekanisme reaksi
rantai yang secara khas sangat cepat, bergantung poada pembentukan spesi-spesi yang sangat
reaktif sebagai zat antara reaksi ini dibentu di rambat dan diakhir dalam elementer yang
terpisah. Mempelajari laju reaksi adalah cara terbaik untuk mengetahui mekanismenya.












BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat alat
- Balp
- Alat tulis / Spidol
- Hot Plate
- Gelas baker
- Gelas ukur
- Termometer
- Stowatch
- Pipet tetes
- Pipet volume
3.1.2 Bahan bahan
- Larutan Na
2
S
2
O
3
0,1 M
- Larutan Na
2
S
2
O
3
0,2 M
- Larutan HCl 1 M
- Larutan HCl 2 M
- Kertas
- Akuades
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Pengaruh Konsentrasi
- Disiapkan kertas putih yang telah diberi tanda ( x ) dengan menggunakan pulpen.
- Disiapkan gelas kimia di atas kertas yang telah bertanda ( x ).
- Diisi gelas kimia dengan larutan 5 ml Na
2
S
2
O
3
0,1 M.
- Diisi gelas ukur dengan larutan 5 ml HCl 1 M.
- Dicampurkan larutan 5 ml HCl 1 M dan larutan 5 ml Na
2
S
2
O
3
0,1 M dalam gelas kimia.
- Diamati dan dicatat waktu terjadi perubahan hingga tidak terlihat lagi tanda ( x ) pada kertas.
- Diulangi langkah yang sama untuk 5 ml Na
2
S
2
O
3
0,1 M dengan 5 ml HCl 2 M dan larutan 5
ml Na
2
S
2
O
3
0,2 M dengan 5 ml HCl 2 M.
3.2.2 Pengaruh Suhu ( 40
o
C )
- Disiapkan kertas putih yang telah diberi tanda ( x ) dengan menggunakan pulpen.
- Disiapkan gelas kimia berisi larutan 5 ml Na
2
S
2
O
3
0,1 M
- Dipanaskan 5 ml Na2S2O3 0,1 M tersebut pada penangas air hingga suhunya 40
o
C.
- Diletakkan gelas kimia tersebut di atas kertas putih yang telah diberi tanda ( x ).
- Dicampurkan larutan 5 ml HCl 1 M dan larutan 5 ml Na
2
S
2
O
3
0,1 M dalam gelas kimia.
- Diamati dan dicatat waktu yang diperlukan sejak ditambahkan larutan 5 ml HCl 1 M hingga
tidak terlihat lagi tanda ( x ) pada kertas.
- Diulangi langkah yang sama untuk 5 ml Na
2
S
2
O
3
0,1 M dengan 5 ml HCl 2 M dan larutan 5
ml Na
2
S
2
O
3
0,2 M dengan 5 ml HCl 2 M.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
a. Pengaruh konsentrasi pada laju reaksi
No. [Na
2
S
2
O
3
] [ HCl] Waktu (s)
1 0,1 M 1 M 433 s
2 0,1 M 2 M 215 s
3 0,2 M 2 M 77 s

b. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
No. [Na
2
S
2
O
3
] [HCL] Waktu (s)
1 0,1 M 1 M 72 s
2 0,1 M 2 M 44 s
3 0,2 M 2 M 22 s
Dengan suhu 40
0

4.2 Reaksi-reaksi

4.3 Perhitungan
a.) Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
-

-

Ordo reaksi total adalah X + Y = 1,5 + 1 = 2,5

Persamaan laju reaksi =


b). Pengaruh suhu terhadap konsentrasi
-

-

Ordo reaksi total adalah X + Y = 1 + 0,7 = 1,7

Persamaan laju reaksi =

4.4 Pembahasan
Laju reaksi adalah cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung atau perbandingan
perubahan konsentrsi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahn waktu. Laju reaksi dapat di
rumuskan :
Laju reaksi =
Orde reaksi adalah bilangan pangkat yang menyatakan hubungan konsentrsi zat
dengan kecepatan reaksi. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah
sebagai berikut :
1. Konsentrasi
Makin besar konsentrasi makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makin besar
kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula terjadinya reaksi atau
makin besar konsentrasi maka reaksi berlangsung akan makin cepat, sebab [artike-partike zat
yang bereaksi semakin besar.
2. Luas permukaan
Syarat agar reaksi dapat berlangsung adalah zat-zat pereaksi harus bercampur ataun
bersebtuhan pereaksi yang heterogen. Reaksi hanya dapat berlangsung pada bidang batas
campuran. Bidang batas campurab inilaj yang di sebut bidang sentuh. Dengan memperbesar
luas permukaan, maka reaksi berlangsung akan makin cepat.
3. Suhu
Pada suhu tinggi, energy-energy molekul bertambah sehingga laju molekul-molekul juga
bertambah. Dengan demikian jika suhu diperbesar maka kecepatan reaksi lebih cepat
berlangsung.
4. Katalis
Berbagai reaksi berlangsung lambat dapat di percepat dengan menambahkan zat lain
yang disebut katalis. Konsep yang menerapkan pengaruh terhadap laju reaksidiantaranya
katalis menurunkan energy-energy pengaktifan suatu reaksi dengan jalan membentuk tahap-
tahap reaksi yang baru.
Dari hasil percobaan yang diperoleh pengruh konsentrasi terhadap waktu : semakin
lambat reaksi berlangsung semakin cepat reaksinya berlangsung, sebaliknya bila semakin
cepat reaksi berlangsung semakin lambat reaksinya berlangsung.
Pengaruh suhu terhadap waktu, semakin cepat reaksi berlangsung maka semakin lambat
waktunya berlangsung maka dari hasil percobaan yang diperoleh pengaruh konsentrasi
berbanding terbalik terhdap pengaruh suhu
Adapun makna dari :
- Orde reaksi adalah bilangan pangkat yang menyatakan hubungan konsentrsi zat dengan
kecepatan reaksi.
- Orde satu adalah reaksi kimia yang berbanding lurus dengan konsentrasi.
- Orde nol adalah reaksi yangtidak mengalami perubahan atau tetap dengan konsentrasi.
- Orde negative adalah suatu reaksi yang berbanding terbalik dengan konsentrasi.
Adapun fator-faktor kesalahan dalam percobaan ini adalah :
- Kesalahan thermometer yang menyentuh gelas kimia.
- Pada pengruh suhu badan thermometer terpegang (kesalahan dalam memegang thermometer
) sehingga suhu yang ditunjukan thermometer ikut terpengaruh.
- Kesalahan pengelitan terhadap pipet ukur waktu mencampurkan larutan.
Pada pengruh suhu, pemanasan 400 di karenakan pada suhu 400 adalah suhu standart
atau suhu dimana titik laju reaksi tersebut dapat bereaksi secara normal. Agar tidak terjadi
reaksi yang tidak terlalu lama ataupun terlalu cepat. Jika suhu di bawah 400 kemungkinan
laju reaksi akan lama, sedangkan jika suhu diatas 400 dikhawatirkan suhu yang terlalu panas
akan mengakibatkan menguapnya terlabih dahulu natrium sulfat. Jika, hal ini terjadi maka
dala praktikum tidak dapat di tentukan lagi laju reaksinya.
- Pengaruh konsentrasi
5 ml Na2S2O3 0,1 M di campurkan dengan 5 ml HCL 1 M dicatat waktu yang
diperlukan sejak penambahan larutan 5 ml HCL 1 M hingga tanda (X) todak terlihat lagi,
waktu yang di butuhkan adalah 433 s. larutan menjadi keruh dan terjadi reaksi endoterm.
5 ml Na2S2O3 0,1 M dicampurkan 5 ml HCL 2 M, dicatat waktu yang diperlukan
sejak penambahan larutan 5 ml HCL 2 M hingga tanda (X) tidak terlihat lagi, waktu yang
dibtuthkan adalah 215 s. larutan menjadi keruh.
5 ml Na2S2O3 0,2 M dicampurkan 5 ml HCL 2 M, dicatat waktu yang diperlukan
sejak penambahan larutan 5 ml HCL 2 M hingga tanda (X) tidak terlihat lagi, waktu yang
dibtuthkan adalah 77 s. larutan menjadi keruh.
Maka dari ketiga percobaan tersebut dapat di ketahui pengaruh konsentrasi terhadap
waktu : semakin lambat reaksi berlangsung maka semakin cepat waktunya berlangsung.
- Pada pengaruh suhu (40
0
)
5 ml Na2S2O3 0,1 M di campurkan dengan 5 ml HCL 1 M dicatat waktu yang
diperlukan sejak penambahan larutan 5 ml HCL 1 M hingga tanda (X) todak terlihat lagi,
waktu yang di butuhkan adalah 72 s. larutan menjadi keruh dan terjadi reaksi endoterm.
5 ml Na2S2O3 0,1 M dicampurkan 5 ml HCL 2 M, dicatat waktu yang diperlukan
sejak penambahan larutan 5 ml HCL 2 M hingga tanda (X) tidak terlihat lagi, waktu yang
dibtuthkan adalah 44 s. larutan menjadi keruh.
5 ml Na2S2O3 0,2 M dicampurkan 5 ml HCL 2 M, dicatat waktu yang diperlukan
sejak penambahan larutan 5 ml HCL 2 M hingga tanda (X) tidak terlihat lagi, waktu yang
dibtuthkan adalah 22 s. larutan menjadi keruh.
Maka dari ketiga percobaan tersebut dapat di ketahui pengaruh suhu terhadap waktu :
semakin cepat reaksi berlangsung maka semakin lambat waktunya berlangsung.
Hubungan kecepatan molekul bergerak sehingga didapat kecepata reaksi meningkat.
Pada suhu tinggi energy molekul-molekul bertambah denga demikian laju molekul-molekul
juga bertambah. Energy tumbukan bertambah yang diperlukan untuk mencapai keadaan
sehingga suatu reaksi dapat berlngsung, disebut energy pengaktifan.
Faktor luas permukaan di hubung dengan factor konsentrasi. Syarat-syarat agar
reaksi dapat berlangsung adalah zat-zat pereaksi harus bercampur atau bersentuhan peraksi
heterogen, reaksi hanya berangsung pada bidang batas campuran, bidang batas campuran
itulah yang disebut denga bidang sentuh. Dengan memperluas bidang sentuh reaksi akan
berlangsung lebih cepat.
Karena samakin luas bidang sentuh maka kesempatan untuk bertumbukan akan
semakin besar sehingga reaksi akan semakin cepat beraksi.
Hubungan bidang sentuh dengan kecepqtan reaksi adalah denag memperbesar luas
bidang sentuh maka reakis akan berlangsung lebih cepat, ini di karenakan adanya energy
pengaktifan pada molekul yaitu energy tumbukan bertambah yang di perlukan untuk
mencapai keadaan, sehingga suatu reaksi dapat berlangsung. Jika energy moleku-molekul
bertambah laju molekul-kolekul juga bertambah.
Hubungan bidang sentuh dengan kecepatan reaksi adalah berbanding lurus dengan
kecepatan reaksi jika energy tumbukan bertambah maka kecepatan reaksi juga akan
bertambah.











BAB 5
PENUTUP

5. 1 Kesimpulan
- Adapun faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah : konsentrasi, luas permukaan,
suhu, dan katalis.
- Laju reakssi adalah cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung atau laju reksi adalah
perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu.

- Secara umum persamaan dari laju reaksi
V = K [ A ]
x
. [ B ]
y
, dari hasil percobaan didapat
pengaruh konsentrasi
V = 0,083 [ Na
2
S
2
O
3
]
1,5
.

[ HCl ]
Pengaruh suhu
V = 0,125 [ Na
2
S
2
O
3
]

.

[ HCl ]
0,7

5.2 Saran
Jika dalam praktikum larutan yang dipakai tidak hanya HCl diganti dengan larutan
yang lain untuk mengetahui perbedaan laju reaksi yang terjadi.

http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-dasar-ii-laju-reaksi.html

Anda mungkin juga menyukai