Anda di halaman 1dari 32

Assalamualaikum Wr.

Wb
SISTEM KOLOID
KELOMPOK 6

1. FITRIE AULIA FAZRIATY (16040003)


2. LISA MELINDA (16040002)
3. CINTIA AGUSTINA (16040006)
4. AFYUNIKA SANDRA (16040018)
5. RIKI HARDIANSAH (16040019)
6. RIKA SURTIANA (16040080)
What’s the meaning
of koloid system ?
5. MANFAAT KOLOID
1. PENGERTIAN SISTEM KOLOID
DALAM KEHIDUPAN

2. JENIS KOLOID

3. SIFAT KOLOID

4.PEMBUATAN KOLOID
SISTEM KOLOID

Istilah koloid berasal dari bahasa Yunani, yaitu


“kolla” dan “oid”. Kolla berarti lem sedangkan
oid berarti seperti. Koloid adalah suatu
campuran zat heterogen (dua fase) antara 2 zat
atau lebih dimana partikel-partikel zat yang
berukuran koloid (fase terdispersi atau yang
dipecah) tersebar secara merata di dalam zat
lain (medium pendispersi atau pemecah).
PERBANDINGAN LARUTAN, KOLOID, SUSPENSI

SISTEM DISPERSI
SIFAT LARUTAN KOLOID SUSPENSI
Bentuk campuran Homogen, tidak Homogen secara Heterogen
dapat dibedakan makroskopis, tapi
heterogen jika
diamati dengan
mikroskop ultra
Ukuran <1 nm 1-100nm >100nm
Fase Terdiri dari 1 fase Terdiri dari 2 fase Terdiri dari 2 fase
Kestabilan Stabil Umumnya stabil Tidak stabil
Penyaringan Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat di saring
meskipun dengan kecuali dengan
penyaring ultra penyaring ultra
Di diamkan Tidak memisahkan Tidak memisah Memisah dan
dan tidak (tahan lama) dan mengendap
mengendap sukar mengendap
Contoh Laruta gula, larutan Susu, sabun, Pasir dalam air, kopi
garam, alkohol 70% santan, mentega dalam air
NEXT
JENIS KOLOID
FASE PENDISPERSI NAMA KOLOID CONTOH
TERDISPERSI
Gas Gas Bukan koloid, karena gas bercampur secara
homogen
Gas Cair Busa Buih, sabun, ombak,
krim kocok
Gas Padat Busa padat Batu apung, kasur busa

Cair Gas Aerosol cair Obat semprot, kabut,


hair spray di udara
Cair Cair Emulsi Air santan, air susu,
mayonaise
Cair Padat Gel Mentega, agar-agar

Padat Gas Aerosol padat Debu, gas knalpot, asap

Padat Cair Sol cat., tinta

Padat Padat Sol padat Tanah, kaca, lumpur

NEXT
1. EFEK TYNDALL

Pada dispersi koloid, partikel-partikel koloid


cukup besar sehingga dapat memantulkan dan
menghamburkan sinar kesekelilingnya, yang dikenal
dengan Efek Tyndall. Sedangkan, larutan sejati tidak
menunjukkan efek tyndall.
2. GERAK BROWN
Bila seberkas sinar dipusatkan pada suatu
disperse koloid yang di amati dengan alat
ultramikroskop, maka akan tampak partikel koloid
sebagai partikel yang kecil yang memantulkan sinar dan
bergerak acak.
3. ELEKTROFORESIS
Bila arus listrik dengan tegangan rendah
dialirkan kedalam dispersi koloid, maka partikel-
partikel koloid bergarak menuju electrode positif
atau electrode negatifnya. Ini membuktikan
bahwa partikel-partikel koloid dalam medium
pendispersinya bermuatan listrik. Contoh :
hemodialysis (alat cuci darah)
CONTOH ELEKTROFORESIS
4. KOAGULASI

Suatu koloid bila dibiarkan dalam waktu tertentu


akan terpengaruh oleh gaya gravitasi bumi.
Antara partikel dapat saling bergabung
membentuk gumpalan yang akan mengendap di
dasar wadah. Peristiwa pengendapan atau
penggumpalan partikel-partikel koloid disebut
koagulasi.
CONTOH KOAGULASI

Pembentukan delta dimuara Penggumpalan karet dalam


sungai lateks
5. ADSORPSI
Proses adsorpsi terjadi karena permukaan
partikel-partikel koloid dapat menarik partikel-
partikel bermuatan listrik disekitarnya.

NEXT
6. DIALISIS
Dialisis adalah menghilangkan muatan koloid
dengan cara memasukan koloid ke dalam
membran semipermeabel. Membran ini
mempunyai pori-pori yang mampu ditembus
oleh ion, tetapi tidak mampu ditembus partikel
koloid. Bila kantong semipermeabel tersebut
dimasukkan ke dalam aliran air, maka ion-ion
yang keluar dari membran semipermeabel akan
terbawa aliran air, sedangkan koloidanya masih
tetap di dalam kantung semipermeabel.
CONTOH DIALISIS
PEMBUATAN KOLOID

CARA KONDENSASI CARA DISPERSI

cara pembuatan partikel koloid dari


Cara pembuatan partikel koloid
partikel yang lebih besar. Beberapa
dari partikel larutan sejati, dengan
metode dengan cara dispersi
kata lain pembentukan adgregat
adalah cara mekanik, cara
berukuran koloid dari partikel kecil
peptisasi, cara homogenisasi, dan
seukuran molekul atau ion.
cara busur listrik Bredig.

NEXT
1. REAKSI HIDROLISIS
Reaksi hidrolisis adalah istilah untuk reaksi yang
melibatkan reaksi penguraian molekul air
membentuk ion H+ dan ion OH-.

Reaksinya : FeCl3 + 3H2O → Fe(OH)3 + HCl


2. REAKSI REDOKS
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai
perubahan bilangan oksidasi.

Reaksinya : 2AuCl3 + CH3COH + 3H2O → 2Au + 6HCl + CH3COOH


3. REAKSI METATESIS
Reaksi metatesis adalah reaksi pertukaran
muatan antar ion-ion.

Reaksinya : Na2S2O3 + 2HCl → 2NaCl +H2SO3 + S

NEXT
1. CARA MEKANIK
Menurut cara ini, zat yang akan di dispersikan
dalam medium pendispersi di giling sampai
ukurannya berada pada rentang partikel-
partikel koloid.
2. CARA PEPTISASI
Cara peptisasi dilakukan dengan memecahkan
suspensi kasar menjadi partikel terdispersi
koloid kemudian menambahkan ion-ion yang
dapat di adsobrsi oleh partikel-partikel koloid
sehingga koloid tersebut stabil. Secara praktis
cara ini dilakukan dengan menambahkan larutan
ion sejenis kedalam suspensi suatu endapan
kemudian dilakukan pengadukan
3. CARA HOMOGENISASI
Cara homogenisasi dilakukan dengan
memecahkan suspensi menjadi partikel
berukuran lebih kecil, kemudian dilewatkan
melalui lubang dengan ukuran pori tertentu
dengan bantuan tekanan tinggi sehingga partikel
yangbakan didispersikan kemediumnya relative
homogen.
4. CARA BUSUR BREDIG
Cara ini menggunakan arus listrik bertekanan
tinggi yang dialirkan melalui dua buah elektroda
yang terbuat dari kawat logam. Kedua elektroda
tersebut disimpan berdekatan dan tercelup
dalam air.

NEXT
Manfaat Koloid Dalam Kehidupan
JENIS INDUSTRI CONTOH APLIKASI
Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad

Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun

Industri cat Cat

Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, detergen

Industri pertanian Peptisida dan insektisida

Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan


JURNAL 1
PENGARUH KADAR MINYAK TERHADAP EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN DALAM
SISTEM EMULSI OIL-IN-WATER

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk


mempelajari pengaruh dari konsentrasi minyak
jagung terhadap efektivitas anti oksidan pada
emulsi sistem minyak dalam air.
Bertambahnya kadar minyak jagung dalam sistem
emulsi dan 10 hingga 50% dapat meningkatkan
stabilitas oksidatif sistem emulsi. Meningkatnya
polaritas antioksidan berpengaruh terhadap
penurunan efektifitas antioksidan pada sistem
emulsi dengan kadar minyak 30 dan 50%. Secara
umum, aturan polar paradox tidak diikuti oleh
semua antioksidan dalam berbagai sistem emulsi.
Polaritas antioksidan bukanlah satu-satunya faktor
yang berpengaruh terhadap efektifitas antioksidan
dalam sistem emulsi. Terdapat faktor lain seperti
kemampuan mendonorkan atom hidrogen, interaksi
antara molekul antioksidan dengan Tween 20 atau
sifat fisiko kimia emulsi yang berpengaruh terhadap
efektifitasnya.
JURNAL 2
PENURUNAN KONSENTRASI CR(VI) DALAM AIR DENGAN
KOAGULAN FeSO4
Telah dilakukan penelitian untuk menurunkan kadar
kromium dalam air dengan menggunakan koagulan
FeSO4. Parameter yang diteliti adalah pH,
konsentrasi koagulan dan waktu kontak optimum.
Pengukuran kadar ion kromium pada semua
perlakuan ditentukan dengan metode
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Hasil
penelitian menunjukkan kondisi optimum koagulasi
pada pH 8 dengan konsentrasi koagulan FeSO4 140
mg/L dan waktu kontak 60 menit dapat
menurunkan konsentrasi ion kromium 100 % dari
konsentrasi ion kromium awal 20 mg/L.
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kondisi optimum penurunan ion
kromium(VI) menggunakan koagulan FeSO4
pada pH 8, konsentrasi koagulan 140 mg/L dan
waktu kontak 60 menit.
2. Pada kondisi optimum tersebut persen
penurunan ion kromium adalah 100 % dengan
konsentrasi awal ion kromium (VI) 20 mg/L.
JURNAL 3
FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL DAUN
LIDAH BUAYA (ALOE VERA (L.) WEBB) DENGAN GELLING
AGENT HYDROXYPROPHYL METHYLCELLULOSE (HPMC)
4000 SM DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA TERHADAP
STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS

Penelitian ini bersifat eksperimental murni bertujuan untuk


mengetahui pengaruh variasi konsentrasi HPMC terhadap sifat
fisik gel dan aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus
epidermidis. Ekstraksi daun lidah buaya dilakukan dengan
menggunakan metode maserasi menggunakan etanol 70%.
Gel dibuat dalam empat formula dengan menggunakan
konsentrasi HPMC yang berbeda. Gel diuji sifat fisiknya
(organoleptis, viskositas, pH, daya menyebar, daya melekat)
dan uji aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus
epidermidis.
Gel ekstrak etanol daun lidah buaya (Aloe vera
(L.) Webb) dengan gelling agent Hydroxyprophyl
methylcellulose (HPMC) efektif sebagai
antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis
dan dengan adanya variasi gelling agent
berpengaruh terhadap sifat fisik gel.
Thank You
Arigatou Gozaimassu
Haturnuhun
Matur Suwun
Kamsahamnida
Danke

Anda mungkin juga menyukai