Anda di halaman 1dari 4

5.

6 SISTEM KOLOID
Sistem koloid adalah campuran homogeny antara fase terdispersi dana fase
pendispersi. Sistem disperse ada 3 macam yaitu: Sistem larutan, Sistem suspense, dan
Sistem koloid, sebagaimana disajikan persamaan dan perbedaannya pada Tabel 5.6:

Tabel 5.6 Persamaan dan perbedaan ketiga Sistem dispersi.

Sifat
Sifat
Dispersi
Larutan Koloid Suspensi
Bentuk Campuran Homogen Homogen Heterogen

Bentuk Dispersi Dispersi molekuler Dispersi padatan Dispersi padatan

Penulisan A(aq) A(s) A(s)

Ukuran Partikel < 10-7 cm 10-7 - 10-5 cm > 10-5 cm

Pemeriksaan Tetap homogen Heterogen dengan Dengan mata biasa


Mikroskop dengan mikroskop mikroskop ultra heterogen
ultra

Tidak dapat
Penyaringan Dapat disaring dengan Dapat disaring dengan
disaring dengan
penyaringan ultra penyaring biasa
penyaringan
apapun
Adapun pengelompokkan koloid secara umum ada 8 macam (Tabel 5.7).
Tabel 5.7 Macam – macam koloid.

No. Fasa Fasa Nama Contoh


Terdispersi Pendispersi Koloid
1. Gas Cair Buih Buih sabun, shampoo, detergen,
kerak
2. Gas Padat Busa Padat Karet busa, batu apung
3. Cair Gas Aerosol cair Kabut
4. Cair Cair Emulsi Susu, santan, es krim
5. Cair Padat Emulsi Padat Mutiara, keju
6. Padat Gas Aerosol Padat Asap
7. Padat Cair Sol Cat, larutan agar-agar dan kanji,
lotion
8. Padat Padat Sol padat Kaca berwarna, campuran logam

5.6.1 Sifat Khas Partikel Koloid


Partikel koloid mempunyai sifat – sifat khas seperti efek Tyndall, gerak brown,
adsorpsi, koagulasi, koloid liofil, dan koloid liofob.Penjelasan dari ke-6 sifat tersebut
antara lain:
5.6.1.1 Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Efek
Tyndall terjadi karena partikel koloid dengan ukuran lebih besar mampu
memantulkan kembali cahaya yang diterima sedangkan pada larutan karena molekuler
maka ukuran partikel tersebut kecil sekali dan tidak mampu memantulkan cahaya
yang diterima dan mata kita pun tidak mampu mengamatinya.

5.6.1.2 Gerak Brown


Gerak brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.
Gerakan ini terjadi karena benturan molekul-molekul zat pendispersi pada partikel
koloid. Gerak Brown ditemukan oleh Robert Brown, seorang ahli biologi Inggris.

5.6.1.3 Adsorpsi
Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorpsi (penyerapan pada
permukaan) terhadap partikel atau ion atau senyawa lain. Penyerapan terhadap ion
positif atau ion negatif dari partikel koloid menyebabkan koloid menjadi bermuatan.
Seperti misalnya pada partikel koloid Fe(OH)3 sebetulnya tidak bermuatan, tetapi
karena partikel koloid Fe(OH)3 mampu mengikat (mengadsorpsi) ion-ion positif (ion
H+) maka permukaan koloid Fe(OH)3 menjadi bermuatan positif.

5.6.1.4 Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik karena pemanasan, pendinginan, pengadukan atau
secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda
muatan. Ketika pada koloid terjadi koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi
nembentuk koloid.
5.6.1.5 Koloid Liofil dan Liofob
Koloid liofil adalah koloid sol dimana partikel koloid sebagai fasa terdispersi
yang dapat menarik/mengikat cairannya sebagai fasa pendispersinya. Contohnya sol
kanji, agar-agar, lam, cat, gelatin, protein, sabun, dan lain-lain. Sedangkan Koloid
liofob adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium
pendispersinya. Contoh koloid hidrofil seperti sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan
gelatin.
5.1.1 Peristiwa Elektroforesis
Peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu ke salah satu
elektroda disebut elektroforesis. Elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan
muatan partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul di elektroda positif berarti
koloid bermuatan negatif dan jika partikel koloid berkumpul di elektroda negatif
berarti koloid bermuatan positif.

5.1.2 Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari ion-ion yang menempel
pada permukaannya. Adanya ion-ion tersebut merupakan sisa dari pereaksi pada
proses pembuatannya. Misalnya pada pembuatan koloid Fe(OH)3 terdapat ion-ion H+
dan Cl-.
5.1.3 Pembuatan Sistem Koloid
Dalam pembuatan sistem koloid terbagi menjadi 5 cara, antara lain:
1. Cara Kondensasi
Pada proses kondensasi (secara kimia), molekul-molekul dari larutan
direaksikan menghasilkan suatu senyawa yang sukar larut dalam air dan
membentuk partikel koloid. Reaksi kimia untuk menghasilkan partikel koloid
dapat merupakan:
a) Reaksi Redoks
Pada reaksi ini terjadi perubahan bilangan oksidasi.
Contoh: pembuatan sol belerang
2H2S (g) + SO2(aq) 3 S (s) + 2H2O (i)
b) Reaksi Hidrolisis
Sol senyawa hidrolisis yang sukar larut seperti Fe(OH)3, Al(OH)3 dapat
dibuat dari reaksi hidrolisis dengan air
Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3
Larutan FeCl3 ditambahkan pada air mendidih maka,
FeCl3 (aq) + 3H2O (g) As2S3 (s) + 6 H2O (i)

c) Reaksi Subtitusi
Salah satu contoh reaksi subsitusi adalah pada pembuatan sol As2S3. Dimana sol As2S3 dibuat
dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan asam arsenic yang encer melalui reaksi subtitusi
berikut:
2H3AsO3 (aq) + 3H2S (g) As2S3 (s) + 6H2O (i)

2. Cara Disepersi
Dilakukan dengan mengubah partikel berukuran besar menjadi partikel
koloid.

3. Cara Mekanik
Dilakukan dari gumpalan materi yang besar kemudian dihaluskan dengan
cara penggerusan atau penggilingan. Setelah diperoleh partikel yang halus,
kemudian didispersikan dalam medium pendispersi. Agar partikel padatan tidak
mengendap maka ditambahkan zat penstabil.

4. Cara Busur Bredig


Mula – mula logam yang akan didispersikan (Au atau Pt) dibuat seperti elektroda,
kemudian kedua logam dihubungkan dengan arus listrik dan dicelupkan dalam larutan KCl
0,001 M. Panas yang timbul, mula – mula menguapkan logam kemudian uap logam
terkondensasi dalam larutan dan membentuk partikel koloid.
5. Cara Peptisasi
Mengubah endapan yang terjadi menjadi partikel koloid dengan cara
penambahan zat kimia (elektrolit). Misalnya pada reaksi pembentukan Al(OH)3
dalam jumlah banyak dapat membentuk endapan Al(OH)3. Endapan Al(OH)3
diubah menjadi partikel koloid dengan penambahan AlCl3. Endapan CdS atau
NiS jika dialiri gas H2S akan terbentuk sol yang terdispersi. Jadi, sol sulfide
bukan berasal dari larutan tetapi dari endapan.

Anda mungkin juga menyukai