Anda di halaman 1dari 158

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING

TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA


PESERTA DIDIK KELAS XI IPA MAN MANGGARAI BARAT

SKRIPSI

Oleh
Irma Sari Defi
NIM 10539 1368 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2020

i
PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
PESERTA DIDIK KELAS XI IPA MAN MANGGARAI BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Irma Sari Defi

NIM 10539 1368 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2020

i
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Selagi ada usaha,

Sesulit apapun pasti bisa

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku, sahabatku,

atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

vi
ABSTRAK

Irma Sari Defi. 2019. Penerapan Model Discovery Learning terhadap Hasil
Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA MAN Manggarai Barat. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I: H. Abd. Samad dan Pembimbing II:
Yusri Handayani.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu rendahnya hasil belajar fisika
peserta didik kelas XI IPA MAN Manggarai Barat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui (1) Besarnya hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA MAN
Manggarai Barat sebelum diajar melalui model discovery learning, (2) Besarnya
hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA MAN Manggarai Barat setelah
diajar melalui model discovery learning, dan (3) Peningkatan hasil belajar fisika
peserta didik kelas XI IPA MAN Manggarai Barat setelah diajar melalui model
discovery learning.
Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental (Pra-Eksperimen)
dengan menggunakan one group pretest posttest design dengan melibatkan
variabel bebas yaitu model discovery learning dan variabel terikat yaitu hasil
belajar fisika peserta didik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta
didik kelas XI IPA MAN Manggarai Barat yang terdiri dari 2 kelas dengan sampel
yaitu kelas XI IPA 2 sebanyak 25 orang.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar fisika
peserta didik kelas XI IPA 2 sebelum diajar melalui model discovery learning
sebesar 11,80 dengan standar deviasinya sebesar 2,87 dan setelah diajar melalui
model discovery learning sebesar 17,60 dengan standar deviasinya sebesar 2,84.
Adapun besar peningkatan hasil belajar fisika kelas XI IPA 2 setelah diajar
melalui model discovery learning dilihat dari nilai rata-rata N-Gain
Ternormalisasi sebesar 0,57 berada dalam kriteria sedang.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Model
Discovery Learning dapat Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas
XI IPA MAN Manggarai Barat.
Adapun kesulitan pada saat penelitian yaitu waktu yang digunakan sangat
terbatas sedangkan dalam penerapan model discovery learning ini memerlukan
waktu yang banyak. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya materi yang akan
disampaikan jangan terlalu banyak sehingga waktu yang digunakan bisa diatur
dengan baik.

Kata kunci: discovery learning, hasil belajar

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala bentuk pujian hanya milik Allah SWT yang telah

memberikan nikmat, rahmat dan taufik-Nya disetiap perjalanan hidup dalam

menempuh pendidikan. Salawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi

Muhammad Saw, Nabi yang menggulung tikar-tikar kejahiliaan dan

membentangkan permadani-permadani keislaman. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana S1 dengan judul

“Penerapan Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta

Didik Kelas XI IPA MAN Manggarai Barat” pada Prodi Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Begitu banyak pengalaman yang menjadi sebuah pelajaran bagi penulis

dalam mengerjakan skripsi ini. Tidak sedikit kendala dan hambatan yang penulis

hadapi, namun berkat ketabahan, kesabaran, dan keikhlasan serta kerja keras

disertai bantuan dan doa dari berbagai pihak yang memberikan dukungan baik

moril maupun material sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

Secara khusus hendak penulis sampaikan terima kasih yang tak terhingga

kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Abdurahman dan Ibunda Sardewi yang

sangat berjasa dan senantiasa membesarkan, merawat memberikan pendidikan

sampai pada jenjang saat ini, mendoakan, memberikan semangat dan motivasi

serta bantuan baik moril maupun materil. Demikian pula, penulis mengucapkan

terima kasih kepada Bapak Drs. H. Abd Samad, M.Si. selaku dosen pembimbing I

dan Ibu Yusri Handayani, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II, yang telah

viii
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal

hingga selesainya skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada;

Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. selaku Dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd. selaku

Ketua Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar serta seluruh dosen dan para staf pegawai

dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian

ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

Bapak Drs. H. Sahamad H Yusuf. selaku Kepala Sekolah, guru, staf MAN

Manggarai Barat, dan Ibu St Aminah, S.Pd. selaku guru bidang studi fisika MAN

Manggarai Barat yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan

penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada saudara, sahabat, serta

teman-teman seperjuangan yang berjasa baik secara langsung maupun tidak

langsung, membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.

Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri

pribadi penulis. Amin.

Makassar, Februari 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ........................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi

ABSTRAK.............................................................................................................vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI............................................................................................................x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 6


A. Kajian Pustaka ............................................................................ 6
1. Model Pembelajaran .............................................................6
2. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) .......6
3. Hasil Belajar .......................................................................10
4. Hasil Belajar Fisika.............................................................16
B. Kerangka Pikir .......................................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 19


A. Rancangan Penelitian................................................................ 19
1. Jenis Penelitian ...................................................................19
2. Lokasi Penelitian ................................................................19
B. Variabel dan Desain Penelitian ................................................. 19
1. Variabel Penelitian..............................................................19
2. Desain Penelitian ................................................................19

x
C. Populasi dan Sampel ................................................................. 20
1. Populasi Penelitian..............................................................20
2. Sampel Penelitian ...............................................................20
D. Definisi Operasional Variabel .................................................. 20
1. Model Discovery Learning .................................................20
2. Hasil Belajar Fisika Peserta Didik ......................................21
E. Instrumen Penelitian ................................................................. 21
1. Validitas ..............................................................................21
2. Reliabilitas ..........................................................................22
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 23
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 25
1. Analisis Deskriptif ..............................................................25
2. Uji N-Gain ..........................................................................26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 27


A. Hasil Penelitian ......................................................................... 27
B. Pembahasan .............................................................................. 33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 36


A. Simpulan ................................................................................... 36
B. Saran ......................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian..................................................................................20

Tabel 3.2 Koefisien Reliabilitas...........................................................................23

Tabel 3.3 Kriteria Gain........................................................................................26

Tabel 4.1 Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Sebelum Diajar dengan
Model Discovery Learning pada Kelas XI IPA 2
MAN Manggarai Barat........................................................................27

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat pada
Pretest..................................................................................................28

Tabel 4.3 Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Setelah Diajar dengan
Model Discovery Learning pada Kelas XI IPA 2
MAN Manggarai Barat........................................................................30

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat pada
Posttest................................................................................................31

Tabel 4.5 Distribusi dan Persentase Perolehan Gain Ternormalisasi


Peserta Didik.......................................................................................33

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir .................................................................... 18

Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Kumulatif dan Persentase Skor Hasil


Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN
Manggarai Barat pada Pretest ....................................................... 29

Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Kumulatif dan Persentasi Skor Hasil


Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN
Manggarai Barat pada Posttest.......................................................32

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( ) ........................................................ 41

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( ) ........................................................ 47

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( ) ........................................................ 54

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( ) ........................................................ 61

Buku Ajar.............. ................................................................................................ 68

Lembar Kerja Peserta Didik ( ) .................................................................. 90

Lembar Kerja Peserta Didik ( ) .................................................................. 93

Lembar Kerja Peserta Didik ( ) .................................................................. 96

Lembar Kerja Peserta Didik ( ) .................................................................. 99

Instrumen Tes.... .................................................................................................. 102

Tabel r..................................................................................................................112

Validasi Instrumen .............................................................................................. 113

Reliabilitas Instrumen ......................................................................................... 123

Instrumen Tes Setelah divalidasi ........................................................................ 131

Analisis Deskriptif .............................................................................................. 135

Uji N-Gain........... ................................................................................................ 141

Dokumentasi........................................................................................................143

Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Validator .................................. 145

xiv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara, karena pendidikan

memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup dan masa

depan seseorang. Hal tersebut diatur dalam UUD 1945 pasal 31 bahwa setiap

warga negara berhak memperoleh pendidikan dan wajib mengikuti

pendidikan dasar dan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu

sistem pendidikan nasional.

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut maka di sekolah-sekolah

diadakan suatu pembelajaran pada berbagai bidang studi, salah satunya

adalah bidang studi fisika.

Fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang

banyak digunakan sebagai dasar bagi ilmu-ilmu lain. Fisika mempelajari

materi, energi, dan fenomena atau kejadian alam, baik yang bersifat

makroskopis maupun mikroskopis yang melibatkan proses atau sikap ilmiah.

Ketika belajar fisika peserta didik akan dikenalkan tentang produk fisika

berupa materi, konsep, asas, teori, prinsip dan hukum-hukum fisika. Peserta

didik juga akan diajarkan untuk bereksperimen di dalam laboratorium atau di

luar laboratorium sebagai proses ilmiah untuk memahami berbagai pokok

1
2

bahasan fisika. Dalam proses pembelajaran fisika, peserta didik tidak hanya

membaca, mendengarkan dan mengerjakan apa yang diberikan oleh guru,

melainkan peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk membuktikan

kebenaran dari teori yang ada dan diberi kesempatan untuk menemukan

sesuatu yang baru dengan cara berdiskusi, melakukan penyelidikan

(eksperimen), dan bekerja sama. Namun demikian, fisika merupakan bidang

studi yang tidak menjadi favorit bagi peserta didik karena kebanyakan peserta

didik menganggap fisika itu sulit. Oleh sebab itu, pada pembelajaran fisika di

sekolah banyak menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari hasil belajar fisika

peserta didik lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar mata pelajaran

lainnya.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di MAN Manggarai

Barat, melalui wawancara dan melihat dari hasil ujian akhir semester (UAS)

peserta didik pada tahun ajaran 2018/2019 masih banyak peserta didik di

bawah KKM yaitu 70 secara individual. Dari 48 jumlah peserta didik hanya

19 orang atau sebanyak 39,58% peserta didik yang berada di atas KKM dan

29 orang atau sebanyak 60,42% peserta didik masih memperoleh nilai di

bawah KKM sedangkan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik sebesar

62,08. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar fisika

peserta didik masih rendah.

Salah satu model yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

melalui penalaran, menemukan sesuatu untuk dirinya yaitu dengan

menerapkan model discovery learning (pembelajaran penemuan). Hal ini

sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Rizka Hartami Putri, dkk
3

2017) dengan judul “Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Motivasi

Belajar dan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik MAN Bondowoso” yang

menyimpulkan bahwa model discovery learning berpengaruh signifikan

terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika di MAN Bondowoso.

Di mana nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 75,63

sedangkan nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 54,22.

Model discovery learning dikembangkan oleh Jerome Bruner,

merupakan sebuah model pengajaran yang dirancang dengan tujuan untuk

membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir dan

mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari, kebutuhan akan keterlibatan aktif peserta didik dalam proses

belajar dan keyakinan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui penemuan

pribadi. Model ini mengacu kepada teori belajar yang didefinisikan sebagai

proses pembelajaran yang terjadi bila peserta didik tidak disajikan dengan

pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan peserta didik

mengorganisasi sendiri.

Model discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya

konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Masalah yang

diberikan kepada peserta didik adalah masalah yang direkayasa oleh guru.

Dalam mengaplikasikan model discovery learning guru berperan sebagai

pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

belajar secara aktif, guru dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan

belajar peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran.


4

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud untuk melakukan

penelitian dengan judul “Penerapan Model Discovery Learning terhadap

Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA MAN Manggarai

Barat”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA MAN

Manggarai Barat sebelum diajar melalui model discovery learning?

2. Seberapa besar hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA MAN

Manggarai Barat setelah diajar melalui model discovery learning?

3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI

IPA MAN Manggarai Barat setelah diajar melalui model discovery

learning?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai

pada penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan besarnya hasil belajar fisika peserta didik kelas

XI IPA MAN Manggarai Barat sebelum diajar melalui model discovery

learning.

2. Untuk mendeskripsikan besarnya hasil belajar fisika peserta didik kelas

XI IPA MAN Manggarai Barat setelah diajar melalui model discovery

learning.
5

3. Untuk mendeskripsikan besarnya peningkatan hasil belajar fisika peserta

didik kelas XI IPA MAN Manggarai Barat setelah diajar melalui model

discovery learning.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peserta didik

Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar fisika, tidak menganggap

fisika sulit dan termotivasi untuk belajar fisika.

2. Bagi guru

Diharapkan dengan menggunakan model discovery learning guru dapat

menyelesaikan permasalahan di kelas terutama dapat meningkatkan hasil

belajar fisika peserta didik.

3. Bagi sekolah

Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan mutu dan kualitas

pembelajaran di sekolah.

4. Bagi peneliti

Diharapkan melakukan pengalaman langsung dengan menggunakan

model discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta

didik.
6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Model Pembelajaran

Model merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Model dapat dipahami juga

sebagai gambaran tentang keadaan sesungguhnya. Berangkat dari

pemahaman tersebut, maka model pembelajaran dapat dipahami sebagai

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dan terencana

dalam mengorganisasikan proses pembelajaran peserta didik sehingga tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif.

Model pembelajaran juga dapat dipahami sebagai blueprint guru dalam

mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran. Model pembelajaran

berfungsi sebagai pedoman bagi perancang kurikulum maupun guru dalam

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran di kelas, oleh Setiani

dan Donni Juni Priansa (2015: 150).

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah suatu pedoman dalam pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Setiani dan Donni Juni Priansa (2015: 214) menyatakan bahwa


pembelajaran penemuan adalah metode mengajar yang mengatur
pengajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh
pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui
pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.

6
7

Menurut Rahmiati, dkk. (2017: 268-269) Discovery learning

merupakan suatu proses belajar yang mana konsep pembelajaran itu tidak

langsung disajikan, tetapi peserta didik diminta untuk mendapatkan

sendiri konsepnya sehingga peserta didik dapat menemukan konsep/

informasi baru.

Sedangkan, menurut Widiasworo (2018: 146) Discovery learning


merupakan model pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk
menemukan sendiri konsep pengetahuannya. Dalam proses menemukan,
peserta didik dibimbing untuk melakukan serangkaian tahap
pembelajaran mulai dari mengamati hingga mengorganisasikan hasil
penemuannya menjadi suatu konsep pengetahuan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa model

discovery learning adalah proses pembelajaran yang terjadi apabila guru

tidak secara langsung menyajikan bahan atau materi pembelajaran, tetapi

peserta didik didorong dapat menemukan sendiri sesuatu yang belum

diketahuinya.

b. Tahapan-Tahapan Pembelajaran Penemuan (Discovery

Learning)

Dalam implementasi pembelajaran penemuan terdapat tahapan atau

prosedur yang harus dilakukan sebagai berikut:

1) Stimulation (Stimulasi/ Pemberian Rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini peserta didik dihadapkan pada

sesuatu yang menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan dan

tidak memberi generalisasi agar timbul keinginan untuk menyelidiki

sendiri. Guru dalam tahap ini bertanya dengan menyajikan masalah

atau meminta peserta didik agar membaca dan mendengarkan uraian

yang memuat permasalahan. Perangsangan pada tahap ini berfungsi


8

dalam menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat

mengembangkan dan membantu peserta didik untuk mengeksplorasi

materi pelajaran.

2) Problem Statement (Pernyataan Masalah)

Setelah dilakukan stimulasi langkah berikutnya dimana guru

memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi

sebanyak-banyaknya agenda masalah yang relevan dengan materi

pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam

bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pernyataan masalah).

3) Data Collection (Pengumpulan Data)

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak

mungkin yang relevan dengan bahan pelajaran untuk membuktikan

benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini, peserta didik berfungsi

untuk menjawab terhadap pertanyaan-pertanyaan dan membuktikan

kebenaran hipotesis, dengan demikian peserta didik diberi

kesempatan untuk mengumpulkan (collection) dari berbagai

informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek,

wawancara dengan nara sumber, serta melakukan uji coba.

4) Data Processing (Pemrosesan Data)

Pemrosesan data merupakan kegiatan mengolah data dan

informasi yang telah diperoleh peserta didik, baik melalui

wawancara, observasi, maupun cara-cara yang mungkin. Pemrosesan

data disebut juga dengan proses kodifikasi/ kategorisasi yang


9

berfungsi untuk pembentukan konsep dan generalisasi. Dari

generalisasi tersebut peserta didik akan mendapatkan pengetahuan

baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat

pembuktian secara logis dan terpercaya.

5) Verification (Verifikasi)

Verifikasi bertujuan agar proses belajar mampu berjalan dengan

baik/ lancar dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau

pemahaman melalui contoh-contoh yang mereka jumpai dalam

kehidupannya sehari-hari.

6) Generalization (Generalisasi/ Menarik Kesimpulan)

Tahap generalisasi atau menarik simpulan merupakan proses

menarik, sebab dengan sebuah simpulan dapat dijadikan prinsip

umum dan berlaku untuk menemukan kejadian atau masalah yang

sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Tahap ini juga identif

dengan dirumuskannya kata-kata prinsip-prinsip yang mendasari

generalisasi.

c. Kelebihan Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Adapun kelebihan-kelebihan pembelajaran penemuan (discovery

learning) menurut Setiani dan Donni Juni Priansa (2015: 224) adalah

sebagai berikut:

1) Mampu meningkatkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan

masalah (problem solving)

2) Mampu meningkatkan motivasi


10

3) Mendorong keterlibatan keaktifan peserta didik

4) Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebab ia

berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil

akhir

5) Menimbulkan rasa puas bagi peserta didik. Kepuasan batin ini

mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat

belajarnya meningkat

6) Peserta didik dapat mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks

7) Melatih peserta didik belajar mandiri.

d. Kekurangan Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Adapun kekurangan-kekurangan pembelajaran penemuan (discovery

learning) menurut Setiani dan Donni Juni Priansa (2015: 224) adalah

sebagai berikut:

1) Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalahpahaman

antara guru dengan peserta didik

2) Menyita waktu banyak.

3) Menyita pekerjaan guru

4) Tidak semua peserta didik mampu melakukan penemuan

5) Tidak berlaku untuk semua topik.

3. Hasil Belajar

Menurut Susanto (2016: 5), Hasil belajar dapat diartikan sebagai

tingkat keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi-materi

pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari

hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.


11

Sedangkan, menurut Nurdin (2017: 196), Hasil belajar merupakan

kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik akibat dari kegiatan

belajar mengajar yang berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif

dan psikomotor.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan dan nilai akhir yang diperoleh peserta didik setelah

melalui kegiatan belajar.

Sudjana (2017: 22-28) menyatakan bahwa dalam sistem pendidikan


nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun
tujuan intruksional, menggunakan klsifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga
ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

Ranah pengetahuan yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan

atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua

aspek pertama disebut pengetahuan tingkat rendah dan keempat aspek

berikutnya termasuk pengetahuan tingkat tinggi.

Ranah sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban

atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

Ranah keterampilan terdiri dari enam aspek, yakni gerakan refleks,

keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau

ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan

interpretati.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara

ketiga ranah itu, ranah pengetahuan yang paling banyak dinilai oleh para

guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para peserta didik

dalam menguasai isi bahan pengajaran.


12

a. Ranah kognitif

1) Tipe hasil belajar: Pengetahuan

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata

knowledge dalam taksonomi Bloom. Namun, maknanya tidak

sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula

pengetahuan faktual disamping pengetahuan hafalan atau untuk

diingat .

2) Tipe hasil belajar: Pemahaman

Tipe belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah

pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya

sendiri sesuai yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain

dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan

pada kasus lain.

Selanjutnya dalam taksonomi Bloom dikatakan bahwa,

kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada

pengetahuan. Oleh sebab itu, tidaklah berarti bahwa pengetahuan

tidak perlu ditanyakan sebab untuk apa dipahami perlu terlebih

dahulu mengetahui dengan benar.

3) Tipe hasil belajar: Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau

situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori atau

petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut

aplikasi.
13

Dengan mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama

akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. Suatu

situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila tetap terjadi proses

pemecahan masalah. Kecuali itu, ada satu unsur lagi yang perlu

masuk, yaitu abstraksi tersebut perlu berupa prinsip atau

generalisasi, yakni sesuatu yang umum sifatnya untuk diterapkan

pada situasi khusus.

4) Tipe hasil belajar: Analisis

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-

unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya.

Analisis merupakan kecakapan yang kompleks yang memanfaatkan

kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya.

Oleh sebab itu, dengan analisis diharapkan seseorang memiliki

pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan keadaan

menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal

memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya,

dan dengan memahami sistematikanya.

5) Tipe hasil belajar: Sintesis

Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir

divergen pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan.

Mensistematiskan unit-unit tersebar tidak sama dengan

mengumpulkannya ke dalam satu kelompok besar.


14

6) Tipe hasil belajar: Evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang

mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan,

metode, material, dll. Dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu

adanya suatu kriteria atau standar tertentu.

b. Ranah sikap

Ada beberapa jenis kategori ranah sikap sebagai hasil belajar.

Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai

tingkat yang kompleks.

1) Reciving/ attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada peserta

didik dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.

2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh

seseorang terdapat stimulasi yang datang dari luar. Hal ini

mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam

menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

3) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk

di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau

pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap

nilai tersebut.

4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem

organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,

pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang


15

termasuk ke dalamnya adalah konsep tentang nilai, organisasi

sistem nilai dan lain-lain.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan

semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang

mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke

dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.

c. Ranah keterampilan

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkat

keterampilan, yakni:

1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)

2) Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar

3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan

visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan,

dan ketepatan

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana

sampai pada keterampilan yang kompleks

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi.

Dari penjelasan diatas, maka indikator hasil belajar yang digunakan

pada penelitian ini yaitu pada ranah kognitif (pengetahuan),

(pemahaman), (aplikasi), dan (analisis).


16

4. Hasil Belajar Fisika

Menurut Nurdin (2017:197), Hasil belajar fisika merupakan kemampuan-

kemampuan yang dimiliki peserta didik akibat dari kegiatan belajar mengajar

yang berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor setelah

kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran fisika.

Sedangkan, menurut Idaramatasia (2017: 94), Hasil belajar fisika adalah

hasil penilaian guru terhadap peserta didik untuk mengetahui seberapa jauh

penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran fisika yang telah

diberikan.

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika

adalah skor hasil belajar yang diperoleh peserta didik setelah kegiatan belajar

mengajar dalam pembelajaran fisika.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan observasi ditemukan bahwa pembelajaran fisika kurang

berhasil dilihat dari rendahnya hasil belajar fisika peserta didik. Hal tersebut

dikarenakan beberapa hal yaitu peserta didik kurang aktif dalam

pembelajaran, model yang digunakan guru kurang tepat dan belum ada

laboratorium yang memadai di sekolah serta alat-alat praktikum masih

terbatas.

Keberhasilan dalam suatu pembelajaran ditentukan dengan model

pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satunya

yaitu model discovery learning (penemuan). Model discovery learning

(penemuan) dapat membantu peserta didik menemukan konsep baru. Model

discovery learning (penemuan) diawali dengan guru memberikan suatu


17

permasalahan yang belum kompleks, peserta didik diharapkan mampu

menemukan penyelesaian masalah tersebut. Dengan begitu peserta didik

menjadi aktif dalam proses pembelajaran, sementara guru berperan sebagai

fasilitator dan pembimbing yang membantu peserta didik menemukan konsep

baru. Pelaksanaan discovery learning pada penelitian ini terdiri dari enam

langkah. Langkah-langkah pelaksanaan discovery learning diantaranya yaitu

memberikan rangsangan atau stimulasi kepada peserta didik, memberikan

kesempatan peserta didik untuk mengidentifikasi masalah, memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data atau informasi,

memproses dan mengolah data atau informasi yang telah diperoleh,

membuktikan hasil data atau informasi yang telah diolah, dan menarik

kesimpulan.
18

Proses
pembelajaran
fisika

Guru Peserta Didik

 Sebagian besar pembelajaran  Kurang aktif berpartisipasi


dikuasai oleh guru dalam pembelajaran
 Model yang digunakan kurang  Rendahnya hasil belajar
tepat fisika peserta didik

Hasil belajar fisika peserta


didik rendah

Penerapan model discovery


learning pada peserta didik

Guru Peserta Didik

 Melibatkan peserta didik  Peserta didik aktif dalam


secara aktif dalam pembelajaran
pembelajaran  Hasil belajar meningkat
 Menggunakan model yang
tepat

Hasil belajar fisika peserta


didik meningkat

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir


19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Pre-Experimental (Pra

Eksperimen).

2. Lokasi Penelitian

Lokasi pada penelitian ini adalah di MAN Manggarai Barat tepatnya

di provinsi Nusa Tenggara Timur.

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas : Model Discovery Learning

b. Variabel terikat : Hasil belajar fisika peserta didik

2. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pra-eksperimen dengan

menggunakan one group pretest-posttest design. Desain One Group

Pretest-Posttest yaitu eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok

saja tanpa kelompok pembanding. Pada penelitian ini terdapat pretest

sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan. Dengan

demikian dapat diketahui secara akurat, karena dapat dibandingkan

sebelum dan setelah perlakuan. Desain penelitian disajikan dalam bentuk

tabel 3.1.

19
20

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Pretest Variabel Terikat Posttest


X
Sukardi (2017: 179)

dengan:

Skor Pretest
Skor Posttest
X = Pembelajaran menggunakan model Discovery Learning

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI

IPA MAN Manggarai Barat tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 2

kelas.

2. Sampel Penelitian

Kelas yang menjadi sampel yaitu kelas XI IPA 2 yang ditentukan

dengan cara Simple Random Sampling dengan asumsi bahwa populasi

adalah homogen. Adapun jumlah peserta didik kelas XI IPA 2 yaitu

sebanyak 25 orang dimana laki-laki sebanyak 5 orang dan perempuan

sebanyak 20 orang.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Model Discovery Learning

Model discovery learning adalah proses pembelajaran yang terjadi

apabila guru tidak secara langsung menyajikan bahan atau materi

pembelajaran, tetapi peserta didik didorong dapat menemukan sendiri

sesuatu yang belum diketahuinya. Tahap pelaksanaan model discovery

learning pada penelitian ini yaitu (1) stimulation (pemberian


21

rangsangan); (2) problem statement (mengidentifikasi masalah); (3) data

collection (pengumpulan data); (4) data processing (pengolahan data);

(5) verification (pembuktian); dan (6) generalization (menarikan

kesimpulan).

2. Hasil Belajar Fisika Peserta Didik

Hasil Belajar fisika peserta didik adalah skor yang diperoleh peserta

didik setelah kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran fisika.

Adapun indikator hasil belajar yang digunakan pada penelitian ini yaitu

pada ranah kognitif (pengetahuan), (pemahaman), (aplikasi),

dan (analisis).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah

tes hasil belajar fisika berupa pilihan ganda. Penyusunan soal tes hasil belajar

fisika diawali dengan menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan

diukur sesuai dengan materi dan tujuan kurikulum yang berlaku di sekolah.

Menyusun kisi-kisi tes hasil belajar fisika berdasarkan kompetensi dasar dan

indikator yang dipilih, kemudian menyusun butir tes hasil belajar fisika

berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Sebelum digunakan dalam penelitian, soal

tes tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing,

selanjutnya soal tes hasil belajar fisika tersebut diujicobakan kepada peserta

didik bukan sampel.

1. Validitas

Validitas atau kesahihan berarti sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Jadi suatu
22

instrumen yang valid berarti instrumen tersebut merupakan alat ukur

yang tepat untuk mengukur suatu objek. Tes berbentuk objektif seperti

pilihan ganda merupakan tes dengan skor butir berbentuk dikotomi

dengan penilaian 0 dan 1. Untuk skor butir soal dikotomi maka untuk

pengujian validitas butir tes dilakukan dengan menghitung koefisien

korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen dengan

menggunakan rumus:

̅ ̅

Ananda dan Muhammad Fadhli (2018: 114)

dengan:

= Koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i


dengan skor total
̅ = Rerata skor total responden yang menjawab benar pada butir
nomor i
̅ = Rerata skor total seluruh responden
= Standar deviasi dari skor total
= Proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i

= Proporsi peserta didik yang menjawab salah ( = )

2. Reliabilitas

Pengukuran yang memiliki realibilitas tinggi disebut sebagai

pengukuran yang reliabel. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang

hasil pengukurannya dapat dipercaya. Reliabilitas untuk instrumen yang

berbentuk dikotomi yaitu instrumen dengan pemberian skor 0 dan 1

maka pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder

Richardson 20 (KR.20).
23

Rumus KR.20:


, -

Sugiyono (2017: 186)

dengan:

= koefisien reliabilitas
k = jumlah item dalam instrumen
= proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
=1-
= varians total

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan konsistensi sebuah

instrumen. Adapun nilai koefisien korelasi reliabilitas dapat dilihat pada

Tabel 3.2 dibawah ini.

Tabel 3.2 Koefisien Reliabilitas

Reliabilitas ( ) Kriteria
˃ 0,80 Sangat tinggi
0,70 ˂ ≤ 0,80 Tinggi
0,40 ˂ ≤ 0,70 Sedang
0,20 ˂ ≤ 0,40 Rendah
≤ 0,20 Sangat rendah
Wahyuni (2017:47)

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

memberikan tes hasil belajar fisika yaitu soal yang berbentuk pilihan ganda

dengan indikator-indikator yang digunakan peneliti berada pada ranah

kognitif (pengetahuan), (pemahaman), (aplikasi), dan (analisis)

dan di ambil berdasarkan kompetensi dasar yang berada pada yaitu

menganalisis. Tes hasil belajar fisika diberikan kepada peserta didik yang
24

bertindak sebagai sampel sebelum perlakuan dan setelah perlakuan atau pada

pertemuan akhir.

Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap pendahuluan, tahap

perencanaan, dan tahap pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari

setiap tahapan tersebut adalah:

1. Tahap Pendahuluan

Terdiri dari langkah-langkah berikut:

a. Membuat surat izin penelitian yang ditujukan ke sekolah tempat

dilakukannya penelitian

b. Observasi ke sekolah tempat dilakukannya penelitian untuk

mengumpulkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti

c. Menetapkan sampel penelitian

2. Tahap Perencanaan

a. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja peserta didik (LKPD)

dan buku ajar peserta didik.

b. Membuat instrumen evaluasi yaitu pretest dan posttest

3. Tahap Pelaksanaan

a. Mengadakan pretest dikelas eksperimen

b. Melaksanakan proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan

menggunakan model discovery learning. Pelaksanaan pembelajaran

sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah

disusun

c. Mengadakan posttest di kelas eksperimen


25

d. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan

posttest

e. Membuat laporan hasil penelitian

f. Menyimpulkan hasil penelitian

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif

ini digunakan untuk mendeskripsikan skor hasil belajar fisika peserta didik

kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat yang diajarkan dengan menggunakan

model discovery learning.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yang digunakan adalah penyajian data berupa

skor rata-rata dan standar deviasi.

a. Menentukan skor rata-rata peserta didik dengan menggunakan

rumus:


̅

Ma’ruf (2018: 36)

dengan:

̅ = rata-rata
= frekuensi
= nilai data

b. Menentukan standar deviasi menggunakan rumus:

∑ ̅

Ma’ruf (2018: 47)


26

dengan:

s = standar deviasi
= skor peserta didik
̅ = skor rata-rata
n = banyaknya subjek penelitian

2. Uji N-Gain

Setelah semua data terkumpul, untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar fisika peserta didik menggunakan rumus N-Gain.

1) Menghitung Gain setiap peserta didik dapat dihitung dengan

persamaan

G = skor posttes – skor pretest

2) Menentukan Gain Ternormalisasi (N-Gain) dengan :

Dengan kriteria interpretasi indeks gain sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kriteria N-Gain

Indeks Gain Interpretasi


N-gain 0,7 Tinggi
0,7 N-gain ≥ 0,3 Sedang
N-gain ˂ 0,3 Rendah
Hake (dalam Mahdiannur, dkk. 2016:993)
27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan disajikan analisis berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan. Ada dua macam hasil analisis yang disajikan disini yaitu

hasil analisis yang menggunakan analisis deskriptif dan hasil analisis yang

menggunakan uji N-gain.

1. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Fisika

a. Hasil Penelitian Data Pretest

Hasil analisis dekriptif menunjukkan deskripsi tentang skor hasil

belajar fisika peserta didik pada kelompok yang diteliti. Berdasarkan

hasil analisis deskriptif, skor hasil belajar fisika pada pre-test kelas XI

IPA 2 MAN Manggarai Barat Tahun ajaran 2019/2020 dirangkum dalam

tabel berikut.

Tabel 4.1 Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Sebelum Diajar

dengan Model Discovery Learning pada Kelas XI IPA 2

MAN Manggarai Barat

Statistik Skor Pre-Test


Subjek 25
Skor ideal 22
Skor minimum 0
Skor tertinggi 15
Skor terendah 6
Rentang skor 9
Skor rata-rata 11,80
Standar deviasi 2,87
Banyaknya kelas interval 5
Panjang kelas interval 2

27
28

Dari tabel 4.1 peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat

memiliki jumlah sampel sebanyak 25 orang. Dilihat dari skor tertinggi

hasil belajar fisika peserta didik pada pretest sebesar 15, skor terendah

yang dicapai peserta didik sebesar 6 dengan rentang skor 9 dari skor

ideal 22, sehingga skor rata-rata peserta didik sebesar 11,80 dan standar

deviasinya 2,87. Adapun banyaknya kelas interval yaitu 5 dan panjang

kelas interval yaitu 2.

Jika skor hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA 2 MAN

Manggarai Barat dianalisis menggunakan persentase pada distribusi

frekuensi, maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika

Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat pada

Pretest.

Skor Frekuensi (F) Persentase (%)


6- 7 3 12
8- 9 3 12
10 - 11 2 8
12 - 13 8 32
14 - 15 9 36
𝜮 25 100

Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa peserta

didik yang memiliki skor 6 - 7 sebanyak 3 orang sebesar 12%, adapun

peserta didik yang memiliki skor 8 - 9 sebanyak 3 orang sebesar 12%,

sedangkan peserta didk yang memiliki skor 10 – 11 sebanyak 2 orang

sebesar 8%, peserta didik yang memiliki skor 12 - 13 sebanyak 8 orang

sebesar 32%, dan adapun peserta didik yang memiliki skor 14 – 15

sebanyak 9 orang sebesar 36%.


29

Data distribusi frekuensi pretest pada tabel 4.2 dapat disajikan

dalam diagram batang sebagai berikut

10
9
8
9
8
7
Frekuensi

6
5
4
3
2 3 3
1 2
0
6-7 8-9 10-11 12-13 14-15

Hasil Belajar Fisika (Pre-test)

Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Kumulatif dan Skor Hasil Belajar

Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN Manggarai

Barat pada Pre-test.

Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa peserta didik yang

memiliki skor 6 - 7 sebanyak 3 orang, adapun peserta didik yang

memiliki skor 8 - 9 sebanyak 3 orang, sedangkan peserta didk yang

memiliki skor 10 – 11 sebanyak 2 orang, peserta didik yang memiliki

skor 12 - 13 sebanyak 8 orang, dan adapun peserta didik yang memiliki

skor 14 – 15 sebanyak 9 orang.

b. Hasil Penelitian Data Posttest

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, skor hasil belajar fisika pada

post-test kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat Tahun ajaran 2019/2020

dirangkum dalam tabel berikut.


30

Tabel 4.3 Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Setelah Diajar dengan

Model Discovery Learning pada Kelas XI IPA 2 MAN

Manggarai Barat

Statistik Skor Post-Test


Ukuran sampel 25
Skor ideal 22
Skor minimum 0
Skor tertinggi 21
Skor terendah 12
Rentang skor 9
Skor rata-rata 17,60
Standar deviasi 2,84
Banyaknya kelas interval 5
Panjang kelas interval 2

Berdasarkan tabel 4.3 skor tertinggi dari hasil belajar Fisika peserta

didik yaitu 21 dan skor terendah yang dicapai yaitu 12 dengan rentang

skor 9 dari skor ideal 22. Adapun Jumlah sampel pada posttest sama

dengan sampel pretest yaitu 25 orang dan skor rata-rata sebesar 17,60

dengan standar deviasi yang diperoleh sebesar 2,8. Adapun banyaknya

kelas interval yaitu 5 dan panjang kelas interval yaitu 2.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar fisika peserta

didik kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat setelah diajar menggunakan

model discovery learning yang dianalisis dengan menggunakan distribusi

frekuensi dan persentase skor yang dapat dilihat pada tabel berikut:
31

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika

Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat pada

Posttest

Skor Frekuensi (F) Persentase (%)


12 - 13 2 8
14 – 15 4 16
16 – 17 7 28
18 – 19 3 12
20 – 21 9 36
𝜮 25 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa peserta didik yang

memiliki skor 12 – 13 sebanyak 2 orang sebesar 8%, adapun peserta

didik yang memiliki skor 14 – 15 sebanyak 4 orang sebesar 16%,

sedangkan peserta didk yang memiliki skor 16 – 17 sebanyak 7 orang

sebesar 28%, dan peserta didik yang memiliki skor 18 – 19 sebanyak 3

orang sebesar 12% dan adapun peserta didik yang memiliki skor 20 – 21

sebanyak 9 orang sebesar 36%.

Data distribusi frekuensi posttest pada tabel 4.3 dapat disajikan

dalam diagram batang sebagai berikut:


32

10
9
9
8
7
7
Frekuensi
6
5
4
4
3
3
2
2
1
0
12-13 14-15 16-17 18-19 20-21

Hasil Belajar Fisika (Post-test)

Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Kumulatif dan Persentasi Skor Hasil

Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN

Manggarai Barat pada Post-test

Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa peserta didik yang

memiliki skor 12 – 13 sebanyak 2 orang , adapun peserta didik yang

memiliki skor 14 – 15 sebanyak 4 orang, sedangkan peserta didk yang

memiliki skor 16 – 17 sebanyak 7 orang, dan peserta didik yang memiliki

skor 18 – 19 sebanyak 3 orang dan adapun peserta didik yang memiliki

skor 20 – 21 sebanyak 9 orang.

2. Uji N-Gain

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi

sebelum dan setelah diajar melalui model discovery learning serta untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar fisika peserta didik berada pada

kategori rendah, sedang, dan tinggi. Untuk melihat rata-rata gain


33

ternormalisasi (N-gain), berikut disajikan distribusi dan persentase rata-rata

N-gain berdasarkan kriteria indeks gain.

Tabel 4.5 Distribusi dan Persentase Perolehan Gain Ternormalisasi Peserta

Didik

Rata-Rata Gain
Frekuensi Persentase
Kriteria Indeks Gain Ternormalisasi
(F) (%)
(G)
Rendah N-gain ˂ 0,3 0 0
Sedang 0,7 N-gain ≥ 0,3 16 64
0,57
Tinggi N-gain 0,7 9 36
Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tidak terdapat peserta didik

dalam kriteria rendah sebesar 0%, 16 peserta didik dalam kriteria sedang

sebesar 64%, dan 9 peserta didik dalam kriteria tinggi sebesar 36%. Pada

tabel 4.5 terlihat juga bahwa peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Manggarai

Barat memiliki skor rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,57 yang

merupakan kriteria sedang maka terjadi peningkatan hasil belajar fisika

setelah diajar melalui model discovery learning pada kelas XI IPA 2 MAN

Manggarai Barat.

B. Pembahasan

Tes hasil belajar yang akan digunakan terlebih dahulu telah diuji

validitas dan diuji reliabilitas. Setelah divalidasi tes ini dianggap valid dan

reliabel kemudian diberikan kepada peserta didik yang bertindak sebagai

sampel yaitu kelas XI IPA 2. Tes hasil belajar ini berbentuk pilihan ganda

sebanyak 40 soal. Sebelum digunakan tes hasil belajar terlebih dahulu

diujicobakan pada satu kelas bukan kelas eksperimen dan terdapat 22 soal
34

yang valid. Kemudian soal-soal yang valid tersebut dijadikan tes hasil belajar

pada pre-test dan post-test. Pre-test dilaksanakan sebelum diajar melalui

model discovery learning sedangkan post-test dilaksanakan setelah diajar

melalui model discovery learning. Melalui kedua tes diatas maka akan

diketahui peningkatan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA 2 MAN

Manggarai Barat.

Model discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya

konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Model discovery

learning membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir dan

mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah dalam kelompok.

Masing-masing peserta didik dalam kelompok mempunyai tugas sehingga

semua peserta didik aktif dalam pembelajaran sehingga akan meningkatkan

hasil belajar fisika peserta didik.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Fitri dan

Derlina, 2015: 95) dengan judul “Pengaruh model discovery learning

terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor”.yang

menyimpulkan bahwa hasil belajar pada materi pokok suhu dan kalor yang di

beri model discovery learning lebih baik dari pada model konvensional.

Dimana rata-rata hasil belajar peserta didik pada materi pokok suhu dan kalor

menggunakan model discovery learning sebesar 75,83 dan rata-rata hasil

belajar peserta didik pada materi pokok suhu dan kalor dengan menggunakan

model konvensional adalah sebesar 70,3.

Pada penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis deskritif dan

uji N-gain. Dari hasil analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata peserta didik
35

sebelum diajar melalui model discovery learning sebesar 11,80 lebih rendah

dibandingkan skor rata-rata peserta didik setelah diajar melalui model

discovery learning yaitu sebesar 17,60. Adapun standar deviasi yang

diperoleh pada pre-test sebesar 2,87 sedangkan standar deviasi pada post-test

sebesar 2,84.

Sedangkan dari uji N-gain diperoleh peningkatan hasil belajar fisika

peserta didik. Dalam kategori rendah, sedang dan tinggi secara individual dari

25 peserta didik tidak terdapat peserta didik dalam kriteria rendah, 16 peserta

didik dalam kriteri sedang atau sebesar 64%, dan terdapat 9 peserta didik

dalam kriteria tinggi atau sebesar 36%. Jika ditinjau dari keseluruhan skor

peserta didik maka peningkatan hasil belajar berada pada kriteria sedang yaitu

sebesar 0,57.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika kelas XI

IPA 2 MAN Manggarai Barat setelah diajar melalui model discovery learning

meningkat.

Adapun kesulitan pada saat penelitian yaitu waktu yang digunakan sangat

terbatas sedangkan dalam penerapan model discovery learning ini

memerlukan waktu yang banyak. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya materi

yang akan disampaikan jangan terlalu banyak sehingga waktu yang

digunakan bisa diatur dengan baik.


36

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Besar skor rata-rata hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA 2

MAN Manggarai Barat sebelum diajar melalui model discovery learning

sebesar 11,80.

2. Besar skor rata-rata hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA 2

MAN Manggarai Barat setelah diajar melalui model discovery learning

sebesar 17,60.

3. Besar peningkatan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA 2 MAN

Manggarai Barat setelah diajar melalui model discovery learning sebesar

0,57 dalam kriteria sedang.

B. Saran

Sehubungan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan penelitian dengan

judul yang sama agar penelitian yang dilakukan lebih sempurna lagi.

2. Bagi pendidik, diharapkan dapat menggunakan model discovery learning

dalam proses pembelajarannya sebagai salah satu alternatif dalam bidang

studi fisika.

36
37

3. Bagi sekolah, diharapkan mampu menerapkan berbagai model

pembelajaran yang dapat melibatkan keterlibatan aktif peserta didik

dalam memperoleh pengetahuan.


38

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusydi & Muhammad Fadhli. 2018. Statistik Pendidikan Teori dan
Praktik dalam Pendidikan. Medan: CV Widya Puspita.

Fitri, Mariza & Derlina. 2015. Pengaruh Model Discovery Learning terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Kalor. Jurnal Inpafi.
3(2): 95.

Idaramatasia. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student


Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 9 Makassar. Jurnal
Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar. (6), 2302-
8939. 196-197.

Mahdiannur, M Arif. Mohamad Nur. & Imam Supardi. 2016. Dinamika


Pemahaman Konsep Siswa SMP pada Materi Energi Normalized Gain
Versus Normalized Loss. Jurnal Pendidikan Sains Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya. 5(2): 993.

Ma’ruf. 2018. Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan Fisika. Makassar:


LPP Unismuh Makassar.

Nurdin, Andi Nurbaeti. 2017. Analisis Hubungan Kemampuan Numerik dengan


Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XII IPA SMA Muhammadiyah
di Makassar. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah
Makassar. (4), 2302-8939. 94.

Putri, Rizka Hartami. Albertus Djoko Lesmono. & Pramudya Dwi Aristya. 2017.
Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Motivasi Belajar dan
Hasil Belajar Fisika Peserta Didik MAN Bondowoso. Jurnal
Pembelajaran Fisika Universitas Jember. 6(2): 177-178.

Rahmiati. Edwin Musdi. & Ahmad Fauzi. 2017. Pengembangan Perangkat


Pembelajaran Matematika Berbasis Discovery Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII SMP.
Jurnal Mosharafa Universitas Negeri Padang. 6(2): 268-269.

Setiani, Ani. & Donni Juni Priansa. 2015. Manajemen Peserta Didik dan Model
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana. 2017. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

38
39

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Jakarta: Prenadamedia Group.

Wahyuni, Tri. 2017. Pengaruh Praktikum Virtual terhadap Hasil Belajar Bagi
Siswa Kelas XI di SMA Negeri 7 Bandar Lampung. Skripsi tidak
diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama IslamNegeri
Raden Intan Lampung.

Widiasworo, Erwin. 2018. Strategi Pembelajaran Edu Tainment Berbasis


Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
40

LAMPIRAN-LAMPIRAN
41

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( )

Satuan Pendidikan : MAN Manggarai Barat


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Sub Materi Pokok : Suhu
Tahun Ajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (1 × Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
 KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan  Menganalisis pengertian suhu
42

perpindahan kalor yang meliputi  Menganalisis alat pengukur suhu


karakteristik termal suatu bahan, dan skalanya masing-masing
kapasitas, dan konduktivitas kalor  Menganalisis konsep konversi
pada kehidupan sehari-hari suhu
4.5 Merancang dan melakukan  Melakukan percobaan tentang
percobaan tentang karakteristik suhu dengan termometer
termal suatu bahan, terutama  Menganalisis data hasil
terkait dengan kapasitas dan pengukuran menggunakan
konduktivitas kalor, beserta termometer
presentasi hasil percobaan dan
pemanfaatannya

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menganalisis pengertian suhu dengan benar
2. Menganalisis alat pengukur suhu dan skalanya masing-masing dengan
benar
3. Menganalisis konsep konversi suhu dengan benar
4. Melakukan percobaan tentang suhu menggunakan termometer dengan
benar
5. Menganalisis data hasil pengukuran menggunakan termometer dengan
benar

D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Suhu
2. Alat pengukur suhu
3. Konversi suhu

E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, demonstrasi, diskusi, eksperimen
F. Media Pembelajaran
Media :
 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
 LCD Proyektor
 Power Point
43

 Papan tulis
 Laptop
Alat/ Bahan :
 Baskom/gelas : 3 buah
 Air panas : Secukupnya
 Air hangat : Secukupnya
 Air dingin/es : Secukupnya
 Termometer

G. Sumber Belajar
 Lasmi, Ni Ketut. 2017. Buku Mandiri Fisika Jilid 2 untuk SMA/MA
Kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016. Jakarta:
Erlangga
 Widodo, Tri. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
 Mengucapkan salam
 Menanyakan kabar peserta didik
 Memeriksa kehadiran peserta didik
Motivasi
 Memberitahukan judul materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu, yaitu: Suhu
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan motivasi untuk merangsang minat peserta didik
Bagaimana suhu air ketika dipanaskan?
Pemberian Acuan
 Pembagian kelompok belajar
Kegiatan Inti (60 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
(stimullasi/ memusatkan perhatian dengan cara :
pemberian  Melihat (tanpa atau dengan Alat)
rangsangan) Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
 Mengamati
44

Mengamati gambar/foto/video yang ditayangkan.


 Membaca
Membaca materi dari buku paket, buku-buku penunjang
lain, atau internet
 Mendengar
Mendengar pemberian materi oleh guru.
 Menyimak
Menyimak penjelasan secara garis besar
 Menulis
Menulis materi yang dijelaskan oleh guru.
Problem Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
statement mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
(pertanyaan/ berkaitan dengan gambar/foto/video yang disajikan dan akan
identifikasi dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah)  Mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati
Data Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik ( ).
collection Peserta didik dalam beberapa kelompok untuk:
(pengumpulan  Mendiskusikan
data) Peserta didik mulai melakukan percobaan
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua data hasil percobaan yang telah
dilakukan.
Data Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
processing hasil percobaan dengan cara :
(pengolahan  Berdiskusi dan menganalisis tentang data yang diperoleh
Data)  Mengolah informasi dari data hasil percobaan yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan mengumpulkan
informasi dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada
lembar kerja peserta didik ( ).
 Peserta didik mengerjakan beberapa pertanyaan yang ada
di
Verification Peserta didik mendiskusikan dan memverifikasi hasil
(pembuktian) percobaannya dengan data-data atau teori pada buku atau
sumber lain melalui kegiatan :
 Menambah keluasan sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan
Generalization Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan:
(menarik  Mempresentasikan dan menyampaikan hasil diskusi
kesimpulan) berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis berbentuk
laporan hasil percobaan.
 Kelompok lain mengemukakan pendapat atas presentasi
yang telah dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
 Setiap kelompok mengumpulkan laporan hasil percobaan
45

 Mengerjakan soal-soal yang terdapat pada buku


pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan secara individu
 Membahas soal-soal yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan
untuk mengecek penguasaan peserta didik terhadap
materi pelajaran
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada peserta didik
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Guru :
 Memeriksa laporan percobaan dan tugas yang telah dikerjakan oleh peserta
didik
 Menyimpulkan tentang point-point penting dalam kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan
 Menjawab pertanyaan motivasi
 Menutup pembelajaran dan mengucapkan salam

I. Penilaian
Bentuk
Jenis Penilaian Teknik Penilaian Instrumen
Instrumen
Pengetahuan Tes tertulis Lembar tes tulis Pilihan ganda

Instrumen Penilaian Pengetahuan


1. Suhu badan manusia normal 98,6 . Berapa suhu badan manusia normal
jika dinyatakan dalam skala celcius?
2. Ubahlah ke dalam skala kelvin.
a. 87
b. -28
c. 68
d. 40
3. Ubahlah ke dalam skala fahrenheit
a. 60
b. 32
c. 343 K
d. 60
4. Pada suhu skala Celsius berapa skala Fahrenheit sama dengan skala
reamur?
46

Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran


No Jawaban Skor
1 98,6 10
2 a. 87 40
b. -28
c. 68
d. 40
3 a. 60 40

b. 32
c. 343 K
d. 60
4 10

sama dengan
Skor maksimal 100

Konvensi penilaian

No Kriteria Kategori Huruf


1 90 - 100 Sangat Baik A
2 80 - 89 Baik B
3 70 - 79 Cukup C
4 0 - 69 Tidak Tuntas D
47

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( )

Satuan Pendidikan : MAN Manggarai Barat


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Sub Materi Pokok : Kalor
Tahun Ajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (1 × Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
 KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menganalisis pengaruh kalor dan  Menganalisis pengertian kalor
48

perpindahan kalor yang meliputi  Menganalisis persamaan kalor


karakteristik termal suatu bahan,  Menganalisis konsep kapasitas
kapasitas, dan konduktivitas kalor kalor
pada kehidupan sehari-hari  Menganalisis persamaan
kapasitas kalor
 Menganalisis konsep kalor jenis
 Menganalisis persamaan kalor
jenis
 Menganalisis konsep perubahan
wujud zat
 Menganalisis proses perubahan es
menjadi uap air
 Menganalisis konsep azas Black
 Menganalisis persamaan azas
Black
4.6 Merancang dan melakukan  Melakukan percobaan azas Black
percobaan tentang karakteristik  Menganalisis data hasil
termal suatu bahan, terutama percobaan azas Black
terkait dengan kapasitas dan
konduktivitas kalor, beserta
presentasi hasil percobaan dan
pemanfaatannya

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menganalisis pengertian kalor dengan benar
2. Menganalisis persamaan kalor dengan benar
3. Menganalisis konsep kapasitas kalor dengan benar
4. Menganalisis persamaan kapasitas kalor dengan benar
5. Menganalisis konsep kalor jenis dengan benar
6. Menganalisis persamaan kalor jenis dengan benar
7. Menganalisis konsep perubahan wujud zat dengan benar
8. Menganalisis proses perubahan es menjadi uap air dengan benar
9. Menganalisis konsep azas Black dengan benar
10. Menganalisis persamaan azas Black dengan benar
11. Melakukan percobaan azas Black dengan benar
12. Menganalisis data hasil percobaan azas Black dengan benar
49

D. Materi Pembelajaran
1. Kalor
2. Kapasitas Kalor
3. Kalor Jenis
4. Perubahan Wujud Zat
5. Proses Perubahan Es Menjadi Uap Air
6. Azas Black

E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, demonstrasi, diskusi, eksperimen
F. Media Pembelajaran
Media :
 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
 LCD Proyektor
 Power Point
 Papan tulis
 Laptop
Alat/ Bahan :
 Gelas kimia
 Termometer
 Kaki tiga
 Kalorimeter
 Air
 Logam (besi)
 Penjepit
 Neraca Ohaus
 Bunsen/ lilin
50

G. Sumber Belajar
 Lasmi, Ni Ketut. 2017. Buku Mandiri Fisika Jilid 2 untuk SMA/MA
Kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016. Jakarta:
Erlangga
 Widodo, Tri. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
 Mengucapkan salam
 Menanyakan kabar peserta didik
 Memeriksa kehadiran peserta didik
Motivasi
 Memberitahukan judul materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu, yaitu: Kalor
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan motivasi untuk merangsang minat peserta didik
Pernahkah kalian mendinginkan minuman? Apa yang menyebabkan
minuman tersebut bisa dingin?
Pemberian Acuan
 Pembagian kelompok belajar
Kegiatan Inti (60 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
(stimullasi/ memusatkan perhatian dengan cara :
pemberian  Melihat (tanpa atau dengan Alat)
rangsangan) Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
 Mengamati
Mengamati gambar/foto/video yang ditayangkan.
 Membaca
Membaca materi dari buku paket, buku-buku penunjang
lain, atau internet
 Mendengar
Mendengar pemberian materi oleh guru.
 Menyimak
Menyimak penjelasan secara garis besar
 Menulis
Menulis materi yang dijelaskan oleh guru.
Problem Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
statement mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
(pertanyaan/ berkaitan dengan gambar/foto/video yang disajikan dan akan
51

identifikasi dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :


masalah)  Mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati
Data Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik ( ).
collection Peserta didik dalam beberapa kelompok untuk:
(pengumpulan  Mendiskusikan
data) Peserta didik mulai melakukan percobaan
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua data hasil percobaan yang telah
dilakukan.
Data Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
processing hasil percobaan dengan cara :
(pengolahan  Berdiskusi dan menganalisis tentang data yang diperoleh
Data)  Mengolah informasi dari data hasil percobaan yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan mengumpulkan
informasi dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada
lembar kerja peserta didik ( ).
 Peserta didik mengerjakan beberapa pertanyaan yang ada
di
Verification Peserta didik mendiskusikan dan memverifikasi hasil
(pembuktian) percobaannya dengan data-data atau teori pada buku atau
sumber lain melalui kegiatan :
 Menambah keluasan sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan
Generalization Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan:
(menarik  Mempresentasikan dan menyampaikan hasil diskusi
kesimpulan) berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis berbentuk
laporan hasil percobaan.
 Kelompok lain mengemukakan pendapat atas presentasi
yang telah dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
 Setiap kelompok mengumpulkan laporan hasil percobaan
 Mengerjakan soal-soal yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan secara individu
 Membahas soal-soal yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan
untuk mengecek penguasaan peserta didik terhadap
materi pelajaran
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada peserta didik
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Guru :
 Memeriksa laporan percobaan dan tugas yang telah dikerjakan oleh peserta
didik
52

 Menyimpulkan tentang point-point penting dalam kegiatan pembelajaran


yang telah dilakukan
 Menjawab pertanyaan motivasi
 Menutup pembelajaran dan mengucapkan salam

I. Penilaian

Bentuk
Jenis Penilaian Teknik Penilaian Instrumen
Instrumen

Pengetahuan Tes tertulis Lembar tes tulis Pilihan ganda

Instrumen Penilaian Pengetahuan


1. Berapa kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2 kg air dari suhu 0
sampai 50 jika kalor jenis air 4.200 J/kg ?
2. Air sebanyak 100 g yang memiliki temperatur 25 dipanaskan dengan
energi sebesar 1000 kalori. Jika kalor jenis air 1 kal/g , tentukan
temperatur air setelah pemanasan tersebut!
3. Berapakah kapasitas kalor dari 5 kg suatu zat yang mempunyai kalor
jenis 2 kal/g ?
4. Air yang mula-mula bersuhu 10 dipanaskan hingga bersuhu 35 . Jika
kapasitas kalor adalah 12.558 J/ , tentukan kalor yang diserap air
tersebut?
Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
No Jawaban Skor
1 Diketahui: 25
m = 2 kg

Ditanya: Q = …..?
Penyelesaian:
Q

2 Diketahui: 25
m = 100 g
53

Q = 1000 kalori
Ditanya:
Penyelesaian:
Q

3 Diketahui: 25
m = 5 kg = 5000 g

Ditanya: C = …?
Penyelesaian:

4 Diketahui: 25

C = 12.558 J/
Ditanya: Q = ….?
Penyelesaian:

Skor maksimal 100

Konvensi penilaian

No Kriteria Kategori Huruf


1 90 - 100 Sangat Baik A
2 80 - 89 Baik B
3 70 - 79 Cukup C
4 0 - 69 Tidak Tuntas D
54

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( )

Satuan Pendidikan : MAN Manggarai Barat


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Sub Materi Pokok : Pemuaian Zat
Tahun Ajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (1 × Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
 KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menganalisis pengaruh kalor dan  Menganalisis konsep pemuaian
55

perpindahan kalor yang meliputi pada zat padat


karakteristik termal suatu bahan,  Menganalisis konsep muai
kapasitas, dan konduktivitas kalor panjang, muai luas dan muai
pada kehidupan sehari-hari ruang/volume
 Menganalisis persamaan muai
panjang, muai luas dan muai
ruang/volume
 Menganalisis manfaat muai
panjang, muai luas dan muai
ruang/volume dalam kehidupan
sehari-hari
 Menganalisis konsep pemuaian
zat cair
 Menganalisis konsep pemuaian
gas
 Menganalisis hukum-hukum
tentang gas
 Menganalisis persamaan hukum-
hukum tentang gas
4.6 Merancang dan melakukan  Melakukan percobaan tentang
percobaan tentang karakteristik muai panjang
termal suatu bahan, terutama  Menganalisis data hasil
terkait dengan kapasitas dan percobaan muai panjang
konduktivitas kalor, beserta
presentasi hasil percobaan dan
pemanfaatannya

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menganalisis konsep pemuaian pada zat padat dengan benar
2. Menganalisis konsep muai panjang, muai luas dan muai ruang/volume
dengan benar
3. Menganalisis persamaan muai panjang, muai luas dan muai
ruang/volume dengan benar
4. Menganalisis manfaat muai panjang, muai luas dan muai ruang/volume
dalam kehidupan sehari-hari dengan benar
5. Menganalisis konsep pemuaian zat cair dengan benar
6. Menganalisis konsep pemuaian gas dengan benar
7. Menganalisis hukum-hukum tentang gas dengan benar
8. Menganalisis persamaan hukum-hukum tentang gas dengan benar
56

9. Melakukan percobaan tentang muai gas dengan benar


10. Menganalisis data hasil percobaan muai panjang dengan benar

D. Materi Pembelajaran
1. Pemuaian zat padat
2. Muai panjang
3. Muai luas
4. Muai ruang/volume
5. Pemuaian zat cair
6. Pemuaian gas dan beberapa hukum tentang gas

E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, demonstrasi, diskusi, eksperimen

F. Media Pembelajaran
Media :
 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
 LCD Proyektor
 Power Point
 Papan tulis
 Laptop
Alat/ Bahan :
 Baskom/ember : 2 buah
 Air panas : secukupnya
 Air hangat : secukupnya
 Botol plastik : 2 buah
 Balon : 2 buah

G. Sumber Belajar
 Lasmi, Ni Ketut. 2017. Buku Mandiri Fisika Jilid 2 untuk SMA/MA
Kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016. Jakarta:
Erlangga
57

 Widodo, Tri. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat


Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
 Mengucapkan salam
 Menanyakan kabar peserta didik
 Memeriksa kehadiran peserta didik
Motivasi
 Memberitahukan judul materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu, yaitu: Pemuaian Zat
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan motivasi untuk merangsang minat peserta didik
Mengapa ban sepeda yang dipompa keras atau diisi dengan udara, lalu
diletakkan dibawah terik matahari yang menyengat dalam waktu beberapa
lama, maka ban tersebut akan meletus?
Pemberian Acuan
 Pembagian kelompok belajar
Kegiatan Inti (60 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
(stimullasi/ memusatkan perhatian dengan cara :
pemberian  Melihat (tanpa atau dengan Alat)
rangsangan) Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
 Mengamati
Mengamati gambar/foto/video yang ditayangkan.
 Membaca
Membaca materi dari buku paket, buku-buku penunjang
lain, atau internet
 Mendengar
Mendengar pemberian materi oleh guru.
 Menyimak
Menyimak penjelasan secara garis besar
 Menulis
Menulis materi yang dijelaskan oleh guru.
Problem Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
statement mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
(pertanyaan/ berkaitan dengan gambar/foto/video yang disajikan dan akan
identifikasi dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah)  Mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati
Data Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik ( ).
58

collection Peserta didik dalam beberapa kelompok untuk:


(pengumpulan  Mendiskusikan
data) Peserta didik mulai melakukan percobaan
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua data hasil percobaan yang telah
dilakukan.
Data Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
processing hasil percobaan dengan cara :
(pengolahan  Berdiskusi dan menganalisis tentang data yang diperoleh
Data)  Mengolah informasi dari data hasil percobaan yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan mengumpulkan
informasi dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada
lembar kerja peserta didik ( ).
 Peserta didik mengerjakan beberapa pertanyaan yang ada
di
Verification Peserta didik mendiskusikan dan memverifikasi hasil
(pembuktian) percobaannya dengan data-data atau teori pada buku atau
sumber lain melalui kegiatan :
 Menambah keluasan sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan
Generalization Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan:
(menarik  Mempresentasikan dan menyampaikan hasil diskusi
kesimpulan) berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis berbentuk
laporan hasil percobaan.
 Kelompok lain mengemukakan pendapat atas presentasi
yang telah dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
 Setiap kelompok mengumpulkan laporan hasil percobaan
 Mengerjakan soal-soal yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan secara individu
 Membahas soal-soal yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan
untuk mengecek penguasaan peserta didik terhadap
materi pelajaran
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada peserta didik
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Guru :
 Memeriksa laporan percobaan dan tugas yang telah dikerjakan oleh peserta
didik
 Menyimpulkan tentang point-point penting dalam kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan
 Menjawab pertanyaan motivasi
 Menutup pembelajaran dan mengucapkan salam
59

I. Penilaian

Bentuk
Jenis Penilaian Teknik Penilaian Instrumen
Instrumen

Pengetahuan Tes tertulis Lembar tes tulis Pilihan ganda

Instrumen Penilaian Pengetahuan


1. Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm.
Berapakah pertambahan panjang baja itu, jika terjadi perubahan suhu
sebesar 50 ?
2. Pada suhu 30 sebuah plat besi luasnya 10 . Apabila suhunya
dinaikkan menjadi 90 dan koefisien muai panjang besi sebesar
0,000012/ , maka tentukan luas pelat besi tersebut!
3. Sebuah bejana memiliki volume 1 liter pada suhu 25 , jika koefisien
muai panjang bejana , maka tentukan volume bejana pada
suhu 75 !
4. Sebuah bola yang memiliki volume 50 jika dipanaskan hingga
mencapai temperatur 50 . Jika pada kondisi awal, kondisi tersebut
memiliki temperatur 0 , tentukan volume akhir bola tersebut setelah
terjadi pemuaian (diketahui )
Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
No Jawaban Skor
1 Diketahui: 25

Ditanya: …?
Penyelesaian:

2 Diketahui: 25

Ditanya: …?
Penyelesaian:
60

3 Diketahui: 25

Ditanya: …?
Penyelesaian:

4 Diketahui: 25

Ditanya: …?
Penyelesaian:

Skor maksimal 100

Konvensi penilaian

No Kriteria Kategori Huruf


1 90 - 100 Sangat Baik A
2 80 - 89 Baik B
3 70 - 79 Cukup C
4 0 - 69 Tidak Tuntas D
61

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( )

Satuan Pendidikan : MAN Manggarai Barat


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Sub Materi Pokok : Perpindahan Kalor
Tahun Ajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (1 × Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
 KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menganalisis pengaruh kalor dan  Menganalisis konsep perpindahan
62

perpindahan kalor yang meliputi kalor secara konduksi, konveksi,


karakteristik termal suatu bahan, dan radiasi
kapasitas, dan konduktivitas kalor  Menganalisis persamaan laju
pada kehidupan sehari-hari perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi, dan radiasi
 Menganalisis manfaat
perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi, dan radiasi
dalam kehidupan sehari-hari
4.6 Merancang dan melakukan  Melakukan percobaan
percobaan tentang karakteristik perpindahan kalor secara
termal suatu bahan, terutama konduksi
terkait dengan kapasitas dan  Menganalisis data hasil
konduktivitas kalor, beserta percobaan perpindahan kalor
presentasi hasil percobaan dan secara konduksi
pemanfaatannya

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menganalisis konsep perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan
radiasi dengan benar
2. Menganalisis persamaan laju perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi, dan radiasi dengan benar
3. Menganalisis manfaat perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan
radiasi dalam kehidupan sehari-hari dengan benar
4. Melakukan percobaan perpindahan kalor dengan benar
5. Menganalisis data hasil percobaan perpindahan kalor dengan benar

D. Materi Pembelajaran
1. Perpindahan kalor secara konduksi
2. Perpindahan kalor secara konveksi
3. Perpindahan kalor secara radiasi

E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, demonstrasi, diskusi, eksperimen
63

F. Media Pembelajaran
Media :
 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
 LCD Proyektor
 Power Point
 Papan tulis
 Laptop
Alat/ Bahan :
 Tripot/ Penyangga : 1 buah
 Bunsen : 1 buah
 Batang besi : 1 buah
 Lilin : 1 buah

G. Sumber Belajar
 Lasmi, Ni Ketut. 2017. Buku Mandiri Fisika Jilid 2 untuk SMA/MA
Kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016. Jakarta:
Erlangga
 Widodo, Tri. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
 Mengucapkan salam
 Menanyakan kabar peserta didik
 Memeriksa kehadiran peserta didik
Motivasi
 Memberitahukan judul materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu, yaitu: Perpindahan Kalor
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan motivasi untuk merangsang minat peserta didik
Pernahkah kalian mengaduk teh panas? Mengapa saat kita mengaduk teh
menggunakan sendok lama kelamaan sendok tersebut terasa panas?
Pemberian Acuan
 Pembagian kelompok belajar
Kegiatan Inti (60 Menit)
64

Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
(stimullasi/ memusatkan perhatian dengan cara :
pemberian  Melihat (tanpa atau dengan Alat)
rangsangan) Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
 Mengamati
Mengamati gambar/foto/video yang ditayangkan.
 Membaca
Membaca materi dari buku paket, buku-buku penunjang
lain, atau internet
 Mendengar
Mendengar pemberian materi oleh guru.
 Menyimak
Menyimak penjelasan secara garis besar
 Menulis
Menulis materi yang dijelaskan oleh guru.
Problem Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
statement mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
(pertanyaan/ berkaitan dengan gambar/foto/video yang disajikan dan akan
identifikasi dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah)  Mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati
Data Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik ( ).
collection Peserta didik dalam beberapa kelompok untuk:
(pengumpulan  Mendiskusikan
data) Peserta didik mulai melakukan percobaan
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua data hasil percobaan yang telah
dilakukan.
Data Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
processing hasil percobaan dengan cara :
(pengolahan  Berdiskusi dan menganalisis tentang data yang diperoleh
Data)  Mengolah informasi dari data hasil percobaan yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan mengumpulkan
informasi dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada
lembar kerja peserta didik ( ).
 Peserta didik mengerjakan beberapa pertanyaan yang ada
di
Verification Peserta didik mendiskusikan dan memverifikasi hasil
(pembuktian) percobaannya dengan data-data atau teori pada buku atau
sumber lain melalui kegiatan :
 Menambah keluasan sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan
65

Generalization Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan:


(menarik  Mempresentasikan dan menyampaikan hasil diskusi
kesimpulan) berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis berbentuk
laporan hasil percobaan.
 Kelompok lain mengemukakan pendapat atas presentasi
yang telah dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
 Setiap kelompok mengumpulkan laporan hasil percobaan
 Mengerjakan soal-soal yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan secara individu
 Membahas soal-soal yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan
untuk mengecek penguasaan peserta didik terhadap
materi pelajaran
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada peserta didik
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Guru :
 Memeriksa laporan percobaan dan tugas yang telah dikerjakan oleh peserta
didik
 Menyimpulkan tentang point-point penting dalam kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan
 Menjawab pertanyaan motivasi
 Menutup pembelajaran dan mengucapkan salam

I. Penilaian

Bentuk
Jenis Penilaian Teknik Penilaian Instrumen
Instrumen

Pengetahuan Tes tertulis Lembar tes tulis Pilihan ganda

Instrumen Penilaian Pengetahuan


1. Sebuah batang logam mempunyai panjang 2 m dan memiliki luas
penampang 20 dan perbedaan suhu kedua ujungnya 50 . Bila
koefisien konduksi termalnya 0,2 kal/m s , tentukan jumlah kalor yang
merambat per satuan luas dan per satuan waktu!
2. Sebuah lampu pijar memakai kawat wolfram dengan luas (A)
dan emisivitasnya (e) 0,5. Jika bola lampu berpijar dengan suhu 1000 K
selama 5 s ( ), maka hitunglah jumlah energi
radiasi yang dipancarkan oleh lampu pijar tersebut.
66

3. Suatu fluida memiliki koefisien konveksi termal 0,01 kal/ms danm


memiliki luas penampang aliran 20 . Bila fluida tersebut mengalir di
sebuah dinding dengan suhu 100 menuju dinding lainnya dengan suhu
20 dan kedua dinding dalam keadaan yang sejajar, maka berapa
besarnya kalor yang dirambatkan?
4. Suhu udara dalam sebuah ruangan sebesar 20 , sedangkan suhu
permukaan jendela pada ruangan tersebut 30 . Berapa laju kalor yang
diterima oleh jendela kaca seluas 1,5 , jika koefisien konveksi udara
saat itu 7,5 kal/s ?
Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
No Jawaban Skor
1 Diketahui: 25
L=2m
A = 20
k = 0,2 kal/m s

Ditanya: H = …?
Penyelesaian:

2 Diketahui: 25
T = 1000 K
A=
t=5s
e = 0,5

Ditanya: Q = …?
Penyelesaian:

J
3 Diketahui: 25
A = 20
h = 0,01 kal/m s

Ditanya: H = …?
Penyelesaian:
67

4 Diketahui: 25
A=1
h = 7,5 kal/s

Ditanya: H = …?
Penyelesaian:

Skor maksimal 100

Konvensi penilaian

No Kriteria Kategori Huruf


1 90 - 100 Sangat Baik A
2 80 - 89 Baik B
3 70 - 79 Cukup C
4 0 - 69 Tidak Tuntas D
68

Bahan Ajar

Suhu dan Kalor


69

SUHU

Pada siang hari ketika matahari bersinar terang, biasanya udara terasa panas.
Sebaliknya, pada malam hari udara terasa dingin. Bagaimanakah kalian
mengetahui perbedaan rasa panas pada siang hari dan dingin pada malam hari?
Ketika kalian menyentuh secangkir kopi panas, tangan terasa panas. Sebaliknya,
ketika kalian menyentuh segelas es jeruk tangan terasa dingin. Bagaimanakah cara
membedakan rasa panasnya kopi dan dinginnya es? Ya, dengan perasaan. Akan
tetapi, perasaan tidak dapat menjelaskan perbedaan panas dan dingin dengan teliti.
Untuk mengetahui perbedaan panas dan dinginnya benda, diperlukan alat ukur.
Konsep suhu (temperatur) berasal dari ide kualitatif tentang “panas” dan
“dingin” yang didasarkan atas indera perasa. Suatu benda yang rasanya panas
pada umumnya memiliki suhu yang lebih tinggi daripada benda yang dingin. Jadi,
suhu merupakan suatu besaran yang menunjukkan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda. Dapatkah kalian menentukan suhu benda hanya dengan
sentuhan atau perasaan? Ketika kalian menyentuh dua zat cair dengan tangan,
misalnya bejana berisi air hangat dan bejana berisi campuran air dan es,
berdasarkan perasaan kalian dapat menentukan benda yang suhunya lebih tinggi.
Air yang suhunya lebih tinggi adalah air yang terasa lebih panas. Akan tetapi,
karena hanya dengan perasaan, kalian tidak dapat menentukan suhu benda dengan
tepat.
Suhu adalah derajat panas suatu benda atau kuantitas panas suatu benda. Alat
untuk mengukur suhu disebut termometer. Termometer berupa pipa kapiler yang
terbuat dari kaca dan berisi raksa atau alcohol. Satuan untuk menyatakan suhu
adalah derajat. Satuan suhu yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
 Derajat Celcius ( )
 Derajat Reamur ( )
 Derajat Fahrenheit ( )
 Derajat Kelvin (K)
70

Gambar 1. Beberapa macam termometer

C : R : (F – 32) : (K-273) = 5 : 4 : 9 : 5

Suhu mutlak = Suhu kelvin


Suhu kelvin disebut suhu mutlak karena mempunyai titik terendah 273 dan ini
disebut nol mutlak.
Hubungan antara suhu skala kelvin dengan skala celcius

T T

atau
…(1)
T T

Perubahan suhu 1 perubahan 1 K


Hubungan antara suhu skala Kelvin dengan skala Reamur dan Fahrenheit.

T T

9
T * T + F

T T

T *9 T + …(2)
71

Secara umum hubungan termometer satu dengan yang lain adalah sebagai berikut

a x a Y y

a a Y Y …(3)

Contoh soal:

1. Suhu sebuah benda 80 nyatakan suhu benda tersebut dalam derajat reamur
dan derajat fahrenheit.
Jawab:
Diketahui: t = 80
Ditanya : a)
b)
Penyelesaian:
a) 80
9
b) 80

2. Sebuah termometer x ditera dengan termometer Celsius didapatkan 40


dan 20 . jika suhu sebuah benda 80 , maka berapa suhu
benda tersebut?
Jawab:
Diketahui:
20
Ditanya :
Penyelesaian:
72

KALOR

A. Pengertian Kalor
Perhatikan kejadian yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika sendok dimasukkan ke dalam secangkir kopi panas, sendok menjadi
hangat dan kopi panasnya menjadi berkurang. Hal ini karena kalor mengalir
dari kopi panas (suhu lebih tinggi) ke sendok (suhu lebih rendah). Apabila
secangkir kopi panas itu dibiarkan di atas meja, lama-kelamaan kopi panas itu
akan menjadi dingin dengan sendirinya. Hal ini karena kalor mengalir dari
kopi panas (suhu lebih tinggi) ke lingkungan sekitarnya (suhu lebih dingin).
Kalor berhenti mengalir apabila suhu kopi panas sama dengan suhu
lingkungannya. Jadi, apabila dua benda bersentuhan secara alamiah kalor
berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih
rendah. Kalor akan berhenti berpindah apabila suhu kedua benda itu sama.
Interaksi antara sendok dan kopi panas serta kopi panas dan
lingkungannya yang menyebabkan perubahan suhu pada dasarnya merupakan
perpindahan energi dari satu benda ke benda lain. Perpindahan energi yang
hanya terjadi karena perbedaan suhu disebut aliran kalor atau perpindahan
kalor. Pada peristiwa ini energi yang dipindahkan berupa panas.
Kalor merupakan suatu bentuk energi yang berpindah dari benda bersuhu
lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Apabila benda menerima
kalor, ada dua kemungkinan, yaitu suhu benda naik atau wujud benda
berubah. Sebaliknya, apabila benda melepas kalor, juga ada dua
kemungkinan, yaitu suhu benda turun atau wujud benda berubah. Jadi kalor
dapat mengubah suhu benda atau mengubah wujud benda.
Satuan untuk menyatakan kaor, yaitu kalori (kal), joule, dan kilokalori
(kkal). Kalori adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air
sebesar 1 . Alat untuk mengukur kalor adalah Kalorimeter.
Besar kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu benda dapat dihitung
dengan persamaan berikut.
73

Q mc T
…(4)
dengan:
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (joule/kg )
T perubahan suhu = T T
Q = kalor (joule, kal)

Berikut beberapa besaran lain dalam kalor.


1. Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat
untuk menaikkan suhu sebesar 1 .

Q
T …(5)

dengan:
Q = kalor (joule, kal)
T perubahan suhu
C = kapasitas kalor (J/ , kal/ )

2. Kalor Jenis (c)


Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu 1 gram suatu zat sebesar 1 atau perbandingan antara kapasitas
kalor dengan massa zat.

Q
c
m m T
…(6)

dengan:
c = kalor jenis benda (kal/g joule/kg )
74

Berikut kalor jenis beberapa zat:


 Kalor jenis air
 Kalor jenis es = 0,5

B. Perubahan wujud zat


Wujud zat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu padat, cair dan gas.
Masing-masing zat dapat mengalami perubahan wujud, seperti ditunjukkan
pada skema berikut

Gas

Menyublim Mengkristal
Menguap Mengembun

Melebur
Padat Cair
Membeku

Gambar 2. Perubahan wujud zat

Pada saat terjadi perubahan wujud zat, suhu zat dalam keadaan tetap
(proses isothermal). Besar kalor yang diperlukan saat terjadi perubahan wujud
zat adalah sebagai berikut:

Q m
…(7)
dengan:
Q = kalor untuk mengubah wujud zat (joule, kal)
m = massa benda (kg, g)
L = kalor lebur/kalor uap (kal/g, J/kg)

Kalor uap es: 80 kal/g


Kalor uap air: 540 kal/g
75

C. Proses Perubahan Es Menjadi Uap Air

Suhu

Gas
100 E
D

Cair

0 B C
-5 Padat
A
Waktu

Grafik 1. Proses perubahan es menjadi uap air

Garis AB : Es menerima kalor untuk menaikkan suhu adri -5 sampai 0 .


Q mc T mc
Garis BC : Es menerima kalor untuk melebur pada suhu 0 .
Q m
kalor lebur es = 80 kal/g
Garis CD : Es telah menjadi air dan menerima kalor untuk menaikkan suhu
dari 0 sampai 100 .
Q mca T mca
Garis DE : Air menerima kalor menguap pada suhu 100 .
Q m a

a kalor uap = 540 kal/g


Garis EF : Air telah menjadi uap air dan kalor yang diterima digunakan
untuk menaikkan suhu uap air.
Q mc a T
Berdasarkan grafik perubahan wujud zat, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Titik lebur = titik beku
Kalor lebur = kalor beku
76

Titik didih = titik embun


Kalor didih (uap) = kalor embun
Sifat suatu zat pada berbagai tekanan dan suhu dapat diketahui dengan
menggunakan diagram P-T.

Keterangan:
P (Tekanan)
1 = garis sublimasi

Cair 𝑻𝒌 = garis lebur


2

2 3
= garis uap

𝑻𝑷 𝑻𝒌 = titik kritis (uap jenuh gas


Padat
3 titik tidak dapat diuapkan lagi)

𝑻𝑷 = titik triple = kesetimbangan


1 Uap (gas)
antara padat, cair dan gas
T (Suhu)
Grafik2. Hubungan antara tekanan dengan suhu

Grafik tersebut berlaku untuk (air), Fe (besi), Ag (perak) dan Bi


(bismut).

D. Azas Black
Kalor yang dilepas oleh benda bersuhu tinggi sama dengan kalor yang
diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah.
Contoh:
Sebatang besi panas bermassa m , dengan suhu T dan kalor jenis c
dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin (suhu lebih rendah dari
besi) dengan suhu T , massa m dan kalor jenis c .
Berdasarkan asas Black berlaku hubungan berikut:

kalor yang dilepas besi = kalor yang diterima air


m c T m c T

m c T Ta m c Ta T
...(8)
77

dengan:
m m
m m
c
c
T
T
Ta c m c m

Contoh soal:

1. Berapakah kalori kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2 liter air dari
30 menjadi 80 jika massa jenis air = 1 gram/cm dan kalor jenis air = 1
kal/g ?
Diketahui: 2 L = 2000 cm
T
cm
c kal/g
Ditanya : Q
Penyelesaian:
m
Q mc T
kalori

2. Sepotong es bersuhu 0 dimasukkan ke dalam 600 g air yang bersuhu 40 .


setelah terjadi kesetimbangan, dihasilkan suhu akhir 0 . Jika kalor jenis air 1
kal/g dan kalor lebur es 80 kal/g, maka massa es yang melebur seluruhnya
adalah…
Jawab:
Diketahui: m 600 g
T 40
T 0
78

Ta 0
c kal/g
c kal/g
Ditanya : m
Penyelesaian:
Q a Q a

m c T m c T
m c T Ta m c Ta T
m
m

PEMUAIAN ZAT

Pada umumnya jika suatu zat baik padat, cair, amupun gas meneriman kalor,
zat tersebut akan memuai sehingga ukurannya berubah.
Pemuaian zat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
A. Pemuaian Zat Padat
Jika zat padat dipanaskan, panjang, luas dan volumenya akan memuai. Gejala
pemuaian zat dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
1. Muai Panjang
Jika sebatang besi pada suhu T panjangnya dipanaskan sampai T
maka panjang besi itu menjadi L. Pertambahan panjang besi ( )
bergantung pada:
a) panjang besi mula-mula ( )
b) koefisien muai panjang ( )
c) kenaikan suhu ( T
79

α T α T
atau …(9)

dengan:
panjang besi pada suhu T (m, cm)
pertambahan panjang besi (m, cm)
panjang besi mula-mula (m, cm)
T T T kenaikan suhu ( )
koefisien muai panjang (/ )
Satuan adalah:
m
T m
Tabel 1. koefisien muai panjang beberapa zat padat
Nama zat padat Koefisien muai panjang ( )
Aluminium 0,0000255 /
Tembaga 0,0000167 /
Besi 0,000012 /
Baja 0,000011 /
Platina 0,0000089 /
Kaca 0,000003 /

2. Muai Luas
Jika suatu benda berbentuk bidang dipanaskan, panjang dan lebarnya
akan memuai sehingga perubahan luas bidang dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut

A A 2α T atau A A β T …(10)

A A β T
…(11)
80

dengan:
A luas benda pada suhu T (m , cm )
A A A perubahan luas (m , cm )
A luas benda pada suhu T (m , cm )
T T T perubahan suhu ( )
koefisien muai luas (/ )

3. Muai Ruang/Volume
Jika sebuah benda berbentuk balok pada suhu T mempunyai volume =
dipanaskan hingga suhunya naik menjadi T . dan volumenya
bertambah menjadi V = pLh, perubahan volume balok sesuai dengan
persamaan berikut.

3α T atau γ T …(12)

γ T …(13)

dengan:
volume balok pada suhu T (m , cm )
A A perubahan volume (m , cm )
volume balok pada suhu T (m , cm )
T T T perubahan suhu ( )
koefisien muai ruang (/ )

Penerapan pemuaian zat padat antara lain pada termometer, saklar


otomatis, alarm kebakaran, pemasangan rel, dan kaca jendela.

B. Pemuain Zat Cair


Pada umumnya zat cair akan memuai jika dipanaskan. Zat cair hanya
mempunyai muai ruang sehingga volume zat cair akan bertambah jika
dipanaskan. Besar volume zat cair dinyatalan dengan persamaan berikut.
81

γ T …(14)

dengan:
volume zat cair pada suhu T (m , cm )
volume zat cair pada suhu T (m , cm )
T T T perubahan suhu ( )
koefisien muai ruang zat cair (/ )

Khusus air, jika dipanaskan dari 0 sampai 4 , volumenya akan


berkurang. Volume air akan bertambah mulai dari 4 ke atas. Penyimpangan
pemuaian air dari sifat umum pada suhu 0 sampai 4 disebut anomali air.

V (m )

Pada suhu 4 , volume air terkecil

T( )
0 1 2 3 4

Grafik 3. Pemuaian air

C. Pemuaian Gas Beberapa Hukum Tentang Gas


Apabila gas dipanaskan, gas hanya mempunyai koefisien muai ruang saja.
Besar koefisien tersebut sama untuk semua jenis gas.

γga
…(15)

Ada tiga besaran yang harus diperhatikan pada pemuaian gas, yaitu tekanan
(P), volume (V), dan suhu gas (T). Untuk mencari hubungan antara besaran
82

yang satu dengan yang lain, hanya dua besaran yang bisa diubah, sedangkan
besaran yang satu lagi dibuat tetap.
1. Pemuaian gas pada tekanan tetap (Hukum Charles-Gay Lussac)
Hasil bagi volume dengan suhu mutlak pada tekanan tetap selalu konstan.

𝐕𝟏 𝐕𝟐 𝐕
𝐓𝟏 𝐓𝟐
atau 𝐓
konstan
…(16)

dengan:
= volume gas mula-mula pada suhu T (m cm
= volume gas pada suhu T (m cm
T T = suhu gas (K)
Peristiwa pemuaian gas pada tekanan tetap disebut proses isobarik.
V

Grafik 4. Volume terhadap suhu pada proses isobarik

2. Pemuaian gas pada volume tetap (Hukum Gay-Lussac)


Apabila gas dipanaskan pada volume tetap, tekanan dan suhu mutlaknya
berubah yang dinyatakan dengan persamaan berikut.

𝐏𝟏 𝐏𝟐
atau
𝐏
konstan …(17)
𝐓𝟏 𝐓𝟐 𝐓

dengan:
= tekanan gas pada suhu T (
= tekanan gas pada suhu T (
83

Proses pemuaian pada volume tetap disebut proses isokhorik


(isovolum).

Grafik 5. Tekanan gas terhadap suhu pada volume tetap

3. Pemuaian gas pada suhu tetap (Hukum Boyle)


Hasil kali tekanan dengan volume pada suhu tetap adalah konstan. Jika
gas dipanaskan pada suhu tetap, tekanan dan volume gas berubah yang
dinyatakan dengan persamaan berikut.

atau PV = konstan …(18)

dengan:
= tekanan gas
= volume gas m cm

Proses pemuaian gas dengan suhu tetap disebut proses isotermal.


P

Grafik 6. Tekanan dengan volume pada suhu tetap


84

D. Hukum Boyle-Gay Lussac


Hasil kali antara tekanan dengan colume dibagi suhu mutlak adalah konstan.

Isobarik

T T T
Isotermal

….. (2)

……..(1)

𝐏𝟏 𝐕𝟏 𝐏𝟐 𝐕𝟐 𝐏𝐕
𝐓𝟏 𝐓𝟐
atau 𝐓
konstan …(19)

Tekanan dapat mempengaruhi wujud zat, antara lain:


 dapat menurunkan titik lebur pada suatu benda
 dapat menaikkan titik didih atau menurunkan titik didih
Prinsip tersebut digunakan pada ketel uap untuk menggerakkan mesin turbin
uap pada pembangkit tenaga listrik.

Contoh soal:

1. Batang kuningan mempunyai panjang 100 cm pada suhu 25 . Berapa


pertambahan panjang batang kuningan itu jika suhunya dinaikkan menjadi
50 dengan koefisien muai panjang kuningan adalah…
Jawab:
Diketahui: cm

Ditanya :
Penyelesaian:
85

cm
cm

2. Gas dalam ruang tertutup mempunyai tekanan 1 atm. Jika kemudian gas
tersebut ditekan pada suhu tetap sehingga volum gas menjadi ¼ volum mula-
mula, berapa tekanan gas yang terjadi?
Jawab:
Diketahui: m

Ditanya :
Penyelesaian:

PERPINDAHAN KALOR

Apabila dia benda yang suhunya berbeda saling bersinggungan, akan terjadi
perpindahan kalor dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
cara perpindahan kalor digolongkan menjadi tiga yaitu:
A. Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor tanpa adanya perpindahan zat
perantara. Misalnya, sebatang logam ujung kirinya dipanaskan sehingga
ujung yang kanan juga menjadi panas.
86

T T
A L

Gambar 3. Perpindahan kalor secara konduksi

Besar kalor yang mengalir tiap satuan waktu dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:

k k
atau
L L …(20)

dengan:
A luas permukaan penghantar (m cm )

panjang penghantar (m, cm)


T T T

hantaran kalor = jumlah kalor yang mengalir tiap satuan waktu (J/s,

kal/s)
m m cm

Koefisien konduksi termal suatu benda juga disebut konduktivitas termal.


Benda yang mempunyai koefisien konduksi termal besar disebut konduktor.
Sebaliknya benda yang mempunyai koefisien konduksi termal kecil disebut
isolator.
Dalam kehidupan sehari-hari, perpindahan kalor secara konduksi terjadi
ketika kita memasak air dengan panci aluminium sebagai zat pengantar logam
(zat padat).
87

B. Perpindahan Kalor Secara Konveksi


Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan
partikel-partikel zat perantara karena adanya perbedaan rapat massa. Sebagai
zat perantaranya adalah zat cair atau gas.

Zat cair

Gambar 4. Perpindahan kalor secara konveksi

Besar kalor yang mengalir tiap satuan waktu sesuai dengan persamaan
berikut.

A T

…(21)
dengan:
A luas permukaan fluida (m cm )
T

kalor yang mengalir tiap satuan waktu (J/s, kal/s)

m cm

Penerapan perpindahan kalor secara konveksi adalah pada tungku-tungku


pabrik yang menggunakan cerobong asap dan pendingin kendaraan bermotor
yang menggunakan kompresor.
C. Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor secara pancaran tanpa melalui zat
perantara (tanpa melalui bahan), yaitu berupa gelombang electromagnet.
88

Berdasarkan huku Stefan-Boltzmann dinyatakan bahwa jumlah energi


yang dipancarkan tiap satuan luas dan tiap satuan waktu berbanding lurus
denganpangkat empat suhu mutlaknya.

σT
…(22)
dengan:
T m

energi yang dipancarkan tiap satuan luas tiap satuan waktu

(J/m m )
m m
m

Jika e = 1, benda hitam sempurna sebagai penyerap dan pemancar energi


terbaik. Jika e = 0, benda merupakan penyerap buruk, tetapi pemantul
sempurna. Apabila suhu di sekeliling benda yang berpijar T , besar energi
yang dipancarkan sesuai dengan persamaan berikut.

σ T T …(23)

Contoh soal:
5. Sebuah batang logam mempunyai panjang 2 m dan memiliki luas penampang
20 cm dan perbedaan suhu kedua ujungnya 50 . Bila koefisien konduksi
termalnya 0,2 kal/m s , tentukan jumlah kalor yang merambat per satuan
luas dan per satuan waktu!
Jawab:
Diketahui: L = 2 m
A = 20 cm m
k = 0,2 kal/m s
T
Ditanya : H = …?
89

Penyelesaian:

A T

Daftar Pustaka

Lasmi, Ni Ketut. 2017. Buku Mandiri Fisika Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI
Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016. Jakarta: Erlangga.

Widodo, Tri. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
90

INSTRUMEN TES

Sekolah : MAN Manggarai Barat


Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Jumlah Soal : 40
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Kunci Ranah
Indikator Soal
Jawaban Kognitif
Menganalisis 3. Ukuran derajat panas atau C C1
pengertian dinginnya suatu benda disebut . . .
suhu a. Kalor
b. Udara
c. Suhu
d. Angin
e. Air
Menganalisis 4. Alat yang digunakan untuk B C1
alat pengukur mengukur suhu adalah . . .
suhu dan a. Barometer
skalanya b. Termometer
masing- c. Bimetal
masing d. Garputala
e. Alumunium
Menganalisis 5. Tentukan konversi suhu 50 F = . . C C2
konsep . R
konversi suhu a. 327
b. 45
c. 8
d. 15
e. 70
6. Suhu pada skala Fahrenheit terbaca D C2
sama dengan skala Reamur pada
suhu…
a.
b.
c.
d.
e.
7. Sebuah benda bersuhu 27 B C2
dinaikkan sebesar 27 . Jika
keadaan tersebut dinyatakan dalam
skala kelvin…
a. suhu mula-mula 300 K, naik
27 K
b. suhu mula-mula 300 K, naik
300 K
91

c. suhu mula-mula 273 K, naik


27 K
d. suhu mula-mula 27 K, naik
300 K
e. suhu mula-mula 327 K, naik
27 K
8. Sebuah termometer X D C3
menunjukkan bahwa air membeku
pada suhu 20 dan mendidih pada
suhu 100 , Suhu 30 pada
termometer celsius akan bernilai…
pada termometer X.
a. 22
b. 25
c. 26
d. 44
e. 48
Menganalisis 9. Energi yang berpindah dari benda A C2
pengertian yang suhunya lebih tinggi ke benda
kalor yang suhunya lebih rendah ketika
kedua benda bersentuhan disebut

a. Kalor
b. Suhu
c. Massa Jenis
d. Termometer
e. Celcius
10. Benda yang melepas kalor E C2
suhunya…
a. naik
b. mula-mula turun lalu naik
c. tetap
d. mula-mula naik lalu turun
e. turun
Menganalisis 11. Air sebanyak 100 gram yang A C4
persamaan memiliki temperatur 25
kalor dipanaskan dengan energi sebesar
1.000 kalori. Jika kalor jenis air 1
kal/g , tentukanlah temperatur air
setelah pemanasan tersebut…
a. 35
b. 300
c. 75
d. 123,7
e. 15,5
12. Es mempunyai kalor jenis 0,5 kal/g C C4
. Sebanyak 10 g es pada suhu 0
diberi kalor sebanyak 1000 kalori.
92

Apabila kalor lebur es 80 kal/g, air


yang dihasilkan mempunyai
suhu…
a. 0
b. 10
c. 20
d. 40
e. 100
13. Sepotong aluminium dengan massa D C3
0,2 kg dan suhu 25 dipanaskan
hingga 75 . Jika kalor jenis
aluminium 840 J/kg , kalor yang
diserapnya adalah…
a. 8.000 J
b. 8.200 J
c. 8.300 J
d. 8.400 J
e. 8.600 J
Menganalisis 14. Banyaknya kalor yang dibutuhkan B C2
konsep untuk menaikkan suhu suatu benda
kapasitas sebesar disebut . . .
kalor a. koefisien muai
b. kapasitas kalor
c. konduktivitas termal
d. kalor jenis
e. koefisien panjang
Menganalisis 15. Dalam sistem SI, satuan kalor jenis B C2
konsep kalor suatu benda adalah…
jenis a. J/kg
b. J/kg K
c. kal/g
d. erg/g
e. erg/gK
16. Jika suatu zat mempunyai kalor A C2
jenis tinggi, ketika dipanaskan
maka zat tersebut…
a. lambat naik suhunya jika
dipanaskan
b. cepat naik suhunya jika
dipanaskan
c. lambat mendidih
d. cepat mendidih
e. cepat lebur
Menganalisis 17. Sepotong besi yang memiliki C C4
persamaan massa 3 kg, dipanaskan dari suhu
kalor jenis 20 hingga 120 . Jika kalor yang
diserap besi sebesar 135 kJ.
Tentukan kalor jenis besi…
93

a. 350 J/kg
b. 550 J/kg
c. 450 J/kg
d. 650 J/kg
e. 400 J/kg
Menganalisis 18. Grafik berikut menunjukkan D C4
proses hubungan antara kenaikan suhu (T)
perubahan es dengan kalor (Q) yang diserap oleh
menjadi uap suatu zat padat yang mempunyai
air kalor lebur 80 kal/g.

Massa zat padat tersebut adalah…


a. 45 g
b. 58 g
c. 60 g
d. 75 g
e. 80 g
19. Titik didih suatu zat cair selalu E C1
sama dengan…
a. titik lebur
b. titik beku
c. titik kritis
d. titik jenuh
e. titik embun
Menganalisis 20. Satu gram air pada suhu 40 D C4
persamaan dicampur dengan 1 gram air yang
azas Black bersuhu 80 . Suhu akhir
campurannya adalah…
a. 30
b. 40
c. 50
d. 60
e. 70
21. Teh panas yang massanya 20 g C C3
pada suhu T dituangkan ke dalam
cangkir bermassa 290 g dan
bersuhu 20 . Jika suhu
kesetimbangan termal 36 dan
panas jenis air teh 8 kali panas
jenis cangkir, suhu air teh mula-
94

mula adalah…
a. 50
b. 55
c. 65
d. 75
e. 80
22. Batang logam bermassa 2 kg E C4
memiliki suhu 25 . Untuk
menaikkan suhunya menjadi 75
dibutuhkan kalor sebesar
kal. Jika suhunya dinaikkan
menjadi 125 maka berapakah
kalor yang dibutuhkan…
a. kal
b. kal
c. 2 kal
d. kal
e. kal
23. Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu A C4
100 di tuangkan ke dalam bejana
dari aluminium yang memiliki
massa 0,5 kg. Jika suhu awal
bejana sebesar 25 , kalor jenis
aluminium 900 J/kg , dan kalor
jenis air 4.200 J/kg , maka
tentukan suhu kesetimbangan yang
tercapai… (anggap tidak ada
kalor yang mengalir ke
lingkungan)
a. 86, 765
b. 89, 156
c. 27, 379
d. 42,370
e. 52, 891
24. Botol termos berisi 230 gram kopi D C3
pada suhu 80 . Kemudian
ditambahkan susu sebanyak 20
gram bersuhu 5 . Jika tidak ada
kalor pencampuran maupun kalor
yang terserap botol termos dan
kalor jenis kopi = susu = air = 1,00
kal/g , maka berapakah suhu
keseimbangan campuran…
a. 54
b. 63
c. 81
d. 74
95

e. 357
25. Berapa banyak air bersuhu 25 B C3
yang harus dicampurkan dengan 2
L air bersuhu 100 agar suhu
akhir air 40 (
dan ) adalah…
a. 6 L
b. 8 L
c. 10 L
d. 12 L
e. 16 L
26. Jika 75 g air yang suhunya 0 B C3
dicampur dengan 50 g air yang
suhunya 100 , suhu akhir
campurannya adalah…
a. 25
b. 40
c. 60
d. 65
e. 75
27. Sepotong es bersuhu 0 A C4
dimasukkan ke dalam 600 g air
yang bersuhu 40 . setelah terjadi
kesetimbangan, dihasilkan suhu
akhir 0 . Jika kalor jenis air 1
kal/g dan kalor lebur es 80 kal/g,
maka massa es yang melebur
seluruhnya adalah…
a. 0,30 kg
b. 0,25 kg
c. 0,20 kg
d. 0,15 kg
e. 0,10 kg
28. Air sebanyak 60 g bersuhu 90 D C3
dicampurkan dengan 40 g air
bersuhu 25 . Jika tidak ada faktor
lain yang mempengaruhi proses
tersebut, suhu akhir campurannya
adalah…
a. 15,4
b. 23,0
c. 46,0
d. 64,0
e. 77,0
Menganalisis 29. Batang kuningan mempunyai B C3
persamaan panjang 100 cm pada suhu 25 .
muai Berapa pertambahan panjang
96

panjang, batang kuningan itu jika suhunya


muai luas dan dinaikkan menjadi 50 dengan
muai koefisien muai panjang kuningan
ruang/volume adalah…
a. 0,00475 cm
b. 0,0475 cm
c. 0,475 cm
d. 0,0275 cm
e. 0,00275 cm
30. Suhu sebatang baja ditingkatkan D C4
dari 0 menjadi 100 ,
panjangnya bertambah 1 mm dari
panjang mula-mula 1 m.
Pertambahan panjang batang baja
lain yang panjangnya 6 m jika
dipanaskan dari 0 sampai 12
adalah…
a. 0,24 mm
b. 0,5 mm
c. 0,6 mm
d. 0,72 mm
e. 1,2 mm
31. Pelat besi pada suhu 20 memiliki E C4
ukuran seperti gambar berikut.

2m

2m
Apabila suhunya dinaikkan
menjadi 100 dan koefisien muai
panjang besi 1,1 × / ,
luasnya menjadi…
a. 4,0000106
b. 4,0000140
c. 4,0000376
d. 4,0000726
e. 4,0000704
32. Selembar pelat terbuat dari E C4
perunggu seperti gambar berikut

100 cm

200 cm
Diketahui
pada suhu 0 . Jika pelat
97

tersebut dipanaskan sampai 80 ,


pertambahan luas permukaan pelat
tersebut adalah…
a.
b.
c.
d.
e.
33. Sebatang besi dengan panjang 4 m B C4
dan lebar 20 cm bersuhu 20 . Jika
besi tersebut dipanaskan hingga
mencapai 40 , berapakah luas
kaca setelah dipanaskan… ( α = 12
× / )
a. 0,820384
b. 0,800384
c. 1,800374
d. 0,700184
e. 0,800273
34. Jika koefisien muai panjang = E C3
dan koefisien muai ruang = q,
diperoleh hubungan untuk satu
jenis logam adalah…
a. p = 3q
b. 2p = 3q
c. q =
d. q =
e. q = 3p
Menganalisis 35. Grafik berikut yang benar C C2
hukum- menyatakan hukum Boyle
hukum adalah…
tentang gas a.

b.

c.
98

d.

e.

Menganalisis 36. Suatu ruangan tertutup berisi gas. C C3


persamaan Jika gas dipanaskan pada proses
hukum- isotermal ternyata volumenya
hukum diperkecil menjadi kali, tekanan
tentang gas
gas menjadi…
a. kali
b. tetap
c. 4 kali
d. 8 kali
e. kali
37. Gas berada dalam ruang tertutup A C3
dengan volume V, tekanan P, dan
suhu T. Apabila volumenya
mengalami perubahan menjadi
kali semula dan suhunya dinaikkan
menjadi 4 kali semula, tekanan gas
menjadi…
a. 8 P
b. 2 P
c. P
d. P
e. P
38. Gas dalam ruang tertutup dengan A C4
volume 5 liter bersuhu 37 pada
tekanan 3 atm. Jika gas tersebut
dipanaskan sampai 52 ,
volumenya menjadi 6,5 liter.
Berapakah perubahan
tekanannya…
a. 0,6 atm
b. 1,2 atm
c. 0,8 atm
d. 2,0 atm
e. 0,5 atm
99

Menganalisis 39. Proses perpindahan kalor melalui C C1


konsep zat perantara tanpa disertai
perpindahan perpindahan molekul zat disebut . .
kalor secara a. Radiasi
konduksi, b. Kobveksi
konveksi, dan c. Konduksi
radiasi d. Konversi
e. Fluktuasi
40. Faktor-faktor berikut yang tidak C C1
mempengaruhi laju perpindahan
kalor secara konduksi pada sebuah
logam adalah…
a. panjang penghantar
b. luas penampang
c. emisivitas
d. perbedaan suhu
e. konduktivitas termal
41. Pancaran sinar matahari yang A C2
menerangi bumi yang meyebabkan
terjadi perpindahan kalor.
Perpindahan ini disebut…
a. Radiasi
b. Konduksi
c. Konveksi
d. Isolator
e. Konduktor
Menganalisis 42. Dua batang penghantar mempunyai E C4
persamaan panjang dan luas yang sama
laju disambung menjadi satu seperti
perpindahan gambar berikut.
kalor secara
konduksi, A B
konveksi, dan 100 𝑇𝑎 25
radiasi
Koefisien konduksi termal B = 2
kali koefisien konduksi terman A.
Suhu pada sambungannya ( )
adalah…
a. 30
b. 25
c. 40
d. 45
e. 50
100

Tabel r

Ananda dan Muhammad Fadhli (2018: 333)


101

Validitas Instrumen

Butir Soal
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Andi Akbar 1 1 1 1 1 0 1 1 0

2 Anju 0 0 0 1 0 0 1 1 0

3 Aswa Atun 1 1 1 0 1 0 1 1 1

Fatimah
4 1 1 1 0 1 0 1 1 1
Said Idan
Fidyah
5 1 1 1 0 1 0 1 1 1
Febrianti
Firnanda
6 1 1 1 0 1 0 1 1 1
Kurniawan
Fitri Aida
7 Mawati 1 1 1 0 1 0 1 1 1
Daputri
Gilang
8 Rahmat 1 1 1 0 1 0 1 1 1
Dhani
Ikma
9 1 1 1 0 0 1 1 1 0
Febrianti
Jamraini
10 1 1 1 0 1 0 1 1 1
Mu’alimah
Lilis
11 1 1 1 0 0 1 1 1 1
Cahyani
Mohammad
12 Bayu 1 1 1 1 1 0 1 1 0
Samudera
Muhamad
13 1 1 1 0 0 1 1 1 0
Afgan
Mita
14 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Halmawati

15 Nurita Ulfa 0 0 0 0 0 1 1 1 0

16 Safriani 0 0 0 0 0 1 1 1 0
102

17 Sarmila 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 Siti Mirna 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 Syahrudin 0 0 0 0 0 0 1 1 0

Umul
20 1 1 1 0 1 0 1 1 0
Raihan
Uswatun
21 0 0 0 0 1 1 1 1 0
Hasanah

22 Zaenab 1 1 1 0 1 1 1 1 0

N 14 14 14 3 13 7 19 19 8

P 0,64 0,64 0,64 0,14 0,59 0,32 0,86 0,86 0,36

Q 0,36 0,36 0,36 0,86 0,41 0,68 0,14 0,14 0,64

21,5 21,5 21,5 20,0 20,2 18,8 19,3 19,3 20,6


X rata-rata(i)
7 7 7 0 3 6 2 2 3
X rata-rata(t) 17,5
Standar Deviasi 6,43
r table 0,432
0,842

0,842

0,842

0,156

0,510

0,146

0,700

0,700

0,365

r bis(i)
Tidak

Tidak

Tidak
Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Butir Soal
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1

0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1

0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1

0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1
103

0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1

0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0

0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1

0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1

0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1

0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1

0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1

0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1

0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0

0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1

0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1

0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1

0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1

0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1

1 6 3 14 18 2 18 7 4 4 16

0,05 0,27 0,14 0,64 0,82 0,09 0,82 0,32 0,18 0,18 0,73

0,95 0,73 0,86 0,36 0,18 0,91 0,18 0,68 0,82 0,82 0,27

4,00 19,67 18,33 19,93 19,67 9,50 19,67 22,43 19,25 20,00 19,56
17,5
6,43
0,432
-0,483

-0,386
0,206

0,052

0,502

0,718

0,718

0,521

0,128

0,183

0,526
104

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak
Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid
Butir Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0

1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0

0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0

1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0

1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0

0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0

1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0

1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0

1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
105

1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0

1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0

1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0

0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0

13 7 6 13 2 1 4 10 1 4 1

0,59 0,32 0,27 0,59 0,09 0,05 0,18 0,45 0,05 0,18 0,05

0,41 0,68 0,73 0,41 0,91 0,95 0,82 0,55 0,95 0,82 0,95

17,85 22,71 22,67 21,46 13,50 14,00 22,25 20,80 22,00 14,75 14,00

17,5
6,43
0,432
-0,193

-0,125

-0,201

-0,125
0,065

0,551

0,490

0,739

0,347

0,462

0,161
Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak
Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid
106

Butir Soal
Skor Skor^2
32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 1 1 1 0 0 1 1 1 23 529

0 0 0 0 0 1 1 1 0 14 196

0 0 0 0 0 1 1 1 1 18 324

0 0 0 0 0 1 1 1 0 18 324

1 1 0 0 1 1 1 1 0 21 441

1 1 0 0 1 1 1 1 0 19 361

1 1 0 0 1 1 1 1 1 23 529

0 0 1 0 0 1 1 1 1 23 529

1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 576

1 1 0 0 0 1 1 1 1 21 441

0 0 1 1 0 1 1 1 1 22 484

1 1 0 0 1 1 1 1 1 23 529

1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 484

0 0 0 0 1 0 0 0 1 7 49

1 1 0 0 1 0 1 1 1 12 144

0 0 0 0 1 0 1 1 1 8 64

1 1 0 0 0 1 0 0 1 7 49
107

0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 16

0 0 0 0 0 0 1 1 0 9 81

1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 529

1 1 1 1 0 1 1 1 1 22 484

1 1 0 0 0 1 1 1 1 22 484

13 13 7 6 9 17 19 19 16 385 7647

0,59 0,59 0,32 0,27 0,41 0,77 0,86 0,86 0,73

0,41 0,41 0,68 0,73 0,59 0,23 0,14 0,14 0,27

20,15 20,15 22,71 22,67 17,67 19,18 19,32 19,32 18,75

17,5
6,43
0,432
0,495

0,495

0,551

0,490

0,022

0,477

0,700

0,700

0,319
Tidak

Tidak
Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Contoh butir soal nomor 1: (soal valid)

Jumlah peserta didik = 22

Jumlah peserta didik yang benar butir soal ke-1 = 14


108

a. Mencari proporsi jawaban benar

b. Mencari proporsi peserta didik yang menjawab salah

c. Mencari rata-rata skor total responden yang menjawab benar

Jumlah yang menjawab benar butir soal ke-1 ada 14 peserta didik dengan

skor masing-masing adalah

Jadi, ̅

d. Mencari rata-rata skor total seluruh responden


̅

e. Mencari standar deviasi

∑ ∑
√ . /

√ ( )

f. Mencari validitas

̅ ̅

109

Syarat: (Valid)

(Tidak valid)

Karena, (Valid)

Contoh butir soal nomor 4: (soal tidak valid)

Jumlah peserta didik yang benar butir soal ke-4 = 3

a. Mencari proporsi jawaban benar

b. Mencari proporsi peserta didik yang menjawab salah

c. Mencari rata-rata skor total responden yang menjawab benar

Jumlah yang menjawab benar butir soal ke-4 ada 14 peserta didik dengan

skor masing-masing adalah

Jadi, ̅

d. Mencari rata-rata skor total seluruh responden


̅
110

e. Mencari standar deviasi

∑ ∑
√ . /

√ ( )

f. Mencari validitas

̅ ̅

Syarat: (Valid)

(Tidak valid)

Karena, (Tidak valid)


111

Reliabilitas Instrumen

Butir Soal
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Andi Akbar 1 1 1 1 1 0 1 1 0

2 Anju 0 0 0 1 0 0 1 1 0

3 Aswa Atun 1 1 1 0 1 0 1 1 1

Fatimah
4 1 1 1 0 1 0 1 1 1
Said Idan
Fidyah
5 1 1 1 0 1 0 1 1 1
Febrianti
Firnanda
6 1 1 1 0 1 0 1 1 1
Kurniawan
Fitri Aida
7 Mawati 1 1 1 0 1 0 1 1 1
Daputri
Gilang
8 Rahmat 1 1 1 0 1 0 1 1 1
Dhani
Ikma
9 1 1 1 0 0 1 1 1 0
Febrianti
Jamraini
10 1 1 1 0 1 0 1 1 1
Mu’alimah
Lilis
11 1 1 1 0 0 1 1 1 1
Cahyani
Mohammad
12 Bayu 1 1 1 1 1 0 1 1 0
Samudera
Muhamad
13 1 1 1 0 0 1 1 1 0
Afgan
Mita
14 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Halmawati

15 Nurita Ulfa 0 0 0 0 0 1 1 1 0

16 Safriani 0 0 0 0 0 1 1 1 0
112

17 Sarmila 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 Siti Mirna 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 Syahrudin 0 0 0 0 0 0 1 1 0

Umul
20 1 1 1 0 1 0 1 1 0
Raihan
Uswatun
21 0 0 0 0 1 1 1 1 0
Hasanah

22 Zaenab 1 1 1 0 1 1 1 1 0

𝜮 14 14 14 3 13 7 19 19 8
k 40
k-1 39
p 0,64 0,64 0,64 0,14 0,59 0,32 0,86 0,86 0,36
Q 0,36 0,36 0,36 0,86 0,41 0,68 0,14 0,14 0,64
Pq 0,23 0,23 0,23 0,12 0,24 0,22 0,12 0,12 0,23
𝜮pq 6,83
Varians Total 41,34
0,86
KR-20 Sangat Tinggi
Reliabel

Butir Soal
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1

0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1

0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1

0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1

0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1

0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0
113

0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1

0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1

0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1

0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1

0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1

0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1

0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0

0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1

0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1

0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1

0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1

0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1

1 6 3 14 18 2 18 7 4 4 16
40
39
0,05 0,27 0,14 0,64 0,82 0,09 0,82 0,32 0,18 0,18 0,73
114

0,95 0,73 0,86 0,36 0,18 0,91 0,18 0,68 0,82 0,82 0,27
0,04 0,20 0,12 0,23 0,15 0,08 0,15 0,22 0,15 0,15 0,20
6,83
41,34
0,86
Sangat Tinggi
Reliabel

Butir Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0

1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0

0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0

1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0

1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0

0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0

1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0

1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0

1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
115

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0

1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0

1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0

0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0

13 7 6 13 2 1 4 10 1 4 1
40
39
0,59 0,32 0,27 0,59 0,09 0,05 0,18 0,45 0,05 0,18 0,05
0,41 0,68 0,73 0,41 0,91 0,95 0,82 0,55 0,95 0,82 0,95
0,24 0,22 0,20 0,24 0,08 0,04 0,15 0,25 0,04 0,15 0,04
6,83
41,34
0,86
Sangat Tinggi
Reliabel

Butir Soal
Skor Skor^2
32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 1 1 1 0 0 1 1 1 23 529

0 0 0 0 0 1 1 1 0 14 196
116

0 0 0 0 0 1 1 1 1 18 324

0 0 0 0 0 1 1 1 0 18 324

1 1 0 0 1 1 1 1 0 21 441

1 1 0 0 1 1 1 1 0 19 361

1 1 0 0 1 1 1 1 1 23 529

0 0 1 0 0 1 1 1 1 23 529

1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 576

1 1 0 0 0 1 1 1 1 21 441

0 0 1 1 0 1 1 1 1 22 484

1 1 0 0 1 1 1 1 1 23 529

1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 484

0 0 0 0 1 0 0 0 1 7 49

1 1 0 0 1 0 1 1 1 12 144

0 0 0 0 1 0 1 1 1 8 64

1 1 0 0 0 1 0 0 1 7 49

0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 16

0 0 0 0 0 0 1 1 0 9 81
117

1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 529

1 1 1 1 0 1 1 1 1 22 484

1 1 0 0 0 1 1 1 1 22 484

13 13 7 6 9 17 19 19 16 385 7647
40
39
0,59 0,59 0,32 0,27 0,41 0,77 0,86 0,86 0,73
0,41 0,41 0,68 0,73 0,59 0,23 0,14 0,14 0,27
0,24 0,24 0,22 0,20 0,24 0,18 0,12 0,12 0,20
6,83
41,34
0,86
Sangat Tinggi
Reliabel

Uji Reliabilitas

N = 22

k = 40

∑ 6,83

Jumlah skor peserta didik (∑ = 385

Jumlah kuadrat skor tiap peserta didik (∑ ) = 7647

a. Mencari varians total

∑ ∑
√ . /

√ ( )


118

b. Mencari reliabilitas


{ }

, -
9

( )
9

(Sangat tinggi)

Syarat: (Reliabel)

(Tidak reliabel)

Karena, (Reliabel)
119

Instrumen Tes Setelah divalidasi

1. Ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda disebut . . .


a. Kalor d. Angin
b. Udara e. Air
c. Suhu
2. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah . . .
a. Barometer d. Garputala
b. Termometer e. Aluminium
c. Bimetal
3. Tentukan konversi suhu 50 F = . . . R
a. 327 d. 15
b. 45 e. 70
c. 8
4. Sebuah benda bersuhu 27 dinaikkan sebesar 27 . Jika keadaan tersebut
dinyatakan dalam skala kelvin…
a. suhu mula-mula 300 K, naik 27 K
b. suhu mula-mula 300 K, naik 300 K
c. suhu mula-mula 273 K, naik 27 K
d. suhu mula-mula 27 K, naik 300 K
e. suhu mula-mula 327 K, naik 27 K
5. Energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang
suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan disebut …
a. Kalor d. Termometer
b. Suhu e. Celcius
c. Massa Jenis
6. Benda yang melepas kalor suhunya…
a. Naik
b. mula-mula turun lalu naik
c. tetap
d. mula-mula naik lalu turun
e. turun
7. Dalam sistem SI, satuan kalor jenis suatu benda adalah…
a. J/kg d. erg/g
b. J/kg K e. erg/gK
c. kal/g
8. Jika suatu zat mempunyai kalor jenis tinggi, ketika dipanaskan maka zat
tersebut…
a. lambat naik suhunya jika dipanaskan
b. cepat naik suhunya jika dipanaskan
c. lambat mendidih
d. cepat mendidih
120

e. cepat lebur
9. Grafik berikut menunjukkan hubungan antara kenaikan suhu (T) dengan kalor
(Q) yang diserap oleh suatu zat padat yang mempunyai kalor lebur 80 kal/g.

Massa zat padat tersebut adalah…


a. 45 g d. 75 g
b. 58 g e. 80 g
c. 60 g
10. Titik didih suatu zat cair selalu sama dengan…
a. titik lebur
b. titik beku
c. titik kritis
d. titik jenuh
e. titik embun
11. Batang logam bermassa 2 kg memiliki suhu 25 . Untuk menaikkan suhunya
menjadi 75 dibutuhkan kalor sebesar kal. Jika suhunya dinaikkan
menjadi 125 maka berapakah kalor yang dibutuhkan…
a. kal d. kal

b. kal e. kal

c. 2 kal
12. Botol termos berisi 230 gram kopi pada suhu 80 . Kemudian ditambahkan
susu sebanyak 20 gram bersuhu 5 . Jika tidak ada kalor pencampuran
maupun kalor yang terserap botol termos dan kalor jenis kopi = susu = air =
1,00 kal/g , maka berapakah suhu keseimbangan campuran…
a. 54 d. 74
b. 63 e. 357
c. 81
13. Berapa banyak air bersuhu 25 yang harus dicampurkan dengan 2 L air
bersuhu 100 agar suhu akhir air 40 ( cm dan
) adalah…
a. 6 L d. 12 L
b. 8 L e. 16 L
c. 10 L
121

14. Jika 75 g air yang suhunya 0 dicampur dengan 50 g air yang suhunya
100 , suhu akhir campurannya adalah…
a. 25 d. 65
b. 40 e. 75
c. 60
15. Suhu sebatang baja ditingkatkan dari 0 menjadi 100 , panjangnya
bertambah 1 mm dari panjang mula-mula 1 m. Pertambahan panjang batang
baja lain yang panjangnya 6 m jika dipanaskan dari 0 sampai 12 adalah…
a. 0,24 mm d. 0,72 mm
b. 0,5 mm e. 1,2 mm
c. 0,6 mm
16. Jika koefisien muai panjang = dan koefisien muai ruang = q, diperoleh
hubungan untuk satu jenis logam adalah…
a. p = 3q d. q=
b. 2p = 3q e. q = 3p
c. q=
17. Grafik berikut yang benar menyatakan hukum Boyle adalah…
a.

b.

c.

d.
122

e.

18. Suatu ruangan tertutup berisi gas. Jika gas dipanaskan pada proses isotermal
ternyata volumenya diperkecil menjadi kali, tekanan gas menjadi…
a. kali d. 8 kali
b. Tetap e. kali
c. 4 kali
19. Gas berada dalam ruang tertutup dengan volume V, tekanan P, dan suhu T.
Apabila volumenya mengalami perubahan menjadi kali semula dan suhunya
dinaikkan menjadi 4 kali semula, tekanan gas menjadi…
a. 8P d. P
b. 2P e. P
c. P
20. Proses perpindahan kalor melalui zat perantara tanpa disertai perpindahan
molekul zat disebut . . .
a. Radiasi d. Konversi
b. Kobveksi e. Fluktuasi
c. Konduksi
21. Faktor-faktor berikut yang tidak mempengaruhi laju perpindahan kalor secara
konduksi pada sebuah logam adalah…
a. panjang penghantar d. perbedaan suhu
b. luas penampang e. konduktivitas termal
c. emisivitas
22. Pancaran sinar matahari yang menerangi bumi yang meyebabkan terjadi
perpindahan kalor. Perpindahan ini disebut…
a. Radiasi d. Isolator
b. Konduksi e. Konduktor
c. Konveksi
123

ANALISIS DESKRIPTIF

Pre-test

No Nama Skor Pretest


1 Abdul Kholik Alfais 11
2 Al Azhar 8
3 Anjriani Rahayu 13
4 Darmiyati 14
5 Dini Andriani 14
6 Edi Yunus 9
7 Fais Ramadhan 12
8 Fitrah Hairatu Nisa 13
9 Helma Liana Putri 14
10 Iskandar 12
11 Juhasmiati Jaeda 13
12 Lusma 14
13 Murniati 15
14 Mustika Nurmi 13
15 Nurfathonah 14
16 Nurlaily Usy Sulriztania 14
17 Putri Ayuningsih 7
18 Ridha Anisah Sahidah 15
19 Rosmita 6
20 Selfi 15
21 Sri Misranti Adwiah 13
22 Tita Sartika 6
23 Tri Ismawati 10
24 Ulfatun Isnaini 12
25 Wahdaniatullah 8

Skor ideal = 22

Skor tertinggi = 15

Skor terendah =6

Rentang skor (R) = skor tertinggi – skor terendah = 15 – 6 = 9

Banyaknya data (n) = 25

Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 25

= 5,18 ≈ 5
124

9
Panjang kelas interval (i) = (dibulatkan)

Skor rata-rata

6 2 12
7 1 7
8 2 16
9 1 9
10 1 10
11 1 11
12 3 36
13 5 65
14 6 84
15 3 45
𝜮 25 295

∑ 9 9
̅

Standar deviasi

I ̅ ̅
1 11 -0,80 0,64
2 8 -3,80 14,44
3 13 1,20 1,44
4 14 2,20 4,84
5 14 2,20 4,84
6 9 -2,80 7,84
7 12 0,20 0,04
8 13 1,20 1,44
9 14 2,20 4,84
10 12 0,20 0,04
11 13 1,20 1,44
12 14 2,20 4,84
13 15 3,20 10,24
14 13 1,20 1,44
15 14 2,20 4,84
16 14 2,20 4,84
17 7 -4,80 23,04
18 15 3,20 10,24
19 6 -5,80 33,64
20 15 3,20 10,24
21 13 1,20 1,44
22 6 -5,80 33,64
125

23 10 -1,80 3,24
24 12 0,20 0,04
25 8 -3,80 14,44
𝜮 198,00

∑ ̅

√ √ √

Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik

Kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat pada Pretest.

Skor F Persentase (%)


6- 7 3 12
8- 9 3 12
10 – 11 2 8
12 – 13 8 32
14 – 15 9 36
𝜮 25 100

Persentase pre-test

Persentase

Persentase 1 =

Persentase 2 =

Persentase 3 =

Persentase 4 =

9
Persentase 5 =
126

Post-Test

No Nama Skor Posttest


1 Abdul Kholik Alfais 15
2 Al Azhar 15
3 Anjriani Rahayu 17
4 Darmiyati 20
5 Dini Andriani 21
6 Edi Yunus 17
7 Fais Ramadhan 18
8 Fitrah Hairatu Nisa 17
9 Helma Liana Putri 21
10 Iskandar 16
11 Juhasmiati Jaeda 18
12 Lusma 21
13 Murniati 21
14 Mustika Nurmi 18
15 Nurfathonah 20
16 Nurlaily Usy Sulriztania 21
17 Putri Ayuningsih 14
18 Ridha Anisah Sahidah 21
19 Rosmita 12
20 Selfi 21
21 Sri Misranti Adwiah 16
22 Tita Sartika 13
23 Tri Ismawati 16
24 Ulfatun Isnaini 17
25 Wahdaniatullah 14

Skor ideal = 22

Skor tertinggi = 21

Skor terendah = 12

Rentang skor (R) = skor tertinggi – skor terendah = 21 – 12 = 9

Banyaknya data (n) = 25

Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 25

= 5,18 ≈ 5
127

9
Panjang kelas interval (i) = (dibulatkan)

Skor rata-rata

12 1 12
13 1 13
14 2 28
15 2 30
16 3 48
17 4 68
18 3 54
19 0 0
20 2 40
21 7 147
𝜮 25 440


̅

Standar deviasi

i ̅ ̅
1 15 -2,60 6,76
2 15 -2,60 6,76
3 17 -0,60 0,36
4 20 2,40 5,76
5 21 3,40 11,56
6 17 -0,60 0,36
7 18 0,40 0,16
8 17 -0,60 0,36
9 21 3,40 11,56
10 16 -1,60 2,56
11 18 0,40 0,16
12 21 3,40 11,56
13 21 3,40 11,56
14 18 0,40 0,16
15 20 2,40 5,76
16 21 3,40 11,56
17 14 -3,60 12,96
18 21 3,40 11,56
19 12 -5,60 31,36
20 21 3,40 11,56
21 16 -1,60 2,56
22 13 -4,60 21,16
128

23 16 -1,60 2,56
24 17 -0,60 0,36
25 14 -3,60 12,96
𝜮 194,00

∑ ̅

√ √ √

Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas

XI IPA 2 MAN Manggarai Barat pada Posttest

Skor F Persentase (%)


12 – 13 2 8
14 – 15 4 16
16 – 17 7 28
18 – 19 3 12
20 – 21 9 36
𝜮 25 100

Persentase post-test

Persentase

Persentase 1 =

Persentase 2 =

Persentase 3 =

Persentase 4 =

9
Persentase 5 =
129

UJI N-GAIN

Skor Skor
Maks -
Nama G g Kriteria
Skor
Pretest Posttest Pretest
Abdul Kholik
11 15 4 11 0,36 Sedang
Alfais
Al Azhar 8 15 7 14 0,50 Sedang

Anjriani Rahayu 13 17 4 9 0,44 Sedang

Darmiyati 14 20 6 8 0,75 Tinggi

Dini Andriani 14 21 7 8 0,88 Tinggi

Edi Yunus 9 17 8 13 0,62 Sedang

Fais Ramadhan 12 18 6 10 0,60 Sedang


Fitrah Hairatu
13 17 4 9 0,44 Sedang
Nisa
Helma Liana
14 21 7 8 0,88 Tinggi
Putri
Iskandar 12 16 4 10 0,40 Sedang

Juhasmiati Jaeda 13 18 5 9 0,56 Sedang

Lusma 14 21 7 8 0,88 Tinggi

Murniati 15 21 6 7 0,86 Tinggi

Mustika Nurmi 13 18 5 9 0,56 Sedang

Nurfathonah 14 20 6 8 0,75 Tinggi


Nurlaily Usy
14 21 7 8 0,88 Tinggi
Sulriztania
Putri
7 14 7 15 0,47 Sedang
Ayuningsih
Ridha Anisah
15 21 6 7 0,86 Tinggi
Sahidah
Rosmita 6 12 6 16 0,38 Sedang
130

Selfi 15 21 6 7 0,86 Tinggi


Sri Misranti
13 16 3 9 0,33 Sedang
Adwiah
Tita Sartika 6 13 7 16 0,44 Sedang

Tri Ismawati 10 16 6 12 0,50 Sedang

Ulfatun Isnaini 12 17 5 10 0,50 Sedang

Wahdaniatullah 8 14 6 14 0,43 Sedang

Rata-Rata 11,80 17,60 5,80 10,20 0,57 Sedang

1. Menghitung Gain setiap peserta didik

Contoh:

Responden 1: G = skor posttest – skor pretest = 15 – 11 = 4

2. Menentukan Gain Ternormalisasi (N-Gain)

Skor Maksimal = 22

Contoh:

Responden 1: (Sedang)

Rata-Rata N-Gain Ternormalitas (G)

(Sedang)
131

DOKUMENTASI

Praktikum tentang suhu Praktikum tentang kalor

Praktikum tentang pemuaian Praktikum tentang perpindahan kalor


132

Proses belajar mengajar (berkelompok)

Foto bersama

Foto bersama
133

Lembar Validasi

Perangkat Pembelajaran oleh Validator


134
135
136
137
138
139
140
141
142
143

RIWAYAT HIDUP

Irma Sari Defi. Dilahirkan di Pulau Seraya Besar

Kabupaten Manggarai Barat pada tanggal 26 September

1997, dari pasangan Ayahanda Abdurahman dan Ibunda

Sardewi.

Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2003 di

SD Inpres Pulau Seraya Besar Kabupaten Manggarai

Barat dan tamat tahun 2009, tamat SMP Negeri Satu

Atap Pulau Seraya Besar Kabupaten Manggarai Barat tahun 2012, dan tamat

MAN Manggarai Barat Kabupaten Manggarai Barat tahun 2015.

Pada tahun yang sama (2015), penulis melanjutkan pendidikan pada

program Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai