KOLOID
KELOMPOK II
2014
I. TUJUAN PRAKTIKUM
A. Koloid
II. PENDAHULUAN
Sifat-sifat Koloid
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya)
oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul
koloid yang cukup besar. Pada saat larutan sejati disinari dengan
cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya,
sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. Hal itu
terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang
relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya,
pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan
yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
b. Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang
senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak
beraturan). Jika koloid diamati dibawah mikroskop ultra, maka kita akan
melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk
zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown.
c. Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau
senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh
luasnya permukaan partikel. Adsorpsi harus dibedakan dengan
absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel.
Contoh:
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya
menyerap ion H-.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya
menyerap ion S2-.
d. Muatan koloid
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan
koloid bermuatan negatif.
e. Koagulasi koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk
endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi
membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan,
pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan
elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
f. Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat
melindungi koloid lain dari proses koagulasi.
g. Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan
cara mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui
membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran
semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati
koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.
h. Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang
bermuatan dengan menggunakan arus listrik.
Jenis-jenis koloid
a. Persiapan Sol
1. Sol Belerang
b. Persiapan Gel :
1. Gel Alkohol
a. Disiapkan larutan jenuh dari kalsium asetat 5 ml dalam air.
Dibiarkan sampai dingin, saring larutan itu.
b. Dituangkan larutan itu ke dalam 40 ml etanol 95%.
c. Ditaruh sepotong gel di atas kasakemudian dibakar.
2. Gel Gelatin
a. Gelatin 2 gr digerus sampai halus dan direndam dengan 2 gr air
panas.
b. Dibiarkan selama seperempat jam, lalu dicuci dengan air panas
sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml. Dibiarkan sampai
dingin.
c. Persiapan Emulsi :
a. Dikocok 5 ml minyak tanah dengan 50 ml air. Biarkan emulsi itu.
b. Diulangi percobaan tersebut empat kali dengan penambahan
masing-masing komponen di bawah ini :
a) Larutan sabun 2,5 ml
b) Larutan detergen 2,5 ml
c) 1% b/v larutan gelatin 2,5 ml
d) 1% b/v larutan natrium hidroksida 2,5 ml
V. DATA PENGAMATAN
A. Persiapan Sol :
1. Sol Belerang
No. Fasa Terdispersi Fasa Pendispersi Nama Contoh
Koloid
1. Cair Cair Emulsi Na2S2O3
+ HCl
2. Cair Cair Emulsi FCl3 +
H2O
Pertanyaan :
1. Apakah yang terjadi ? Apakah nama fase terdispersi ?
Saringlah sebagian kecil dari larutan koidal itu.
2. Bagaimanakah komentar Anda ?
Jawaban :
1. Terjadi reaksi :
Na2S2O3(l)+2HCl(l)===> 2NaCl(aq)+S(s)+ SO2(g) + H2O(l)
Yang merupakan fase terdispersinya ialah cair berupa
larutan natrium thiosulfate.
2. Terbentuk emulsi, karena fase pendispersinya juga cair,
yaitu larutan asam klorida. Setelah dilakukan
penyaringan terhadap sebagian koidal,terbentuk adanya
endapan putih yang merupakan belerang.Selain itu,
tercium juga bau gas belerang.
2. Sol Besi Hidroksida
B. Persiapan Gel:
1. Gel Alkohol
Fase Terdispersi Fase Pendispersi Nama Koloid
Padat (Kalsium Cair (Etanol) Sol
Asetat)
Pertanyaan :
1. Bagaimana struktur gel itu ?
Jawaban :
Struktur gel yang terbentuk berwarna putih seperti nata de coco. Jika
gel dibakar di atas kasa, maka kasa tersebut bercampur menjadi
warna kehitaman, sedangkan gel yang tidak terkena kasa lama-
kelamaan habis.
2. Gel Gelatin
Fase Terdispersi Fase Pendispersi Nama Koloid
Padat (Gelatin) Cair (Air) Sol
Pertanyaan :
1. Bagaimana komentar Anda mengenai percobaan tersebut ?
Jawaban:
Larutan dibiarkan selama seperempat jam agar gel bias diambil
dengan sendok. Gelatin sifatnya mengikat air, karena jika gel itu
dicampur dengan air panas, maka gel akan meluruh menjadi cair
kembali.
C. Emulsi
No. Sampel Stabilitas Koloid Setelah Keterangan
Dicampur
Sebelum Setelah
Dikocok Dikocok
1. Minyak tanah Stabil Tidak stabil Berbusa, ada
+ air bulir-bulir
minyak, dan
tidak
tercampur
rata
2. Minyak tanah Stabil Tidak Stabil Berbusa, tapi
+ air + larutan sabunnya
sabun tidak terlalu
larut,
terbentuk gel
3. Minyak tanah Stabil Tidak Stabil Berbusa lebih
+ air + larutan banyak dari
detergen sabun
4. Minyak tanah Stabil Tidak Stabil Keruh, sedikit
+ air + larutan berbusa,
gelatin terbentuk gel
5. Minyak tanah Stabil Tidak Stabil Minyak tanah
+ air + larutan mengapung
NaOH ke
permukaan,
sedikit
berbusa
Pertanyaan :
1. Saat minyak tanah dicampurkan degan air, tidak ada reaksi yang
terjadi. Namun, setelah dikocok barulah terlihat adanya bulir-bulir
minyak yang mengapung ke permukaan air, dan campuran pun juga
berbusa.
1. Sol Belerang
a. Penguapan Eter
Pada penguapan eter ini, didapat titik didih eter awal (sebelum
ditiup) 260C dan setelah ditiup suhunya berubah menjadi 220C. Artinya,
titik didih eter menurun sebesar 40C karena terjadi penguapan.
Penguapan ini sendiri terjadi karena sifat eter yang sangat mudah
menguap. Oleh karena eter menguap dan mengalami penurunan titik
didih, pada gelas arloji juga terasa sedikit dingin.
VII. KESIMPULAN
Dari rangkaian praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa wujud zat ada zat cair, padat, dan gas. Wujud dapat mengalami
perubahan (perubahan fisika) yaitu mencair, membeku, menguap,
mengkristal, menyublim, dan mengembun. Proses menyublim dapat
terbukti dari praktikum yang telah dilakukan, yaitu terhirupnya aroma dari
kamper, yang disebabkan karena kamper mengalami perubahan dari padat
ke gas.
http://id.wikipedia.org/wiki/Benzena/Diakses Tanggal 21
November 2014
http://kimiakoratomoku.blogspot.com/2009/12/koloid-
suspensi-dan-larutan-sejati.html