Keadaan koloid bukanlah suatu ciri dari zat tertentu apapun; praktis
semua zat, apakah dalam keadaan normal berbentuk gas, cairan ataupun zat
padat, dapat dijadikan koloid. Ada tiga bentuk yang diidealkan (dari) materi
koloid, yaitu laminar, fibrilar dan korpuskular. Untuk materi dalam bentuk
butiran, diameter menunjukkan ukuran partikel. Untuk partikel laminar
(lembaran) dan fibrilar (serat), panjang, lebar dan tebal, semuanya
diperlukan untuk menyatakan ukuran partikel. Tetapi hanya satu dari
dimensi-dimensi ini diperlukan berada dalam jangka koloid agar bahan itu
dikelompokkan sebagai koloid. Misalnya, sabun dalam suatu gelembung
sabun dikelompokkan sebagai koloid, karena tebal lapisan sabunnya hanya
beberapa molekul (Keenan, 1984: 455).
Bahan :
1. Aquades 20ml
2. FeCl3 Secukupnya
3. Amilum(teung kanji) 2 sendok
4. Larutan HCl 4M Secukupnya
5. Larutan H2SO4 pekat 0,5 ml
6. Serbuk arang 1 sendok kecil
7. Larutan Ca(OH)2 Secukupnya
8. Lilin 1 buah
9. Larutan Asam Formiat pekat 1 ml
F. ALUR PERCOBAAN
10 mL Aquades
Koloid Fe(OH)3
Reaksinya :
H2O + FeCl3 Fe(OH) + HCl
2. Dispersi
10 mL Aquades 10 mL Aquades
Hasil
dibandingkan
Filtrat B Filtrat B
Filtrat B
- Ditambahkan 2
tetes larutan Iod
Filtrat B + iod
1. Emulsi
1 mL Benzena
- Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan 2 mL aquades
- Dikocok
I. KESIMPULAN
Brady, J.E dan Humiston. 1999, General Chemistry principle and Structure.4th
edition.New York :John Willey & Sons,Inc
Elaine. 2006. Pengertian dan jenis jenis koloid. Surabaya: Ciputra High School
Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar dan Prinsip Terapan Modern. Jakarta :
Erlangga
DOKUMENTASI
5. Penyaringan filtrate A
6. Proses penyaringan
7. Filtrate A , Filtrat B, dan Filtrat B + iod
9. Larutan gula