Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HUKUM DASAR ILMU KIMIA

Dosen Pengajar :
Bunga Putri Febrina,S.Pt.,M,Si

KELOMPOK 1 OLEH:
1. MIRNA YASYITIN AGUSTINA : 2206401016
2. EUIS SYAHRIN HARTATI : 2206401013
3. MUHAMMAD SAMLANI : 2206401008
4. MUHAMMAD ALFIN : 2206401018
5. MADE BAYU : 2206401024
6. MAYADA : 2206401001

PRODI TEKNOLOGI PAKAN TERNAK


POLITEKNI NEGERI TANAH LAUT 2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. I

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iii

I. PENDAHULUAN…………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………….. 1


B. Identifikasi Makalah………..………………………………… 2
C. Rumusan Masalah………………………………….……........ 4
D. Tujuan Penelitian….…………………………………………. 4

II. PEEMBAHASAN…………………………………………………. 7

A. ……………………………………………. 7
B. Jadwal Kegiatan ……………………………………………… 9
C. Potensi Wilayah ……………………………………………… 9

III. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………. 12

A. Kesimpulan.......... ……………………………………………. 12
B. Saran…………. ……………………………………………… 13
C. Daftar Pustaka…….…………………………………………... 23
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada kehadirat ALLAH SWT yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami dapat

menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah Hukum

Dasar Ilmu Kima.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya pada dosen mata

kuliah Ilmu Kimia yang telah memberikan tugas kepada kami ,kami juga mengucapkan

terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang

sesungguhnya. Oleh karena itu keterbatasan waktu dan kemampuan kami, kritik dan saran yang

membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada

khususnya dan pihak lain yang berkepentingan.


BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum dasar kimia merupakan salah satu materi kimia bersifat abstrak dan matematis

sehingga untuk memahami materi hukum dasar kimia masih dianggap sulit oleh siswa. Materi

ini sangat penting karena konsep-konsep dalam hukum dasar kimia akan digunakan sebagai

dasar dalam mempelajari materi perhitungan kimia. Konsep hukum-hukum dasar kimia

merupakan konsep hafalan dan memerlukan pemahaman. Untuk itu di perlukan model

pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman serta dapat memecahkan suatu

permasalahan pada materi kimia. Kemampuan pemecahan masalah merupakan faktor yang

sangat penting yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran kimia bersifat abstrak dan

matematis. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa Indonesia dapat dilihat dari hasil

PISA (Programme for International Student Assessment) dan TIMSS (Trends in International

Mathematics and Science Study). Hasil PISA tahun 2009 Indonesia hanya menduduki rangking

61 dari 65 peserta dengan ratarata skor 371, sementara rata-rata skor internasional adalah 496

(Kompasiana, 2011). Gagne, Yekovish dan Yekovish (1993) dalam Bintaria (2018) menunjukan

bahwa siswa yang memiliki pemahaman konsep yang baik memungkinkan dengan cepat

mengenali aturan yang berhubungan dan konsep untuk masalah yang sulit. Hal ini berarti untuk

memecahkan masalah dengan baik maka seorang 2 harus memiliki koheren, struktur, dan

pengetahuan konseptual yang tinggi dari suatu masalah. Berdasarkan hasil wawancara terhadap

guru mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Kabila ,yang dilakukan pada tanggal 22 Januari

2019, masih banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum(KKM) yang

ditetapkan sekolah yaitu nilai 70. Hanya sekitar 45% siswa yang mencapai KKM dengan

perolehan nilai tertinggi rata-rata 71. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain masih

rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal soal yang berbasis masalah dan

penerapan model pembelajaran yang diberlakukan kurang tepat. Sumarni dalam (Trianto, 2011),
model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran yang tepat

diterapkan pada kondisi kelas yang kemampuan peserta didiknya bervariasi. Model

pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah model pembelajaran yang berpusat

pada peserta didik, peserta didik juga dilatih mengembangkan kemampuan berpikir, peserta

didik dilatih berpikir kritis. Selain itu, dapat membangkitkan gairah belajar pada peserta didik.

Pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan agar para peserta didik bebas mengembangkan

konsep yang mereka pelajari. Peserta didik diberi kesempatan untuk memecahkan masalah yang

mereka hadapi secara individu atau berkelompok, di dalam kelas peserta didik dilatih untuk

berinteraksi dengan kawan sebayanya untuk saling bertukar informasi. 3 Berdasarkan uraian di

atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penerapan

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah

pada materi Hukum-Hukum Dasar Kimia di kelas X SMA Negeri 1 Kabila”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, dapat di indentifikasi masalah

sebagai berikut: Kurangnya keterampilan peserta didik dalam menemukan maupun memecahkan

suatu permasalahan, kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, Kurangnya kemampuan

dalam pemecahan masalah pada materi hukum-hukum dasar kimia, Model pembelajaran yang

digunakan oleh guru kurang efektif sehingga peserta didik kurang berperan aktif dalam proses

pembelajaran

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

di rumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing terhadap Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah pada materi Hukum-Hukum Dasar

Kimia.
D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Siswa

Memecahkan Masalah pada materi Hukum-Hukum Dasar Kimia di kelas X SMA Negeri 1 Kabila 4

a. Manfaat Penelitian

1. Bagi peserta didik, dapat memberikan suasana belajar yang variatif dan diharapkan hal ini

membawa dampak pada peningkatan pemecahan masalah peserta didik.

2. Bagi guru, dapat menjadi bahan masukan untuk cara belajar yang efektif dan meningkatan

pemecahan masalah dalam penyelesaian soal-soal kimia

3. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman wawasan pengetahuan tentang

model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disajikan dalam proses belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN

Hukum dasar Kimia berisi metode-metode ilmiah skala laboratorium yang sudah terstandarisasi.

Hukum dasar Kimia yang dimaksud meliputi, hukum Lavoisier, hukum Proust, hukum Dalton,

hukum Gay-Lussac, dan hukum Avogadro. Ingin tahu ulasannya satu per satu? Check this out!

2.1. Hukum Lavoisier

Hukum Lavoisier dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Antonie Laurent Lavoisier. Dalam

penelitiannya, Lavoisier membakar merkuri cair berwarna putih dengan oksigen sampai dihasilkan

merkuri oksida berwarna merah. Tidak sampai situ saja, Lavoisier memanaskan merkuri oksida

sampai terbentuk merkuri cair berwarna putih dan oksigen. Dari penelitian tersebut, diperoleh hasil

bahwa massa oksigen yang dibutuhkan pada proses pembakaran sama dengan massa oksigen yang

terbentuk setelah merkuri oksida dipanaskan. Oleh karena itu, hukum Lavoisier dikenal sebagai

hukum kekekalan massa. Adapun pernyataan hukum Lavoisier adalah sebagai berikut.

Massa total zat sebelum reaksi sama dengan massa total zat setelah reaksi

Hukum kekekalan massa dipakai secara luas seperti:

 Kimia

 Teknik kimia

 Mekanika

 Dinamika fluida

Berdasarkan relativitas spesial, kekekalan massa merupakan pernyataan dari kekekalan energi.

Massa partikel yang tetap pada suatu sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada

beberapa peristiwa radiasi, dikatakan bahwasanya terlihat adanya perubahan massa menjadi energi.
Hal ini terjadi saat suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi potensial dan juga sebaliknya.

2.2. Hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap)

Seorang ilmuwan asal Prancis, Joseph Louis Proust, meneliti perbandingan massa unsur yang

terkandung di dalam suatu senyawa pada tahun 1799. Penelitian itu membuktikan bahwa setiap

senyawa tersusun atas unsur-unsur dengan komposisi tertentu dan tetap. Oleh karena itu, hukum

Proust dikenal sebagai hukum perbandingan tetap. Adapun pernyataan hukum Proust adalah sebagai

berikut.

Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap

Dengan istilah lain, setiap sampel pada suatu senyawa mempunyai komposisi unsur yang tetap.

Misalnya, air terdiri atas 8/9 massa oksigen dan 1/9 massa hidrogen. Bersama dengan hukum

perbandingan berganda (hukum Dalton), hukum perbandingan tetap yaitu hukum dasar stoikiometri.

2.3. Hukum Dalton (Hukum Perbandingan Berganda)

Seorang ilmuwan asal Inggris, John Dalton, melakukan penelitian dengan membandingkan massa

unsur-unsur pada beberapa senyawa, contohnya oksida karbon dan oksida nitrogen. Senyawa yang

digunakan Dalton adalah karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2). Dari perbandingan

keduanya, diperoleh hasil sebagai berikut.

Jika massa karbon di dalam CO dan CO2 sama, massa oksigen di dalamnya akan memenuhi

perbandingan tertentu. Perbandingan massa oksigen pada senyawa CO dan CO2 yang diperoleh

Dalton adalah 4 : 8 = 1 : 2. Dengan demikian, hukum Dalton dikenal sebagai hukum perbandingan

berganda. Berikut ini pernyataan hukum Dalton.


Jika dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa dengan salah satu massa unsur dibuat tetap

maka perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa tersebut merupakan bilangan bulat yang

sederhana.

2.4. Hukum Gay Lussac (Hukum Perbandingan Volume)

Hukum Gay Lussac dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Joseph Gay Lussac. Lussac meneliti

tentang volume gas dalam suatu reaksi kimia. Berdasarkan penelitiannya, Lusac mengambil

kesimpulan bahwa perubahan volume gas dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Pada suhu dan tekanan

tertentu, 1 liter gas nitrogen bisa bereaksi dengan 3 liter gas hidrogen menghasilkan 2 liter gas

amonia. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.

N2 + 3H2 2NH3

Adapun pernyataan hukum Gay Lussac adalah sebagai berikut.

Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi

merupakan bilangan bulat yang sederhana.

2.5. Hipotesis Avogadro

Hipotesis Avogadro dicetuskan oleh seorang ilmuwan asal Italia, Amadeo Avogadro, pada tahun

1811. Avogadro menyatakan bahwa partikel unsur tidak selalu berupa atom yang berdiri sendiri,

melainkan bisa berbentuk molekul unsur, contohnya H2, O2, N2, dan P4. Berdasarkan pemikiran

tersebut, Avogadro berhasil menjelaskan hukum Gay Lussac dan membuat hipotesis sebagai berikut.

Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas yang volumenya sama memiliki jumlah

molekul yang sama pula.

Dengan adanya hipotesis tersebut, diperoleh bahwa perbandingan volume gas sama dengan

perbandingan koefisien. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

Koefisien X Volume X Jumlah molekul X


Koefesien Y Volume Y Jumlah molekul X

Kesimpulan

Hukum- hukum dasar kimia seperti yang dibahas di atas mempunyai peranan

yang penting dalam ilmu kimia yaitu sebagai pondasi atau dasar dari segala penghitungan

rumuskimia yang kita gunakan sehari-hari. Hukum-hukum tersebut antara lain; Hukum

kekekalanmassa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum

perbandinganvolume, hukum kesamaan gas, hukum boyle dan hukum gas ideal Hukum

kekalan massa dikemukakan oleh Antonie Lavoiser pada tahun 1789menyatakan bahwa

Massa sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Dengan kata lain, hukumini menyatakan

bahwa dalam reaksi kimia, suatu materi tidak dapat diciptakan ataupundimusnahkan.Hukum

perbandingan tetap dikemukan oleh Joseph Proust pada tahun 1799, (JosephLouis Proust,

1754-1826) menyatakan bahwa Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa adalah

selalu tetap walaupun berasal dari daerah yang berbeda dan dibentuk dengancara yang

berbeda. Dengan kata lain setiap sampel suatu senyawa memiliki komposisi unsur-unsur

yang tetap Hukum perbandingan berganda dikemukakan oleh John Dalton

(1766 – 1844)menyatakan bahwa,Jika dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa,

maka perbandingan massa dari unsur yang satu yang bersenyawa dengan jumlah unsur lain

yang tertentu massanya akan merupakan bilangan mudah dan tetap.Hukum Perbandingan

Volumeyang dikemukakan oleh Gay Lussac menyatakan bahwa,Pada kondisi temperatur dan

tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas pereaksi dengan gas-gas hasil reaksi

merupakan bilangan bulat dan sederhana.Dengan katalain Pada kondisi temperatur dan

tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas sama dengan perbandingan koefisien
dalam reaksi yang sama”

Hukum kesamaan gas yang dikemukakan oleh Amedeo Avogrado menyatakan bahwa

“Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama akan mengandung

 jumlah molekul yang sama pula”. Pernyataan ini dapat dirumuskan dengan P

=P

14
Hukum Boyle adalah hukum gas yang dikemukakan oleh Boyle menyatakan

bahwa bila suhu tetap, volume gas dalam ruangan tertutup berbanding terbalik dengan tekana

nya.Pernyataan diatas dapat dirumuskan dengan P =

⁄

sedangkan V =

⁄

Hukum gas ideal (1834) merupakan penggabungan antara hukum boyle dan hukumGay Lussac.

Sehingga kedua hukum tersebut dapat dirumuskan V =


⁄

atau PV = nRTdengan keterangan V menyatakan Volume, P menyatakan Tekanan, n menyatakan

mol, R menyatakan Konstanta (0,082),dan T menyatakan Temperatur.

Anda mungkin juga menyukai