Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KD DAN IPK TERKAIT MISKONSEPSI

PADA MATERI LAJU REAKSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Telaah Kurikulum


Dosen Pembimbing
Dra. Sri Nurhayati, M.Pd.
Dr. Sri Haryani, M.Si

Disusun Oleh :
Anik Nur Rokhmah (4301417045)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Analisis
KD dan IPK Terkait Miskonsepsi pada Materi Laju Reaksi”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah “Analisis KD dan IPK Terkait
Miskonsepsi pada Materi Laju Reaksi” dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Semarang, 28 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I ..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................1
1. Latar Belakang .................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah ............................................................................................................2
3. Tujuan ..............................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .........................................................................................................................3
1. Miskonsepsi .....................................................................................................................3
2. Analisis Keterkaitan KI-KD Dengan IPK Dan Materi Pembelajaran Laju Reaksi .........4
3. Miskonsepsi Pada Materi Laju Reaksi .............................................................................7
BAB III .......................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................9
1. Kesimpulan ......................................................................................................................9
2. Saran ................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) yang mencakup
materi luas meliputi fakta, konsep, aturan, hukum, prinsip dan teori. Dari cakupan
materi kimia tersebut sabagian besar konsep-konsepnya bersifat abstrak, berurutan,
berjenjang, dan saling berkaitan seperti ikatan kimia, perubahan materi, reaksi kimia,
fase zat, dan sebagainya. Karakteristik sains (kimia yang dimaksud menjadi aspek
yang cenderung menjadi salah satu penyebab munculnya kesulitan siswa
mempelajari kimia dengan baik dan benar. Kegagalan siswa dalam belajar materi
kimia dapat terjadi jika siswa tidak mampu memahami saling berkaitan antara
konsep yang lebih dasar atau konsep yang sederhana dengan konsep sesudahnya
yang lebih rumit (Wulansari,. et al, 2016).
Miskonsepsi dapat berasal dari pengalaman peserta didik yang salah
menginterpretasi materi yang dihadapi, miskonsepsi dapat bersumber dari
pembelajaran guru yang kurang terarah atu mungkin guru itu juga mengalami
miskonsepsi (Ngadimin, 2017). Miskonsepsi dapat terjadi karena prakonsepsi yang
salah (pemahaman atau konsep yang dimiliki siswa sebelum masuk kelas).
Miskonsepsi dalam pelajar kimia akan sangat fatal dikarenakan konsep-konsep
kimia saling terkait antara satu dengan yang lainnya, sehingga kesalahan konsep di
awal pembelajaran akan berpengaruh kepada pelajaran lanjutannya, hal ini akan
bermuara pada rendahnya kemampuan siswa dan tidak tercapainya ketuntasan
belajar (Nazar., et al, 2010).
Laju reaksi merupakan salah satu materi kimia yang paling sulit untuk dipahami
dan banyak siswa yang mengalami miskonsepsi. Alasannya karena, memuat
perhitungan matematis, dan banyak faktor yang menyebabkan kenaikan laju reaksi.
Padahal materi laju reaksi merupakan bagian dari kajian kimia yang bersifat
fundamental dan menjelaskan banyak konsep kimia yang penting (Husna, 2015).
Kesulitan siswa dalam memahami suatu konsep laju reaksi akan menghambat siswa
dalam memahami konsep berikutnya. Sehingga, materi laju reaksi perlu untuk
dipelajari dan dipahami lebih lanjut tujuannya agar tidak terjadi miskonsepsi. Oleh
karena itu, disajikanlah makalah “Analisis KD dan IPK Terkait Miskonsepsi pada
Materi Laju Reaksi”.

1
2. Rumusan Masalah
Bagaimana menganalisis permasalahan miskonsepsi yang dialami siswa SMA pada
materi laju reaksi ?

3. Tujuan
Menganalisis permasalahan miskonsepsi yang dialami siswa SMA pada materi
laju reaksi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Miskonsepsi
Menurut Ngadimin (2017), miskonsepsi merupakan sebuah konsep khusus yang
berbeda dengan konsep ilmiah yang sebenarnya dan tidak sesuai dengan persetujuan
peneliti di bidang keahliannya. Miskonsepsi dapat berasal dari pengalaman peserta
didik yang salah menginterpretasi materi yang dihadapi, miskonsepsi dapat bersumber
dari pembelajaran guru yang kurang terarah atu mungkin guru itu juga mengalami
miskonsepsi. Menurut A’yun (2018), miskonsepsi merupakan salah satu penyebab dari
kesulitan belajar seorang siswa. Selama ini guru mengetahui terjadinya miskonsepsi
pada siswa hanya melalui wawancara sebab instrumen evaluasi pendeteksi miskonsepsi
belum banyak dikembangkan. Instrumen tes yang digunakan guru baik berupa pilihan
ganda (multiple choice) maupun essay kurang dapat membedakan antara siswa yang
tahu konsep, mengalami konsepsi, maupun siswa yang tidak tahu konsep. Meskipun
konsepsi sulit dihilangkan, tetapi apabila dapat teridentifikasi secara dini, maka dapat
dilakukan upaya pencegahan dan memperbaiki miskonsepsi

Miskonsepsi dapat terjadi karena prakonsepsi yang salah (pemahaman atau konsep
yang dimiliki siswa sebelum masuk kelas). Miskonsepsi dalam pelajar kimia akan
sangat fatal dikarenakan konsep-konsep kimia saling terkait antara satu dengan yang
lainnya, sehingga kesalahan konsep di awal pembelajaran akan berpengaruh kepada
pelajaran lanjutannya, hal ini akan bermuara pada rendahnya kemampuan siswa dan
tidak tercapainya ketuntasan belajar. Laju reaksi merupakan bagian dari konsep kimia
yang bersifat abstrak, sehingga sering membuat siswa kesulitan dalam memahami
konsep ini. Hasil penelitian beberapa peneliti menunjukkan bahwa hampir setengah
siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep pengaruh katalis dan suhu
terhadap laju reaksi (Nazar., et al, 2010).

Tabel 1. Jenis-jenis Miskonsepsi

No Jenis Miskonsepsi Keterangan


1 Kepercayaan beku Konsepsi popular yang berasal dari pengalaman sehari-
hari.
Contoh: kentang dapat mengurangi kadar garam dalam

3
larutan
2. Kepercayaan non- Termasuk didalamnya adalah pandangan yang keliru yang
ilmiah dipelajari siswa dari sumber non ilmiah, misalnya mitos
dan sebagainya.
Contoh : gas tidak memiliki rasa
3. Salah paham Berkembang saat siswa diberi informasi ilmiah yang tidak
konseptual memberi tantangan pada paradoks dari kepercayaan beku
dan kepercayaan non ilmiah.
Contoh: larutan adalah campuran zat dengan air
4. Miskonsepsi Muncul dari penggunaan kata atau istilah yang berbeda
vernacular (dialek) pada kehidupan sehari-hari dan ilmiah
Contoh: air berwarna putih atau air berwarna bening
5. Miskonsepsi Kesalahan konsep yang terjadi dari sejak kecil dan tidak
faktual berubah atau tertantang hingga dewasa
Contoh: zat kimia itu berbahaya

(Sinaga, 2006)

B. Analisis Keterkaitan KI-KD dengan IPK dan Materi


Pembelajaran Laju Reaksi

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran


Inti Pencapaian Topik/Sub Topik
Kompetensi
3. Memahami, 3.6 Memahami teori 3.6.1 Menghitung Laju Reaksi dan Faktor-
menerapka tumbukan konsentrasi Faktor yang
n, dalam reaksi larutan ( Mempengaruhi
menganali kimia Molaritas)  Pengertian dan
sis berdasarkan 3.6.2 Menuliskan pengukuran laju
pengetahu pengaruh suhu pengertian reaksi
an faktual, terhadap laju laju reaksi  Teori tumbukan
konseptual rata-rata partikel 3.6.3  Faktor-faktor yang
, zat dan Menyimpul mempengaruhi laju
prosedural pengaruh kan reaksi
berdasarka konsentrasi pengaruh
n rasa terhadap konsentrasi,
ingin frekuensi luas
tahunya tumbukan permukaan,
tentang suhu dan
ilmu katalis

4
pengetahu berdasarkan
an, pengamatan
teknologi, 3.6.4 Membuat
seni, dan
budaya, menafsirka
dan n grafik
humaniora dari data
dengan percobaan
wawasan tentang
kemanusia faktor-
an, faktor yang
kebangsaa mempengar
n, uhi laju
kenegaraa reaksi
n, dan 3.6.5
peradaban Menjelaska
terkait n pengaruh,
penyebab luas
fenomena permukaan
dan bidang
kejadian, sentuh,
serta konsentrasi,
menerapka terhadap
n laju reaksi
pengetahu berdasarkan
an teori
prosedural tumbukan
pada 3.6.6
bidang Membedak
kajian an diagram
yang energy
spesifik potensial
sesuai dan reaksi
dengan kimia
bakat dan dengan
minatnya menggunak
untuk an
memecahk katalisator
an 3.6.7
masalah. Menjelaska
n
pengertian,
peranan
katalisator
dan energy
pengaktifan
dengan
menggunak
an diagram
3.6.8

5
Menjelaska
n peranan
katalis
dalam
makhluk
hidup dan
industri
3.7 Menentukan orde 3.7.1 Menghitung  Hukum laju reaksi
reaksi dan harga laju dan penentuan laju
tetapan laju reaksi reaksi
reaksi berdasarkan
berdasarkan data
data hasil percobaan
percobaan 3.7.2 Menentukan
orde reaksi
berdasarkan
data
percobaan
3.7.3
Menentuka
n harga
tetapan laju
reaksi
berdasarkan
data
percobaan
3.7.4
Menentuka
n
persamaan
laju reaksi
berdasarkan
data
percobaan
3.7.5
Menentuka
n waktu
retensi
berdasarkan
data
percobaan

(Septiani, 2016)

6
C. Miskonsepsi pada Materi Laju Reaksi
Miskonsepsi yang terjadi diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Konsep Laju Reaksi
Miskonsepsi yang terjadi adalah pada reaksi A+B→C, apabila reaksi berlangsung
dengan jumlah B berlebih, maka pada akhir reaksi, B akan mendekati nol. Padahal
konsep yang benar adalah bahwa pada reaksi A+B→C, jika reaksi berlangsung
dengan jumlah B berlebih maka pada akhir reaksi akan mendekati nol.
Miskonsepsi kedua pada persamaan laju reaksi yang terjadi adalah laju reaksi
ditentukan berdasarkan konsentrasi reaktan pada tahap cepat. Teori yang tepat adalah
laju reaksi ditentukan berdasarkan konsentrasi reaktan pada tahap lambat

2. Konsep Orde Reaksi


Miskonsepsi yang terjadi adalah pada reaksi nol, laju reaksi meningkat dengan
berkurangnya konsentrasi reaktan. Padahal konsep yang benar adalah pada reaksi orde
nol laju reaksinya tidak dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi reaktan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


a. Pengaruh Luas Permukaan Terhadap Laju Reaksi
Miskonsepsi yang terjadi adalah: zat yang memiliki ukuran partikel lebih kecil
memiliki luas permukaan sentuhan yang lebih kecil dalam massa yang sama. Hal ini
bertentangan dengan konsep yang benar, dimana bahan kimia yang memiliki ukuran
lebih kecil memiliki luas permukaan sentuhan lebih besar sehingga reaksi lebih
cepat berlangsung. Dalam memahami pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi,
siswa mengira bahwa bahan yang berbentuk serbuk memiliki luas permukaan lebih
kecil sehingga reaksi lebih cepat berlangsung.

b. Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi


Miskonsepsi yang terjadi adalah kenaikan suhu mempengaruhi energi aktivasi
reaktan. Padahal konsep yang benar adalah kenaikan suhu dalam suatu reaksi kimia
dapat meningkatkan energi kinetik zat-zat yang bereaksi sehingga reaksi lebih
cepat berlangsung. Dalam memahami pengaruh suhu terhadap laju reaksi, siswa salah
dalam memahami pengaruh katalis dan suhu terhadap laju reaksi terutama mereka
sering tertukar dalam memahami antara energi kinetik reaktan dan energi aktivasi
reaktan.

7
Miskonsepsi kedua yang terjadi adalah reaksi dengan harga energi aktivasi (Ea)
tinggi akan berjalan lebih cepat. Padahal konsep yang benar adalah pada reaksi
dengan harga Ea yang kecil (atau pada suhu yang tinggi) maka laju reaksinya
akan berjalan lebih cepat.

c. Pengaruh Katalis Terhadap Laju Reaksi


Miskonsepsi yang terjadi adalah penambahan katalis dapat menaikkan energi
aktivasi. Padahal konsep yang benar adalah penambahan katalis dapat menurunkan
energi aktivasi reaktan sehingga lebih banyak reaktan yang bereaksi membentuk
produk.

4. Konsep Teori Tumbukan


Miskonsepsi yang terjadi adalah tumbukan dengan orientasi tepat hanya terjadi
pada atom-atom sejenis. Padahal konsep yang benar adalah reaksi akan terjadi bila
tumbukan antar molekul memiliki orientasi tumbukan yang tepat dan energi yang
cukup. Miskonsepsi kedua yang terjadi adalah semakin besar ukuran pereaksi maka
frekuensi terjadinya tumbukan akan makin besar karena luas permukaannya juga
semakin besar. Padahal konsep yang benar adalah semakin halus partikel reaktan
luas permukaan bidang sentuhnya juga semakin besar sehingga frekuensi
terjadinya tumbukan juga semakin besar. Miskonsepsi ketiga yang terjadi adalah
ketika susunan partikel semakin renggang frekuensi tumbukan akan semakin besar
karena ruang untuk bertumbukan juga semakin luas. Padahal konsep yang benar adalah
semakin besar konsentrasi susunan partikelnya akan semakin rapat sehingga
frekuensi terjadinya tumbukan semakin besar. ( Pajaindo, 2012)

8
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Miskonsepsi merupakan salah satu penyebab dari kesulitan belajar seorang siswa.
Selama ini guru mengetahui terjadinya miskonsepsi pada siswa hanya melalui
wawancara sebab instrumen evaluasi pendeteksi miskonsepsi belum banyak
dikembangkan. Miskonsepsi dapat terjadi karena prakonsepsi yang salah (pemahaman
atau konsep yang dimiliki siswa sebelum masuk kelas). Miskonsepsi yang terjadi pada
laju reaksi diantaranya adalah terletak pada konsep laju reaksi, konsep orde reaksi,
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi meliputi luas permukaan, suhu, katalis,
dan konsep teori tumbukan.

2. Saran

Dengan memperhatikan banyaknya miskonsepsi dalam laju reaksi, guru dapat


mengantisipasi dengan memberikan penekanan kepada konsep-konsep yang cenderung
belum dipahami dengan baik yakni dalam pemahan konsep laju reaksi, konsep orde
reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi meliputi luas permukaan, suhu,
katalis, dan konsep teori tumbukan.

9
DAFTAR PUSTAKA

A'yun, Qorruta., et al. 2018. Analisis Miskonsepsi Siswa Menggunakan Tes Diagnostic
Multiple Choice Berbantuan Cri (Certainty Of Response Index). Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia, Vol 12, No 1, Hal.2109.

Husna, Lailatul. 2015. Analisis Materi Laju Reaksi Pada Buku Teks Pelajaran Sma/Ma Kelas
Xi Dari Perspektif 4s Tmd Pada Tahap Seleksi. Skripsi. Universitas Pendidikan
Indonesia.

Nazar, M., S. Winarni, R. Fitriana. 2010. Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Pada Konsep
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi. Jurnal Biologi Edukasi, 2(3), 49-53.

Ngadimin, N. 2017. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Dengan Menggunakan Metode Indeks


Respon Kepastian (Irk) Pada Materi Impuls Dan Momentum Linear Di SMA Negeri 2
Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Fisika, 2(2), 272-276.

Pajaindo, Oscar Prananda. 2012. Menggali Pemahaman Siswa Sma Pada Konsep Laju
Reaksi Dengan Menggunakan Instrumen Diagnostik Two-Tier. Skripsi. Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Negeri Malang.

Septiani, Fatma. 2016. Analisis Keterkaitan KI - KD dengan IPK dan Materi Pembelajaran.
PPL Dokumen F/751/WKS1/P/6, No. Revisi 1

Sinaga, M. S. 2006. Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Sub Pokok Bahasan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi Yang Diolah Dengan Reduksi Didaktik.
Skripsi. Jurusan Kimia, UPI. Bandung.

Wulansari, Najwa Santi., et al. 2016. Pemetaan Struktur Pengetahuan Siswa untuk Mengukur
Kemampuan Pemahaman Konsep Laju Reaksi. Jurnal Entropi ,Vol 11,No 1, Hal.74

10

Anda mungkin juga menyukai