Anda di halaman 1dari 151

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG

EKOSISTEM DENGAN SIKAP BERPIKIR KRITIS SISWA


PADA ISU KERUSAKAN LINGKUNGAN DI SEKITAR
SEKOLAH

SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana (S. Pd)

Oleh :

Nama : NOVALIA SARI


NIM : 2014820052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Skripsi, Juli 2018

NOVALIA SARI
(2014820052)

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG EKOSISTEM


DENGAN SIKAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA ISU KERUSAKAN
LINGKUNGAN DI SEKITAR SEKOLAH

xvi+ 128 hal + 13 tabel + 2 Gambar + 21 Lampiran

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat


hubungan antara penegetahuan siswa tentang ekosistem dengan sikap
berpikir kritis siswa pada isu kerusakan lingkungan di sekitar sekolah dan
bagaimana hubungan pengetahuan siswa tentang ekosistem dengan
sikap berpikir kritis siswa pada isu kerusakan lingkungan disekitar
sekolah.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
deskriptif korelasional.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan siswa tentang ekosistem
dengan sikap berpikir kritis siswa pada isu kerusakan lingkungan di sekitar
sekolah. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan analisis korelasi sederhana
didapat korelasi anatara variabel (X) Hubungan Pengetahuan Siswa
tentang Ekosistem dengan Variabel (Y) Sikap Berfikir Kritis Siswa pada
Isu Kerusakan Lingkungan di sekitar Sekolah adalah 0,103 dengan nilai
Signifikan 0,538.Besarnya hubungan pengetahuan siswa tentang
ekosistem dengan sikap berpikir kritis siswa pada isu kerusakan
lingkungan di sekitar sekolah dapat diketahui dengan melihat hasil
perhitungan uji koefisien determinasi sebesar 10,1% yang berarti bahwa
sikap berpikir kritis siswa pada isu kerusakan lingkungan di sekitar sekolah
10,1% menentukan pengetahuan siswa tentang ekosistem.

Kata Kunci : Ekosistem, Berpikir Kritis, Isu Kerusakan Lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA: 25 (1995-2016)

i
ii
iii
iv
FAKTA INTEGRITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:


a. Nama : Novalia Sari
b. Tempat / Tanggal Lahir : Bogor, 09 September 1996
c. Fakultas / Prodi : Ilmu Pendidikan / Pendidikan Guru Sekolah
Dasar
d. Nomor Pokok : 2014820052
e. Alamat : Kp. Nawing Rt 01 / Rw 03, Desa Sukamulya,
Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor
f. No Telp / Hp : 081517717635
g. Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan Siswa tentang
Ekosistem dengan Sikap Berpikir Kritis
Siswa pada Isu Kerusakan Lingkungan di
Sekitar Sekoalah
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa seluruh
dokumen/data yang saya sampaikan dalam skripsi ini adalah benar
dengan ketentuan yang berlaku.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh/seagian dokumen
data terdapat indikasi penyimpangan/ pemalsuan pada bagian tertentu,
makasaya bersedia menerima sanksi sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.
Demikian fakta integritas ini saya buat dengan sesungguhnya
tanpa ada paksaan dari siapapun, untuk dipergunakan semestinya.

Jakarta, 19 Juli 2018


Mahasiswa yang bersangkutan

v
PERSEMABAHAN

Dan inilah hasil goresan tangan di pagi, siang, dan malam yang masih

jauh dari kata sempurna yang mungkin tidak dapat membalas segala hal

yang telah diberikan kepada ku sejak kecil hingga aku sebesar ini.

Namun, izinkanlah aku untuk mempersembahkan hadiah kecil ini

kepada orang tua ku tercinta,

Begitu banyak kata maaf yang ingin aku ucapkan karna diusiaku ini,

aku berharap semoga hasil tulisaku dan terselesaikannya kuliah ini

dapat membahagiakan ayah, mamah, kakek, nenek, keluarga serta

sahabat tercinta

Terimakasih untuk segalanya.

vi
MOTTO

Percaya Pada Diri Sendiri Adalah

Kunci dari Keberhasilan

Sukses milik semua orang..!!!

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirarahim

Assalamualaikum, wr.wb

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT.atas segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PENGETAHUAN
SISWA TENTANG EKOSISTEM DENGAN SIKAP BERPIKIR KRISTIS
SISWA PADA ISU KERUSAKAN LINGKUNGAN DI SEKITAR
SEKOLAH” yang insyaAllah dapat memberikan informasi yang berharga
bagi para pembaca. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
baginda Rasulullah SAW. keluarganya, sahabatnya, serta umatnya yang
selalu melaksanakan ajarannya.

Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam


memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Penyusunan skripsi ini
mungkin tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbgai
pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa selama penyusunan
skripsi ini, terutama kepada:

1. Dr. Iswan M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universistas


Muhammadiyah Jakarta, yang telah memberikan kesepatan kepada
penulis untuk mengikuti studi di fakultas ini.
2. Bapak Azmi Al-Bahij, M.Si.,selakuKetua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Univrsitas Muhammadiyah Jakarta sekaligus
selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan
pikirannya untuk membimbing, memberikan dorongan dan arahan
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

viii
3. Para Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta, yang telah memberikan berbagai kemudahan
dalam menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Jakarta.
4. Bapak Cecep S.Pd.SD, selaku Kepala Sekolah SDN Leuwiranji 03 dan
jajaran guru-guru yang telah mendukungserta memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitan di sekolah
tersebut.
5. Kedua orang tua tercinta, Bapak Fahruroji dan Ibu Maswani, yang
selalu memberikan kasih sayang dan selalu medo’akan serta
memberikan dukungan kepada penulis, karena beliaulah penulis dapat
tumbuh seperti sekarang ini, dan karena dorongan beliau pula baik
moril maupun materil penulis dapat menyelesaikan skripsi.
6. Kakek dan Nenek tercinta, Bapak H. Ruman dan Hj. Marwiyah yang
selalu memberikan do’a dan semangat serta dukungan kepada penulis
agar dapat menyelesaikan skripsi.
7. Kedua adik tercinta, Abdul Mujahidin dan M.Fatir Al-Asad yang banyak
menghibur penulis dari kepenatan yang terjadi pada saat menyusun
skripsi.
8. Semua teman-teman Fakultas Ilmu Pendidikan kelas ASD
2014.Terutama teman dekat saya yang banyak membatu sehingga
terselesaikannya Skripsi.
9. Saudara Ahmad Vickri Effendi S.Pd, Imam Muttaqin, saudari Ade
Nuraenillah S.Pd., Sri Munarti S.E., Siti Novianti, Siti Romlah,
Rosyidah, Andi Gusnawati S.E. selaku pendengar dan penyemangat
terbaik penulis yang selalu bersedia menghibur, memberi semangat,
memberi masukan serta bantuan yang bermakna dalam penyusunan
skripsi.
10. Teman-teman penulis yang telah memberikan banyak informasi serta
bantuannya dalam melakukan penelitian.
11. Kepada seluruh pihak yang ikut andil baik secar langsung maupun
tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

ix
Penulis menyadari ada keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki, oleh karena itu penulis membutuhkan arahan
dan petunjuk dari semua pihak, serta mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.Semoga kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.

Tiada gading yang tak retak dan kesempurnaan hanyalah milik


Allah SWT.akhirnya hanya kepada-Nya jualah berserah diri dan berharap
semoga amal kebaikan kita semua diterima oleh Allah SWT.Amin.

Atas pengertian dan perhatiannya penulis mengucapkna


terimakasih.

Wassalamua’laikum, wr.wb.

Jakarta, Juli 2018

Penulis

x
DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ..................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ iv
FAKTA INTEGRIITAS ...................................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH .................... vi
PERSEMBAHAN .............................................................................. vii
MOTTO ............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ........................................................................ ix
DAFTAR ISI ...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 5
C. Batasan Masalah .............................................................. 5
D. Rumusan Masala .............................................................. 6
E. Tujuan Penelitian .............................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................ 7
G. Sistematika Penulisan....................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teori ....................................................................... 8
B. Kerangka Berpikir ............................................................. 43
C. Hipotesis Penelitian .......................................................... 44

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 45

xi
1. Tempat ........................................................................ 45
2. Waktu .......................................................................... 45
B. Metode Penelitian ............................................................. 46
C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel....................... 47
D. Populasi dan Sempel ........................................................ 48
E. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian ..................................... 49
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 55
G. Teknik Analisis Data ......................................................... 56

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Tempat ............................................................. 60
B. Hasil Analisis Data ............................................................ 61
1. Uji coba Instrumen ....................................................... 61
a. Uji Validitas ............................................................ 61
b. Uji Reliabilitas......................................................... 65
2. Uji Prasarat Analisis ..................................................... 67
a. Uji Normalitas ......................................................... 67
b. Uji Homogenitas ..................................................... 69
c. Uji Hipotesis ........................................................... 70
1) Uji Koefisien Korelasi ........................................ 70
2) Uji Koefisien Determinasi .................................. 71
C. Interprestasi Hasil Penelitian ............................................ 72

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 79
B. Saran .............................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 81


LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 83

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................... 45


Tabel 3.2 Rincian Siswa di SDN Leuwiranji 03 .............................. 49
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Pengethuan Siswa Tentang
Ekosistem ...................................................................... 50
Tabel 3.4 Tabel Skala Likert .......................................................... 52
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Berpikir Kritis Siswa Pada Isu
Kerusakan Lingkungan Di Sekitar Sekolah ................... 52
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Siswa Tentang
Ekosistem ...................................................................... 62
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Sikap Berpikir Kritis Siswa
Pada Isu Kerusakan Lingkungan Di Sekitar Sekolah ..... 64
Tabel 4.3 Reliability Statistics ........................................................ 66
Tabel 4.4 Reliability Statistics ........................................................ 67
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas........................................................ 69
Tabel 4.6 Uji Homogenitas............................................................. 70
Tabel 4.7 Uji Koefisien Korelasi ..................................................... 70
Table 4.8 Koefisien Determinasi .................................................... 71

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ...................................................................................... 43


Gambar 4.1 ...................................................................................... 68

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Penelitian ............................................. 83


Lampiran 2 Surat Keterangan Validasi ......................................... 84
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .... 85
Lampiran 4 Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi ........................... 86
Lampiran 5 Kartu Menyaksikan Ujian Skripsi ............................... 88
Lampiran 6 Soal Tes Objektif Uji Validasi ..................................... 89
Lampiran 7 Soal Tes Objektif ....................................................... 101
Lampiran 8 Rekapitulasi Uji Validitas Soal Pada Materi Ekosistem 109
Lampiran 9 Kuesioner .................................................................. 110
Lampiran 10 Uji Validitas ................................................................ 114
Lampiran 11 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Siswa Tentang
Ekosistem .................................................................. 117
Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Sikap Berpikir Kritis Siswa
pada Isu Kerusakan Lingkungan Di Sekitar Sekolah . 119
Lampiran 13 Uji Reliabilitas Pengetahuan Siswa Tentang
Ekosistem .................................................................. 121
Lampiran 14 Uji Reliabilitas Sikap Berpikir Kritis Siswa
pada Isu Kerusakan Lingkungan Di Sekitar Sekolah . 122
Lampiran 15 Uji Normalitas ............................................................ 123
Lampiran 16 Hasil Uji Normalitas .................................................. ` 124
Lampiran 17 Uji Homogenitas ........................................................ 125
Lampiran 18 Uji Koefisien Korelasi ................................................. 126
Lampiran 19 Uji Koefisien Determinasi ........................................... 127
Lampiran 20 Dokumentasi .............................................................. 128
Lampiran 21 Riwayat Hidup Penulis ............................................... 129

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan pembangunan dan pesatnya kemajuan teknologi telah

dan akan terus menimbulkan dampak positif dan negatif bagi

kehidupan khususnya pada lingkungan, yang diantarnya berupa

kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup yang pada akhirnya

akan berakibat pada penurunan kualitas lingkungan. Kegiatan

pembangunan terjadi pada berbagai sektor industri, pertanian,

perikanan, peternakan, perkebunan, pertambangan, perumahan,

perdagangan dan transprtasi. Kegiatan-kegiatan tersebut diperkirakan

telah dan akan mempengaruhi kelestarian lingkungan hidup.

Kualitas lingkungan apabila tidak diperhatikan, maka kegiatan

pembangunan tentunya akan mengkibatkan terganggunya

keseimbangan ekosistem dan terjadinya degradasi lingkungan, seperti

tanah longsor, penggundulan hutan, erosi, peningkatan lahan kritis,

pencemaran tanah, air dan udara, abrasi pantai serta penurunan debit

air permukaan dan air tanah.Manusia dan lingkungan hidupnya

terdapat hubungan timbal balik.Manusia mempengaruhi lingkungan

dan begitupun sebaliknya, manusia dipengaruhi oleh

lingkungan.Manusia dan lingkungan hidupnya tidak akan bisa

dipisahkan.

1
Menurut Undang-undang No. 32/2009pasal 1 ayat 1

menyebutkan bahwa lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang

dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk

manusia dan perilakunyaserta kesejahteraan manusia dengan

makhluk hidup lainnya.

Manusia dalam menjalankan aktivitasnya akan terganggu jika

lingkungan rusak. Lingkungan hidup yang rusak adalah lingkungan

yang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dalam mendukung

kehidupan. Keinginan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya

merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, namun tanpa disertai

kebijakan dalam proses pencapaiannya, justru manusia tersebut akan

memperoleh kemerosotan kualitas hidup.

Perkembangan kebudayaan dan jumlah penduduk menyebabkan

manusia melakukan eksploitasi sumber daya alam.Seiring dengan

perubahan peradaban, kebutuhan terus meningkat dan berkembang

baik jenis maupun jumlahnya, sedangkan penyediaan sumber daya

alam terbatas. Eksploitasi yang berlebihan akan mengakibatkan

merosotnya daya dukung lingkungan.

Daya lingkungan yang terbatas mengakibatkan terjadinya

kelangkaan sumber daya alam, terjadi pencemaran, dan terjadilah

persaingan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang

dilaksanakan secara berlebih, akan terjadi perusakan kekayaan alam

yang sangat merugikan bagi kita semua, dan pada akhirnya akan

2
menimbulkan kehancuran bagi manusia dan lingkungan secara

bersama-sama, terutama keseimbangan ekosistem di alam, karena

ekosistem merupkan kesatuan struktur dan fungsional antara makhluk

hidup dengan lingkungannya.

Undang-undang No. 32/2009pasal 65 ayat 4tentang

perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa

setiap orang berhak dan berperan dalam pengelolaan lingkungan

hidup. Institusi pendidikan juga diharapkan mampu untuk turut serta

mengambil peran dalam mewujudkan tujuan dari perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup.

Pendidikan lingkungan di Indonesia telah diupayakan oleh

berbagai pihak selama ini, pelaksanaan dari pendidikan lingkungan

dilakukan oleh masing-masing pelaku pendidikan secara terpisah

untuk mempelajari dan menambah pengetahuan-pengetahuan tentang

lingkungan hidup, maka dari pengetahuan-pengetahuan yang telah

didapat dan dipelajari tersebut diupayakan bertujuan untuk

menciptakan peserta didik yang nantinya memiliki rasa kepedulian

terhadap lingungan dan masalah-masalah yang terkait di dalamnya

serta menghindari timbulnya masalah-masalah tersebut.

Berdasarkan hasil observasi peneliti Kenyataan yang

berlangsung di masyarakat adalahkesadaran dan kepedulian terhadap

lingkungannya masih sangat rendah, sehingga muncul pertanyaan di

masyarakat, mengapa pendidikan IPA di sekolah tidak bisa

3
menimbulkan kesadaran menjaga lingkungan hidupnya, padahal

kosep-konsep pengetahuan lingkungan banyak diajarkan dalam mata

pelajaran IPA, dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Dari hasil

pengamatan yang peneliti lakukan di kelas V SD Negri Leuwiranji 03

pada mata pelajaran IPA yang membahas tentang ekosistem, dan

didalamnya terdapat materi tentang hubungan antara manusia dengan

manusia,serta manusia dengan lingkungannya.

Berbagai upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan dalam

pendidikan IPA perlu dicermati oleh seluruh pemangku kepentingan

agar pengembangan pendidikan IPA lebih banyak mempelajari tentang

lingkungan hidup terutama keseimbangan ekosistem di alam menjadi

lebih terencana, konsisten dan terstruktur, tetapi dengan pengetahuan

tersebut belum cukup apabila tidak disertai dengan pemikiran kritis.

Berpikir kritis adalah sikap kebiasaan dan keterampilan untuk

menanyakan sesuatu yang dianggap tidak tepat dengan cara yang

baik. Dengan pemikiran yang kritis bertanya dengan baik akan

memperoleh jawaban yang baik.Berdasarkan uraian latar belakang

yang dipaparkan di atas, maka penulisingin melakukan penelitian

mengenai “Hubungan Pengetahuan Siswa tentang Ekosistem dengan

Sikap Berpikir Kritis Siswa pada Isu Kerusakan Lingkungan di Sekitar

Sekolah.”

4
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifkasikan

beberapa masalah, diantaranya sebagai berikut:

1. Kegiatan pembangunan dan kemajuan teknologi telah dan akan

menimbulkan dampak positif dan negatif bagi kehidupan khususnya

pada lingkungan,

2. Apabila tidak memperhatikan kualitas lingkungan maka kegiatan

pembangunan akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan

ekosistem.

3. Jika lingkungan rusak, maka manusia dalam menjalankan

aktivitasnya akan terganggu.

4. Kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungannya masih sangat

rendah.

5. Dengan pemikiran kritis siswa dapat membantu pengetahuan yang

mereka miliki untuk menjaga keseimbangan ekosistem

dilingkungan sekitar.

6. Pengetahuan siswa tentang ekosistem berhubungan dengan sikap

berpikir kritis siswa pada isu kerusakan lingkungan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka

penelitian ini dibatasi hanya pada “Apakah dengan pemikiran kritis

5
siswa dapat membantu pengetahuan yang mereka miliki untuk

menjaga keseimbangan ekosistem dilingkungan sekitar sekolah?”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah serta batasan

masalah, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan

permasalahannya adalah:

1. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan siswa tentang

ekosistem dengan sikap berpikir kritis siswa pada isu kerusakan

lingkungan sekitar sekolah?

2. Bagaimana hubungan antara pengetahuan siswa tentang

ekosistem dengan sikap berpikir kritis siswa pada isu kerusakan

lingkungan sekitar sekolah?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan diadakannya penilitian

tersebut adalah:

1. Tujuan Umum

Untuk mendeskripsikan pengetahuan siswa tentang

ekosistem dengan sikap berpikir kritis siswa pada isu kerusakan

lingkungan di sekitar sekolah pada siswa kelas V SDN Leuwiranji

03.

6
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara

pengetahuan siswa tentang ekosistem dengan sikap berpikir

kritis siswa pada isu kerusakan lingkungan di sekitar sekolah.

b. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pengetahuan

siswa tentang ekosistem dengan sikap berpikir kritis siswa pada

isu kerusakan lingkungan sekitar sekolah.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai beberapa

manfaat, yaitu:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan

manfaat yang sangat signifikan terhadap seluruh pembaca,

terutama yang berada dalam dunia pendidikan, sehingga penelitian

ini menjadi salah satu ide pemikiran yang bermanfaat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Pengethuan siswa tentang ekosistem dapat membantu

menngkatkan sikap berpikir kritis siswa pada isu kerusakan

lingkungan di sekitar sekolah.

b. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan wawasan pemahaman dan

pengalaman bagi peneliti dengan menerapkan ilmu yang

7
diperoleh di bangku perkuliahan yaitu dalam Universitas

Muhammadiyah Jakarta. Fakultas Ilmu Pendidikan. Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Serta hasil penelitian ini

dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa lainnya dalam

pengetahuan tentang ekosistem terhadap isu kerusakan

lingkungan.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyusun laporan hasil

penelitian dalam 5 BAB dengan deskripsi singkatnya bab I berisikan latar

belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II berisikan kajian teori, kerangka berfikir, dan hipotesispenelitian.

Pada bab III berisikan tempat dan waktu penellitian, metode peneitian,

variabel dan devinisi operasional variabel, populasi dan sempel, kisi-kisi

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

Pada bab IV berisikan deskripsi tempat, hasil analisis data dan

interprestasi hasil penelitian. Dan pada bab V berisikan kesimpulan dan

saran.

8
BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pengetahuan Siswa

a. Pengetahuan

Pengetahuan berakitan dengan perihal pendidikan, yang

merupakan proses terjadinaya interaksi antara guru dengan

siswa yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan

mental sehingga menjadi mandiri dan utuh. Pendidikan

merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar

dan bertambahnya ilmu pengetahuan.Pengetahuan wajib

dimiliki seseorang untuk mengatasi permasalahan-

permasalahan yang timbul didalam kehidupannya, dengan

pengetahuan pula seseorang bisa menjadikan kehidupannya

lebih bermakna, dengan demikian manusia dituntut untuk

mengembangkan pengetahuan di bumi dan lebih dari sekedar

tahu.Itulah yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk

lainnya.

Menurut Hidayat (2007:62), pengetahuan atau yang

sering disebut dengan knowledge adalah suatu proses dengan

menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap

9
objek tertentu. Hal tersebut dapat menghasilkan

pengetahuan dan keterampilan.

Menurut Mubarok (2001:128), pengetahuan adalah hasil

dari mengingat suatu hal, termasuk mengingat suatu hal

setelah seseorang melakukan kontak atau pengamatan

terhadap suatu objek tertentu.Pengetahuan muncul ketika

manusia menggunakan akal budinya untuk mengenali benda

atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan

sebelumnya.Pengetahuan adalah informasi atau maklumat

yang diketahui atau disadari oleh seseorang yang diperoleh

begitu saja tanpa niat, tanpa keinginan, tanpa usaha, dan

adapula pengetahuan yang didasari motif ingin tau, karena

diusahakan, maupun untuk digunakan dan diterapkan.

b. Siswa

Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen

manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar

mengajar, dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak

yang ingin meraih cita-cita memiliki tujuan yang kemudian ingin

mencapainya secara optimal. Siswa akan menjadi faktor

penentu sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang

diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Siswa

merupakan pelajar yang duduk dimeja belajar strata dengan

Sekolah dasar (=SD), atau Sekolah Menengah Pertama

10
(=SMP), serta Sekolah Menengah Keatas (=SMA).Siswa

tersebut belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan

untuk mencapai pemahaman ilmu yang telah didapat dalam

dunia pendidikan. Siswa atau peserta didik adalah mereka yang

secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk

mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan disekolah,

dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu

pengetahuan, berketerampilan, berpengalaman,

berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri (kompas,1985).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia siswa berarti

orang, anak yang sedang berguru (belajar,

bersekolah).Menurut pasha 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun

2013.Mengenai sistem pendidikan nasional, siswa adalah

anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri

mereka melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang serta

jenis pendidikan tertentu.

Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang

sesuai dengan tahap perkembangannya.Perkembangan anak

adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya. Akan

tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak

pada setiap aspek tidak selalu sama. Hal yang sama siswa juga

dapat dikatakan sebagai sekelompok orang dengan usia

tertentu yang belajar baik secara kelompok atau perorangan.

11
Siswa juga dapat dikatakan sebagai murid atau pelajar.Sebagai

suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai

pendekatan, diantaranya:

1) Pendekatan sosial, siswa adalah anggota masyarakat yang

sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang

lebih baik.

2) Pendekatan psikologi, siswa adalah suatu organisme yang

sedang tumbuh dan berkembang.

3) Pendekatan edukatif, pendekatan pendidikan

menempatkan siswa sebagai unsur penting, yang memiliki

hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan

menyeluruh dan terpadu.

Pengertian sekolah menurut Wikipedia, siswa adalah

anggota masyarakat yang berusaha meningkatkan potensi diri

melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan, baik

pendidikan formal maupun pendidikan nonformal pada jenjang

pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Istilah siswa dalam

dunia pendidikan meliputi:

1) Siswa: Istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah.

2) Warga belajar: Istlah bagi peserta didik pada jalur

pendidikan nonformal seperti pusat kegiatan belajar

masyarakat (PMB), baik paket A, paket B maupun paket C.

12
3) Pelajar: Istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang

mengikuti pendidikan formal tingkat dasar maupun

pendidikan formal tingkat menengah (kompasina, 2013:11).

Mengacu pada beberapa istilah siswa, maka siswa

diartikan sebagaiorang yang berada dalam taraf pendidikan,

yang dalam berbagai literatur siswa juga disebut sebagai anak

didik.Literatur lain menegaskan bahwa anak didik atau siswa

bukan hanya anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dan

pengasihan orang tua, bukan pula anak yang dalam usia

sekolah saja. Pengertian ini berdasar pada tujuan pendidikan

yaitu manusia sempurna secara utuh untuk mencapainya.

Penulis menyimpulkan bahwa pengertian siswa sebagai orang

yang memerlukan ilmu pengetahuan yang membutuhkan

bimbingan dan arahan untuk mengembangkan potensi diri

(fitrahnya) secara konsisten melalui proses pendidikan dan

pembelajaran sehingga tercapai tujuan yang optimal sebagai

manusia dewasa yang bertanggung jawab dengan derajat

keluhuran yang mampu menjalankan fungsinya sebagai

khalifah di bumi .

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan

bahwa siswa adalah status yang disandang oleh seseorang

karena hubungannya dengan dunia pendidikan yang

13
diharapkan menjadi calon-calon intelektual untuk menjadi

generasi penerus bangsa.

c. Ekosistem

Istilah ekosistem berasal dari kata oikos yang rumah

sendiri dan sistema yang berarti terdiri atas bagian-bagaian

yang utuh atau saling mempengaruhi.Jadi ekosistem dapat

diartikan sebagai sistem yang dibentuk di suatu daerah dan

terjadi hubungan timbal balik antara komponen hidup (biotik)

dan komponen tak hidup (abiotik) atau dengan lingkungan.

Ekosistem yang ada dimuka bumi ini terdiri atas perpaduan

sebagai jenis dan kombinasi lingkungan fisik dan kimia yang

berbeda-beda sehingga bentuk ekosistem yang dihasilkan pun

akan berbeda-beda.

Menurut pengertian lain ekosistem adalah tatanan unsur

lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh dan

menyeluruh serta saling mempengaruhi dalam bentuk

keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

Hal ini diutarakan juga dalam Undang-undang pasal 1 poin ke-

5 no 32 tahun 2009 dimana ekosistem merupakan kesatuan

structural dan fungsional antara makhluk hidup dengan

lingkungannya.Ekosistem menunjukan adanya saling interaksi

dan ketergantungan antara makhluk hidup (komponen biotik)

dengan lingkungannya (komponen abiotik).

14
1) Komponen biotik

Komponen biotik suatu ekosistem meliputi berbagai

jenis makhluk hidup yang mencakup individu, populasi,

dan komunitas makhluk hidup berdasarkanfungsi dan

tempatnya. Komponen biotik dapat dibedakan menjadi

tiga jenis, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer

(pengurai).Produsen adalah makhluk hidup yang dapat

menghasilkan makanan sendiri, sedangkan konsumen

memperoleh energi dari bahan makanan yang dibuat oleh

produsen.karena tidak bisa memuat makanan sendiri dan

selalu bergantung pada makhluk hidup lainnya.

2) Komponen abiotik

Komponen abiotik menyediakan tempat hidup,

makanan dan kodisi yang diperlukan oleh komponen biotik

sehingga komposisi abiotik sangat mempengaruhi jenis

komponen bioti yang dapat hidup. Komponen abiotik yang

mempengaruhi komponen bioti dalam satu ekosistem

antara lain air, tanah, suhu, chaya matahari, udara

kelembaban, dan keasaman (pH), karena masing-masing

komponen itu mempunyai fungsi atau relung selama

masing-masing komponen itu melakukan fungsinya dan

bekerja sama dengan baik, maka keteraturan ekosistem

itu pun akan terjaga.Keteraturan ekosistem menunjukan

15
ekosistem tesebut ada dalam suatu keseimbangan

tertentu.Keseimbangan itu tidaklah bersifat statis,

melainkan dinamis atau selalu berubah-ubah, dan

perubahan itu data terjadi secara alamiah maupun terjadi

akibat perubahan manusia.Ekosistem dapat dibagi

menjadi dua kelompok, yaitu:

a) Ekosistem buatan, yaitu suatu ekosistem yang

sengaja dibuat oleh manusia. Berikut adalah contoh

dari ekosistem buatan:

1) Sawah

Sawah adalah lahan usaha pertanian yang

secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh

pematang, serta dapat ditanami padi, palawijaya

atau tanaman budidaya lainnya.Kegiatan budidaya

tanaman padi disawah tersebut dibagi menjadi

dua, yaitu sawah irigasi dan sawah tadah

hujan.Sawah irigasi membutuhkan air yang cukup,

maka itu sawah harus mampu menyangga

genangan air karena padi memerlukan

penggenangan pada priode tertentu dalam

pertumbuhannya, sedangkan sawah tandah hujan

hanya mengandalkan air hujan untuk mengairi

sawahnya.

16
2) Kolam

Kolam merupakan suatu ekosistem yang

sengaja dibuat oleh manusia yang bertujuan

untuk memanfaatkan hasilnya, memperindah

taman serta untuk memelihara binatang

tertentu.

b) Ekosistem alami, yaitu ekosistem yang terbentuk

secara alamiah tanpa melalui campur tangan

manusia. Berikut adalah contoh dari ekosistem alami,

diantaranya:

1) Laut

Bumi ini sebagian besar hampir dari 75% terdiri

atas wilayah perairan, dan sisanya, sekitar 25%

daratan.Kondisi ini semakin bertambah dipicu

dengan adanya fenomena pemanasan global,

sehingga air dibumi semakin bertambah. Diantara

75% wilayah perairan ini 71% berupa air laut (asin)

yang membentuk ekosistem lau ekositem laut

ditandai oleh tingginya kadar garam (selintas).

Pada daerah tropis kadar garamnya sangat tinggi

dengan kandungan ion CI mencapai 55%. Hal ini

disebabkan oleh suhu yang tinggi, sekitar 25%

sehingga tingkat penguapan juga tinggi.

17
2) Hutan

Secara ekologi hutan berfungsi untuk menjaga

kelestarian lingkungan, untuk itu hutan sangat

berguna dalam menopang kehidupan manusia,

namun saat ini terjadi banyak sekali terjadi

peruahan fungsi kawasan htan menjadi pertanian,

perkebunan maupun pemukiman. Hutan yang

terbuka secara tidak langsung akan memutuskan

regenerasi vegetasi berikutnya. Akibatnya akan

terjadi kepunahan baik flora maupun fauna. Selain

itu, kerusakan hutan juga membawa dampak pada

perubahan daur hidrologi. Air hujan yang melalui

tanah betan yang miring akan menyebabkan erosi

dan banjir didaerah hilir, karena hanya sedikit

terjadinya penyerapan air ke dalam tanah. Hutan

berfungsi sebagai penyeimbang kadar oksigen

dalam udara. Hutan juga menyimpan berbagai

macam keragaman hayati, namun sejalan dengan

eksploitasi hutan oleh manusia, maka kemampuan

daya dukung hutan terhdap kehidupan pun

semakin berkurang.

18
1) Sungai

Sungai adalah air tawar yang mengalir dari

sumbernya di daratan menuju dan bermuara ke

danau, laut, atau sungai yang lebih besar (sungai

induk).Aliran sungai merupakan aliran yang

bersumber dari tiga jenis limpasan, yaitu limpasan

dari hujan, limpasan dari dan limpasan dari anak-

anak sungai, dan limpasan dari air tanah.

2) Pegunungan

Ekosistem di daerah pegunungan ditemukan

dari puncak sampai dataran rendah. Daerah

puncak gunung yang tinggi ditutupi oleh salju,

tidak ada tumbuhan (tidak berpenghuni).Padang

lumut ada pada bagian salju, hanya ada tumbuhan

lumut yang dominan.Padang rumput disini jenis

rerumputan yang mendominasi hanya terkadang

ada tumbuhan semak dan pepohonan.

Berdasarkan contoh-contoh tersebut, jelas bahwa

lingkungan dapat memberikan pengaruh terhadap

keanekaragaman makhluk hidup dibumi. Makhluk hidup

yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan akan

dapat lestari. Sedangkan makhluk hdup yang tidak dapat

19
beradaptasi akan pindah ke lingkungan yang cocok atau

akan punah.

Berdasarkan penjelasan tersebut pula dapat

disimpulkan bahwa siswa dikatakan memiliki pengetahuan

tentang ekosistem apabila siswa tersebut mampu:

a) menjelaskan pengetian dari ekosistem

b) mendeskripsikan macam-macam ekosistem

c) menyebutkan keseimbangan ekosistem

d) menganalisa jika tidak terjadi keseimbangan hubungan

ekosistem (karena faktor alami dan perbuatan manusia).

2. Berpikir Kritis

Tugas utama pendidikan selain memperkaya pengetahuan

juga meningkatkan keterampilan siswa dalam

berpikir.Keunggulan berpikir dan penguasaan ilmu pengetahuan

berkembang melalui pelatihan dan pengulangan.Pembiasaan

berpikir runtut menambah pengetahuan dan menerapkan

pengetahuan menentukan efektivitas belajar.

Pada awal abad yang lalu, John Dewey mengatakan bahwa

sekolah harus mengajarkan cara berpikir yang benar pada anak-

anak.Ruggiero (1988:163) mengartikan berpikir sebagai segala

aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan

masalah, membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk

memahami.Berpikir adalah sebuah pencarian jawaban sebuah

20
pencapaian makna. Direktur Pusat Bahasa dan Pemikiran Kritis

di La Guardi College, City University of New York (CUNY),

menjelaskan berpikir sebagai proses aktif, teratur, dan penuh

makna yang kita gunakan untuk memahami dunia. Menurutnya

berpikir kritis adalah berpikir untuk menyelidiki secara sistematis

proses berpikir itu sendiri, maksudnya tidak hanya memikirkan

dengan sengaja, tetapi juga meneliti bagaimana kita dan orang

lain menemukan bukti.

Menurut Fisher (2009:69), apabila seseorang sedang

melakukan proses berpikir kritis berarti menjelaskan bagaimana

sesuatu itu dipikirkan. Belajar berpikir kritis berarti belajar

bagaimana bertanya, kapan bertanya, dan metode apa yang

dipakai dalam penalaran. Seorang siswa hanya dapat berpikir

kritis atau bernalar sampai sejauh mana ia mampu menguji

pengalamannya, mengevaluasi pengetahuan, ide-ide dan

mempertimbangkan argumen sebelum mencapai suatu justifikasi

seimbang. Menjadi seseorang pemikir yang kritis juga meliputi

pengembangan sikap-sikap tertentu seperti keinginan untuk

bernalar, keinginan untuk ditantang, dan hasrat untuk mencari

kebenaran.

Glaser mendefinisikan bahwa berfikir kritis adalah suatu

sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah

dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman

21
sesorang.Berpikir kritis menuntut upaya seseorang untuk

memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif

berdasarkan fungsi pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan

lanjutan yang diakibatkannya.

Berpikir kritis didefinisikan oleh Elain adalah kemampuan

untuk mengatakan sesuatu dengan percaya diri.berpikir kritis

memungkinkan siswa untuk menemukan kebenaran dari suatu

informasi. Sebuah proses terorganisir yang memungkinkan siswa

mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari

pernyataan orang lain terjadi dalam berpikir kritis. Tujuan dari

berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang

mendalam.Pemahaman membuat siswa mengerti maksu di balik

ide sehingga mengungkapkan sebuah makna dari suatu

kejadian.

Menurut Fisher (2009:72) berpikir kritis adalah aktivitas

terampil yang bisa dilakukan dengan lebih baik atau sebaliknya.

Pemikiran kritis yang baik akan memenuhi beragam standar

intelektual, seperti kejelasan, relevansi, kecukupan dan lain-lain.

Menurut Glaser dalam Kasdian (2012:93), seseorang dapat

dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika kerja nalar dan

argumennya melibatkan tiga hal, yakni sikap menanggapi

berbagai persoalan, menimbang berbagai persoalan, dan

terampil menggunakan metode.

22
Menurut John Dewey dalam Kasdian (2012:95), berpikir kritis

adalah pertimbangan yang aktif, terus menerus dan teliti

mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang

diterima begitu saja dengan menyertakan alas an-alasan yang

mendukung dan kesimpulan yang rasional.

Maksud yang telah dikatakan bahwa berpikir kritis

merupakan berpikir aktif, baginya berpikir secara tidak kritis yaitu

berpikir pasif, sedangkan menurut Edward Gelaser dapat

disimpulkan bahwa:

a. Kemampuan berpikir kritis menentukan adanya usaha untuk

selalu menguji keyakinan atau pengetahuan apapun dengan

cara mempertanyakan bagimana keyakinan dan

pengetahuan tersebut didukung oleh data .ini penting untuk

menguji keshahihan kesimpulan dari keyakinan atau

pengetahuan tersebut.

b. Berpikir kritis juga menentukan adanya kemampuan untuk

mengenali, mengidentifikasi, dan memahami persoalan serta

menemukan solusi atasnya. Kemampuan ini ditentukan

supaya seseorang dapat mengumpulkan informasi yang

dibutuhkan atau data-data yang dituntut demi memecahkan

masalah tersebut.

c. Kemampuan mengidentifikasi atau menemukan hubungan

anatara berbagai proposisi, menarik kesimpulan-kesimpulan

23
atau geralisasi, menguji kembali kesimpulanyang telah

diambil, serta mempertanyakan kembalikeyakinan dan

pengetahuan yang selama ini diterima begitu saja.

Pada intinya mereka ingin menegaskan bahwa berpikir kritis itu

menyangkut atas dua hal, yaitu:

1) Seperangkat keterampilan yang harus dimiliki untuk

memproses dan memahami informasi serta keyakinan-

keyakinan. Penegasan ini dilawan dengan kebiasaan

kebanyakan orang yang menerim begitu saja informasi

yang masu tanpa proses kritis dalam pikirannya.

2) Kebiasaan yang didasarkan pada komitmen intelektual

untuk selalu mendasarkan setiap pengambilan kesimpulan

dan tindakan pada proses kritis.

Sikap berpikir kritis dapat diperhatikan dengan langkah-langkah

dalam menghadapi persoala sebagai berikut:

1) Mengenali masalah

Pengenalan terhadap masalah merupakan langkah pertama

untuk menunjukan berpikir kritis. Jangan pernah

menanggapi sesuatu, kalau memang kita tidak mengenal

apa yang menjadi masalahnya. Seseorang yang berpiki

kritis harus mengidentifikasi persoalan-persoalan terlebih

dahulu sebelum mencapai kesimpulan atasnya.

24
2) Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani

masalah. Setelah berahasil untuk mengidentifikasi masalah,

langkah selanjutnya adalah mencari cara memecahkan

masalah tersebut. Pengetahuan yang lebih luas dan usaha

kreatif untuk mencarinya adalah sesuatu yang penting untuk

mendukung berpikir kritis.

3) Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan

untuk menyelesaikan masalah, seperti pengetahuan yang

luas diperlukan dalam mengatasi masalah, demikian halnya

informasi yang penting yang terkait dengan persoalan perlu

dikumpulkan. Informasi yang cukup membuat kita mampu

menilai sesuatu secara tepat dan akurat.

4) Mengenali asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak

dinyatakan. Artinya,seseorang berpikir kritis perlu

mengetahui maksud atau gagasan-gagasan dibalik sesuatu

yang tidak perlu dinyatakan oleh orang lain, dan disini

dituntut kemampuan analisis yang tajam.

5) Mengevaluasi data dan menilai fakta serta pertanyaan-

pertanyaan.

6) Mencermati adanaya hubungan logis antara masalah-

masalah dengan jawaban-jawaban yang diberikan.

7) Menarik kesimpulan-kesimpulan atau pendapat tentang isu

persoalan yang sedang dibicarakan.

25
Suatu hal penting yang sangat ditentukan dalam berpikir

kritis yaitu menuntut dipenuhinya kemampuan dasar.

Kemampuan dasar berpikir kritis diantaranya:

1) Kemampuan untuk menentukan dan mengambil posisiyang

tepat dalam mendiskusikan sebuah isu. Artinya, kita harus

menentukan posisi yang tepat terhadap sebuah

permasalahan yang kita hadapi, dengan kata lain, tidak

diperbolehkan berada dalam posisi tidak jelas. Harus

menempatkan diri pada tempat yang jelas dan jangan

membiarkan diri bibang dalam menentukan posisi.

2) Pemikiran yang kita berikan harus relavan dengan topik

yang sedang dibicarakan.

3) Argumen yang kita sampaikan harus rasional, dengan kata

lain harus bisa dipertanggung jawabkan secara rasional.

4) Alasan-alasan yan jelas, harus memutuskan untuk

menerima atau menola sebuah keputusan ata klaim yang

dibuat oleh orang lain.

5) Keputusan tersebut harus datang dari dalamdiri sendiri,

dan bukan karena dipengaruhi oleh faktor-faktor luar.

Berpikir kritis, hal pertama yang harus diperhatikan adalah

isu dan harus yakin bahwa sebuah isu yang dibicarakan

tersebut benar. Menurut Kasdian (2012:134) dalam pengertian

luas isu adalah setiap persoalan yang menimbulkan masalah

26
atau ketidak pastian, dengan begitu, isu selalu menjadi sebuah

persoalan yang harus dicari sebuah jawaban dan solusi. Sikap

kritis tehadap isu adalah selalu meragukannya dan

mempersoalkannya.

isu selalu menjadi bahan pembicaraan atau pemikiran

masyarakat umum. Isu muncul ketika sebuah klaim, pendapat

atau pernyataan diprsoalkan, maka disitulah hadir sebuah

isu.Isu dan pernyataan selalu berkaitan, isu selalu berkaitan

dengan kata tanya, seperti “berapa banyak?”, “apa”, “kenapa”

dan banyak pula isu yang dimulai dengan kata tanya tidak

langsung seperti “Apakah”.Sesuatu disebut sebagai isu bukan

hanya karena dikatakan atau dikemukakan, tetapi juga

didiskusikan, dipertanyakan dan diperdebatkan.Setiap orang

yang terlihat dalam diskusi harus menempatkan isu pada posisi

yang sebenarnya.Mengidentifisi sebuah isu sering mengalami

kendala, kendala tersebut adalah pemetaan yang tidak jelas,

pengalihan perhatian karena kurang penguasaan bahasa

pembicaraan, dan tanggapan yang tidak menyimpang dari topik

yang dibicarakan, maka perlu dibedakan antara isu faktual dan

isu nonfactual.Isu faktual dicirikan oleh metode yang jelas

untuk mendukung persoalan serta dapat diukur engan standar

tertentu, isu non faktual tidak demikian, sifatnya kualitatif.

27
2) Lingkungan Hidup

a. Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang

mencakupkeadaan sumber daya alamseperti tanah, air,

energi surya, mineral serta flora dan fauna yang tumbuh

diatas tanah maupun didalam lautan dengan kelembagaan

yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan

bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

Lingkungan di Indonesia sering juga disebut “lingkungan

hidup”.

Definisi lingkungan hidup N.H.T Slahaan (2004:148),

adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan

perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk

hidup lain dan dapat mempengaruhi hidupnya. Pengertian

lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu

yang ada di sekitar manusia atau makhluk hidup yang

memiliki hubungan timbale balik dan kompleks serta saling

mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen

yang lainnya.

Pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam

menurut UU No. 32 Tahun 2009 adalah kesatuan ruang

28
dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup

termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah

lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan

kesejahteraan manusia maupun makhluk hidup lainnya

yang ada di sekitarnya, sedangkan ruang lingkup

lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat, Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara

dan melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan

yuridiksinya.

Pengertian dalam lingkungan hidup dalam UU No. 32

Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda

daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan

perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri,

kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lain. UU No.32 tahun 2009 menyatakan

bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidupadalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan

untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah

terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup

yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,

pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

29
L.L Bernard dalam bukunya yang berjudul

“Introduction to Social Psychology” membagi lingkungan

atas empat macam, yaitu:

1) Lingkungan fisik atau anorganik, yaitu lingkungan yang

terdiri dari gaya kosmik dan fisiogeografis seperti tanah,

udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak dan sebagainya.

2) Lingkungan biologi atau organik yaitu segala sesuatu

yang bersifat biotis berupa mikroorganisme, parasit,

hewan, tumbuh-tumbuhan, termasuk juga lingkungan

prenatal dan proses-proses biologi seperti reproduksi,

pertumbuhan dan sebagainya.

3) Lingkungan sosial, dapat dibedakan menjadi tiga bagian:

a) Lingkungan fisiosial, yaitu yang meliputi kebudayaan

materil: peralatan, senjata, mesin, gedung-gedung

dan lain-lain.

b) Lingkungan biososial manusia dan bukan manusia,

yaitu manusia dan interaksinya terhadap sesamanya

dan tumbuhan beserta hewan domestik dan semua

bahan yang digunakan manusia yang berasal dari

sumber organik.

c) Lingkungan psikososial, yaitu yang berhubungan

dengan tabiat batin manusia seperti sikap,

pandangan, keinginan, dan keyakinan. Hal ini terlihat

30
melalui kebiasaan, agama, ideology, bahasa, dan

lain-lain.

3) Lingungan komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara

institusional, berupa lembaga-lembaga masyarakat, baik

yang terdapat di daerah-daerah kota, ataupun desa.

Menurut penjelasan pasal 1 Undang-Undang Nomar 4

Tahun 1982 tentang Pokok-pokok pengelolaan

Lingkungan Hidu, lingkungan hidup dibedakan menjadi

emapat, yaitu:

a) Lingkungan hidup hayati

b) Lingkungan alam non hayati

c) Lingkungan buatan

d) Lingkungan sosial

Lingkungan mempunyai ciri-ciri yang khas.Hal ini perlu

diketahui agar dapat melakukan pemanfaatan lingkungan

denga sumber alamnya secara bijaksana. Ciri-ciri tersebut

diantaranya sebagai berikut:

a) Saling ketergantungan, artinya semua unsur yang ada

di dalam sistem lingkungan hidup merupakan

subsistem yang saling tergantung satu sama lain.

b) Tidak terbatas nyata, artinya suatu subsistem dengan

subsistem yang lain tidak jelas batasnya, misalnya air

didalam udara berbentuk uap, penda padat ada di

31
dalam udara dalam bentuk debu.semakin halus debu

maka semakin besar kemungkinan berada jauh di

daratan, dan makhluk hidup juga terdapat di udara

seperti bakteri, virus dan spora.

c) Adanya suksesi lingkungan, apabila terjadi perubahan

kualitas lingkungan, baik perubahan populasi maupun

komunitas yang ada dilingkungan, maka proses

didalam ekosistem menjadi tidak stabil, tetapi setelah

beberapa waktu akan terbentuk kestabilan baru dalam

keseimbangan yang ada.

d) Adanya daya dukung lingkungan. Manusia dapat

mengambil unsur apapun yang ada di dalam untuk

kehidupannya. Apabila pengambilan sumber daya alam

ini tidak cukup banyak maka tidak akan menjadi

kerusakan lingkungan. Kemampun alam mendukung

orgnisme hidup di dalamnya dengan menjaga

kelestariannya disebut daya dukung lingkungan.

Ekosistem merupakan bagian dari lingkungan hidup.

Menurut pasal 1 ayat 5 Undang-Undang No 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

yang dimaksud ekosistem adalah “tatanan unsur lingkungan

hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling

mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan,

32
stabilitas,dan produktivitas lingkungan hidup”. Proses

interaksi tidak terjadi antara manusia dengan lingkungannya

saja, tetapi juga antar makhluk hidup lain. Diantara unsur-

unsur tersebut saling berhubungan satu sama lain sehingga

harus senantiasa dijaga keseimbangannya. Apabila tidak,

maka dampaknya keseimbangan lingkungan itu sendiri akan

terganggu.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat

ditegaskan bahwa lingkungan hidup merupakan hal yang

sangat penting bagi kehidupan manusia.Manusia dan

lingkungan hidup memiliki hubungan yang birsifat timbal

balik.Terlebih manusia mencari makan dan minum serta

memenuhi kebutuhan lainnya dari ketersediaan sumber-

sumber yang diberikan oleh lingkungan hidup dan kekayaan

alam sebagai sumber utama dan terpenting bagi pemenuhan

kebutuhan.Pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan

manusia tersebut yang membawa konsekuensi logis bahwa

manusia hidup berdampingan dengan lingkungan dan

banyaknya.

b. Kerusakan Lingkungan Hidup

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan lingkungan Hidup, definisi kerusakan

33
lingkungan adalah tindakan yang menimbulkan perubahan

langsung atau tidak langsung teradap sifat fisik dan

hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak

berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan

berkelanjutan. Pembangunan sektor selama ini terus

memperbesar eksploitasi sumber daya alam, sementara itu

kebutuhan untuk melakukan konservasi dan perlindungan

sumber daya alam tidak dapat dijalankan sebagaimana

mestinya.Akibatnya adalah semakin banyanya kerusakan

lingkungan, banjir, longsor, pencemaran air sungai dan lain-

lain.

Allâh SWT. berfirman :

‫ض الَّذِي‬ ِ َّ‫ت أ َ ْيدِي الن‬


َ ‫اس ِليُذِيقَ ُه ْم بَ ْع‬ َ ‫سا ُد فِي ْالبَ ِر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك‬
ْ َ‫سب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالف‬
َ

َ‫ع ِملُوا لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُون‬


َ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat

perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allâh

merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan

mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) [ar-

Rûm/30:41]”

Ayat yang mulia ini, Allâh SWT. menyatakan bahwa

penyebab utama semua kerusakan yang terjadi di muka

bumi dengan berbagai bentuknya adalah perbuatan buruk

dan maksiat yang dilakukan manusia.Banyaknya manusia

34
yang tidak tahu atau tidak mau peduli dan tidak butuh

pandangan serta manfaat jangka panjang sumber daya alam

sekaligus tidak peduli dengan tragedi kerusakan lingkungan

yang terjadi. Bagi mereka,kesejahteraan material sesaat

menjadi kepedulian utama dan pada saat yang sama

mengabaikan berbagai tragedi kerusakan lingkungan yang

umumnya padahal justru mendatangkan kerugian bagi

mereka dan bahkan bagi orang lain yang tidak tahu menahu

Anggapan bahwa lingkungan itu milik publik

menyebabkan orang pada umumnya tidak merasa bersalah

mengeksploitasi sebesar-besarnya sumber daya alam dan

membuang limbah ke media lingkungan.Keruskan

lingkungan berkaitan erat dengan dengan daya dukung

alam.Daya dukung alam perlu dijaga karena daya dukung

alam dapat berkurang atau menyusut sejalan dengan

berputarnya waktu dan pesatnya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta kemajuan

industri.Kerusakan lingkungan akan menyebabkan daya

dukung alam berkurang atau hilang.

Kerusakan lingkungan hidup merupakan detioisasi

lingkungan yang ditandai dengan hilangnya sumber daya

tanah, air udara, punahnya fauna liar, dan kerusakan

ekosistem.Kerusakan lingkungan merupakan salah satu

35
ancaman yang paling berbahaya untuk kelangsungan hidup

manusia dan sudah diperingatkan langsung oleh High Level

Threat Panel PBB.Rusaknya lingkungan terdiri dari beberapa

tipe.Saat alam rusak karena dihancurkan dan kehilangan

sumber daya, itu merupakan tanda bahwa lingkungan

mengalami kerusakan.

Lingkungan alam yang rusak sangat berdampak

terhadap kehidupan manusia sehinga berpotensi

menghasilkan bencana untuk saat ini dan untuk masa-masa

yang akan datang. Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi

karena dua faktor baik faktor alami ataupun karena akibat

ulah manusia.Pentingnya lingkungan hidup yang terawatt

terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa

menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal

pada lingkungan tersebut.

Berikut beberapa faktor secara mendalam yang

menjadikan kerusakan lingkungan hidup:

a) Faktor Alami

Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak

menentu menjadi penyebab terjadinya kerusakan

lingkungan hidup.Bencana alam tersebut bisa berupa

banjir, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

36
angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi.

Selain berbahaya bagi keselamatan manusia maupun

makhluk hidup lainnya bencana tersebut akan

mengakibatkan rusaknya lingkungan.

b) Faktor Buatan

Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki

kemampuan tinggi dibandingkan dengan makhluk lain

akan terus berkembang dari pola hidup sederhana ke

kehidupan yang moder, dengan adanya perkembangan

kehidupan, tentunya kebutuhan juga akan sangat

berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber

daya alam yang berlebih.

c. Macam-Macam Kerusakan Lingkungan Hidup

Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh alam

(gunung meletus,tanah longsor, gempa bumi, erosi dan

abrasi) hanya sekian persen saja, sedangkan jumlah

persentaseyang lebih besar menunjukan pada ulah

manusia yang serakah dalam mengekspoitasi alam tanpa

harus meregenerasikannya lagi. Kegiatan-kegiatan manusia

di lngkungan hidupnya akan menyebabkan siklus

permasalahan lingkungan yang cukup rumit. Masalah

hubungan yang disebabkan oleh ulah manusia diwujudkan

37
dalam berbagai contoh kerusakan lingkungan yang tengah

terjadi.

Berbagai macam kerusakan lingkungan disebabkan

oleh ulah manusia yang tanpa sadar mereka telah

merugikan dirinya sendiri dan terlebih lagi untuk lingkungan

sekitar. Menurut Soemarwoto (2004:79), Manusia

mempunyai hubungan timbal balik dengan lingkungannya,

aktivitasnya mempengaruhi lingkungannya, dan sebaliknya

manusia juga dipengaruhi oleh lingkungannya. Hubungan

timbal balik yang demikian terdapat antara manusia sebagai

individu atau kelompokmasyarakat dan lingkungan

alamnya, terutama dalam abad ke 20dalam waktu yang

relative singkat, keseimbangan antara kedua bentuk

lingkungan hidup manusia tersebut, yaitu lingkungan hidup

alami dan lingkungan hidup buatan mengalami gangguan

secara fundamental mengalami konflik, inilah yang

dianggap sebagai awal krisis lingkungan, karena manusia

sebagai pelaku sekaligus korban.

Permasalahan dan pencemaran lingkungan secara

global sangat kritis, meskipun didalam masyarakat terdapat

mekanisme untuk mengatur laju pertumbuhan dan

kepadatan penduduk, namun kenyataan menunjukan

dibanyak tempat terdapat tanda kepadatan penduduk yang

38
telah melampaui daya dukung lingkungan. Tanda-tanda

dilampauinya daya dukung ialah kerusakan lingkungan

yang terjadi di kota maupun di desa.

Pokok-pokok permasalahan pencemaran dan

kerusakan lingkungan yang telah teridentifikasi april 2017 ini

dapat dikelompokan sebagai berikut:

1) Degradasi sumber daya alam khususnya air dan lahan,

yang ditanda dengan depresi sumber air (permukaan

dan air bawah tanah, baik baik kualitas maupun

kuantitasnya), semakin meluasnya tanah kritis dan DAS

kritis, penurunan produktifitas lahan, semakin meluasnya

kerusakan hutan (terutama karena perambahan) baik

hutan pegunungan maupun hutan pantai (mangrove)

2) Permasalahan pencemaran, baik pencemaran air, udara

maupun tanah yang penyebarnya cukup luas dan terkait

dengan industri, rumah tangga dengan segala jenis

limbahnya, terutama sampah.

3) Inkonsistensi antara rencana tata ruang wilayah dengan

eksisting penggunaan lahan dan pemanfaatan ruang

yang tidak berwawasan lingkungan.

4) Permasalahan sosial kependudukan ditandai dengan

tingginya urbanisasi, munculnya pemukiman kumuh

39
pada hamper seluruh kota di jawa barat, pedagang kaki

lima dan kesemarautan lalu lintas.

5) Tumpang tindih peraturan perundang-undangan

terhadap lingkunga, baik dari interprestasi materi

maupun di lapangan.

Sumber kerusakan lingkungan dapat dikolompokan

menjadi:

1) Degradasi Sumber Daya Alam

Degradasi sumber daya alam meliputi:

a) Sumber daya lahan

Degradasi sumber daya lahan disebabkan oleh

adanya ketidak sesuaian antara penggunaan lahan

dan ruang yang ada dengan Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW), sebagai dampak dari degradasi

sumber daya lahan tersebut adalah munculnya lahan

kritis yang semakin meluas.Adanya lahan

kritisumumnya disebabkan oleh kegiatan penduduk

yang secara langsung menyebabkan rusaknya daya

dukung tanah atau lahan.

Akibat yang akan ditimbulkan adalah pada saat

hujan, lahan tersebut tidak mampu menyerap air

kedalam tanah sehingga akan menyebabkan banjir,

longsor dan lain sebagainya.

40
b) Masalah kegiatan pertambangan

Penambangan lahan galian golongan “C” akup

pengerukan “C” termasuk kerikil, pasir, tanah liat,

tanh merah, batu dan batu kapur.Ampak dari adanya

kegiatan penambangan golongan “C” tersebut

meliputi destibilitasi lereng dengan penggalian

dinding-dinding tinggi yang sering kali meluas sampai

wilayah pemukiman yang dapat memicu peningkatan

bahaya longsor, peningkatan erosi tanah, kerusakan

daerah resapan air, polusi debu dan suara dari jalan-

jalan.

B. Kerangka Berpikir

Lingkungan hidup sebagai suatu sistem yang seharusnya

dijaga dan dirawat demi kemaslahatan manusia dan makhluk hidup

lainnya, namun sebaliknya apa yang terjadi dilingkungan, manusia

semakin enggan untuk peduli akan keseimbangan itu sendiri.

Pembelajaran ekosistem diharapkan memberikan kontribusi yang

nyata bagi lingkungan, karena dengan pelajaran tersebut siswa dapat

meningkatkan kemampuan berpikir secara ilmiah dengan mengkaji

secara disiplin sistematis, metodis, rasional dan koheren yang

menyelidiki aspek tertentu dari realitas

41
Pengetahuan selalu berjalan dengan pola pikir yang kritis pada

seseorang. Siswa sebagai peserta didik telah dibekali berbagai ilmu-

ilmu pengetahuan tentang lingkungan dan dilatih pula untuk berpikir

kritis terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi agar

terbangunnya sebuah gagasan dan solusi yang tepat untuk mengatasi

permasalahan isu-isu yang timbul.

Penelitian melihat fakta di lapangan yaitu kenyataan yang

berlangsung hingga saat ini bahwa dampak “pendidikan lingkungan”

berupa kesadaran dan sikap kepedulian terhadap keselamatan

lingkungan masih rendah terutama di lingkungan sekitar, baik di

sekolah, maupun tempat tinggalnya. Maka dari itu peneliti ingin melihat

apakah terdapa hubungan pengetahuan siswa tentang ekosistem

terhadap sikap kritis siswa pada isu kerusakan lingkungan di daerah

sekitar.

42
Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Pengetahuan tentang Sikap kritis siswa pada


ekosistem isu kerusakan
lingkungan

Meningkatkan Selalu
kemampuan berpikir mempersoalkan
secara ilmiah masalah dan isu

Mengkaji secara Mencari kebenaran


disiplin, sistematis, dan kesimpulan
metodis, rasional, atas setiap masalah
dan koheren yang dan isu yang terjadi
menyelidiki aspek
tertentu dari realitas

1. apakah terdapat hubungan antara pengetahuan siswa


tentang ekosistem dengan sikap kritis siwa pada kerusakan
lingkungan di daerah sekitar
2. bagaimana hubungan antara pengetahuan siswa dengan
skap kritis siswa ada isu kerusakan lingkngan di daerah
sekitar

43
C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ho :P = 0 tidak terdapat hubungan antara pengetahuan

Tentang ekosistem dengan sikap berpikir kritis siswa

pada isu kerusakan lingkungan di sekitar sekolah.

Ha :P = 0terdapat hubungan antara pengetahuan tentang

ekosistem pada isu keruakan lingkungan di daerah

sekitar.

44
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian tersebut dilakukan di SDN Leuwiranji 03

yang terletak di Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten

Bogor.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tersebut mulai dilaksanakan pada bulan Januari

2018 sampai dengan Februari 2018.Dalam penelitian tersebut yang

subyek penelitiannya adalah siswa kelas kelas V di SD Negeri

Leuwiranji 03 Desa Sukamulya Rumpin Bogor.

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan
No Jenis Kegiatan
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei

1. Diskusi Judul Penelitian

2. Perbaikan BAB I

3 Perbaikan BAB II

4. Perbaikan BAB I, II, III

5. ACC Lapangan

6. Perbaikan BAB IV
7. Perbaikan BAB V
8. ACC Sidang

45
B. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Sugiyono (2012:2) menyatakan

bahwa Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode penelitian Kuantitatif yang digunakan dalam penelitian

tersebut adalah metode deskriptif korelasional yaitu untuk meneliti

bagaimana hubungan pengetahuan siswa tentang ekosistem

dengan sikap kritis siswa pada isu kerusakan lingkungan di sekitar

sekolah.Menurut Siregar (2007:335) penelitian korelasi atau

korelasional adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui kekuatan atau bentuk arah hubungan antara dua

variabel dan besarnya pengaruh yang disebabkan oleh variabel

bebas terhadap variabel terkait.

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variable penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang

,obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

disiapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono,2012:61).

Berdasakan hal tersebut maka ditetapkan variabel penelitiannya

sebagai berikut:

46
a. Variabel Bebas (X)

Variabel Independen (variabel bebas) merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono,

2015:52).Variabel bebas (X) dalam penelitian tersebut adalah

“pengetahuan siswa tentang ekosistem”.

b. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas (Sugiyono, 2015:53).Variabel terikat (Y) dalam penelitian

tersebut adalah “sikap kritis siswa pada isu kerusakan

lingkungan sekitar sekolah”.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi oprasional variabel merupakan bagian yang

mendefinisasikan sebuah konsep atau variabel agar dapat di ukur,

dengan cara melihat pada dimensi (indikator) dari suatu konsep

atau variable. Dimensi (indokator) dapat berubah perilaku, aspek,

atau sifat atau karakter (Sekarang dalam Juliansyah, 2015).

Definisi operasional variabel dalam penelitian tersebut adalah:

a. Variabel Bebas (pengetahuan siswa tentang ekosistem)

b. Variable Dependent(sikap kritis siswa pada isu kerusakan

lingkungan di sekitar sekolah)

47
D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono, (2012:78) adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari obyek/ subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi

bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang

lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek

atau subyek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik atau

sifat yang dimiliki oleh subyek dan obyek.

Populasi yang digunakan penulis dalam penelitian tersebut

adalah siswa kelas kelas V di SD Negeri Leuwiranji 03 Desa

Sukamulya, Rumpin, Bogor tahun ajaran 2017/2018. Jumlah

anggota populasi dalam penelitian ini adalah 278siswa yang terdiri

dari 6 kelas dengan rincian sebagai berikut:

48
Tabel 3.2
Rincian siswa kelas VI di SD Negeri Leuwiranji 03
No. Kelas Jumlah Siswa
1. I 60
2. II 70
3. III 35
4. IV 37
5. V 38
6. VI 38
Jumlah 278
Sumber: Data 2018

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut.Apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel

yang diambil harus representative/mewakili.

Teknik sampling yang digunakan untuk memilih sampel adalah

tekniksamplingJenuh,dimana jumlah keseluruhan anggota populasi

digunakan sebagai tujuan untuk membuat generalisasi dan

kesalahan yang sangat kecil (Sugiyono,2012:70).

E. Kisi-kisi Instrumen

1. Instrumen yang pertama berupa tes objektif disusun dalam

bentuk kisi-kisi dan di judgment terlebih dahulu, kemudian

instrument direvisi berdasarkan hasil judgment. Setelah direvisi

49
instrumen akan diujicoba dan dianalisis terlebih dahulu untuk

mengetahui bahwa instrument tersebut valid dan reliabel untuk

digunakan sebagai alat ukur.

STANDAR KOMPETENSI
Memahami pengaruh kegiatan manusia terhadap lingkungan.
KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi Kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi keseimbangan alam (ekosistem).
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Pengetahuan Siswa Tentang Ekosistem

Variabel Aspek Indikator No Item Jumlah

Pengetahuan Ekosistem Pengertian 1, 2 2


siswa ekosistem
tentang
ekosistem
dan
kerusakan
lingkungan
Macam-macam 3, 4, 5, 6, 6
ekosistem 7,8
Peranan 9,10 2
ekosistem
Keseimbangan 11,12, 13, 10
ekosistem 14,
15,16,17,18,
19,20
Kerusakan 21,22 2
ekosistem
Manfaat 23,24 2
ekosistem (alami
dan buatan)
Upaya 25,26,27, 5
memperbiki 28,29
kerusakan
ekosistem

50
Lingkungan Pengertian 30,31 2
lingkungan
Arti penting 32 1
lingkungan bagi
kehiduan manusia
Macam-macam 33, 34, 35 3
lingkungan
Macam-Macam 36, 37, 38, 5
faktor kerusakan 39,40
lingkungan
Bentuk-bentuk .41, 42, 43, 7
kerusakan 44, 45, 46,
lingkungan dan 47
faktor
penyebabnya
(karena faktor
alamai dan
perbuatan
manusia)
Permasalahn- 48,49,50,51 4
permasalahan
yang ada di
lingkungan
sekitar.
Manfaat 52,53 2
lingkungan
Pencemaran 54,55,56, 5
lingkungan 57, 58
Upaya 59,60 2
mengurangi
pencemaran

2. Instrumen yang kedua berupa kuesioner atau angket

.Instrument ini diukur dengan menggunakan sekala

likert.Instrument yang dibuat berupa pernyataan-pernyataan

51
positif dan negatif dengan limaalternatif jawaban yaitu: Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (RR), Tidak Setuju (TS),

dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Tabel 3.4
Tabel Skala Likert

Alternatif jawaban Skor pernyataan Skor Pernyataan


positif Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak 1 5
Setuju
Sumber: Sugiyono (2017)

Angket yang digunakan untuk mengukur sikap berpikir kritis siswa

pada isu kerusakan lingkungan di daerah sekitar di susun dalam

bentuk kisi-kisi.

Table 3.5
Kisi-Kisi Kuesioner Berpikir Sikap Kritis Siswa Pada Isu Kerusakan
Lingkungan Di Sekitar Sekolah

Indikator
Indikator yang Nomor
Kemampuan Item
digunakan Butir
berpikir kritis
1. Mengidentifikasi 2. Mengenali 1. Saya merasa senang tinggal Negatif
permaslahan- masalah didaerah Rumpin karena
permasalahn memiliki banyak perindustrian.
yang terjadi di 2. Saya lebih memilih bepergian
lingkungan dengan kendaraan bermotor
dibandingkan harus berjalan

52
kaki. Negatif
3. Saya lebih sering
menimbimbun sampah berupa
plastik, kaleng dan baterai.
4. Saya lebih suka mencuci
pakaian dengan detergen di
sungai-sungai.
5. Saya lebih memilih kepentingan Negatif
pribadi dari pada kepentingan
umum.
6. Andai suatu saat nanti saya
menjadi salah satu pengusaha
industri galian pasir saya akan Negatif
memanfaatkan SDA tersebut
dengan cara yang berlebihan.
7. Saya merasa nyaman dengan
lingkungan yang tidak tercemar.
8. Saya lebih senang tinggal Negatif
dipemukiman dekan jalan
karena lebih banyak
menguntungkan.
9. Daerah yang maju ditandai
Negatif
dengan gedung-gedung
pencakar langit.
10. Saya merasa sedih lahan-lahan
industri lebih mementingkan
pihak-pihak tertentu.
11. Saya merasa berkewajiban
untuk menjaga dan
melestarikan lingkungan.
12. Saya lebih suka tinggal Positif
dilingkungan pedesaan
dibandingkan dengan
lingkungan perkotaan. Negatif
13. Peran serta masyarakat untuk
menjaga lingkungan semakin
tdak dirasakan.

Negatif

Positif

53
Positif

Positif

Positif

2. Menjelaskan 2. Memberik 14. Saya lebih suka memelihara Negatif


keterkaitan an burung di sangkar dari pada
manusia dengan Argumen harus melepasnya kea lam
permasalahn bebas.
yang terjadi di 15. Sebuah daerah dikatakan maju
lingkungan apabila daerah tersebut
sekitar memiliki lahan yang produktif.
16. Saya tidak begitu peduli Negatif
dengan banyaknya orang yang
mengkonsumsi roskok disekitar
saya.
17. Saya lebih suka berada di
ruangan yang ber-AC Negatif
dibandingkan haruus berada
diruangan yang terbuka.
18. Saya lebih patuh terhadap
peraturan-peraturan ketika ada
yang melihat saya.
19. Saya memilih lahan kosong Negatif
dijadikan mall dari pada dibuat
lahan pertanian.
20. Saya lebih senang
membudidayakan hewan-
hewan tertentu demi
mengingkatkan produk
peternakan. Negatif

54
21. Saya lebih senang membakar
sampah-sampah anorganik dari
pada harus mendaur ulang
sampah tersebut. Negatif
22. Saya lebih suka membuang
sampah-sampah di pinggiran
jalan
23. Saya lebih suka menebang
pohon bambu yang sudah tua Negatif
dibandingkan dengan pohon
bambu yang masih muda.
24. Saya lebih suka melihat mobil-
mobil perindustrian
berlalulalang di depan sekolah
saya. .

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

3. Menganalisa jika 3. Mencerma 25. Ekspoitasi sumber daya alam Positif


terjadi ketidak ti adanya yang berlebihan seprti galian
seimbangan huungan pasir di daerah Rumpin Bogor
ekosistem yang logis dapat mengakibatkan
(karena faktor antara ekosistem dalam keadaan tidak

55
alami dan akibat masalah- stabil sehingga keseimbangan
perbuatan masalah ekosistem sulit diperoleh.
manusia) yang ada. 26. Banyaknya kendaraan industri
dapat menyebabkan ketidak
seimbangan ekosistem yang
berdampak pada penurunan
produksi tanaman.
27. Sungai di Rumpin Bogor hanya Positif
sebagian kecil yang tercemar.
28. Saya tidak peduli dengan
adanya penebangan hutan dan
industri galian pasir karena
dapat mensejahterakan
masyarakat.
29. Saya lebih suka mengambil
ikan disungai dengan Positif
menggunakan zat kimia karena
akan mendapatkan hasil yang
lebih banyak. Negatif

Negatif

4. Menganalisa 4. Menarik 30. Penutupan lahan industri Positif


upaya manusia kesipulan- menjadi solusi yang tepat
dalam kesimpula sebagai penanganan msalah
mengatasi n atau lingkungan hidup.
permasalahan pendapat 31. Diperlukannya pembangunan
dari isu-isu tentang isu sumber PDAM untuk memenuhi
kerusakan persoalan. kebutuhan air bersih.
lingkungan di 32. Diperlukannya pembelajaran Positif
daerah sekitar yang amdal di lingkungan
masyarakat terutama
pedesaan.

56
33. Andai saya diberikan Positif
wewenang saya akan
membangun perdesaan dan
perkampungan menjadi tempat
aut bond yang menitik beratkan
pada lingkungan yang alami.
34. Andai saya di berikan
wewenang saya akan menutup Positif
lahan industri yang
menimbukan banyak
pencemaran.
35. Lingkungan yang bersih adalah
lingungan yang dibangun
sebuah taman.

Positif

Negatif

F. Teknik Pengumpulan Data

peneliti memperoleh data melalui beberapa cara untuk menggali

informasi dan datayang dibutuhkanmengenai hubungan pengetahuan

siswa tentang ekosiste, terhadap sikap berpikir kritis siswa pada isu

kerusakan lingkungan disekitar sekolah, yaitu dengan menggunakan

cara:

1. Tes

Arikunto(2010:223) berpendapat bahwa “tes adalah alat ukur

atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur

57
sesuatu dalam suasana, dengan cara-cara yang sudah

ditentukan”.

2. Kuesioner (Angket)

Metode kuesioner atau angket adalah cara pengumpulan

data melalui pengajuan beberapa pertanyaan kepada responden

yang jawabannya diberikan secara tertulis. Metode ini

menggunakan skala sebagai instrument pengumpulan datanya.

Menurut Sukmadinata (2012:93) Skala merupakan teknik

pengumpulan data yang bersifat mengukur, karena diperoleh hasil

ukur yang berbentuk angkayang terdiri dariskala deskriptif, garis,

pilihan wajib, pembandingan pasangan, dan daftar cek . Adapaun

skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala daftar cek

(ceklist)dengan menggunakan kuesionerpernyataan. Skala daftar

cek (ceklist) merupakan bentuk skala yang berisi sejumlah

pernyataan singkat yang harus direspon dengan membubuhkan

tanda cek.

Kedua instrument tersebut sebelum digunakan dalam

pengambilan data, peneliti melakukan uji coba instrumen terlebih

dahulu kepada reponden yaitu kelas VI.Hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah instrument tersebut telah valid dan reliabel

untuk dipakai dalam penelitian (Purwanto, 2013:126).

Setelah peneliti memperoleh instrumen yang telah valid dan

reliabel, maka peneliti langsung mengujikan instrument tersebut

58
dalam pengambilan data yang dibutuhkan, yaitu data tentang

pengetahuan tentang ekosistem dan data yang menggambarkan

sikap kritis siswa pada isu kerusakan lingkungan yang ada di

daerah sekitar sekolah.

G. Teknik Analisis Data

Setelah instrument disusun, maka langkah selanjutnya adalah

menguji validitas dan relialibilitas instrument.Dengan menggunakan

instrument yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data

diharapkan hasil penelitian menjadi valid.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program

komputer yaitu SPSS Versi 22(Software Statistict Product For the

Social Science). SPSS adalah software yang berfungsi untuk

menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik untuk statistic

parametric maupun non-parametrik dengan basis windows (Ghozali,

2016).Ada beberapa teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu :

1. Uji Coba Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan

valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

59
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut (Ghozali, 2016:97).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau

konstruk.Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2016:105).

Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu, repeated measure (Pengukuran ulang, dan One Shot

(Pengukuran sekali saja). Penelitian ini akan menguji

reliabilitas dengan menggunakan One Shot atau pengukuran

sekali saja. One Shot merupakan pengukuran hanya sekali

dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain

atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS

memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji

statistik Cronbach Alpha. Suatu kontruksi atau variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >

0.70 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali,2016).

2. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki

60
distribusi normal.Seperti diketahui bahwa uji t dan F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal.Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak

valid untuk jumlah sampel kecil. (Ghozali, 2016:123).

3. Uji Homogenitas

Uji Homogenesitas digunakan untuk mengetahui varian

dari beberapa populasi sama atau tidak. Adapun dasar

pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah :

1) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari

dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama.

2) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari

dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama.

4. Uji Hipotesis

1) Uji Koefisien Korelasi

Analisis korelasi berguna untuk menentukan suatu

besaran yang menyatakan kuatnya suatu variabel dengan

variabel lain. Adapun uji keofisien korelasi menggunakan

Product Moment dari Pearson.Adapun dasar pengambilan

keputusan :

1). Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat korelasi

2). Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat korelasi

61
b. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui

persentasi pengaruh yang diberikan variabel independen (X)

terhadap variabel dependen (Y).

62
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat

1. Gambaran Umum Responden

Penelitian ini meneliti tentang Hubungan pengetahuan siswa

tentang ekosistem dengan sikap berpikir kritis siswa pada isu

kerusakan lingkungan di sekitar sekolah.Responden yang dijadikan

sebagai sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN

Leuwiranji 03 yang terletak di Desa Sukamulya, Kecamatan

Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang berjumlah 38 siswa.

2. Visi dan Misi dan Tujuan Sekolah

a. Visi

1) Unggul dalam Olahraga, Budaya, Cerdas, dan Berakhlak

Mulia.

b. Misi

1) Menanamkan budi pekerti luhur melalui pengamalan ajaran

agama.

2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.

3) Mengembangkan potensi peserta didik secara keseluruhan

dibidang olahraga sesuai bakat dan minat siswa.

4) Menciptakan lulusan yang kompeten dan cerdas dalam


membangun identitas budaya dan bangsa

63
c. Tujuan

1) Meningkatkan perilaku akhlak mulia melalui kegiatan

keagamaan

2) Meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan sikap/nilai.

3) Mewujudkan dan mengembangkan pendidikan dasar yang

bermutu.

4) Mempersiapkan siswa yang memiliki prestasi, tangguh dan

berkopetensi.

B. Hasil Uji Analisis Data

1. Uji Coba Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

atau tidaknya suatu kuesioner.Suatu kuesioner dikatakan valid

jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,

2016:97). Uji Validitas Yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel dengan degree

of freedom(df) = n – 2. Dalam penelitian ini df = 38 – 2 df = 36

dengan alpha 0.05 didapat rtabel sebesar 0.2709. Jika rhitung > rtabel

berarti pernyataan tersebut dikatakan valid.hasil uji validitas

untuk rhitung (per item) dapat dilihat dalam hasil output SPSS

64
pada kolom Corrected Item-Total Correlation seperti yang

disajikan sebagai berikut :

1) Uji Validitas Pengetahuan Siswa Tentang Ekosistem (X)

Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Pengetahuan Siswa Tentang
Ekosistem

Corrected Item-
Instrumen Total r-Tabel Keterangan
Correlation
X_P1 0,378 0,2709 Valid

X_P2 0,317 0,2709 Valid

X_P3 0,307 0,2709 Valid

X_P4 0,359 0,2709 Valid

X_P5 0,388 0,2709 Valid

X_P6 0,370 0,2709 Valid

X_P7 0,357 0,2709 Valid

X_P8 0,363 0,2709 Valid

X_P9 0,334 0,2709 Valid

X_P10 0,519 0,2709 Valid

X_P11 0,399 0,2709 Valid

X_P12 0,390 0,2709 Valid

X_P13 0,311 0,2709 Valid

X_P14 0,347 0,2709 Valid

X_P15 0,416 0,2709 Valid

X_P16 0,500 0,2709 Valid

65
X_P17 0,459 0,2709 Valid

X_P18 0,606 0,2709 Valid

X_P19 0,288 0,2709 Valid

X_P20 0,581 0,2709 Valid

X_P21 0,539 0,2709 Valid

X_P22 0,307 0,2709 Valid

X_P23 0,590 0,2709 Valid

X_P24 0,305 0,2709 Valid

X_P25 0,429 0,2709 Valid

X_P26 0,519 0,2709 Valid

X_P27 0,443 0,2709 Valid

X_P28 0,443 0,2709 Valid

X_P29 0,336 0,2709 Valid

X_P30 0,284 0,2709 Valid

X_P31 0,311 0,2709 Valid

X_P32 0,323 0,2709 Valid

X_P33 0,347 0,2709 Valid

X_P34 0,307 0,2709 Valid

X_P35 0,318 0,2709 Valid

X_P36 0,612 0,2709 Valid

X_P37 0,379 0,2709 Valid

X_P38 0,595 0,2709 Valid

X_P39 0,295 0,2709 Valid

X_P40 0,443 0,2709 Valid

66
Sumber: Output SPSS Versi 22

Berdasarkan tabel 4.1 pada kolom Corrected Item-

Total Correlation (rhitung) untuk masing-masing item atau

butir pernyataan nilainya lebih besar dari rtabel 0.2709,

sehingga dapat disimpulkan pernyataan untuk variabel

Pengetahuan Siswa Tentang Ekosistem adalah valid.

2) Uji Validitas Sikap Kritis Siswa Pada Isu Kerusakan

Lingkungan Di Sekitar Sekolah (Y)

Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Sikap Berpikir Kritis Siswa Pada Isu
Kerusakan Lingkugan Di Sekitar Sekolah

Corrected Item-
Instrumen Total r-Tabel Keterangan
Correlation
Y_P1 0,442 0,2709 Valid

Y_P2 0,389 0,2709 Valid

Y_P3 0,453 0,2709 Valid

Y_P4 0,347 0,2709 Valid

Y_P5 0,383 0,2709 Valid

Y_P6 0,351 0,2709 Valid

Y_P7 0,398 0,2709 Valid

Y_P8 0,351 0,2709 Valid

Y_P9 0,473 0,2709 Valid

Y_P10 0,295 0,2709 Valid

Y_P11 0,372 0,2709 Valid

Y_P12 0,384 0,2709 Valid

67
Y_P13 0,316 0,2709 Valid

Y_P14 0,396 0,2709 Valid

Y_P15 0,552 0,2709 Valid

Y_P16 0,412 0,2709 Valid

Y_P17 0,726 0,2709 Valid

Y_P18 0,325 0,2709 Valid

Y_P19 0,526 0,2709 Valid

Y_P20 0,322 0,2709 Valid

Y_P21 0,426 0,2709 Valid

Y_P22 0,530 0,2709 Valid

Y_P23 0,419 0,2709 Valid

Y_P24 0,301 0,2709 Valid

Y_P25 0,299 0,2709 Valid

Y_P26 0,605 0,2709 Valid

Y_P27 0,297 0,2709 Valid

Y_P28 0,427 0,2709 Valid

Y_P29 0,374 0,2709 Valid

Y_P30 0,441 0,2709 Valid

Y_P31 0,572 0,2709 Valid

Y_P32 0,294 0,2709 Valid

Y_P33 0,474 0,2709 Valid

Y_P34 0,426 0,2709 Valid

Y_P35 0,444 0,2709 Valid

Sumber: Output SPSS Versi 22

68
Berdasarkan tabel 4.2 pada kolom Corrected Item-

Total Correlation (rhitung) untuk masing-masing item atau butir

pernyataan nilainya lebih besar dari rtabel 0.2709, sehingga

dapat disimpulkan 35 pernyataan untuk variabel Sikap Kritis

Siswa Pada Isu Kerusakan Lingkungan di Sekitar Sekolah

adalah valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu

kuisioner yang merupakan indikator dari variabel.Suatu

kuisioner dikatakan riliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan tersebut konsisten atau stabil dari waktu

ke waktu.Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistic

Cronbach Alpha.Suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Croncbach Alpha> 0.60.sedangkan jika

sebaliknya data tersebut dikatakan tidak reliabel (Sugiyono,

2012).

1) Uji Reliabilitas Variabel Pengetahuan Siswa Tentang

Ekosistem (X)

Tabel 4.3
Reliability Statistics

69
Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
Alpha Standardized Items N of Items
.727 .886 41
Sumber: Output SPSS Versi 22

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan Cronbach’s

Alpha 0,727 ≥ 0,70. Dapat disimpulkan bahwa pernyataan-

pernyataan dalam variabel pengetahuan siswa tentang

ekosistem adalah reliabel, artinya bahwa hasil pengukuran

variabel pengetahuan siswa tentang ekosistem adalah

konsisten.

2) Uji Reliabilitas Variabel Sikap Berpikir Kritis Siswa Pada Isu

Kerusakan Lingkungan di Sekitar Sekolah (X).

Tabel 4.4
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
Alpha Standardized Items N of Items
.728 .876 36
Sumber: Output SPSS Versi 22

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan Cronbach’s

Alpha 0,728 ≥ 0,70. Dapat disimpulkan bahwa pernyataan-

pernyataan dalam variabel sikap kritis siswa pada isu

kerusakan lingkungan di sekitar sekolah adalah reliabel,

artinya bahwa hasil pengukuran variabel Sikap kritis siswa

pada isu kerusakan lingungan di sekitar sekolah adalah

konsisten.

70
2. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal atau tidak, sehingga menghindari adanyabias dalam sampel

penelitian.Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji

P-Plot Normality (Ghozali, 2016:123).Pengujian normalitas data

dapat dilakukan dengan melihat penyebaran dua titik pada sumbu

diagonal dari grafik.

Berdasarkan hasil output SPSS untuk uji normalitas data

dapat dilihat pada gambardan tabel di bawah ini :

71
Gambar 4.1

Sumber: Output SPSS Versi 22

Hasil Output Gambar 4.1 hasil uji normalitas dengan

menggunakan P-P Plot dapat dilihat bahwa data menyebar di

sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal.Sehingga dapat disimpulkan bahwa gambar tersebut

berdistribusi normal.

72
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 38
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 10.85282598
Most Extreme Differences Absolute .086
Positive .086
Negative -.076
Test Statistic .086
Asymp. Sig.
B (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
e Calculated from data.
b.
c.
r Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
dasarkan tabel 4.5 Menggunakan kolmogorov-Smirnov dapat

dilihat bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu, 0,200

> 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Homogenesitas

Uji Homogenesitas digunakan untuk mengetahui varian

dari beberapa populasi sama atau tidak. Adapun dasar

pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah :

1) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan bahwa varian

dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak

sama.

2) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka dikatakan bahwa varian

dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama.

73
Tabel 4.6
Uji Homogenesitas
Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.


1.452 9 17 .243

Berdasarkan output SPSS di atas diketahui bahwa nilai

signifikan variabel Y berdasarkan variabel X = 0,243 > 0,05,

artinya data variabel Y berdasarkan variabel X mempunyai varian

yang sama.

c. Uji Hipotesis

1) Uji Koefisien Korelasi

Analisis korelasi berguna untuk menentukan suatu

besaran yang menyatakan kuatnya suatu variabel dengan

variabel lain. Adapun uji keofisien korelasi menggunakan

Product Moment dari Pearson yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.7
Uji Koefisien Korelasi
Correlations
Pengetahua
n_Ekosiste Berfikir_Krit
m is
Pengetahu Pearson
1 .103
an_Ekosist Correlation
em Sig. (2-tailed) .538
N 38 38
Berfikir_Kri Pearson
.103 1
tis Correlation
Sig. (2-tailed) .538
N 38 38

74
Dari hasil analisis korelasi sederhana didapat korelasi

anatara variabel X Hubungan Pengetahuan Siswa tentang

Ekosistem dengan Variabel Y Sikap Berfikir Kritis Siswa pada

Isu Kerusakan Lingkungan di sekitar Sekolah adalah 0,103

dengan nilai Signifikan 0,538.Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

hubungan yang signifikan antara pengetahuan siswa tentang

ekosistem dengan sikap berfikir kritis siswa pada isu kerusakan

lingkungan disekitar sekolah.

2) Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui

persentasi pengaruh yang diberikan variabel independen (X)

terhadap variabel dependen (Y) berikut adalah hasil uji koefisien

determinasi menggunakan program SPSS.22.

Tabel 4.8
Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Std. Error of
R Adjusted R the
Model R Square Square Estimate
1 .103 a .101 -.017 11.003
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan_Ekosistem

Berdasarkan tabel diatas didapat R2 sebesar 0,101 X

100 = 10.1%.Hal ini menunjukkan bahwa presentase hubungan

pengetahuan siswa tentang ekosistem dengan sikap berpikir

kritis siswa pada isu kerusakan lingkungan disekitar sekolah

75
sebesar 10.1%. Sedangkan sisanya sebesar 89.9% dipengaruhi

atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

model penelitian.

3. Interpretasi Hasil Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di SDN Leuwiranji 03 wilayah

Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor dengan jumlah responden

38 siswa. Responden diberikan kuesioner sebanyak 2 buah untuk

masing-masing variabel X dan Y yang terdiri atas 40 soal tes

objektif dan 35 soal pernyataan angket. Tes objektif dan angket

tersebut telah melewati proses penilaian dan uji coba kepada 38

siswa pada kelas lain dengan tujuan untuk memenuhi syarat

instrumen yang memadai. Hasil uji validitas yang dibrikan kepada

siswa kelas V sebanyak 40 soal tersebut semuanya valid. Nilai

Alpha untuk pengetahuan siswa tentang ekosistem yaitu0,727 dan

nilai alpha untuk variabel sikap berpikir kritis siswa pada isu

kerusakan lingkungan di sekitar sekolah yaitu 0,728.hal ini berarti

bahwa instrument yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan

data cukup dapat dipercaya atau reliabel sebagai alat pengumpulan

data.

Bedasarkan uji prasyarat analisis data yang telah dilakukan

dalam penelitian ini, menunjukan bahwa data telah berkontribusi

normal dan memiliki hubungan yang linear. Dan diketahui pula

dalam pengujian homogenitasdiketahui bahwa nilai signifikan

76
variabel Y berdasarkan variabel X = 0,243 > 0,05, artinya data

variabel Y berdasarkan variabel X mempunyai varian yang

sama.Dengan demikian data dalam penelitian ini dapat digunakan

dalam analisis yang lebih lanjut.

Hasil pengujian hipotesis, diperoleh data yang menunjukan

terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan pengetahuan

siswa tentang ekosistem dengan sikap berpikir kritis siswa pada isu

keruskan lingungan di sekitar sekolah. Koefisien korelasi yang

diperoleh yaituantara variabel (X) Hubungan Pengetahuan Siswa

tentang Ekosistem dengan Variabel (Y) Sikap Berfikir Kritis Siswa

pada Isu Kerusakan Lingkungan di sekitar Sekolah adalah 0,103

dengan nilai Signifikan 0,538. Hal ini menunjukkan bahwa adanya

hubungan yang signifikan antara pengetahuan siswa tentang

ekosistem dengan sikap berfikir kritis siswa pada isu kerusakan

lingkungan disekitar sekolah.

Hal ini serupa dengan penelitian terdahulu dari Vikri

(2013:59) yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif

antara kedua variabel tersebut.yang berarti bahwa pengetahuan

tentang ekosistem ada kecenderungan semakin baik pula sikap

berpikir kritis siswa pada isu kerusakan lingkungan. selain itu,

Carrebima dalam Windarti (2013:275) mengatakan bahwa

beberapa kajian telah menemukan adanya hubungan antara

keterampilan penalaran dan prestasi belajar IPA (termasuk materi

77
ekosistem dan kerusakan lingkungan) dengan keterampilan berpikir

kritis. Johnson dalam Atik (2009:3) mengungkapkan bahwa tujuan

seorang berikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman

mendalam.Pemahaman mendalam membantu seseorang untuk

mengerti maksud dibalik suatu kejadian yang terjadi disekitarnya.

Berpikir kritis sangat membantu seseorang untuk memahami

bagaimana melihat kedudukan diri sendiri, orang lain dan dunia,

serta melihat bagaimana hubungan dengan lingkungan sekitar.

Menurut Slavin dalm Atik (2016:3) harapan dalam

mengajarkan kemampuan berpikir kritis pada siswa ialah

menciptakan semangat yang mendorong siswa untuk

mempertanyakan apa yang mereka dengar dan memeriksa

pemikiran mereka sendiri untuk melihat ketidakkonsistenan atau

kekeliruan yang terjadi.Selain itu, Paul dalam Neni Hasanudin

(2016:64) menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis sangat

penting dikembangkan karena siswa dapat lebih mudah memahami

konsep, peka terhadap masalah yang terjadi sehingga dapat

memahami dan menyelesaikan masalah serta mampu

mengaplikasikan konsep.dalam situasi yang berbeda.Beberapa

hasil penelitian menunjukan bahwa berpikir kritis ternyata mampu

menyiapkan peserta didik berpikir pada berbagai disiplin ilmu, serta

dapat dipakai untuk pemenuhan kebutuhan intelektual dan

78
pengembangan potensi peserta didik, karena dapat menyiapkan

peserta didik untuk menjadi kehidupan sesuai dengan nyatanya.

Besarnya hubungan pengetahuan siswa tentang ekosistem

dengan sikap berpikir kritis siswa pada isu kerusakan lingkungan di

sekitar sekolah dapat diketahui dengan melihat hasil perhitungan uji

koefisien determinasi sebesar 10,1% yang berarti bahwa sikap

berpikir kritis siswa pada isu kerusakan lingkungan di sekitar

sekolah 10,1% menentukan pengetahuan siswa tentang ekosistem.

Rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa pada materi

pokok Ekoistem menurut Cholifah dalam Yoni Sunaryo (2014:45),

selama ini diduga akibat kurangnya penggunaan media

pembelajaran representative dan penggunaan model pembelajaran

yang tidak cocok dengan tujuan pembelajaran.Sehingga perlu

dilakukan inovasi dalam media dan model pembelajarannya serta

guru dituntut untuk melaksanakan pembelajaran yang kotekstual

dan menggunakan media dengan tepat.Selain itu rendahnya

keterampilan berpikir kritis siswa juga disebabkan karena kurang

dikembangkannya keterampilan berpikir kritis di sekolah dasar

sampai perguruan tinggi.

Curto dan Bayer dalam Neni Hasanudin (2012:65)

mengatakan bahwa berpikir kritis dapat dikembangkan dalam

pembelajaran dengan memperkaya pengalaman siswa yang

bermakna.Pengalaman tersebut dapat berupa kesempatan

79
berpendapat secara lisan maupun tulisan.Peran guru untuk

mengembangkan berpikir kritis dalam diri siswa adalah sebagai

pendorong, fasilitator dan motivator.Pada kenyataannya hal

tersebut masih jauh dari yang diharapkan. Sementara menurut

Redhana dalam Neni Hasanudin (2016:65) masalah yang

berhubungan dengan pengembangan berpikir kritis dalam

pembelajaran sering luput dari perhatian guru.Pengembangan

berpikir kritis hanya diharapkan muncul sebagai efek pengiring

(nurturan effect) semata.

Kurikulum IPA memiliki beberapa materi ajar yang dapat

digunakan untuk melatih sikap berpikir kritis siswa, salah satu

diantaranya adalah materi kerusakan lingkungan dan

pencemaran.Dengan demikian siswa diharapkan dapat melatih

kemampuan berpikir kritisnya dalam mencari solusi dalam

permaslahan yang ditemui. Guru sebagai fasilitator, diharapkan

dapat menyajikan permasalahan bagi siswa sesuai dengan materi

untuk melatih keterampilan berpikir kritis. Hal ini sesuai dengan

pendapat Dult dalam Windarti (2016:275) yang menyatakan bahwa

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

adalah melalui belajar berdasarkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari.

Strategi yang dapat digunakan sebagai upaya

meningkatkan kepedulian terhadap lingkugan salah satunya berupa

80
membangun kesadaran bahwa lingkungan perlu dijaga dan

dilestarikan.Salah satu penopang bahwa pembangun kesadaran ini

adalah memandang lingkungan dengan sudut pandang yang lebih

kritis atau dalam artian menggunakan kemampuan berpikir kritis

dalam melihat kondisi lingkungan saat ini. Melalui berpikir kritis

seseorang dapat memiliki pemahaman terhadap baik buruk

buruknya kondisi, kemudian memikirkan apa yang seharusnya

dilakukan.Sehingga dengan kesadaran yang terbangun, dapat

meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.

Menurut Arrends dalam Hidayati (2016:119) mengatakan

bahwa keterampilan berpikir kritis siswa harus dibimbing

keahliannya dalam melakukan interpretasi, analisis, inferensi,

evaluasi, menjelaskan dan penilaian gurusebagai sarana menggali

keterampilan berpikir kritis. Menurut Raddington dalam Hidayati

(2016:119) cara yang paling efektif untuk mengembangkan

ketemapilan berpikir kritis siswa adalah dengan memasukannya

menjadi bagian dari setiap pelajaran. Mengajar berpikir kritis adalah

proses yang berkelanjutan. Hal ini tidak bisa terbatas pada sesi

tertentu saja tetapi harus dimasukan melalui berbagai pertanyaan,

pelajaran, dan kegiatan yang berfokus pada tingkat kemampuan

berpikir yang lebih tinggi.Hal ini menyimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi sikp berpikir kritis siswa bukan hanya lewat

pengetahuan yang dimiliki siswa tersebut, tetapi perlunya

81
bimbingan keahlian untuk menggali keterampilan berpikir kritis

siswa.

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis

yang diajukan, tetapi belum sepenuhnya pada tingkat kebenaran

mutlak, sehungga tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan

penelitian lanjut. Hal ini disebabkan adanya beberapa

keterbatasan dalam penelitian, antara lain:

1. Penelitian ini masih menggunakan kuesioner tertutup yaitu

jawaban kuesioner telah disediakan oleh peneliti sehingga

terbatasnya informasi yang didpat oleh peneliti.

2. Terbatasnya sempel penelitian, populasi hanya tebatas pada

siswa di kelas V SDN Leuwiranji o3 sehingga hasil yang

diperoleh dalam penelitian ini tidak bisa digenerasikan pada

siswa lain dengan karakteristik yang berbeda dari populasi

yang ditentukan’

3. Keterbatasan pengetahuan responden untuk mengerti maksud

dari kuesioner, sehingga peneliti harus menjelaskan kepada

semua responden tiap-tiap butir soal walaupun sebelumnya

sudah diberikan penjelasan.

4. Keterbatasan peneliti dalam menggunakan bahasa yang

kurang dimengerti responden.

82
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang

signifikan antara pengetahuan siswa tentang ekosistem dengan

sikap berpikir kritis siswa pada isu kerusakan lingkungan disekitar

sekolah.

2. Hasill penelitian ini menunjukkan bahwa presentase hubungan

pengetahuan siswa tentang ekosistem dengan sikap berfikir kritis

siswa pada isu kerusakan lingkungan disekitar sekolah sebesar

10.1%. Sedangkan sisanya sebesar 89.9% dipengaruhi atau

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model

penelitian.

B. Saran

Dalam meningkatkan hubungan pengetahuan siswa tentang

ekosistem dengan sikap berpikir kritis siswa pada isu kerusakan

lingkungan disekitar sekolah saran yang dapat penulis kemukakan

sehubungan dengan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan

adalah:

83
1. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya harus lebih inoavatif dan kreatif dalam

mencari permasalahan yang akan diungkap dan di teliti lebih lanjut.

2. Bagi sekolah

Sekolah harus lebih giat merancangkan program lingkungan hidup,

karena siswa dapat langsung mengkaji masalah yang nyata,

dengan program lingkungan dapat mempermudah pencapaian

keterampilan tingkat tinggi seperti berpikir kritis , berpikir kreatif,

secara integratif dan lebih cerdas dalam memecahkan masalah.

84
DAFTAR PUSTAKA

A. Vickry, Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Ekosistem Dengan


Sikap Kritis Siswa pada Isu-isu Kerusakan Ekosistem di
Lingkungan Sekitar, Jakarta: 2017

Arikunto, 2012, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Atik Kurniawati, 2016, Kemampuan Berpikir Kritis Sebagai Dasar


Meningkatkan Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan.,
Prosiding Seminar Pendidikan Biologi dan Biologi Pendidikan
Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negri Yogyakarta.,2016:2-4.

Darmono, Lingkungan Hidup dan Pencemaran (Hubungannya dengan


Toksikologi Senyawa Logam), Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta, 2001.

DEPARTEMEN AGAMA RI, 2012, Mushaf Al-Quran AR-RAZAQ,


Bandung.

Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.


Ghozali, Imam, 2016, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 2.3 Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Hidayat. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.


Kasdian, Sihotang, dkk. 2012. Critical Thinking Membangun Pemikiran
Logis. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Mubarok. 2001. Pengetahuan Pendidikan. Bandung: Surya Agung.


Mulyanto, HR. 2007. Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mariana, 1 made Alit. (1999). Hakikat Pendidikan Science and society
dalam pembelajaran sains.Jakarta: Depdikbud

Neni Hasanudin, 2012, Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ada


Pembelajaran Ekosistem, Jurnal Pendidikan MIPA, 13 (1)
2012:64-66

Nurul Hidayati, 2016, Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Madrasah Tsanawiyah dalam Pembelajaran IPA Melalui Kerja Ilmiah.
Journal Of Procedding Biology Educations onference, 13 (1) 2016:119
Purwanto, 2013, Prinsip-prinsip dan Teknk Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

85
Raula, Noor Aini, dkk. Pengembangan Alat Evaluasi Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed
Tema Lingkunga, Unnes Science Eduction Journal., 3 (2)
2016:564
Selamet, Yulius. 2008. Pengantar Penelitian Kuantitatif. Surakarta: Seri
Buku Teks.

Siregar, Syofian. 2017. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif.


Jakarta: Bumi Aksara.

Soemarwoto, Otto.Ekologi Lingkungan dan Pembangunan, Djambatan,


Jakarta, 1994.

Supardi, Iman. 2003. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung:


PT. Alumni.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed


Methods).Yogyakarta: Alfabeta.

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.


Bandung: ALFABETA.

UNDANG-UNDANG REP. INDONESIA 32/2009, Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Windarti, Tjandrakirana, dkk. 2013, Melatih Kemampuan Berpikir Kritis


Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing, Pendidikan Sains
Pasca Sarjana Universitas Negri Surabaya 3 (1) 2013:275

Yoni Sunaryo, 2014, Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk


Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis, Jurnal Pendidikan dan
Keguruan. 1 (2) 2014:45.

86
Lampiran 1
Permohonan Penelitian

87
Lampiran 2
SURAT KETERANGAN VALIDASI

88
LAMPIRAN 3
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN
PENELITIAN

89
Lampiran 4
KARTU KONSULTASI BIMBINGAN SKRIPSI

90
91
LAMPIRAN 5
KARTU MENYAKSIKAN UJIAN SKRIPSI

92
LAMPIRAN 6
SOAL TES OBJEKTIF UNTUK VALIDASI

STANDAR KOMPETENSI
Memahami pengaruh kegiatan manusia terhadap lingkungan.
KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi Kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi
keseimbangan alam (ekosistem).

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar!


1. Suatu unit kehidupan yang didalamnya terdapat hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya disebut…..
a. Habitat
b. Gunung
c. Ekosistem
d. Lingkungan
2. Kesatuan antara makhluk hidup dengan lingkungannya disebut…..
a. Habitat
b. Individu
c. Populasi
d. Ekosistem
3. Lingkungan yang berupa benda-benda mati dinamakan
lingkungan…..
a. Lingkungan antik
b. Lingkungan biotik
c. Lingkungan abiotik
d. Lingkungan biologi
4. Berikut ini adalah komponen dari lingkungan abiotik adalah…..
a. Tanah dan air
b. Pohon dan batu
c. Hewan dan pohon
d. Hewan dan tumbuhan
5. Komponen penyusun ekosistem yaitu…..
a. Biota, bioma, dan biotik

93
b. Produsen, air dan tanah
c. Produsen, konsumen, dan pengurai
d. Lingkungan biotik dan abiotik dan biologi
6. Suatu ekosistem yang terbentuk secara alamiah tanpa melalui
campur tangan manusia adalah pengertian dari…..
a. Ekosistem alami
b. Ekosistem buatan
c. Ekosistem sengaja
d. Ekosistem campuran
7. Berikut ini yang termasuk ekosistem alami adalah…..
a. Laut dan sungai
b. Kolam dan sawah
c. Sungai dan pegunungan
d. Pegunungan dan laut
8. Dibawah ini yang tidak termasuk Ekosistem alami adalah
adalah…..
a. Laut dan hutan
b. Hutan dan sawah
c. Kolam dan sawah
d. Tanah dan pantai
9. Berikut ini yang tidak termasuk manfaat dari sungai adalah
a. Tempat rekreasi
b. Sarana transportasi
c. Tempat budidaya ikan
d. Tempat pembuangan sampah
10. Di dalam ekosistem tumbuhan berperan sebagai…..
a. Pengurai
b. Produsen
c. Konsumen tingkat I
d. Konsumen tngkat II
11. Rantai makanan yang tidak terputus menandakan…..

94
a. Populasi meningkat
b. Proses makan memakan
c. Keseimbangan ekosistem
d. Lingkungan berubah-ubah
12. Berikut ini adalah tindakan manusia yang dapat mengganggu
ekosistem adalah…..
a. Membuat apotek hidup
b. Melakukan tebang pilih
c. Menanam seribu pohon
d. Menebang pohon secara liar
13. Berikut ini komponen yang berada di lingkungan sawah adalah…..
a. Padi, ular, gajah, dan pasir
b. Padi, tikus, ular dan belalang
c. Pohon kelapa, tikus,ulah, dan pasir
d. Gajah,macan, ular, dan pepohonan
14. Jika dalam ekosistem sawah jumlah ular bertambah banyak,
maka…..
a. Jumlah tikus menurun
b. Jumlah tikus meningkat
c. Jumlah gajah bertambah
d. Jumlah elang berkurang
15. Berikut ini adalah tindakan manusia yang dapat mengganggu
ekosistem adalah…..
a. Membuat apotek hidup
b. Melakukan tebang pilih
c. Menanam seribu pohon
d. Menebang pohon secara liar
16. Kegiatan manusia yang mengaibatkan ketidakseimbangan
ekosistem adalah…..
a. Membuat sengkedan
b. Melakukan sistem tebang tanaman

95
c. Penangkapan ikan dengan pengeboman
d. Pemanfaatan kulit ular untuk pembuatan tas
17. Hewan bisa bermanfaat bagi manusia, namun hewan bisa saja
mengalami kepunahan jika…..
a. Dieksploitasi secara bijak
b. Diternak dan dibudidayakan
c. Dieksploitasi secara berlebihan
d. Dilindungi di suaka marga satwa
18. Berikut ini yang tidak termasuk penyebab terjadinya kepunahan
hewan adalah…..
a. Penangkaran hewan dan reboisasi
b. Perburuan liar dan perusakan habitat
c. Kebakaran hutan dan pencemaran sungai
d. Perluasan pertanian dan pencemaran laut
19. Berikut ini adalah hewan yang tidak diburu manusia sehingga tidak
terancam punah adalah…..
a. Gajah
b. Harimau
c. Kambing
d. Anjing laut
20. Gajah diburu manusia untuk diambil…..
a. Giginya
b. Kulitnya
c. Minyaknya
d. Gadingnya
21. Akibat yang ditimbulkan karena membuang sampah dan insustri
disungai adalah
a. Ikan di sungai menjadi mati
b. Ikan di sungai menjadi jinak
c. Ikan di sungai bertambah banyak
d. Ikan di sungai menjadi tambah besar

96
22. Berikut ini yang tidak termasuk dampak buruk kegiatan manusia
terhadap ekosistem yang tidak sesuai aturan adalah…..
a. Terjadi angin topan
b. Terjadi bencana banjir
c. Terjadi kepunahan hewan
d. Terjadi kepunahan tumbuhan
23. Sawah dimanfaatkan petani untuk…..
a. Merawat ikan
b. Membut genteng
c. Penanaman padi
d. Pembuangan sampah
24. Berikut ini yang tidak termasuk manfaat dari sungai adalah
a. Tempat rekreasi
b. Sarana transportasi
c. Tempat budidaya ikan
d. Tempat pembuangan sampah
25. Cara alami yang dapat dilakukan untuk mempertahankan atau
meningkatkan kualitas tanah adalah…..
a. Sengkedan dan erosi
b. Erosi dan pemupukan
c. Sengkedan dan rotasi tanaman
d. Reboisasi dan sengkedan tanaman
26. Cara yang baik untuk menghindari pencemaran ekosistem oleh
bahan-bahan kimia adalah…..
a. Membuang limbah ke sungai
b. Menggunakan pupuk secara berlebihan
c. Menggunakan bahan-bahan kimia secara tepat
d. Menggunakan peptisida dengan jumlah yang besar
27. Berikut ini yang tidak termasuk manfaat dari sungai adalah
a. Tempat rekreasi
b. Sarana transportasi

97
c. Tempat budidaya ikan
d. Tempat pembuangan sampah
28. Untuk menjaga sungai agar tetap bersih maka perlu dilarangnya…..
a. Mandi di sugai
b. Menimba air di sungai
c. Bermain-main disungai
d. Membuang sampah disungai
29. Salah satu cara manusia untuk memperbaiki kerusakan ekosistem
hutan adalah…..
a. Reboisasi
b. Penebangan liar
c. Pembangunan villa
d. Sistem ladang berpindah
30. Penghijauan yang dilakukan di kota besar adalah salah satu cara
dalam menanggulangi pencemaran yang bertujuan untuk…..
a. Terjadinya penguapan
b. Meningkatkan suhu udara
c. Meningkatkan kelembapan lingkungan
d. Meningkatkan kesejukan dan keindahan kota
31. Untuk mencegah terjadinya perburuan liar oleh manusia maka…..
a. Pemerintah mengadakan lomba berburu
b. Pemerintah mendanai pemburuan hewan
c. Pemerintah bekerjasama dengan pemburu
d. Pemerintah menetapkan Undang-Undang yang tegas
32. Usaha yang harus dilakukan untuk melestarikan hewan adalah
a. Reboisasi dan cagar alam
b. Perburuan liar dan penebangan liar
c. Penangkapan dan suaka margasatwa
d. Sistem berladangan berpihak dan reboisasi
33. Segala sesuatu yang ada disekitar kita dinamakan…..
a. Orang

98
b. Tetangga
c. Lingkungan
d. Masyarakat
34. Lingkungan itu terdiri dari benda…..
a. Mati dan diam
b. Hidup dan mati
c. Mati dan indah
d. Hidup dan bernyawa
35. Lingkungan hidup selain dimanfaatkan sebagai tempat tinggal, juga
bisa dimanfaatkan untuk dikembangkan, dibawah ini yang bukan
termasuk manfaat dari lingkungan hidup adalah…..
a. Potensi konflik
b. Sumber energi
c. Wahana bersosialisasi dan berintraksi
d. Media penghasil bahan kebutuhan pokok
36. Lingkungan yang sudah ada dengan sendirinya tanpa dibuat oleh
manusia dinakamakan lingkungan…..
a. Fisik
b. Alami
c. Hutan
d. Buatan
37. Berikut ini yang tidak termasuk lingkungan fisik adalah…..
a. Air
b. Udar
c. Gunung
d. Binatang
38. Tindakan yang mengakibatkan suatu lingkungan tidak berfungsi
dengan baik disebut…..
a. Kesehatan lingkungan
b. Keindahan lingkungan
c. Kerusakan lingkungan

99
d. Kebersihan lingkungan
39. Kerusakan lingkungan dapat diakibatkan oleh dua faktor,
diantaranya adalah…..
a. Faktor alam dan buatan
b. Faktor alami dan sendiri
c. Faktor buatan dan kesengajaan
d. Faktor alami dan faktor kehidupan
40. Bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab
terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Hal tersebut merupakan
faktor dari
a. Alami
b. Tiruan
c. Buatan
d. Sengaja
41. Peristiwa alam yang berupa goncangan / goyangan pada lapisan
bumi yang menyebabkan merekahnya kulit bumi dan terjadinya
kerusakan bangunan disebut…..
a. Banjir
b. Longsor
c. Kebakaran
d. Gempa bumi
42. Kelompok bencana alam yang dapat kita cegah diantaranya
adalah…..
a. Banjir dan tanah longsor
b. Banjir dan gunung meletus
c. Gempa bumi dan tanah longsor
d. Angin putting beliung dan tanah longsor
43. Salah satu contoh perubahan lingkungan secara alami adalah …..
a. Penebangan hutan
b. Pembangunan rumah
c. Pembangunan Waduk

100
d. Letusan gunung berapi
44. Keseimbangan lingkungan dapat menjadi rusak, artinya…..
a. Bertumbhnya populasi hewan, tumbuhan dan mausia
b. Lingkungan menjadi rusak karena manusia dan hewan
c. Lingkungan menjadi tidak seimbang jika terjadi kematian
makhluk hidup
d. Lingkungan menjadi seimbang jika terjadi perubahan yang
melebihi daya dukung dan daya lentingannya
45. Berikut ini salah satu bencana alam yang diakibatkan oleh perilaku
manusia adalah…..
a. Banjir
b. Tsunami
c. Gempa bumi
d. Angin topan
46. Cara untuk menghadapi bencana banjir yaitu…..
a. Bersembunyi di bawah meja
b. Mencari tempat yang leih rendah
c. Mencari tempat yang lebih tinggi
d. Menyalakan lampu kendaraan agar memudahkan penglihatan
47. Alasan berikut ini yang bukan merupakan faktor munculnya
kerusakan lingkungan adalah…..
a. Perkembangan IPTEK
b. Ledakan populasi manusia
c. Perkembangan pendidikan
d. Penerapan intensifikasi pertanian
48. Banjir, pertambangan dan kebakaran hutan adalah kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh…..
a. Alam
b. Hewan
c. Manusia
d. Tumbuhan

101
49. Contoh perbuatan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan
adalah
a. Melakukan penghijuan
b. Membuat sengkedan tanah
c. Penebangan dan pembakaran hutan
d. Melakukan penanaman beberapa jenis tumuhan di hutan
50. Berbagai kerusakan lingkungan yang sering dilakukan oleh
manusia adalah…..
a. Daur ulang limbah
b. Pembuatan tanggul dilahan miring
c. Penebangan hutan engan sistem tebang pilih
d. Pembukaan lahan pertanian dengan pembakaran
51. Hutan merupakan paru-paru dunia yang dapat menyeimbangkan
oksigen di udara yang dibutuhkan oleh mausia dan binatang.
Berikut ini yang bukan merupakan akibat dari kerusakan hutan
adalah…..
a. Terjadinya kekeringan, banjir pada musim hujan
b. Berubahnya berbagai jenis hewan dan spesies lain
c. Tumbuh lahan kritis dimana-mana sehigga tanah menjadi tidak
subur
d. Terjadinya perubahan iklim karena pengaturan klimatologisnya
tidak berfungsi
52. Kegiatan penebangan pohon di hutan secara besar-besaran dapat
mengakibatkan….
a. Hewan mudah diburu
b. Lingkungan menjadi seimbang
c. Peningkatan jumlah hewan di hutan
d. Banjir di daerah hilir saat musim hujan
53. Hutan yang terbakar akan memiliki akibat yang lebih parah yaitu…..
a. Pencemaran udara
b. Rusaknya daerah pertanian

102
c. Hilangnya kayu berkualitas tinggi
d. Rusaknya daerah pemukiman warga
54. Pembangunan industri yang berkembang pesat telah menimbulkan
kerusakan lingkungan karena…..
a. Kebutuhan hidup semakin meningkat
b. pertumbuhan penduduk semakin meningkat
c. pengambilan sumber daya alam yang berlebihan
d. pengambilan sumber daya alam yang disertai rehabilitas
55. Tumbuhan berikut ini termasuk tumbuhan yang dilindungi
adalah…..
a. Kaktus
b. Teratai
c. Cocor bebek
d. Raflesia arnoldi
56. Keutuhan manusia yang dapat dibuat darai batang kayu jat
adalah…..
a. Tas
b. Kursi
c. Panci
d. sepatu
57. Pernyataan berikut yang benar adalah…..
a. Pencemaran hanya berdanpak sesaat
b. Pencemaran hanya berdampak disekitar lokasi limbah
c. Daya dukung lingkungan dapat ditingkatkan terus menerus
d. Pencemaran lingkungan sering terjadi karena ulah kegiatan
manusia
58. Kegiatan manusia yang dapat menyebabkan banjir adalah …..
a. Penghijauan
b. Pengerukan sungai
c. Pembuangan sampah pada tempatnya
d. Penebangan hutan di huku secara besar-besaran

103
59. Penyebab pencemaran tanah pada bidang pertanian adalah…..
a. Penggunaan pupuk organik
b. Pemupukan yang berlebihan
c. Pembuangan sisa detergen pada tanah
d. Pembuangan kotoran manusia secara langsung ke tanah
60. Berikut adalah salah satu usaha yang tidak dapat mengurangi
pencemaran udara adalah…..
a. Tidak membuang sampah sembarangan
b. Mendaur ulang limbah atau barang bekas
c. Menggunakan bahan bakar secara berlebihan
d. Menurangi penggunaan barang yang terbuat dari bahan plastik

104
LAMPIRAN 7
SOAL TES OBJEKTIF

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar!


1. Suatu unit kehidupan yang didalamnya terdapat hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya disebut…..
a. Habitat
b. Gunung
c. Ekosistem
d. Lingkungan
2. Berikut ini adalah komponen dari lingkungan abiotik adalah…..
a. Tanah dan air
b. Pohon dan batu
c. Hewan dan pohon
d. Hewan dan tumbuhan
3. Komponen penyusun ekosistem yaitu…..
a. Biota, bioma, dan biotik
b. Produsen, air dan tanah
c. Produsen, konsumen, dan pengurai
d. Lingkungan biotik dan abiotik dan biologi
4. Berikut ini yang termasuk ekosistem alami adalah…..
a. Laut dan sungai
b. Kolam dan sawah
c. Sungai dan pegunungan
d. Pegunungan dan laut
5. Dibawah ini yang tidak termasuk Ekosistem alami adalah
adalah…..
a. Laut dan hutan
b. Hutan dan sawah
c. Kolam dan sawah
d. Tanah dan pantai
6. Berikut ini yang tidak termasuk manfaat dari sungai adalah

105
a. Tempat rekreasi
b. Sarana transportasi
c. Tempat budidaya ikan
d. Tempat pembuangan sampah
7. Berikut ini adalah tindakan manusia yang dapat mengganggu
ekosistem adalah…..
a. Membuat apotek hidup
b. Melakukan tebang pilih
c. Menanam seribu pohon
d. Menebang pohon secara liar
8. Berikut ini adalah tindakan manusia yang dapat mengganggu
ekosistem adalah…..
a. Membuat apotek hidup
b. Melakukan tebang pilih
c. Menanam seribu pohon
d. Menebang pohon secara liar
9. Kegiatan manusia yang mengaibatkan ketidakseimbangan
ekosistem adalah…..
a. Membuat sengkedan
b. Melakukan sistem tebang tanaman
c. Penangkapan ikan dengan pengeboman
d. Pemanfaatan kulit ular untuk pembuatan tas
10. Hewan bisa bermanfaat bagi manusia, namun hewan bisa saja
mengalami kepunahan jika…..
a. Dieksploitasi secara bijak
b. Diternak dan dibudidayakan
c. Dieksploitasi secara berlebihan
d. Dilindungi di suaka marga satwa
11. Berikut ini yang tidak termasuk penyebab terjadinya kepunahan
hewan adalah…..
a. Penangkaran hewan dan reboisasi

106
b. Perburuan liar dan perusakan habitat
c. Kebakaran hutan dan pencemaran sungai
d. Perluasan pertanian dan pencemaran laut
12. Berikut ini adalah hewan yang tidak diburu manusia sehingga tidak
terancam punah adalah…..
a. Gajah
b. Harimau
c. Kambing
d. Anjing laut
13. Akibat yang ditimbulkan karena membuang sampah dan insustri
disungai adalah
a. Ikan di sungai menjadi mati
b. Ikan di sungai menjadi jinak
c. Ikan di sungai bertambah banyak
d. Ikan di sungai menjadi tambah besar
14. Berikut ini yang tidak termasuk manfaat dari sungai adalah
a. Tempat rekreasi
b. Sarana transportasi
c. Tempat budidaya ikan
d. Tempat pembuangan sampah
15. Berikut ini yang tidak termasuk manfaat dari sungai adalah
a. Tempat rekreasi
b. Sarana transportasi
c. Tempat budidaya ikan
d. Tempat pembuangan sampah
16. Cara yang baik untuk menghindari pencemaran ekosistem oleh
bahan-bahan kimia adalah…..
a. Membuang limbah ke sungai
b. Menggunakan pupuk secara berlebihan
c. Menggunakan bahan-bahan kimia secara tepat
d. Menggunakan peptisida dengan jumlah yang besar

107
17. Berikut ini yang tidak termasuk manfaat dari sungai adalah
a. Tempat rekreasi
b. Sarana transportasi
c. Tempat budidaya ikan
d. Tempat pembuangan sampah
18. Untuk menjaga sungai agar tetap bersih maka perlu dilarangnya…..
a. Mandi di sugai
b. Menimba air di sungai
c. Bermain-main disungai
d. Membuang sampah disungai
19. Salah satu cara manusia untuk memperbaiki kerusakan ekosistem
hutan adalah…..
a. Reboisasi
b. Penebangan liar
c. Pembangunan villa
d. Sistem ladang berpindah
20. Untuk mencegah terjadinya perburuan liar oleh manusia maka…..
a. Pemerintah mengadakan lomba berburu
b. Pemerintah mendanai pemburuan hewan
c. Pemerintah bekerjasama dengan pemburu
d. Pemerintah menetapkan Undang-Undang yang tegas
21. Usaha yang harus dilakukan untuk melestarikan hewan adalah
a. Reboisasi dan cagar alam
b. Perburuan liar dan penebangan liar
c. Penangkapan dan suaka margasatwa
d. Sistem berladangan berpihak dan reboisasi
22. Segala sesuatu yang ada disekitar kita dinamakan…..
a. Orang
b. Tetangga
c. Lingkungan
d. Masyarakat

108
23. Lingkungan itu terdiri dari benda…..
a. Mati dan diam
b. Hidup dan mati
c. Mati dan indah
d. Hidup dan bernyawa
24. Lingkungan hidup selain dimanfaatkan sebagai tempat tinggal, juga
bisa dimanfaatkan untuk dikembangkan, dibawah ini yang bukan
termasuk manfaat dari lingkungan hidup adalah…..
a. Potensi konflik
b. Sumber energi
c. Wahana bersosialisasi dan berintraksi
d. Media penghasil bahan kebutuhan pokok
25. Lingkungan yang sudah ada dengan sendirinya tanpa dibuat oleh
manusia dinakamakan lingkungan…..
a. Fisik
b. Alami
c. Hutan
d. Buatan
26. Berikut ini yang tidak termasuk lingkungan fisik adalah…..
a. Air
b. Udara
c. Gunung
d. Binatang
27. Tindakan yang mengakibatkan suatu lingkungan tidak berfungsi
dengan baik disebut…..
a. Kesehatan lingkungan
b. Keindahan lingkungan
c. Kerusakan lingkungan
d. Kebersihan lingkungan

109
28. Bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab
terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Hal tersebut merupakan
faktor dari
a. Alami
b. Tiruan
c. Buatan
d. Sengaja
29. Kelompok bencana alam yang dapat kita cegah diantaranya
adalah…..
a. Banjir dan tanah longsor
b. Banjir dan gunung meletus
c. Gempa bumi dan tanah longsor
d. Angin putting beliung dan tanah longsor
30. Salah satu contoh perubahan lingkungan secara alami adalah …..
a. Penebangan hutan
b. Pembangunan rumah
c. Pembangunan Waduk
d. Letusan gunung berapi
31. Berikut ini salah satu bencana alam yang diakibatkan oleh perilaku
manusia adalah…..
a. Banjir
b. Tsunami
c. Gempa bumi
d. Angin topan
32. Alasan berikut ini yang bukan merupakan faktor munculnya
kerusakan lingkungan adalah…..
a. Perkembangan IPTEK
b. Ledakan populasi manusia
c. Perkembangan pendidikan
d. Penerapan intensifikasi pertanian

110
33. Contoh perbuatan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan
adalah
a. Melakukan penghijuan
b. Membuat sengkedan tanah
c. Penebangan dan pembakaran hutan
d. Melakukan penanaman beberapa jenis tumuhan di hutan
34. Berbagai kerusakan lingkungan yang sering dilakukan oleh
manusia adalah…..
a. Daur ulang limbah
b. Pembuatan tanggul dilahan miring
c. Penebangan hutan engan sistem tebang pilih
d. Pembukaan lahan pertanian dengan pembakaran
35. Kegiatan penebangan pohon di hutan secara besar-besaran dapat
mengakibatkan….
a. Hewan mudah diburu
b. Lingkungan menjadi seimbang
c. Peningkatan jumlah hewan di hutan
d. Banjir di daerah hilir saat musim hujan
36. Hutan yang terbakar akan memiliki akibat yang lebih parah yaitu…..
a. Pencemaran udara
b. Rusaknya daerah pertanian
c. Hilangnya kayu berkualitas tinggi
d. Rusaknya daerah pemukiman warga
37. Pembangunan industri yang berkembang pesat telah menimbulkan
kerusakan lingkungan karena…..
a. Kebutuhan hidup semakin meningkat
b. pertumbuhan penduduk semakin meningkat
c. pengambilan sumber daya alam yang berlebihan
d. pengambilan sumber daya alam yang disertai rehabilitas
38. Tumbuhan berikut ini termasuk tumbuhan yang dilindungi
adalah…..

111
a. Kaktus
b. Teratai
c. Cocor bebek
d. Raflesia arnoldi
39. Pernyataan berikut yang benar adalah…..
a. Pencemaran hanya berdanpak sesaat
b. Pencemaran hanya berdampak disekitar lokasi limbah
c. Daya dukung lingkungan dapat ditingkatkan terus menerus
d. Pencemaran lingkungan sering terjadi karena ulah kegiatan
manusia
40. Berikut adalah salah satu usaha yang tidak dapat mengurangi
pencemaran udara adalah…..
a. Tidak membuang sampah sembarangan
b. Mendaur ulang limbah atau barang bekas
c. Menggunakan bahan bakar secara berlebihan
d. Menurangi penggunaan barang yang terbuat dari bahan plastik

112
LAMPIRAN 8
REKAPITULASI UJI VALIDITAS SOAL PADA MATERI EKOSISTEM

No Rbis Ket No Rbis Ket No Rbis Ket

1 -0,13 Invalid 21 0,37 Valid 41 0,31 Valid

2 0,00 Invalid 22 0,00 Invalid 42 -0,63 Invalid

3 0,29 Valid 23 0,77 Valid 43 -0,30 Invalid

4 0,49 Valid 24 -0,30 Invalid 44 0,43 Valid

5 0,30 Valid 25 0,37 Valid 45 0,21 Valid

6 0,15 Invalid 26 0,63 Valid 46 -0,15 Invalid

7 0,33 Valid 27 -0,10 Invalid 47 0,4 Valid

8 0,61 Valid 28 0,30 Valid 48 0,30 Valid

9 0,42 Valid 29 0,08 Invalid 49 0,54 Valid

10 -0,50 Invalid 30 0,31 Valid 50 0,68 Valid

11 0,61 Valid 31 0,00 Invalid 51 0,63 Valid

12 0,37 Valid 32 0,30 Valid 52 -0,55 Invalid

13 0,08 Invalid 33 0,49 Valid 53 0,68 Valid

14 0,15 Invalid 34 0,41 Valid 54 0,00 Invalid

15 0,37 Valid 35 -0,63 Invalid 55 0,68 Valid

113
16 0,61 Valid 36 0,41 Valid 56 0,72 Valid

17 0,77 Valid 37 0,55 Valid 57 0,38 Valid

18 0,63 Valid 38 0,80 Valid 58 0,43 Valid

19 0,61 Valid 39 0,30 Valid 59 0,37 Valid

20 0,72 Valid 40 0,30 Valid 60 0,72 Valid

114
LAMPIRAN 9
KUESIONER

KUESIONER

Berpikir Kritis Siswa pada Isu Kerusakan Lingkungan di Daerah


Sekitar Sekolah (Rumpin Bogor)
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pertanyaan-pertanyaan dibawah in dengan baik!
2. Berikan jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenarnya!
3. Nyatakan sikap atau jawaban anda dengan memberikan tanda (Ѵ)
pada kolom yang tersedia!
4. Beriakan satu jawaban pada setiap pertanyaan!
5. Kriteria jawaban yang tertulis pada ruang jawaban adalah sebagai
berikut:
SS : Apabila Sangat Setuju
S : Apabila Setuju
RG : Apabila Ragu-ragu
TS : Apabila Tidak Setuju
STS : Apabila Sangat Tidak Setuju

NO Pernyataan SS S RG TS STS
1. Saya merasa senang tinggal
didaerah Rumpin karena memiliki
banyak perindustrian.
2. Saya lebih memilih berpergian
dengan kendaraan bermotor
dibandingkan harus berjalan kaki.
3. Saya lebih sering menimbun
sampah berupa plastik, kaleng
dan baterai.
4. Saya lebih suka mencuci pakaian
dengan detergen di sungai-
sungaii
5. Saya lebih memilih kepentingan
pribadi dari pada kepentingan
umum.

115
6. Andai suatu saat nanti saya
menjadi salah satu pengusaha
industri galian pasir saya akan
memanfaatkan SDA tersebut
dengan cara yang berlebihan.
7. Saya merasa nyaman dengan
lingkungan yang tidak tercemar.
8. Saya lebih senang tinggal
dipemukiman dekat jalan karena
lebih banyak menguntungkan.
9. Daerah yang maju ditandai
dengan gedung-gedung pencakar
langit.
10. Saya merasa sedih lahan-lahan
industri lebih mementingkan
pihak-pihak tertentu.
11. Saya merasa berkewajiban untuk
menjaga dan melestarikan
lingkungan.
12. Saya lebih suka tinggal
dilingkungan perdesaan
dibandingkan dengan lingkungan
perkotaan.
13. Peran serta masyarakat untuk
menjaga lingkungan semakin
tidak dirasakan.
14. Saya lebih suka memelihara
burung di sangkar dari pada
harus melepasnya kealam bebas.
15. Sebuah daerah dikatakan maju
apabila daerah tersebut memiliki
lahan yang produktif.
16. Saya tidak begitu peduli dengan
banyaknya orang yang
mengkonsumsi rokok disekitar
saya.

116
17. Saya lebih suka berada di
ruangan yang ber-AC
dibandingkan harus berada
diruangan yang terbuka.
18. Saya lebih patuh terhadap
peraturan-peraturan ketika ada
yang melihat saya.
19. Saya memilih lahan kosong
dijadikan mall dari pada dibuat
lahan pertanian.
20. Saya lebih senang
membudidayakan hewan-hewan
tertentu demi mengingkatkan
produk peternakan.
21. Saya lebih senang membakar
sampah-sampah anorganik dari
pada harus mendaur ulang
sampah tersebut.
22. Saya lebih suka membuang
sampah-sampah di pinggiran
jalan.
23. Saya lebih suka menebang pohon
bambu yang sudah tua
dibandingkan dengan pohon
bambu yang masih muda.
24. Saya lebih suka melihat mobil-
mobil perindustrian berlalulalang
di depan sekolah saya.
25. Ekspoitasi sumber daya alam
yang berlebihan seprti galian
pasir dan tanah merah di daerah
Rumpin Bogor dapat
mengakibatkan ekosistem dalam
keadaan tidak stabil sehingga
keseimbangan ekosistem sulit
diperoleh.

117
26. Banyaknya kendaraan industri
dapat menyebabkan ketidak
seimbangan ekosistem yang
berdampak pada penurunan
produksi tanaman.
27. Sungai di Rumpin Bogor hanya
sebagian kecil yang tercemar.
28. Saya tidak peduli dengan adanya
penebangan hutan dan industri
galian pasir karena dapat
mensejahterakan masyarakat.
29. Saya lebih suka mengambil ikan
disungai dengan menggunakan
zat kimia karena akan
mendapatkan hasil yang lebih
banyak.
30. Penutupan lahan industri menjadi
solusi yang tepat sebagai
penanganan msalah lingkungan
hidup.
31. Diperlukannya pembangunan
sumber PDAM untuk memenihi
kebutuhan air bersih.
32. Diperlukannya pembelajaran yang
amdal di lingkungan masyarakat
terutama pedesaan.
33. Andai saya diberikan wewenang
saya akan membangun
perdesaan dan perkampungan
menjadi tempat aut bond yang
menitik beratkan pada lingkungan
yang alami.
34. Andai saya di berikan wewenang
saya akan menutup lahan industri
yang menimbukan banyak
pencemaran.

118
35. Lingkungan yang bersih adalah
lingungan yang dibangun sebuah
taman.

119
UJI VALIDITAS VARIABEL X
Correlations
X_P1 X_P2 X_P3 X_P4 X_P5 X_P6 X_P7 X_P8 X_P9 X_P10 X_P11 X_P12 X_P13 X_P14 X_P15 X_P16 X_P17 X_P18 X_P19 X_P20 X_P21 X_P22 X_P23 X_P24 X_P25 X_P26 X_P27 X_P28 X_P29 X_P30 X_P31 X_P32 X_P33 X_P34 X_P35 X_P36 X_P37 X_P38 X_P39 X_P40 TOTAL
X_P1 Pearso
n
1 .516 ** .043 -.087 .825 ** -.265 -.093 .217 .284 -.051 .920 ** .192 -.206 .279 .058 .217 .230 .450 ** .016 .200 .364 * -.031 .282 -.245 .113 .200 .346 * .346 * -.245 -.088 -.078 -.020 .119 -.145 -.043 .428 ** -.056 .146 -.112 .346 * .378 *
Correla
tion
Sig. (2-
.001 .798 .605 .000 .108 .579 .191 .084 .762 .000 .248 .215 .089 .728 .191 .165 .005 .925 .229 .025 .855 .086 .138 .501 .229 .033 .033 .138 .601 .641 .907 .478 .386 .798 .007 .736 .383 .503 .033 .019
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P2 Pearso
n ** * ** ** ** **
.516 1 .018 -.065 .373 -.141 -.094 .048 .431 -.056 .444 .078 -.008 .295 .114 -.117 -.052 .552 .048 .024 -.005 -.013 .059 -.100 -.005 .254 .228 .228 .036 -.172 -.119 -.008 .132 .053 .094 .537 .298 -.216 -.170 .228 .317
Correla
tion
Sig. (2-
.001 .917 .700 .021 .399 .576 .777 .007 .736 .005 .640 .962 .072 .495 .486 .755 .000 .777 .885 .974 .940 .724 .549 .974 .124 .169 .169 .831 .302 .478 .962 .429 .751 .576 .001 .069 .193 .308 .169 .053
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P3 Pearso
LAMPIRAN 10

n ** * *
.043 .018 1 .538 .043 .033 .261 -.098 .151 -.093 .102 -.012 .122 -.018 -.018 -.098 .129 .011 -.254 .397 .082 .191 .169 .231 -.113 .288 -.173 -.173 .231 -.231 .156 -.167 -.206 .365 .056 .312 .240 .141 .224 -.173 .307
UJI VALIDITAS

Correla
tion
Sig. (2-
.798 .917 .000 .798 .846 .113 .556 .365 .579 .542 .941 .467 .914 .914 .556 .441 .946 .123 .014 .623 .251 .312 .162 .499 .080 .298 .298 .162 .162 .350 .315 .214 .024 .740 .056 .147 .400 .177 .298 .061
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P4 Pearso
n ** ** * *
-.087 -.065 .538 1 .056 .141 .538 -.048 .073 .056 -.036 .170 .160 .067 .067 .117 .052 -.099 -.048 .091 .211 .132 .166 .100 .005 -.024 .119 .119 .236 .036 .119 .008 .091 .284 .018 .355 .052 .338 .170 .119 .359 *
Correla
tion
Sig. (2-
.605 .700 .000 .736 .399 .000 .777 .663 .736 .831 .308 .337 .691 .691 .486 .755 .556 .777 .588 .203 .430 .321 .549 .974 .885 .478 .478 .153 .831 .478 .962 .587 .084 .917 .029 .755 .038 .308 .478 .027
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P5 Pearso
n ** * ** ** ** * * * ** *
.825 .373 .043 .056 1 -.105 -.093 .417 .130 -.051 .920 .496 -.206 .279 .058 .217 .230 .311 .016 .059 .364 -.031 .282 -.245 .113 .200 .346 .346 -.245 .079 -.078 -.020 .255 -.282 -.179 .428 -.056 .146 .192 .346 .388 *
Correla
tion
Sig. (2-
.000 .021 .798 .736 .530 .579 .009 .437 .762 .000 .002 .215 .089 .728 .191 .165 .058 .925 .724 .025 .855 .086 .138 .501 .229 .033 .033 .138 .638 .641 .907 .122 .086 .283 .007 .736 .383 .248 .033 .016
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P6 Pearso
n ** * ** ** ** *
-.265 -.141 .033 .141 -.105 1 .033 -.034 -.089 .214 -.136 .146 .438 .011 .212 -.034 .120 .057 -.217 .344 .066 .287 .277 .320 .296 .088 -.092 -.092 .471 .288 .295 .098 .121 .099 .215 .252 .512 .054 .423 -.092 .370
Correla
tion
Sig. (2-
.108 .399 .846 .399 .530 .846 .841 .596 .196 .416 .382 .006 .950 .201 .841 .472 .735 .191 .034 .692 .080 .092 .050 .071 .600 .584 .584 .003 .080 .072 .557 .468 .554 .194 .127 .001 .748 .008 .584 .022

120
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P7 Pearso
n
-.093 -.094 .261 .538 ** -.093 .033 1 .057 .151 .315 -.156 -.012 .266 -.018 .154 .369 * .129 .011 .057 .069 .278 .078 .062 .102 .082 -.150 .156 .156 .231 .027 .156 .122 .006 .365 * .267 .206 -.094 .373 * -.012 .156 .357 *
Correla
tion
Sig. (2-
.579 .576 .113 .000 .579 .846 .732 .365 .054 .348 .941 .106 .914 .357 .023 .441 .946 .732 .681 .091 .643 .712 .542 .623 .370 .350 .350 .162 .871 .350 .467 .973 .024 .106 .214 .576 .021 .941 .350 .028
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P8 Pearso
n
.217 .048 -.098 -.048 .417 ** -.034 .057 1 -.121 .417 ** .372 * .606 ** -.169 .120 .374 * .309 .048 .163 .539 ** -.136 .175 -.097 .141 -.010 .175 .187 .422 ** .422 ** -.010 .201 -.064 .472 ** .276 -.141 -.057 .194 -.117 .267 .257 .422 ** .363 *
Correla
tion
Sig. (2-
.191 .777 .556 .777 .009 .841 .732 .469 .009 .022 .000 .312 .472 .021 .059 .777 .327 .000 .416 .294 .563 .398 .952 .294 .261 .008 .008 .952 .226 .703 .003 .093 .398 .732 .244 .486 .106 .119 .008 .025
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P9 Pearso
n ** ** * * *
.284 .431 .151 .073 .130 -.089 .151 -.121 1 .130 .162 -.127 -.069 .010 .010 .233 .053 .483 -.121 .333 .175 .020 .025 .162 .175 .085 .098 .098 -.131 -.015 .098 -.069 .057 .217 .328 .183 .179 -.014 -.127 .098 .334
Correla
tion
Sig. (2-
.084 .007 .365 .663 .437 .596 .365 .469 .437 .331 .448 .681 .951 .951 .160 .752 .002 .469 .041 .293 .904 .879 .331 .293 .613 .557 .557 .433 .927 .557 .681 .734 .191 .045 .270 .282 .934 .448 .557 .041
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P10 Pearso
n
-.051 -.056 -.093 .056 -.051 .214 .315 .417 ** .130 1 -.079 .192 .167 .279 .722 ** .618 ** .087 .311 .417 ** .341 * .113 .115 .420 ** .088 .364 * .200 .346 * .346 * .088 .245 -.078 .353 * .255 .130 .093 .018 .087 .445 ** -.112 .346 * .519 **
Correla
tion
Sig. (2-
.762 .736 .579 .736 .762 .196 .054 .009 .437 .638 .248 .318 .089 .000 .000 .605 .058 .009 .036 .501 .491 .009 .601 .025 .229 .033 .033 .601 .138 .641 .030 .122 .436 .579 .915 .605 .005 .503 .033 .001
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P11 Pearso
n ** ** ** * ** * * * ** *
.920 .444 .102 -.036 .920 -.136 -.156 .372 .162 -.079 1 .456 -.224 .244 .033 .181 .308 .375 -.010 .141 .328 -.073 .344 -.267 .088 .275 .318 .318 -.267 -.050 -.085 -.047 .184 -.213 -.102 .465 .036 .097 .167 .318 .399
Correla
tion
Sig. (2-
.000 .005 .542 .831 .000 .416 .348 .022 .331 .638 .004 .177 .141 .843 .277 .060 .020 .952 .399 .045 .663 .034 .106 .599 .095 .051 .051 .106 .766 .612 .781 .268 .198 .542 .003 .831 .561 .315 .051 .013
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P12 Pearso
n
.192 .078 -.012 .170 .496 ** .146 -.012 .606 ** -.127 .192 .456 ** 1 -.102 .303 .303 .257 .078 .051 .257 -.180 .368 * -.160 .276 -.122 .368 * .309 .697 ** .697 ** -.122 .122 -.039 .221 .262 -.038 -.224 .212 .078 .109 .472 ** .697 ** .390 *
Correla
tion
Sig. (2-
.248 .640 .941 .308 .002 .382 .941 .000 .448 .248 .004 .542 .064 .064 .119 .640 .762 .119 .279 .023 .337 .093 .467 .023 .059 .000 .000 .467 .467 .817 .182 .112 .822 .177 .201 .640 .513 .003 .000 .016
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P13 Pearso
n
-.206 -.008 .122 .160 -.206 .438 ** .266 -.169 -.069 .167 -.224 -.102 1 .322 * .087 .045 .144 .093 -.169 .268 .141 .327 * .069 .307 .141 -.031 -.071 -.071 .484 ** .047 .380 * -.188 .046 .077 .167 .244 .296 .201 .221 -.071 .311
Correla
tion
Sig. (2-
.215 .962 .467 .337 .215 .006 .106 .312 .681 .318 .177 .542 .049 .605 .789 .388 .578 .312 .104 .399 .045 .680 .060 .399 .851 .671 .671 .002 .781 .019 .260 .785 .646 .315 .139 .071 .226 .182 .671 .057
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P14 Pearso
n
.279 .295 -.018 .067 .279 .011 -.018 .120 .010 .279 .244 .303 .322 * 1 .441 ** .120 -.247 .249 .120 .094 .218 .320 * .055 .033 .218 .271 .479 ** .479 ** .033 .177 -.056 .087 .036 -.055 -.154 .136 -.067 .159 -.081 .479 ** .347 *
Correla
tion
Sig. (2-
.089 .072 .914 .691 .089 .950 .914 .472 .951 .089 .141 .064 .049 .006 .472 .134 .131 .472 .576 .189 .050 .744 .843 .189 .099 .002 .002 .843 .287 .737 .605 .829 .744 .357 .415 .691 .340 .629 .002 .033
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P15 Pearso
n
.058 .114 -.018 .067 .058 .212 .154 .374 * .010 .722 ** .033 .303 .087 .441 ** 1 .120 -.247 .074 .374 * .094 .218 -.049 .402 * .033 .536 ** .094 .479 ** .479 ** .244 .177 -.056 .322 * .036 .119 .018 .136 .114 .159 -.081 .479 ** .416 **
Correla
tion
Sig. (2-
.728 .495 .914 .691 .728 .201 .357 .021 .951 .000 .843 .064 .605 .006 .472 .134 .659 .021 .576 .189 .772 .012 .843 .001 .576 .002 .002 .141 .287 .737 .049 .829 .477 .914 .415 .495 .340 .629 .002 .009
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P16 Pearso
n
.217 -.117 -.098 .117 .217 -.034 .369 * .309 .233 .618 ** .181 .257 .045 .120 .120 1 .376 * .323 * .309 .348 * .463 ** .071 .299 -.010 .175 .187 .422 ** .422 ** -.201 .201 -.064 .258 .433 ** .017 .098 .037 -.117 .610 ** -.092 .422 ** .500 **
Correla
tion
Sig. (2-
.191 .486 .556 .486 .191 .841 .023 .059 .160 .000 .277 .119 .789 .472 .472 .020 .048 .059 .032 .003 .674 .068 .952 .294 .261 .008 .008 .226 .226 .703 .117 .007 .921 .556 .825 .486 .000 .584 .008 .001
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P17 Pearso
n
.230 -.052 .129 .052 .230 .120 .129 .048 .053 .087 .308 .078 .144 -.247 -.247 .376 * 1 .326 * .212 .484 ** .200 .107 .621 ** .036 -.005 .369 * -.119 -.119 -.100 .100 .228 -.160 .244 .053 .205 .203 .298 .518 ** .327 * -.119 .459 **
Correla
tion
Sig. (2-
.165 .755 .441 .755 .165 .472 .441 .777 .752 .605 .060 .640 .388 .134 .134 .020 .046 .202 .002 .228 .523 .000 .831 .974 .023 .478 .478 .549 .549 .169 .337 .140 .751 .218 .223 .069 .001 .045 .478 .004
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P18 Pearso
n
.450 ** .552 ** .011 -.099 .311 .057 .011 .163 .483 ** .311 .375 * .051 .093 .249 .074 .323 * .326 * 1 .163 .499 ** .163 .262 .293 .111 .163 .499 ** .204 .204 -.021 .021 .204 .093 .248 .143 .204 .402 * .212 .197 .051 .204 .606 **
Correla
tion
Sig. (2-
.005 .000 .946 .556 .058 .735 .946 .327 .002 .058 .020 .762 .578 .131 .659 .048 .046 .327 .001 .329 .112 .075 .506 .329 .001 .220 .220 .901 .901 .220 .578 .133 .390 .219 .012 .201 .236 .762 .220 .000
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P19 Pearso
n
.016 .048 -.254 -.048 .016 -.217 .057 .539 ** -.121 .417 ** -.010 .257 -.169 .120 .374 * .309 .212 .163 1 -.136 .175 -.097 .299 -.010 .175 .187 .422 ** .422 ** -.010 .201 -.064 .472 ** .276 .017 .098 -.119 -.117 .438 ** -.092 .422 ** .288
Correla
tion
Sig. (2-
.925 .777 .123 .777 .925 .191 .732 .000 .469 .009 .952 .119 .312 .472 .021 .059 .202 .327 .416 .294 .563 .068 .952 .294 .261 .008 .008 .952 .226 .703 .003 .093 .921 .556 .475 .486 .006 .584 .008 .080
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P20 Pearso

121
n
.200 .024 .397 * .091 .059 .344 * .069 -.136 .333 * .341 * .141 -.180 .268 .094 .094 .348 * .484 ** .499 ** -.136 1 .181 .303 .454 ** .275 .181 .548 ** -.126 -.126 .141 -.007 .215 -.031 .191 .099 .150 .358 * .369 * .475 ** .064 -.126 .581 **
Correla
tion
Sig. (2-
.229 .885 .014 .588 .724 .034 .681 .416 .041 .036 .399 .279 .104 .576 .576 .032 .002 .001 .416 .277 .065 .004 .095 .277 .000 .453 .453 .399 .967 .194 .851 .252 .555 .370 .027 .023 .003 .701 .453 .000
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P21 Pearso
n
.364 * -.005 .082 .211 .364 * .066 .278 .175 .175 .113 .328 * .368 * .141 .218 .218 .463 ** .200 .163 .175 .181 1 .011 .146 .088 .638 ** -.021 .562 ** .562 ** .088 .151 .562 ** .141 .325 * .052 .113 .263 -.005 .459 ** .368 * .562 ** .539 **
Correla
tion
Sig. (2-
.025 .974 .623 .203 .025 .692 .091 .294 .293 .501 .045 .023 .399 .189 .189 .003 .228 .329 .294 .277 .948 .383 .599 .000 .899 .000 .000 .599 .365 .000 .399 .046 .756 .499 .110 .974 .004 .023 .000 .000
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P22 Pearso
n
-.031 -.013 .191 .132 -.031 .287 .078 -.097 .020 .115 -.073 -.160 .327 * .320 * -.049 .071 .107 .262 -.097 .303 .011 1 -.006 .621 ** .011 .185 -.112 -.112 .205 .351 * .242 .016 -.156 .006 .149 .042 -.013 .191 .093 -.112 .307
Correla
tion
Sig. (2-
.855 .940 .251 .430 .855 .080 .643 .563 .904 .491 .663 .337 .045 .050 .772 .674 .523 .112 .563 .065 .948 .971 .000 .948 .265 .504 .504 .218 .031 .143 .922 .350 .971 .371 .803 .940 .252 .577 .504 .061
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P23 Pearso
n
.282 .059 .169 .166 .282 .277 .062 .141 .025 .420 ** .344 * .276 .069 .055 .402 * .299 .621 ** .293 .299 .454 ** .146 -.006 1 -.048 .146 .454 ** .193 .193 .083 .179 -.140 .069 .090 .188 .152 .339 * .284 .396 * .038 .193 .590 **
Correla
tion
Sig. (2-
.086 .724 .312 .321 .086 .092 .712 .398 .879 .009 .034 .093 .680 .744 .012 .068 .000 .075 .068 .004 .383 .971 .774 .383 .004 .246 .246 .622 .283 .401 .680 .590 .260 .363 .038 .084 .014 .822 .246 .000
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P24 Pearso
n ** * **
-.245 -.100 .231 .100 -.245 .320 .102 -.010 .162 .088 -.267 -.122 .307 .033 .033 -.010 .036 .111 -.010 .275 .088 .621 -.048 1 .088 .141 -.085 -.085 .367 .267 .318 .130 -.205 .179 .415 .075 .172 .097 .167 -.085 .305
Correla
tion
Sig. (2-
.138 .549 .162 .549 .138 .050 .542 .952 .331 .601 .106 .467 .060 .843 .843 .952 .831 .506 .952 .095 .599 .000 .774 .599 .399 .612 .612 .024 .106 .051 .435 .217 .283 .010 .654 .302 .561 .315 .612 .062
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X_P25 Pearso
n * * ** ** ** ** ** * * **
.113 -.005 -.113 .005 .113 .296 .082 .175 .175 .364 .088 .368 .141 .218 .536 .175 -.005 .163 .175 .181 .638 .011 .146 .088 1 -.021 .562 .562 .088 .151 .562 .141 .325 .052 -.082 .067 .200 .243 .368 .562 .429 **
Correla
tion
Sig. (2-
.501 .974 .499 .974 .501 .071 .623 .294 .293 .025 .599 .023 .399 .189 .001 .294 .974 .329 .294 .277 .000 .948 .383 .599 .899 .000 .000 .599 .365 .000 .399 .046 .756 .623 .689 .228 .141 .023 .000 .007
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso
n * ** ** ** **
.200 .254 .288 -.024 .200 .088 -.150 .187 .085 .200 .275 .309 -.031 .271 .094 .187 .369 .499 .187 .548 -.021 .185 .454 .141 -.021 1 .215 .215 .141 -.007 -.126 .268 .191 .209 -.069 .248 .254 .234 .064 .215 .519
Correla
tion
Sig. (2-
.229 .124 .080 .885 .229 .600 .370 .261 .613 .229 .095 .059 .851 .099 .576 .261 .023 .001 .261 .000 .899 .265 .004 .399 .899 .194 .194 .399 .967 .453 .104 .252 .207 .681 .133 .124 .157 .701 .194 .001
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso
n * * ** * ** ** ** ** ** ** ** * **
.346 .228 -.173 .119 .346 -.092 .156 .422 .098 .346 .318 .697 -.071 .479 .479 .422 -.119 .204 .422 -.126 .562 -.112 .193 -.085 .562 .215 1 1.000 ** -.085 .085 -.027 .380 .183 .140 -.156 .148 -.119 .258 -.039 1.000 ** .443
Correla
tion
Sig. (2-
.033 .169 .298 .478 .033 .584 .350 .008 .557 .033 .051 .000 .671 .002 .002 .008 .478 .220 .008 .453 .000 .504 .246 .612 .000 .194 0.000 .612 .612 .872 .019 .272 .401 .350 .375 .478 .118 .817 0.000 .005
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso
n * * ** * ** ** ** ** ** ** ** * **
.346 .228 -.173 .119 .346 -.092 .156 .422 .098 .346 .318 .697 -.071 .479 .479 .422 -.119 .204 .422 -.126 .562 -.112 .193 -.085 .562 .215 1.000 ** 1 -.085 .085 -.027 .380 .183 .140 -.156 .148 -.119 .258 -.039 1.000 ** .443
Correla
tion
Sig. (2-
.033 .169 .298 .478 .033 .584 .350 .008 .557 .033 .051 .000 .671 .002 .002 .008 .478 .220 .008 .453 .000 .504 .246 .612 .000 .194 0.000 .612 .612 .872 .019 .272 .401 .350 .375 .478 .118 .817 0.000 .005
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso
n ** ** * ** * *
-.245 .036 .231 .236 -.245 .471 .231 -.010 -.131 .088 -.267 -.122 .484 .033 .244 -.201 -.100 -.021 -.010 .141 .088 .205 .083 .367 .088 .141 -.085 -.085 1 .108 .318 .484 .055 .310 .286 .335 .172 .097 .167 -.085 .336
Correla
tion
Sig. (2-
.138 .831 .162 .153 .138 .003 .162 .952 .433 .601 .106 .467 .002 .843 .141 .226 .549 .901 .952 .399 .599 .218 .622 .024 .599 .399 .612 .612 .517 .051 .002 .744 .059 .082 .040 .302 .561 .315 .612 .039
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso
n * *
-.088 -.172 -.231 .036 .079 .288 .027 .201 -.015 .245 -.050 .122 .047 .177 .177 .201 .100 .021 .201 -.007 .151 .351 .179 .267 .151 -.007 .085 .085 .108 1 .085 .224 .075 .083 .231 -.075 -.036 .330 .122 .085 .284
Correla
tion
Sig. (2-
.601 .302 .162 .831 .638 .080 .871 .226 .927 .138 .766 .467 .781 .287 .287 .226 .549 .901 .226 .967 .365 .031 .283 .106 .365 .967 .612 .612 .517 .612 .177 .654 .622 .162 .654 .831 .043 .467 .612 .084
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso
n * ** ** **
-.078 -.119 .156 .119 -.078 .295 .156 -.064 .098 -.078 -.085 -.039 .380 -.056 -.056 -.064 .228 .204 -.064 .215 .562 .242 -.140 .318 .562 -.126 -.027 -.027 .318 .085 1 -.071 .183 .140 .173 .148 .228 .258 .697 -.027 .311
Correla
tion
Sig. (2-
.641 .478 .350 .478 .641 .072 .350 .703 .557 .641 .612 .817 .019 .737 .737 .703 .169 .220 .703 .194 .000 .143 .401 .051 .000 .453 .872 .872 .051 .612 .671 .272 .401 .298 .375 .169 .118 .000 .872 .057
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso
n ** * * ** * * ** * *
-.020 -.008 -.167 .008 -.020 .098 .122 .472 -.069 .353 -.047 .221 -.188 .087 .322 .258 -.160 .093 .472 -.031 .141 .016 .069 .130 .141 .268 .380 .380 .484 .224 -.071 1 .191 .223 .167 .099 -.160 .201 -.102 .380 .323
Correla
tion
Sig. (2-
.907 .962 .315 .962 .907 .557 .467 .003 .681 .030 .781 .182 .260 .605 .049 .117 .337 .578 .003 .851 .399 .922 .680 .435 .399 .104 .019 .019 .002 .177 .671 .251 .178 .315 .553 .337 .226 .542 .019 .048
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso
n ** * * * *
.119 .132 -.206 .091 .255 .121 .006 .276 .057 .255 .184 .262 .046 .036 .036 .433 .244 .248 .276 .191 .325 -.156 .090 -.205 .325 .191 .183 .183 .055 .075 .183 .191 1 -.305 -.218 .171 .132 .359 .262 .183 .347
Correla
tion
Sig. (2-
.478 .429 .214 .587 .122 .468 .973 .093 .734 .122 .268 .112 .785 .829 .829 .007 .140 .133 .093 .252 .046 .350 .590 .217 .046 .252 .272 .272 .744 .654 .272 .251 .063 .189 .305 .429 .027 .112 .272 .033
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso

122
n * *
-.145 .053 .365 .284 -.282 .099 .365 -.141 .217 .130 -.213 -.038 .077 -.055 .119 .017 .053 .143 .017 .099 .052 .006 .188 .179 .052 .209 .140 .140 .310 .083 .140 .223 -.305 1 .275 .090 .278 .074 -.038 .140 .307
Correla
tion
Sig. (2-
.386 .751 .024 .084 .086 .554 .024 .398 .191 .436 .198 .822 .646 .744 .477 .921 .751 .390 .921 .555 .756 .971 .260 .283 .756 .207 .401 .401 .059 .622 .401 .178 .063 .094 .590 .091 .658 .822 .401 .061
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso
n * **
-.043 .094 .056 .018 -.179 .215 .267 -.057 .328 .093 -.102 -.224 .167 -.154 .018 .098 .205 .204 .098 .150 .113 .149 .152 .415 -.082 -.069 -.156 -.156 .286 .231 .173 .167 -.218 .275 1 .218 .316 .092 .012 -.156 .318
Correla
tion
Sig. (2-
.798 .576 .740 .917 .283 .194 .106 .732 .045 .579 .542 .177 .315 .357 .914 .556 .218 .219 .556 .370 .499 .371 .363 .010 .623 .681 .350 .350 .082 .162 .298 .315 .189 .094 .189 .053 .584 .941 .350 .051
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso
n ** ** * ** ** * * * * **
.428 .537 .312 .355 .428 .252 .206 .194 .183 .018 .465 .212 .244 .136 .136 .037 .203 .402 -.119 .358 .263 .042 .339 .075 .067 .248 .148 .148 .335 -.075 .148 .099 .171 .090 .218 1 .314 .224 .212 .148 .612
Correla
tion
Sig. (2-
.007 .001 .056 .029 .007 .127 .214 .244 .270 .915 .003 .201 .139 .415 .415 .825 .223 .012 .475 .027 .110 .803 .038 .654 .689 .133 .375 .375 .040 .654 .375 .553 .305 .590 .189 .055 .176 .201 .375 .000
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso
n ** * * *
-.056 .298 .240 .052 -.056 .512 -.094 -.117 .179 .087 .036 .078 .296 -.067 .114 -.117 .298 .212 -.117 .369 -.005 -.013 .284 .172 .200 .254 -.119 -.119 .172 -.036 .228 -.160 .132 .278 .316 .314 1 -.093 .327 -.119 .379
Correla
tion
Sig. (2-
.736 .069 .147 .755 .736 .001 .576 .486 .282 .605 .831 .640 .071 .691 .495 .486 .069 .201 .486 .023 .974 .940 .084 .302 .228 .124 .478 .478 .302 .831 .169 .337 .429 .091 .053 .055 .577 .045 .478 .019
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso
n * * ** ** ** ** ** ** * * * **
.146 -.216 .141 .338 .146 .054 .373 .267 -.014 .445 .097 .109 .201 .159 .159 .610 .518 .197 .438 .475 .459 .191 .396 .097 .243 .234 .258 .258 .097 .330 .258 .201 .359 .074 .092 .224 -.093 1 .109 .258 .595
Correla
tion
Sig. (2-
.383 .193 .400 .038 .383 .748 .021 .106 .934 .005 .561 .513 .226 .340 .340 .000 .001 .236 .006 .003 .004 .252 .014 .561 .141 .157 .118 .118 .561 .043 .118 .226 .027 .658 .584 .176 .577 .513 .118 .000
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso
n ** ** * * * ** *
-.112 -.170 .224 .170 .192 .423 -.012 .257 -.127 -.112 .167 .472 .221 -.081 -.081 -.092 .327 .051 -.092 .064 .368 .093 .038 .167 .368 .064 -.039 -.039 .167 .122 .697 -.102 .262 -.038 .012 .212 .327 .109 1 -.039 .295
Correla
tion
Sig. (2-
.503 .308 .177 .308 .248 .008 .941 .119 .448 .503 .315 .003 .182 .629 .629 .584 .045 .762 .584 .701 .023 .577 .822 .315 .023 .701 .817 .817 .315 .467 .000 .542 .112 .822 .941 .201 .045 .513 .817 .072
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso
n * * ** * ** ** ** ** ** ** ** * **
.346 .228 -.173 .119 .346 -.092 .156 .422 .098 .346 .318 .697 -.071 .479 .479 .422 -.119 .204 .422 -.126 .562 -.112 .193 -.085 .562 .215 1.000 ** 1.000 ** -.085 .085 -.027 .380 .183 .140 -.156 .148 -.119 .258 -.039 1 .443
Correla
tion
Sig. (2-
.033 .169 .298 .478 .033 .584 .350 .008 .557 .033 .051 .000 .671 .002 .002 .008 .478 .220 .008 .453 .000 .504 .246 .612 .000 .194 0.000 0.000 .612 .612 .872 .019 .272 .401 .350 .375 .478 .118 .817 .005
tailed)
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Pearso
n * * * * * * * ** * * * ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** * * * ** * ** **
.378 .317 .307 .359 .388 .370 .357 .363 .334 .519 .399 .390 .311 .347 .416 .500 .459 .606 .288 .581 .539 .307 .590 .305 .429 .519 .443 .443 .336 .284 .311 .323 .347 .307 .318 .612 .379 .595 .295 .443 1
Correla
tion
Sig. (2-
.019 .053 .061 .027 .016 .022 .028 .025 .041 .001 .013 .016 .057 .033 .009 .001 .004 .000 .080 .000 .000 .061 .000 .062 .007 .001 .005 .005 .039 .084 .057 .048 .033 .061 .051 .000 .019 .000 .072 .005
tailed)
LAMPIRAN 11

HASIL UJI VALIDITAS PENGETAHUAN SISWA TENTANG


EKOSISTEM

Corrected Item-
Instrumen Total r-Tabel Keterangan
Correlation
X_P1 0,378 0,2709 Valid

X_P2 0,317 0,2709 Valid

X_P3 0,307 0,2709 Valid

X_P4 0,359 0,2709 Valid

X_P5 0,388 0,2709 Valid

X_P6 0,370 0,2709 Valid

X_P7 0,357 0,2709 Valid

X_P8 0,363 0,2709 Valid

X_P9 0,334 0,2709 Valid

X_P10 0,519 0,2709 Valid

X_P11 0,399 0,2709 Valid

X_P12 0,390 0,2709 Valid

X_P13 0,311 0,2709 Valid

X_P14 0,347 0,2709 Valid

X_P15 0,416 0,2709 Valid

X_P16 0,500 0,2709 Valid

X_P17 0,459 0,2709 Valid

X_P18 0,606 0,2709 Valid

X_P19 0,288 0,2709 Valid

123
X_P20 0,581 0,2709 Valid

X_P21 0,539 0,2709 Valid

X_P22 0,307 0,2709 Valid

X_P23 0,590 0,2709 Valid

X_P24 0,305 0,2709 Valid

X_P25 0,429 0,2709 Valid

X_P26 0,519 0,2709 Valid

X_P27 0,443 0,2709 Valid

X_P28 0,443 0,2709 Valid

X_P29 0,336 0,2709 Valid

X_P30 0,284 0,2709 Valid

X_P31 0,311 0,2709 Valid

X_P32 0,323 0,2709 Valid

X_P33 0,347 0,2709 Valid

X_P34 0,307 0,2709 Valid

X_P35 0,318 0,2709 Valid

X_P36 0,612 0,2709 Valid

X_P37 0,379 0,2709 Valid

X_P38 0,595 0,2709 Valid

X_P39 0,295 0,2709 Valid

X_P40 0,443 0,2709 Valid

Sumber: Output SPSS Versi 22

124
LAMPIRAN 12
HASIL UJI VALIDITAS SIKAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA ISU
KERUSAKAN LINGKUGAN DI SEKITAR SEKOLAH

Corrected Item-
Instrumen Total r-Tabel Keterangan
Correlation
Y_P1 0,442 0,2709 Valid

Y_P2 0,389 0,2709 Valid

Y_P3 0,453 0,2709 Valid

Y_P4 0,347 0,2709 Valid

Y_P5 0,383 0,2709 Valid

Y_P6 0,351 0,2709 Valid

Y_P7 0,398 0,2709 Valid

Y_P8 0,351 0,2709 Valid

Y_P9 0,473 0,2709 Valid

Y_P10 0,295 0,2709 Valid

Y_P11 0,372 0,2709 Valid

Y_P12 0,384 0,2709 Valid

Y_P13 0,316 0,2709 Valid

Y_P14 0,396 0,2709 Valid

Y_P15 0,552 0,2709 Valid

Y_P16 0,412 0,2709 Valid

Y_P17 0,726 0,2709 Valid

Y_P18 0,325 0,2709 Valid

Y_P19 0,526 0,2709 Valid

125
Y_P20 0,322 0,2709 Valid

Y_P21 0,426 0,2709 Valid

Y_P22 0,530 0,2709 Valid

Y_P23 0,419 0,2709 Valid

Y_P24 0,301 0,2709 Valid

Y_P25 0,299 0,2709 Valid

Y_P26 0,605 0,2709 Valid

Y_P27 0,297 0,2709 Valid

Y_P28 0,427 0,2709 Valid

Y_P29 0,374 0,2709 Valid

Y_P30 0,441 0,2709 Valid

Y_P31 0,572 0,2709 Valid

Y_P32 0,294 0,2709 Valid

Y_P33 0,474 0,2709 Valid

Y_P34 0,426 0,2709 Valid

Y_P35 0,444 0,2709 Valid

Sumber: Output SPSS Versi 22

126
LAMPIRAN 13
UJI RELIABILITAS VARIABEL PENGETAHUAN SISWA TENTANG
EKOSISTEM(X)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
Alpha Standardized Items N of Items

.727 .886 41
Sumber: Output SPSS Versi 22

127
LAMPIRAN 14
UJI RELIABILITAS VARIABEL SIKAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA
ISU KERUSAKAN LINGKUNGAN DI SEKITAR SEKOLAH (X)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
Alpha Standardized Items N of Items

.728 .876 36
Sumber: Output SPSS Versi 22

128
LAMPIRAN 15
UJI NORMALITAS

129
LAMPIRAN 16
HASIL UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 38
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 10.85282598
Most Extreme Differences Absolute .086
Positive .086
Negative -.076
Test Statistic .086
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

130
LAMPIRAN 17
UJI HOMOGENESITAS

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.


1.452 9 17 .243

131
LAMPIRAN 18
UJI KOEFISIEN KORELASI
Correlations

Pengetahuan_E
kosistem Berfikir_Kritis

Pengetahuan_ Pearson Correlation 1 .103


Ekosistem Sig. (2-tailed) .538

N 38 38
Berfikir_Kritis Pearson Correlation .103 1

Sig. (2-tailed) .538

N 38 38

132
LAMPIRAN 19
UJI KOEFISIEN DETERMINASI

Uji Koefisien Determinasi


Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .103a .101 -.017 11.003

a. Predictors: (Constant), Pengetahuan_Ekosistem

133
Lampiran 20

Dokumentasi

134
LAMPIRAN 21
RIWAYAT HIDUP PENULIS

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Novalia Sari

Tempat, Tanggal Lahir : Bogor 09 September 1996

Agama : Islam

Alamat : Kp. Nawing Rt 01/ Rw 03 Desa Sukamulya, Kecamatan


Rumpin Kabupaten Bogor.
Riwayat Keluarga
1. Orang Tua : a. Ayah : Fahruroji
b. Ibu : Maswanai
2. Anak Ke : Pertama dari 3 Bersaudara

Riwayat Pendidikan
1. SDN Leuwiranji 03, tamat tahun 2008
2. MTs Annajah, tamat tahun 2011
3. SMA ANNAJAH, tamat tahun 2014

Riwayat Organisasi
1. Wakil Rohis Keputrian SMA AN-NAJAH Tahun 2013 / 2014

135

Anda mungkin juga menyukai