Anda di halaman 1dari 27

KOLOID

Koloid
 Sistem koloid adalah bentuk
campuran yang keadaannya terletak
antara larutan dan suspensi (suspensi
= campuran kasar).
 Sistem koloid terdiri dari fase
terdispersi (bersifat
diskontinu/terputus-putus) dengan
ukuran tertentu dalam medium
pendispersi (bersifat kontinu). Zat
yang didispersikan disebut fase
terdispersi, sedangkan medium yang
digunakan untuk mendispersikan
disebut medium pendispersi.
Perbedaan
Larutan, koloid dan suspensi

Bentuk campuran

Larutan Koloid Suspensi


Homogen Tampak homogen Heterogen

3
Larutan Koloid Suspensi
(dispersi molekul) (dispersi koloid) (dispersi kasar)
Contoh : larutan gula Contoh : campuran susu Contoh : campuran tepung
dalam air dengan air terigu dengan air

 Homogen, tak dapat  Secara makroskopik sifat  Heterogen


dibedakan walaupun homogeny tetapi heterogen
menggunakan mikroskop jika diamati dengan
ultra mikroskop ultra

 Semua partikel berdimensi  Partikel berdimensi antara 1  Salah satu atau semua
(panjang, lebar atau tebal) nm sampai 100 nm dimensi partikelnya lebih
kurang dari 2 nm besar dari 100 nm
 Satu fase  Dua fase  Dua fase
 Stabil  Pada umumnya stabil  Tidak stabil
 Tidak dapat disaring  Tidak dapat disaring kecuali  Dapat disaring
dengan penyaring ultra
 Tidak dapat disaring Tidak dpt di saring dengan kertas  Dapat disaring
saring biasa, kecuali dgn kertas
ultra

< 10-7 cm atau < 1 nm 10-7 cm s.d. 10-5 cm atau > 10-5 cm atau > 100 nm
1 nm s.d. 100 nm
Pengelompokan sistem
koloid Terdispersi
Padat Cair Gas
Medium

Padat Emulsi Busa


Sol Padat
Padat Padat
Cair Emulsi
Sol Cair Buih
Cair
Gas Aerosol Aerosol Larutan
Padat Cair Sejati
Kombinasi antara zat terdispersi gas dan
medium pendispersi gas, selalu dan pasti akan
membentuk larutan sejati, bukan koloid.
5
Fase Fase Nama Contoh
terdispersi pendispersi
Padat Gas Aerosol padat Asap (smoke), debu di udara

Padat Cair Sol Sol emas, sol belerang, tinta,


cat, sol kanji, agar-agar,
gelatin.
Padat Padat Sol padat intan hitam

Cair Gas Aerosol Kabut (fog), awan, hairspray

Cair Cair Emulsi Susu, santan, haircream, es


krim
Cair Padat Emulsi padat mutiara, opal, keju, mentega

Gas Cair Buih Buih sabun, krim kocok, alat


pemadam kebakaran

Gas Padat Buih padat Karet busa, batu apung


Sol padat (padat-
padat)
Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi
berupa padatan dan fasa pendispersinya berupa
padatan.

7
Emulsi Padat (cair-padat)
Sistem koloid ini terbentuk
dari fasa terdispersi berupa
cairan dan fasa
pendispersinya berupa
padatan.

8
Busa padat (gas-padat)
Sistem koloid ini
terbentuk dari
fasa terdispersi
berupa gas dan
fasa
pendispersinya
berupa padatan.

9
Sol (padat-cair)
Sistem koloid ini
terbentuk dari fasa
terdispersi berupa
padatan dan fasa
pendispersinya berupa
cairan.

10
Emulsi (cair-cair)
Sistem koloid ini terbentuk
dari fasa terdispersi berupa
cairan dan fasa
pendispersinya berupa
cairan.

11
Arosol Padat (padat-gas)

Sistem koloid ini


terbentuk dari
fasa terdispersi
berupa padatan
dan fasa
pendispersinya
berupa gas.

12
Sifat koloid
 Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh
larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar dalam
koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat
menghamburkan sinar ke segala arah.

Eksperimen efek Tyndall: Cahaya


diteruskan melalui larutan (kiri) tetapi
dihamburkan oleh sistem koloid Fe2O3
(kanan).
Gerak Brown
Gerak Brown adalah
gerak acak atau gerak
zig zag dari partikel
koloid. Gerakan ini
merupakan gerakan
tidak beraturan. Terjadi
karena adanya
tumbukan antara partikel
medium pendispersi dan
partikel zat terdispersi

14
Partikel koloid mampu
Adsopsi menyerap molekul netral atau
ion pada permukaannya.

Contoh : Pemutihan gula tebu, Norit, Penjernihan air 15


 Adsorpsi
 Adsorpsi adalah penyerapan ion atau muatan
listrik dan molekul netral pada permukaan
partikel koloid. Jika penyerapannya sampai ke
dalam permukaan (pori).
 Contoh : sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi
ion positif sehingga bermuatan positif,
sedangkan sol As2S3 mengadsorpsi ion negatif
sehingga bermuatan negatif.
 Sifat adsorpsi dari koloid digunakan dalam berbagai
proses seperti :
 Pemutihan gula tebu : zat warna dalam gula
diadsorpsi dengan melarutkan gula dalam air
kemudian dialirkan melalui tanah diatom dan arang
tulang.
 Pembuatan obat norit : norit yang masuk ke dalam
usus membentuk koloid dan dapat mengadsorpsi gas
atau zat racun.
 Penjernihan air : alumunium sulfat dalam air akan
terhidrolisis membentuk koloid Al(OH)3 yang dapat
mengadsorpsi zat warna atau zat pencemar dalam air.
 Penghilangan bau badan : pada roll-on digunakan
koloid Al-stearat.
Elektrofore
sis
Suatu proses
pemisahan koloid
bermuatan dengan
menggunakan benda
potensial yang cukup
tinggi

18
 Elektroforesis : pergerakan partikel koloid
karena medan listrik. Elektroforesis dapat
digunakan untuk menentukan jenis muatan
koloid.
 Apabila ke dalam sistem koloid diberikan dua
batang elektrode kemudian diberi arus
searah, maka koloid bermuatan negatif akan
bergerak ke anode (elektrode positif)
sedangkan koloid bermuatan positif bergerak
ke katode (elektrode negatif).
Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid
karena rusaknya stabilitas system, atau bisa dikatakn
penggumpalan partikel koloid.

Penyebab koagulasi :
• pemanasan atau pendinginan
• penambahan elektrolit
• penggabungan koloid yang berbeda muatan
• proses elektroforesis

20
Koagulasi dalam kehidupan
sehari-hari

Pembentukan
Delta sungai Pembuatan Tahu
21
Contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari :
 Karet dalam lateks digumpalkan dengan
menambahkan asam format.
 Perebusan telur : telur mentah merupakan
sistem koloid, dan jika direbus akan terjadi
koagulasi sehingga telur menggumpal.
 Pembuatan yogurt : susu (emulsi)
difermentasi sehingga asam laktat yang
menggumpal dan berasa asam.
Koloid liofil dan liofob
 Koloid liofil adalah koloid yang
di dalamnya terdapat gaya
tarik menarik cukup kuat
antara zat terdispersi dengan
mediumnya
 Conton : agar – agar, sol kanji

23
Koloid liofil dan liofob
 Koloid liofob adalah koloid
yang di dalamnya terdapat
gaya tarik menarik lemah
antara zat terdispersi dengan
mediumnya
 Contoh : susu, sol belerang,
sol Fe(OH)3
24
Dialisis

Dialisis adalah proses penyaringan partikel koloid dari


ion-ion yang teradsorpsi.

K o lo id

M e m b ra n
s e m ip e rm e a b e l

F a s a p e n d is p e rs i
25
Pembuatan koloid
Cara kondensasi : partikel larutan sejati (molekul
atau ion) bergabung menjadi partikel koloid.
 Reaksi redoks : reaksi yang disertai perubahan
bilangan oksidasi
Contoh : pembuatan sol emas dari reaksi antara
larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan
HCHO :
2HAuCl4(aq) + 6K2CO3(aq) + 3HCHO(aq) 2Au
(koloid) + 5CO2(g) + 8KCl(aq) + 3HCOOK(aq) +
KHCO3(aq) + 2H2O(l)
 Hidrolisis : reaksi suatu zat dengan air
Contoh : pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis
FeCl3, jika ditambahkan air mendidih ke dalamnya :
FeCl3(aq) + 3H2O(l)  Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
 Dekomposisi rangkap
Contoh : sol AgCl dapat dibuat dengan
mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan
larutan HCl :
AgNO3(aq) + HCl(aq)  AgCl(koloid) + HNO3(aq)
 Penggantian pelarut
Contoh : larutan jenuh kalsium asetat ditambah
dengan alkohol membentuk koloid berupa gel

Anda mungkin juga menyukai