SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Alfian
105361120716
SURAT PERNYATAAN
Nama : Alfian
Nim : 105361120716
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
dalam Menyelesaikan Soal Pola Bilangan pada
Kelas VIII SMP Guppi Samata
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuat oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Alfian
NIM. 105361120716
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Nama : Alfian
Nim : 105361121316
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
dalam Menyelesaikan Soal Pola Bilangan pada
Kelas VIII SMP Guppi Samata
Alfian
NIM. 105361120716
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Ibu dan almarhum ayah saya. Berkat doa-doa ibu, saya selalu
terjaga setiap harinya dan dapat melangkah sejauh ini. Skripsi ini
adalah persembahan kecil dan mungkin persembahan pertama untuk
kedua orangtua saya. Terima kasih atas kepercayaan yang telah
diberikan kepada saya dan saya akan selalu menjaga kepercayaan itu
serta selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik.
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Tak lupa
pula salam dan shalawat semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
sahabat, serta pengikut beliau. Nabi yang telah membawa kita dari lembah
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat agar
Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Soal Pola Bilangan pada Kelas VIII SMP
Guppi Samata”.
hambatan dan kesulitan yang dialami penulis. Namun, semua itu dapat dilalui oleh
penulis berkat bantuan-Nya dan dorongan dari berbagai pihak sehingga penulis
mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, melalui tulisan ini
viii
kepada ibunda Hamirah Harna yang telah merawat dan selalu memperhatikan
penulis hingga sekarang, serta kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan.
pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. Erwin Akib, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Muhammadiyah Makassar.
Muhammadiyah Makassar.
menempuh perkuliahan.
6. Bapak Wahyuddin, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Erni
ix
7. Bapak Andi Alim Syahri, S.Pd.,M.Pd. dan Bapak Ahmad Syamsuadi,
8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah
9. Para staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
10. Bapak Amri, S.Pd., M.M. selaku Kepala SMP Guppi Samata, Bapak/Ibu
guru, seluruh staf yang ada di sekolah, serta siswa(i) yang telah ikut serta
12. Serta semua pihak yang telah ikut serta memberikan bantuannya dalam
penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
x
Semoga Allah SWT membalas semua yang telah Bapak/Ibu dan
Saudara(i) berikan. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kirtik dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk kemudian menjadi perbaikan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dunia
pendidikan.
Alfian
xi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL................................................................................................ xv
A. Latar Belakang............................................................................... 1
xii
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 35
B. Lokasi ............................................................................................ 35
C. Pembahasan ................................................................................... 68
A. Kesimpulan ................................................................................... 81
B. Saran .............................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan.
peradaban, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pada saat ini perkembangan
zaman serta kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) begitu cepat,
hingga cenderung tak terkendali. Perkembangan itu pula tidak mampu dielakkan
pada dunia pendidikn, karena pendidikan adalah sesuatu yang terpenting bagi
hal yang sangat di butuhkan disetiap jenjang pendidikan, dimulai dari pendidikan
nasional yaitu berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berilmu, sehat, berakhlak mulia,
kreatif, mandiri, cakap, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
1
2
sebagai generasi penerus bangsa dimasa depan, yang di yakini akan menjadi
peserta didik agar menjadi manusia kreatif yang tercantum dalam Undang-
nasional. Hal tersebut dapat dicapai dengan beberapa upaya, diantaranya melalui
dari jenjang pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bagi peserta didik,
bermasyarakat.
pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa pada
untuk menguasai teknologi di masa depan (Rahmawati, 2013: 225). Oleh sebab
informasi agar bersaing dikeadaan yang selalu berubh, kompetitif serta tidak pasti.
baik maka diharapkan dapat menjadi dasar bagi pesatnya pengembangan ilmu
mengingat bahwa matematika adalah bidang studi yang kurang diminati peserta
didik. Salah satu faktor penting yang dapat mempngaruhi hal tersebut yaitu
peserta didik, adalah modal utama untuk memberi rasa senang untuk
pembelajaran matematika.
4
diharapkan menjadi manusia yang kreatif. Adapun salah satu usaha meningkatkan
antara konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, efisien, akurat, serta
tepat dalam pemecahn masalah. Menurut Sugilar (2013: 157) tujuan pembelajaran
keberhasilan tersebut akan tercapai apabila peserta didik dilibatkan dalam proses
berpikirnya.
kreatif. Hal ini sejalan dengan Sa'dijah (Handayani, 2018: 144) bahwa
mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kreatif siswa. Maka dari itu peran
Berpikir kreatif adalah suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir
pertanyaan. Berdasarkan teori di atas, dapat kita ketahui bahwa makin banyak cara
5
penyelesaian dari suatu permasalahan maka makin kreatif orang itu, akan tetapi
Sehingga jumlah jawaban serta mutu proses penyelesaian, yang akan menentukan
Kemampuan berfikir kreatif adalah satu hal yang sangat penting bagi
dari pada itu, kemampuan berfikir kreatif dalam pembelajaran matematika dapat
namun juga sangat berfungsi dalam menghadapi masa yang depan. Sejalan
kemampuan berfikir kreatif sangat di perlukan baik untuk masa ini ataupun
dimasa yang akan dating, terutama untuk menghadapi keadaan dunia yang selalu
berubah-ubah.
kreatif yaitu faktor dorongan dari dalam diri individu (internal) dan faktor
dorongan dari lingkungan atau luar diri individu (eksternal). Pelajaran matematika
yang dilakukan pendidik di sekolh, masih didominasi oleh aktifitas yang bersifat
melalui berlatih yang mengacu pada perkembangn berfikir kreatif peserta didik.
Melalui kemampuan berfikir kreatif peserta didik di tuntut untuk bisa menguasai,
peserta didik. Sedikitnya pengalaman belajar yang di miliki oleh peserta didik,
memberikan soal rutin pada buku teks yang hanya mempunyai 1 penyelesaian
yang sesuai atau biasa disebut pertanyaan tertutup. Sejalan dengan apa yang
katakan oleh Sasmita (Muthahara, dkk. 2018: 64) bahwa dalam pelajaran
yang sesuai dalam buku. Selain itu, pembelajaran matematika di sekolah lebih
menghapal solusi permasalahan atau rumus jadi seperti yang dicontohkan oleh
7
pendidik. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh guru matematika
kelas VIII SMP Guppi Samata saat wawancara dengan peneliti pada tanggal 8
oktober 2019, dimana peserta didik terlalu terpaku pada contoh soal yang telah
materi pola bilangan. Selain itu, berdasarkan pengamatan guru matematika SMP
latihan soal, hanya beberapa peserta didik yang bisa menyelesaikn pertanyaan
dengan benar, akan tetapi peserta didik lainnya masih banyak yang mendapatkan
kesulitn dalam menyelesaikan soal itu. Beberapa peserta didik nampak tidak
tertarik untuk mencoba menyelesaikn pertanyaan yang mereka kira sulit serta
penjelasan dari pendidik tanpa ada usaha untuk mendapatkan sendiri solusi dari
kelas VIII SMP Guppi Samata memberikan soal materi pola bilangan berikut ini
di kelas VIII.
adalah soal yang mempunyai banyak solusi atau strategi penyelesaian. Hal ini
problem tak lengkap atau disebut juga problem open-ended atau masalah terbuka.
Tujuan utama pemberian soal terbuka (open-ended problem) pada peserta didik
yaitu bukan sekedar untuk mendapatkan jawaban dari suatu soal, tetapi lebih
menekankan pada bagaimana cara peserta didik bisa sampai pada jawaban dari
soal tersebut. Jadi, melalui pemberian soal terbuka, peserta didik diharapkan
mempunyai lebih dari satu pendekatan atau metode dalam memperoleh jawaban.
berfikir peserta didik yaitu menyusun bahan ajar yang sama dengan tahap kognitif
peserta didik. Putra, dkk. (Putra, 2018: 48) mengemukakan bahwa bahan ajar
yang telah di rancang sama dengan pengalaman belajar peserta didik bisa
mana yang dikatakan oleh Silver (Mulyaningsih, 2018: 34) berpendapat bahwa
yang umumnya memakai tiga komponen utama dalam “The Torrance Test of
komponen kunci ini juga dapat digunakan dalam menilai tingkat kreativitas
peserta didik: kefasihan adalah peserta didik mampu dalam menyelesaikn masalah
didik mampu menyelesikn suatu masalah dengan jawaban yang beda dari siswa
lainnya.
permasalahan didunia nyata pada umumnya tidak konvergen serta sederhana, tapi
tidak semua soal matematika merupakan masalah. Suatu pertanyaan atau soal
dijawab atau diselesaikan serta proses untuk menyelesaikan masalah itu atau
dalam menyelesaikn masalah bagi peserta didik merupakan makna proses dalam
masalah, pemantauan diri yang efektif, dan suatu sikap produktif untuk menyikapi
yang terkenal yaitu dikemukakan oleh G. Polya, dalam bukunya ”How to Solve
kemampuan berpikir kreatif peserta didik, guru dapat mencari cara atau
B. Rumusan Masalah
menyelesaikan soal pola bilangan pada kelas VIII SMP Guppi Samata yang
ditinjau dari:
11
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
ilmu pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a) Bagi Peneliti
b) Bagi Guru
c) Bagi Siswa
d) Bagi Sekolah
E. Batasan Istilah
memberikan penjelasan secara garis besar pengertian dari judul yang telah dipilih
a) Kefasihan
Kefasihan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu dimana peserta didik
penyelesaian.
b) Fleksibilitas
Fleksibilitas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu dimana peserta didik
mampu menyelesaikan soal tidak hanya dengan satu cara penyelesaian akan tetapi
c) Kebaruan
Kebaruan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu dimana peserta didik
mampu menyelesikan soal dengan jawaban atau penyelesaian yang berbeda atau
A. Kajian Pustaka
1. Hakekat Matematika
dari bahasa Latin “mathematika” yang mulanya diambil dari bahasa Yunani
“mathematike” berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu
Lunchins (Ramdani, 2006: 3-4) menyatakan “In short, the question what
answered, where it is answered, who answer it, and what is regarded as being
dijawab dimana, dijawab siapa, dan siapa sajakah yang di pandang termasuk
pertanyan “Apakah matematika itu?” tidak mudah di jawab dengan hanya 1 atau 2
kalimat saja. Sekarang ini banyak pendapat yang muncul mengenai penjeleasan
dari matematika itu sendiri, seperti yang berpendapat kalau matematika itu bahasa
14
15
masing berbeda.
sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan
penalaran. Adapun menurut James dan James (Ramdani, 2006: 4) yang berkata
besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan antara satu dan lainnya dengan
jumlah banyak yang terbagi menjadi 3 bidang seperti analisis, aljabar, serta
geometri.
beberapa ahli. Semua pengertian tentang apa matematika itu bisa di terima, karena
itu sendiri dapat masuk ke seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari yang
2. Berpikir
mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan.
kritis, analitis, kreatif dan strategis. Pada penelitian ini akan difokuskan pada
berpikir kreatif.
pendapat beberapa ahli tentang apa itu berpikir, Santrock (Mursidik, 2015: 25),
berpikir secara kritis, menalar, berpikir secara kreatif, memecahkan masalah dan
merupakan kemampuan jiwa tingkat tinggi yang hanya mampu dicapai serta
dan imajinasi. Menurut John Dewey (Sudarma, 2013: 38) pertama, berpikir adalah
“stream of consciousness”, arus kesadaran ini muncul dan hadir setiap hari,
mengalir tanpa terkontrol, termasuk di dalamnya yaitu mimpi atau impian dan
imajinasi ini muncul secara tidak langsung atau tidak bersentuhan langsung
dengan sesuatu yang sedang garut. Ketiga, berpikir semakna dengan keyakinan
17
(believing). Hal itu bisa tampak dalam ekspresinya. Terakhir, berfikir reflektif
adalah suatu proses untuk menghasilkan perilaku dalam pemecahkan masalah atau
mengarahkan pada solusi. Keterampilan berfikir bukan saja penting dalam dunia
kerja, dunia pendidikan dan pelatihan atau riset. Keterampilan berpikir ini penting
orang yang tidak terlatih dengan kemampuan berpikir yang baik, akan
menganggap orang lain pemilik kemampuan berpikir yang kurang baik atau
bahkan buruk.
berpikir yaitu:
a) Berfikir Induktif yaitu suatu proses dalam berfikir yang berjalan dari yang
b) Berfikir deduktif yaitu suatu proses didalam berfikir yang berjalan dari yang
c) Berfikir analogis yaitu suatu proses berfikir dengan proses menyamakan atau
beberapa jenis antara lain seperti berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan
kreatif. Adapun jenis berpikir yang akan didalam atau yang menjadi fokus pada
3. Berpikir Kreatif
yang dianggap sulit bisa dipecahkan, tidak hanya dengan sebuah solusi namun
Kreativitas itu dapat lahir atau tercipta dalam beberapa bentuk. Hal ini
sesuai pendapat Sudarma, 2013: 25-27, yang mengatakan bahwa pada umumnya,
baik itu ide, gagasan atau produk, sehingga kemudian melahirkan sesuatu hal
yang baru.
Bentuk ini berupaya melahirkan sesuatu yang baru, dari sesuatu yang belum
tampak sebelumnya.
Yaitu mengubah dari gagasan kepada sebuah tindakan praktis, atau dari kultur
pada struktur, dari struktur pada kultur, dari satu fase pada fase lainnya.
Beberapa ahli berpendapat tentang apa itu berpikir kreatif, seperti menurut
berfikir yang memberikan perspektif yang baru atau menangkap peluang yang
baru hingga menghasilkan ide-ide yang baru dan belum pernah ada. Menurut
Evans (Rahmawati Irna, 2016: 14) yang menjelaskan bahwa berpikir kreatif
atau berbeda serta menghasilkan solusi unik mengenai masalah itu. Menurut
Suharnan (Mursidik, 2015: 26) berpendapat bahwa kreativitas biasa juga disebut
berfikir kreatif (creative thinking), yaitu proses berpikir atau aktivitas kognitif
untuk membentuk gagasan baru dan yang berguna atau new ideas and useful.
baru dan yang berguna, serta berupa suatu kombinasi dari berbagai unsur yang
beberapa ahli, seperti menurut Salim (Mursidik, 2015: 26) menyatakan bahwa
menurut Campbell adalah suatu ide atau pemikiran manusia yang bersifat inovatif,
kemampuan berpikir kreatif yang tinggi, seseorang harus lebih banyak bertanya,
2015: 26) kemampuan berfikir kreatif bisa dimaknai sebagai suatu kemampuan
yang bisa mendukung kemudahan untuk memahami ilmu pengetahuan akn dapat
Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif dapat berpikir lancar (fluency)
berpikir orisinal (originality) yaitu mampu melahirkan jawaban yang unik serta
dapat memikirkan cara yang tak lazim; berpikir elaborasi (elaboration) yaitu
yang baru dari suatu permasalahan untuk menghasilkan hal-hal yang baru atau
memiliki beberapa ciri-ciri. Adapun ciri - ciri kemampuan berfikir kreatif yaitu:
berpikir kreatif menurut Silver (Mulyaningsih, 2018: 34) dapat dilihat pada tabel
berikut:
jawaban.
siswa lainnya.
kategori.
menyelesaikan persoala.
23
masalah;
II. Menyajikan berbagai macam contoh atau pernyataan yang terkait konsep
I. Menggunakan cara yang bersifat baru, tidak biasa, atau unik dalam
menyelesaikan masalah
II. Menyajikan contoh atau pernyataan yang bersifat baru, tidak biasa, atau
unik.
lima tingkat dari kemampuan berfikir kreatif. Mulai dari tingkat empat paling
24
tertinggi sampai tingkatan nol yang paling rendah. Setiap tingkatan kemampuan
Siswa mampu menyelesaikan suatu masalah dengan lebih dari satu alternatif
dengan lancar (fasih) dan fleksibel. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat
b) TKBK 3 (Kreatif)
berbagai jawaban yang baru meskipun tidak dengan cara yang berbeda (tidak
fleksibel). Selain itu, siswa dapat membuat masalah yang berbeda dengan
lancar (fasih) meskipun jawaban masalah tunggal atau membuat masalah yang
baru dengan jawaban divergen. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat
Siswa mampu membuat satu jawaban atau masalah yang berbeda dari
kebiasaan umum meskipun tidak dengan fleksibel atau fasih, atau mampu
jawaban yang dihasilkan tidak baru. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat
Peserta didik tidak mampu membuat 1 jawaban dan atau membuat masalh
yang baru, meskipun memenuhi salah satu kondisi, yaitu penyelesaian yang
dibuat fleksibel atau jawaban yang di buat beragam (fasih). Siswa yang
yang baru dengan lancar (fasih) dan fleksibel. Siswa pada tingkat ini dikatakan
tentang berpikir kreatif dan begitupun tingkatan dari berpikir kreatif. Namun
dalam penelitian ini, indikator berpikir kreatif yang digunakan yaitu menurut
Silver dimana ada tiga indikator berpikir kreatif yaitu kefasihan, fleksibilitas dan
kebaruan.
peneliti. Adapun hasil penelitian terdahulu yang digunakan oleh peneliti adalah
sebagai berikut.
memunculkan dua dari tiga indikator kemampuan berpikir kreatif, dalam hal
ini yang dimunculkan oleh subjek adalah kefasihan dan fleksiblitas yang baik
kreatif yaitu fleksibilitas, subjek mampu memberikan lebih dari satu alternatif
kreatif pada materi pola barisan bilangan yaitu pertama, pada tingkat
Kedua, subjek pada tingkat kemampuan berpikir kreatif 3 atau kreatif mampu
Ketiga, subjek pada tingkat kemampuan berpikir kreatif 1 atau kurang kreatif
a). Kemampuan berpikir kreatif siswa untuk kategori tinggi pada aspek
berpikir lancar sangat baik karena siswa kategori tinggi mampu memunculkan
sehingga pada aspek berpikir lancar untuk siswa kategori tinggi tidak
mengalami kesulitan. Untuk aspek berpikir luwes, siswa pada kategori tinggi
berada pada kriteria baik artinya pada umumnya mampu menentukan satu cara
tinggi untuk aspek keaslian juga berada pada kriteria baik dengan perkataan
cara yang umum tetapi mengarah pada penyelesaian. Kemampuan pada aspek
berpikir elaboratif pada siswa kategori tinggi sangat baik, artinya siswa dapat
memperjelas penyelesaian dengan rinci dan tepat sehingga pada aspek ini
b). Kemampuan berpikir kreatif siswa untuk kategori sedang pada aspek
berpikir lancar baik karena siswa kategori sedang mampu memunculkan satu
aspek berpikir lancar untuk siswa kategori sedang tidak mengalami kesulitan.
Untuk aspek berpikir luwes, siswa pada kategori sedang juga berada pada
28
kriteria baik artinya pada umumnya mampu menentukan satu cara dalam
untuk aspek keaslian pada umumnya berada pada kriteria baik artinya siswa
pada aspek berpikir elaboratif pada siswa kategori sedang sama seperti
kategori tinggi yaitu berada pada kriteria sangat baik, artinya siswa dapat
keseluruhan berada pada kriteria kurang baik. Pada aspek berpikir lancar hasil
aspek berpikir lancar untuk siswa kategori rendah mengalami kesulitan. Untuk
aspek berpikir luwes, siswa pada kategori rendah pada umumnya hanya
pada aspek berpikir elaboratif pada siswa kategori rendah maksimal hanya
dapat memperinci dengan penjelasan yang dapat dipahami tetapi kurang tepat.
C. Tinjauan Materi
Saat ini sangat banyak cabang matematika yang telah diketahui seperti
geometri, aljabar dan masih banyak lagi. Materi ataupun bahan ajar disetiap
cabangnya berbeda-beda pula. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengukur atau
Pola bilangan sendiri memiliki arti yaitu suatu susunan bilangan yang
memiliki bentuk teratur atau suatu bilangan yang tersusun dari beberapa bilangan
lain yang membentuk suatu pola. Dan pola bilangan juga memiliki banyak jenis
berikut:
Poal bilangan ganjil yaitu suatu pola bilangan yang terbentuk dari
1, 3, 5, 7, 9, …, …, n
b) Rumus
Un = 2n – 1
Pola bilangan genap yaitu suatu pola bilangan yang terbentuk dari
bilangan-bilangan genap. Bilangan genap yaitu bilangan asli yang habis dibagi
2, 4, 6, 8, …, …, n
b) Rumus
Un = 2n
1, 4, 9, 16, 25, …, …, n
b) Rumus
Un = n2
b) Rumus
Un = n . n + 1
1, 3, 6, 10, 15, …, …, n
b) Rumus
Un = 1 / 2 n (n + 1)
Berikut contoh soal materi pola bilangan yang termasuk kategori soal Open-
ended :
Dian mempunyai satu dus batang korek api. Batang korek api tersebut dapat
i ii iii iiii
Buatlah sebanyak mungkin pola - pola yang dapat disusun dari batang korek
D. Kerangka Konseptual
tujuannya yaitu peserta didik diharapkan menjadi manusia yang kreatif. Adapun
salah satu upaya meningkatkan kreativitas peserta didik sebagai bekal hidup
masalah.
Berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu yang baru dari
penulusuran terkait tingkat berpikir kreatif, dimana Siswono (Satya Wadya, 2014:
84) berpendapat bahwa terdapat lima tingkat kemampuan berfikir kreatif. Mulai
34
dari tingkat 4 untuk paling tinggi hingga tingkat 0 untuk paling rendah. Setiap
berbeda-beda.
Indikator Kemampuan
Dibutuhkan kemampuan Berpikir Kreatif:
berpikir kreatif Kefasihan, Fleksibilitas, dan
kebaruan
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kejadian atau gejala-gejala secara sistemats serta akurat, mengenai daerah atau
sifat populasi tertentu. Metode penelitian kualitatif yaitu metode yang berlandaskn
pada filsafat postpositivisme, di gunakan untuk meneliti pada keadaan objek yang
instrumen kunci, penentuan sampel sumber data di lakukan secara purposive dan
atau induktif, serta hasil penelitian lebih menekankan pada makna daripada
kreatif siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan pada kelas VIII SMP Guppi
Samata. Adapun variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
B. Lokasi
35
36
1. Kepala SMP Guppi Samata serta tenaga pendidik lumayan terbuka dalam
mengajar.
3. Belum pernah diadakan penelitian tentang proses berpikir kreatif siswa dalam
C. Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VIII SMP Guppi Samata yang tersebar dalam 2 kelas. Langkah-
1. Peneliti mengambil atau memilih satu kelas dari dua kelas VIII SMP Guppi
Samata untuk dijadikan sebagai subjek penelitian yang akan diberikan tes
yang baik.
nilai atau hasil tes, yaitu siswa dengan nilai 86-100 di tempatkan pada
sedang dan siswa dengan nilai kurang dari 71 ditempatkan pada kelompok
37
kategori tinggi, 1 orang siswa dengan kategori sedang dan 1 orang siswa
matematika, yaitu siswa yang mudah diajak berkomunikasi dan bekerja sama,
agar data yang diperoleh lebih tepat sesuai dengan tujuan yang dikehendaki
peneliti.
6. Apabila subjek yang telah dipilih belum mampu atau belum bisa memberikan
data yang diinginkan maka peneliti mengganti subjek sesuai dengan kriteria
D. Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian yang ditentukan peneliti pada penelitian ini yaitu
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan materi
pola bilangan.
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Samata.
dosen pembimbing.
Guppi Samata.
2. Tahap Pelaksanaan
penelitian.
b) Memberikan tes tertulis berupa soal Open ended materi pola bilangan kepada
pengerjaan soal dan pada saat siswa mengerjakan soal, peneliti bertugas
sebagai pengawas.
Ended.
e) Mengumpulkan seluruh data dari lapangan berupa hasil tes tertulis, dokumen
h) Meminta surat bukti telah melakukan penelitian dari kepala SMP Guppi
Samata.
i) Penyusunan laporan.
39
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Utama
dengan tujuan mencari serta mengumpulkan data secara langsung dari sumber
data atau subjek. Peneliti yang bertindak sebagai instrumen utama mesti
mampu menyesuaikan diri serta berinterksi secara langsung serta tuntas pada
2. Instrumen Pendukung
Adapun instrumen pendukung pada penelitian ini yaitu lembar soal tes
kemampuan berpikir kreatif serta lembar wawancara. Instrumen tes yang dipakai,
di buat dengan mengacu pada indicator kemampuan berfikir kreatif dari Silver.
Tes yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kreatif siswa yang
kebaruan. Bentuk tes dalam penelitian ini berbentuk soal uraian open ended
materi pola bilangan. Tes uraian ini diberikan untuk mempermudah peneliti
melihat proses penyelesaian yang dilakukan oleh siswa pada maslaah yang
Sebelum tes ini diujikan, terlebih dahulu dikonsultasikan kepada tim validasi
kesanggupan alat penelitian dalam mengukur butir soal, artinya tes tersebut
valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur.
b) Lembar Wawancara
beberapa pertanyaan yang akan diajukan pada saat wawancara. Sebagian atau
1. Teknik Observasi
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
mengetahui data awal. Adapun jenis observasi yang akan digunakan oleh peneliti
yaitu obsrvasi tidak terstruktur, dimana obsrvasi tidak terstruktur yang dimaksud
yaitu observasi yang tidak dipersiapkan peneliti secara sistematis tntang yang
akan diobservasi.
2. Teknik Tes
Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan tekhnik tes yang di lakukan
terutama pada aspek kognitf, Yudhanegara (Ramlan, 2019:28). Teknik tes pada
penelitian ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan serangkaian tugas berupa tes tertulis berbentuk soal uraian yang
diberikan kepada subjek yang diteliti agar mendapatkan suatu nilai yang akan
tahap pelaksanaan tes, siswa diberikan waktu untuk mengerjakan soal tersebut
tanpa membuka buku dan tanpa melihat jawaban dari siswa yang lainnya.
3. Teknik Wawancara
Wawancara yaitu pertemuan 2 orang atau lebih untuk bertukar ide dan
jawab dan/atau percakapan baik yang secara langsung maupun yang tidak
dengan perolehan nilai dari tes yang telah diberikan dan juga berdasarkan
menumpulkan serta menyusn data secara terstruktur, yang di peroleh peneliti dari
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih data yang penting serta
data yang akan di pelajari, kemudian menarik kesimpulan hingga dengan mudah
di pahami bagi diri sendiri ataupun orang lain (Sugiyono, 2018: 244).
terus-menerus hingga tuntas serta datanya menjadi jenuh. Adapun teknik analsis
Setelah pemberian soal tes kepada siswa, hasil dari tes tersebut kemudian
diperiksa oleh peneliti. Setelah itu siswa dibagi menjadi tiga kelompok bagian
berdasarkan nilai yang diperoleh dari tes. Adapun pengkategorian nilainya untuk
KKM 70 yaitu (100 – KKM) : 2 = (100 – 70) : 2 = 15. Jadi rentang nilai 86-100
untuk kategori tinggi, rentang nilai 71-85 untuk kategori sedang, dan rentang nilai
Reduksi data yang akan dilakukan peneliti pada penelitian ini adalah
tambahan yang masih dibutuhkan. Adapun data yang akan direduksi yaitu
data yang diperoleh dari lapangan tentang kemampuan berpikir kreatif siswa
data agar mendapat kesimpulan. Pada penelitian ini penyajian data yaitu
44
selesai di kerjakan, baik pada saat dilapangan ataupun setelah dilapangan, maka
kesimpulan ini, maka berlandaskan pada hasil dari menganalisis data, yang
Dengan pengujian keabsahan data, peneliti akan lebih yakin bahwa data yang
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
dilakukan dengan cara membandingkan hasil tes dan hasil wawancara yang telah
Pada bab ini akan dikemukakan data hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini berjudul “Deskripsi
pada Siswa Kelas VIII SMP Guppi Samata”. Data penelitian diungkap melalui
disusun peneliti dibuat sedemikian rupa agar data yang diperoleh sesuai dengan
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Guppi Samata yang
Berdasarkan metode penelitian yang dijelaskan pada BAB III, kelas yang
kreatif. Setelah itu peneliti membagi siswa berdasarkan perolehan nilai dan dipilih
tiga siswa yang masing-masing mewakili perolehan nilai skor tinggi, sedang dan
memahami bagaimana proses berpikir subjek penelitian. Selain itu, ketiga subjek
45
46
telah bersedia untuk mengikuti seluruh proses pengumpulan data yang akan
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP Guppi Samata Kab.
Gowa tahun ajaran 2020/2021 yang dilakukan sebanyak 2 kali secara virtual, yaitu
bilangan yang dilakukan pada hari Sabtu, 19 September 2020 dengan jumlah
siswa sebanyak 13 orang dengan rincian 5 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Adapun dari hasil pekerjaan siswa diperoleh data tentang kemampuan berfikir
kreatif siswa dalam memechkan masalah matematika khususnya pada materi pola
No. Soal
No. Nama Jumlah Skor Kategori
1 2
1. AS 30 0 30 R
2. DA 30 30 60
R
3. DAN 10 30 40
R
4. F 50 30 80
S
5. H 20 30 50
R
6. MG 50 40 90
T
7. MAS 40 30 70
S
8. MS 0 10 10
R
9. NF 0 0 0
R
47
10. NFL 50 40 90
T
11. PN 40 40 80
S
12. NAR 20 10 30
R
13. AS 0 0 0 R
Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Keterangan :
T = Tinggi (86-100)
R = Rendah (0-70)
siswa di atas, selanjutnya dipilih 3 siswa sebagai subjek penelitian yaitu 1 siswa
dari kategori tinggi, 1 siswa dari kategori sedang dan 1 siswa dari kategori rendah
Pemilihan subjek penelitian ini tidak terlepas dari pertimbangan guru bidang studi
pendapat atau idenya secara lisan maupun tertulis dengan baik dan bersedia untuk
mengikuti pengumpulan data pada penelitian ini. Berikut ini subjek penelitian
1. NFL T
2. PN S
3. DA R
Tabel 4.2 Subjek Penelitian
48
setiap petikan jawaban dan dialog pada saat wawancara diberi kode tertentu.
Untuk petikan wawancara peneliti diberi kode “P”, pada digit kedua menyatakan
nomor soal dan digit ketiga yang menyatakan jenis pengumpulan data yaitu “W”
wawancara subjek diberi kode “S”, kemudian kode “T”, “S” dan “R” sebagai
kode dari subjek dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. Kemudian digit
ketiga diberi kode “W” yang menyatakan wawancara dan 2 digit terakhir
merupakan kode urutan jawaban. Adapun contoh pengkodean untuk subjek yaitu
ST1-W03 artinya petikan wawancara subjek dengan kategori tinggi untuk soal
B. Paparan Data
Berikut ini paparan data dari 3 subjek yang telah mengerjakan tes
kemampuan berpikir kreatif dan telah diwawancarai, serta disajikan kembali soal
tes kemampuan berpikir kreatif untuk memperjelas analisis data hasil pekerjaan
subjek.
Pada bagian ini akan dideskripsikan data hasil tes tertulis kemampuan
berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan dan hasil
wawancara subjek dengan kategori tinggi dari 2 nomor soal berdasarkan indikator
berpikir kreatif.
Indikator Kefasihan
Berikut ini adalah hasil dari tes kemampuan berfikir kreatif ST1
dapat memberikan banyak jawaban dan dapat membuat berbagai jenis pola
2) Hasil Wawancara
indikator kefasihan:
P1-W04 : Informasi apa yang adik dapatkan dari soal ini (Sambil
menunjuk soal)?
ST1-W04 : Yang diketahui disoal ini kak yaitu suku terakhirnya atau
𝑈𝑛 nya itu 25 dan disoal ini diminta buat berbagai macam
pola bilangan yang suku terakhirnya 25. Disoal soal ini
juga tidak membatasi jenis pola bilangannya kak, jadi
banyak jenis pola bilangan yang bisa saya buat.
P1-W05 : Nah, bagaimana cara adik menyelesaikan soal ini?
ST1-W05 : Pertama itu kak, ku tentukan suku pertamanya, terus ku
tentukan selisihnya antara setiap suku, baru ku jumlah suku
pertamanya sama selisihnya untuk na dapat suku kedua,
nah begitu selanjutnya sampai ku dapat suku terakhirnya
25 kak.
P1-W06 : Dari ke-7 pola bilangan, apakah cara yang adik gunakan
sama?
ST1-W06 : Tidak kak, hanya pola bilangan pertama dan pola
bilangan ke-7.
P1-W07 : Kalau begitu bagaimana cara adik membuat pola
bilangan ke-2 sampai pola bilangan ke-6?
ST1-W07 : Pola bilangan pertama itu kak 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,
dari situ ku liat yang mana bisa ku jadikan pola bilangan
kak. Caranya itu langsung ku tentukan selisihnya, seperti
pola bilangan ke-2 itu selisihnya 2, pola bilangan ke-3 itu
selisihnya 3, pola bilangan ke-4 itu selisihnya 5, pola
51
di atas, ST mampu memahami informasi yang terdapat dalam soal, terlihat pada
kutipan (ST1-W04) bahwa subjek mampu menjelaskan maksud dari soal nomor 1.
1.
Indikator Fleksibilitas
Subjek dapat menyelesaikan soal nomor 2 dengan lebih dari satu cara
2) Hasil Wawancara
indikator fleksibilitas:
P2-W03 : Informasi apa yang adik dapatkan dari soal ini (Sambil
menunjuk soal)?
ST2-W03 : Yang ku ketahui disoal ini kak, mau disusun kursi bentuk
piramida sebanyak 10 baris, kursi dibaris ke-10 sebanyak
40, dibaris ke-9 ada 36, dibaris ke-8 ada 32 jadi suku ke-10
= 40, suku ke-9 = 36 sama suku ke-8 = 32. Yang
ditanyakan kursi dibaris pertamanya atau suku
pertamanya.
P2-W04 : Nah, bagaimana cara adik menyelesaikan soal ini?
ST2-W04 : Ku tuliskan dulu diketahui sama ditanyakannya kak, terus
ku kurangi suku ke-10 sama suku ke-9 untuk tahu
selisihnya. Nah cara pertama ku itu kak, gambar ka titik
bentuk piramida sesuai soal mulai dari baris paling
terakhir. Buat ka 40 titik-titik dibaris ke-10, 36 dibaris ke-
9, 32 dibaris ke-8 sampai dibaris pertama sisah 4 titik.
Cara kedua ku kak, buat ka pola bilangan mulai 𝑈10 , 𝑈9
sampai 𝑈1 , baru ku ganti mi 𝑈10 = 40, 𝑈9 = 36, 𝑈8 = 32,
karena ku tahu mi selisihnya itu 4, jadi untuk cari 𝑈7 nya,
sisa ku kurangi 4 𝑈8 nya ka, jadi 𝑈7 nya itu 28, begitu cara
ku kak sampai dapat 𝑈1 = 4 kak. Cara ketiga pake ka rumus
𝑈𝑛 = a + (n -1)b kak, terus ku ubah modelnya jadi a = 𝑈𝑛 -
(n -1)b, karena yang ditanyakan itu suku pertamanya atau
a kak, terus yang lain diketahui mi.
P2-W05 : Saya liat disini (Sambil melihat soal) adik menyelesaikan
soal ini menggunakan tiga cara penyelesaian. Dari mana
adik mengetahui cara ini (Memperlihatkan lembar
jawaban)?
ST2-W05 : Iya kak, cara pertama sama cara kedua biasa saya pakai
supaya cepat kak, tidak perlu juga saya cakar (kerja
dikertas buram). Cara pertama saya pikir sendiri kak,
kalau cara kedua sama cara ketiga biasa diajarkan sama
guru.
54
di atas, subjek mampu memahami informasi yang terdapat dalam soal, terlihat
bahwa subjek mampu menjelaskan maksud dari soal nomor 2. Pada kutipan
berpikir kreatif yang terakhir yaitu kebaruan atau tidak. Subjek dinilai memenuhi
Indikator kebaruan apabila mampu menyelesaikan soal nomor 2 dengan cara baru
selain yang telah ia pelajari selama ini untuk menyelesaikan soal tersebut.
Berikut ini adalah hasil pekerjaan subjek dengan inisial NFL untuk
2) Hasil Wawancara
indikator kebaruan:
P2-W03 : Informasi apa yang adik dapatkan dari soal ini (Sambil
menunjuk soal)?
ST2-W03 : Yang ku ketahui disoal ini kak, mau disusun kursi bentuk
piramida sebanyak 10 baris, kursi dibaris ke-10 sebanyak
40, dibaris ke-9 ada 36, dibaris ke-8 ada 32 jadi suku ke-10
= 40, suku ke-9 = 36 sama suku ke-8 = 32. Yang
ditanyakan kursi dibaris pertamanya atau suku
pertamanya.
56
lembar jawaban)?
soal, terlihat bahwa subjek mampu menjelaskan maksud dari soal nomor 2.
yang berbeda dari siswa lainnya dan tidak didapatkan pada saat
pembelajaran matematika.
Pada bagian ini akan dideskripsikan data hasil tes tertulis kemampuan
berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan dan hasil
57
Indikator Kefasihan
yang berbeda sesuai dengan apa yang diminta pada soal tes.
2) Hasil Wawancara
indikator kefasihan:
P1-W04 : Informasi apa yang adik dapatkan dari soal ini (Sambil
menunjuk soal)?
58
di atas, SS mampu mengetahui apa yang diketahui dan apa ditanyakan pada soal.
Pada kutipan (SS1-W05) subjek dapat menjelaskan dengan baik cara yang
Indikator Fleksibilitas
kreatif untuk nomor 2, subjek menyelesaikan soal dengan benar. Subjek dapat
berbeda. Terlihat pada gambar bahwa subjek mampu menganalisa soal dengan
2) Hasil Wawancara
indikator fleksibilitas:
P2-W03 : Informasi apa yang adik dapatkan dari soal ini (Sambil
menunjuk soal)?
SS2-W03 : Yang diketahui itu kak baris ke-10, baris ke-9 sama baris
ke-8. Yang ditanyakan baris pertamanya kak atau 𝑈1 nya.
P2-W04 : Nah, bagaimana cara adik menyelesaikan soal ini?
SS2-W04 : Pertama ku tulis diketahui dan ditanyakannya kak,
kemudian saya masukkan mi yang diketahuinya dirumus
𝑈𝑛 = a + (n -1)b kak sampai ku dapat 𝑈1 atau a = 4. Kedua
itu kak pake ka rumus mencari selisih b = 𝑈10 - 𝑈9 = 4,
terus untuk cari 𝑈7 , ku ubah rumus mencari selisih jadi
𝑈7 = 𝑈8 – b, sampai 𝑈1 = 𝑈2 - 4
P2-W05 : Disini (Sambil melihat soal) adik menyelesaikan soal
menggunakan dua cara penyelesaian. Dari mana adik
mengetahui cara ini (Memperlihatkan lembar jawaban)?
SS2-W05 :Dari guru kak, waktu pelajaran ini.
P2-W06 : Apakah masih ada cara penyelesaian yang adik ketahui
selain ini (Memperlihatkan lembar jawaban)?
SS2-W06 : Tidak ada kak.
di atas, subjek mampu memahami informasi yang terdapat dalam soal, terlihat
pada kutipan (SS2-W03) subjek mampu menyebutkan apa yang diketahui dan apa
berpikir kreatif yang terakhir yaitu kebaruan atau tidak. Subjek dinilai memenuhi
Indikator kebaruan apabila mampu menyelesaikan soal nomor 2 dengan cara baru
selain yang telah ia pelajari selama ini untuk menyelesaikan soal tersebut.
61
Indikator Kebaruan
menggunakan cara baru atau cara penyelesaian yang beda dari siswa
2) Hasil Wawancara
indikator kebaruan:
P2-W03 : Informasi apa yang adik dapatkan dari soal ini (Sambil
menunjuk soal)?
SS2-W03 : Yang diketahui itu kak baris ke-10, baris ke-9 sama baris
ke-8. Yang ditanyakan baris pertamanya kak atau 𝑈1 nya.
P2-W04 : Nah, bagaimana cara adik menyelesaikan soal ini?
SS2-W04 : Pertama ku tulis diketahui dan ditanyakannya kak,
kemudian saya masukkan mi yang diketahuinya dirumus
𝑈𝑛 = a + (n -1)b kak sampai ku dapat 𝑈1 atau a = 4. Kedua
itu kak pake ka rumus mencari selisih b = 𝑈10 - 𝑈9 = 4,
terus untuk cari 𝑈7 , ku ubah rumus mencari selisih jadi
𝑈7 = 𝑈8 – b, sampai 𝑈1 = 𝑈2 - 4
P2-W05 : Disini (Sambil melihat soal) adik menyelesaikan soal
menggunakan dua cara penyelesaian. Dari mana adik
mengetahui cara ini (Memperlihatkan lembar jawaban)?
SS2-W05 :Dari guru kak, waktu pelajaran ini.
P2-W06 : Apakah masih ada cara penyelesaian yang adik ketahui
selain ini (Memperlihatkan lembar jawaban)?
SS2-W06 : Tidak ada kak.
yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Pada kutipan wawancara (SS2-
guru bidang studi matematika atau pada saat pembelajaran yang berarti SS
Pada bagian ini akan dideskripsikan data hasil tes tertulis kemampuan
berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan dan hasil
Indikator Kefasihan
2) Hasil Wawancara
indikator kefasihan:
P1-W04 : Informasi apa yang adik dapatkan dari soal ini (Sambil
menunjuk soal)?
SR1-W04 : Disuruh buat pola bilangan yang suku terakhirnya 25 kak.
P1-W05 : Nah, bagaimana cara adik menyelesaikan soal ini?
SR1-W05 : Buat mka 4 pola bilangan yang suku pertamanya 1 kak,
baru selisihnya ku tentukan, baru ku jumlah selisih sama
suku pertama sampai ku dapat 25.
P1-W06 : Apa masih ada pola bilangan yang bisa adik buat selain 4
ini?
SR1-W06 : Tidak ada kak.
pertama.
65
Indikator Fleksibilitas
2) Hasil Wawancara
P2-W03 : Informasi apa yang adik dapatkan dari soal ini (Sambil
menunjuk soal)?
SR2-W03 : Yang diketahui baris 10, baris 9, baris 8 kak sama
ditanyakan baris pertama kak.
P2-W04 : Kalau begitu kenapa adik tidak menuliskan yang
diketahui dan yang ditanyakan?
SR2-W04 : (Diam)
P2-W05 : Ok lanjut. Bagaimana cara adik menyelesaikan soal ini?
SR2-W05 : Pake rumus 𝑈𝑛 = a + (n -1)b kak.
P2-W06 : Dari mana adik mengetahui cara ini (Memperlihatkan
lembar jawaban)?
SR2-W06 : Dari guru kak.
P2-W07 : Apakah masih ada cara penyelesaian yang adik ketahui
selain ini (Memperlihatkan lembar jawaban)?
SR2-W07 : Tidak ada kak.
yang diketahui dan apa yang ditanyakan, akan tetapi pada saat tes SR tidak
indikator berpikir kreatif yang terakhir yaitu kebaruan atau tidak. Subjek
nomor 2 dengan cara baru selain yang telah ia pelajari selama ini untuk
Indikator Kebaruan
dilihat dari gambar 4.9, subjek tidak memunculkan cara baru dan
2) Hasil Wawancara
indikator kebaruan:
68
P2-W03 : Informasi apa yang adik dapatkan dari soal ini (Sambil
menunjuk soal)?
SR2-W03 : Yang diketahui baris 10, baris 9, baris 8 kak sama
ditanyakan baris pertama kak.
P2-W05 : Ok lanjut. Bagaimana cara adik menyelesaikan soal ini?
SR2-W05 : Pake rumus 𝑈𝑛 = a + (n -1)b kak.
P2-W06 : Dari mana adik mengetahui cara ini (Memperlihatkan
lembar jawaban)?
SR2-W06 : Dari guru kak.
P2-W07 : Apakah masih ada cara penyelesaian yang adik ketahui
selain ini (Memperlihatkan lembar jawaban)?
SR2-W07 : Tidak ada kak.
W07) subjek tidak mempunyai cara lain lagi untuk menyelesaikan soal tes
C. Pembahasan
kreatif dan hasil wawancara atau hasil triangulasi dari setiap subjek, pada bagian
ini akan dibahas lebih lanjut mengenai bagaimana kemampuan berfikir kreatif
siswa dalam memechkan masalah yang dicapai oleh ketiga subjek dalam
menyelesaikan soal pola bilangan. Selain dari itu, peneliti telah mengetahui
Dari tes dan wawancara dengan subjek, peneliti mendapatkan hasil bahwa
tidak semua subjek memenuhi indikator berpikir kreatif, hanya 1 dari 3 subjek
yang dapat memenuhi indikator berpikir kreatif. Hanya 1 subjek yang dapat
69
Selanjutnya akan dibahas data yang telah diperoleh peneliti yang mengacu
pada fokus penelitian yang telah ditetapkan peneliti pada bab III yaitu
penelitian.
Adapun hasil dari analisis jawaban tes kemampuan berfikir kreatif dan
hasil wawancara subjek dengan kategori tinggi yang berinisial NFL akan
a. Indikator Kefasihan
Berdasarkan dari hasil tes kemapuan berfikir kreatif nomor 1 dan hasil
dari wawancara menunjukkan, subjek memahami apa yang diminta pada soal
tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan subjek yang mampu
macam pola bilangan. Subjek mampu membuat 7 pola bilangan yang berbeda
sehingga subjek dengan inisial NFL mendapat skor maksimal untuk soal tes
pada saat tes, subjek tidak menuliskan yang diketahui dan yang ditanyakan.
70
Pada saat wawancara, subjek dapat menjelaskan dengan baik dan lancar
bagaimana dia mampu menyelesaikan soal nomor 1. Dapat dilihat dari hasil
untuk membuat ke-7 pola bilangan tersebut. Adapun cara yang digunakan
subjek untuk membuat pola bilangan pertama dan pola bilangan ke-7 yaitu
Sedangkan cara yang digunakan subjek untuk mencari pola bilangan ke-2
sampai pola bilangan ke-6 yaitu dengan berlandaskan pada pola bilangan
pertama (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25), kemudian subjek menentukan selisihnya seperti selisih 2,
selanjutnya subjek melihat pola bilangan pertama apakah ada pola bilangan
yang dapat dihasilkan dengan menggunakan selisih 2, begitu pula dengan pola
benar dan mampu memberikan alasan yang lengkap pada saat wawancara.
71
b. Indikator Fleksibilitas
tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif nomor
2, subjek dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Dari
akhir yang benar. Hal ini sesuai dengan pendapat Vivin Septiana Riyadi Putri
matematika tinggi mampu menyelesaikan soal open ended dengan cara lain,
selain itu siswa juga menemukan cara yang tidak biasa. Cara pertama, subjek
pada soal, pada baris paling bawah ada 40 titik, baris selanjutnya 36 titik, baris
tersisa 4 titik. Dapat dilihat bahwa untuk mencari baris selanjutnya subjek
mengurangi baris paling bawah dengan selisih atau untuk mencari 𝑈7 , subjek
menggunakan cara 𝑈8 − 𝑏. Cara kedua, subjek membuat pola 40, 36, 32, 𝑈7 ,
yang sama seperti cara pertama. Cara ketiga, subjek menggunakan rumus 𝑈𝑛 =
dengan subjek, subjek mampu menjelskan dengan baik apa yang dipahami
dari soal tersebut. Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa subjek dapat
72
nomor 2. Dari ke-3 cara yang digunakan, subjek mampu menjelaskan secara
c. Indikator Kebaruan
tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif nomor
2, subjek dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
berpikir kreatif nomor 2 dengan menggunakan cara baru atau berbeda dengan
siswa lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Erry Hidayanto & Mirza
soal dengan cara yang tidak biasa atau jarang ditemukan siswa seusinya. Cara
baru yang digunakan subjek untuk menyelesaikan soal tes nomor 2 yaitu
mencari baris yang belum diketahui dengan cara baris sebelumnya dikurangi
Dari hasil wawancara, subjek sudah sering menggunakan cara tersebut untuk
pemikiran subjek sendiri. Meskipun sudah biasa mengerjakan soal sejenis ini,
mampu menyelesaikan soal dengan cara penyelesaian yang berbeda dari siswa
Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat dilihat bahwa subjek dengan
Adapun hasil dari analisis jawaban tes kemampuan berfikir kreatif serta
a. Indikator Kefasihan
tersebut. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4 subjek dapat menyelesaikan
soal dengan baik. Akan tetapi subjek dengan inisial PN hanya dapat membuat
mendapat skor maksimal untuk soal tes kemampuan berpikir kreatif nomor 1.
dengan baik hasil pekerjaannya. Subjek dapat menjelaskan kembali cara yang
pertama dan suku kedua, setelah itu mencari selisih dengan mengurang antara
suku pertama dan kedua, selanjutnya untuk mencari suku ketiga subjek
dengan 25. Setelah ditelusuri lebih dalam, subjek belum mampu membuat
pola bilang selain dari hasil tes. Hasil pekerjaan tes kemampuan berfikir
kefasihan, meskipun tidak mendapat skor maksimal pada soal tes kemampuan
membuat 5 pola bilangan dan mampu menjelaskan cara yang digunakan pada
saat wawancara.
b. Indikator Fleksibilitas
tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif nomor
2, subjek dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Dari
75
baik apa yang dipahami dari soal tersebut. Dari hasil wawancara dapat dilihat
c. Indikator Kebaruan
tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif nomor
2, subjek dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
namun belum mampu menggunakan cara baru atau berbeda dengan siswa
lainnya. Hal ini sesuai pendapat Tatag Yuli Eko Siswono (dalam Saffawati,
karena siswa tidak bisa menjawab soal dengan cara yang tidak biasa atau
siswa lainnya. Dari hasil wawancara, dapat diketahui bahwa cara penyelesaian
yang digunakan subjek diperoleh dari guru bidang studi matematika. Dari
Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat dilihat bahwa subjek dengan
siswa yang tidak kreatif karena belum mampu memunculkan semua indikator
berpikir kreatif.
77
Adapun hasil dari analisis jawaban tes kemampuan berpikir kreatif dan
a. Indikator Kefasihan
dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.7 subjek dapat
bahwa subjek menggunakan cara yang sama untuk membuat 4 pola bilangan
dan belum mampu membuat pola bilangan selain itu. Adapun cara yang
digunakan subjek yaitu menentukan angka 1 sebagai suku pertama dari ke-4
soal tes kemampuan berpikir kreatif nomor 1, serta serta subjek dikategorikan
fasih karena mampu membuat 4 pola bilangan dan mampu menjelaskan cara
b. Indikator Fleksibilitas
soal tersebut. Terbukti dari soal tes kemampuan berpikir kreatif nomor 2,
subjek mampu menyelesaikan soal tersebut dengan cukup baik meskipun tidak
menuliskan yang diketahui dan yang ditanyakan. Hal ini sejalan dengan
bahwa siswa yang berada pada tingkat kurang kreatif adalah siswa yang
tugas siswa tidak memenuhi semua kriteria produk kreativitas. Terlihat subjek
subjek mampu menjelaskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Hal
ini menandakan subjek tidak rinci dalam menyelesaikan soal tes karena subjek
tidak menuliskan yang diketahui dan ditanyakan. Dari hasil wawancara dapat
soal tes.
79
c. Indikator Kebaruan
soal tersebut. Dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif nomor 2, subjek
menggunakan cara penyelesaian baru atau berbeda dari siswa lainnya. Setelah
sejenis. Dari hasil wawancara, dapat diketahui bahwa cara penyelesaian yang
digunakan oleh subjek diperoleh dari guru bidang studi matematika dan tidak
mempunyai cara penyelesaian yang lain atau cara penyelesaian yang baru
berpikir kreatif dan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa subjek tidak
Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat dilihat bahwa subjek dengan
merupakan siswa yang tidak kreatif karena hanya mampu memunculkan satu
kebaruan dalam memechkan suatu masalah. Kedua, subjek pada TKBK 3 (tingkat
dari tiga indicator kemampuan berfikir kreatif yaitu kefasihan dan fleksibilitas
yang baik ketika memecahkan suatu masalah. Ketiga, subjek pada TKBK 1
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
pengumpulan data pada penelitian ini tidak sesuai dengan yang telah direncanakan
secara daring.
2. Pada saat dilakukan wawancara dengan subjek penelitian ini, peneliti tidak
mendapat izin dari orang tua subjek untuk bertemu langsung, dikarenakan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti serta pada pembahasan
adalah:
indikator berfikir kreatif meliputi (a) kefasihn, karena subjek mampu membuat 7
pola bilangan yang berbeda dan mampu menjelaskan dengan baik pada saat
yang benar dan mampu menjelaskan dengan baik cara yang digunakan, (c)
kreatif dengan menggunakan cara penyelesaian yang berbeda dari siswa lainnya
mampu membuat 5 pola bilangan yang berbeda dan mampu menjelaskan dengan
baik pada saat wawancara, (b) fleksibilitas, karena subjek mampu menyelesaikan
81
82
hasil akhir yang benar dan mampu menjelaskan kembali cara yang digunakan, dan
belum memenuhi indikator berpikir kreatif yang terakhir yaitu kebaruan, karena
subjek belum mampu memunculkan cara baru atau belum mampu menyelesaikan
soal tes pada penelitian ini dengan menggunakan cara penyelesaian yang beda dari
siswa lainnya.
Subjek dengan kategori rendah dikatakan tidak kreatif karena hanya dapat
membuat 4 pola bilangan yang berbeda dan mampu menjelaskan kembali cara
lainnya belum terpenuhi yaitu (a) fleksibilitas, karena subjek hanya mampu
penyelesaian, (c) kebaruan, karena subjek belum mampu memunculkan cara baru
atau belum mampu menyelesaikan soal tes kemampuan berpikir kreatif dengan
B. Saran
1. Pengajar atau pendidik, dari hasil penelitian yang telah di lakukan peneliti,
tidak semua siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif. Maka dari itu dalam
berpikir kreatif siswa dengan memberikan soal open ended yang memiliki
83
2. Pengajar atau guru, dalam proses pembelajaran pada materi pola bilangan,
hendaknya menjelaskan dengan baik semua unsur dari materi ini sehingga
soal dengan berbagai cara penyelesaian dari berbagai macam sumber agar
berfikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan, maka diharapkan
beberapa hal yang terkait dengan masalah tersebut guna memperluas hasil
Instrumen Penelitian
LEMBAR SOAL TES
No.
Penyelesaian
Soal
Jawaban :
1. 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25
2. 1,3,5,7,9,11,13,15,17,19,21,23,25
3. 1,4,7,10,13,16,19,22,25
4. 1,5,9,13,17,21,25
5. 1,7,13,19,25
6. 1,9,17,25
7. 1,13,25
8. 5,10,15,20,25
9. 1600,800,400,200,100,50,25
2. Panitia pelaksana lomba matematika tingkat nasional (Prisma) mengusung
denah ruangan lomba berbentuk piramida yang memiliki 10 baris. Jumlah
kursi pada baris ke-10 sebanyak 40 buah, sedangkan pada baris ke-8 dan ke-9
berturut-turut sebanyak 32 buah dan 36 buah. Tentukan jumlah kursi yang
harus disiapkan oleh panitia lomba pada baris pertamanya?
Penyelesaian:
Dik : 𝑈10 = 40
𝑈9 = 36
𝑈8 = 32
Dit : 𝑈1 = …?
b = 𝑈10 - 𝑈9
b = 40 – 36 = 4
𝑈𝑛 = a + (n -1)b
40 = a + 36
a = 40 – 36
a=4
b = 𝑈10 - 𝑈9
b = 40 – 36 = 4
𝑈1 𝑈2 𝑈3 𝑈4 𝑈5 𝑈6 𝑈7 32 36 40
+4 +4 +4 +4 +4 +4 +4 +4 +4
Jadi, 𝑈7 + 4 = 32
𝑈7 = 32 – 4 = 28
𝑈6 + 4 = 28
𝑈6 = 28 – 4 = 24
𝑈5 + 4 = 24
𝑈5 = 24 – 4 = 20
𝑈4 + 4 = 20
𝑈4 = 20 – 4 = 16
𝑈3 + 4 = 16
𝑈3 = 16 – 4 = 12
𝑈2 + 4 = 12
𝑈2 = 12 – 4 = 8
𝑈1 + 4 = 8
𝑈1 = 8 + 4 = 4
40 36 32 28 24 20 16 12 8 4
-4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4
PENSKORAN
0 Tidak menjawab
0 Tidak menjawab
PEDOMAN WAWANCARA
a. Nomor 1
b. Nomor 2
2. Subjek Sedang
a. Nomor 1
b. Nomor 2
3. Subjek Rendah
a. Nomor 1
b. Nomor 2
Administrasi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
SMP Negeri 1 Pitumpanua dan lulus dari sekolah menengah atas pada tahun 2015