Anda di halaman 1dari 6

BAB 3

KOLOID
A. Penggolongan Campuran
Materi terdiri atas zat tunggal dan campuran. Campuran adalah materi yang tersusun atas dua zat atau lebih. Campuran
terbagi atas campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen terdiri atas larutan dan koloid. Campuran
heterogen disebut juga suspensi.
Perbandingan Sifat larutan, koloid, dan suspensi
Larutan Koloid Suspensi
1) Homogen tak dapat dibedakan 1) Secara makroskopis bersifat 1) Heterogen
walaupun menggunakan mikroskop homogen tetapi heterogen jika
ultra. diamati dengan mikroskop ultra
2) Semua partikel berdimensi (panjang, 2) Partikel berdimensi antara 1 nm 2) Salah satu atau semua dimensi
lebar, atau tebal) kurang dari 1 nm sampai 100 nm partikelnya lebih besar dari 100 nm
3) Satu fase 3) Dua fase 3) Dua fase
4) Stabil 4) Pada umumnya stabil 4) Tidak stabil
5) Tidak dapat disaring 5) Tidak dapat disaring kecuali 5) Dapat disaring
dengan penyaring ultra

Koloid adalah suatu campuran yang keadannya terletak antara larutan dan suspensi. Koloid dan larutan dikelompokkan
ke dalam campuran homogen karena keseragaman komposisi zat terlarutnya. Dalam sistem koloid, partikel-partikelnya
tersebar (terdispersi) secara merata dalam mediumnya. Zat terlarut dalam sistem koloid dinamakan fasa terdisfersi
sedangkan pelarut dinamakan medium pendispersi.

B. Penggolongan Koloid
1. Koloid Berdasarkan Fasanya
Berdasarkan wujud (fasa) zat terdispersi dan medium pendispersinya, koloid digolongkan menjadi sol, aerosol, emulsi,
dan busa.
Jenis-jenis koloid berdasarkan fasanya:
Fase Fase
NO. Nama Contoh
Terdispersi Pendispersi
1 Padat Gas Aerosol padat Asap, debu di udara
2 Padat Cair Sol (gel) Sol emas, tinta, cat, agar-agar, selai,
jelly, dan air sungai.
3 Padat Padat Sol padat Gelas berwarna, intan hitam, paduan
logam
4 Cair Gas Aerosol Kabut dan awan
5 Cair Cair Emulsi Susu, santan, es krim, lotion, mayones,
dan minyak ikan
6 Cair Padat Emulsi padat Mutiara, keju, dan mentega
7 Gas Cair Buih (busa) Buih sabun, krim kocok
8 Gas Padat Buih padat Karet busa, batu apung

2. Koloid Berdasarkan Interaksi Antara Fasa Terdispersi dan Medium Pendispersi


Berdasarkan kestabilannya terhadap pelarut (medium pendispersi), koloid terbagi atas koloid liofil dan koloid
liofob. Liofil berasal dari bahasa Yunani yaitu, lyo yang artinya cairan, dan philia yang artinya suka. Jadi koloid liofil
adalah koloid yang menyukai medium pelarutnya (pendispersinya). Jika medium pendispersinya air, maka koloid liofil
dinamakan koloid hidrofil. Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, dan cat.
Liofob juga berasal dari bahasa Yunani yaitu lyo yang artinya cairan, dan phobia yang artinya tidak suka. Pada
koloid liofob, zat terdisfersi tidak dapat bercampur dengan baik jika ditambahkan lagi medium pendispersi. Pada koloid
jenis ini, jumlah medium pendispersinya harus tertentu. Jika medium pendispersinya air, maka koloid liofob dinamakan
koloid hidrofob. Contoh: sol belerang dan sol emas.

C. Sifat-Sifat Koloid
1. Sifat Optik
Jika seberkas cahaya dilewatkan pada suatu larutan koloid, berkas cahaya tersebut akan tampak. Tetapi jika
dilewatkan pada larutan, berkas cahaya tersebut tidak terlihat. Gejala yang terjadi pada koloid tersebut dinamakan Efek
Tyndall.
Efek Tyndalll adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid. Efek ini ditemukan oleh John Tyndall
(1820-1893), seorang ahli fisika Inggris, sehingga dinamakan Efek Tyndall. Jika cahaya mengenai sistem koloid yang
terdiri dari partikel dengan ukuran yang cukup besar (dapat dideteksi oleh mikroskop ultra), maka sebagian cahaya akan
dipantulkan dan sebagian lagi diteruskan. Cahaya yang dipantulkan oleh partikel koloid secara beruntun mengenai
partikel koloid lainnya. Pantulan cahaya ke segala arah sebagai hamburan cahaya inilah yang mengenai mata kita dan
tampak seolah-olah sistem koloid itu bercahaya. Hal tersebut tak terjadi pada sistem larutan yang partikel terdispersinya
amat kecil (molekuler). Sifat inilah yang membedakan terhadap sistem lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, Efek Tyndall dapat dilihat pada gejala-gejala berikut ini:
 Jika sinar matahari masuk melalui celah ke dalam ruangan, pada sinar tersebut terlihat debu-debu beterbangan
(daerah ini terlihat lebih terang).
 Begitu juga sinar matahari melewati pepohonan di daerah yang berkabut, sinar matahari tersebut terlihat lebih jelas.
 Jika menonton film di bioskop, kemudian ada asap rokok, cahaya proyektor terlihat lebih terang dan gambar pada
layar menjadi buram.
 Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut terlihat lebih jelas.
2. Sifat Kinetik
Dibawah mikroskop ultra, partikel koloid akan tampak sebagai titik cahaya. Jika pergerakan titik cahaya atau
partikel tersebut diikuti, partikel itu bergerak terus-menerus dengan gerakan zigzag. Hal ini pertama kali diamati oleh
Robert Brown, sehingga gerak partikel koloid ini disebut gerak Brown.
Partikel – partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut bersifat acak seperti pada zat cair dan gas. Sistem
koloid dengan medium pendipersi zat cair atau gas, partikel-partikelnya menghasilkan tumbukan. Tumbukan tersebut
berlangsung dari segala arah. Partikel koloid cukup kecil, tumbukan cenderung tidak seimbang. Dan menyebabkan
perubahan arah partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Gerak Brown dipengaruhi oleh dua hal yaitu ukuran partikel koloid dan suhu. Semakin kecil ukuran partikel koloid,
semakin cepat gerak Brown. Sebaliknya, semakin besar ukuran partikel, maka semakin lambat gerak Brown.
Gerak Brown dipengerahui oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, semakin besar energi kinektik yang
dimiliki partikel medium. Akibatnya, gerak Brown dari partikel fase terdispersinya semakin cepat. Semakin rendah suhu
sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
3. Sifat Elektrik
Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap partikel-partikel pada permukaannya, baik partikel netral maupun
bermuatan (kation dan anion). Jika partikel koloid menyerap ion bermuatan, kemudian ion-ion tersebut menempel pada
permukaannya, patikel koloid tersebut menjadi bermuatan. Penyerapan yang hanya terjadi di seluruh permukaan saja
disebut adsorpsi, sedangkan penyerapan yang terjadi di seluruh bagian disebut absorpsi.
Sifat adsorpsi dari koloid digunakan dalam berbagai proses, diantaranya:
 Pemutihan Gula Tebu
Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudia dialirkan melalui tanah diatome dan arang tulang. Zat-zat
warna dalam gula akan diadsorpsi sehingga diperoleh yang putih bersih.
 Norit
Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif norit. Di dalam usus, norit membentuk sistem koloid yang dapat
mengadsorpsi gas atau zat racun.
 Penjernihan air
Penjernihan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas atau aluminium sulfat. Di dalam air, aluminium sulfat
terhidrolisis membentuk Al(OH)3 yang berupa koloid. Koloid Al(OH)3 ini dapat mengadsoprsi zat-zat warna atau zat
pencemar dalam air.

Partikel-partikel koloid bermuatan yang tersebar ke dalam medium pendispersinya ternyata dipengaruhi oleh medan
listrik. Hal ini dapat dibuktikan oleh terjadinya gejala elektroforesis, yakni gejala perpindahan partikel koloid ke arah
kutub muatan tertentu akibat adanya arus listrik yang dialirkan dalam sistem koloid itu. Dengan demikian melalui gejala
ini dapat diketahui apakah suatu sistem koloid, partikel-partikel terdispersinya bermuatan positif atau negatif. Partikel
koloid bermuatan positif akan bergerak dan pindah menuju kutub negatif, dan akhirnya menggumpal karena muatannya
ternetralkan. Sebaliknya , partikel koloid bermuatan negatif akan menuju ke kutub positif.
Apabila muatan listrik pada koloid hilang, maka partikel koloid tersebut bergabung membentuk partikel-partikel
yang lebih besar yang disebut agregat. Proses penggumpalan partikel koloid dan pengendapannya disebut koagulasi.
Koagulasi dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya:
a. Pemanasan
b. Pendinginan
c. Penambahan elektrolit
d. Pencampuran koloid yang berbeda muatan
e. Elektroforesis.
Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari, adalah:
 Perebusan telur
 Pembuatan yoghurt
 Pembuatan tahu
 Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat (lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi
ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
 Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.
 Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas. Sol tanah liat dalam air sungai
biasanya bermuatan negatif sehingga akan akan digumpalkan oleh ion Al3+ dari tawas (aluminium sulfat)
 Asap atau debu dari pabrik/industri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari Cottrel.
D. Pembuatan Koloid
1. Cara kondensasi
Cara kondensasi dilakukan melalui reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dan reaksi penggaraman.
a. Reaksi Redoks
Misal:
- Sol emas (sol Au) dibuat dengan cara mereaksikan larutan AuCl 3 pereduksi organik formaldehida HCOH atau
besi(II) sulfat.
2AuCl3 (aq) + 3HCOH(aq) + 3H2O(l) → 2Au(s) + 3HCOOH(aq) + 6HCl(aq)
Atau
AuCl3 (aq) + 3FeSO4 (aq) → Au (s) + Fe2(SO4)3 (aq) + FeCl3 (aq)
- Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan mengalirinya gas H2S.
2H2S(g) + SO2 (aq) → 3S(s) + 2H2O(l)
b. Reaksi Hidrolisis
Misal:
- Sol Fe(OH)3 dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl 3 dengan memanaskan larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis
garam Fe dalam air mendidih
FeCl3 (aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3 (s) + 3HCl(aq)
- Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih
AlCl3 (aq) + 3H2O(l) → Al(OH)3 (s) + 3HCl(aq)
c. Reaksi Penggaraman
Garam-garam yang sukar larut dapat dibuat menjadi koloid melalui reaksi pembentukan garam. Untuk menghindari
pengendapan biasanya digunakan suatu zat pemecah. Misal:
AgNO3 (aq) + NaCl (aq) → AgCl (s) + NaNO3 (aq)
2. Cara Dispersi
Pembuatan koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan cara mengubah partikel kasar (besar) menjadi partikel koloid.
Cara dispersi ini dapat dilakukan melalui cara mekanik (penggerusan), cara busur Bredig, dan cara peptisasi (pemecahan)
a. Cara Mekanik
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses penggilingan untuk dapat
membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan
koloid, yang biasa digunakan dalam:
- industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb.
- Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb.
- Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.
- Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas
b. Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, sperti Ag, Au, dan Pt. Dalam cara ini,
logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua logam
dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling berdekatan.
Kemudian, kedua elektrode akan diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap,
uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut berupa
pertikel-pertikel koloid
c. Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan / proses
pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit
khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.
Contoh:
- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.
- Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH)3 yang baru terbentuk dengan sedikit FeCl 3. Sol
Fe(OH)3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif
- Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membentuk sistem koloid. Contohnya; gelatin dalam
air.
Nama:....................................
Kelas:.....................................

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat


1. Dibawah ini yang termasuk contoh larutan adalah....
a. Campuran gula dalam air
b. Campuran susu dengan air
c. Campuran tepung terigu dengan air
d. Campuran pasir dan tanah
e. Campuran minyak dan air
2. Kelompok campuran yang termasuk koloid adalah....
a. Sabun, susu, mentega dan alkohol 70%
b. Susu, tinta, kabut dan mutiara
c. Mutiara, batu apung, kabut dan larutan gula
d. Udara, kabut, awan dan debu
e. Batu apung, mutiara, pasir dan debu
3. Campuran yang tergolong suspensi adalah....
a. Udara bersih
b. Larutan gula
c. Campuran minyak dan air
d. Campuran susu dengan air
e. Larutan garam
4. Cara pembuatan koloid dengan jalan mengubah partikel-partikel kasar menjadi pertikel-partikel koloid adalah....
a. Dispersi b. Kondensasi c. Koagulasi d. Hidrolisis e. Elektrolisis
5. Pembuatan koloid berikut yang tidak tergolong cara kondensasi adalah....
a. Pembuatan sol belerang dengan mengalirkan H2S ke dalam larutan SO2
b. Pembuatan sol emas dengan mereduksi suatu larutan garam emas
c. Pembuatan sol kanji dengan memanaskan suspensi aluminium
d. Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan hidrolisis larutan besi(III) klorida
e. Pembuatan sol As2S3 dengan mereaksikan larutan As2O3 dengan larutan H2S
6. Di bawah ini yang termasuk cara pembuatan koloid dengan cara dispersi adalah....
a. Reaksi redoks b. Hidrolisis c. Reaksi metatesis d. Cara Busur Bredig e. Dekomposisi rangkap
7. Penghamburan cahaya oleh partikel koloid disebut....
a. Gerak Brown b. Efek Tyndall c. Elektroforesis d. Koagulasi e. Dialisis
8. Semakin kecil ukuran partikel koloid, gerak Brown akan....
a. Tetap b. Berubah-ubah c. Semakin lambat d. Semakin diam e. Semakin cepat
9. Untuk mengetahui muatan listrik koloid, dilakukan proses....
a. Koagulasi b. Dialisis c. Adsorpsi d. Elektroforesis e. Efek Tyndall
10. Proses pencucian darah pada penderita gagal ginjal menggunakan prinsip....
a. Elektroforesis b. Dialisis c. Koagulasi d. Elektroforesis e. Osmosis
11. Berikut ini bukan merupakan sifat sifat koloid yaitu....
a. Dapat mengadsorpsi ion
b. Menghamburkan cahaya
c. Partikelnya terus bergerak
d. Dapat bermuatan listrik
e. Dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa
12. Sifat koagulasi pada koloid dapat ditemukan pada peristiwa....
a. Terjadinya delta di muara sungai
b. Terjadinya berkas sinar
c. Pembuatan cat
d. Pembusukan air susu
e. Terbentuknya kabut
13. Diantara zat berikut yang termasuk aerosol adalah....
a. Kaca berwarna b. Mutiara c. Cat d. Kabut e. Busa sabun
14. Koloid yang fase terdispersinya gas adalah....
a. Mutiara b.Kabut c. Awan d. Asap e. Busa
15. Contoh koloid yang medium pendispersinya padat dan fase terdispersinya cair adalah....
a. Mutiara b. Asap c. Awan d. Agar-agar e. Batu apung
16. Air susu merupakan sistem dispersi.....
a. Zat padat dalam medium pendispersi cair
b. Zat cair dalam medium pendispersi cair
c. Zat cair dalam medium pendispersi gas
d. Zat padat dalam medium pendispersi padat
e. Gas dalam medium pendispersi cair
17. Sistem koloid yang fasa terdisfersinya padat dan medium pendispersinya gas adalah....
a. Buih b.Kabut c. Asap d. Jel e. Tinta
18. Jenis koloid yang zat terdispersinya cair dan medium pendispersinya gas adalah....
a. Gel b. Sol c. Busa d. Emulsi e. Aerosol Cair
19. Sistem koloid berikut yang termasuk koloid hidrofob adalah....
a. Sol amilum b. Sol protein c. Sol belerang d. Batu apung e. Sol agar-agar
20. Salah satu contoh koloid yang tergolong liofil adalah....
a. Selai b. Gelatin c. Asap d. Embun e. Batu apung
21. Dibandingkan terhadap koloid liofil maka koloid liofob....
a. Lebih stabil
b. Memberi efek Tyndall yang kurang jelas
c. Lebih mudah dibuat
d. Lebih mudah dikoagulasikan
e. Bersifat reversible
22. Sistem koloid yang partikel-partikelnya menarik molekul pendispersinya disebut....
a. Liofil b. Dialisil c. Hidrofil d. Elektrofil e. Liofob
23. Susu, santan, dan minyak ikan termasuk koloid jenis....
a. Sol b. Sol padat c. Emulsi d. Aerosol e. Aerosol padat
24. Contoh jenis koloid yang zat terdispersinya dan medium pendispersinya padat adalah....
a. Kabut b. Paduan logam c. Lotion d. Mutiara e. Batu apung
25. Tinta merupakan sistem dispersi.....
a. Gas dalam medium pendispersi cair
b. Zat padat dalam medium pendispersi padat
c. Zat cair dalam medium pendispersi cair
d. Zat cair dalam medium pendispersi gas
e. Zat padat dalam medium pendispersi cair

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar


26. Apakah perbedaan antara larutan sejati, suspensi, dan koloid?
27. Jelaskan apa yang dimaksud dengan koloid liofil dan liofob?
28. Tuliskan fasa terdispersi dan medium pendispersi dari koloid-koloid berikut:
a. Mutiara
b. Santan
c. kabut
d. Asap
29. Apa yang menyebabkan terjadinya gerak Brown pada sistem koloid?
30. Tuliskan 3 contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari!
JAWABAN
1. A 11. E 21. D
2. B 12. A 22. A
3. C 13. D 23. C
4. A 14. E 24. B
5. B 15. A 25. E
6. D 16. B
7. B 17. C
8. E 18. E
9. D 19. C
10. B 20. B

Anda mungkin juga menyukai