BIOLOGI UMUM
SAKINAH
G 501 21 051
LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
DESEMBER, 2021
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM
MODUL
PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP
PENGAMATAN SEL
PENGAMATAN TUMBUHAN
PENGAMATAN HEWAN
MEMAHAMI KONSEP HUKUM MENDEL
PENGAMATAN PROSES TERJADINYA TRANSPIRASI
EKOSISTEM
DISUSUN OLEH:
NAMA : SAKINAH
NIM : G 501 21 051
ASISTEN : RAY RANDERS
DESEMBER, 2021
LEMBAR PENGESAHAN
Praktikum Biologi Umum di mulai pada tanggal 23 Oktober sampai 1 Desember 2021 sebagai
salah satu syarat untuk mengikuti ujian Praktikum Biologi Umum.
ASISTEN PRAKTIKUM
Ray Randers
Citra Pratiwi
Mengetahui
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga “Laporan Lengkap Praktikum Biologi Umum” dapat terselesaikan
sebagaimana mestinya dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat memenuhi tugas mata kuliah
praktikum Biologi Umum.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kesalahan sehingga sangat
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna untuk menyempurnakan penyusunan laporan berikutnya.
Penyusun
SAKINAH
G 501 21 051
DAFTAR ISI
SAMPUL..........................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................
KATA PEGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1.1.8 Ekosistem..............................................................................................
1.2 Tujuan............................................................................................................
1.2.8 Ekosistem...........................................................................................
2.8 Ekosistem................................................................................................
3.2.8 Ekosistem......................................................................................
3.3.8 Ekosistem.........................................................................................
4.1.8 Ekosistem...................................................................................
4.2 Pembahasan...........................................................................................
4.2.8 Ekosistem...................................................................................
BAB V PENUTUP...........................................................................................................
5.1 Kesimpulan.................................................................................................
5.2 Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
LAMPIRAN.....................................................................................................................
BIOGRAFI.......................................................................................................................
LEMBAR ASISTENSI....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Mikroskop merupakan sebuah alat untuk melihat suatu objek yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil disebut mikroskopi yang
berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya
mikroskop dapat mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi
penting dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi
(Shofi dan Humairoh, 2019).
1.1.2Pengamatan Sel
Sel merupakan salah satu tingkat dari organisasi kehidupan tumbuhan. Tingkat
organisasi kehidupan tumbuhan di mulai dari sel. Sel bersama sel-sel sejenis
membentuk jaringan. Jaringan-jaringan yang berbeda menyusun suatu organ yang
memiliki fungsi tertentu. Organ-organ yang berbeda bekerja bersama membentuk suatu
system organ. Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara
perkembangan (Brotowidjoyo, 1989).
Sel sendiri mempunyai bentuk yang berbeda-beda pada berbagai jenis organisme seperti
pada tumbuhan, hewan, dan protozoa. Dibandingkan dengan struktur sel nya, pada jenis
organisme tumbuhan dan hewan memiliki beberapa perbedaan stuktur sel yang di mana
pada sel tumbuhan memilikinya tetapi tidak dengan sel hewan, begitu juga sebaliknya.
Namun, terdapat juga kesamaan pada struktur sel tumbuhan dan sel hewan karena pada
umumnya sel tumbuhan dan sel hewan termasuk pada struktur sel eukariotik. Oleh
karena itu, pada prinsipnya sel tumbuhan dan sel hewan mempunyai banyak kemiripan.
Meskipun tampak mirip, kedua sel tersebut memiliki perbedaan pada organel-organel
selnya (Wati, 2017).
1.1.3Pengamatan tumbuhan
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan organ
reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan
meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan pengangkut
Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi permukaan daun, bunga,
buah, biji, batang dan akar, Berdasarkan ontogeninya, epidermis berasal dari jaringan
meristematik yaitu protoderm. Epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian dalam
organ tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat berkembang dan mengalami
modifikasi seperti stomata dan trikomata (Rompas, 2011).
Tumbuhan monokotil dan dikotil sendiri memiliki struktur anatomi organ yang berbeda-
beda terutama pada bagian daun. Pada tumbuhan monokotil dan dikotil memiliki
struktur anatomi organ yang berbeda-beda. Mulai dari akar, batang, daun, hingga organ
reproduksinya. Dapat diketahui bahwa perbedaan yang paling mencolok antara
tumbuhan monokotil dan dikotil terletak pada berkas pembuluh, berkas pembuluh pada
tumbuhan dikotil terlihat lebih teratur, sedangkan berkas pembuluh pada tumbuhan
monokotil terlihat tidak teratur. Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar,
batang, daun dan organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai
jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan
jaringan pengangkut (Rompas, 2011).
Hewan amphibi merupakan hewan yang dapat hidup di dua lingkungan yaitu
lingkungan darat dan lingkungan air. mula-mula hidup diair tawar kemudian
hidup didarat. Fase kehidupan di dalam air berlangsung sebelum alat
reproduksinya masak, keadaan ini disebut fase larva atau fase berudu Amphibi
merupakan kelompok chordate yang pertama keluar dari kehidupannya di dalam
air. Beberapa pola baru yang disesuaikan dengan kehidupan darat, misalnya kaki,
paru-paru, dan alat-alat kehidupan yang berfungsi baik didalam air maupun
didarat. Secara khusus membahas mengenai struktur morfologi dan anatomi pada
katak (Fejervarya cancrivora), sistem pencernaan katak (F. canrivora), dan sistem
reproduksi (jantan dan betina) pada katak (F. cancrivora) (Iskandar, 1998).
Mendel melakukan persilangan monohybrid atau persilangan satu sifat beda, dengan
tujuan mengetahui pola pewarisan dari tetua kepada generasi berikutnya. Persilangan ini
untuk membuktikan Hukum Mendel I yang menyatakan bahwa pasangan alel pada
proses pembentukan sel gamet dapat memisah secara bebas. Hukum Mendel I disebut
juga dengan hukum segregasi. Mendel melanjutkan persilangan dengan menyilangkan
tanaman dengan dua sifat beda, misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan
dihibrid juga merupakan bukti berlakunya Hukum Mendel II berupa pengelompokkan
gen secara bebas saat pembentukan gamet. Persilangan dengan dua sifat beda yang lain
juga memiliki perbandingan fenotip F2 sama, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 (Fandri, 2008).
Fotosintesis berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini mengandung banyak
pigmen klorofil. Klorofil dapat dibedakan menjadi bebrapa tipe, yaitu: klorofil a, b, c, d
dan tipe e. pembagian tersebut adalah berdasarkan rantai samping yang mengingat
inti porfitinnya. Jenis klorofil yang paling banyak ditemukan pada tumbuhan
tingkat tinggi adalah jenis a dan b. Klorofil a biasanya adalah untuk sinar hijau biru,
sementara klorofil b untuk sinar kunig hijau. Klorofil lain (jenis c, d, e) ditemukan
hanya pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil (Tjitrosoepomo, 1998).
1.1.8 Ekosistem
Seluruh makhluk hidup untuk dapat melangsungkan hidupnya harus memiliki hubungan
timbal balik antara satu sama lain dan dengan lingkungannya. Ekosistem adalah suatu
sistem ekologi yang diperoleh dari adanya interaksi timbal balik antara nahkluk hidup
(biotik) dengan lingkungannya (abiotik). Ilmu yang mempelajari tentang ekosistem
disebut ekologi. Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu aikos yang artinya rumah
dan logos yang artinya ilmu. Jadi, ekologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
interaksi antar makhluk hidup dan interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungannya (Puspita, 2009).
Ekosistem memiliki penyusun didalamnya yang terbagi menjadi dua unit besar yaitu
biotik dan abiotik. Biotik adalah semua makhluk hidup yang dapat tumbuh dan
berkembang sedangkan abiotik adalah unsur alam yang tidak hidup tapi memiliki
peranan penting dalam ekosistem. Diberbagai daerah terdapat tiga jenis ekosistem yaitu
ekosistem perairan, ekosistem darat dan ekosistem buatan (Puspita, 2009).
1.2 Tujuan
1.2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
Mengetahui komponen – komponen mikroskop dan menggunakannya serta mempelajari
cara menyiapkan bahan – bahan yang akan diamati dibawah mikroskop.
1.2.8 Ekosistem
Mengidentifikasikan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap keanekaragaman di
sautu daerah tertentu.
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop yang biasa digunakan dalam laboratorium biologi adalah mikroskop monokuler
(latin : mono = satu, oculus = mata). Kebanyakan objek yang akan diamati dengan
menggunakan mikroskop monokuler ini harus memiliki ukuran yang kecil atau tipis sehingga
dapat ditembus cahaya. Bentuk dan susunan objek tersebut dapat dibedakan karena beberapa
bagian objek itu lebih banyak menyerap cahaya dari pada bagian-bagian yang lain. Mikroskop
membuat benda-benda kecil kelihatan lebih besar dari pada wujud sebenarnya, hal ini disebut
perbesaran. Mikroskop juga dapat membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak
tampak oleh mata telanjang, hal ini disebut penguraian (Goldsten, 2004).
2.2Pengamatan Sel
Sel adalah bagian terkecil dari suatu organisme dan sebagai kesatuan strukturnal dan
fungsional penyusun organisme, selain itu sel juga menentukan faktor sifat dari induk kepada
keturunannya. Kesatuan sel ada yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama tergabung
membentuk jaringan membentuk suatu organisme (Azidin, 1986).
Struktur sel dibagi menjadi struktur sel prokariotik dan eukariotik. Sel prokariotik merupakan
sel yang tidak memiliki membran inti serta tidak memiliki endomembran (membran dalam)
seperti retikulum endoplasma dan bagan golgi. Makhluk hidup yang termasuk golongan sel
prokariotik adalah makhluk hidup uniseluler seperti bakteri. Sel eukariotik merupakan sel yang
memiliki membran inti dan sistem endomembran. Sistem endomembran merupakan susunan
dari organel-organel bermembran seperti retikulum endoplasma, komplek golgi, mitokondria
dan lisosom. Golongan sel eukariotik antara lain sel hewan dan sel tumbuhan (Wati, 2017).
Katak adalah hewan Amphibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Katak memiliki kulit
kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul. Beberapa jenis katak, pada sisi tubuhnya
memiliki lipatan kulit berkelenjar, mulai dari belakang mata hingga di atas pangkal paha yang
disebut lipatan dorsolateral. Katak mempunyai mata berukuran besar, dengan pupil mata
horisontal dan vertikal. Beberapa jenis katak memiliki pupil mata berbentuk berlian atau segi
empat yang khas bagi masing-masing kelompok. Tubuh katak betina biasanya lebih besar
daripada yang jantan. Ukuran katak dan kodok di Indonesia bervariasi dari yang terkecil hanya
10 mm, dengan berat hanya satu atau dua gram sampai jenis yang mencapai 280 mm dengan
berat lebih dari 1500 gram (Iskandar, 1998).
Hukum Mendel 1 sering disebut sebagai segregasi yang mana merupakan sebuah gen dan alel
yang terjadi saat pembentukan sel gamet. Gamet ini merupakan salah satu bagian terpenting
dalam suatu persilangan tanaman. Dalam istilah biologinya, hal ini sering disebut dengan suatu
cara perkembangbiakan secara seksual. Hukum Mendel 2 sering disebut juga sebagai asortasi,
yang mana merupakan sebuah proses penggabungan antara gen dan alel yang mengatur sifat
tertentunya. Pada saat proses fertilisasi sebelumnya akan terjadi suatu proses peleburan,
dimana sel gamet yang mengandung gen dan sebuah gen tunggal akan menyatu. Setelah proses
penyatuan atau peleburan tersebut, gen akan dipertemukan pada alelnya. Keadaan ini akan
membuahkan suatu hasil yaitu suatu pengekspresian sifat tertentu. Hasil yang terbentuk dari
proses peleburan sel gamet jantan dan betina ialah Zigot. Zigot inilah yang nantinya akan
membawa masih-masih setengah dari kromoson gennya. Kombinasi antara pejantan dan induk
yang berbeda akan menghasilkan suatu turunan sifat yang berbeda pula (Michael, 2018).
Kecepatan transpirasi berbeda-beda tergantung pada jenis tumbuhannya. Bermacam cara untuk
mengukur sangat banyak transpirasi, misalnya dengan menggunakan metode penimbangan.
Sehelai daun segar atau bahkan seluruh tumbuhan beserta potnya ditimbang. Setelah beberapa
waktu yang ditentukan, ditimbang lagi. Selisih berat antara kedua penimbangan merupakan
angka penunjuk yang sangat besar transpirasi. Metode penimbangan dapat pula ditunjukkan
kepada air yang memandang, yaitu dengan cara menangkap uap air yang terlepas dengan zat
higroskopik yang telah diketahui beratnya. Penambahan berat merupakan angka penunjuk
besamya transpirasi (Tjitrosoepomo, 1998).
Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor
eksternal, dimana faktor Internal yaitu, penutupan Stomata, jumlah dan ukuran stomata, jumlah
daun serta penggulungan atau Pelipatan daun sedangkan untuk faktor eksternal yaitu
kelembaban, temperatur, dan sinar matahari. Angin dapat pula mempengaruhi laju transpirasi
jika udara yang bergerak melewati permukaan daun tersebut lebih kering (kelembaban
nisbihnya rendah) dari udara sekitar tumbuhan tersebut. Kerapatan uap air diudara tergantung
dengan resisitensi stomata dan kelembaban nisbih dan juga suku udara tersebut, untuk
perhitungan laju transpirasi. Kelembaban nisbih didalam rongga substomata respon 100%. Jika
kerapatan uap air didalam rongga substomata tergantung pada suhu (Filter, 2013).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis
merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini
tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan
Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam
bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan di atasnya diberi
tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari.
Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya
oksigen (Kimball, 1992).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas
timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alcohol dan ditetesi dengan
iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas
timah menandakan adanya amilum. Pada uji Sachs ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa
cahaya daun tidak berfotosintesis. Percobaan ini berdasar pada ciri hidup yang hanya dimiliki
oleh tumbuhan hijau yaitu kemampuan dalam menggunakan karbon dioksida dari udara untuk
diubah menjadi bahan organik serta direspirasikan/desimilasi bahan organik dalam tubuhnya
sehingga zat organik itu bisa digunakan untuk aktivitas makhluk hidup (Malcome, 1990).
2.8 Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya dan antara komponen komponen tersebut terjadi
pengambilan dan perpindahan energi, daur materi, dan produktivitas. Ekosistem dapat berupa
individu, populasi, atau komunitas. Individu adalah makhluk tunggal. Contohnya seekor
kelinci, seekor serigala, atau individu yang lainnya. Sejumlah individu sejenis (satu species)
pada tempat tertentu akan membentuk Populasi. Contoh: di padang rumput hidup sekelompok
kelinci dan sekelompok srigala. Jumlah anggota populasi dapat mengalami perubahan karena
kelahiran, kematian, dan migrasi (emigrasi dan imigrasi). Sedangkan komunitas yaitu seluruh
populasi makhluk hidup yang hidup di suatu daerah tertentu dan diantara satu sama lain saling
berinteraksi. Contoh: di suatu padang rumput terjadi saling interaksi antar populasi rumput,
populasi kelinci dan populasi serigala. Setiap individu, populasi dan komunitas menempati
tempat hidup tertentu yang disebut habitat (Andri, 2011).
Ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen Biotik merupakan lingkungan
suatu mahluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies berbeda yang hidup di
tempat yang sama. Dengan demikian, dalam suatu tempat, setiap mahluk hidup merupakan
lingkungan hidup bagi mahluk hidup lain. Komponen-komponen biotik terdiri dari berbagai
jenis mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi,
invertebrate dan vertebrata serta manusia. Komponen Abiotik adalah komponen yang bukan
makhluk hidup atau komponen tak hidup. Komponen abiotik merupakan komponen fisik dan
kimia tempat hidup mahluk hidup. Contoh komponen abiotik antara lain suhu, cahaya, air,
kelembapan, udara, garam-garam mineral, dan tanah ( Aryulina, 2004:2).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum Biologi Umum dilaksanakan mulai tanggal 23 Oktober samapai tanggal 1 Desmber
2021 secara hibrid (via zoom dan tatap muka) bertempat di Laboratorium Biologi Umum
Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Tadulako.
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, papan bedah, paku kecil atau jarum
pentul, pisau bedah (pisau silet), gunting kecil, dan erlemenyer. Bahan yang digunakan
pada praktikum ini yaitu, Katak (Fejervarya cancrivora) dan mencit(Mus musculus),
ether (bahan pembius), kapas, dan beberapa preparat awetan dari hewan.
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, kotak untuk menyimpan kancing model
model gen. Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, kancing model-model gen
yang digunakan untuk mengetahui pewarisan sifat.
3.2.6 Pengamatan Proses Terjadinya Transpirasi
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu rak dan tabung reaksi, kertas
grafik, gunting, alat tulis, gelas ukur. Bahan yang digunakan yaitu 3 tanaman dengan
morfologi yang berbeda, air, dan minyak kelapa.
3.2.8 Ekosistem
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, thermometer, hygrometer,
anemometer, tali raffia, kipas, alat tulis, dan balok kayu bertanda pada ketinggian 30
cm, 60 cm, 90 cm, dan 150 cm.
Pada percobaan bawang merah (Allium cepa) dipotong siung bawang merah segar, lalu
diambil salah satu lapisan siung yang berdaging. Kemudia dipatahkan lapisan tersebut
sehingga bagian yang cekung tampak adanya epidermis tipis. Digunakan pinset untuk
menjepit epidermis dan dilepaskan dari umbinya dengan perlahan-lahan. Diletakkan
potongan kecil epidermis pada gelas objek dan dijaga agar tidak terjadi lipatan atau
kerutan. Ditambahkan satu atau dua tetes air, kemudian ditutup dengan gelas penutup.
Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran paling lemah (10x), kemudian di gambar
beberapa sel dan bagian-bagiannya. Selanjutnya diteteskan satu tetes zat warna yodium di
salah satu tepi gelas penutup dan diisap dengan kertas penghisap pada sisi yang
berlawanan, kemudian diamati dengan pembesaran yang lebih besar (40x) sehingga
terlihat jelas bagian-bagiannya. Digambar sel tersebut dengan bagian-bagian yang bisa
anda kenali.
Pada percobaan selaput rongga mulut digunakan ujung tumpul skalpel atau ujung jari atau
sebuah tusuk gigi, dikeruk epitel pada bagian dalam dinding pipi. Ditebarkan epitel yang
diperoleh ke dalam setetes air pada kaca objek. Ditutup sediaan tersebut dengan kaca
penutup. Kemudian diteteskan metilen blue secara hati-hati pada salah satu tepi gelas
penutup. Dihisap metilen blue dengan kertas hisap melalui sisi yang berlawanan. Diamati
preparate tersebut dibawah mikroskop yang dimulai dengan pembesaran lemah (10x),
kemudian pembesaran kuat (40x). lalu Digambar struktur sel epitel rongga mulut.
Pada percobaan sel darah manusia disediakan kaca objek dengan kaca penutup yang telah
dibersihkan. Darah manusia yang telah dicampur dengan larutan fisiologis diambil
dengan pipet tetes, lalu ditetesi pada gelas objek dan ditutup dengan gelas penutup.
Diamati sediaan tersebut dibawah mikroskop dimulai dari perbesaran paling lemah (10x)
dan dilanjutkan dengan perbesaran yang kuat (40x). Digambar 3-5 buah sel dan dituliskan
bagian-bagiannya.
Pada percobaan protozoa disediakan kaca objek dengan kaca penutup yang telah
dibersihkan. Diteteskan air rendaman Jerami ke atas kacaa objek kemudian ditutup
dengagn kaca penutup. jangan ditekan karena sel protozoa akan hancur. Digambar sel
protozoa dan dituliskan bagian-bagiannya.
3.3.3Pengamatan Tumbuhan
Pada morfologi tumbuhan diambil masing-masing satu pohon dari kelompok tumbuhan
monokotil dan dikotil (jagung dan mangga). Diamati bagian morfologi akar, batang dan
daunnya kemudian digambarkan. Selanjutnya untuk anatomi tumbuhan disiapkan kaca
objek dan kaca penutup yang telah dibersihkan, kemudian dibuat irisan melintang akar,
batang dan daun dari tanaman dikotil dan monokotil. Diambil irisan tersebut
menggunakan kuas lalu diletakkan di atas kaca objek secara terpisah dan ditetesi dengan
air atau pewarna. Ditutup dengan kaca penutup secara perlahan dan diamati.
3.3.4Pengamatan Hewan
Pertama kita harus menyiapkan seua peralatan yang akan digunakan. Kemudian lakukan
pembiusan pada hewan yang akan diamati. Setelah itu amati bagian morfologi tubuh dari
Fejervarya cancrivora dan Mus musculus. Lakukan pembedahan terhadap hewan tersebut
sambil mengamati bagian anatomi hewan itu. Gambarkan morfologi dan anatomi di
kertas lalu masukan hasil pengamatan didalam laporan sementara. Rapihkan dan
bersihkan meja kerja setelah selesai melakukan pengamatan.
3.3.8Ekosistem
Pertama-tama tentukan ekosistem darat yang akan diamati. Kemudian tentukan daerah
pengamatan dengan kuadram 1x1 meter. Lakukan inventarisasi mengenai komponen
biotik dan abiotik didalamnya. Ukurlah kelembapan, suhu udara serta kecepatan angin
dengan alat yang telah disediakan.
BAB IV
A B
A. Bentuk asli objek “d”
A B
A. Bulur pati yang di tetesi air
hanya terlihat gelembunga
air yang transparan.
B. Bulir pati yang di tetesi
iodium menjadi berubah
warna dan terlihat jelas
Amilum oada bulir pati.
4.1.2 Modul II Pengamatan Sel
No Gambar Keterangan
1 Sel empulur ubi kayu (Manihot
esculenta)
A. Dinding Sel
A. Inti sel
B. Dinding sel
C. sitplasma
A. inti sel
B. dinding sel
A. leukosit
B. trombosit
C. eritrosit
5 Sel protozoa
A. silia
B. mouth pore
C. mikronukleus
D. vakuola kontraktil
E. anal pore
F. vakuola makanan
G. makronukleus
4.1.3 Modul III Pengamatan Tumbuhan
Gambar Keterangan
1.Morfologi Akar 1. Pangkal akar (collum)
a. Akar tumbuhan monokotil 2. Batang akar(corpus radicis)
3. Rambut akar(pulus radicalis)
4.Babang akar(radix lateralis)
5. Ujung akar(apex radicis)
2. Morfologi daun
a. Daun tumbuhan monokotil 1.Tangaki daun(mesopodium)
2. Pelepah daun(folus)
3. Tulang daun(nervatio)
4. Tepi daun(margo folli)
5. Helai daun(lamina)
1.Mahkota(corona)
2. Putik(stigma)
3. Benang sari(stamen)
4. Bakal biji(ovarium)
5. Kelopak(calyx)
6. Dasar bunga(receptacle)
7. Tangkai bunga(Rachis pedunculus)
4. Anatomi Akar
a. Akar tumbuhan monokotil 1.Korteks
2. Endodermis
3. Perisikel
4. Xylem
5. Floem
6. Anatomi Daun
a. Daun tumbuhan monokotil 1.Stomata
2. Xylem
3. Floem
4.Kutikula
5. Sklerenkim
6.Selubung sel parenkim
7. Epidermis atas
8. Epidermis bawah
Merah-Merah 17
Merah-Putih 21
Putih-Putih 12
N Perlakuan Gambar
o
1 Air didiamkan dibawah sinar matahari
Putih 495
Merah 23
Hijau 1
Ungu 50
Jenis flora yang ditemukan dan jumlahnya Jenis fauna yang ditemukkan
dan jumlahnya
Daerah 1.Broomweed(Malvastrum coromande 1.Laba-laba hijau
Teduh lianum)=30 (araneidae)=1
2.Wild tanta (Deamonthus virgatus)=9 2.Laba-laba (araneidae)=5
3. Meadow cat’s-tail (Phleum pratense)=6 3. Lalat hitam (Muscidae)=2
4. Common wirewerd (Sida acuta burm)=5 4.Semut hita
5.Ivy gourd (coccinia grandis)=5 (formicidae)=27
6.There flower beggorweed (Desinodium 5.Belalang (Acrididae)=1
triflorum)=3 6. kecoa hitam (Blatta
7. Dyers madder (Rubia tinctorum)=3 prientalis)=2
7. kepik (pentatomidae)=1
Padang 1.Wild tanta(Deamonthus virgatus)=6 1.Semut
rumput 2. Creping pridy-pear(caetaceae)=6 merah(formicidae)=17
3. Khakiweed(Amaranthaceae)=4 2.Semut
4. Benghai day flower(commelinaceae)=42 hitam(formicidae)=92
5. White moneywort(fabaceae)=2 3. Laba-laba(araneidae)=3
6. Aubrieta deltoidea(Brassicaceae)=5 4. Kepik(pentatomidae)=1
5.Kecoa kecil(Blatta
orientalis)=2
6.Ehaitaura sp(Acrididae)=1
7.kaki seribu(juluidae)=1
Padang 1.Wild tanta(Deamonthus virgatus)=5 1.semut hitam(formicidae)=54
tandus 2. Kaktus(cactaceae)=1 2. semut
3. Kummerowia strlata(fabaceae)=3 merah(formicidae)=101
4. Polygonum 3.Belalang hijau(Acrididae)=5
ovicularet(polygonaceae)=6 4.Laba-laba(araneidae)=4
5. Tridax procumbens(Asteraceae)=3
6. Verbena officinalis(varbenaceae)=7
4.2 Pembahasan
Lensa okuler terletak pada bagian atas mikroskop dan lensa yang paling dekat dengan
mata pengamat, Lensa okuler berfungsi untuk membentuk banyangan nyata dari lensa
objektif, Tubus atau Tabung Mikroskop, Berfungsi untuk mengatur fokus dan menjadi
penghubung antara lensa okuler dan lensa objektif mikroskop, Lengan Mikroskop
berfungsi sebagai pegangan ketika mikroskop dipindahkan. Revolver, Berfungsi untuk
mengatur perbesaran, pengecilan lensa objektif Lensa Objektif Bersifat nyata, terbalik,
dan diperbesar yang berfungsi untuk melihat serta mengamati objek. Meja Mikroskop.
Berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan diteliti/diamati. Kondensor.
Berfungsi untuk mengumpulkan cahaya dari cermin menuju preparat. Diafragma,
Berfungsi untuk mengatur banyak atau sedikitnya cahaya yang masuk atau cahaya yang
digunakan.Cermin atau Sumber cahaya. Berfungsi untuk memantulkan atau
menghasilkan cahaya ke meja objek melalui lubang yang terdapat pada meja objek
kemudian diteruskan ke mata pengamat.Kaki Mikroskop. Berfungsi sebagai penyangga
atau penopang mikroskop agar tetaap staabil.Pemutar Halus (Mikrometer). Berfungsi
untuk untuk menaikkan dan menurunkan tabung mikroskop secara tepat dan lambat,
bentuknya lebih kecil daripada makrometer. Pemutar Besar, Berfungsi untuk menaikkan
dan menurunkan tabung mikroskop dengan cepat.
Pada percobaan mengamati butir pati kentang dan pewarnaan dengan menggunakan
iodium, hasil pengamatan yang amati pada kentang ditemukan butir-butir amilum atau
pati seperti yang digambarkan secara jelas pada hasil pengamatan, butir-butir amilum ini
yang ditemukan berwarna transfaran (bening) berukuran tidak sama besar artinya ada
yang berukuran kecil dan besar. Ketika ditetesi iodium, ditengah butiran-butiran tersebut
juga ditemukan butiran besar dan terdapat sebuah titik inti tengah atau yang disebut
dengan hilus. Hilus tadi dikelilingi oleh lapisan-lapisan bundar yang disebut dengan
lamella, hal ini disebabkan karena terjadinya perbedaan kandungan air yang terkandung
di dalamnya
.
4.2.2Pengamatan Sel
Pada pengamatan empulur batang ubi kayu pada mikroskop yaitu bagian tubuh penyusun
Manihot utilissima L yang diamati pada bagian empulurnya. Sel –sel yang terlihat pada
mikroskop memiliki dinding sel yang lebih tebal, ruang sel yang relative besar dan
berbentuk persegi. Hal ini pada bagian empulurnya merupakan tempat penyimpanan
cadangan makanan. Dinding sel memiliki fungsi untuk mekanis organ tumbuhan
menentukan bentuk sel, dan memperkuat sel. Ruang antar sel berfungsi sebagai pembatas
antara ruang sel yang satu dengan yang lainnya. Ruang sel berfungsi sebagai tempat
penyimpanan, seperti pada parenkim.Pada pengamatan sel umbi lapis bawang merah pada
mikroskop terlihat sel-sel bawang merah yang berlapis-lapis.
Pada sel-sel bawang merah terdapat organel-organel seperti sitoplasma, dinding sel, dan
nukleus. Dinding sel berfungsi untuk melindungi dan memberi bentuk pada sel.
Nukleusnya berbentuk oval dan merupakan organel terbesar dalam sel. Plastidanya
berupa butir-butir yang mengandung zat warna (ungu) sebelum diberi pewarna, terlihat
bahwa pada sel umbi lapis bawang merah ini terdapat inti sel dan dinding sel, yang
merupakan sel hidup. setelah diberi pewarna metylen blue, inti sel dan dinding sel pada
sel umbi lapis bawang merah terlihat lebih jelas dan lebih mudah diamati.
Pada pengamatan sel rongga mulut pada mikroskop terlihat sel-sel rongga mulut
mempunyai organel-organel seperti membrane basal, nukleus (inti sel), dan Lumen.
Membrane basal merupakan kondensasi bahan mukopolisakarida dan protein yang
terdapat di bawah permukaan basal semua epitel, fungsi utama dari membrane basal
adalah untuk mengikat epitel ke jaringan ikat yang longgar (dermis atau lamina propria)
di bawahnya. Inti sel berfungsi untuk mengatur segala aktivitas dalam sel, dan lumen
adalah ruang atau rongga yang berfungsi untuk tempat penyimpanan zat-zat makanan
yang dibutuhkan oleh sel itu sendiri.
Pada pengamatan sel protozoa pada mikroskop terlihat bahwa terdapat paramecium, di
mana paramecium termasuk salah satu Protozoa yang masuk ke dalam kelas ciliate, pada
paramecium ini terdapat beberapa organel yang turut berperan penting seperti vakuola
kontraktil yang berfungsi sebagai pengaturan tekanan osmosis, kemudian vakuola
makanan yang berperan dalam perncernaan makanan, lalu ada silia yang membantu
dalam pergerakan Paramecium Sp. Kemudian ada lisoson yang berperan dalam
endositosis, fagositosis, dan autofagi.
Pada pengamatan sel Hydrilla vertcilata didapatkan bahwa terdapat bagian-bagian yaitu
nukleus, plastida, dinding sel, dan sitoplasma. Plastida merupakan organel membrane
ganda yang terlibat dalam sintesis dan penyimpanan makanan. Dinding sel memiliki
kemampuan untuk menjadikan tumbuhan kaku, sehingga berperan penting dalam
memberi perlindungan dari serangan pathogen serta mikroorganisme yang berbahaya. Inti
sel berfungsi untuk mengatur seluruh aktivitas sel. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat
penyimpanan bahan kimia sel yang penting bagi metabolisme sel.
4.2.3Pengamatan Tumbuhan
Secara morofologi akar tumbuhan monokotil berbentuk serabut, terbentuk dari batang,
dan memiliki tudung akar. Sedangkan akar tumbuhan dikotil berbentuk tunggang,
terbentuk dari percabangan akar pertama, dan tidak memiliki tudung akar. Secara
morfologi daun tumbuhan monokotil memiliki pertulangan daun sejajar atau melenkung.
Sedangkan daun tumbuhan dikoril memiliki pertulangan daun menyirip atau menjari.
Bunga dibedakan menjadi dua, yaitu Bunga sempurna, artinya bunga yang memiliki
seluruh bagian bunga (tangkai, mahkota, putik , kelopak, dan benang sari). Bunga
monokotil termasuk kedalam bunga sempurna. Contohnya yaitu bungan sepatu. Bunga
tidak sempurna, artinya bunga yang tidak memiliki salah satu dari bagian seluruh bunga.
Yang termasuk kedalam bunga tidak sempurna yaitu bungan dikotil. Contohnya bungan
kamboja.
Didalam akar tumbuhan ada yang dinamakan endodermis dan epidermis. Endodermis
apada akar tumbuhan monokotil terlihat dinding sekunder yang tebal, xylem dan floem
pada monokotil tidak tersusun rapi, jalur-jalur xylem membentuk satu ikatan dengan yang
lainnya. Pada epidermis akar tumbuhan dikotil, terlihat susunan dari satu lapisan sel yang
berdinding tipis dan berkutikula, pada bagian tersebut terdapat sel-sel yang membentuk
kotak dan tersusun tanpa adanya ruang antar sel. Secara anatomi pada batang monokotil ,
floem dan xylem bersebelahan. Sedangkan pada batang dibagian mesofil yang berada
dibagain cekungan antara urat dengan daun dikotil, floem terletak disebelah luar xylem.
Daun dikotil dijumpai pada bagian mesofil yang berada diantara bagian epidermis bawah
serta permukaan atas daun. Sedangkan daun monokotil dijumpai
4.2.4Pengamatan Hewan
Pada praktikum ini dapat kita lihat bahwa katak(Fajervarya cancrivora) dan mencit(Mus
musculus) memiliki morfologi yang berbeda, yaitu Katak(F.cancrivora),memiliki kulit
yang licin,berselaput, memiliki selaput pendengaran,msrta memiliki kaki tungkai
belakang yang panjang. Sedangakn pada mencit(M.musculus) memiliki rambut diseluruh
tubuhnya,ekor,anus,testis,kumis,daub telinga,serta kelenjar mamae.
Sistem pencernaan pada katak meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada
rongga mulut terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk
menangkap mangsa, esofagus yang berupa saluran pendek, dan ventrikulus (lambung),
berbentuk kantung apabila terisi makanan dan dapat menjadi lebar. Lambung katak dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus,
pada intestinum (usus) dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus
meliputi duodenum, jejenum, dan ileum, dan belum jelas batas-batasnya. Untuk usus tebal
berakhir pada rektum dan menuju kloaka. Sedangkan mencit(Mus musculus) memiliki
sistem pencernaan sama dengan katak(F.cancrivora), namun perbedaanya terdapat pada
bagian akhir pencernaan yaitu katak(F.cancrivora) berakhir pada kloaka saluran yang
memiliki 3 fungsi antara lain saluran feses, urine, dan reproduksi sedangkan pada
mencit(Mus musculus) berakhir di anus.
Sistem reproduksi katak(Fajervarya cancrivora) terjadi disatu alat yang sama disebut
kloaka sedangkan pada mencit(Mus musculus) alat reproduksinya dan pencernaanya
berbeda. Pada proses reproduksi katak(F.cancrivora), proses ini terjadi di luar tubuh
induk betina dan pada mencit(M.musculus) terjadi di dalam tubuh induk betina.
4.2.5Memahami Konsep Hukum Mendel
Pada praktikum ini dapat kita lihat bahwa kemungkinan pasangan kertas yang terjadi
ialah MM (Merah-Merah), Mm (Merah-Putih), mm (Putih-Putih). Pada praktikum ini
kertas yang berwarna merah merupakan sifat dominan sedangkan kertas yang berwarna
putih merupakan sifat resesif. Dapat diketahui bahwa pada praktikum ini kita
menggunakan persilangan monohibrid karena hanya memperhatikan satu sifat saja seperti
warna dari kertas yaitu merah dan putih. Perbandingan fenotipe dari praktikum ini yaitu
Merah : Putih dengan perbandingan 36 : 14 hal ini terjadi karena merah merupakan sifat
yang dominan dan putih merupakan sifat yang resesif. Perbandingan genotipenya yaitu
MM : Mm : mm dengan perbandingan 14 : 22 : 14.
Pada persilangan monohibrid berlaku Hukum Mendel I karena pada saat pembentukan
gamet kedua (G2), gen di dalam alel yang sebelumnya berpasangan akan mengalami
pemisahan secara bebas dalam dua sel anak gamet. Secara bebas di sini maksudnya
adalah pemisahan kedua gen tersebut tidak dipengaruhi atau mempengaruhi pasangan gen
yang lainnya. Mendel melakukan persilangan monohibrid dengan satu sifat beda yang
menunjukkan sifat dominansi yang muncul secara penuh dan sifat dominansi yang tidak
muncul secara penuh (intermediet).
Persilangan dominan penuh dan intermediet adalah jenis dari persilangan monohibrid.
Persilangan dominan penuh adalah persilangan dua individu sejenis yang memperhatikan
satu sifat beda dengan gen-gen dominan. Sifat dominan dapat dilihat secara mudah, yaitu
sifat yang lebih banyak muncul pada keturunannya daripada sifat lainnya. Sifat
Intermediet adalah sifat suatu individu yang merupakan gabungan dari sifat kedua
induknya yang memperoleh 50% gen dari parental (jantan) dan 50% gen dari parental
(betina), gen-gen tersebut memberi penampakan sifat yang sama kuat (kodominan). Sifat
intermediet muncul pada individu baru tetapi tidak menunjukkan kemiripan dengan sifat
keduanya.
Lalu, fungsi minyak kelapa pada praktikum ini yaitu untuk menguji kecepatan penguapan
pada air serta besar tidaknya pada penguapan air yang terjadi dalam proses transpirasi.
Karena, minyak kelapa menutupi air membuat air tidak terkenan sinar matahari secara
langsung sehingga air dapat masuk kedalam xylem menuju daun tanpa terjadi penguapan
secara langsung.
4.2.7Pengamatan Peristiwa Fotosinteis
Pada Percobaan sachs didapatkan bahwa daun yang tidak ditutupi alumunium foil setelah
dipanaskan menggunakan alkohol daunnya menjadi sedikit lebih pucat, dibandingkan
dengan daun yang ditutupi dengan alumunium foil. Hal tersebut dapat terjadi karena daun
yang tidak ditutupi melakukan fotosintesis dengan sempurna, sedangkan daun yang
ditutupi tidak dapat melakukan fotosintesis karena klorofilnya tertutup oleh alumunium
foil dan daun tersebut juga tidak terkena cahaya matahari.
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama fotosintesis, dimana dengan bantuan
cahaya matahari dapat merubah subtrat karbondioksida (CO2) dan air (H2O) dalam reaksi
fotosintesis menjadi karbohidrat (C6H12O6) dan oksigen (O2) dan klorofil juga memiliki
peran penting pada saat fotosintesis yaitu menyerap energi matahari untuk memecah
molekul air dalam proses reaksi terang menjadi oksigen dan hidrogen, sebagai mediator
pemindahan elektron dalam proses transmisi elektron pada reaksi kimia di daun,
menuntun energi agar terdapat ATP yang mengumpul di kloroplas, dan menjaga agar
kloroplas tidak mengalami degenerasi.
Beberapa hal yang memengaruhi proses fotosintesis dan berpengaruh juga dalam
percobaan ingenhousz ini diantaranya yaitu intensitas cahaya, suhu, dan penambahan
substrat untuk reaksi di dalam fotosintesis tersebut. di dalam proses fotosintesis yang
dihasilkan yaitu terdapat oksigen, yang dibuktikan dengan adanya gelembung udara yang
terdapat pada perlakuan yang ditempatkan di tempat yang terang.
4.2.8 Ekosistem
Pada praktikum ini dapat kita lihat bahwa terdapat kondisi abiotik dan biotik, untuk
kondisi abiotik suhu dan kelembaban pada ketiga lokasi itu berbeda. Suhu pada daerah
teduh yaitu 28,9°C dengan kelembaban 68% sedangkan pada padang rumput suhunya
30°C dengan kelembaban 68% dan pada padang tandus suhunya 30°C dengan
kelembaban 68%. Selanjutnya terdapat juga faktor biotik yaitu pada daerah teduh
ditemukan flora dan fauna, dengan tiga macam tumbuhan yang berbeda dan satu fauna
yaitu semut hitam kecil. Pada padang rumput lebih dominan flora daripada faunanya, dan
hanya memiliki satu jenis tumbuhan. Sedangkan pada padang tandus tidak terdapat fauna
dan hanya terdapat flora dengan satu jenis tumbuhan saja.
Sementara konsumen adalah makhluk hidup yang tidak bisa menciptakan makanannya
sendiri alias heterotrof. Karena tidak bisa menciptakan makanannya sendiri, konsumen
atau heterotrof ini bergantung pada produsen atau autotrof yang menjadi makanan atau
sumber energinya. Contoh dari konsumen ini adalah manusia dan hewan. Berdasarkan
jenis makanannya, produsen dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu herbivora,
karnivora, dan omnivora. Herbivora adalah makhluk hidup yang hanya memakan
tumbuhan, seperti sapi, kambing, dan kelinci. Kalau karnivora adalah makhluk hidup
yang hanya makan daging, seperti singa, harimau, dan serigala. Sementara omnivora
adalah makhluk hidup yang memakan segala atau tumbuhan dan daging, seperti manusia,
tikus, dan ikan yang bisa makan tumbuhan dan zooplankton.
Dekomposer atau pengurai adalah organisme yang berfungsi menguraikan bahan organik
dari organisme mati. Dekomposer ini juga disebut sebagai konsumen makro atau sapotrof
karena memakan makanan yang berukuran lebih besar. Contoh dari dekomposer adalah
jamur, cacing, dan bakteri. Selain itu ada juga dekomposer yang disebut detritivor.
Detritivor ini merupakan hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik,
contohnya kutu kayu. Dekomposer merupakan komponen biotik yang penting banget
karena mereka berfungsi menjaga keseimbangan alam. Tanpa adanya dekomposer, bumi
pasti penuh dengan organisme-organisme yang sudah mati. Berkat dekomposer,
permukaan bumi kita jadi bersih dan tetap seimbang. Dekomposer mengurai sampah-
sampah agar dapat menjadi zat-zat anorganik yang bisa membantu perkembangan
tumbuhan.
Komponen kedua yang memengaruhi ekosistem adalah komponen abiotik atau komponen
yang tidak hidup. Contoh dari komponen abiotik ini adalah air. Semua makhluk hidup
pasti butuh air untuk proses metabolisme tubuhnya. Air termasuk komponen terbesar
dalam tubuh hampir semua jenis makhluk hidup. Tubuh manusia, misalnya, terdiri dari
65% air. Selain air, komponen abiotik lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah cahaya
matahari. Cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh tumbuhan, alga, dan makhluk hidup
autotrotof lain untuk melakukan proses fotosintesis. Dari hasil fotosintesis tersebut
tumbuhan juga menghasilkan oksigen yang dibutuhkan makhluk hidup lainnya untuk
bernapas.
Oksigen juga merupakan komponen abiotik yang penting banget buat makhluk hidup.
Oksigen digunakan untuk proses pembakaran dalam tubuh makhluk hidup untuk
mendapatkan energi. Makanya makhluk hidup tidak mungkin dapat hidup tanpa oksigen.
Komponen abiotik lainnya adalah suhu. Suhu lingkungan ini penting karena ada jenis
makhluk hidup tertentu yang hanya bisa hidup di kisaran suhu tertentu. Misalnya beruang
kutub, dia cuma bisa hidup di daerah kutub yang dingin saja atau singa yang hanya bisa
hidup di daerah tropis saja. Komponen biotik merupakan semua makhluk hidup yang ada
di bumi. Berdasarkan fungsinya dalam ekosistem, komponen biotik ini dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer atau pengurai. Produsen
adalah semua makhluk hidup atau organisme yang dapat menciptakan makanannya
sendiri atau yang sering disebut organisme autotroph, Contoh dari produsen ini adalah
tumbuhan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.8Ekosistem
Dari percobaan modul kedelapan, pada pengamatan yang telah dilakukan di tiga tempat
yang berbeda yitu pada daerah bawah poho, daerah padang rumput dan daerah tandus
terdapat perbedaan yaitu perbedaan suhu dan kelembaban. Pada percobaan ini dapat
dibuktikan bahwa faktor lingkungan berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati
disuatu daerah, pada daerah yang teduh terdapat flora dan fauna yang ditemukan, pada
daerah padang rumput juga ditemukan flora dan fauna namun pada padang tandus
ditemukan flora dan fauna tertentu, hal ini karena suhu pada daerah tandus itu tinggi
sehingga hanya tumbuhan tertentu yang bisa hidup dan bertahan di daerah tandus.
5.2Saran
Dari seluruh rangkaian percobaan ini saran yang dapat saya berikan yaitu kita harus lebih
berhati – hati dalam melakukan pengamatan didalam lab, karena disana terdapat benda – benda
yang sangat sensitif dan bersifat mudah pecah. Selalu utamakan keselamatan, dan selalu belajar
dengan giat dalam menuntut ilmu. Alam telah memiliki segalanya, sekarang bagaimana cara
kita untuk memanfaatkanya dan menjaganya. Dalam seluruh rangkaian percobaan ini saya juga
menyarankan untuk selalu bersyukur dengan apa yang ada didunia, karena dunia adalah
teempat kita belajar untuk menjadi orang yang berguna dimasa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Goldsten dan Philip. (2004). Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 10 Edisi 11. Jakarta: PT Ikrar
Mandiri Abadi.
Iskandar, D, T. (1998). Amphibi Jawa Dan Bali, Seri Panduan Lapangan. Puslitbang Biologi-LIPI.
Puspita. (2009). Hukum Mendel I. IPB PRESS: Bogor. Purnomo, Bandung. 2012. Petunjuk
Praktikum Mikrobiologi. Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Penulis bernama SAKINAH, Tempat tanggal lahir yakni di soro pada tanggal 03 April 2003.
Merupakan anak pertama dari pasangan suami istri, Sufiyanto dan Nurjanah Saat ini penulis
bertempat tinggal di Btn Bumi Roviga, Palu sulaweis tengah. Penulis memulai pendidikannya di
SD 2 MELAYU, Kemudian melanjutkan pendidikannya di Mts Negri 2 Bima. Setelah lulus pada
tahun 2018, penulis masuk di MA Negri 2 Bima. Lulus SMA pada tahun 2021, penulis
melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi negeri yaitu Universitas Tadulako Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan matematika Program studi Statistika.
LEMBAR ASISTENSI
NAMA : SAKINAH
KELOMPOK : II (Dua)