Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIKA SOEGIJAPRANATA


SEMARANG
KECEPATAN REAKSI & KENAIKAN TITIK DIDIH

Nama: Novelli Kawi Goejanto NIM: 18.I2.0004 Kelompok: C3

Abstrak

Kecepatan reaksi adalah seberapa cepat suatu zat bereaksi yang dapat diukur dengan cepatnya
hasil reaksi yang ditimbulkan dengan mengetahui konsentrasi dan temperatur kecepatan reaksi
suatu zat. Pada kecepatan reaksi, zat yang bereaksi ditandai dengan perubahan warna, perubahan
tingkat kekeruhan (turbidity), dan terbentuknya endapan halus. Kenaikan titik didih bertujuan
untuk mengetahui konsentrasi zat terlarut terhadap titik didih larutan. Ada 4 sifat koligatif larutan
yaitu kenaikan titik didih, penurunan tekanan uap, penurunan titik beku dan tekanan osmosis.
Konsentrasi kenaikan titik didih tidak bergantung pada jenis zat yang dilarutkan melainkan
bergantung pada jenis zat pelarutnya.

1.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecepatan Reaksi

Konsentrasi zat mempengaruhi kecepatan Tujuan praktikum ini adalah untuk


reaksi. Kecepatan reaksi bertambah besar mengetahui pengaruh konsentrasi dan
temperatur terhadap kecepatan reaksi suatu
apabila semakin tinggi konsentrasi zat dan
zat.
semakin banyak terjadi tumbukan (Petrucci,
2.2 Kenaikan Titik Didih
1992).
Suhu semakin tinggi menyebabkan reaksi Tujuan pratikum ini adalah mengetahui
pengaruh konsentrasi zat terlarut terhadap
semakin cepat dikarenakan energi molekul
titik didih larutan.
bertambah yaitu energi kinetik (Bird, 1987).
3. METODE PRAKTIKUM
Reaksi kimia memiliki kecepatan reaksi
3.1 Kecepatan Reaksi
yang berbeda, tergantung pada zat yang
direaksikan (Hein, 1992). 3.1.1 Alat

Massa zat terlarut mempengaruhi kenaikan Alat yang digunakan adalah tabung reaksi,
titik didih. Oleh sebab itu, semakin tinggi pipet volume, pompa pilleus, rak tabung
kenaikan titik didihnya, semakin besar reaksi, stopwatch, label kertas, termometer,
massa terlarutnya (Brandy, 1997). waterbath, pipet tetes.

2. TUJUAN PRAKTIKUM 3.1.2 Bahan


Bahan yang digunakan adalah larutan perak tabung ke-6 diisi 1 ml larutan tabung ke-5
nitrat (AgNO₃) 0,01 N, asam klorida (HCl) ditambah 5 ml aquades. Kemudian setelah
0,5 N, dan aquades. larutan siap, dilakukan penuangan dengan
cara tabung ke-6 dituang ke dalam tabung 1
3.1.3 Metode lalu cepat dituang kembali ke tabung ke-6,
3.1.3.1 Konsentrasi sebagai Faktor tabung ke-5 dituang kedalam tabung 2 lalu
Kecepatan Reaksi cepat dituang kembali ke tabung ke-5, dan
tabung ke-4 dituang ke dalam tabung 3 lalu
Percobaan I cepat dituang kembali ke tabung ke-4.
Setelah itu, tabung reaksi diletakkan secara
Larutan HCl 0,5 N dijadikan sebagai kontrol
berurutan pada rak tabung dan amati
dan larutan AgNO₃ 0,1 N dijadikan sebagai
perubahan warna yang terjadi dengan
variabel. 6 tabung reaksi disiapkan dan
mencatat jumlah waktu yang dibutuhkan.
diletakkan pada rak tabung reaksi. Lalu 3
Bandingkan hasil percobaan I dan percobaan
buah tabung diisi dengan 6 ml larutan HCl
II.
0,5 N, tabung ke-4 diisi 7 ml AgNO₃ 0,1 N,
tabung ke-5 diisi 1 ml larutan tabung ke-4 3.1.3.2 Temperatur sebagai Faktor
ditambah dengan 6 ml aquades, dan tabung Kecepatan Reaksi
ke-6 diisi 1 ml larutan tabung ke-5 ditambah
5 ml aquades. Kemudian setelah larutan Sebanyak 6 buah tabung reaksi disiapkan
siap, dilakukan penuangan dengan cara dan diletakkan pada tabung reaksi. Tabung
tabung ke-6 dituang ke dalam tabung 1 lalu 1, 2, dan 3 masing-masing diisi dengan 6 ml
cepat dituang kembali ke tabung ke-6,
tabung ke-5 dituang kedalam tabung 2 lalu HCL 0,5 N. Tabung 4, 5, dan 6 masing-
cepat dituang kembali ke tabung ke-5, dan masing diisi dengan 6 ml AgNO₃ 0,1 N. lalu,
tabung ke-4 dituang ke dalam tabung 3 lalu tabung 1 dan tabung 4 dicampur tanpa
cepat dituang kembali ke tabung ke-4.
pemanas dan catat waktu kecepatan reaksi
Setelah itu, tabung reaksi diletakkan secara
berurutan pada rak tabung dan amati sampai mengalami kekeruhan. Kemudian
perubahan warna yang terjadi dengan waterbath diisi dengan air setinggi 6-7 cm
mencatat jumlah waktu yang dibutuhkan.
dan dipanaskan sampai suhunya mencapai
Percobaan II 50°C. Kemudian tabung reaksi 2 dan 5
Larutan AgNO₃ 0,1 N dijadikan sebagai dimasukkan ke dalam waterbath yang sudah
kontrol dan larutan HCl 0,5 N dijadikan dipanaskan tadi sambil digojog agar
sebagai variabel. 6 tabung reaksi disiapkan
temperatur isi tabung menjadi homogen.
dan diletakkan pada rak tabung reaksi. Lalu
3 buah tabung diisi dengan 6 ml larutan Setelah suhu larutan dalam tabung mencapai
AgNO₃ 0,1 N, tabung ke-4 diisi 7 ml HCl 50°C, tabung 2 dan 5 dicampurkan dan
0,5 N, tabung ke-5 diisi 1 ml larutan tabung waktu kecepatan reaksi sampai mengalami
ke-4 ditambah dengan 6 ml aquades, dan
kekeruhan dicatat. Air dalam waterbath diaduk hingga larut, didihkan, suhu titik
dipanaskan sampai suhunya mencapai 75°C, didihnya diukur dengan termometer dan
dicatat. Setelah itu ditambahkan lagi 2,5
lalu tabung reaksi 3 dan 6 dimasukkan ke
gram gula/garam ke dalam beaker glass (2,5
dalam waterbath yang sudah dipanaskan gram + 2,5 gram + 2,5 gram), diaduk hingga
tadi. Setelah suhu larutan dalam tabung larut, didihkan, suhu titik didihnya diukur
dengan termometer dan dicatat. Rumus :
reaksi menjadi 75°C, tabung reaksi 3 dan 6
dicampurkan. Waktu kecepatan reaksi 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔𝑟) 1000
∆𝑇𝑑 = 𝑋 𝑋 0,521
𝑀𝑟 𝑚𝑙
sampai mengalami kekeruhan dicatat. Ketiga
tabung yang berisi campuran tadi ditaruh di Keterangan :

rak tabung reaksi, diamati kekeruhannya Mr sukrosa (C₁₂H₂₂O₁₁) = 342


atau endapan yang timbul, dan dibandingkan Mr NaCl = 58,5
kekeruhannya satu dengan yang lain.
4. HASIL PENGAMATAN
3.2 Kenaikan Titik Didih 4.1 Kecepatan Reaksi
3.2.1 Alat 4.1.1 Konsentrasi sebagai Faktor
Alat yang digunakan adalah beaker glass, Kecepatan Reaksi
termometer, gelas arloji, timbangan analitik, Hasil pengamatan konsentrasi sebagai faktor
pengaduk, dan hot plate. kecepatan reaksi dapat dilihat dari Tabel 1
3.2.2 Bahan (dilampirkan). Pada Tabel 1, terlihat bahwa
pada percobaan I larutan HCl 0,5 N
Bahan yang digunakan adalah aquadestilata, dijadikan sebagai kontrol dan pada
gula pasir, dan garam NaCl. percobaan II larutan AgNO₃ dijadikan
sebagai kontrol juga. Waktu reaksi semakin
3.2.3 Metode
cepat apabila konsentrasi larutan zat tinggi.
Beaker glass diisi dengan 100 ml aquades
4.1.2 Temperatur sebagai Faktor
dan di didihkan diatas hot plate. Lalu
Kecepatan Reaksi
gula/garam ditimbang 2,5 gram sebanyak 3
kali dalam gelas arloji. Saat air mendidih, Hasil pengamatan temperatur sebagai faktor
suhunya diukur dengan termometer. kecepatan reaksi dapat dilihat dari Tabel 2
Kemudian ditambahkan 2,5 gula/garam ke (dilampirkan). Pada Tabel 2, terlihat bahwa
dalam beaker glass, diaduk hingga larut, waktu tercepat yang mengalami reaksi
didihkan, suhu titik didihnya diukur dengan adalah tabung 3 karena dipanaskan hingga
termometer dan dicatat. Kemudian suhu 75°C tetapi pada kelompok C2, C4,
ditambahkan lagi 2,5 gram gula/garam ke dan C5 malah sebaliknya. Zat akan cepat
dalam beaker glass (2,5 gram + 2,5 gram),
bereaksi ketika temperatur tinggi dan tingkat keruhan (Petrucci, 1992). Dilihat dari
menghasilkan endapan atau keruhan. kelompok C2-C6, banyak yang terjadi
perubahan warna dan tingkat kekeruhannya.
4.2 Kenaikan Titik Didih
5.1.2 Temperatur sebagai Faktor
Hasil pengamatan kenaikan titik didih dapat
Kecepatan Reaksi
dilihat dari Tabel 3. Pada Tabel 3, terlihat
bahwa jika massa zat terlarut ditambahkan Pada percobaan ini, tabung 1 (1+4)
terus menerus, maka titik didihnya akan dilakukan tanpa pemanas, tabung 2 (2+5)
semakin tinggi. Seperti kelompok C3, C4, dipanaskan suhu 50℃ dan tabung 3 (3+6)
C5, dan C6, kecuali C2. dipanaskan 75℃. Larutan yang
membutuhkan waktu tercepat dan
5. PEMBAHASAN
memiliki endapan adalah larutan yang
5.1 Kecepatan Reaksi dipanaskan dengan suhu 75℃. Sedangkan
larutan yang dipanaskan dengan suhu 50℃
5.1.1 Konsentrasi sebagai Faktor dan larutan yang tidak dipanaskan akan
Kecepatan Reaksi memakan waktu yang agak lama. Hal ini
bisa dikaitkan dengan teori (Bird, 1987)
Percobaan konsentrasi sebagai faktor
bahwa semakin cepat reaksi berlangsung
kecepatan reaksi ada dua percobaan,
disebabkan oleh suhu yang tinggi. Dari
percobaan I larutan HCl 0,5 N sebagai
kelompok C2, C3, dan C4 terjadi kesalahan
kontrol sedangkan larutan AgNO₃ 0,1 N
pengamatan, karena di tabung 1 dan 2
dijadikan variabel. Dilihat dari tabung 4
dituliskan tidak ada endapan dan waktu dari
dituang ke tabung 3 waktu reaksinya paling
kelompok C2, C4, dan C5 juga tidak sesuai.
cepat, sedangkan tabung 5 dituang ke tabung
2 dan tabung 6 dituang ke tabung 1 waktu 5.2 Kenaikan Titik Didih
reaksinya relatif lebih lambat. Percobaan II
dilakukan seperti percobaan I tetapi larutan Percobaan kali ini adalah membandingkan
AgNO₃ 0,1 N sebagai kontrol dan larutan titik didih dengan larutan yang ditambahkan
HCl 0,5 N sebagai variabelnya. Percobaan II gula pasir atau garam NaCl ke dalam beaker
ini hasilnya sama dengan percobaan I, glass dengan perbandingan 2,5 gram, 5 gram
tabung ke 4 dituang tabung 3 waktu dan 7,5 gram. Titik didih air murni adalah
reaksinya lebih cepat dibanding tabung 5 100℃. Semakin besar massa terlarut,
dituang tabung 2 dan tabung 6 dituang semakin tinggi titik didihnya (Brandy,
tabung 1. Kecepatan reaksi semakin besar 1997). Hasil dari kelompok C3, C4, C5 dan
apabila semakin tinggi konsentrasi zat yang C6 sesuai dengan teori Brandy, tetapi
bereaksi dan semakin banyak terjadi kelompok C2 sebaliknya.
tumbukan (Petrucci, 1992). Tetapi pada
6. KESIMPULAN
percobaan I kelompok C2, C4, C5 dan C6
waktu reaksinya terbalik-balik. Zat yang  Kecepatan reaksi dapat diukur
bereaksi akan ada perubahan warna larutan, dengan cepatnya hasil reaksi yang
terbentuk endapan halus atau perubahan ditimbulkan.
 Faktor kecepatan reaksi antara lain
konsentrasi zat yang bereaksi,
temperatur campuran reaksi, dan
adanya katalisator positif.
 Titik didih air murni adalah pada
suhu 100℃.
 Semakin besar massa terlarut,
semakin tinggi titik didihnya.
 Cepat reaksi suatu larutan
disebabkan oleh suhu tinggi

Semarang, September 2018

Novelli Kawi Goejanto


7. DAFTAR PUSTAKA

Petrucci, R. H. (1992). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, edisi keempat, jilid 2. Jakarta:
Erlangga

Bird, T. (1987). Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Brandy, J.E. (1997). Kimia Universitas. Jakarta: Bina Rupa Aksara

Hein, M. (1992). An Introduction to General Organic and Biochemistry Fifth Edition. California:
Cole Publishing Company
8. LAMPIRAN

8.1 Tabel Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Konsentrasi Sebagai Faktor Kecepatan Reaksi

Kel Cara HCl 0,5 N kontrol AgNO3 0,1 N kontrol


Pengenceran Waktu Warna + ket Waktu Warna + ket
C2 6 dituang 1 198 s Bening→bening 5,00 s Bening→putih sangat keruh
5 dituang 2 6,00 s Bening→putih keruh 9,00 s Bening→sedikit keruh
4 dituang 3 7,00 s Bening→putih keruh 3,00 s Bening→putih keruh

C3 6 dituang 1 5,00 s Bening→bening 8,00 s Bening→putih keruh pekat


5 dituang 2 2,00 s Bening→putih sedikit keruh 9,00 s Bening→putih sedikit keruh
4 dituang 3 1,00 s Bening→putih keruh 3,00 s Bening→putih keruh pekat

C4 6 dituang 1 3,13 s Bening→bening 5,18 s Bening→putih sedikit keruh


5 dituang 2 4,24 s Bening→putih sedikit keruh 6,89 s Bening→bening
4 dituang 3 6,15 s Bening→putih keruh 6,63 s Bening→putih keruh

C5 6 dituang 1 4,70 s Bening→bening 5,40 s Bening→putih keruh


5 dituang 2 3,00 s Bening→putih sedikit keruh 5,21 s Bening→putih sedikit keruh
4 dituang 3 5,7 s Bening→putih keruh 4,12 s Bening→putih keruh

C6 6 dituang 1 5,00 s Bening→putih keruh 7,00 s Bening→putih keruh pekat


5 dituang 2 10,00s Bening→putih keruh 6,00 s Bening→putih keruh
4 dituang 3 8,00 s Bening→putih keruh pekat 4,00 s Bening→putih keruh pekat

Tabel 2. Hasil Pengamatan Temperatur Sebagai Faktor Kecepatan Reaksi

Kel. Jenis tabung + keterangan Waktu Warna endapan + kekeruhan

C2 Tabung 1 (1 + 4) tanpa pemanasan 7,85 s Tidak ada endapan, putih keruh


Tabung 2 (2 + 5) dipanaskan 50C 11,13 s Tidak ada endapan, putih keruh
Tabung 3 (3 + 6) dipanaskan 75C 13,19 s Ada endapan putih, bening

C3 Tabung 1 (1 + 4) tanpa pemanasan 3,20 s Tidak ada endapan, putih


Tabung 2 (2 + 5) dipanaskan 50C 2,58 s Tidak ada endapan, putih
Tabung 3 (3 + 6) dipanaskan 75C 1,65 s Ada endapan putih, putih

C4 Tabung 1 (1 + 4) tanpa pemanasan 1,00 s Tidak ada endapan, putih


Tabung 2 (2 + 5) dipanaskan 50C 1,00 s Tidak ada endapan, putih
Tabung 3 (3 + 6) dipanaskan 75C 1,00 s Ada endapan putih, bening
Ada endapan keabu-abuan, putih sedikit
C5 Tabung 1 (1 + 4) tanpa pemanasan 8,29 s
keruh
Ada endapan putih keabu-abuan, putih
Tabung 2 (2 + 5) dipanaskan 50C 6,71 s
keruh
Ada endapan putih keabu-abuan, putih
Tabung 3 (3 + 6) dipanaskan 75C 13,00 s
keruh

Ada endapan putih keabu-abuan, putih


C6 Tabung 1 (1 + 4) tanpa pemanasan 42,00 s
sedikit keruh
Ada endapan putih keabu-abuan, putih
Tabung 2 (2 + 5) dipanaskan 50C 36,00 s
sedikit keruh
Ada endapan putih keabu-abuan, putih
Tabung 3 (3 + 6) dipanaskan 75C 27,00 s
sedikit keruh

Tabel 3. Hasil Pengamatan Kenaikan Titik Didih

Kelompok Zat Terlarut Suhu (⁰C) ∆T (⁰C)


C2 Air mendidih 98 -
Air + 2,5 gr gula pasir 99 1
Air + 5,0 gr gula pasir 99 1
Air + 7,5 gr gula pasir 99 1

C3 Air mendidih 90 -
Air + 2,5 gr gula pasir 94 4
Air + 5,0 gr gula pasir 98 8
Air + 7,5 gr gula pasir 100 10

C4 Air mendidih 92 -
Air + 2,5 gr garam 94 2
Air + 5,0 gr garam 98 6
Air + 7,5 gr garam 100 8

C5 Air mendidih 90 -
Air + 2,5 gr garam 90 0
Air + 5,0 gr garam 94 4
Air + 7,5 gr garam 95 5

C6 Air mendidih 98 -
Air + 2,5 gr garam 99 1
Air + 5,0 gr garam 100 2
Air + 7,5 gr garam 102 4
No. Banyak Bahan (g) ∆Td (⁰C)
1. 2,5 ( gula pasir ) 0,04
2,5 ( garam ) 0,22
2. 5,0 ( gula pasir ) 0,08
5,0 ( garam ) 0,45
3. 7,5 ( gula pasir ) 0,11
7,5 ( garam ) 0,67

8.2 Perhitungan

Kenaikan Titik Didih ∆T = 100 − 98 = 2

Kelompok C2 ∆T = 102 − 98 = 4

∆T = 99 − 98 = 1

∆T = 99 − 98 = 1 Gula 2,5 gram

∆T = 99 − 98 = 1 2,5 1000
∆Td = x x 0,521
342 100
Kelompok C3
25
= x 0,521
∆T = 94 − 90 = 4 342

= 0,04℃
∆T = 98 − 90 = 8
Garam 2,5 gram
∆T = 100 − 90 = 10
2,5 1000
Kelompok C4 ∆Td = x x 0,521
58,5 100
∆T = 94 − 92 = 2 25
= x 0,521
58,5
∆T = 98 − 92 = 6
= 0,22℃
∆T = 100 − 28 = 8
Gula 5 gram
Kelompok C5
5 1000
∆T = 90 − 90 = 0 ∆Td = x x 0,521
342 100
∆T = 94 − 90 = 4 50
= x 0,521
342
∆T = 95 − 90 = 5
= 0,08℃
Kelompok C6

∆T = 99 − 98 = 1
Garam 5 gram

5 1000
∆Td = x x 0,521
58,5 100
50
= x 0,521
58,5

= 0,45℃

Gula 7,5 gram

7,5 1000
∆Td = x x 0,521
342 100
= 0,219 x 0,521

= 0,11℃

Garam 7,5 gram

7,5 1000
∆Td = x x 0,521
58,5 100

= 1,282 x 0,521

= 0,67℃

Anda mungkin juga menyukai