KOLOID
Meliputi
Peptisasi Hidrolisis
Mekanik Reduksi
Oksidasi
Kesetimbangan Ion
Mengubah Pelarut
Efek Tyndall Muatan Liofil
Gerak Brown Koloid Liofob
Mengakibatkan
Elektroforesis
Koagulasi
Adsorpsi
1
PENGERTIAN SISTEM KOLOID
Arum Widianingsih dan Nurul Hasanah
Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP Universitas Lambung Mangkurat
PENDAHULUAN
Ilmu kimia adalah pembelajaran yang sangat kompleks dan memerlukan pembuktian
langsung berupa eksperimen untuk memperdalam pemahaman siswa. Salah satu materi
pembelajaran dalam ilmu kimia yang memerlukan pemahaman konseptual, nyata dan banyak
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah sistem koloid. Sub bab yang terdapat dalam
materi sistem koloid meliputi macam-macam koloid, sifat koloid, pembuatan koloid dan
koloid dalam lingkungan. Sebagian besar materi-materi pada bab sistem koloid diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pada sub bab sifat-sifat dan penerapan koloid dalam
berbagai bidang, maka dari itu diperlukan pembelajaran yang tidak berpusat hanya kepada
guru saja. Siswa dituntut untuk aktif menemukan dan membangun sendiri pemahaman
mereka dalam materi sistem koloid.
Ukuran artikel koloid berkisar antara 1-100nm ukuran yang dimaksud dapat berupa
diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Conatoh lain dari sistem koloid
adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta,
masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll.
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut dinamakan
juga dengan fasa terdispersi atau solut, sedangkan zat pelarut disebut dengan fasa pendispersi
atau solvent. Contohnya larutan gula atau larutan garam. Pada larutan, ukuran partikel pelarut
dan zat terlarut adalah pada dimensi atau sebesar molekul tunggal atau ion. Jadi, molekul-
molekul tidak bergabung membentuk partikel yang lebih besar. Partikel terdistribusi satu
sama lain secara serba sama (uniform) menghasilkan fasa homogen. Distribusi uniform
menyebabkan sifat fisik larutan menjadi berbeda dari pelarutnya. Misalnya, air membeku
pada 0oC, tetapi dengan penambahan NaCl, larutan NaCl akan membeku pada kurang dari
0oC.
Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel – partikel kecil padat atau
cair yang terdispersi dalam zat cair atau gas. Misalnya, tepung beras dilarutkan dalam air dan
dikocok dengan kuat; Apabila campuran tersebut dibiarkan beberapa saat, campuran tersebut
akan mengendap ke bawah. Pada suspensi setidaknya satu komponan mempunyai ukuran
partikel relatif lebih besar dan terdistribusi dalam partikel lainnya. Contohnya adalah: (a)
pasir halus dalam air, (b) asap di udara, dan (c) endapan dalam campuran reaksi. Pada semua
contoh di atas ukuran partikal cukup besar sehingga dapat dilihat apakah dengan mata
telanjang atau dengan mikroskop. Bila suspensi tidak digoyang, atau dibiarkan, maka partikel
tersuspensi akan mengendap karena pengaruh gravitasi, meskipun kecepatan pengendapan
tergantung pada ukuran partikel. Contohnya, pasir kasar (ukuran partikel lebih besar) akan
lebih cepat mengendap dibandingkan dengan lumpur halus.
Koloid itu merupakan campuran antara larutan dan suspensi, yang artinya koloid
bukanlah larutan, namun juga bukan suspensi. Untuk lebih detailnya mengenai ciri-ciri dari
koloid dapat kita bandingkan dengan melihat antara larutan, koloid dan juga suspensi pada
tabel dibawah ini :
LARUTAN KOLOID SUSPENSI
Ukuran partikel <1nm Ukuran partikel 1 -100 nm Ukuran partikel > 100 nm
2
MACAM - MACAM KOLOID
Suatu koloid selalu mengandung dua fase yang berbeda, mungkin berupa gas, cari atau
padat. Pengertian fase disini tidak sama dengan wujud, karena ada wujud yang sama tetapi
fasenya berbeda. Contoh : campuan air dan minyak bila dikocok akan terlihar butiran minyak
dalam air. Butiran tersebut mempunyai fase yang berbeda dengan air walaupun keduanya
cair. Oleh sebab itu, suatu koloid selalu mempunyai fase terdispersi dan fase (medium)
pendispersi. Fase terdispersi mirip dengan zat terlarut, dan fase (medium) pendispersi mirip
dengan pelarut pada suatu larutan.
Pada Koloid, partikel zat terlarut tidak larut dan tidak mengendap dalam suatu pelarut.
Larutan koloid terdiri dari partikel-partikel kecil dari suatu zat yang disebut fase terdispersi
dalam fase lainnya yang disebut dengan medium pendispersi. Jadi dapat dikatakan bahwa
koloid adalah suspensi dari partikel-pertikel kecil yang terdispersi di dalam medium
pendispersi. Pada koloid partikel-partikel tersebar didalam medium pendispersinya. Zat yang
terdispersi akan berubah pase jika dicampur dengan zat lain yang fasenya berbeda, sedangkan
fase (medium) pendispersi tidak berubahSistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni
fase terdispersi (fase dalam) dan fase pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap,
disebut zat pendsipensi. Sementara itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi.
Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase dalam) dan
fase pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap, disebut zat pendispensi.
Sementara itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi.
Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu koloid sol,
emulsi, dan buih.
Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat.
Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair.
Buih ialah koloid dengan zat terdispersinya fase gas.
Berdasarkan fase mediumnya, sol, emulsi, dan buih masih terbagi atas beberapa jenis:
1. KOLOID SOL
Koloid sol terdiri atas bagian-bagian berikut:
2. KOLOID EMULSI
Koloid emulsi terbagi ke dalam tiga jenis, yakni sebagai berikut:
Klasifikasi di atas dapat pula disusun dalam delapan pola penggolongan, yakni
seperti dalam tabel berikut:
Berikut ini merupakan jenis pengeompokan koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase
pendispersi :