Anda di halaman 1dari 18

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Analitik

(ABKK 3304)
“Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”

Dosen Pengampu:
Dr. Arif Sholahuddin, S.Pd, M.Si.
Drs. H. Abdul Hamid, M.Si.

Disusun Oleh:
A2 2021
Kelompok 5
Anggota :
Arum Widianingsih (1910120220006)
Ayu Nanda Puspita Nur Rachmy (2110120120002)
Yashinta Dwi Musfiroh (2110120220002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala,
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, akhirnya Kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Kelarutan dan Hasil Kali Larutan”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Analitik.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa bimbingan,
bantuan, dan semangat dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung, maka pada kesempatan ini Kami ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Arif Sholahuddin, S.Pd, M.Si., dan Bapak Drs. H. Abdul Hamid,
M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Analitik
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini Penulis menyadari akan keterbatasan
kemampuan yang ada yang mana masih banyak dijumpai kekurangan, sehingga
Kami merasa masih ada yang belum sempurna baik dalam isi maupun
penyajiannya untuk itu Kami selalu terbuka untuk kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi Kami sendiri dan pihak yang telah
membacanya. Aamiin.

Banjarmasin, 2 September 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Kelarutan........................................................................................................4
2.2 Tetapan Hasil Kali Kelarutan.........................................................................6
2.3 Hubungan Kelarutan dan Tetapan Hasil kali Kelarutan.................................8
2.4 Pengaruh Ion Senama Terhadap Kelarutan....................................................9
2.5 Hubungan Ksp dengan pH Larutan..............................................................10
2.6 Hubungan Ksp dan Reaksi Pengendapan.....................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
3.1 Kesimpulan..................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sains dapat diartikan suatu proses yang dinamis dan obyektif dalam
menemukan pengetahuan yang melibatkan para ilmuwan atau saintis dalam
proses pencarian, investigasi, dan menemukan pembuktian kejadian-
kejadian alam yang terjadi di lingkungan. Menurut Dahar (1996),
keterampilan proses sains (KPS) adalah kemampuan siswa untuk
menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan, dan
menemukan ilmu pengetahuan.
Di era modern saat ini pendidikan sains sangat penting dalam
memfokuskan kemampuan siswa untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran melalui proses eksplorasi. Secara spesifik, pendidikan di
masa sekarang mencoba membantu siswa belajar untuk mengorganisasi dan
mengkonstruksi pendapat, merumuskan masalah, menyusun hipotesis, dan
mencari pembuktian sendiri. Proses-proses tersebut dapat membantu siswa
menyusun kemampuan berpikir mereka dan mengelola kemampuan mereka
dalam memecahkan masalah sehingga memfasilitasi pembelajaran konsep
sains. Berkaitan dengan hal tersebut yang dapat mendukung hal ini adalah
mata pembelajaran kimia sebab mata pelajaran ini berperan sangat besar
dalam pembentukan sikap, serta kemampuan penyesuaian diri dalam
masyarakat sosial. Secara spesifik, pembelajaran kimia mempunyai tujuan:
1) Menyadari keteraturan dan keindahan alam untuk mengagungkan
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya;
2) Memupuk sikap ilmiah yang mencakup memiliki kemampuan
berpikir logis dan kritis, jujur, terbuka, obyektif, ulet, dan dapat
bekerjasama dengan orang lain;

1
3) Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui
percobaan dan eksperimen;
4) Meningkatkan kesadaran tentang aplikasi sains yang dapat
bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan
lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan
lingkungan demi kesejahteraan masyarakat; dan
5) Memahami konsep, prinsip, hukum dan teori kimia dan saling
keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.
Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang banyak
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yaitu proses perubahan materi,
energi dalam kehidupan dan proses-proses alamiah lainnya. Dalam mata
pembelajaran kimia dapat mempelajari materi-materi konsep mol, reaksi
ionisasi, kesetimbangan kimia, pH larutan asam dan basa, serta kelarutan
dan hasil kelarutan, hidrolisis garam, dan masih banyak lagi. Namun pada
makalah ini akan membahas mengenai materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan. Materi pokok dari Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan adalah
untuk meramalkan terbentuknya endapan dari suatu reaksi sehingga perlu
dilakukan eksperimen di laboratorium. Dengan adanya ekperimen di
laboratorium ini bermanfaat bagi siswa terutama untuk kemampuan siswa
dalam menggunakan alat-alat di laboratorium dan serta melatih siswa untuk
dapat mengkonstruksi pendapat, merumuskan masalah, menyusun hipotesis,
dan mencari pembuktian sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari permasalahan diatas, maka penulis


dapat merumuskan beberapa masalah dibawah ini, antara lain :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kelarutan?
1.2.2 Apa itu tetapan hasil kali kelarutan?
1.2.3 Bagaimana hubungan kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan ?
1.2.4 Bagaimana pengaruh ion senama terhadap kelarutan?

2
1.2.5 Bagaimana hubungan Ksp dengan pH larutan?
1.2.6 Bagaimana hubungan Ksp dengan reaksi pengendapan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan kelarutan
1.3.2 Mengatahui bagaimana tetapan dan hasil kali kelarutan
1.3.3 Mengetahui adanya hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan
1.3.4 Mengetahui adanya pengaruh ion senama terhadap kelarutan
1.3.5 Mengetahui adanya hubungan antara Ksp dengan pH larutan
1.3.6 Mengetahui adanya hubungan antara Ksp dengan reaksi
pengendapan

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini disusun dengan memperhatikan manfaatnya bagi para pembaca
maupun penulis sendiri. Besar harapan penulis agar makalah ini dapat
memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun praktis, yang
diantaranya:
1.4.1 Untuk menambah pengetahuan serta wawasan pembaca tentang
materi kelarutan dan hasil kelarutan yang memiliki hubungan
dengan pH , Ksp, maupun reaksi pengendapan.
1.4.2 Sebagai bahan ajar dan referensi untuk pembuatan makalah
selanjutnya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kelarutan

Kelarutan (s) merupakan batas larut suatu zat dalam sejumlah pelarut
tertentu, dalam hal ini pelarutnya adalah air, pada suhu dan tekanan tertentu
(sebagai larutan jenuh). Kelarutan suatu zat dalam air dinyatakan sebagai
jumlah mol zat terlarut per liter, g/L. Kelarutan dipengaruhi oleh suhu, pada
suhu tinggi pada umumnya kelarutannya makin tinggi, kecuali CaSO4,
sedangkan tekanan hampir tidak berpengaruh. Selain itu, kelarutan akan
menurun dengan adanya ion senama, tetapi adanya ion asing kelarutannya
akan sedikit meningkat.

Kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut menyatakan jumlah maksimum


suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Satuan kelarutan umumnya
dinyatakan dalam gram L-1 atau mol L-Larutan dibedakan menjadi larutan
tak jenuh, larutan jenuh dan larutan lewat jenuh. Larutan jenuh merupakan
larutan mampu yang masih melarutkan zat terlarut yang ditambahkan ke
dalam larutan tersebut. Bila sejumlah garam dapur dilarutkan dalam air dan
ada sebagian garam yang tidak larut, maka larutan tersebut merupakan
larutan yang jenuh karena sudah tidak mampu melarutkan lagi garam
tersebut. Bila ke dalam larutan jenuh garam dapur tersebut ditambahkan
sedikit garam dapur lagi maka garam dapur yang ditambahkan tersebut tidak
bisa melarut namun tetap menjadi endapan kristal garam dapur. Konsentrasi
zat terlarut dalam larutan jenuh sama dengan kelarutannya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

4
1. Unsur dalam suatu golongan harus diendapkan dengan sempurna
dan dapat dipisahkan secara kuantitatif.
2. Endapan yang diperoleh harus mudah diolah. Misalnya, dapat
dilarutkan kembali, tidak berbentuk koloid, dan mudah disaring.
3. Zat pengendap pada pemisahan suatu golongan tidak mengandung
zat yang dapat mempersukar analisis zat dalam golongan tersebut
atau juga mempersukar analisis golongan.

Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Jenis pelarut
Senyawa polar akan mudah larut dalam senyawa polar, misalnya
senyawa asam merupakan senyawa polar sehingga akan mudah larut
dalam air. Selain itu, senyawa ion juga mudah larut dalam air dan terurai
menjadi ion-ion. Senyawa nonpolar akan mudah larut dalam senyawa
non polar, misalnya lemak akan mudah larut dalam minyak. Umumnya
senyawa polar tidak larut dalam senyawa non polar begitu pula
sebaliknya.
b. Suhu
Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila suhunya dinaikkan.
Hal ini disebabkan oleh panas yang mengakibatkan semakin
renggangnya jarak antar molekul zat padat tersebut. Merenggangnya
jarak antarmolekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antar molekul
tersebut menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-
molekul air. Berbeda dengan zat padat, adanya pengaruh kenaikan suhu
akan menyebabkan kelarutan gas yang terlarut menjadi berkurang. Hal
ini disebabkan karena gas yang terlarut dalam air akan terlepas
meninggalkan air bila suhu meningkat.
c. Pengadukan
Pengadukan juga menentukan kelarutan zat terlarut, semakin banyak
jumlah zat umumnya akan lebih mudah larut.

5
d. Luas Permukaan Sentuhan Zat
Kecepatan kelarutan dapat dipengaruhi juga oleh luas permukaan
( besar kecilnya zat partikel zat terlarut). Luas permukaan sentuhan zat
terlarut dapat diperbesar melalui proses pengadukan/penggerusan secara
mekanis, gula halus lebih mudah larut dari pada gula pasir. Hal ini karena
luas bidang sentuh gula halus lebih luas dari gula pasir.
e. Tekanan
Perubahan tekanan berpengaruh sedikit pada kelarutan jika zat terlarut
itu cairan atau padatan. Tetapi dalam pembentukan larutan jenuh pada
gas dalam suatu cairan, tekanan gas sangat berperan dalam menentukan
beberapa banyak gas tersebut yang melarut. Sesuai dengan bunyi hukum
henry “ bobot suatu gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan
berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu “. Hukum
ini tidak berlaku bagi gas-gas yang dapat melarut dalam air seperti
hydrogen klorida atau amoniak.

2.2 Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Hasil kali kelarutan adalah suatu tetapan yang menggambarkan


kelarutan suatu ion zat padat dan memberikan harga hasil kali
konsentrasi ionnya ( aktivitas ion ) dalam larutan jenuh. Jika hasil kali
kelarutan dicapai, maka senyawa yang terbentuk dari ion–ion ini akan
mengendap. Dalam suatu larutan jenuh suatu elektrolit yang sukar larut,
terdapat kesetimbangan antara zat padat yang tidak larut dan ion-ion zat
itu yang larut. Sebagai contohnya, perak klorida adalah garam yang sulit
larut (Ksp kecil). Hasil kalarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion
dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air pada temperatur
tertentu setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan
koefesien menurut persamaan ionisasinya. Hasil kali kelarutan
menggambarkan batas kelarutan senyawa pada suhu tertentu. Banyak
garam-garam yang larut dalam air terionisasi sempurna membentuk ion-
ionnya, tetapi banyak juga garam-garam yang kelarutannya sedikit,

6
bahkan nyaris tidak larut. Garam-garam yang kurang larut, di dalam air
membentuk keadaan setimbang antara garam yang tidak larut dengan
yang terlarut dalam keadaan larutan jenuh.

Contohnya, : kalsium oksalat (CaC2O4) membentuk kesetimbangan


berikut:
CaC2O4(s) Ca2+(aq) + C2O42-(aq)

Oleh karena kelarutan garam relatif sangat kecil maka konsentrasi


CaC2O4 diasumsikan tetap sehingga dapat dipersatukan dengan tetapan
kesetimbangan, yaitu:

K [CaC2O4] = [Ca2+] [C2O42-]

Persamaan ini dapat ditulis:

Ksp = [Ca2+] [C2O42-]

Lambang Ksp dinamakan tetapan hasil kali kelarutan (solubility


product constant) garam-garam sukar larut. Persamaan Ksp menyatakan
bahwa perkalian konsentrasi ion-ion garam dalam larutan jenuh sama
dengan nilai Ksp. Oleh karena nilai Ksp merupakan suatu tetapan
kesetimbangan maka Ksp dipengaruhi oleh suhu larutan. Pada persamaan
Ksp, konsentrasi hasil kali kelarutan ion-ion garam dipangkatkan sesuai
dengan nilai koefisien reaksinya. Hal ini sesuai dengan konsentrasi ion-
ion dalam sistem kesetimbangan pada umumnya. Tetapan Hasil kali
kelarutan Ksp ditentukan oleh konsentrasi molar. ion-ion yang terlarut di
dalam air pada keadaan jenuh. Bagaimanakah menghitung tetapan hasil
kali kelarutan dari garam yang sukar larut ini. 

Menurut Keenan dkk.,(2018) Dapat dituliskan rumus Ksp sebagai


berikut:
Ksp = [An+] m[Bm-]n

7
Konstanta hasil kali kelarutan adalah konstanta untuk kesetimbangan
yang ditetapkan antara zat-terlarut padatan dan ion-ionnya dalam larutan
jenuh (Petrucci dkk, (2011).

2.3 Hubungan Kelarutan dan Tetapan Hasil kali Kelarutan

Kesetimbangan yang terjadi dalam larutan jenuh Ag2CrO4.


Konsentrasi kesetimbangan ion Ag+ dan ion CrO42- dalam larutan jenuh
dapat dikaitkan dengan kelarutan Ag2CrO4 yaitu sesuai dengan
stoikometri reaksi (perbandingan koefisien reaksinya). Jika kelarutan
Ag2CrO4 dinyatakan dengan s, maka konsentrasi ion Ag + dalam larutan
itu sama dengan 2s dan konsentrasi ion CrO42-sama dengan s.

Oleh karena s dan Ksp sama-sama dihitung pada larutan jenuh, maka
antara s dan Ksp ada hubungan yang sangat erat. Jadi, nilai Ksp ada
keterkaitannya dengan nilai s. Pada larutan jenuh senyawa ion AmBn,
konsentrasi zat di dalam larutan sama dengan harga kelarutannya dalam
satuan mol L-1. Senyawa AmBn yang terlarut akan mengalami ionisasi
dalam sistem kesetimbangan.
AmBn(s) ⇔ mAn+(aq) + nBm-(aq)

Jika harga kelarutan dari senyawa AmBn sebesar s mol L-1, maka di
dalam reaksi kesetimbangan tersebut konsentrasi ion-ion An + dan ion
Bm- sebagai berikut :

AmBn(s) ⇔ mAn+(aq) + nBm-(aq)

S mol L-1     m s mol L-1 n s mol L-1

Sehingga harga hasil kali kelarutanya adalah :

Ksp AmBn = [An+]m [Bm-]n

= (m s)m (n s)n

8
= mm x nn(s)m+n

Jadi, untuk reaksi kesetimbangan :


AmBn(s) ⇔ mAn+(aq) + nBm-(aq)

Ksp AmBn = mmx nn(s)(m+n)

Dengan s = kelarutan AmBn dalam satuan mol L-1

Dari rumus tersebut dapat ditentukan harga kelarutan sebagai berikut :


S= ( m+n )

Besarnya Ksp suatu zat bersifat tetap pada suhu tetap,bila terjadi
perubahan suhu maka harga Ksp zat tersebut akan mengalami perubahan.

2.4 Pengaruh Ion Senama Terhadap Kelarutan

Ion senama adalah ion yang sejenis dengan ion-ion yang ada dalam
system kesetimbangan. Pengaruh ion senama sesuai dengan Asas Le
Chatelier. Asas Le Chatelier adalah asas yang digunakan untuk
memprediksi pengaruh perubahan kondisi pada kesetimbangan kimia.
Asas atau prinsip ini dinamai sesuai dengan nama penemunya yaitu
Henry Louis Le Chatelier (1850-1936). Dimana, bunyi asas Le Chatelier
adalah “Jika terhadap suatu sistem kesetimbangan dilakukan suatu
tindakan (aksi), sistem kesetimbangan tersebut akan mengalami
perubahan (pergeseran) yang cenderung untuk mengurangi pengaruh aksi
tersebut.

a) Keberadaan ion senama atau sejenis dalam suatu larutan akan


memperkecil kelarutan (s)
b) Ion senama tidak akan mempengaruhi besarnya Ksp, selama suhu
tidak berubah (tetap).
Tetapan hasil kali kelarutan dapat digunakan untuk menentukan
kelarutan salah satu garam di dalam larutan yang mengandung kation
atau anion sesama. Misalnya, kelarutan kalsium oksalat di dalam larutan
kalsium klorida. Masing-masing garam menyumbangkan kation Ca 2+

9
yang sama. Pengaruh ion kalsium yang disediakan oleh garam kalsium
klorida menjadikan kalsium oksalat kurang larut dibandingkan
kelarutannya dalam air murni. Penurunan kelarutan kalsium oksalat
dalam larutan kalsium klorida dapat diterangkan dengan prinsip
LeChatelier (Sunarya, 2012: 173).

Jika ke dalam larutan jenuh AgCl ditambahkan beberapa tetes larutan


NaCl maka akan segera terjadi pengendapan AgCl, demikian pula bila
kedalam larutan AgCl tersebut ditambahkan beberapa tetes larutan
AgNO3. Hal ini disebabkan karena pergeseran arah kesetimbangan
perhatikan reaksi berikut :

AgCl(s) Ag+(aq) + Cl-(aq)

Apabila ke dalam sistem ditambahkan ion Ag+ dan Cl- maka sistem
akan menggeser arah kesetimbangan ke sebelah kiri, akibatnya AgCl
akan bertambah dan mengendap. Dapat disimpulkan bahwa jika ke dalam
sistem kelarutan ditambahkan ion senama, maka kesetimbangan
kelarutan akan berkurang.

2.5 Pengaruh ion senama terhadap kelarutan

Harga pH sering digunakan untuk menghitung Ksp suatu basa yang


sukar larut. Sebaliknya, harga Ksp suatu basa dapat digunakan untuk
menentukan pH larutan (James E. Brady, 1990).

Tingkat keasaman larutan (pH) dapat mempengaruhi kelarutan dari


berbagai jenis zat. Sesuai dengan efek ion sesamaa, larutan asam lebih
mudah larut dalam larutan bersifat basa dan larutan basa lebih mudah
larut dalam larutan asam. Hal ini berlaku sebaliknya bahwa larutan asam
sukar larut dalam larutan asam, Harga pH sering digunakan untuk
menghitung Ksp suatu basa yang sukar larut. Sebaliknya harga Ksp suatu
basa dapat digunakan untuk menghitung pH Larutan.

10
Tingkat keasaman larutan (pH) dapat mempengaruhi kelarutan dari
berbagai jenis zat. Suatu basa umumnya lebih larut dalam larutan yang
bersifat asam, dan sebaliknya lebih sukar larut dalam larutan yang
bersifat basa. Garam-garam yang berasal dari asam lemah akan mudah
larut dalam larutan yang bersifat asam kuat.

a) pH dan Kelarutan Basa


Sesuai dengan efek ion senama, suatu basa akan lebih sukar
larut dalam larutan yang bersifat basa daripada dalam larutan
netral dan asam.
b) pH dan Kelarutan Garam
CaCO3 sukar larut dalam air, tetapi larut dalam larutan HCl.
Hal ini disebabkan karena dalam larutan asam, ion CO 32-akan
diikat oleh ion H+ membentuk HCO3- atau H2CO3. H2CO3
selanjutnya akan terurai membentuk CO2 dan H2O. Hal ini akan
menggeser kesetimbangan dalam persamaan di bawah ke kanan.
Dengan kata lain, menyebabkan CaCO3 melarut.

CaCO3 (s) ⇄ Ca2+ (aq) + CO32-(aq)

2.6 Hubungan Ksp dan Reaksi Pengendapan

Konsep Ksp dapat digunakan untuk meramalkan pengendapan zat


elektrolit dalam larutan. Misalnya, senyawa PbI2 adalah zat padat yang
sukar larut dalam air Ksp = 7,9 . 10-9. Reaksi kesetimbangan PbI2
sebagai berikut:

PbI2(s) →
󠄀 Pb2+(aq) + 2I-(aq)

Hasil kali konsentrasi ion Pb2+ dengan konsentrasi ion I-dari senyawa
PbI2 dinyatakan dengan Qc. Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut: Qc = [Pb2+] [2I-]. Qc adalah hasil kali konsentrasi ion-ion

11
dipangkatkan koefesien masing-masing ion menurut reaksi
kesetimbangan pada sembarang keadaan. Harga Qc dapat digunakan
untuk meramalkan larutan jika dihubungkan dengan Ksp. Hubungan
yang mungkin antara Qc dan Ksp dapat dilihat pada Tabel 2.2 (Chang,
2003: 146)

Hubungan Ksp dan Qc sebagai berikut:

 Qc < Ksp berari larutan belum jenuh


 Qc = Ksp berarti larutan tepat jenuh
 Qc > Ksp berarti larutan lewat jenuh (terjadi
BAB III
pengendapan)

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelarutan (s) adalah batas larut suatu zat dalam sejumlah pelarut
tertentu, dalam hal ini pelarutnya adalah air, pada suhu dan tekanan
tertentu (sebagai larutan jenuh). Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu: Suhu, Jenis Pelarut, Pengadukan, Luas
Permukaan Sentuhan Zat, dan Tekanan. Larutan dibedakan menjadi
larutan tak jenuh, larutan jenuh dan larutan lewat jenuh. Keadaan larutan
belum jenuh, tepat jenuh, dan lewat jenuh, atau terjadi pengendapan
dilihat dari nilai hasil kali konsentrasi (Qc) terhadap Ksp. Qc adalah hasil
kali konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefesien masing-masing ion
menurut reaksi kesetimbangan pada sembarang keadaan. Harga Qc dapat
digunakan untuk meramalkan larutan jika dihubungkan dengan Ksp.

Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) dirumuskan :

Ksp [A] [B]

Persamaan Ksp tersebut menyatakan bahwa perkalian konsentrasi ion-ion


garam dalam larutan jenuh sama dengan nilai Ksp.

13
3.2 Saran

Penulis menyarankan hal untuk diperhatikan sebagai berikut :

3.2.1 Perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk melengkapi materi


terkait kelarutan dan hasil kali kelarutan yang lebih mendalam
dengan berbagai contoh soal yang lebih banyak dan penerapan
dalam kehidupan sehari-hari yang lebih bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Keenan, C. W. (1984). Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid 2, Ed.Ke6, Terj.


Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Erlangga.

Nasution, Y. P. (2021). Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan. Dalam Y. P.


Nasution, Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan (Hal. 1-20). Semarang:
Universitas Islam Negeri Walisongo.

Petrucci, R. H. (1987). Kimia Dasar Jilid 2 Cet. Ket4, Terjemahan Suminar


Achmadi. Jakarta: Erlangga.

Rahma, A. N. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri


Berpendekatan Sets Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Untuk
Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Empati Siswa Terhadap
Lingkungan. Journal Of Educational Research And Evaluation, 1(2), 134-
138.

Riska Fitriyani, S. H. (2017). Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadap


Keterampilan Proses Sains Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali
Kelarutan. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 11(2), 1957-1970.

Sudiana, I. K., Suja, I. W., & Mulyani, I. (2019). Analisis Kesulitan Belajar Kimia
Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal
Pendidikan Kimia Indonesia, 3(1), 7-16.

Wahyuningsih, S. (2007). Prestasi belajar siswa materi pokok kelarutan dan hasil
kali kelarutan ditinjau dari gaya kognitif dan nilai kinerja di laboratorium.
1-59.

14
15

Anda mungkin juga menyukai