DOING SCIENCES
Oleh
KELOMPOK 6
Nama Anggota :
2020
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari
begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami juga merasa
sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam. Dengan
nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang
merupakan tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran Fisika. Kami sampaikan terimakasih
sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah yaitu, ibu Eka Indaryani, M.Pd dan
semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan
kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi kami sendiri.Amin.
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR .............................................................................................................. i
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Fisika adalah suatu pelajaran yang berkaitan dengan ilmu alam dan merupakan
ilmu pengetahuan yang dapat menunjang berkembangnya teknologi. Banyak fenomena
alam yang terjadi dapat dijelaskan dengan konsep-konsep fisika. Pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari seorang guru ke siswa. Siswa sendirilah yang harus
mengartikan apa yang telah diajarkan oleh guru dengan menyesuaikan pengalaman-
pengalaman mereka. Pengetahuan seharusnya bukan hanya diterima secara pasif dari
guru, melainkan dibentuk oleh siswa secara aktif. Oleh karena itu, proses pembelajaran
fisika handaknya dilakukan secara aktif dan luwes oleh siswa karena fisika menyediakan
berbagai pengalaman belajar untuk memahami suatu konsep. Pengamatan dalam
eksperimen dan teori merupakan dua hal yang saling berkaitan yang tidak dapat
dipisahkan dan saling ketergantungan satu sama lain didalam fisika. Teori bergantung
pada hasil-hasil eksperimen untuk sesuatu yang baru, tapi disisi lain arah eksperimen
dipandu dengan adanya teori.
Metode pembelajaran yang dimaksud harus mampu membuat siswa aktif untuk
mengikuti proses pembelajaran fisika. Adapun metode pembelajaran yang akan kami
bahas dalam buku ini adalah tentang doing sciences yaitu melakukan sains berupa
eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu teknik pembelajaran yang menekankan
pada keterlibatan siswa secara langsung untuk mengalami proses dan membuktikan
sendiri hasil percobaan.
2. Untuk mengetahui apa saja penyebab belum tercapainya hasil belajar siswa yang
memuaskan.
BAB II
PEMBAHASAN
Doing sciences adalah proses yang sesuai dengan metode ilmiah yang banyak
digunakan oleh para ahli fisika dalam menemukan hukum ataupun teori fisika yang baru.
Secara umum proses doing sciences mencakup langkah sebagai berikut:
Teori pembelajaran fisika terdapat teori doing sciences atau melakukan sains. Teori
ini lebih menekankan pada praktik daripada teori yaitu dituntut agar menemukan
bukan menerima. Teori doing sciences lebih menekankan agar siswa dapat melakukan
eksperimen atau percobaan.
Pertanyaannya adalah adakah sesuatu yang bukan besaran? Sesuatu yang dapat
diwakili dengan angka adalah sesuatu yang dapat diukur dengan alat ukur.
Kecantikan, kesenangan, misalnya apakah dapat diukur dengan alat? Tampaknya
kecantikan bagi seseorang belum tentu sama cantiknya bagi orang lain. Jadi,
kecantikan itu sendiri sangat relatif dan tidak dapat diukur eksak. Jadi, kecantikan
jika dilihat dari definisinya bukanlah besaran fisis. Demikian juga manakala kita
mengukur maka acuan ukuran yang digunakan juga dapat berbeda. Misalnya,
mengukur panjang meja dengan mistar menunjukkan hasil 140 cm. Sebaliknya,
apabila acuan kita adalah jengkal maka panjang meja itu kita katakan misalnya 8
jengkal. Tentu saja makna jengkal di sini menjadi tidak sama bagi semua orang.
Jadi, kita perlu mendefinisikan apa yang disebut satuan sebagai ukuran terkecil
seperti apa nilai besaran fisis itu dinyatakan. Jadi, panjang meja jika kita nyatakan
dalam satuan cm, misalnya disebutkan 140 cm. Karena itu, kita perlu membakukan
satuan yang digunakan supaya dapat diterima oleh semua orang di manapun berada.
Artinya, apabila kita menyatakan panjang meja adalah 140 cm maka orang lain yang
kita beritahu akan mengerti makna dari 140 cm tersebut.
Besaran pokok
Kita sudah mengetahui bahwa dalam fisika kita memerlukan satuan standar
untuk menyatakan nilai suatu besaran supaya dapat dimengerti oleh semua kalangan.
Jadi, kita harus menggunakan satuan internasional yang definisinya disetujui oleh
sebuah komite saintis internasional. Untuk menyatakan satuan standar dalam fisika
dapat dinyatakan dengan dua cara sistem satuan, yaitu sebagai berikut. 1. Satuan
mks (meter, kilogram, dan sekon) atau dikenal sebagai sistem metrik. 2. Satuan cgs
(centimeter, gram, dan sekon) atau dikenal sebagai sistem gaussian.
Satuan mks ini sering digunakan dalam fisika, sedangkan satuan cgs lebih
sering digunakan dalam kimia meskipun ini tidak mutlak. Namun, kedua sistem
satuan ini banyak digunakan secara internasional. Sistem satuan lainnya adalah
sistem satuan British yang populer digunakan beberapa negara seperti di Amerika
Serikat, Inggris, Myanmar, dan Liberia. Pada satuan British, besaran panjang
dinyatakan dalam feet (ft), gaya dalam pound, massa dalam slug, dan waktu dalam
sekon (s). Sistem mks menggunakan satuan meter untuk panjang, kilogram untuk
massa benda, dan sekon untuk waktu, sistem cgs menggunakan satuan sentimeter
untuk panjang, gram untuk massa, dan sekon untuk waktu. Pilihan sistem mana yang
akan digunakan dalam hal ini tidak ada keharusan, namun sistem mks adalah sistem
satuan yang banyak digunakan secara luas. Perhatikan bahwa meskipun antara
sistem mks dan cgs sangat mirip, namun dalam kajian listrik-magnet pada
elektrodinamika, persamaanpersamaan yang digunakan di kedua sistem tersebut
bentuknya cukup berbeda. Tentu saja antarketiga sistem satuan ada konversi satu
sama lain.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11