Disusun Oleh :
UNIVERSITAS MATARAM
2022
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
2.8 Hipotesis................................................................................................................
PENDAHULUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery berbasis eksperimen terhadap
hasil belajar fisika siswa.
2. Mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery berbasis eksperimen terhadap
sikap ilmiah siswa.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif di dalam
pembelajaran fisika di kelas. Manfaat yang dapat diambil, antara lain :
1.4.1 Bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar fisika, melatih siswa dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan temannya.
1.4.2 Bagi Guru
Sebagai bahan masukan agar dapat menggunakan model pembelajaran discovery dan
inkuiri terbimbing untuk mengaktifkan siswa di dalam proses pembelajaran.
1.4.3 Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman langsung dalam penggunaan model pembelajaran discovery
dan inkuiri terbimbing.
1.4.4 Bagi Mahasiswa
Melengkapi bahan pustaka sebagai penunjang kegiatan penelitian bagi mahasiswa yang
mengambil kajian yang sama dengan peneliti.
3. Sikap ilmiah siswa yang diukur dalam penelitian ini meliputi sikap ingin tahu,
respek terhadap data, berpikir kritis, penemuan dan kreativitas, berpikiran terbuka
dan kerjasama, ketekunan, dan peka terhadap lingkungan sekitar.
4. Hasil belajar yang dianalisis adalah hasil belajar dalam ranah kognitif (C, sampai
dengan C6) menggunakan taksonomi Bloom yang sudah direvisi seperti yang
digagas oleh Anderson dan Krathwohl.
Agar pemahaman penelitian ini terfokus pada apa yang dimaksudkan oleh peneliti, maka
ada beberapa definisi operasional yang terkait dengan penelitian. Definisi operasional yang
dimaksud yaitu:
1. Model pembelajaran discovery merupakan suatu model pembelajaran dalam
proses pembelajarannya pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan menggunakan pikirannya untuk menemukan konsep
atau prinsip.
2. Metode eksperimen merupakan metode penyajian pembelajaran dengan siswa
melakukan percobaan agar membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
3. Sikap ilmiah merupakan sikap yang diperlihatkan oleh siswa ketika mereka
terlibat dalam ilmu alamiah saat melakukan kegiatan eksperimen.
4. Hasil belajar fisika siswa adalah perubahan, sikap, pengetahuan, dan keterampilan
siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran fisika dengan menggunakan
model pembelajaran discovery dan inkuiri terbimbing yang diukur dengan
instrumen penilaian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Eksperimen merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa
untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar (Sudjana,
2011). Metode eksperimen merupakan penyampaian materi pelajaran melalui latihan yang
menggunakan alat ukur, bahan percobaan, dan perangkat percobaan yang dilakukan oleh siswa,
baik secara individual maupun kelompok untuk membuktikan atau menemukan konsep. prinsip,
teori, asas, atau hukum-hukum fisika. Dalam pelaksanaan metode eksperimen, diperlukan
petunjuk, pedoman, atau penuntun praktikum (Faizi, 2013).
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen mempunyai 3 langkah, yaitu
persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi/tindak lanjut eksperimen (Djamarah dan Zain, 2006).
Metode Eksperimen memiliki beberapa keunggulan seperti yang dikemukakan oleh Faizi (2013),
yaitu:
1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan pecobaannya
sendiri daripada hanya menerima kata guru atau membaca buku.
2. Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi)
tentang ilmu dan teknologi.
3. Menumbuhakan dan membina manusia, sehingga dapat membawa terobosan terobosan
baru dengan penemuan hasil percobaan yang bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Dari beberapa definisi yang disebut, metode eksperimen merupakan metode penyajian
pembelajaran dengan siswa melakukan percobaan agar mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari.
1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen. Mereka harus memahami
masalah yang dibuktikan dengan eksperimen.
2. Memberikan penjelasan kepada siswa tentang alat-alat atau media yang digunakan, baik
dari segi fungsi maupun prosedur pemakaian alat-alat tersebut.
3. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mendampingi dan mengawasi pekerjaan siswa.
Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang jalannya eksperimen.
4. Setelah eksperimen selesai, guru harus mengumpulkan hasil percobaan siswa,
mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya jawab.
Dari pemaparan tersebut, terlihat keunggulan-keunggulan yang ditawarkan oleh model
discovery berbasis eksperimen tersebut, diantaranya:
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuannya dan sikap (Sudjana, 2011). Sedangkan Prastowo (2013) mendefinisikan bahwa
belajar adalah suatu proses tidak terlihat yang dilakukan dalam mental seseorang dalam
interaksinya dengan lingkungan sekitar, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, baik
perubahan pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor yang bersifat positif.
Suprijono (2012) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Selaras dengan pendapat dari
Suprijono, Trianto (2012) mendefinisikan hasil belajar sebagai pencapaian kompetensi-
kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak, hasil belajar merupakan akibat dari suatu
proses belajar. Bloom dalam Sudjana (2011) mengemukakan bahwa terdapat tiga aspek hasil
belajar, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Berikut ini dikemukakan unsur-unsur yang
terdapat dalam ketiga aspek hasil belajar tersebut.
1. Receiving, yakni kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang
datang pada siswa.
2. Responding, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang
dari luar.
3. Valuing, yakni berkenaan dengan nilai daan kepercayaan terhadap gejala atau
stimulasi.
4. Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi,termasuk
menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan kemantapan,dan prioritas nilai
yang telah dimilikinya.
5. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai
yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya.
2.5.3 Aspek Psikomotor
1. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
2. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
3. Kemampuan konseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan
auditif motorik dan lain-lain.
4. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan dan ketepatan.
5. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan
yang kompleks.
6. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi seperti gerakan ekspersif. Dimensi
hasil belajar pada ranah kognitif (C1 sampai dengan C6) menggunakan taksonomi
Bloom yang sudah direvisi seperti yang digagas oleh Anderson dan Krathwohl (2010)
adalah sebagai berikut:
Mengingat yaitu mengambil pengetahuan dan memori jangka panjang.
Memahami yaitu mengkonstruk makna dari materi pembelajaran, termasuk
apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.
Mengaplikasikan yaitu menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam
keadaan tertentu.
Menganalisis yaitu memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya
dan menentukan hubungan-hubungan antara bagian itu dan hubungan antara
bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan.
Mengevaluasi yaitu mengambil keputusan berdasarkan kriteria atau standar.
Mencipta yaitu memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang
baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal.
2.6 Sikap Ilmiah
Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek
tersebut (Suprijono, 2012). Sikap dapat dipelajari dan dapat diubah melalui proses belajar
Sudjana (2011). Sikap ilmiah merupakan salah satu bentuk kecerdasan yang dimiliki oleh setiap
individu. Dalam pembelajaran sikap ilmiah siswa sangat diperlukan sikap rasa ingin tahu,
bekerja sama secara terbuka, bekerja keras, bertanggung jawab, kepedulian, kedisiplinan, dan
kejujuran. Ini dikarenakan dengan sikap ilmiah tersebut pembelajaran akan berjalan dengan baik,
sehingga mencapai tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang diinginkan, yaitu siswa
diharapkan mampu aktif dan kreatif dalam pembelajaran (Fakhruddin, 2010). Sikap ilmiah pada
dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para ilmuwan saat siswa melakukan kegiatan
sebagai seorang ilmuwan (Yuliani, 2012).
Pengukuran sikap ilmiah siswa didasarkan pada pengelompokkan sikap sebagai dimensi sikap
selanjutnya dikembangkan indikator-indikator sikap untuk setiap dimensi sehingga memudahkan
menyusun butir instrumen sikap ilmiah. dikembangkan oleh Harlen (Anwar, 2009) yang dapat
dilhat pada tabel 2.3.
2.3 Tabel Dimensi dan Indikator Sikpa Ilmiah
No Dimensi Indikator
1 Sikap Ingin tahu Antusias mencari jawaban.
Perhatian pada objek yang diamati.
Antusisas pada proses sains.
Menanyakan setiap langkah kegiatan .
2 Sikap respek terhadap Obyektif/jujur.
data/fakta. Tidak memanipulasi data.
Tidak purbasangka.
Mengambil keputusan sesuai fakta.
Tidak mencampur fakta dengan pendapat.
3 Sikap berpikir kritis Meragukan temuan teman.
Menanyakan setiap perubahan/hal baru.
Mengulangi kegiatan yang dilakukan.
Tidak mengabaikan data meskipun kecil.
4 Sikap penemuan dan Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi.
kreativitas Menunjukan laporan berebda dengan teman kelas.
Merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta.
Menggunakan alat tidak seperti biasannya.
Menyarankan percobaan-percobaan baru.
Menguraikan konklusi baru hasil pengamatan.
5 Sikap berpikir terbuka Menghargai pendapat/temuan orang lain.
dan kerjasama Mau merubah pendapat jika data kurang.
Menerima saran dari teman.
Tidak merasa selalu benar.
Mengangggap setiap kesimpulan adalah tentatif.
Berpartisipasi aktif dalam kelompok.
6 Sikap ketekunan Melanjutkan meneliti sesudah kebaruannya hilang.
Mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan.
Kelasannya selesai lebih awal.
7 Sikap peka terhadap Perhatian terhadap peristiwa kelas.
lingkungan. Partisipasi pada kegiatan sosial.
Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
Dari beberapa definisi yang disebut, sikap ilmiah merupakan sikap yang diperlihatkan oleh
siswa ketika mereka terlibat dalam ilmu alamiah seperti melakukan kegiatan percobaan, sikap
ilmiah ini berupa sikap ingin tahu, respek terhadap data, berpikir kritis, penemuan dan kreativitas,
berpikiran terbuka dan kerjasama, ketekunanan, dan peka terhadap lingkungan sekitar.
Hasil Belajar
Diukur Fisika (A10 A1B1
(A) Sikap Ilmiah (A2)
A2B1
Keterangan:
B = Model Pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan pada saat Kegiatan Belajar Mengajar, jam 08:00-selesai.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 6 Mataram semester
genap tahun ajaran 2022/2023 .
Sampel dalam penelitian ini ada dua kelas, yaitu kelas X-10 sebagai kelas eksperimen
I dan kelas X-11 sebagai kelas eksperimen II dengan cara pengambilan sampel
menggunakan teknik cluster random sampling, yakni dengan mengambil sampel dari
populasi yang dilakukan secara acak pada kelompok-kelompok kecil (cluster) bukan pada
individu.
Penelitan ini dilakukan tiga tahap, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
Pada tahap persiapan, Peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan pada saat
penelitian, diantaranya:
1. Studi literatur atau pustaka untuk memperoleh berbagai macam teori tentang penelitian
yang dilakukan. Baik dari segi metodologi, pembelajaran, permasalahan yang dibahas
dalam penelitian, maupun materi atau pokok bahasan yang diajarkan menggunakan
model pembelajaran discovery dan inkuiri terbimbing berbasis eksperimen.
2. Menentukan sekolah yang dijadikan tempat penelitian.
3. Mendatangi sekolah yang dijadikan tempat penelitian.
4. Melakukan pengamatan langsung pembelajaran di kelas yang dilakukan untuk
mengetahui kondisi kelas, siswa dan pembelajaran yang biasa dilaksanakan.
5. Melakukan observasi terhadap populasi dan sampel.
6. Melakukan wawancara dengan guru.
7. Melakukan telaah kurikulum SMA untuk menentukan materi pokok yang akan
diajarkan dengan model pembelajaran discovery dan inkuiri terbimbing berbasis
eksperimen.
8. Menyusun proposal penelitian, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan
instrumen penelitian.
9. Mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada dosen pembimbing untuk validasi ahli.
Setelah tahap persiapan selesai, maka dilanjutkan ke tahapan berikutnya yakni tahap
pelaksanaan penelitian. Tahap ini dilaksanakan dalam beberapa langkah berikut ini:
(3.10)
Abidin, Y. 2014. Desain Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika
Aditama.
Anderson, LW dan Krathwohl, DR. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran,
dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anwar, H. 2009. Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pelangi Ilmu, 2(5):
103-114.
Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, S.B dan
Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar Jakarta: PT Rineka Cipta..
Faizi, M. 2013. Ragam Metode Mengajarkan Eksakta pada Murid. Yogyakarta: DIVA press.
Fakhruddin. 2010. Sikap Ilmiah Siswa dalam Pembelajaran Fisika dengan Media Komputer
Melalui Model Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas X3 SMA Negeri Bangkinan
Barat Jurnal Geliga Sains.Universitas Riau.
Hake, R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. USA.
Huda, M. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jauhar, M. 2011. Implementasi Paikem dari Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Behavioristik Sampai
Koasih, E. 2014. Strategi Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya Kurniasih, I dan
Sani, B. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Yogyakarta: Kata Pena.
Maretasari, E. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium
untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Sikap Ilmiah Siswa Unnes Physics Education
Journal. Universitas Negeri Semarang 2004, Kapita Selekta Pembelajaran
Fisika .Jakarta.
Prasetyo, Z. Universitas Terbuka. Prastowo, A. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik.
Jogjakarta: DIVA Press.
Riduwan. 2012. Dasar-dasar Statistika Bandung: Alfabeta Roestiyah. 2012. Strategi Belajar
Mengajar Jakarta: PT Rineka Cipta.
Setyosari, P. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana Sudjana, N. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensido.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung Alfabeta 2014.
Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Suprihatiningrum, J. 2013 Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-ruz Media.
Suprijono, A. 2012 Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Trianto, 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
...............2012 Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.
Widiadnyana. 2014. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Pemahaman Konsep IPA
dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. Jurnal Program Pascasarjana Program Studi IPA.
Universitas Pendidikan Ganesha.
Wijaya, T. 2010. Analisis Multivariat; Teknik Olah Data untuk Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Yuliani, H. 2012. Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Keterampilan Proses dengan Metode
Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kemampuan Analisis.
Jurnal Inkuiri. Universitas Sebelas Maret.