KOLOID
Guru Pembimbing :
Retno Kurnianingsih, S.Pd.Si
Disusun Oleh :
Intan Sari
KELAS XI MIA
SMAN 3 MUARA TEWEH
TAHUN AJARAN 2022/2023
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
I. Judul
Sistem koloid
II. Tujuan
Koloid atau dispersi koloid (sistem koloid) adalah sistem dispersi dengan ukuran
partikel yang lebih besar dari laritan tapi lebih kecil dari suspensi, dengan ukuran partikel
antara Inm- 100nm sehingga tidak bisa diamati dengan mata telanjang tetapi dapat diamati
dengan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi.
1. Suspensi, merupakan sistem dispersi dengan partikel yang berukuran relatif besar
tersebar merta di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya sistem dispersi merupakan
campuran yang heterogen.
3. Koloid. Koloid berasal dari kata "kolia" yang dalam bahsa Yunani berarti "lem". Istilah
koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya
terhadap gelatin yang merupakan kristal tetapi sukar mengalami difusi. Padahal umumnya
kristal mudah mengalami difusi. Oleh karen itu, zat semacam gelatin ini keudian disebut
koloid. Koloid atau disebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan
sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil dari
suspensi
Larutan Koloid Suspensi
Semua partikel berdimensi Partikel berdimensi antara 1- Salah satu atau semua
(panjang, lebar, atau tebal) 10nm. dimensi partikel besar dari
kurang dari 1nm. 100nm.
JENIS-JENIS KOLOID
Sistem koloid terdiri atas 2 fasa, yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi (medium
dispersi). Berdasarkan jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya koloid dapat dibedakan
menjadi 8 jenis sebagai berikut:
1. Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut
aerosol.Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang
terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. Banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol,
seperti hairspray, obat nyamuk semprot, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk
menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol).
2. Sol
Sistem koloid dari pertikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid
jenis sol banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
3. Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair disebut emulsi. Syarat terjadinya
emulsi ini adalah dua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi
dapatdigolongkanEmulsi dapat digolongkan kedalam dua bagian, yaitu emulsi minyak
dalam air (M/A) dan emulsi air dalamminyakdalam minyak (A/M).
4. Buih
Sistem koloid dari gas yang tedispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya
dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih.
5. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel.
SIFAT-SIFAT KOLOID
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel
koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini
ditemukan oleh John Tyndall(1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Olch karena itu sifat itu
disebut efek tyndall. Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar.
Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya,maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. Hal itu
terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk
dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya
relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
2. Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus
tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop
ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk
zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel- partikel suatu zat senantiasa
bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya
bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair
atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel
koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran
partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga
terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga
terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat
gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat
gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam
larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh
suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki
partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase
terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid,
maka gerak Brown semakin lambat.
3. Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada
permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan:
Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam
suatu partikel).
4. Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu proses untuk menghitung berpindahnya ion atau partikel
koloid bermuatan dalam medium cair yang dipengaruhi oleh medan listrik. Yaitu, pergerakan
partikel-partikel koloid dalam medan listrik ke masing-masing elektrode. Prinsip kerja
elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap hasil industri dengan alat Cottrell.
5. Koagulasi
1. Larutan homogen, adalah jenis larutan yang antara zat terlarut dan zat pelarut
menyatu dan tidak dapat di bedakan, meskipun menggunakan mikroskop ultra.
2. Larutan heterogen, adalah jenis larutan yang antara zat terlarut dan zat pelarut
menyatu dan dapat di bedakan, meskipun secara kasat mata.
Alat :
1. Gelas beker 500 ml
2. Gelas beker 200 ml
3. Corong
4. Spatula kaca
5. Kertas saring
6. Lampu senter
7. Pengaduk
Bahan :
1. Air
2. Larutan terigu
3. Larutan garam
4. Larutan gula
5. Larutan deterjen
6. Larutan kopi
7. Larutan santan
8. Larutan pasir
V. Cara Kerja
Gelas kimia diisi dengan larutan gula, dan dilakukan hal yang sama pada
larutan yang lain. Setelah beberapa menit, larutan tersebut di saring dan di
tampung filtratnya dalam gelas kimia yang kosong menggunakan kertas saring.
Perubahan yang terjadi lalu diamati. Setelah itu, senterlah larutan tersebut satu-
persatu lalu amati dan catat hasilnya pada tabel.
Dari data hasil pengamatan tersebut, masing-masing dari larutan, koloid, dan
suspensi memiliki ciri-ciri yang berbeda yaitu sebagai berikut.
Semua partikel berdimensi Partikel berdimensi antara 1- Salah satu atau semua dimensi
(panjang, lebar, atau tebal) 10nm partikel besar dari 100nm
kurang dari 1nm
Satu fase Dua fase Dua fase
VIII. Kesimpulan