Anda di halaman 1dari 59

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING


TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X MIPA
SMA NEGERI 10 MAROS

SKRIPSI

Oleh
FITRI RESKI ASTUTI
NIM 10539138315

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2020
i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING


TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X MIPA
SMA NEGERI 10 MAROS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh


Gelar Serjana Pendidikan pada Prodi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh
FITRI RESKI ASTUTI
NIM 10539138315

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2020

i
ii
iii

iii
iv

iv
v

v
vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Hanya Allah-Lah Pelindungmu, dan Dia Penolong yang

Terbaik”

(Q.S Ali-Imran : 150)

Ku olah kata, ku baca makna, ku ikat dalam alinea, ku bingkai dalam


bab sejumlah lima, jadilah mahakarya yang ku sebut dia dengan skripsi.

Tiada do’a yang lebih indah selain do’a agar skripsi ini cepat selesai.

Jangan hina pribadi anda dengan kepalsuan

Karena dialah mutiara diri anda yang tak ternilai.

Sesungguhnya hal tersulit dalam perdamaian adalah

Berdamai dengan diri sendiri

(F.R.A)

“People who never make mistakes are those who never try new things”

“Orang yang tidak pernah membuat kesalahan adalah orang yang tidak pernah
mencoba hal baru”

-Albert Einstain-

vi
vii

Skripsi ini saya persembahkan untuk


Kedua orang tua , Kakak dan Adikku, Sahabatku serta keluarga besar yang tak pernah berhenti berdoa,
dan berusaha untuk masa depanku dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan.

Skripsi ini saya persembahkan juga untuk yang selalu bertanya


“Kapan skripsimu selesai ?”

Terlambat lulus atau lulus tidak tepat waktu bukan sebuah kejahatan, bukan pula sebuah aib. Bukankah
sebaik-baik skripsi adalah yang selesai ? baik itu selesai tepat waktu maupun tidak tepat waktu.
Pepatah berkata “lebih baik terlambat, dari pada tidak sama sekali”

vii
viii

ABSTRAK

Fitri Reski Astuti. 2020. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning


Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X MIPA SMAN 10 Maros.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I: H. Abd. Samad dan
pembimbing II: Abd. Haris

Penelitian ini merupakan penelitian Pre-Experimental Design dengan


menggunakan desain One-Group Pretest-Posttest Design yang bertujuan untuk
mengetahui: (1) besarnya hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIPA SMA
Negeri 10 Maros sebelum diterapkan model pembelajaran discovery learning (2)
besarnya hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 10 Maros
setelah diterapkan model pembelajaran discovery learning (3) untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 10
Maros setelah diterapkan model pembelajaran discovery learning. Populasi dalam
penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 10 Maros yang
berjumlah 66 peserta didik yang terbagi dalam 2 kelas, sampel penelitian diambil
secara acak dengan teknik simple random sampling sebanyak 1 kelas yaitu X
MIPA 2. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes hasil belajar
fisika dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 26 nomor yang memenuhi kriteria
valid. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil belajar fisika
peserta didik sebelum diterapkan model pembelajaran discovery learning pada
peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 10 Maros tahun ajaran 2019/2020 skor
rata-rata yang diperoleh sebesar 10,57 dan standar deviasi sebesar 3,02; (2) Hasil
belajar fisika peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran discovery
learning pada peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 10 Maros tahun ajaran
2019/2020 skor rata-rata yang diperoleh sebesar 16,60 dan standar deviasi sebesar
4,42; (3) Terdapat peningkatan hasil belajar fisika peserta didik setelah diterapkan
model pembelajaran discovery learning pada peserta didik kelas X MIPA SMA
Negeri 10 Maros tahun ajaran 2019/2020. Dengan indeks N-Gain 0,39 termasuk
kategori (sedang).

Kata Kunci: Model pembelajaran discovery learning, Hasil Belajar Fisika


peserta didik.

viii
ix

KATA PENGANTAR

‫بســــــم اللـه الرحـمن الرحيــــم‬

AssalamuAlaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tiada kata indah selain ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya

milik Allah SWT sang penentu segalanya, atas limpahan Rahmat, Taufik, dan

Hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan karya sederhana ini.

Salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi

pelopor peradaban manusia yang hakiki, pembawa cahaya kehidupan dan teladan

akhlak pencinta ilmu yang menjadi figur panutan dan inspirasi penulis hadir

sebagai penyambung rantai kesinambungan ilmu pengetahuan melalui karya

sederhana ini.

Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Discovery

Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X MIPA SMA

Negeri 10 Maros” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

akademik guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan Fisika pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhahammadiyah Makassar.

Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterimakasih kepada

kedua orang tuaku tercinta. Ayahandaku Muh. Suroso dan Ibundaku Hatijah

atas segala jerih payah pengorbanan dalam mendidik, membimbing,

dan mendo’akan penulis dalam setiap langkah menjalani hidup selama ini

hingga selesainya studi (S1) penulis. Terimakasih juga untuk kakakku

Muh. Rahmat widjaya S. S.Kep,.Ns, adikku Nur Uswatun Khasanah dan kakak

iparku Nur Wahidah semangat dan dukungan, perhatian, kebersamaan dan

do’anya untuk penulis. Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi

ix
x

ini, penulis memperoleh banyak hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Olehnya itu, penulis

menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan dan setulusnya kepada

Ayahanda Drs. H. Abd. Samad, M.Si., selaku pembimbing I dan Ayahanda

Drs. Abd. Haris, M.Si selaku pembimbing II yang selalu bersedia meluangkan

waktunya dalam membimbing penulis, memberikan ide, arahan, saran, dan

bijaksana dalam menyikapi keterbatasan pengetahuan penulis, serta memberikan

ilmu dan pengetahuan yang berharga dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah

SWT memberikan perlindungan, kesehatan, dan pahala yang berlipat ganda atas

segala kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis selama ini.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan ucapan terimakasih juga kepada, Bapak

Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M., selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D.,selaku Dekan

Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,

Ibu Dr. Nurlina, M.Pd., selaku Ketua beserta bapak Ma’aruf, S.Pd., M.Pd.,

selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruaan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak

Drs. Hambali,S.Pd., M.Hum selaku Pembimbing Akademik penulis, Bapak dan

Ibu dosen Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak berjasa,

Bapak Drs. Mukhtar, M.M., selaku Kepala SMA Negeri 10 Maros yang telah

memberikan izin untuk meneliti, Bapak Muh. Akbar, S.Pd.,M.Pd., selaku guru

Fisika di SMA Negeri 10 Maros telah memberikan bantuan dan masukannya

x
xi

selama penelitian dan Sahabat - sahabatku Fatima Resky, Nur Rahma Reviani,

Ekawati, Dewi Sartika, Cynthia, Miptahul Jannah, Mirnawati, Isra Novianti,

Asdar, Rahmat, Ahmad Fajri Rahman dan semua KINEMATIKA B yang telah

menjadi sahabat yang baik yang selalu membantu dalam suka dan duka serta

membuat keberadaanku menjadi lebih berarti dan jadi lebih bermakna, semoga

semua kenangan yang ada akan menjadi cerita indah dalam lembar kehidupan kita

serta keluarga besar Kinematika 2015 terimakasih atas kebersamaannya selama ini

yang telah memberikan motivasi kepada penulis demi terselesaikannya skripsi

ini.

Dengan ini penulis senantiasa, mengharapkan saran dan kritik sehingga

penulis dapat berkarya yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Dengan

harapan dan do’a penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan menambah

khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang Pendidikan Fisika.

Billahi Fii SabililHaq. Fastabiqul Khaerat.

WassalamuaAlaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, Januari 2020

Penulis

xi
xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

SURAT PERNYATAN .................................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A.Latar Belakang .......................................................................... 1

B.Rumusan Masalah...................................................................... 3

C.Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

D.Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 6

A.Teori - Teori Pendukung ........................................................... 6

1. Model Pembelajaran .............................................................. 6

2. Model Pembelajaran Discovery Learning ............................. 6

3. Belajar ................................................................................... 11

4. Hasil Belajar .......................................................................... 12

B.Kerangka Pikir ........................................................................... 13

xii
xiii

C.Hipotesis Penelitian ................................................................... 15


BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 16
A.Rancangan Penelitian ................................................................ 16

B.Populasi dan Sampel .................................................................. 17

C.Definisi Operasional Variabel ................................................... 17

D.Prosedur Pelaksanaan Penelitian ............................................... 18

E.Instrumen Penelitian .................................................................. 19


F.Analisis Uji Coba Instrumen ...................................................... 22
G.Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 23
H.Teknik Analisis Data ................................................................. 24

1.Analisis Deskriptif .................................................................. 24

2.Analisis Inferensial ................................................................. 25


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 30
A.Hasil Penelitian.......................................................................... 30
1.Hasil Analisis Deskriptif ........................................................ 30
2.Hasil Analisis Inferensial ....................................................... 32
B.Pembahasan ............................................................................... 36
BAB V PENUTUP .................................................................................... 39
A. Kesimpulan ................................................................................ 39
B. Saran .......................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41

Lampiran

xiii
xiv

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

3.1 Tabel Tabulasi 2 x2 ................................................................................... 20

3.2 Kriteria Reliabilitas .................................................................................... 22

3.3 Hasil Uji Coba Instrumen........................................................................... 23

3.4 Kategori Hasil Belajar Peserta Didik ......................................................... 25

3.5 Kategori Skor Hasil Belajar Peserta Didik................................................. 25

4.1 Analisis Deskriptif Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik ..................... 30

4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategorisasi Hasil Belajar Fisika


Peserta Didik Kelas X MIPA 2 SMA Negeri 10 Maros pada saat Pre-test
dan Post-test .............................................................................................. 31

4.3 Hasil Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik pada Pre-
test dan Post-test ...................................................................................... 33

4.4 Hasil Uji Hipotesis Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik pada Pre-test
dan Post-test ............................................................................................. 34

4.5 Kategori Uji N-Gain Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Setelah
Perlakuan ................................................................................................... 35

xiv
xv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

2.1 Bagan Alur Kerangka Pikir ........................................................................ 15

4.1 Diagram Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategorisasi Hasil Belajar


Fisika Peserta Didik Kelas X MIPA 2 SMA Negeri 10 Maros pada saat
Pre-test dan Post-test ................................................................................ 32

xv
xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

LAMPIRAN A : PERANGKAT PEMBELAJARAN ................................ 43

LAMPIRAN A.1 : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ...... 44

LAMPIRAN A.2 : BAHAN AJAR ................................................................ 68

LAMPIRAN A.3 : LKPD .............................................................................. 88

LAMPIRAN B : INSTRUMEN PENELITIAN ......................................... 98

LAMPIRAN B.1 : KISI-KISI INSTRUMEN HASIL BELAJAR FISIKA .. 99

LAMPIRAN B.2 : INSTRUMEN TES YANG VALID ............................... 118

LAMPIRAN C : ANALISIS VALIDITAS dan RELIABILITAS ............. 126

LAMPIRAN C.1 : UJI GREGORY ............................................................... 127

LAMPIRAN C.2 : ANALISIS VALIDITAS ITEM...................................... 128

LAMPIRAN C.3 : ANALISIS RELIABILITAS INSTRUMEN TES HASIL


BELAJAR FISIKA ......................................................... 139

LAMPIRAN D : ANALISIS DATA........................................................... 142

LAMPIRAN D.1 : ANALISIS DESKRIPTIF ............................................... 143

LAMPIRAN D.2 : ANALISIS INFERENSIAL ............................................ 151

LAMPIRAN D.3 : UJI N-GAIN .................................................................... 162

LAMPIRAN E : DAFTAR KEHADIRAN PESERTA DIDIK ................. 164

LAMPIRAN F : DOKUMENTASI............................................................ 167

LAMPIRAN G : DAFTAR TABEL STATISTIK ...................................... 170

LAMPIRAN G.1 : TABEL r .......................................................................... 171

LAMPIRAN G.2 : TABEL Z KURVA NORMAL ....................................... 172

LAMPIRAN G.3 : TABEL CHI-KUADRAT ............................................... 174

LAMPIRAN G.4 : TABEL t .......................................................................... 175

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas


input peserta didik untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai
tujuan yang ditetapkan. Pendidikan yang dimaksud di sini bukan bersifat
nonformal melainkan bersifat formal, meliputi proses pembelajaran yang
melibatkan guru dan peserta didik. Peningkatan kualitas pendidikan peserta
didik dapat dilihat dari instrumen prestasi belajarnya, sedangkan keberhasilan
atau prestasi belajar bagus maka hasilnya akan maksimal tetapi sebaliknya
jika dalam proses belajar peserta didik cenderung kurang bagus maka
hasilnya tidak akan maksimal, oleh Muhammad (2016: 10).

Proses pembelajaran merupakan suatu proses timbal balik ataupun

interaksi antara guru dan peserta didik. Guru merupakan salah satu faktor

keberhasilan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran, karena dalam proses

pembelajaran guru dapat mempengaruhi dan membina peserta didik untuk

dapat meningkatkan kecerdasan serta keterampilan peserta didik. Pada

kurikulum 2013, peserta didik didorong untuk menjadi lebih aktif yaitu

dimulai dari mengamati, menemukan sendiri dan menyimpulkan sendiri dari

suatu kegiatan ataupun pengalaman yang telah dilakukan. Oleh sebab itu pada

kurikulum 2013, guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator,

namun pada akhir pembelajaran guru menyempurnakan penjelasan dari

kegiatan yang telah dilakukan oleh peserta didik.

Fisika merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari

fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis dan rasional yang

melibatkan proses dan sikap ilmiah. Ketika belajar fisika, peserta didik akan

dikenalkan tentang produk fisika berupa materi, konsep, asas, teori, prinsip

1
2

dan hukum - hukum fisika. Peserta didik juga akan diajarkan untuk

bereksperimen di dalam laboraturium atau di luar laboraturium sebagai proses

ilmiah untuk memahami berbagai pokok bahasan fisika.

Proses pembelajaran fisika lebih menekankan pada pemberian


langsung untuk meningkatkan kompetensi agar peserta didik mampu berpikir
kritis dan sistematis dalam memahami konsep fisika, sehingga peserta didik
memperoleh pemahaman yang benar akan pelajaran fisika yang sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, oleh Fitri dan Derlina (2015:
90).
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri

10 Maros, dapat diketahui melalui wawancara guru dan melihat hasil ulangan

harian pembelajaran fisika peserta didik kelas X MIPA di bawah standar

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau hasil belajar fisika peserta didik

rendah. Dari 66 jumlah peserta didik hanya 52,75 % yang dapat mencapai

nilai di atas KKM, sedangkan 47,25 % peserta didik masih memperoleh nilai

di bawah KKM.

Melihat dari pernyataan dan permasalahan tersebut, banyak faktor yang

berpengaruh pada hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran fisika di

sekolah. Faktor-faktor tersebut adalah kejenuhan peserta didik dalam

pembelajaran fisika, hal ini terlihat dari respon peserta didik yang cenderung

pasif dan pemahaman mereka mengenai materi yang kurang, saat guru

memberikan kesempatan untuk bertanya atau menjawab peserta didik hanya

diam karena mereka bingung apa yang harus ditanyakan atau dijawab.

Teacher centered learning (pembelajaran masih berpusat pada guru),

kurangnya kemampuan berpikir dan memecahkan masalah peserta didik

dalam pembelajaran fisika, hal ini terlihat dari ketidaksiapan peserta didik

dalam menerima materi, tidak tertarik dengan materi yang disampaikan serta
3

menganggap bahwa pembelajaran fisika merupakan pembelajaran yang

sangat sulit dan rumit. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan suatu

penelitian untuk mengatasi masalah di atas yakni dengan menerapkan model

pembelajaran discovery lerning.

Berdasarkan penelitian yang dikemukakan oleh (Fitri dan Derlina,

2015: 91) model pembelajaran discovery learning merupakan sebuah model

pengajaran yang dirancang dengan tujuan untuk membantu peserta didik

untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan mengembangkan

kemampuan dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, yang

menekankan pada pentingnya membantu peserta didik untuk memahami

struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan

aktif peserta didik dalam proses belajar, dan keyakinan bahwa pembelajaran

sejati terjadi melalui penemuan pribadi. Oleh karena itu, dengan

diterapkannya model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan

hasil belajar fisika peserta didik.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud melakukan

penelitian yang berjudul “Penerapan model pembelajaran Discovery

Learning terhadap hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIPA SMA

Negeri 10 Maros”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

masalah yang dapat dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:
4

1. Seberapa besar hasil belajar fisika peserta didik Kelas X MIPA SMA

Negeri 10 Maros sebelum diajar dengan menggunakan model

Pembelajaran discovery learning ?

2. Seberapa besar hasil belajar fisika peserta didik Kelas X MIPA SMA

Negeri 10 Maros setelah diajar dengan menggunakan model

Pembelajaran discovery learning?

3. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar fisika peserta didik Kelas X

MIPA SMA Negeri 10 Maros setelah diajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran discovery learning ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya hasil belajar fisika peserta didik Kelas X

MIPA SMA Negeri 10 Maros sebelum diajar dengan menggunakan

model pembelajaran discovery learning.

2. Untuk mengetahui besarnya hasil belajar fisika peserta didik Kelas X

MIPA SMA Negeri 10 Maros setelah diajar dengan menggunakan model

pembelajaran discovery learning.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fisika peserta didik Kelas X

MIPA SMA Negeri 10 Maros setelah diajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran discovery learning.


5

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi peserta didik,

Diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar fisika dan meningkatkan

kemampuan peserta didik melalui model pembelajaran discovery

learning.

2. Bagi guru

Untuk memberikan gambaran tentang penerapan model pembelajaran

discovery learning di SMA Negeri 10 Maros

3. Bagi sekolah

Untuk memberikan informasi tentang penerapan model Pembelajaran

discovery learning, sebagai salah satu pembelajaran inovatif yang dapat

diaplikasikan dalam pembelajaran secara umum.

4. Bagi peneliti

Memperoleh pengalaman langsung dalam mengeksplorasi ilmu dan

pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

discovery learning pada mata pelajaran fisika.


6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori-teori Pendukung
1. Model Pembelajaran

Menurut Setiani dan Donni Juni Priansa (2015: 164) mengemukakan

tentang model pembelajaran sebagai berikut :

Model merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai


pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Model pembelajaran
dapat dipahami sebagai kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dan terencana dalam mengorganisasikan
proses pembelajaran peserta didik sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif.

Menurut Rusman (2016: 133) menyatakan bahwa, model

pembelajaran adalah suatu terencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang

bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau

yang lain.

2. Model Pembelajaran Discovery Learning

a. Definisi Model Pembelajaran Discovery Learning

Menurut Widiasworo (2018: 145) menyatakan bahwa,

Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang


didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,
tetapi diharapkan peserta didik mengorganisasi sendiri. Dengan
kata lain, Discovery Learning merupakan model pembelajaran
yang menekankan peserta didik untuk menemukan sendiri
konsep pengetahuannya.

6
7

Selanjutnya menurut Setiani dan Donni Juni Priansa (2015:


213) menyatakan bahwa,

Pembelajaran Discovery (penemuan) mendorong peserta didik


untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, baik itu
mengenai konsep-konsep maupun prinsip-prinsip. Guru
mendorong peserta didik agar terlibat dalam pembelajaran yang
memberikan pengalaman sehingga peserta didik menemukan
prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Menurut Sap’ari, dkk (2015: 73) menyatakan bahwa, metode

pembelajaran Discovery (penemuan) adalah suatu metode pembelajaran

yang memberikan kesempatan dan menuntut peserta didik terlibat secara

aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan memberikan

informasi singkat.

Sebagai strategi belajar discovery learning, lebih menekankan

pada penemuan konsep pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui

oleh peserta didik. Dalam discovery learning ini, peserta didik

dihadapkan pada permasalahan yang dirancang khusus atau direkayasa

sendiri oleh guru. Dalam pengaplikasiannya model discovery learning

mengembangkan cara belajar peserta didik aktif dengan menemukan

sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama

dalam ingatan, sedang posisi guru di kelas sebagai pembimbing dan

mengarahkan proses pembelajaran sesuai dengan tujuan.


8

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Discovery Learning

Dalam penerapan model pembelajaran discovery learning

terdapat enam langkah yang harus dilakukan, yaitu :

1. Stimulation (Stimulasi / pemberian rangsangan )

Pertama-tama pada tahap ini peserta didik dihadapkan pada

sesuatu yang dapat menimbulkan kebingungannya, kemudian

dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi agar timbul keinginan

untuk menyelidiki sendiri, dimana guru dalam tahap ini bertanya

dengan menyajikan masalah atau meminta peserta didik untuk

membaca materi dan mendengarkan uraian yang memuat

permasalahan. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk

menyediakan kondisi interaksi belajar yang diharapkan dapat

mengembangkan dan membantu peserta didik dalam

mengeksplorasi materi pembelajaran yang sedang dipelajari.

2. Problem Statement (Pernyataan masalah)

Langkah selanjutnya adalah guru memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin catatan

penting tentang masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,

kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk

hipotesis atau merupakan jawaban sementara atas pertanyaan

masalah
9

3. Data Collection (Pengumpulan Data)

Pada tahap ini, peserta didik mendapat tugas untuk menjawab

berbagai pertanyaan dan dapat membuktikan kebenaran hipotesis,

dengan demikian peserta didik diberi kesempatan untuk collection

(mengumpulkan) sebagai informasi yang relevan, membaca buku

sumber, mengamati objek, wawancara / berdiskusi dengan

narasumber, serta melakukan uji coba.

4. Data Processing (Pemrosesan Data)

Pada tahap ini, peserta didik mengolah data dan informasi yang

telah diperoleh, baik melalui wawancara / observasi, maupun cara-

cara lainnya. Pemrosesan data disebut juga dengan proses kodifikasi

/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan

generalisasi, dengan generalisasi tersebut peserta didik akan

mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban /

penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.

5. Verification (Verifikasi)

Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau

pemahaman melalui contoh-contoh yang mereka jumpai dalam

kehidupannya sehari-hari sehingga kegiatan belajar mampu berjalan

dengan baik dan kreatif.


10

6. Generalization (Generalisasi / Menarik Simpulan)

Pada tahap ini, peserta didik dapat menyimpulkan materi yang

telah dibahas dan dapat menjadi prinsip secara umum untuk semua

kejadian atau masalah yang sama dengan berpedoman pada hasil

verifikasi.

c. Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning

Adapun kelebihan dari model pembelajaran discovery learning,

menurut Widiasworo (2018: 147) adalah sebagai berikut :

1. Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan

keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif

2. Menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya

rasa untuk menyelidiki dan berhasil

3. Membantu peserta didik dalam menghilangkan skeptisme (keragu-

raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu

atau pasti

4. Peserta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

5. Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik

6. Mengembangkan bakat dan kecakapan individu

d. Kelemahan Model Pembelajaran Discovery Learning

Adapun kelemahan dari model pembelajaran discovery

learning, menurut Setiani dan Donni Juni Priansa (2015: 224) adalah

sebagai berikut :
11

1. Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalah fahaman

antara guru dengan peserta didik

2. Menyita waktu banyak. Guru dituntut mengubah kebiasaan

mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi

fasilitator, motivator, dan pembimbing peserta didik dalam belajar.

3. Menyita pekerjaan guru

4. Tidak semua peserta didik mampu melakukan penemuan

5. Tidak berlaku untuk semua topik

3. Belajar

Menurut Susanto (2016: 1) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu

proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman. Selanjutnya, menurut Purwanto (2016: 38) belajar merupakan

proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk

mendapatkan perubahan dalam perilakunya.

Menurut Widiasworo (2018: 15) menyatakan bahwa, Belajar

merupakan keseluruhan aktivitas, baik fisik maupun mental (psikis), yang

berlangsung dalam interaksi aktif pada suatu lingkungan yang menghasilkan

perubahan, baik dalam taraf pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.

Selanjutnya, menurut Karwono dan Heni Mularsih (2017: 13) Belajar

adalah menyangkut adanya perubahan perilaku yang relatif permanen pada

pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman


12

Berdasarkan dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri individu dengan

berinteraksi dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan dalam dirinya

baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan sikap.

4. Hasil Belajar

Menurut Susanto (2016: 5) menyatakan bahwa, berdasarkan uraian

tentang konsep belajar diatas, dapat dipahami tentang makna hasil belajar,

yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri peserta didik, baik yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari

kegiatan belajar.

Menurut Rambega (2017: 279) menyatakan bahwa,

Hasil belajar adalah kemampuan untuk mencapai indikator yang telah


disusun sebelumnya setelah kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.
Dengan kata lain, hasil belajar diartikan sebagai nilai yang diperoleh
setelah mengikuti belajar mengajar melalui tes yang berkenaan
dengan aspek kognitif meliputi unsur ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi.
Menurut Purwanto (2016: 44) menyatakan bahwa, hasil belajar dapat

dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan

“belajar”.pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat

dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya

input secara fungsional


13

Menurut Putri, dkk (2017: 175) menyatakan bahwa,

Hasil belajar adalah ukuran atau tingkatan keberhasilan yang dapat


dicapai oleh seorang peserta didik berdasarkan pengalaman yang
diperoleh setelah dilakukan evaluasi berupa tes dan biasanya
diwujudkan dengan nilai atau angka-angka tertentu serta
menyebabkan terjadinya perubahan kognitif, afektif maupun
psikomotorik.
Di antara ketiga aspek itu, peneliti hanya menilai dari segi ranah

aspek kognitif saja. Karena aspek kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh

guru karena berkaitan dalam menguasai isi bahan pengajaran. Ranah kognitif

memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu (C1) mengetahui, (C2) memahami,

(C3) menerapkan, (C4) menganalisis, (C5) mengevaluasi, (C6) mencipta.

Namun, peneliti hanya menggunakan aspek (C1) mengetahui, (C2)

memahami, (C3) menerapkan dan (C4) menganalisis.

Hasil belajar adalah hasil dari proses belajar yang dilakukan peserta

didik dalam menguasai materi, memahami konsep, serta dapat memecahkan

masalah. Dengan menunjukkan tingkat kepahaman terhadap suatu materi

maka peserta didik dapat dikatakan berhasil dalam kegiatan belajar mengajar

dengan melihat hasil belajar peserta didik.

B. Kerangka Pikir

Fisika merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari fenomena

dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis dan rasional yang melibatkan

proses dan sikap ilmiah. Ketika belajar fisika, peserta didik akan dikenalkan

tentang produk fisika berupa materi, konsep, asas, teori, prinsip, dan hukum-
14

hukum fisika. Tetapi sangat disayangkan karena nilai prestasi mata pelajaran

fisika selalu rendah. Berbagai faktor penyebab rendahnya prestasi mata pelajaran

fisika adalah kurangnya motivasi dan minat belajar fisika peserta didik, karena

mereka menganggap fisika merupakan mata pelajaran yang sangat sulit yang

hanya membahas tentang persoalan rumus dan perhitungan yang sangat rumit,

sikap dan pembawaan guru yang kurang menyenangkan, strategi, metode dan

model pembelajaran yang digunakan masih kurang bervariasi, lingkungan belajar

yang monoton karena mungkin hanya selalu didalam ruangan saja, serta

minimnya penggunaan media pembelajaran. Oleh sebab itu, kurangnya motivasi

dan minat peserta didik dalam pembelajaran fisika menyebabkan rendahnya pula

hasil belajar fisika peserta didik, sehingga diperlukan model pembelajaran yang

mampu mengatasi permasalahan tersebut.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model

pembelajaran Discovery Learning. Model pembelajaran Discovery Learning

adalah model pengajaran yang dirancang dengan tujuan untuk mengembangkan

cara belajar peserta didik aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri,

dan belajar sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan.

Oleh karena itu, model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan

hasil belajar fisika peserta didik.


15

Rendahnya Hasil Belajar


Fisika Peserta Didik

Nilai yang diperoleh setelah ulangan harian peserta


didik kelas X MIPA di bawah standar KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal)

Penerapan Model Pembelajaran


Discovery Learning

Langkah-langkah dalam proses pembelajaran

1 2 3 4 5 6
Pernyataan Pengumpulan Pemrosesan
Stimulasi Masalah Data Data Verifikasi Generalisasi

Terdapat Peningkatan Hasil Belajar Fisika Peserta


Didik
Gambar 2.1 Bagan Alur Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan hasil belajar

fisika peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 10 Maros setelah diajar dengan

menerapkan model pembelajaran discovery learning.


16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian Pre-experimental design (pra

eksperimen) yang bertujuan untuk mengetahui penerapan model

pembelajaran discovery learning terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian bertempat di SMA Negeri 10 Maros

3. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu one-Group Pretest-Posttest

Design dengan pola sebagai berikut

O1 X O2

Sugiyono (2017: 110-111)

dengan :

O1 = Nilai Pre-test sebelum diajar dengan Model Pembelajaran


Discovery Learning
O2 = Nilai Post-test setelah diajar dengan Model Pembelajaran
Discovery Learning
X = Perlakuan yang diberikan yakni Model Pembelajaran Discovery
Learning

16
17

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik Kelas X

MIPA SMA Negeri 10 Maros tahun ajaran 2019 / 2020 yang berjumlah 66

peserta didik dan terdiri dari 2 Kelas.

2. Sampel penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah kelas X MIPA 2 SMA Negeri 10

Maros sebanyak 33 peserta didik. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan Simple Random Sampling atau sampel secara pengacakan

kelas dengan asumsi populasi homogen yang akan ditentukan satu kelas.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas

dan variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Variabel bebas adalah model pembelajaran Discovery Learning yaitu model

yang menggunakan serangkaian tahap pembelajaran mulai dari mengamati

hingga mengorganisasikan hasil penemuannya menjadi suatu konsep

pengetahuan.

2. Variabel terikat adalah hasil belajar fisika peserta yaitu skor total yang

diperoleh peserta didik secara keseluruhan pada materi pelajaran fisika

setelah proses pembelajaran melalui tes hasil belajar fisika, dengan


18

mencakup mengetahui (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis

(C4)

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap yakni: tahap persiapan,

tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

1. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

persiapan sebagai berikut:

a) Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru bidang studi fisika SMA

Negeri 10 Maros untuk meminta izin melaksanakan penelitian.

b) Melakukan observasi di SMA Negeri 10 Maros

c) Menentukan materi yang akan dijadikan sebagai materi penelitian.

d) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

e) Menyusun instrumen penelitian dalam bentuk pilihan ganda untuk tes

awal sebelum diterapkannya model pembelajaran discovery learning.

2. Tahap pelaksanaan

a) Memilih satu kelas diantara kelas yang ada dengan menggunakan teknik

simple random sampling sebagai sampel penelitian

b) Memberikan pre-test kepada peserta didik sebelum diberikan perlakuan

c) Kelas yang dijadikan sampel penelitian diberikan perlakuan yaitu

penerapan model pembelajaran discovery learning


19

d) Memberikan post-test kepada peserta didik setelah penerapan model

pembelajaran discovery learning

3. Tahap akhir

a) Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian

b) Menyusun semua data yang telah dikumpulkan

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data, instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah tes hasil belajar fisika. Tes yang menekankan pada ranah kognitif yang

meliputi yakni: mengetahui (C1), memahami (C2), menerapkan (C3) dan

menganalisis (C4). Bentuk instrumen dalam penelitian ini adalah multiple choice

test (pilihan ganda), yang digunakan untuk mengukur tingkat hasil belajar fisika

pada peserta didik. Jika benar mendapat skor 1 dan jika salah skor 0.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

1. Tahap Pertama

Penyusunan tes berdasarkan kisi-kisi tes sesuai dengan isi materi yang

tertuang dalam konsep dan sub konsep sejumlah 40 item soal.

2. Tahap kedua

Semua item yang disusun kemudian divalidasi. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui kualitas terhadap instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini.
20

Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah validasi oleh 2

orang validator. Validasi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa instrumen

yang akan digunakan sudah mewakili aspek yang akan diukur dalam

penelitian sehingga layak untuk digunakan. Pengujian validasi instrumen

dalam hal ini rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja peserta didik

dan instrumen diuji validitas isi ditentukan dengan menggunakan rumus

validitas isi Gregory yang berupa koefisien validitas dihitung dengan

menggunakan rumus:

Validitas isi =

Dengan bantuan tabel tabulasi silang 2×2 seperti dibawah ini

Tabel 3.1 Tabel Tabulasi 2×2

Validator 1
Sangat relevan Sangat relevan
skor 1-2 skor 3-4
Sangat relevan
A B
skor 1-2
Validator 2
Sangat relevan
C D
skor 3-4

Jika r ≥ 0,75, maka instrumen layak untuk digunakan.


dengan:

r = Validitas isi
A = Sel yang menunjukkan n ketidaksetujuan kedua validator
B = Validator I setuju, validator II tidak setuju
C = Validator II setuju, validator I tidak setuju
D = Kedua validator setuju

Retnawati (2016: 97-98)


21

Setelah uji Gregory maka instrumen diuji cobakan pada kelas uji coba

lalu instrumen dianalisis untuk menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

Pengujian validitas setiap item tes dihitung menggunakan persamaan

berikut:

̅̅̅ ̅̅̅

Ananda dan Muhammad Fadhli (2018: 114)

dengan :

= Koefesien korelasi biserial antara skor butir soal nomor


i dengan skor total
̅ = Rerata skor total responden yang menjawab benar pada
butir soal i
̅̅̅ = Rerata skor total seluruh responden
St = Standar deviasi dari skor total
= Proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i
= Proporsi peserta didik yang menjawab salah (1 –pi)

Valid tidaknya item ke-i ditunjukkan dengan membandingkan

nilai dengan nilai pada taraf signifikan  = 0,05 dengan

kriteria sebagai berikut:

- Jika nilai item dinyatakan valid

- Jika nilai item dinyatakan invalid

Item yang memenuhi kriteria dan mempunyai validitas tes yang

tinggi selanjutnya digunakan untuk tes hasil belajar fisika pada kelas

eksperimen.
22

3. Tahap ketiga

Jumlah item yang valid selanjutnya dilakukan perhitungan

reliabilitas tes dengan menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-

20) sebagai berikut:


( )( )

dengan:

ri = Reliabilitas instrumen
k = Jumlah item dalam instrumen
Vt = Varians total
pi = Proporsi banyaknya subjek yang mendapat skor 1
qi = 1-pi
Sugiyono ( 2017: 186)

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas

Reliabilitas (ri) Kriteria


˃ 0,80 Sangat Tinggi
0,70 ˂ ri ≤ 0,80 Tinggi
0,40 ˂ ri ≤ 0,70 Sedang
0,20 ˂ ri ≤ 0,40 Rendah
≤ 0,20 Sangat Rendah

Riduwan (2018: 41)

F. Analisis Uji Coba Instrumen

Analisis instrumen digunakan utuk mengetahui kualitas instrumen dalam

penelitian. Uji coba instrumen untuk mengetahui instrumen yang akan digunakan

telah memenuhi syarat dan layak digunakan sebagai pengumpulan data. Sebelum
23

instrumen diuji coba maka terlebih dahulu divalidasi oleh dua validator yang

dianalisis dengan uji Gregory dan diperoleh bahwa instrumen layak digunakan.

Instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel.

Dari hasil uji coba tersebut maka dapat diketahui validitas, reliabilitas. Hasil uji

coba instrumen dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Instrumen

Validitas Reliabilitas
Soal Valid Soal Drop Nilai Kriteria
26 14 0,89 Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 3.3 terlihat bahwa dari 40 soal tes uji coba terdapat 26

item soal yang valid dan 14 item soal drop. Berdasarkan hasil tersebut, dengan

demikian dari 40 soal uji coba hanya 26 soal yang dijadikan sebagai instrumen

dalam penelitian. Untuk lebih rinci dapat dilihat di lampiran c halaman 128 –

139.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian ini maka

peneliti menggunakan tes hasil belajar fisika.

Tes hasil belajar ini adalah soal-soal pilihan ganda yang berjumlah 26

butir soal valid dari 40 soal dengan 5 pilihan jawaban yaitu A, B, C, D dan E.

Soal hasil belajar fisika ini disesuaikan dengan indikator yang digunakan untuk

mengetahui hasil belajar peserta didik dalam ranah kognitif. Tes ini diberikan
24

sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran discovery learning pada

peserta didik kelas X MIPA 2 SMA Negeri 10 Maros sebagai sampel penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial.

1. Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau

memberi gambaran umum data yang diperoleh yaitu hasil belajar peserta

didik terhadap pembelajaran fisika dengan menggunakan metode

eksperimen. Teknik analisis deskriptif yang digunakan adalah penyajian

data berupa mean (rata-rata) dan standar deviasi.

a. Menentukan skor rata-rata peserta didik dengan menggunakan rumus:


( ̅) =
dengan:

̅ = Skor rata-rata
= Jumlah skor total peserta didik
= Jumlah respon
Sudjana (2017: 109)
b. Persamaan mencari standar deviasi

∑ ̅
S=√

Winarni (2018: 110)


25

Tabel 3.4 Kategori Hasil Belajar Peserta Didik

Interval Nilai Keterangan


0 - 20 Sangat Rendah
21 - 40 Rendah
41 - 60 Sedang
61 - 80 Tinggi
81 - 100 Sangat Tinggi
Riduwan (2018: 41)

Pengkategorian menggunakan skala lima berdasarkan skor ideal yakni

sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi.

Tabel 3.5 Kategori Skor Hasil Belajar Peserta Didik

Interval Skor Keterangan


0 - 4 Sangat Rendah
5 - 9 Rendah
10 - 14 Sedamg
15 - 19 Tinggi
20 - 24 Sangat Tinggi

2. Analisis Inferensial

Untuk melihat perbedaan sebelum dan setelah digunakan model

pembelajaran maka digunakan analisis sebagai berikut:

a. Pengujian Normalitas

Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya dilakukan

dengan tahapan uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh dari responden berdistribusi

normal atau tidak setelah menerapkan model pembelajaran discovery


26

learning. Uji normalitas yang dilakukan menggunakan chi-kuadrat ( ),

dengan rumus sebagai berikut:

dengan:

hitung = Chi-Kuadrat
= Banyaknya kelas interval
Oi = Frekuensi yang diobservasi
= Frekuensi harapan

Sudjana (2005: 273)

Kriteria untuk pengambilan keputusan adalah X2hitung ≤ X 2


tabel

dengan dk = ( k – 3 ) pada taraf signifikan  = 0,05, maka data

dikatakan berdistribusi normal. Dan sebaliknya jika X2hitung ˃ X 2


tabel,

maka data dikatakan berdistribusi tidak normal.

b. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan apakah terdapat

perbedaan antara data sebelum dan data setelah perlakuan dari satu

kelompok sampel. Bila terjadi perbedaan maka selanjutnya dilakukan

analisis peningkatan (uji N-Gain).

Adapun hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:


27

Ho = Tidak terdapat peningkatan hasil belajar fisika peserta didik

setelah diajar dengan menerapkan model pembelajaran discovery

learning

Ha = Terdapat peningkatan hasil belajar fisika peserta didik setelah

diajar dengan menerapkan model pembelajaran discovery

learning

Hipotesis statistik:

dengan:

= Skor rata-rata populasi tes posttest


= Skor rata-rata populasi tes pretest

Bila sampel berkorelasi / berpasangan, misalnya

membandingkan sebelum dan setelah perlakuan, maka digunakan t-test

sampel related dengan rumus sebagai berikut:

̅̅̅ ̅̅̅

√ ( )( )
√ √

dengan:

̅̅̅ = Skor rata-rata sampel sebelum perlakuan


̅̅̅ = Skor rata-rata sampel setelah perlakuan
= Simpangan baku sebelum perlakuan
= Simpangan baku setelah perlakuan
= Varians sebelum perlakuan
28

= Varians setelah perlakuan


= Jumlah sampel sebelum perlakuan
= Jumlah sampel setelah perlakuan
= Korelasi X1 dan X2

Untuk mencari nilai korelasi digunakan rumus:

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

dengan :

= Skor sampel pretest (sebelum perlakuan)


= Skor sampel posttest (setelah perlakuan)
= Jumlah sampel
= Korelasi X1 dan X2
Sugiyono (2017: 197)

Dengan kriteria pengujiannya yaitu, apabila thitung > ttabel maka Ha

diterima dan Ho ditolak, sebaliknya jika thitung ttabel maka Ha ditolak dan

Ho diterima dengan dk = (n-2) pada taraf signifikan  = 0,05.

c. Uji N-Gain (Uji Kategori Peningkatan)

Uji Gain digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

fisika peserta didik setelah pembelajaran menggunakan model discovery

learning. Adapun rumus Normalized Gain sebagai berikut:

Syamsuddin (2017: 310-311)


29

dengan:

g : Gain
Sposttest : Skor terakhir
Spretest : Skor awal
Smax : Skor ideal dari tes awal dan akhir

Dengan kriteria interpertasi indeks gain yang dikemukakan oleh

Syamsuddin (2017: 310-311), yaitu:

1) Jika g ≥ 0,70, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori

tinggi.

2) Jika 0,70 ≥ g ≥ 0,30, maka N-gain yang dihasilkan termasuk

kategori sedang.

3) Jika g < 0,30, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori

rendah.
30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan data tanpa bermaksud membuat kesimpulan tetapi hanya

menjelaskan kelompok data. Berikut ini disajikan analisis deskriptif hasil

belajar fisika peserta didik yang terlihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik

Skor Statistik
Statistik
Pre-Test Post-Test
Jumlah peserta didik 33 33
Skor ideal 26 26
Skor tertinggi 16 24
Skor terendah 6 9
Skor rata – rata 10,57 16,60
Standar deviasi 3,02 4,42
Jumlah kelas interval 6 6
Rentang data 10 15
Panjang kelas interval 2 3
(Sumber: Data Hasil Pengolahan, 2019)

Secara rinci hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada lampiran D.1

(Halaman 143 - 150). Jika skor pre-test dan post-test hasil belajar fisika

peserta didik pada kelas X MIPA 2 SMA Negeri 10 Maros dikategorikan

kedalam skala lima yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat

30
31

tinggi, dengan adaptasi dari Riduwan, maka akan diperoleh hasil seperti

pada tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategorisasi Hasil

Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X MIPA 2 SMA Negeri

10 Maros pada saat Pre-Test dan Post-Test

Interval Pre-Test Post-Test


No Kategori
Skor Frekuensi % Frekuensi %
1 0 – 4 Sangat Rendah 0 0 0 0
2 5 – 9 Rendah 13 39 3 9
3 10 – 14 Sedang 15 46 9 35
4 15 – 19 Tinggi 5 15 13 41
5 20 – 24 Sangat Tinggi 0 0 8 15
Jumlah 33 100 33 100
(Sumber: Data Hasil Pengolahan, 2019 : 148 - 150)

Dari tabel 4.2 hasil belajar pre-test peserta didik diatas dapat dikatakan

bahwa jumlah yang berada pada kategori rendah 13 orang, sedang 15 orang,

tinggi 5 orang. Sedangkan, post-test peserta didik diatas dapat dikatakan

bahwa jumlah yang berada pada kategoi rendah 3 orang, sedang 9 orang,

tinggi 13 orang, dan sangat tinggi 8 orang dari 33 jumlah peserta didik kelas

X MIPA 2 SMA Negeri 10 Maros. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar 4.1 berikut ini


32

15 15
13 13

Frekuensi
10 9
8
5 pre test
5
3 posttest
0 0 0
0
sangat rendah rendah sedang tinggi sangat tinggi
kategori skor hasil belajar fisika
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi dan Persentase
Kategorisasi Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
Kelas X MIPA 2 SMA Negeri 10 Maros pada saat
Pre-Test Dan Post-Test

2. Hasil Analisis Inferensial

a. Uji normalitas pada pre-test dan post-test

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi

terdistribusi normal atau tidak. Normalitas suatu data penting karena

dengan data yang terdistribusi normal maka data tersebut dianggap

dapat mewakili suatu populasi. Dalam Microsoft Excel 2010, uji

validitas yang serig digunakan adalah metode Chi Square secara rinci

dapat dilihat pada tabel 4.3. Uji normalitas ini dilakukan pada data pre-

test dan post-test meliputi tes hasil belajar fisika peserta didik sebelum

dan setelah diberi perlakuan.


33

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Fisika Peserta

Didik pada Pre-Test dan Post-Test

Variabel X2hitung X2tabel α =0,05 Keterangan


Pretest 4,729 7,815 Normal
Postest 4,854 7,815 Normal
(Sumber: Data Hasil Pengolahan, 2019: 151 – 155)

Dari tabel 4.3 dapat digambarkan hasil perhitungan uji

normalitas pre-test maka diperoleh X2hitung = 4,729 untuk α = 0,05 dan

dk = k – 3 = 6 – 3 = 3, maka diperoleh X2tabel = 7,815. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa X2hitung = 4,729 < X2tabel = 7,815, yang berarti

hasil belajar pre-test fisika peserta didik SMA Negeri 10 Maros untuk

pre-test berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Sedangkan hasil perhitungan uji normalitas post-test maka

diperoleh X2hitung = 4,854 untuk α = 0,05 dan dk = k – 3 = 6 – 3 = 3,

maka diperoleh X2tabel = 7,815. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa X2hitung = 4,854 < X2tabel = 7,815, yang berarti hasil belajar post-

test fisika peserta didik kelas X MIPA 2 SMA Negeri 10 Maros untuk

post-test berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Hipotesis

Digunakan dalam penelitian analisis data teknik eksperimen

kuantitaif diuji dengan menggunakan statistik uji t. Uji-t adalah jenis

pengujian statistika untuk mengetahui perbedaan atau pengaruh dari

hasil yang diperkirakan dengan hasil perhitungan statistika. Hasil


34

perhitungan skor rata-rata dari hasil pre-test dan post-test berdasarkan

tabel 4.1, terlihat skor rata – rata pre-test 10,57 dan standar deviasi 3,02

dengan jumlah peserta didik sebanyak 33 orang. Sedangkan, skor rata –

rata post-test 16,60 dan standar deviasi 4,42 dengan jumlah peserta didik

sebanyak 33 orang.

Uji t dalam penelitian ini menggunakan uji t sampel berkorelasi

(berpasangan) disebut sampel related t test. Uji t berpasangan umumnya

menguji perbedaan antara dua pengematan. Uji seperti ini dilakukan

pada subjek yang diuji untuk situasi setelah proses atau subjek yang

berpasangan ataupun serupa (sejenis).

Dengan menggunakan analisis uji-t skor hasil belajar fisika peserta didik

maka dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis Skor Hasil Belajar Fisika Peserta

Didik pada Pre-Test dan Post-Test

Pot-test Pre-test thitung ttabel


= 33 = 33
̅ t = 16,60 ̅ 2 = 10,57
0,05 6,5904 1,696
S1 = 4,42 S2 = 3,02
r = 0,0386 r = 0,0386
(Sumber: Data Hasil Pengolahan, 2019)

Secara rinci hasil analisis inferensial dapat dilihat pada lampiran

D.2 (halaman 151 - 154). Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diperoleh thitung

= 6,5904 sedangkan untuk nilai ttabel untuk taraf signifikan α = 0,05 dan

dk = (n-2) = 33 – 2 = 31 adalah sebesar 1,696.


35

Hasil yang diperoleh menunjukkan –ttabel ttabel = -1,696

ini menunjukkan bahwa thitung ttabel maka Ha

diterima dan H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar fisika peserta didik setelah diajar dengan menerapkan model

pembelajaran Discovery Learning lebih tinggi dibanding sebelum diajar

dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Dengan

demikian diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar fisika

peserta didik kelas X MIPA 2 SMA Negeri 10 Maros setelah diajar

dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning.

Selanjutnya dilakukan analisis peningkatan (uji N-Gain).

c. Uji N-gain

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan yang

terjadi sebelum dan setelah diberikan perlakuan, serta untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar fisika peserta didik berada pada kategori

rendah, sedang atau tinggi. Berikut adalah hasil analisis dari data yang

telah diperoleh.

Tabel 4.5 Kategori Uji N-Gain Skor Hasil Belajar Fisika Peserta

Didik Setelah Perlakuan

Criteria Indek Gain N-Gain Ternormalisasi (G)


Tinggi g > 0,70
Sedang 0,70 ≥ g ≥ 0,30 0,39
Rendah g <0,30
(Sumber: Data Hasil Pengolahan, 2019)
36

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat digambarkan hasil perhitungan

uji N-Gain rata-rata yang diperoleh adalah 0,39, maka peningkatan hasil

belajar fisika peserta didik yang terjadi setelah menerapkan model

pembelajaran Discovery Learning pada kelas X MIPA 2 SMA Negeri

10 Maros termasuk kategori sedang. Secara rinci dapat dilihat pada

lampiran D.3. (Halaman 162 - 163).

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hasil belajar fisika

peserta didik dapat diperoleh dengan melakukan pre-test dan post-test, dari hasil

pre-test dan post-test kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis

deskriptif dan analisis inferensial untuk mengetahui hasil belajar fisika peserta

didik sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran Discovery Learning

pada peserta didik kelas X MIPA 2 SMA Negeri 10 Maros.

Dari hasil analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata peserta didik sebelum

diterapkan model pembelajaran Discovery Learning lebih rendah dibandingkan

skor rata-rata peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran Discovery

Learning. Untuk kategori skor hasil belajar fisika peserta didik dari analisis

deskriptif yang diperoleh diketahui bahwa hasil belajar fisika peserta didik

sebelum diterapkan model pembelajaran Discovery Learning berada pada

kategori sedang dan hasil belajar fisika peserta didik setelah diterapkan model

pembelajaran Discovery Learning berada pada kategori tinggi.


37

Berdasarkan hasil analsis inferensial dalam hal ini uji t yang telah

dilakukan diketahui bahwa hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung > ttabel

maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dari uji t yang telah dilakukan terlihat

bahwa hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIPA 2 SMA Negeri 10 Maros

meningkat setelah diajar dengan menerapkan model pembelajaran Discovery

Learning. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar fisika

peserta didik maka dilakukan uji N-Gain. Dari hasil analisis N-Gain diperoleh

peningkatan hasil belajar fsika peserta didik sebesar 0,39 dan masuk dalam

kategori sedang.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar fisika peserta

didik. Peningkatan hasil belajar fisika peserta didik disebabkan karena model

pembelajaran Discovery Learning dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

peserta didik dengan sesamanya agar bekerjasama dalam menyelesaikan masalah

yang diperolehnya secara terstruktur mulai dari stimulasi, menyatakan masalah,

mengumpulkan data, memproses data, memverifikasi kembali jawaban yang

telah disusun atau diselesaikan dan kemudian menarik kesimpulan dari hasil

jawaban yang telah diperoleh. Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang

telah dilakukan oleh (Firi dan Derlina, 2015: 91) yang menyatakan bahwa

pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning dapat membantu

peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan mengembangkan


38

kemampuan dalam memecahkan masalah fisika peserta didik dalam hal ini juga

berdampak pada peningkatan hasil belajar fisika peserta didik.


39

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIPA 2 SMA Negeri 10 Maros

sebelum diajar dengan menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning yang ditunjukkan dengan skor rata-rata yang diperoleh sebesar

10,57 dan standar deviasi sebesar 3,02.

2. Hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIPA 2 SMA Negeri 10 Maros

setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning

yang ditunjukkan dengan skor rata-rata yang diperoleh sebesar 16,60 dan

standar deviasi sebesar 4,42.

3. Terdapat peningkatan hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIPA 2 SMA

Negeri 10 Maros setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning dengan nilai N-Gain sebesar 0,39 pada kriteria sedang.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran - saran yang

dapat direkomendasikan baik untuk pendidikan maupun peneliti selanjutnya,

yaitu:

39
40

1. Bagi pendidik, diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning dalam proses pembelajarannya sebagai salah satu

alternatif dalam mata pelajaran fisika untuk mencapai hasil belajar fisika.

2. Bagi sekolah, diharapkan mampu menerapkan berbagai model pembelajaran

yang dapat meningkatkan partisipasi aktif peserta didik dalam memperoleh

pengetahuan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan penelitian dengan judul

yang sama diharapkan agar penelitian yang dilakukan lebih disempurnakan

lagi.
41

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusydi & Muhammad Fadhli. 2018. Statistik Pendidikan (Teori dan praktik
dalam pendidikan). Medan: CV. Widya Puspita
Fitri, Mariza & Derlina. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor. Jurnal
Inpafi, Vol.3, No. 2
Hanief, YulinggoNanda & Wasis Himawanto. 2017. Statistik Pensdidikan Sleman:
Deepublish
Karwono & Heni Mularsih. 2017. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan
Sumber Belajar. Depok: PT. Rajagrafindo Persada

Muhammad, Nurdin. 2016. Pengaruh Metode Discovery Learning untuk


Meningkatkan Representasi Matematis dan Percaya Diri Siswa. Jurnal
Pendidikan Universitas Garut, Vol. 09, No. 01
Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Putri, Rizka Hartami, Albertus DjokoLesmono, Pramudya Dwi Aristya. 2017.


Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil
Belajar Fisika Siswa MAN Bondowoso. Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 6,
No. 2

Rambega, Ulfa Laela. 2017. Hubungan Antara Kemampuan Penalaran Formal dan
Motivasi Belajar Fisika Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 19
Bulukumba Kabupaten Bulukumba. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 4, No. 3

Retnawati, H. 2016. Validitas Reliabilitas dan Karakter Butir. Yogyakarta: Nuha


Medika
Riduwan. 2018. Dasar-dasar Statistik. Bandung: Alfabeta

Rusman. 2016. Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.


Jakarta: Rajawali Pers

Sap’ari, Suprapta, Rafiqah. 2015. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode
Pembelajaran Discovery. Jurnal Pendidikan Fisika, vol. 4, No. 2

Setiani, Ani & Donni Juni Priansa. 2015. Manajemen Peserta Didik dan Model
Pembelajaran: Cerdas, Kreatif, dan Inovatif. Bandung: Alfabeta

41
42

Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nana. 2017. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group

Syamsuddin. 2017. Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media


Visual Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1
Campalagian. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 5, No. 3

Widiasworo, Erwin. 2018. Strategi Pembelajaran Edutainment Berbasis Karakter.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Winarni, Endang Widi. 2018. Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai