Anda di halaman 1dari 45

DOSEN PENGAMPU :

Apt. NOFRIYANTI, M. Farm


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
1
 Sistem koloid merupakan salah satu
dari tiga keadaan (padat, cair dan gas)
yang terdispersi halus di tempat lain.
 Terdiri dari fase internal (fase
terdispersi), dan fase eksternal (cairan
pendispersi).
 Kedua fase ini serupa dengan istilah
“pelarut dan zat terlarut” pada suatu
larutan.
2
 Dispersiadalah penyebaran yang merata
dari dua buah fasa. Kedua fasa tersebut
adalah :
➢ Fasa zat yang didispersikan (zat
terlarut), dikenal juga dengan istilah
fasa terdispersi atau fasa dalam.
➢ Fasa pendispersi (zat pelarut),
dikenal juga dengan istilah medium
pendispersi atau fasa luar.
3
Terdapat tiga jenis sistem
dispersi, yaitu :
• Larutan sejati
• Suspensi
• Koloid

4
Bentuk campuran

Larutan Koloid Suspensi


Homogen Tampak homogen Heterogen

5
6
Larutan Koloid Suspensi
Bentuk
Homogen Tampak homogen Heterogen
campuran

Penampilan Jernih Keruh Keruh

Stabil/tidak Tidak
Kestabilan Stabil/tidak memisah
memisah stabil/memisah
Pengamatan
Homogen Heterogen Heterogen
mikroskop

Jumlah fasa Satu fasa Dua fasa Dua fasa

Sistem
Molekuler Padatan halus Padatan kasar
dispersi
Tidak dapat disaring
Tidak dapat dengan kertas saring
Penyaringan Dapat disaring
disaring biasa, kecuali dengan
kertas saring ultra
Ukuran < 10-7 cm 10-7 cm s.d. 10-5 cm > 10-5 cm
partikel (< 1 nm) (1 nm s.d. 100 nm) (> 100 nm) 7
Pengelompokan
Sistem Koloid

8
Terdispersi
Padat Cair Gas
Medium

Padat Emulsi Busa


Sol Padat
Padat Padat
Cair Emulsi
Sol Cair Buih
Cair
Gas Aerosol Aerosol Larutan
Padat Cair Sejati
9
Dispersion Dispersed Type of Example
Medium phase colloid

Gas Liquid Aerosol Fog, clouds

Gas Solid Aerosol Smoke

Liquid Gas Foam Whipped cream,


Soda water
Liquid Liquid Emulsion Milk, hair cream

Liquid Solid Sol Paints, cell fluids

Solid Gas Foam Pumice, plastic


foams
Solid Liquid Gel Jelly, cheese

Solid Solid Solid Sol Ruby glass

10
Sistem koloid ini terbentuk dari fasa
terdispersi berupa padatan dan fasa
pendispersinya berupa padatan.

11
Sistem koloid ini terbentuk
dari fasa terdispersi
berupa cairan dan fasa
pendispersinya berupa
padatan.

12
Sistem koloid ini terbentuk dari fasa
terdispersi berupa gas dan fasa
pendispersinya berupa padatan.

13
Sistem koloid ini
terbentuk dari fasa
terdispersi berupa
padatan dan fasa
pendispersinya berupa
cairan.

14
Sistem koloid ini terbentuk
dari fasa terdispersi berupa
cairan dan fasa
pendispersinya berupa
cairan.

15
Sistem koloid ini terbentuk dari fasa
terdispersi berupa gas dan fasa
pendispersinya berupa cairan.

16
Sistem koloid ini
terbentuk dari
fasa terdispersi
berupa padatan
dan fasa
pendispersinya
berupa gas.

17
Sistem koloid ini terbentuk
dari fasa terdispersi
berupa cairan dan fasa
pendispersinya berupa
gas.

18
Sifat Koloid

19
Efek Tyndall adalah penghamburan
cahaya oleh larutan koloid, peristiwa
di mana jalannya sinar dalam koloid
dapat terlihat karena partikel koloid
dapat menghamburkan sinar ke
segala jurusan.

20
Efek Tyndall Dalam
Kehidupan Sehari-hari
Didaerah berkabut, sorot
lampu mobil terlihat
lebih jelas.

- Sinar matahari yang


masuk
melewati celah, kedalam
ruangan yang berdebu,
maka
partikel debu akan
kelihatan dengan jelas.
22
 Larutan→ meneruskan cahaya.
 Koloid → menghamburkan cahaya.

KENAPA?

23
Gerak Brown adalah gerak
acak atau gerak zig zag tak
beraturan partikel koloid
dalam medium
pendispersi secara terus
menerus. Terjadi karena
adanya tumbukan antara
partikel medium
pendispersi dan partikel
zat terdispersi,
menyebabkan koloid tidak
memisah jika didiamkan
24
 Koloid
→ cairannya stabil/tidak
memisah.

SUSPENSI?

25
 Dalam suspensi tidak terjadi gerak
Brown, karena ukuran partikel cukup
besar sehingga tumbukan yang
dialaminya setimbang.

26
 Adsorsi koloid adalah penyerapan zat
atau ion pada permukaan koloid.
 Sifat adsorsi digunakan dalam proses:
pemutihan gula tebu, Norit, dan
penjernihan air.
 Contoh : koloid antara “obat diare” dan
cairan dalam usus yang akan menyerap
kuman penyebab diare.

27
Partikel koloid mampu
menyerap molekul netral
atau ion pada
permukaannya.

Contoh : Pemutihan gula tebu, Norit, Penjernihan air


28
a. Penjernihan air (misalnya air sungai).
Penambahan tawas pada air sungai, akan membentu
koloid Al(OH)3, yang akan mengadsorbsi pengotor dalam
air,sehingga menggumpal dan mengendap, sehingga air akan
menjadi jernih.

b. Menghilangkan bau badan


Produk roll on deodorant menggunakan Alumunium
stearat sebagai absorben, jika deodorant digosokkan pada
anggota badan, maka Al-stearat akan mengadsorbsi
keringat yang menyebabkan bau badan.
c. Penggunaan Norit
Norit mengandung arang aktif yang akan menyerap
berbagai racun dalam usus.
 Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion
yang terserap permukaan koloid.
 Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid
karena pengaruh medan listrik.
 Partikel koloid mempunyai kemampuan
menyerap ion atau muatan listrik pada
permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid
manjadi bermuatan listrik.
 Karena partikel koloid mempunyai muatan
maka dapat bergerak dalam medan listrik.

30
 Koloid yang bermuatan positif bergerak ke
katode (elektrode negatif).
 Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke
anode (elektrode positif).
 Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah
melalui elektroda, maka koloid bermuatan
positif akan bergerak menuju elektroda negatif
dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi
penetralan muatan dan koloid akan
menggumpal (koagulasi).

31
 Manfaat :
Untuk menentukan muatan partikel
koloid.
Untuk memproduksi barang industri
dan karet.
Mengurangi pencemaran udara
dengan pengendap elektrostatika.

32
 Koagulasi koloid adalah penggumpalan
partikel koloid karena elektrolit yang
muatannya berlawanan menyebabkan
rusaknya stabilitas sistem.
 Contoh: kotoran pada air yang
digumpalkan oleh tawas sehingga air
menjadi jernih.

33
1. Pemanasan atau pendinginan
2. Penambahan elektrolit
3. Penggabungan koloid yang berbeda
muatan
4. Proses elektroforesis

Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari misalnya:


➢ perebusan Telur, pembuatan yoghurt, tahu,
lateks, penjernihan air sungai, pembentukan
delta, dan pengolahan asap atau debu.

34
 Koloid pelindung : suatu koloid yang
ditambahkan pada koloid lain agar diperoleh
koloid yang stabil, tapi tidak menyebabkan
koagulasi karena melapisi partikel koloid
sehingga melindungi muatan koloid.
 Contoh : sabun sebagai pengemulsi air dengan
minyak, kasein sebagai pengemulsi air dan
lemak dalam susu.

35
 Pada pembuatan koloid, sering kali terdapat ion-ion
yang dapat mengganggu kesetabilan koloid tersebut.
Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan
suatu proses yang disebut dialisis.
 Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan kedalam
kantong koloid, lalu kantong koloid itu di masukkan
kedalam bejana yang berisi air mengalir (lihat
gambar). Kantong koloid terbuat dari
selaput semipemeable, yaitu selaput yang dapat
melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau
molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan
demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut
bersama air.
36
Dialisis adalah proses penyaringan partikel
koloid dari ion-ion yang teradsorpsi.

Koloid

Membran
semipermeabel

Fasa pendispersi
37
38
 Koloid liofil adalah koloid di mana partikel
terdispersinya mempunyai daya adsorpsi
relatif besar.
 Umumnya koloid liofil lebih kental dan lebih
stabil, karena fase terdispersi dibungkus oleh
mediumnya, sehingga terhindar dari
pengelompokkan (koagulasi), hal ini disebut
Solvatasi/hidratasi.
 Koloid liofil bersifat reversible, karena apabila
terjadi penggumpalan/pengendapan, dan
endapan itu ditambah kembali koloid liofil.
 Conton : agar–agar, sol kanji.
39
 Koloid liofob adalah koloid yang mempunyai daya
adsorpsi cukup kecil.
 Koloid liofob bersifat kurang stabil dan akan stabil,
apabila mengadsorbsi suatu ion.
 Contoh : susu, sol belerang, sol Fe(OH)3.

40
Sifat Koloid Liofil Koloid Liofob

Daya adsorpsi Kuat, mudah Tidak mengadsorpsi


terhadap medium mengadsorpsi mediumnya

Stabilitas Stabil pada konsentrasi Stabil pada konsentrasi


tinggi rendah

Efek Tyndall Kurang jelas Sangat jelas

Viskositas (kekentalan) Lebih besar daripada Hampir sama dengan


mediumnya. mediumnya.

Koagulasi Sukar Mudah terkoagulasi


(kurang stabil)

Lain-lain Bersifat reversibel Irreversibel (jika sudah


menggumpal sukar
dikoloidkan kembali).
41
• Menghamburkan cahaya.
• Tidak memisah jika didiamkan.
• Memiliki kemampuan mengadsorpsi.
• Memiliki muatan ion dan sifat elektroforesis.
• Dapat terjadi koagulasi.
• Sebagai koloid pelindung.
• Ion pengganggu dapat hilang dengan proses dialisis.
• Tidak dapat disaring.
• Umumnya keruh atau kental.
• Relatif mudah terpisah daripada larutan tetapi lebih
sukar mengendap daripada suspensi.

42
1. Menghilangkan muatan koloid
 Koagulasi dapat dipecah dengan
menghilangkan muatan dari koloid
tersebut melalui proses dialisis.

43
2. Penambahan Stabilator Koloid
 Dengan menambahkan suatu zat ke dalam
suatu sistem koloid dapat menstabilkan koloid,
misalnya penambahan emulgator dan koloid
pelindung.
 Contoh lainnya adalah penambahan amonia
dalam pembuatan emulsi pada kertasfilm.

44
Alhamdulillah….

See You
Next Week
Insya ALLAH
45

Anda mungkin juga menyukai